BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi. Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. IV.1 Perencanaan dan Tujuan Kegiatan Audit Operasional

A. Prosedur Pemesanan dan

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

ICQ. Internal Control Questionaire. No Pertanyaan Y T Keterangan

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER ICQ. Internal Control Questionaire. Apakah perusahaan memiliki pedoman. penerimaan persediaan secara tertulis?

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

Flowchart Sistem Penjualan Kredit PT Geotechnical Systemindo. Purchase Order. Copy PO. Kalkulasi harga. Memeriksa status customer

BAB IV PEMBAHASAN. penerimaan kas. Supaya tujuan tercapai dilakukan audit operasional pada PT

Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Perencanaan Kegiatan Audit Operasional. pemeriksaan lebih sistematis dan terarah. Oleh karena itu, sesuai dengan ruang

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan evaluasi

LAMPIRAN INTERNAL CONTROL QUESTIONER PROSES PENJUALAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan

LAMPIRAN 1. Internal Control Questioner. Penjualan. No Pernyataan Y = Ya

PDF created with pdffactory Pro trial version

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi

BAB IV PEMBAHASAN. PT. Bumi Maestroayu dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

BAB IV PELAKSANAAN AUDIT OPERASIONAL UNTUK MENILAI KINERJA BAGIAN PENJUALAN PADA PT. OPTIMA INFOCITRA UNIVERSAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

Lampiran 1. Hasil Kuesioner

LAMPIRAN 1.1 Internal Control Questioner Penjualan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Sistem Informasi atas Penjualan dan Penerimaan. Kas pada PT. Syspex Kemasindo

BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari

DAFTAR LAMPIRAN. Internal Control Questionnaire

L 1 LAMPIRAN-LAMPIRAN. I. Lampiran Dokumen. Cash Receipt Voucher

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

DAFTAR LAMPIRAN. Internal Control Questionnaire

Sistem Penerimaan PT. Kimia Sukses Selalu dimulai dari datangnya Purchase Order (PO)

Hasil Jawaban Kuesioner Pengendalian Internal Penjualan

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENGELOLAAN PIUTANG USAHA PADA PT MOTO PRIMA

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal

Contoh Purchase Order PT.PPN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Sahid digunakan untuk menilai efektifitas, efisiensi dan keekonomisan. Berdasarkan

Checklist mengenai lingkungan sistem pengendalian. No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL

No. Pernyataan. Tidak. Tidak. Tidak. Tidak

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT.VINYL MONOMER CHEMICAL

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi. Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera

KUESIONER PENELITIAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PT. WIYO. Komp. Pergudangan Tiara Jabon E1/27 Sidoarjo STANDARD OPERATING PROCEDURE. PROSEDUR PENERIMAAN dan PENGIRIMAN PESANAN

BAB IV PEMBAHASAN. PT. My Rasch Indonesia. Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang

BAB IV EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG DAGANG PADA PT CORNINDO BOGA JAYA (GARUDAFOOD GROUP)

Daftar Pertanyaan Sistem Pengawasan Keuangan Perusahaan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. dengan akta bernomor 26 oleh notaris Silvia, SH yang bertempat di Jalan Suryopranoto

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Siklus Pendapatan Pada PT.Generasi Dua Selular. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, sumber

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas dari Piutang pada PT XXX

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan

BAB V PENUTUP. menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Struktur organisasi MP3 CV Vyto Global Media belum

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mekanikal, peralatan elektrikal, peralatan keselamatan kerja.

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan yang akan dijabarkan pada bab ke empat ini mengenai pelaksanaan audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum dilakukannya kegiatan audit atau pemeriksaan, penulis yang belajar sebagai seorang auditor, merasa perlu untuk menyusun suatu rencana audit. Dimana selayaknya seorang auditor harus mempersiapkan suatu program kerja untuk melaksanakan proses auditan yang akan dijalankan. Program Kerja Audit (PKA) merupakan suatu hal penting yang digunakan auditor untuk mencapai tujuan audit. PKA juga berguna sebagai suatu strategi dokumentasi audit berisi keseimbangan antara prosedur pelaksanaan untuk memperoleh pemahaman tentang bisnis klien dengan pengendalian intern yang dimiliki perusahaan. Dari PKA tersebut, diharapkan pelaksanaan pemeriksaan nantinya dapat berjalan secara efektif dan efisien. Adapun perencanaan audit atas fungsi penjualan adalah dengan membuat perencanaan waktu berupa jadwal audit yang dimulai dari: 1. Diperolehnya latar belakang perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan kegiatan umum perusahaan. 2. Kegiatan wawancara dengan pihak-pihak terkait untuk memperoleh data-data dan informasi yang diperlukan. Dalam pertemuan tersebut penulis memperoleh data mengenai persetujuan penjualan, persetujuan kredit customer (piutang customer), serta data mengenai produk-produk yang di produksi dan dipasarkan perusahaan. 44

