EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MERINGANKAN BEBAN PPH BADAN DI PERUM DAMRI

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN USAHA JASA KONSTRUKSI PADA PT. NCP

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK EFISIENSI PPh TERHUTANG PADA PT. SUHADA PETROLEUM

EVALUASI REKONSILIASI FISKAL PENGHASILAN BADAN TAHUN 2009, 2010 DAN 2011 (STUDI KASUS: PT. TWD)

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PPh BADAN PADA PT. CLB

ANALISIS ATAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT BINA KARNADA

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian maka dapat ditarik kesimpulan:

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh perusahaan tersebut. Karena alasan inilah setiap perusahaan selalu ingin

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT. RKA

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT AMD

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)

EVALUASI PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT. VB

Analisis Penerapan Tax Planning dalam Upaya Meningkatkan Efisiensi Pembayaran Beban Pajak Penghasilan pada PT. Graha Mitra Sukarami

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak memiliki peranan yang sangat penting bagi suatu negara. Untuk

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO

ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA

PERENCANAAN PAJAK (S1 AK ALIH JENIS)

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

Evaluasi Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT CRS

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang (long term return) kepada para pemegang saham yang telah

REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. DPM UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan Negara. Dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan Penerimaan

PEMBUATAN NERACA FISKAL (PSAK No. 46) BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL (Studi Kasus Pada PT Razaaqi Selaras Persada Jakarta)

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK PENERAPAN PPh BADAN PADA PT. MEKAR KARYA PRATAMA TAHUN E-Journal. Disusun oleh : Yeni Syamsiardi

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MEMINIMALKAN BEBAN PPH BADAN PADA PERUSAHAAN MBEW

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka semua faktor-faktor

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penghasilan badan yang dilakukan oleh PT Bank MAJU, maka dengan hasil penelitian

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PERUM DAMRI. Rekonsiliasi Laporan Fiskal pada PERUM DAMRI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

ANALISIS AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. KARYA NATAL

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang berada dalam masa pembangunan, Indonesia

EVALUASI PENERAPAN PPH PASAL 23 PADA PT. BIN (PERSERO) DI TAHUN 2012

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT.X DI SURABAYA JURNAL. Disusun Oleh : INDRASWARI NIM : PROGRAM STUDI AKUNTANSI

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 4 AYAT (2) PADA PT BHANDA GHARA REKSA (PERSERO)

BAB II LANDASAN TEORI. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada Negara

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian, pembahasan dan evaluasi yang telah dilakukan penulis

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya program pemerintahan dan pembangunan nasional yang

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PADA PT JOGJA TUGU TRANS. Monika Innercentia Ken Sukatno. Erly Suandy. Intisari

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari rakyat. Oleh karena itu diperlukan partisipasi dari setiap warga negara

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT. BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sistem pemungutan pajak yang berlaku adalah Self Assessment

PERENCANAAN PAJAK DALAM OPTIMALISASI PAJAK TERUTANG PADA PT. LIANG YI DEVELOPING INDONESIA

ANALISIS KETENTUAN PAJAK YAYASAN DALAM MENENTUKAN BESARNYA PAJAK PENGHASILAN TERUTANG PADA YAYASAN PENDIDIKAN M DI SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dalam

ANALISIS PENERAPAN PAJAK STUDI KASUS PADA PT. BINA KARNADA

HAKIKAT REKONSILIASI. Perbedaan timbul terkait pengakuan pendapatan dan beban di laporan laba rugi.

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. pembangunan yang mengalami peningkatan khususnya di sektor industri dan perbankan,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN (Studi Pada Koperasi Wanita Serba Usaha Setia Budi Wanita Jawa Timur)

Ika Vikni Nawang Risma Yuniar Sindy Sukmamulya Ramadhani

Penerapan Tax Review atas Pajak Penghasilan Pada PT Indo

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, sumbangan terbesar untuk pendapatan negara bersumber dari

EVALUASI PENERAPAN TAX PLANNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN EFISIENSI PEMBAYARAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN DAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

Gracia Stephani Lauwrensius Siti Khairani, M. Ridhwan Jurusan Akuntansi STIE MDP

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dimana persaingan menjadi semakin ketat dan bersifat global,

