BAB IV KONFIGURASI INSTALASI UPS. daya serta kerusakan sistem dan hardware. UPS akan menjadi sistem yang sangat

dokumen-dokumen yang mirip
Konfigurasi Instalasi UPS

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan terbaik dan untuk menghadapi persaingan global. Di Indonesia

ANALISIS PENGARUH UPS TERHADAP KINERJA PERANGKAT KOMPUTER

BAB III METODE PERANCANGAN

IMPLEMENTASI SISTEM ALERT PADA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PUSAT DATA, INFORMASI DAN STANDARDISASI (BPPT-PDIS)

IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS

Mengidentifikasi Masalah Fungsionalitas Jaringan pada Perangkat Melalui Gejala yang Muncul

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Permasalahan dalam Jaringan

BAB III. PRINSIP KERJA UPS dan PERMASALAHANNYA

Pengantar Komputer. Keamanan Komputer. Salhazan Nasution, S.Kom

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS

Aplikasi CBT Uji Kompetensi

STIKOM SURABAYA BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Wireless LAN (Local Area Network) adalah suatu system jaringan

BAB I PENDAHULUAN.

Lampiran 1. Tabel Check List Pengendalian Manajemen Operasional

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

PERANCANGAN FILE SERVER MENGGUNAKAN PYDIO (PUT YOUR DATA IN ORBIT) PADA SEKOLAH GLOBE NATIONAL PLUS BATAM

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

KOMPETENSI DAN PELATIHAN SDM PENGAMPU TI. 10 Urusan. Layanan E-Government

BAB 3. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Teknik Telekomunikasi Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. piranti lunak (software), kebutuhan perangkat keras (hardware) dan kebutuhan

BAB III LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI GOOGLE GEARS PADA WINDOWS MOBILE DENGAN STUDI KASUS WEB PENJUALAN BARANG PRANESTI NOVITASARI

Materi I. Kholid Fathoni, S.Kom., M.T.

BAB II NO BREAK SYSTEM

Komputer Yang Terhubung Jaringan

Proposal Proyek Akhir Program Studi Teknik Listrik. Jurusan Teknik Elektro. Politeknik Negeri Bandung

MENGAKTIFKAN DAN MEMATIKAN KOMPUTER SESUAI PROSEDUR

Oktet pertamanya mempunyai nilai 192 sampai 223, dan pengalamatan Kelas B masingmasing

BAB V PEMBAHASAN. 3. Spare part MTC tidak mencukupi. 5. Belum ada standarisasi lebal kabel. 1. Belum ada backup network PC user

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PERFORMANSI VoIP PADA CALL CENTRE TESA 129

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perancangan yang dilakukan pada penelitian ini bersifat simulasi, karena jaringan Cloud

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan perangkat lunak yang digunakan. hasil rancangan yang ada. Halaman web dibuat dengan basis php

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan

9) File-file yang ada di CD ROM akan diload ke dalam memori selama proses instalasi ini. Selanjutnya layar Welcome To Set Up Windows akan tampil.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MANAJEMEN JARINGAN GONEWAJE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

: POB-SJSK-009 PROSEDUR OPERASIONAL BAKU Tanggal Berlaku : 1/01/2013 Backup & Recovery Nomor Revisi : 02

Realisasi dan Perancangan Perangkat Kontrol Sistem Catu Daya di SMKN 2 Kendal dengan SMS Gateway Berbasis Mikrokontroler

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

Virtual Private Server (VPS) : Virtual Network

Ahmad Fauzi

SISTEM INFORMASI REAL TIME PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK

BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. atau masyarakat. Baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB 1 PENDAHULUAN. beserta perangkat kerasnya. Secara langsung ataupun tidak, teknologi informasi telah

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Gambar 3.1 Perancangan Sistem

MACAM - MACAM PERANGKAT KERAS PADA KOMPUTER (HARDWARE) Wendy Andriyan

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Konfigirasi Router Lanjutan

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. baik. Basis data digunakan secara luas karena basis data memberikan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Komputer pertama kali diciptakan bersifat standalone, yang berarti komputer

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KONFIGURASI HOTSPOT DENGAN MICROTIK VIA VMWARE

BAB 2 LANDASAN TEORI. menyediakan layanan ke komputer lain melalui koneksi jaringan. Server dapat

BAB III LANDASAN TEORI

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. b. Microprocessor minimal Pentium IV. c. VGA dengan resolusi 1280 x 600 dan mendukung Microsoft Windows

Virtual PC dapat berjalan di Windows XP, Vista maupun Windows 7. Saya melakukan installasi pada Windows 7, 64 bit.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