Tujuan dari pemeriksaan operasional atas fungsi penjualan pada PT. Centa Brasindo Abadi adalah sebagai berikut: 1. Menilai ketaatan kegiatan penjualan terhadap prosedur dan kebijakan perusahaan yang berlaku sehingga dapat dinilai tingkat efektifitas operasionalnya. 2. Menilai efektifitas kegiatan penjualan Penjualan dapat dikatakan efektif jika barang yang dibutuhkan customer tersedia tepat waktu, dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai dengan permintaan customer dan diterima di tempat yang tepat. 3. Menilai efisiensi kegiatan penjualan Penjualan dikatakan efisiensi jika harga jual yang ditetapkan perusahaan sesuai dengan keuntungan yang ingin dicapai perusahaan dengan tetap menjaga kualitas barang yang dijual. 4. Dalam hal ini tujuan pemeriksaan pada dasarnya adalah mengevaluasi dan memberikan saran-saran serta rekomendasi perbaikan atas kelemahan yang ditemukan pada kegiatan perusahaan. IV.1 Program Kerja Audit Tahap PKA yang dilakukan dalam audit operasional fungsi penjualan, yakni: 1. Audit Pendahuluan/Survei Pendahuluan Aktivitas audit ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan informasi latar belakang terhadap objek pribadi yakni PT. Centa Brasindo Abadi, aktivitas operasi yang diaudit, serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengidentifikasi hal-hal yang potensial mengandung kelemahan khususnya terkait pada fungsi penjualan. 45

2. Pengujian Pengendalian Internal Dengan tujuan untuk mengidentifikasi kelemahan sistem pengendalian internal dan dampak yang terjadi bagi perusahaan. 3. Audit Terinci Diarahkannya penilaian tingkat efektifitas dan efisiensi operasional penjualan serta penetapan unsur temuan (finding) berupa kondisi (condition), kriteria (criteria), sebab (cause), akibat (effect), rekomendasi (recommendation). IV.1.1 Audit Pendahuluan (Preliminary Survey) Audit pendahuluan adalah langkah awal yang digunakan oleh auditor untuk mendapatkan gambaran mengenai kegiatan usaha perusahaan. Survei pendahuluan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai perusahaan, serta untuk memperoleh informasi yang bersifat umum mengenai latar belakang dan aktivitas operasi penjualan pada PT. Centa Brasindo Abadi. Demikian adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan adalah 1. Mengumpulkan data dan informasi mengenai struktur organisasi perusahaan, uraian tugas atau tanggung jawab setiap bagian di dalam perusahaan terkait dengan fungsi penjualan. 2. Mendengarkan penjelasan struktur organisasi dan job description perusahaan. 3. Melakukan wawancara terhadap pejabat perusahaan dan bagian terkait. 4. Mempelajari prosedur proses penjualan. 5. Melakukan pengamatan atas pelaksanaan fungsi penjualan yang berjalan dalam perusahaan. 46

sebelumnya. Hasil pemeriksaan pada tahap ini sudah dilakukan dan sudah tersaji di bab IV.1.2 Evaluasi Pengendalian Intern Atas Fungsi Penjualan Penulis memperoleh data-data yang berkaitan dengan pengendalian intern atas fungsi penjualan melalui kegiatan wawancara. Namun, penulis juga mempersiapkan suatu daftar pertanyaan berupa kuisioner yang terkait dengan aktivitas fungsi penjualan perusahaan yang diaudit. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pengendalian internal yang ada di dalam perusahaan, apakah sudah dilakukan oleh perusahaan dan berjalan dengan efektif, efisien, dan ekonomis. Kuisioner ini juga dapat membantu mempermudah dan memperjelas pemahaman mengenai informasi dari perusahaan yang terkait penjualan, dan mendeteksi kelemahan yang terjadi dalam perusahaan. Pertanyaan dalam kuisioner merupakan pertanyaan yang bersifat objektif, pertanyaan umum yang jawabannya disertai dengan jawaban singkat dalam kolom keterangan yang diberikan kepada pihak perusahaan terkait fungsi penjualan di perusahaan. Kuisioner tersebut dapat dijawab dengan jawaban atau Tidak. Jawaban yang diperoleh dari kuisioner akan menggambarkan kemungkinan adanya indikasi kelemahan yang terjadi di perusahaan, sudah berjalan atau tidak berjalannya pengendalian atas penjualan di dalam perusahaan, ataupun pengendalian yang selama ini ditetapkan oleh perusahaan. Kelemahan yang ditemukan akan dievaluasi dan diberikan saran-saran untuk perbaikan. Berdasarkan evaluasi yang dihasilkan dari jawaban kuisioner, sangat membantu penulis untuk menemukan kelemahan dan kekuatan perusahaan dalam fungsi penjualan 47