ANALISIS REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. SP UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi Indonesia, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar dan potensial

Analisis Koreksi Fiskal untuk Menentukan Besarnya Pajak Terutang pada PT Furaya Transport

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

Transkripsi:

EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MERINGANKAN BEBAN PPH BADAN DI PERUM DAMRI Delfin Chandra Maya Safira Dewi, SE, AK., M.Si. Binus University Jln. K. H Syahdan Gg. Haji Sene No. 10z 085271525025 delfinchandra@gmail.com ABSTRACT The Purpose of this research is to evaluate the application of the tax in order to ease the corporate income tac expense at PERUM DAMRI. This research uses primary data were taken directly from the PERUM DAMRI. The research method used is qualitative methods of collecting and compiling the data obtained. From the data obtained to evaluated the existing data to compare with the current regulations. The results showed that the tax planning undertaken by PERUM DAMRI still have to be improved, it can be seem from the clustering of deprecation on assets of the company is not in accordance with the tax regulations. (DC) Key words Tax Planning, Corporate income tax expense, Depreciation, Tax laws, Annual income tax return ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi penerapan perencanaan pajak dalam rangka meringankan beban PPh badan di PERUM DAMRI. Penelitian menggunakan data primer yang diambil langsung dari PERUM DAMRI. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu mengumpulkan dan menyusun data yang diperoleh. Dari data yang diperoleh dilakukan evaluasi yaitu membandingkan data yang ada dengan peraturan yang berlaku saat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pajak yang dijalankan oleh PERUM DAMRI masih harus ditingkatkan, dapat dilihat dari pengelompokan penyusutan pada aset perusahaan tidak sesuai dengan peraturan perpajakan. (DC) Kata kunci Perencanaan pajak, Beban PPh Badan, Depresiasi, Undang-undang perpajakan, SPT tahunan

PENDAHULUAN Pajak adalah iuran wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang, dan Wajib Pajak tidak secara langsung menerima imbalan atas pajak yang dibayarkan, pajak yang dibayarkan digunakan sebagai pendanaan infrastrukstur negara guna mewujudkan kesejahteraan warga negaranya. Pajak telah menjadi sumber pendanaan utama bagi negara, peran pajak dalam APBN yang semakin meningkat membuat pemerintah harus melakukan berbagai upaya agar penerimaan negara terus meningkat dan keuangan negara dalam keadaan stabil. Sedangkan bagi Wajib Pajak badan atau perusahaan merupakan kewajiban yang harus dibayarkan yang dapat mengurangi laba bersih dimana laba bersih tersebut akan digunakan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham dan sebagai tambahan modal usaha perusahaan. Pada pelaksanaannya pemerintah menginginkan pajak yang semaksimal mungkin sebagai sumber pendapatan. Pemerintah mengeluarkan berbagai peraturan maupun ketetapan perpajakan agar penerimaan negara terus meningkat sebaliknya perusahaan sebagai Wajib Pajak justru menginginkan kewajiban perpajakannya mmal. Perbedaan menyebabkan Wajib Pajak terdorong untuk melakukan perencanaan pajak untuk mengurangan atau menghematan pajak. Perencanaan pajak memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan, karena dengan dilakukannya perencanaan pajak maka beban yang harus dikeluarkan atas pajak perushaan dapat dimmalkan, yang nantinya akan berpengaruh dalam meningkatkan laba bagi perusahaan. Upaya dalam melakukan penghematan pajak melalui perencanaan pajak atau tax planning dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik yang masih memenuhi ketentuan perpajakan maupun yang melanggar peraturan perpajakan. Tax evasion merupakan cara memmalisasi atau menghapus sama sekali utang pajak yang tidak sejalan dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan seperti meninggikan harga pembelian, merendahkan penghasilan yang diperoleh, meninggikan beban usaha atau pembayaran dividen secara diamdiam. Sedangkan penghindaran pajak atau tax avoidance adalah usaha penguranagn pajak tanpa melanggar ketentuan perpajak misalnya dengan memanfaatkan pengecualian yang diperkenankan atau yang belum diatur dalam pengaturan perpajakan yang berlaku. Perusahaan Umum DAMRI (Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia) merupakan perushaan pemerintah yang bergerak dibidang jasa angkutan umum untuk penumpang dan atau barang di atas jalan dengan kendaraan bermotor. PERUM DAMRI memiliki kewajiban untuk membayar pajak penghasilan setiap tahunnya, dengan berkembangnya usaha yang dijalankan oleh PERUM DAMRI maka semakin besar pula beban pajak yang harus dibayarkan. Oleh karena itu PERUM DAMRI ingin memiliki perencanaa pajak yang baik untuk mengefesienkan kewajiban perpajakannya dengan tidak melanggar Undang-Undang perpajakan yang berlaku dan pemenuhan kewajiban perpajakan yang benar dan tepat waktu guna menghidari dari pengenaan sanksi dalam bidang perpajakan.

METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian kualitatif atau naturalis. Penelitian disebut penelitian kualitatif karena sebagian besar menggunakan data primer, bersifat subjektif, penulis tidak menggunakan data kuantitatif dan teknik statistik untuk menyimpulkan hasil observasi, dan pengambilan keputusan didasarkan dari data yang diobservasi dan dikumpulkan terlebih dahulu. Dalam memperoleh data yang relevan dengan masalah yang diteliti, maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu : 1. Studi literatur (library research) Penulis memperoleh informasi dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku, literatur-literatur, Undang-Undang, catatan-catatan kuliah dan data-data lain yang berhubungan dengan topik pembahasan. 2. Studi lapangan (field research) Penulis memperoleh informasi secara langsung dari tempat atau lokasi dari objek penelitian. Dalam penelitian, pengumpulan data dilakukan dengan cara: a. Wawancara (interview) Penulis mengadakan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang berwenang dan terkait dengan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi. b. Pengamatan (observation) Penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan perusahaan sehingga memiliki gambaran yang jelas tentang permasalahan yang diteliti dan memperoleh data-data yang terkait dengan objek penelitian. c. Reperformance Penulis mengevaluasi data telah diperoleh dengan melakukan perhitungan kembali sesuai dengan peraturan yang berlaku. d. Dokumentasi (documentation) Penulis menelusuri bukti-bukti atas transaksi, keterangan-keterangan, general ledger, laporan keuangan perusahaan, Surat Pemberitahuan, Surat Setoran Pajak, dan dokumen-dokumen lain yang dibutuhkan. HASIL DAN BAHASAN 1. Penyusutan Kendaraan Dalam menghitung penyusutan aset kendaraan PERUM DAMRI menggunakan metode garis lurus. Perusahaan mengelompokkan semua jenis harta kendaraan menjadi kelompok I dan dalam hal dalam SPT tahunan PERUM DAMRI penyusutan kendaraan dikoreksi negatif pada tahun 2009 sebesar Rp. 18.233.002.667, tahun 2010 sebesar Rp. 16.715.825.035 dan tahun 2011 sebesar Rp. 13.599.078.378. Penyusutan kendaraan menurut perusahaan penyusutan kedaraan tahun 2009 Kendaraan Bus 247,646,963,572 61,911,740,893 Kendaraan Truck 6,175,259,076 1,543,814,769 Fiskal 63,455,555,662

penyusutan kendaraan 2010 Kendaraan Bus 262,863,691,428 65,715,922,857 Kendaraan Truck 16,937,323,292 4,234,330,823 Fiskal 69,950,253,680 penyusutan kendaraan 2011 Kendaraan Bus 283,732,015,208 70,933,003,802 Kendaraan Truck 18,330,346,860 4,582,586,715 Fiskal 75,515,590,517 Setelah dievaluasi perusahaan tidak mengelompokkan jenis harta sesuai dengan peraturan perpajakan. Kendaraan bus dan kendaraan truck merupakan kelompok II dalam Pasal 11 UU PPh yaitu sebesar 12.5% dengan masa manfaat selama 8 tahun. Penyusutan kendaraan menurut penulis Penyusutan kendaraan Tahun 2009 I Kendaraan Bus 247,646,963,572 30,955,870,447 Kendaraan Truck 6,175,259,076 771,907,385 Fiskal 31,727,777,831 penyusutan kendaraan 2010 I Kendaraan Bus 262,863,691,428 32,857,961,429 Kendaraan Truck 16,937,323,292 2,117,165,412 Fiskal 34,975,126,840

