HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA DI PT. PERTIWI AGUNG

IKLIM ORGANISASI, STRES KERJA, DAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. TSUKASA MANUFACTURING OF INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung.

The Influence of Communication Supervisor on Job Satisfaction and Affective Commitment Organization. Abstract

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN DISKUSI. Pada penelitian ini, responden berjumlah 396 responden terdiri dari ibu

HUBUNGAN PERSEPSI KEADILAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. AGUS JAYA MOJOKERTO

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PADA BANK BCA

Kata kunci : Kompensasi, Pengembangan Karir dan Komitmen Organisasi

ENYKA CUMALLA SARI B100

Stres Affects Job Performance Moderated By Affective Organizational Commitment. Novita Maya Sari ABSTRACT

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) PERTANIAN KLAMPOK DI BANJARNEGARA

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRACT... iv. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GRAFIK...

PERILAKU ASERTIF DAN HARGA DIRI PADA KARYAWAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah data jawaban dari hasil kuesioner yang diperoleh dari

HUBUNGAN PERSEPSI LINGKUNGAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PERUSAHAAN X

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR KARYAWAN DAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR WILAYAH SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA PILOT PENERBANGAN ANGKATAN DARAT (PENERBAD) DI SEMARANG DAN JAKARTA

PENGARUH ORGANIZATIONAL TRUST DAN JOB SATISFACTION TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN PT. BANGUN WISMA SEJAHTERA

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN HOTEL X

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA BURUH DI PT. INKOSINDO SUKSES

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI MASA KERJA

ABSTRAK. Kata kunci: kecerdasan emosional, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan.

Key Words: Situational Leadership and Employee s Performance.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian. perusahaan manufaktur skala sedang dan besar di Semarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi

Journal of Social and Industrial Psychology

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DI KANTOR CABANG PT. PEGADAIAN (PERSERO)

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP TURNOVER INTENTION KARYAWAN HIGH POINT SERVICED APARTMENT SURABAYA

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA GURU SD DI KECAMATAN BANDUNGAN

PENGARUH BEBAN KERJA, LINGKUNGAN KERJA, AKTUALISASI DIRI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA HOTEL NOVOTEL SEMARANG)

Agung Wahyu Handaru Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformatif Terhadap Kinerja Pegawai STKIP PGRI Lamongan

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN TENTANG KEADILAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DI PERUSAHAAN X. Wahyudhi Sutrisno ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA. Oleh: Reza Rizky Aditya

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA ANTAR DIVISI PADA PT. SBT

DAFTAR ISI PERNYATAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah karyawan yang dipilih sebagai responden sebanyak 100 orang

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PETUGAS PEMASYARAKATAN KELAS I SEMARANG

PENGARUH TUNTUTAN TUGAS TERHADAP KEPUASAN KERJA ANGGOTA DPRD KABUPATEN PASAMAN BARAT DENGAN STRES KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Vincent Maestro berdiri pada tahun 1990, merupakan perusahaan persewaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN PT DAN LIRIS SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. INDYFERYTO GROUP YOGYAKARTA

SEMANGAT KERJA DITINJAU DARI KOHESIVITAS KELOMPOK KERJA PADA MITRA PEMASARAN DI KSB REGIONAL V YOGYAKARTA

KINERJA KARYAWAN DITINJAU DARI KOMUNIKASI DAN BUDAYA KERJA PADA CV. GLOBAL MANDIRI SEJAHTERA CABANG SURAKARTA TAHUN 2015

Pengaruh Kerjasama Tim dan Locus of Control Terhadap Kepuasan Kerja. Abdul Haris Abdullah. Abstrak

Piaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada karyawan KPRI Ragom Gawi Kota Bandar Lampung.

BAB 4 HASIL PENELITIAN. penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara

Kata kunci : lingkungan kerja, komitmen organisasi, kepuasan kerja dan prestasi kerja.

