4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Lampiran 1 Tata letak fasilitas di PPN Karangantu

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Lampiran 1 Layout Pelabuhan Perikanan Pantai Karangantu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan 2.2 Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian (1) Letak dan Kondisi Geografis

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

34 laki dan 49,51% perempuan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 0,98% dibanding tahun 2008, yang berjumlah jiwa. Peningkatan penduduk ini

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB 2 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH PENELITIAN DAN INFORMASI MENGENAI MASYARAKAT PESISIR DI PPP CILAUTEUREUN

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Geografi

BAB III DESKRIPSI AREA

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI

KARAKTERISTIK PENDISTRIBUSIAN IKAN SEGAR DAN OLAHAN DARI PANGKALAN PENDARATAN IKAN CITUIS TANGERANG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

6 KEBERLANJUTAN PERIKANAN TANGKAP PADA DIMENSI EKONOMI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI (OBJEK PENELITIAN)

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI PANTAI ANYER BANTEN. a. Luas wilayah dan letak geografis 1. ± 70 km dari kota Jakarta, Ibukota Negara Indonesia.

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan

KEBUN BIBIT Gracillaria sp

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 6 Sebaran daerah penangkapan ikan kuniran secara partisipatif.

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 16/MEN/2006 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM PRODUKSI IKAN LAUT TANGKAPAN DI WILAYAH UTARA JAWA BARAT

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Sumber : Wiryawan (2009) Gambar 9 Peta Teluk Jakarta

PROFIL UPTD PELABUHAN PERIKANAN PANTAI CAROCOK TARUSAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2014

Jumlah kapal (unit) pada ukuran (GT) >100

PRODUKSI PERIKANAN 1. Produksi Perikanan Tangkap No. Kecamatan Produksi (Ton) Ket. Jumlah 12,154.14

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Kondisi Geografis Kabupaten Bekasi

BERITA NEGARA. No.955, 2011 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Juknis. DAK. Tahun 2012 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Kota Serang 4.1.1 Letak geografis Kota Serang berada di wilayah Provinsi Banten yang secara geografis terletak antara 5º99-6º22 LS dan 106º07-106º25 BT. Jarak terpanjang menurut garis lurus dari utara ke selatan adalah sekitar 21,7 km dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur adalah sekitar 20 km. Batas-batas wilayah Kota Serang adalah sebagai berikut : 1) Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa; 2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tangerang; 3) Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Cilegon dan Selat Sunda; 4) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang. Kota Serang terbagi ke dalam enam kecamatan yaitu Kecamatan Curug, Walantaka, Cipocok Jaya, Serang, Taktakan dan Kasemen. Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu terletak di Kecamatan Kasemen dengan posisi geografis 06º02 LS-106º09 BT dan terdiri atas sepuluh desa serta memiliki luas wilayah mencapai 39 km². Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu memiliki batasbatas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Desa Padak Gundul, sebelah barat berbatasan dengan Desa Margasayulu dan sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Kasunyatan 4.1.2 Luas wilayah dan topografi Luas wilayah Kota Serang secara administratif 173.409 ha terbagi menjadi 28 kecamatan dan 308 desa. Secara topografi wilayah Kota Serang berada dalam kisaran ketinggian antara 0-1,7778 m dpl dan pada umumnya tergolong topografi lahan dataran dan bergelombang. Ketinggian 0 m dpl membentang dari Kecamatan Taktakan, Tirtayasa, Cinangka di Pantai Barat Selat Sunda. Ketinggian 1,778 m dpl terdapat di Puncak Gunung Karang yang terletak di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pandeglang. Pada Umumnya wilayah Kota Serang berada pada Ketinggian kurang dari 500 m dpl dan beriklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi dan hari hujan umumnya dengan