perusahaan selain daripada wawancara yang dilakukan. Kelemahan yang ditemukan oleh penulis, diusahakan untuk dilakukan pengevaluasian lebih lanjut dan diberikannya saran-saran yang mungkin dapat membantu perusahaan menjadi lebih baik ke depannya. Tabel 4.1 Kuisioner Bagian Penjualan No. Pertanyaan Tidak Keterangan 1 Apakah perusahaan memiliki prosedur penjualan secara tertulis? 2 Apakah pelaksanaan kegiatan selalu mengikuti pedoman kebijakan tersebut? 3 Apakah laporan penjualan selalu dibuat setiap bulannya? 4 Apakah ada pejabat berwenang yang selalu mengevaluasi laporan penjualan dengan seksama? 5 Apakah perusahaan membuat target penjualan setiap bulannya? 6 Apakah fungsi penjualan terpisah dari fungsi akuntansi? a. Apakah fungsi penjualan terpisah dari fungsi penagihan? Tentu saja, penagihan oleh finance dan bagian penjualan. b. Apakah fungsi penjualan terpisah 48

dari fungsi pengiriman? c. Apakah fungsi penjualan terpisah dari fungsi gudang? d. Apakah fungsi gudang terpisah dari fungsi pengiriman? 7 Apakah faktur yang batal disimpan untuk pemeriksaan? 8 Apakah faktur yang batal diarsip oleh bagian akuntansi? 9 Apakah perusahaan memiliki daftar harga barang secara tertulis? 10 Apakah daftar harga barang diperbaharui secara berkala? 11 Apakah setiap customer diberikan (disimpan di komputer kondisi pending (belum di print) kira-kira sebulan di hapus SO yang batal-batal itu. Bisa satu minggu sekali atau sering sesuai kebutuhan, juga tergantung harga bahan baku dari kondisi pasar. daftar harga barang yang sama? Tidak 12 Apakah perusahaan memberikan negosiasi harga? 13 Apakah perusahaan mempunyai pedoman pemberian potongan DISC 2.25 % UNTUK PEMBAYARAN <= 7 HARI. 49

harga/diskon yang jelas dan tertulis? 14 Apakah bagian akuntansi melakukan jurnal atas penjualan secara periodik berdasarkan copy faktur penjualan yang sudah diotorisasi? 15 Apakah setiap penjualan dibuat sales order oleh bagian penjualan? Jika ya : a. Apakah setiap sales order dimintakan persetujuan ke customer? b. Apakah sales order disimpan secara rapi sesuai dengan nomor urutnya oleh bagian penjualan? c. Apakah tembusan sales order selalu diberikan ke bagian gudang? Tidak 16 Apakah formulir sales invoice tersebut bernomor urut cetak (prenumbered)? Jika ya : a. Apakah bagian akuntansi cukup mengawasi urutan faktur penjualan 50

dan isinya? b. Apakah bagian akuntansi dan finance memeriksa : * Jumlah kuantitas yang dikirim? * Harga? * Perhitungan? * Syarat kredit? c. Apakah setiap sales invoice dibuat berdasarkan sales order? 17 Apakah formulir delivery order tersebut bernomor urut cetak (prenumbered)? Jika ya : a. Apakah setiap delivery order dibuat berdasarkan sales order dan sales invoice? b. Apakah delivery order dibuat oleh bagian gudang? Tidak 18 Apakah formulir surat konfirmasi pesanan tersebut bernomor urut cetak (prenumbered)? Jika ya : a. Apakah setiap penjualan diminta Jika tidak ada PO, untuk 51

surat pesanan (purchase order) dari customer? pesanan dari PT yang sudah besar, akan sulit untuk bukti pelaporan pajak mereka, dan juga untuk bukti cabang ke pusat. b. Apakah penyelesaian pesanan customer selalu diselesaikan tepat waktu? Kurang tepat waktu, karena stok barang yg tersedia tidak ada, sehingga pesanan Tidak customer lama. 19 Apakah pengiriman barang didukung oleh delivery order yang telah diotorisasi? Jika ya : a. Bagian pengiriman barang meminta tanda tangan customer sebagai tanda barang telah diterima oleh customer? 20 Apakah dilakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap persediaan barang di gudang sebelum transaksi penjualan dilakukan? Sebagai bukti juga kalau barang sudah diterima dengan baik oleh customer, dan juga bukti kalau bagian pengiriman (supir) sudah mengirimkan barangnnya. 52