ABSTRAK. Kata-kata kunci: motivasi kerja, kepemimpinan, budaya organisasi, kepuasan kerja. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA, PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PT PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGO

HUBUNGAN KEPUASAN TERHADAP GAJI DENGAN ETOS KERJA KARYAWAN KPRI DI KOTA SEMARANG

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN PERSEPSI DISIPLIN KERJA KARYAWAN KPP PRATAMA KOTA BOGOR

BAB III METODE PENELITIAN. analisis (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KUESIONER PRA SURVEY. untuk data pra survey dalam rangka penyusunan skripsi pada Program Sarjana

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH KEPUASAN DAN DISIPLIN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT JASA MARGA (PERSERO) TBK. CABANG JAKARTA-CIKAMPEK. Utin Wigiatri Endang Hendrayanti

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.2, Juni

BAB III METODE PENELITIAN. ada, penulis menggunkan desain penelitian kausal karena penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh atau hubungan itu terhadap kedua variabel tersebut. berlokasi di Jl Jamin Ginting, Km 10 No. 21, Medan.

Perbedaan Tingkat Kepuasan Kerja Berdasarkan Besar Kompensasi Pada Profesi Guru. Ade Prastya Nugraha. Prof. Dr. A.M.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. jawaban responden yang pada dasarnya merupakan data kualitatif, maka untuk

MOTIVASI KERJA, BUDAYA ORGANISASI DAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

PENGARUH MOTIVASI, PERILAKU PEMIMPIN, DAN KESEMPATAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DPPKAD KABUPATEN KARANGANYAR

PENGARUH KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA DAN ORIENTASI ETIKA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA INTERNAL AUDITOR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di KAP berlokasi di Surakarta dan

PERSEPSI KEADILAN, TEKANAN KERJA DAN SEMANGAT KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL

PENGARUH INTERNAL CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KETERIKATAN KARYAWAN PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK TUGAS AKHIR FIKA FAUZIATI

PENGARUH PERSEPSI SEKURITI, PERSEPSI PRIVASI, PERSEPSI INTEGRITAS, PERSEPSI KOMPETENSI TERHADAP KEPERCAYAAN PELANGGAN DALAM BELANJA ONLINE

BAB III METODE PENELITIAN Cabang Sukajadi Pekanbaru dan waktu penelitian ini direncanakan selama 3

ABSTRACT. Keywords: job stress and employees job satisfaction. vii. Universitas Kristen Maranatha

Kata Kunci: Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, Budaya Organisasi dan Kinerja Manajerial

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN BANK MEDAN

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN STRES KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTION (Studi Pada Karyawan Departemen Dunia Fantasi PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian penjelasan (explanatory

SKRIPSI PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PTPN IV MEDAN UNIT KEBUN ADOLINA OLEH YUDI FEBRIANSYAH

Transkripsi:

HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Andri 1 Lieke E.M. Waluyo 2 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424, Jawa Barat 2 andric@minamas.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara harga diri, dan orientasi kontrol (locus of control) secara terpisah dan secara bersama-sama dengan kepuasan kerja. Penelitian ini dilaksanakan di PT X, sebuah perusahaan perkebunan dengan kantor pusat di Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan korelasional. Responden penelitian dipilih dengan sampling secukupnya terhadap karyawan staf dan bukan staf. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif antara harga diri dengan kepuasan kerja (0.416) namun tidak dapat mengungkap hubungan harga diri dan orientasi kontrol secara bersama dengan kepuasan kerja karena hubungan yang tidak signifikan antara orientasi kontrol dengan kepuasan kerja. Kata Kunci: harga diri, orientasi kontrol, kepuasan kerja, karyawan SELF-ESTEEM, LOCUS OF CONTROL AND EMPLOYEE WORK SATISFACTION Abstract The aim of this study is to measure the correlation of self-esteem and locus of control partly and simultaniously to employee work satisfaction.this research is located in PT X, a farmer company with its main office in Jakarta. The participants are its emplyee and non employee. The result shows significant positive correlation between self-esteem and employee work satisfaction simultaniously. In the other hand, there are no significant correlation between locus of control and work satisfaction. Key Words: self-esteem, locus of control, work satisfaction, employee PENDAHULUAN Kepuasan kerja merupakan salah satu fakor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. Ketika seseorang merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Sebagai akibatnya, produktivitas dan hasil kerja karyawan akan meningkat secara optimal. Hanya saja di dalam kenyataannya, kepuasan kerja secara menyeluruh belum mencapai tingkat maksimal. Faktor yang dapat mempangaruhi kepuasan kerja karyawan secara praktis dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri dan dibawa sejak mulai bekerja di tempat kerjanya. 172