28 ukuran tertinggi dalam sebulan 94 mm dan rata-rata hujan 14 hari hujan serta tersebar pada seluruh wilayah kecuali kecamatan Ciomas. 4.1.3 Penduduk Jumlah Penduduk Kota Serang pada tahun 2009 adalah 497.910 jiwa terdiri atas 256.136 laki-laki dan 241.774 perempuan. Rasio jenis kelamin di Kota Serang sebesar 106 pada setiap 100 orang perempuan terdapat 106 orang laki-laki. Tingkat kepadatan penduduk Kota Serang selama periode (2000-2009) mencapai 1866,65 jiwa per kilometer persegi yang sebagian besar penduduknya mendiami perkotaan. Jumlah penduduk pada Kecamatan Kasemen adalah 76.241 jiwa, terdiri atas 39.697 laki-laki dan 36.544 perempuan dengan sex ratio sebesar 109, artinya setiap 100 orang perempuan terdapat 109 orang laki-laki pada akhir Desember 2009. Penduduk di Kecamatan Kasemen sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, pedagang, nelayan dan sebagainya. Jumlah penduduk dan jenis kelamin (Tabel 4). Tabel 4 No Jumlah penduduk berdasarkan kepadatan penduduk, jenis kelamin dan rasio jenis kelamin per kecamatan di Kota Serang pada tahun 2009 Kepadatan Penduduk (Jiwa) penduduk Lakilaki Sex Kecamatan (Jiwa/km²) Perempuan Jumlah Ratio 1 Curug 828,53 21.294 19.801 41.095 107,54 2 Walantaka 1335,58 32.933 31.816 64.749 103,51 3 Cipocok Jaya 2165,44 35.136 33.162 68.298 105,95 4 Serang 6957,3 92.152 87.903 180.055 104,83 5 Taktakan 1409,19 34.924 32.548 67.472 107,3 6 Kasemen 1203,3 39.697 36.544 76.241 108,63 1886,65 256.136 241.774 497.910 105,94 Sumber : BPS Kota Serang (2010ᵃ)

29 4.2 Keadaan Umum PPN Karangantu 4.2.1 Volume dan nilai produksi Volume produksi yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu sebesar 2.507 ton dengan nilai Rp 31.389.959.940,00 pada tahun 2010 mengalami peningkatan jika dibandingkan volume produksi sebesar 2.313 ton dengan nilai Rp 24.335.898.012,00 pada tahun 2009. Hal ini berarti mengalami peningkatan volume sebesar 8,39% dan kenaikan nilai produksi sebesar 28,99%. Rata-rata harga ikan mengalami kenaikan yaitu Rp 10.521/kg pada tahun 2009 menjadi Rp 12.521/kg pada tahun 2010. Perkembangan volume dan nilai produksi (Tabel 5 dan Gambar 3). Tabel 5 Perkembangan volume dan nilai produksi ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu Tahun 2006-2010 No Tahun Volume Produksi (ton) Nilai Produksi (Rp 1000,00) 1 2006 1.984 10.005.884 2 2007 2.219 13.505.133 3 2008 2.354 17.379.734 4 2009 2.313 24.335.898 5 2010 2.507 31.389.960 R (%) 6,14 33,17 Sumber : PPN Karangantu tahun 2011 35.000 30.000 25.000 Jumlah 20.000 15.000 10.000 5.000 0 2006 2007 2008 2009 2010 Produksi (ton) Nilai (Rp Juta) Gambar 3 Perkembangan volume dan nilai produksi ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu tahun 2006-2010