Jika ya : a. Pemeriksaan tersebut dilakukan oleh pejabat yang berwenang? Namun, sering terjadi perbedaan antara kondisi barang di gudang dengan laporan dalam catatan perusahaan. 21 Apakah perusahaan memiliki kebijakan kredit? Jika ya : a. Apakah dilakukan pengecekan atau pemeriksaan terlebih dahulu terhadap status kredit customer sebelum melakukan transaksi penjualan? b. Apakah pemeriksaan tersebut dilakukan oleh pejabat yang berwenang? C Apakah perusahaan menetapkan batas kredit tertentu bagi setiap customer? 22 Apakah produksi pesanan customer selalu diselesaikan tepat waktu? 23 Apakah pesanan customer telah dikirim tepat waktu, sesuai dengan Tidak Selalu 53

jumlah yang dipesan oleh customer disertai kualitas barang yang pesan? 24 Apakah perusahaan memiliki kebijakan retur penjualan? Jika ya : a. Apakah harus mendapat persetujuan dari manajer penjualan? b. Apakah barang yang dikembalikan dibukukan dalam : Kartu gudang? Kartu stock namanya, kartu stock diurus oleh bagian gudang. Kartu stock = kartu gudang = kartu persediaan sejenis, hanya berbeda sebutan nama saja. Kartu persediaan? - 25 Apakah dibuat kartu piutang? Jika : a. Apakah secara bulanan atau kuartalan diadakan pencocokan saldo perkiraan control (buku besar piutang) dengan kartu piutang? 54

b. Apakah dilakukan pengamanan yang cukup terhadap kartu piutang? c. Siapa orang yang memegang kartu piutang? 27 Apakah catatan piutang di-update setiap hari? Finance. Tidak Tergantung pada pihak finance. 28 Apakah dibuat analisa umur piutang atau laporan aging schedule secara periodik? 29 Apa faktur dan delivery order diikutsertakan dalam melakukan penagihan piutang? 30 Apakah terdapat kebijakan manajemen tentang penghapusan piutang? Jika : Tidak Tidak N60. 2,25 / 7 Namun, jika diperlukan pihak yang berwenang akan menunjukkan bukti tersebut. a. Apakah piutang yang telah dihapuskan masih tetap dilakukan usaha-usaha penagihannya? b. Apakah hasil penagihan uang secara tunai langsung diserahkan kepada pusat dalam waktu yang tidak terlalu lama dan dalam jumlah yang Penagihan uangnya disetor ke bank atas nama rek pusat dan dilaporkan ke pusat untuk pembayaran SI no brp. 55

semestinya? (mengandalkan kejujuran bagian penjualan). 31 Apakah setiap akhir bulan dikirimkan Tidak daftar saldo tagihan kepada masingmasing customer? Hanya telp ke cabang. 32 Apakah terdapat pemisahan fungsi yang jelas antara penyelenggara pembukuan piutang dengan bagian yang menerima dan mengeluarkan uang? 33 Apakah perusahaan memilki kebijakan syarat pembayaran tertentu kepada setiap customer? 34 Apakah customer selalu melunasi hutangnya tepat waktu? 35 Apakah customer yang tidak melunasi hutangnya pada saat jatuh tempo dikenakan bunga? (diganti dengan istilah sistem retur) Tunai, transfer, giro. Langsung retur, Karena apabila barang diam saja di tempat customer, maka akan percuma, lebih baik di retur (ditarik kembali), untuk diberikan kepada customer Tidak lain yang lebih potensial. 36 Apakah penagihan dilakukan rutin Tidak Hanya pada saat jatuh tempo. 56

dengan menggunakan media yang ada? (telpon, email, faks). 37 Apakah penerimaan berupa cek atau giro diberikan ke bagian akuntansi? Tidak 38 Apakah pada saat penerimaan giro, cek dan kas langsung disetorkan ke bank pada hari itu juga atau paling lambat keesokan harinya? Tergantung bagian penjualan cabang yang melakukan penerimaan terhadap cek, giro, dan kas tersebut dalam melakukan transfer ke pusat. 39 Apakah bagian khusus finance yang bertugas menyetorkan uang kas ke bank? Tidak 40 Apakah pernah melakukan perhitungan fisik atas saldo kas yang ada di tangan secara mendadak? Tidak Setelah dilakukannya survei pendahuluan terhadap pengendalian intern atas fungsi penjualan, serta hasil dari jawaban kuisioner yang dibagikan tersebut, didapati hal-hal positif mengenai : 1. Perusahaan telah memiliki prosedur penjualan secara tertulis. 2. Dokumen-dokumen penjualan seperti surat jalan dan faktur penjualan sudah bernomor urut cetak (prenumbered). 57