Adapun faktor ekstrinsik menyangkut hal-hal yang berasal dari luar diri karyawan, antara lain kondisi fisik lingkungan kerja, interaksi antar karyawan, pengaturan waktu kerja dan sebagainya. Peningkatan kepuasan kerja karyawan hanya mungkin terlaksana secara bermakna apabila faktor yang mempengaruhi dapat diidentifikasi secara ilmiah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif (besarnya hubungan). Secara teoritis, faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja sangat banyak jumlahnya, seperti harga diri, orientasi kontrol, sistem penggajian, gaya kepemimpinan dan efektivitas kerja. Berdasarkan uraian di atas, pertanyaan penelitian dirumuskan sebagai berikut, yaitu (1) bagaimana hubungan harga diri dan orientasi kontrol secara bersama dengan kepuasan kerja karyawan PT X yang bekerja di kantor pusat Jakarta, (2) bagaimana hubungan antara harga diri dengan kepuasan kerja karyawan PT X yang bekerja di kantor pusat Jakarta, dan (3) bagaimana hubungan antara orientasi kontrol dengan kepuasan kerja karyawan PT X yang bekerja di kantor pusat Jakarta. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di PT X, sebuah perusahaan perkebunan kantor pusat Jakarta. Responden penelitian 94 orang karyawan staf dan bukan staf dengan usia 25-40 tahun serta telah bekerja sekurangnya satu tahun di PT X kantor pusat Jakarta. Responden diperoleh dengan sampling acak sederhana. HASIL DAN PEMBAHASAN Secara keseluruhan uji validitas akhir pada item-item Skala Kepuasan Kerja menghasilkan data validitas yang bergerak diantara 0.3130-0.7388 dengan reliabilitas 0.9623. Item pertanyaan yang valid berjumlah 47 item. Uji validitas akhir pada item-item Skala Harga Diri menghasilkan data validitas yang bergerak diantara 0.3214-0.7099 dengan reliabilitas 0.9156. Item pertanyaan yang valid berjumlah 42 item. Sedangkan uji validitas akhir pada itemitem orientasi kontrol bergerak diantara 0.3474-0.6470 dengan reliabilitas 0.8389. Item pertanyaan yang valid berjumlah 16 item. Pada penelitian ini, data yang dimiliki diharapkan berdistribusi normal. Oleh karena itu, peneliti melakukan uji normalitas dengan metode one sample Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan hasil uji tersebut, dapat diketahui bahwa asymptotic significance pada variabel kepuasan kerja, harga diri dan orientasi kontrol secara berurutan adalah 0.439; 0.171 dan 0.117 (p> 0.05). Dengan demikian dapat diartikan bahwa variabel kepuasan kerja, harga diri dan orientasi kontrol berdistribusi normal. Berdasarkan uji signifikansi koefisien korelasi diketahui bahwa koefisien korelasi antara harga diri (X 1 ) dengan kepuasan kerja (Y) sebesar 0.416 (p <0.005). Oleh karenanya dapat terlihat hubungan positif antara harga diri (X 1 ) dengan kepuasan kerja (Y) yang sangat signifikan. Karyawan yang memiliki harga diri yang tinggi cenderung memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi. Sebaliknya, karyawan yang memiliki harga diri yang rendah cenderung memiliki tingkat kepuasan kerja yang rendah. Koefisien determinasinya adalah R 2 = 0.416 2 = 0,173 atau 17.3%. Hal ini menunjukkan bahwa hanya 17.3 % variasi kepuasan kerja karyawan PT X yang dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel harga diri. Sedangkan sisanya (100%-17.3% = 81.7%) dijelaskan oleh sebab lain. Berdasarkan uji Anova atau uji F, diperoleh F hitung 19.274 dengan tingkat signifikansi 0.000. Oleh karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05, Andri, Waluyo, Harga Diri 173

maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi kepuasan kerja. Tingkat signifikansi dari hubungan orientasi kontrol (X 2 ) dengan kepuasan kerja (Y) adalah 0.407 ( p > 0.005). Dapat disimpulkan bahwa hubungan ini tidak signifikan, dengan kata lain terdapat hubungan positif yang tidak signifikan antara orientasi kontrol (X2) dengan kepuasan kerja karyawan (Y) di PT X kantor pusat Jakarta. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa hubungan di antara kedua variabel tersebut tidak memiliki kontribusi yang cukup baik dalam proses pengambilan keputusan manajemen, terutama yang berhubungan dengan orientasi kontrol karyawan. Berdasarkan hasil riset dapat disimpulkan bahwa usaha peningkatan kepuasan kerja karyawan dapat dimulai dengan usaha meningkatkan harga diri karyawan (Deaux dkk., 1996). Harga diri merupakan evaluasi seseorang terhadap diri sendiri, yang dinyatakan dengan sikap menerima atau menolak. Harga diri akan menunjukkan seberapa besar seseorang percaya bahwa dirinya mampu, berhasil dan berharga (Plunkett, 2007). Hal ini dapat terjadi karena karyawan dengan harga diri yang tinggi akan cenderung memiliki rasa percaya diri yang tinggi, individu akan merasa yakin atas kemampuannya dan dapat menghadapi tantangan di dalam menjalankan pekerjaannya (Anoraga dan Suyati, 1995; Kuswadi, 2004). Komponen yang biasa digunakan untuk mengukur kepuasan kerja seorang pegawai adalah prestasi kerja, penghargaan, pekerjaan, tanggung jawab, kesempatan untuk maju, kebijakan perusahaan, supervisi, upah, rekan kerja, kondisi kerja, dan keamanan kerja (Robbins, 2002). Selain itu, menurut Munandar (2001) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu faktor psikologis, faktor sosial, faktor fisik, dan faktor finansial. Adapun salah satu cara untuk menentukan apakah pekerja puas dengan pekerjaannya ialah dengan cara membandingkan dirinya dengan orang lain yang sekelas atau sekantor. Harga diri adalah penilaian seseorang tentang diri sendiri yang menunjukkan seberapa besar merasa mampu, berhasil dan berharga. Harga diri yang tinggi akan mengakibatkan individu menjadi orang yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, selain itu individu akan merasa lebih yakin dengan kemampuan yang dimilikinya dan akan merasa berguna bagi lingkungan sekitarnya. Hal-hal tersebut akan sangat menguntungkan bagi individu dan ia pun dapat terhindar dari stres, sehingga mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi secara positif (Robbins, 2001) Hasil rata-rata empirik variabel harga diri karyawan PT X dalam penelitian ini berada dalam kategori sedang. Sehingga diperlukan usaha yang lebih baik dalam meningkatkan harga diri karyawan. Usaha tersebut di antaranya meningkatkan komponen perasaan diterima, meningkatkan komponen perasaan mampu, dan meningkatkan komponen perasaan berharga (Robbins, 2002). Perusahaan diharapkan dapat melibatkan karyawan secara langsung dalam setiap kegiatan dan proses pengambilan keputusan yang hasilnya memiliki pengaruh terhadap proses kerja karyawan, sehingga timbul rasa keterikatan yang dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap keberhasilan maupun kegagalan kerja (Jackson dan Malthis, 2003; Kinichi dan Kreitner, 2003). Di sisi lain, karyawan diharapkan dapat bersosialisasi efektif dengan individu di lingkungan kerja, baik dengan rekan kerja maupun dengan atasan dan pihak manajemen. Sehingga keberadaan individu sebagai bagian dari komunitas lingkungan kerja dapat lebih terasa. Kepuasan kerja dapat dijelaskan sebagai penilaian seorang karyawan terhadap kesesuaian antara keinginan 174