30 4.2.2 Masyarakat perikanan Masyarakat perikanan yang melakukan usaha perikanan di lingkungan Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu diantaranya nelayan, pemilik kapal, penjual ikan dan sebagainya. Adapun nelayan yang melakukan aktivitas dalam kurun waktu lima tahun terakhir (Tabel 6). Tabel 6 Jumlah nelayan yang melakukan aktivitas di Pelabuhan Perikanan Karangantu tahun 2006-2010 No Tahun Jumlah Nelayan (Orang) 1 2006 973 2 2007 1.195 3 2008 1.505 4 2009 1.614 5 2010 1.822 Kenaikan Rata-rata (%) 17,22 Sumber : PPN Karangantu tahun 2011 Jumlah nelayan Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu mengalami kenaikan pada tahun 2006 hingga 2010. Secara umum rata-rata kenaikan jumlah nelayan 17,22% dari tahun 2006 hingga 2010. Jumlah nelayan yang memanfaatkan Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu sebanyak 1.822 orang pada tahun 2010. 4.2.3 Armada penangkapan ikan Jumlah kapal yang masuk dan berlabuh di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu mengalami peningkatan yaitu sebanyak 24.633 kali pada tahun 2010 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 23.289 kali atau naik 5,77%. Kenaikan frekuensi kedatangan kapal ini diduga dampak dari terpusatnya pendaratan ikan di Pelabuhan Perikanan. Adapun kapal yang berkunjung ke Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu tidak seluruhnya berasal dari Karangantu tetapi juga berasal dari daerah lain antara lain : Lampung, Labuan, Cilincing, Indramayu serta daerah lainnya. Kapal-kapal yang masuk tersebut terdiri atas kapal-kapal perikanan dan non perikanan. Kapal-kapal non perikanan umumnya hanya melakukan kegiatan perbaikan/docking kapal dan pengisian perbekalan. Frekuensi kedatangan kapal yang mendarat di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu (Tabel 7).

31 Tabel 7 Frekuensi kedatangan kapal yang mendarat di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu tahun 2006-2010 Kategori kapal 2006 2007 2008 2009 2010 Kapal tanpa motor Jumlah/Total Kapal motor tempel Jumlah/Total 10.973 11.730 12.071 12.898 13.580 Kapal motor < 5 GT 4.483 5.127 5.835 6.664 7.036 5-10 GT 1.671 2.013 2.612 3.626 3.949 10-20 GT 96 25 20-30 GT 4 30 30-50 GT 1 9 50-100 GT 378 385 305 4 Jumlah/Total 6.532 7.525 8.752 10.391 11.053 Sumber : PPN Karangantu tahun 2011 4.2.4 Alat penangkapan ikan Penggunaan suatu jenis alat tangkap sangat berpengaruh terhadap jenis ikan hasil tangkapan. Hal ini sangat berkaitan dengan tingkah laku ikan. Alat tangkap tersebut umumnya masih bersifat tradisional dan merupakan usaha penangkapan dengan skala kecil dan one day fishing. Adapun jenis alat tangkap yang beroperasi di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu Tahun 2010 (Tabel 8). Tabel 8 Jenis alat tangkap yang beroperasi di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu tahun 2010 No Jenis Alat Tangkap Jumlah 1 Gillnet 64 Unit 2 Jaring dogol 44 Unit 3 Bagan tancap 4 Unit 4 Payang 13 Unit 5 Pancing 22 Unit 6 Bagan perahu 58 Unit 7 Jaring insang tetap 122 Unit 8 Alat tangkap lainnya 174 Unit Jumlah 546 Unit Sumber : PPN Karangantu tahun 2011

32 4.2.5 Daerah penangkapan ikan Daerah penangkapan ikan bagi nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu adalah Laut Jawa, Selat sunda, dan Perairan di Sekitar Teluk banten seperti Pulau Panjang, Pulau Pamujan Kecil, Pulau Dua, dan Pulau Tunda. Lamanya operasi penangkapan berkisar 1-7 hari di Laut, sehingga tidak memerlukan perbekalan yang banyak. Sumberdaya perikanan yang tertangkap di perairan Karangantu antara lain ikan teri dan udang jerbung, sedangkan ikan kurisi, tongkol, lemuru, layang, tembang, kembung, dan selar banyak terdapat di Selat Sunda dan di sekitar bagian luar Teluk Banten. 4.2.6 Musim penangkapan ikan Musim ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu terjadi pada bulan mei karena pada bulan tersebut terjadi kenaikan produksi bila dibandingkan dengan bulan lainnya, tetapi musim ikan terkadang mengalami pergeseran. Produksi ikan akan lebih banyak ketika terdapat nelayan yang datang dari luar daerah untuk mendaratkan hasil tangkapannya di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu, seperti nelayan dari Lampung, Kronjo, Labuan dan lain-lain. 4.2.7 Pengolahan dan pemasaran ikan Produksi ikan hasil tangkapan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu merupakan ikan basah (diawetkan dengan es), kemudian didistribusikan sebagai berikut : 1) Diolah menjadi ikan asin oleh masyarakat di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu kemudian dipasarkan ke daerah Jawa Barat; 2) Dijual dalam bentuk segar ke berbagai daerah; 3) Sebagai Bahan baku pabrik tepung ikan dibawa ke Jakarta dan Bogor. Pemasaran produk perikanan di Kota Serang memiliki dua target, yaitu pemasaran lokal dan pemasaran antar kota. Pemasaran lokal biasanya dilakukan oleh nelayan secara langsung dijual kepada pengumpul ikan (bakul) kemudian bakul menjual hasil tangkapan kepada pedagang besar antar kota dan pedagang pengecer. Pedagang pengecer menjual hasil tangkapannya ke konsumen melalui pasar ikan. Pasar ikan di Kota Serang yang menjadi pusat penjualan ikan yaitu pasar ikan yang terletak di Kecamatan Kasemen. Pemasaran antar kota dilakukan