3. Perusahaan memilki syarat pemberian piutang customer, serta adanya batas limit kredit customer dalam melakukan persetujuan penjualan kredit. 4. Perusahaan mempunyai pedoman pemberian potongan harga secara tertulis. 5. Pengiriman barang didukung oleh surat jalan (DO) dan dokumen-dokumen yang mendukung yang telah diotorisasi oleh pihak terkait. 6. Perusahaan menyimpan bukti-bukti setoran yang telah disahkan oleh bank dengan baik. 7. Pencatatan atas setiap kegiatan penjualan selalu dicatat dengan baik oleh pihak perusahaan. IV.1.3 Prosedur Audit Rinci atas Fungsi Penjualan IV.1.3.1 Prosedur atas Penerimaan Pesanan 1. Tujuan Pemeriksaan Untuk membuktikan bahwa pesanan telah terpenuhi dengan baik sesuai dengan pesanan customer dan kegiatan pemesan atas pembelian barang benar-benar dilakukan oleh pihak customer. 2. Prosedur Pemeriksaan a. Dapatkan informasi mengenai prosedur penerimaan pesanan dari customer, baik secara tertulis dan tidak tertulis. b. Periksa apakah selalu dilakukan pengecekkan stok barang yang ada di gudang. c. Periksa apakah pesanan dilengkapi dengan surat pesanan yang memilki kelengkapan data, seperti: Nama Perusahan, contact person, alamat. 58

Nomor dan tanggal. Jenis dan kuantitas barang. Tanda tangan pihak yang bertanggung jawab dan memilki wewenang dalam transaksi tersebut. d. Periksa apakah ada pesanan customer yang belum tercatat, baik sebagian barang atau seluruh barang. e. Buat kesimpulan atas hasil pemeriksaan dan saran-saran perbaikan atas permasalahan yang akan diberikan kepada PT. Centa Brasindo Abadi. 3. Hasil Pemeriksaan Berdasarkan kinerja audit yang telah dilakukan oleh penulis dalam prosedur penerimaan pesanan, perusahaan telah cukup baik dalam menjalankan prosedur penerimaan pesanan customer. Terbukti dengan adanya purchase order (PO) yang benomor urut tercetak (prenumbered) dari setiap pesanan customer. Setiap customer yang melakukan pesanan secara kredit didukung pula terhadap kredibilitas customer dalam mengajukan kredit dan kelayakan kenaikan limit piutang, sehingga dengan adanya hal tersebut, pemberian kredit tidak dapat sembarang diberikan kepada customer. Tetapi terdapat hal yang kurang diperhatikan oleh perusahaan yaitu sebelum pesanan disetujui, bagian penjualan tidak dapat memastikan persediaan barang di gudang, hal tersebut dikarenakan bagian penjualan atau administrasi cabang tidak memiliki data mengenai persediaan barang di gudang (data berada di bagian akuntansi pusat), sehingga ketika memberikan perjanjian kepada customer dalam hal pengiriman barang, bagian penjualan hanya melakukan 59

perkiraan saja terhadap ketersediaan barang di gudang, hal tersebut mengakibatkan perkiraan yang salah apabila pada kenyataannya barang di gudang kosong, sehingga membutuhkan waktu terhadap penyelesaian ketersedian barang. Hal ini tidak boleh dibiarkan terus-menerus, kesalahan ini menyebabkan proses pesanan customer menjadi tertunda, customer merasa dikecewakan dan bahkan customer dapat melakukan pembatalan terhadap pesanannya. Sebaiknya perusahaan menambahkan satu prosedur dimana seharusnya bagian penjualan dan administrasi cabang memiliki data persediaan barang di gudang. Sehingga sebelum menyetujui pesanan customer, bagian penjualan dan administrasi cabang juga dapat mengetahui jumlah ketersediaan barang dan dapat memperkirakan waktu penyelesaian ketersediaan barang yang diperlukan apabila pada kenyataannya barang di gudang kosong. Hal ini dimaksudkan agar pengiriman barang kepada customer dapat tepat waktu dan sesuai dengan kuantitas pesanan customer. IV.1.3.2 Prosedur atas Persetujuan Kredit 1. Tujuan pemeriksaan Tujuan pemeriksaan prosedur persetujuan kredit adalah untuk mengetahui apakah perusahaan memiliki prosedur persetujuan kredit, apakah prosedur tersebut telah dilaksanakan dan diberlakukan, serta dalam proses-nya mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang dan telah dilakukan pengoreksian kembali terhadap kebenaran pelaksanaan pengecekkan status dan limit piutang customer mengenai persyaratannya. 60