penyusutan kendraan 2011 I Kendaraan Bus 283,732,015,208 35,466,501,901 Kendaraan Truck 18,330,346,860 2,291,293,358 Fiskal 37,757,795,259 2. Penyusutan Penunjang Perusahaan menggunakan metode garis lurus untuk menghitung penyusutan penunjang. Perusahaan mengelompokkan semua jenis harta penunjuang menjadi kelompok I. Terdapat beberapa koreksi menurut perusahaan, pada tahun 2009 terdapat koreksi positif sebesar Rp. 2.897.814.558 pada tahun 2010 terdapat koreksi negatif sebesar Rp. 311.037.695 dan pada tahun 2011 terdapat koreksi negatif sebesar Rp. 72.462.148 Penyusuran penunjang menurut prusahaan penyusutan penunjang tahun 2009 Inventaris Kantor 2,301,859,380 575,464,845 Kendaraan Dinas 4,779,161,356 1,194,790,339 Mesin Bengkel 380,049,032 95,012,258 Mesin Kantor 690,907,872 172,726,968 Perkakas Kendaraan 400,237,684 100,059,421 Permanen Bangunan 28,014,044,541 1,013,970,876 Fiskal 3,152,024,707 penyusutan penunjang 2010 Inventaris Kantor 2,103,638,304 525,909,576 Kendaraan Dinas 5,717,693,452 1,429,423,363 Mesin Bengkel 516,658,852 129,164,713 Mesin Kantor 867,974,160 216,993,540 Perkakas Kendaraan 513,612,028 128,403,007 Permanen Bangunan 29,776,687,809 1,089,777,145 Fiskal 3,519,671,344

penyusutan penunjang 2011 Inventaris Kantor 2,422,764,032 605,691,008 Kendaraan Dinas 4,947,511,936 1,236,877,984 Mesin Bengkel 827,449,812 206,862,453 Mesin Kantor 1,062,925,344 265,731,336 Perkakas Kendaraan 390,054,004 97,513,501 Bangunan 31,436,705,324 291,359,539 Fiskal 2,704,035,821 Setelah dievaluasi perusahaan tidak mengelompokkan jenis harta sesuai dengan peraturan perpajakan. Kendaraan dinas merupakan kelompok II dengan tarif sebesar 12.5% dengan masa manfaat selama 8 tahun. Sedangkan inventaris kantor, mesin bengkel, mesin bengkel, mesin kantor dan perkakas kendaraan merupakan kelompok I dengan tarif sebesar 25% dengan masa manfaat selama 4 tahun dan bangunan merupakan harta permanen dengan tarif sebesar 5% masa manfaat selama 20 tahun. Penyusutan Penunjang menurut penulis Penyusutan penunjang tahun 2009 Inventaris Kantor 2,301,859,380 575,464,845 Mesin Bengkel 380,049,031 95,012,258 Mesin Kantor 690,907,872 172,726,968 Perkakas Kendaraan 400,237,684 100,059,421 I Kendaraan Dinas 4,779,161,356 597,395,170 Permanen Bangunan 28,014,044,541 1,400,702,227 Fiskal 2,941,360,888

penyusutan penunjang 2010 Inventaris Kantor 2,103,638,304 525,909,576 Mesin Bengkel 516,658,852 129,164,713 Mesin Kantor 867,974,160 216,993,540 Perkakas Kendaraan 513,612,028 128,403,007 I Kendaraan Dinas 5,717,693,452 714,711,682 Permanen Bangunan 29,776,687,809 1,488,834,390 Fiskal 3,204,016,908 penyusutan penunjang 2011 Inventaris Kantor 2,422,764,032 605,691,008 Mesin Bengkel 827,449,812 206,862,453 Mesin Kantor 1,062,925,344 265,731,336 Perkakas Kendaraan 390,054,004 97,513,501 I Kendaraan Dinas 4,947,511,936 618,438,992 Permanen Bangunan 31,436,705,324 1,571,835,266 Fiskal 3,366,072,556