dengan hasil yang didapat. Karyawan akan merasa puas bila tidak ada perbedaan antara yang diharapkan dengan persepsinya atas kenyataan. Apabila yang didapat ternyata lebih besar daripada yang diharapkan maka orang akan menjadi lebih puas. Sebaliknya, semakin jauh kenyataan yang dirasakan oleh karyawan hingga di bawah standar minimum, maka makin besar pula ketidakpuasan seorang karyawan terhadap pekerjaan yang dilakukannya (Munandar, 2001; Visser dan Coetzee, 2005) Di dalam usaha meningkatkan komponen perasaan mampu, perusahaan diharapkan dapat menempatkan karyawan sesuai dengan potensi yang dimilikinya serta menentukan batas-batas yang jelas dalam wewenang; sehingga karyawan dapat memaksimalkan potensi dan kemampuannya dalam menyelesaikan pekerjaan yang pada akhirnya akan meningkatkan harga diri karyawan. Di sisi lain, karyawan diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan memaksimalkan potensi yang dimiliki, baik dengan mengikuti pelatihan intern yang telah difasilitasi oleh perusahaan maupun pelatihan ekstern. Ketika kemampuan karyawan meningkat maka karyawan akan semakin produktif. Di dalam usaha meningkatkan komponen perasaan berharga, perusahan diharapkan dapat menyusun perencanaan karier bagi karyawan sebagai bentuk penghargan terhadap karyawan dalam jangka panjang; sehingga karyawan dapat mengetahui peluang untuk promosi jabatan dan pangkat. Dengan demikian karyawan terpacu untuk mengoptimalkan semua kemampuan yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaan. Di sisi ain, karyawan diharapkan untuk berusaha untuk selalu berpikir positif tentang dirinya maupun tentang lingkungannya, sehingga karyawan dapat menerima kritikan dan saran sebagai sebuah dorongan untuk menjadi individu yang lebih baik dan lebih produktif. Karyawan yang memiliki harga diri yang tinggi akan cenderung memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Sehingga ia akan merasa yakin atas kemampuannya sendiri dan dapat menghadapi tantangan di dalam menjalankan pekerjaannya. Kritikan yang ditujukan kepadanya akan dianggap sebagai sebuah saran untuk meningkatkan dirinya agar manjadi individu yang lebih baik (Munandar, 2001). SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa hubungan harga diri dan orientasi kontrol secara bersama dengan kepuasan kerja karyawan PT X kantor pusat Jakarta adalah tidak dapat di uji. Hal ini disebabkan oleh hubungan yang tidak signifikan antara variabel orientasi kontrol dengan kepuasan kerja karyawan PT X. Di lain sisi dapat diketahui bahwa hubungan harga diri dengan kepuasan kerja karyawan pada PT X memiliki hubungan positif (0.416). Hasil ini berarti semakin tinggi tingkat harga diri karyawan pada PT X maka akan semakin tinggi pula tingkat kepuasan kerja karyawan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga diri karyawan maka semakin rendah pula tingkat kepuasan kerja karyawan DAFTAR PUSTAKA Anoraga. P dan Suyati, S. 1995 Psikologi industri dan sosial PT Dunia Pustaka Jaya Jakarta Deaux, K., Dane, F.C., Wrightsman, L.S., and Singleman 1996 Social Psycologi in the 90 sixth Edition Cole Publishing Company New York. Jackson, H.J., dan Malthis, L.R 2001 Manajemen sumber daya manusia Gramedia Jakarta. Kinichi, A., and Kreitner, R. 2003 Organizational behaviour: Key concepts, skill and best practice New York McGraw-Hill. Andri, Waluyo, Harga Diri 175

Kuswadi 2004 Cara mengukur kepuasan kerja karyawan Gramedia Jakarta. Munandar, A.S. 2001 Psikologi industri dan organisasi Universitas Indonesia Jakarta. Plunkett, S.W., Henry, C.S., Robinson, R.C., Behnke, A., and Falcon, P.C. 2007 Adolescent perceptions of parental behaviors, adolescent selfesteem, and adolescent depressed Journal of Children Family Studies vol 16 pp 760-772. Robbins, P.S. (2002) Perilaku organisasi Prenhalindo Jakarta. Rothmann, S. 2005 Job satisfaction, occupational stress, burnout and work enggement as components of work related well-being Journal of Industrial Psychology vol 3 pp 11-16. Visser, D., and Coetzee, C. 2005 Affective-cognitive consistency of attitude as a moderator of the job satisfaction-performance relationship Journal of Industrial Psychology vol 32 pp 62-69. 176