2. Prosedur Pemeriksaan a. Dapatkan dan pelajari prosedur persetujuan kredit dan kelayakan kenaikan limit yang telah ditetapkan perusahaan. b. Periksa apakah persetujuan kredit telah diotorisasi. c. Periksa apakah bagian penjualan cabang telah melaksanakan tugasnya atas prosedur persetujuan penjualan kredit. d. Periksa apakah perusahaan sudah melakukan analisa dalam menentukan kriteria kredibilitas customer dalam melunasi kewajibannya. e. Periksalah apakah perusahaan mempunyai atau memberlakukan batas kredit kepada setiap customer. f. Buat kesimpulan atas hasil pemeriksaan disertai saran-saran perbaikan atas permasalahan yang akan diberikan kepada PT. Centa Brasindo Abadi. 3. Hasil Permeriksaan Berdasarkan audit yang telah dilakukan penulis dalam prosedur persetujuan kredit, perusahaan dirasa sudah sangat baik karena memilki prosedur persetujuan kredit, kelayakan kenaikan limit piutang customer, dan pengoreksian terhadap status limit piutang customer. Hal tersebut didukung pula dengan adanya dokumen yang mewakili informasi mengenai syarat kredibilitas customer. Dan tanpa otorisasi dari auditor dan pengoreksian yang dilakukan oleh bagian akuntansi terhadap status customer maka pesanan customer tidak dapat dijalankan. Akan tetapi terdapat juga kelemahan dalam prosedur persetujuan kredit, yakni pemberian otorisasi bagi customer baru yang ingin mengajukan pembelian 61

secara kredit ataupun customer lama yang ingin mengajukan kenaikan limit piutang, dimana pengotorisasiannya hanya dilakukan oleh kepala audit (sebagai satu pihak yang memberikan otorisasi). Hal tersebut menjadi suatu kendala dalam memproses pesanan customer jika suatu waktu kepala audit pusat sedang berada di luar kota yang kemudian mempengaruhi proses penyelesaian pesanan customer. Ketika kepala audit sebagai pemberi otorisasi tidak berada di tempat, maka pesanan terpaksa harus ditunda sampai kepala audit ini kembali ke kantor pusat. Hal tersebut kurang efektif jika customer harus menunggu kepala audit tersebut kembali ke kantor pusat, karena akan membuat customer harus menunggu dan menjadi kecewa akibat tertundanya pesanan tersebut dan kemungkinan besar yang dapat terjadi adalah customer baru akan mencari perusahaan lain yang dapat segera memenuhi pesanannya. Sebaiknya perusahaan memiliki kebijakan tertulis untuk masalah pengotorisasian persetujuan kredit terhadap pesanan customer yang biasa dilakukan oleh kepala audit pusat. Perusahaan menunjuk satu atau dua kepala bagian lain yang selalu berada di pusat untuk dipercayakan menggantikan pengotorisasian apabila kepala audit pusat sedang tidak berada di tempat, namun dalam hal ini pengotorisasian yang salah tetap harus dipertanggung jawabkan oleh pihak pemberi otorisasi. IV.1.3.3 Prosedur Pembuatan Surat Jalan atau DO 1. Tujuan Pemeriksaan Untuk mengetahui apakah pembuatan surat jalan atau DO sesuai dengan SO yang ada telah dibuat oleh pihak yang berwenang. 62

2. Prosedur Pemeriksaan a. Pelajari dengan seksama setiap ketentuan pelaksanaan prosedur pembuatan surat jalan atau DO telah sesuai dengan SO yang ada sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh perusahaan. b. Periksa apakah surat jalan atau DO telah diotorisasi oleh pihak gudang, telah terdapat: Nama customer Jumlah pesanan customer Tanggal pembuatan surat jalan. Dan tanda tangan dari pihak gudang sebelum dilakukan pengiriman. c. Periksa apakah pemberian nomor pada surat jalan sudah benar. d. Buat kesimpulan atas hasil pemeriksaan dan saran-saran perbaikan atas permasalahan yang akan diberikan. 3. Hasil Pemeriksaan Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan oleh penulis, bagian akuntansi sudah cukup baik dalam menangani pembuatan surat jalan atau DO yang dibuat berdasarkan SO yang telah disetujui. Perusahaan juga telah menggunakan DO yang bernomor urut tercetak (prenumbered). DO ini menjadi suatu bukti terhadap SI yang juga merupakan pengendalian yang efektif terhadap arus dokumen perusahaan. 63