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Sebagai bagian akhir dalam penulisan skripsi, penulis akan menyampaikan beberapa kesimpulan berdasarkan hasil evaluasi, penghitungan, dan perencanaan pajak yang telah dilakukan. Dari hasil evalusi, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa: 1. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa perencanaan pajak yang dilakukan oleh PERUM DAMRI belum maksimal, sehingga masih ada peluang untuk memmalkan beban pajak terkait pembayaran PPh terutang perusahaan. 2. Perencanaan pajak yang telah dilakukan yaitu mematuhi aspek formal dan admstratif, menggunakan dasar pembukuan basis akrual dan menggunakan metode penyusutan garis lurus 3. Berkenaan dengan transaksi withholding tax, PERUM DAMRI melakukan persetujuan terlebih dahulu dengan pihak ketiga untuk mengantisipasi tidak dapat dilakukannya pemotongan pajak. 4. PERUM tidak membuat daftar nominatif atas biaya yang berkaitan dengan biaya jamuan tamu dinas/ relasi dan biaya representasi direksi sehingga tidak dapat diperhitungkan sebagai pengurang penghasilan bruto. 5. Perusahaan mengeluarkan biaya sumbangan/ bantuan/ santunan, perayaan (olahraga, kesenian, dll) serta rapat, namun biaya biaya harus dikoreksi karena tidak termasuk kategori biaya dalam Pasal 6 ayat (1) UU PPh. 6. Pendapatan bunga deposito dan jasa giro merupakan penghasilan yang termasuk dalam pasal 4 ayat (2) UU PPh sehingga dikoreksi fiskal negatif dan tidak diperhitungkan dalam laporan keuangan fiskal perusahaan. 7. Sanksi admstrasi pajak dikeluarkan PERUM DAMRI dikarenakan perusahaan tidak menyetor dan melaporkan SPT tahunan badan tepat pada waktunya. 8. Biaya penyusutan perusahaan tidak dikelompokkan dengan benar sesuai dengan Pasal 11 Undang-Undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan (PPh). Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diuraikan, terdapat beberapa saran yang dapat diberikan untuk PERUM DAMRI dalam melaksanakan perencanaan pajak yang efektif dan efisien, yaitu: 1. Dalam membuat rekonsiliasi fiskal sebaiknya perusahaan memeperkerjakan karyawan yang ahli dan mengerti perpajakan agar perpajakan perusahaan lebih efektif dan efisien serta terhindar dari sanksi maupun denda pajak. 2. Dalam mengeluarkan biaya-biaya seperti biaya jamuan tamu dinas/ relasi, dan biaya representasi direksi, perusahaan harus selalu mengumpulkan bukti atas pengeluaran biaya tersebut agar biaya biaya tersebut bisa menjadi biaya fiskal. 3. Dalam setiap pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan, sebaiknya perusahaan merinci setiap pengeluaran dan selalu membuat dokumen-dokumen pendukung untuk membuktikan bahwa biaya- biaya tersebut benar-benar dikeluarkan untuk kegiatan mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan sehingga dapat menjadi biaya fiskal sesuai pasal 6 ayat (1) UU PPh. 4. Biaya biaya perusahaan sebaiknya di evaluasi dengan membagi biaya menjadi dua yaitu biaya yang dapat dikurangkan dan biaya yang tidak dapat dikurangkan, supaya lebih mudah dalam melakukan rekonsiliasi fiskal. Perusahaan perlu mengikuti perkembangan dari peraturan peraturan perpajakan misalnya dengan memberikan pelatihan khusus, seminar perpajakan secara rutin, majalah, artikel artikel perpajakan supaya lebih memahami perpajakan yang selalu berubah.