IMPLEMENTASI NETWORK ACCESS PROTECTION PADA JARINGAN WIRELESS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 118 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI. Langkah-langkah yang akan dijalani berdasarkan metode ini adalah :

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JUNIOR TECHNICAL SUPPORT

SISTEM INFORMASI MANAGEMENT SPBU PERTAMINA ( FPOS SPBU) PT. FTF Globalindo

Gambar Notifikasi via

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)

Garis-Garis Besar Program Pembelajaran Berbasis Kompetensi

IndoChip Network Aman dan Murah. Proposal

Sistem Peringatan Dini Gangguan Komunikasi SCADA

PC STAND ALONE. Alat yang menyediakan dan mengalirkan listrik secara kontinu dan tidak terputus kepada komputer adalah :

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA

PERTEMUAN 13 STRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. ABC

Sistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dengan Multi Reader. Yeni Agustina

Indikator Status Tenaga Listrik pada Pelanggan Listrik 3 Fasa Menggunakan Media Modem GSM

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi yang semakin

Menu ini digunakan untuk user untuk login ke sistem QAD. User harus memasukkan username dan password.

BAB I.PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-issn: Volume 1 Nomor 2, Oktober 2013

Proses Urutan Installasi SQL SERVER. Setelah Setup.exe, di klik, maka akan muncul gambar di bawah ini :

INSTALATION DEBIAN 6.0 SQUEEZE

Router Devices & Configuration

BAB 3 PERANCANGAN ALAT

BAB II LANDASAN TEORI

PETUNJUK PEMAKAIAN SOFTWARE

M. Choirul Amri

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB IV KONFIGURASI INSTALASI UPS 4.1 Model Konfigurasi UPS Uninterruptible Power Supply merupakan sistem penyedia daya listrik yang sangat penting dan diperlukan sekaligus dijadikan sebagai benteng dari kegagalan daya serta kerusakan sistem dan hardware. UPS akan menjadi sistem yang sangat penting dan sangat diperlukan pada banyak perusahaan penyedia jasa telekomunikasi, jasa informasi, penyedia jasa internet dan banyak lagi. Dapat dibayangkan berapa besar kerugian yang timbul akibat kegagalan daya listrik jika sistem tersebut tidak dilindugi dengan UPS. 4.1.1 Fungsi Utama dari UPS 1. Dapat memberikan energi listrik sementara ketika terjadi kegagalan daya listrik utama ( PLN ). 2. Memberikan kesempatan yang cukup kepada kita untuk segera menghidupkan Genset sebagai pengganti PLN. 3. Memberikan kesempatan waktu yang cukup kepada kita untuk segera melakukan back up data dan mengamankan Operating Sistem (OS) dengan melakukan shutdown sesuai prosedur ketika listrik utama (PLN) padam. 36

4. Mengamankan sistem komputer dari gangguan-gangguan listrik yang dapat mengganggu sistem komputer baik berupa kerusakan software, data maupun maupun kerusakan hardware. 5. UPS secara otomatis dapat melakukan stabilisasi tegangan ketika terjadi perubahan tegangan pada input sehingga tegangan output yang digunakan oleh sistem komputer berupa tegangan stabil. 6. UPS dapat melakukan diagnosa dan manajemen terhadap dirinya sendiri sehingga memudahkan pengguna untuk mengantisipasi jika akan terjadi gangguan terhadap sistem. 7. User friendly dan mudah dalam installasi. 8. User dapat melakukan kontrol UPS melalui jaringan LAN dengan menambahkan beberapa accessoris yang diperlukan. 9. Dapat diintegrasikan dengan jaringan Internet. 10. Notifikasi jika terjadi kegagalan dengan melakukan setting software UPS management. 4.1.2 Gangguan gangguan yang dapat terjadi dengan ketiadaan UPS Gangguan pada Hardware: α. Motherboard akan cepat rusak β. Berkurangnya performance sistem χ. Turunnya performa hardware 37

δ. Unreliable sistem availability ε. Resiko tinggi akan kemungkinan kerusakan hardware yang disebabkan gangguan listrik surges, spikes and sags. φ. Biaya tinggi karena harus melakukan penggantian spare part, biaya service, kerugian waktu dan biaya selama sistem di repair. Gangguan pada sistem Software dan gangguan non fisical: a. Kemungkinan Operating sistems files corrupt. b. Kemungkinan Data files lost dan corrupt. c. Value time (money) is wasted. d. Besarnya biaya tak terduga selama sistem kembali up e. Berkurangnya loyalitas customer karena sistem sering down. f. Biaya tak terduga besar selama menunggu sistem kembali up karena banyak karyawan yang tidak bekerja. g. Turunnya reputasi perusahaan. Perkembangan UPS hingga saat ini dapat dikatakan cukup pesat, jika dahulu UPS dapat digolongkan kedalam kelompok peralatan listrik dan elektronik saat ini telah terjadi perkembangan dan perubahan paradigma sehingga UPS dikelompokkan kedalam peralatan Elektronik dan IT meskipun fungsi utamanya tidak mengalami perubahan. 38