IV.1.3.4 Prosedur Pengiriman Barang 1. Tujuan Pemeriksaan Hal ini dilakukan untuk mengetahui bahwa semua pesanan telah dikirim kepada customer sudah tepat waktu, sesuai dengan jenis serta jumlah barang yang di pesan oleh customer berdasarkan DO. 2. Prosedur Pemeriksaan a. Pahami prosedur pengiriman barang yang dilaksanakan oleh perusahaan. b. Pastikan bahwa DO terkontrol dengan pemberian nomor urut tercetak. c. Pastikan bahwa DO diotorisasi terlebih dahulu oleh bagian gudang perusahaan sebelum diserahkan ke bagian pengiriman. d. Pastikan bahwa barang yang dikirim terlebih dahulu dicocokkan sesuai dengan surat jalan atau DO. e. Pastikan bahwa pengiriman barang didasarkan pada DO. f. Pastikan bahwa barang telah diantar dan diterima oleh customer (atau oleh si penerima barang) disertai dengan pemberian tanda tangan atau cap oleh si penerima pada DO tersebut. g. Buat kesimpulan atas hasil pemeriksaan dan saran-saran perbaikan atas permasalahan yang akan diberikan. 3. Hasil Pemeriksaan Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan oleh penulis dalam prosedur pengiriman barang, ditemukan bahwa surat jalan atau DO telah terkontrol dengan baik karena disertai dengan pemberian nomor urut tercetak (prenumbered) dan diotorisasi oleh bagian gudang perusahaan. Bagian gudang juga dibantu bagian pengiriman melakukan persiapan pengiriman dengan 64

melakukan pengecekkan kembali terhadap pesanan barang customer, akan tetapi pada saat barang disiapkan untuk dikirim, ternyata jumlah barang di dalam gudang tidak sesuai dengan catatan kartu stok barang di gudang, juga pada catatan laporan di kantor pusat. Hal ini dimungkinkan karena wilayah gudang yang dimiliki PT.Centa Brasindo Abadi terletak di daerah pemukiman penduduk, dan lokasi antara pabrik dan gudang menjadi satu, dimana akses keluar masuk gudang yang tidak ketat dapat menimbulkan kecurian barang, hal tersebut juga terjadi karena akses keluar masuk barang juga dilakukan oleh bagian pengiriman yang membantu pihak gudang dalam proses persiapan pengiriman barang (membawa barang masuk ke kontainer). Sehingga jika hal tersebut terjadi (jumlah ketersedian barang kurang) bagian gudang hanya dapat melaporkan hal tersebut kepada pusat bahwa ketersediaan barang hanya dapat terpenuhi sebagian, ini merupakan permasalahan yang sering terjadi yang mengakibat pihak pusat tidak dapat menyalahkan pihak manapun untuk menanggung resikonya. Sebaiknya perusahaan melakukan pemisahan bagian yang jelas antara kegiatan produksi oleh pabrik dan gudang penyimpanan yang dimiliki dengan pengamanan yang sangat ketat, misalnya keadaan gudang yang harus selalu terkunci rapat dimana tidak diperkenankannya orang masuk dan keluar kecuali bagian gudang yang akan melaksanakan tanggung jawabnya. Persiapan maupun penerimaan atas pengiriman barang dari pabrik sebaiknya hanya bagian gudang dengan pengawasan kepala gudang, tanpa adanya campur tangan pihak lain, sehingga apabila terdapat kekurangan persediaan, semakin jelas hal tersebut merupakan tanggung jawab kepala gudang dan staf-stafnya. Bagian audit 65

perusahaan juga harus lebih rutin melakukan kegiatan stock opname sebagai pengendalian terhadap kinerja bagian gudang. IV.1.3.5 Prosedur Pencatatan Penjualan dan Penagihan Piutang 1. Tujuan pemeriksaan Prosedur pencatatan penjualan disertai dengan penagihan piutang adalah untuk mengetahui apakah kinerja yang dilakukan perusahaan telah berjalan secara efektif dan efisien, serta untuk memastikan bahwa piutang sudah benar dilakukan proses penagihannya dan sudah dibayarkan tepat waktu oleh customer sesuai dengan prosedur perusahaan. 2. Prosedur pemeriksaan a. Dapatkan dan pelajari prosedur pencatatan penjualan dan piutang usaha telah berjalan. b. Periksa apakah transaksi penjualan telah dicatat ke jurnal yang tepat. c. Memeriksa apakah ada bagian khusus yang melakukan penagihan. d. Periksa apakah piutang yang dicatat didukung oleh dokumen yang lengkap. e. Periksa apakah ada customer yang belum melakukan pembayaran saat jatuh tempo. f. Apakah perusahaan memberikan sanksi terhadap customer yang telat membayar, dan berjalan sesuai kebijakan. g. Buat kesimpulan atas hasil pemeriksaan disertai saran-saran perbaikan atas permasalahan yang akan diberikan kepada perusahaan. 3. Hasil pemeriksaan 66

Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh penulis dalam prosedur pencatatan dan penagihan piutang, perusahaan telah cukup baik memiliki sales invoice (SI) yang bernomor urut tercetak (prenumbered). Namun masih ditemukan kelemahan bahwa sanksi yang diberikan kepada customer yang melakukan keterlambatan pembayaraan melewati tanggal jatuh tempo bukan berupa bunga melainkan retur (penarikan barang kembali), perusahaan beranggapan dengan ditariknya barang kembali sebagai pengurangan piutang customer dengan maksud untuk dialihkan kepada customer lain yang mungkin dapat lebih cepat menjual barang dagangannya sehingga mempercepat pula pemasukan uang ke perusahaan. Hal tersebut menimbulkan kelemahan yang penulis temukan, yakni perusahaan tidak menghiraukan masalah yang terjadi dengan diberlakukannya proses ini, proses ini menyebabkan barang yang ditarik seringkali tidak sesuai dengan kondisi pada awal barang tersebut dikirim. Contohnya kondisi packing dus sobek, sticker kemasan hilang, pengaman plastik pada tutup botol sudah tidak ada, yang mengakibatkan perusahaan mengeluarkan biaya perbaikan kondisi barang demi menjaga kualitas dari prioritas perusahaan, ditambah dengan ongkos transportasi dari pengambilan barang ke customer. Saran penulis adalah, sebaiknya perusahaan hanya melakukan retur/ pengambilan barang atas barang-barang yang masih dalam kondisi baik tanpa harus dilakukan perbaikan, dan customer sendiri juga bertanggung jawab terhadap pengembalian barang ke gudang. Menurut pendapat penulis, perusahaan telah memilki syarat pemberian kredit berdasarkan kredibilitas customer, sehingga seharusnya perusahaan melakukan tindakan tegas berdasarkan syarat pemberian kredit tersebut, jika hal tersebut tidak dapat terpenuhi, maka terpaksa 67

perusahaan harus menggunakan jalur hukum terhadap kewajiban customer tersebut. IV.1.3.6 Prosedur Pemrosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas 1. Tujuan Pemeriksaan Hal ini dilakukan bertujuan untuk menilai apakah pemrosesan penerimaan kas dari hasil penagihan piutang telah dicatat sesuai dengan ketentuan akuntansi dan dapat berjalan dengan efektif. 2. Prosedur Pemeriksaan a. Periksa mengenai kebijakan pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas tersebut telah berjalan secara efektif dan efisien. b. Periksa apakah penerimaan kas dari hasil penjualan kredit telah dicatat atau diposting ke akun dengan benar. c. Periksa apakah bukti penerimaan kas yang ada telah sesuai dengan SI yang telah dibuat sebelumnya. d. Periksa apakah bukti penerimaan kas dan fungsi penagihan kas dipisahkan. e. Periksa apakah bukti penerimaan kas yang diterima langsung disetorkan ke bank. f. Buat kesimpulan atas hasil dan saran-saran perbaikan atas permasalahan yang akan diberikan kepada perusahaan. 3. Hasil pemeriksaan Proses kebijakan dan pencatatan sudah berjalan dengan baik dimana setiap bukti atas pelaporan penerimaan kas diserahkan ke bagian akuntansi untuk 68

dilakukan pencatatan disertai dengan bukti setoran yang masuk pada laporan bank. Jumlah penagihan dari SI yang ada, telah ditagihkan sesuai dengan DO yang dilakukan dan nominalnya disesuaikan dengan jumlah barang yang dikirimkan, mengikuti harga beli normal. Akan tetapi terdapat kelemahan pada perusahaan ini, karena fungsi dari pada penjualan, penagihan dan penerimaan kas hampir terdapat penyatuan fungsi, yakni dilakukan oleh bagian penjualan cabang. Pihak pusat yakni bagian finance hanya melakukan penagihan berupa follow up ke cabang melalui telpon terhadap pembayaran customer. Hal ini yang membuka peluang bagian penjualan untuk tidak langsung menyetorkan uangnya kepada pihak pusat dan memakai uang untuk keperluan pribadinya terlebih dahulu hingga jatuh tempo customer. Apabila saat jatuh tempo bagian penjualan tidak mampu membayar pinjamannya atau tanggung jawabnya mengakibatkan perusahaan harus menanggung akibat kerugian dari tidak terpenuhinya tanggungjawabnya tersebut. Sejauh ini, perusahaan juga tidak memiliki kebijakan terhadap tindakan bagian penjualan tersebut. Sebaiknya perusahaan memberdayakan satu orang audit di tiap cabang untuk melakukan pengendalian terhadap kinerja fungsi tersebut dan melaporkan secara rutin situasi yang terjadi ke kantor pusat kepada kepala audit pusat. Hal lain yang mungkin dapat dilakukan adalah bagian pusat langsung melakukan penagihan kepada customer atas hutangnya (konfirmasi piutang ke customer) dan tidak hanya melakukan follow up kepada bagian penjualan cabang saja. Ataupun perusahaan sebaiknya meminta tanggung jawab cabang dengan langsung memotong profit tahunan bagian penjualan cabang tersebut sejumlah piutang 69

yang belum disetorkan oleh cabang, sehingga kerugian tidak sepenuhnya menjadi tanggungan pihak pusat. 70