5. Dalam perhitungan biaya penyusutan perusahaan sebaiknya melakukan pengelompokan dan perhitungan yang benar sesuai peraturan yang berlaku. 6. Dalam menerapkan perencanaan pajak, perusahaan dapat memaksimalkan penghasilan yang dikecualikan, contohnya pendapatan bunga deposito dan bunga jasa giro. Karena penghasilan tidak diperhitungkan lagi dalam laporan laba rugi fiskal dan dikoreksi fiskal negatif, maka dapat memmalkan penghasilan kena pajak dan beban pajak penghasilan. 7. Sebaiknya perusahaan melakukan review secara berkala atas pelaksanaan dan perencanaan pajak untuk mencegah dan memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi. 8. Setelah di evaluasi terdapat kekurangan bayar pada Tahun 2009,2010 dan 2011 sehingga perusahaan harus membayar sejumlah denda dan sanksi. a. Pada tahun 2009 terdapat kurang bayar sebesar Rp. 7.359.070.838. Dari kekurangan bayar tersebut dikenai denda sebesar 2% per bulan maksimal 24 bulan (48%), jadi denda pada tahun 2009 adalah 2% x Rp. 7.359.070.838 x 24 bulan = Rp. 3.532.354.002,24 dan ditambah sanksi admstrasi dikarenakan terlambat lapor sebesar Rp. 1.000.000. b. Pada tahun 2010 terdapat kurang bayar sebesar Rp. 8.822.695.319. Dari kekurangan bayar tersebut dikenai denda sebesar 2% per bulan maksimal 24 bulan (48%), jadi denda pada tahun 2010 adalah 2% x Rp. 8.822.695.319 x 24 bulan = Rp.4.234.893.753,12 dan ditambah sanksi admstrasi dikarenakan terlambat lapor sebesar Rp. 1.000.000. c. Pada tahun 2011 terdapat kurang bayar sebesar Rp. 18.327.313.569. Dari kekurangan bayar tersebut dikenai denda sebesar 2% per bulan maksimal 24 bulan (48%), jadi denda pada tahun 2010 adalah 2% x Rp. 18.327.313.569 x 24 bulan = Rp. 8.797.110.513,12 dan ditambah sanksi admstrasi dikarenakan terlambat lapor sebesar Rp. 1.000.000. Apabila perusahaan mengalami kurang bayar maka hendaknya secepat mungkin untuk dilunaskan agar denda yang dikenakan tidak bertambah yang diakibatkan oleh lamanya kurang bayar dilunasi. REFERENSI Amsah, S., dan Iswahyudi, T. (2013). Modul Pajak. edisi 2013. Jakarta: Executive Tax Program. Desak Eva Indira Pratiwi. (2013) Perencanaan Pajak Sebagai Upaya Legal Untuk Memmalkan Pajak Penghasilan (Studi Kasus Pada KSU Griya Anyar Sari Boga). Bali. Diaz, P., (2011). Kupas Tuntas: Pengawasan, Pemeriksaan, dan Penyidikan Pajak. Jakarta: Indeks. Direktorat Jendral Pajak. (1983) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Nomor 28 Tahun 2008. Direktorat Jendral Pajak. (1983) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008. Direktorat Jendral Pajak. (1986) Surat Edaran Direktur Jendral Pajak Nomor SE 27/PJ.22/1986 tentang Biaya Entertaiment dan Sejenisnya. Direktorat Jendral Pajak. (2000) kep-537/pj./2000 tentang Perhitungan Besarnya Angsuran Pajak Dalam Tahun Pajak Berjalan Dalam Hal-hal Tertentu. Eva Anggarawati dan Rika Lidyah. (2013) Evaluasi Perencanaan Pajak Untuk Memmalkan Beban Pajak Pada PT. Bukit Asam (PERSERO) Tbk. Palembang. Resmi, S. (2012). Perpajakan Indonesia. edisi 6 buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Resmi, S. (2011). Praktikum Perpajakan. Seri 7 buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Resmi, S. (2011). Praktikum Perpajakan. Seri 7 buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Suandy, E. (2013). Perencanaan Pajak. edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.

Waluyo (2011). Perpajakan Indonesia. edisi 10 buku 1. Jakarta: Salemba Empat. www.damri.co.id www.kanwiljogja.pajak.go.id www.ortax.org Yessica Dewi Aryanti. (2013) Penerapan Perencanaan Pajak Untuk Memmalkan Pembayaran Pajak Penghasilan PT. X di Semarang. Semarang. RIWAYAT PENULIS Delfin Chandra, lahir di Rengat, Indragiri Hulu, Riau pada tanggal 28 desember 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang akuntansi perpajakan pada tahun 2014.