Sebelum UPS di installasi sangat dibutuhkan pengetahuan tentang UPS itu sendiri serta konfigurasi installasi UPS agar sistem yang akan dilindungi dengan UPS tersebut dapat bekerja maksimal. 4.2 Beberapa model konfigurasi UPS : 4.2.1 Stand Alone UPS (Konsep Dasar Penggunaan UPS) a. 1 UPS, 1 beban (load) Konfigurasi ini merupakan konfigurasi instalasi yang paling sederhana dan paling banyak di adopsi oleh para pengguna hingga saat ini, karena sifatnya yang sederhana dan mudah dalam penggunaanya. Kapasitas UPS yang digunakan pada konfigurasi ini umumya berkisar antara 300VA hingga 1000VA. Gambar.1. Konfigurasi instalasi UPS secara stand alone 39

b. 1 UPS, beberapa beban (load) Konfigurasi ini merupakan pengembangan dan pemanfaatan dari konfigurasi sebelumnya perbedaanya antara konfigurasi diatas adalah jumlah beban yang lebih banyak dan kapasitas UPS lebih besar dibandingkan dengan konfigurasi diatas. Gambar.2. Konfigurasi instalasi UPS secara bersama 4.2.2 Communication UPS (konsep Lama Penggunaan UPS) c. 1 UPS, 1 Server, 1 UPS Management Station Konsep ini menggunakan UPS yang berkapasitas sedang atau besar, pada beban terdapat 1 (satu) komputer yang diinstall dengan Software management. Yang dimaksud dengan server disini adalah komputer yang bertindak seperti server memanage UPS. 40

Gambar.3. Konfigurasi instalasi UPS secara bersama dengan satu server d. 1 UPS, (n) Servers, 1 UPS Management Station Pada konsep konfigurasi ini UPS dibebani oleh beberapa komputer dimana salah satu dari komputer tersebut bertindak sebagai server sedangkan komputer yang lain bertindak sebagai client. Yang dimaksud dengan Server disini adalah komputer dapat melakukan setup dan schedule terhadap UPS sedangkan client hanya dapat memonitor keadaan UPS dan tidak dapat melakukan tindakan apapun terhadap UPS. 41

4.2.3 Konsep Baru UPS berbasis jaringan web 1. Dapat diakses via web. 2. Pada UPS dipasang webcard berupa SNMP Card. 3. Memiliki fasilitas email, SMS alert. 4. Adaptif terhadap teknologi wireless. Pada jenis konfigurasi ini setiap UPS mendapat IP yang unik sebagaimana layaknya sebuah komputer dalam jaringan sehingga komputer dapat memonitor keadaan UPS melaui web, selain itu juga pada komputer di install UPS Software Management. 4.3 Instalasi UPS Secara Serial Redundansi Yang dimaksud dengan redundant ialah kemampuan untuk menjadi cadangan sekaligus menjadi pengganti ketika listrik PLN terputus. Dalam hal ini UPS mampu menjadi pengganti supply listrik otomatis ketika listrik utama (PLN) terputus. Sistem akan selalu mendapat supply power dan proses maintenance tidak akan menggangu system. Konfigurasi ini banyak diterapkan pada sistem yang kritis dimana sistem tidak boleh down tanpa schedule yang tepat. 42

4.3.1 Cara kerja sistem Redundan Sistem redundan terbagi dua tipe yaitu pertama yang dipasang secara Serial dan yang kedua yang dipasang secara Paralel seperti gambar dibawah ini. Gambar. Konfigurasi secara serial. Dari gambar diatas konfigurasi serial dapat diterjemahkan dengan formula 1+1 Proses kerja dari konfigurasi ini dapat diurutkan sebagai berikut : 1. Pada saat normal beban akan disupply melalui UPS 1 2. Phasa dan tegangan UPS 2 akan disinkronkan sesuai dengan phasa dan tegangan UPS 1. 3. Ketika UPS 1 mengalami gangguan secara otomatis beban akan mendapat supply listrik dari UPS 2 dengan perpindahan transfer switch I proses perpindahan transfer switch ini tidak akan menggangu system karena transfer timenya 0detik. 43