33 oleh pedagang besar antar kota yang menjual hasil tangkapannya kepada pedagang pengecer. Pedagang pengecer kemudian menjual hasil tangkapannya kepada konsumen secara langsung maupun perusahaan pengolahan ikan. Proses Pemasaran hasil tangkapan PPN Karangantu yang tertera pada Gambar 4. Nelayan Pengumpul Ikan (bakul) Pedagang Besar Pedagang Pengecer Pedagang Pengecer Konsumen Konsumen Gambar 4 Saluran pemasaran hasil tangkapan di PPN Karangantu Banten 4.2.8 Jenis ikan tangkapan Jenis ikan yang didaratkan di PPN Karangantu, Teluk Banten terdiri atas ikan pepetek, kuniran, kembung, cumi-cumi dan lain-lain. Komposisi hasil tangkapan yang tertera pada Gambar 5. Selar; 3% Rajungan; 3% Sotong ; 4% Tembang; 5% Kurisi ; 6% Gulamah; 3% Tenggiri; 2% Beloso; 2% Cumi-cumi; 9% Peperek ; 12% Kuniran; 10% Kembung ; 9% Peperek Kuniran Kembung Cumi-cumi Kurisi Tembang Sotong Rajungan Selar Gulamah Tenggiri Beloso Gambar 5 Komposisi hasil tangkapan ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu tahun 2006-2010

34 4.2.9 Keadaan fasilitas Fasilitas di PPN Karangantu terbagi menjadi fasilitas pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas penunjang. Fasilitas pokok merupakan fasilitas dasar yang diperlukan dalam kegiatan perikanan tangkap di suatu pelabuhan. Fasilitas fungsional merupakan fasilitas yang berfungsi untuk meningkatkan nilai guna dari fasilitas pokok, sehingga dapat menunjang aktivitas di Pelabuhan. Fasilitas penunjang merupakan fasilitas yang secara tidak langsung meningkatkan peranan pelabuhan atau para pelaku untuk mendapatkan kenyamanan melakukan aktivitas di Pelabuhan. Keadaan fasilitas di PPN Karangantu umumnya dalam kondisi layak untuk digunakan. Komposisi dan keadaan fasilitas Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu, Teluk Banten (Tabel 9). Tabel 9 Komposisi dan keadaan fasilitas Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu Fasilitas Volume Satuan Keterangan (1) Fasilitas Pelindung Break Water 550 M Baik Turap 700 M Baik (2) Fasilitas Tambat 75x4 M Baik (3) Fasilitas Perairan 250x50 M Dangkal (Kolam dan Alur) (4) Fasilitas Penghubung Jalan Utama 910x7 M Baik Jalan Komplek 2.340 m² Baik Tempat Pelelangan Ikan 450 m² Baik Tempat Pengepakan Ikan 283,92 m² Baik (5) Fasilitas Navigasi Telepon/internet 2 Buah Baik Radio SSB 2 Buah Baik (6) Fasilitas Air Bersih Sumur Bor 2 Unit Baik Water Treatment 1 Unit Baik Bak Air Tawar 150 m³ Baik Menara Air 8 m³ Baik (7) Fasilitas Es 240 Baik (8) Fasilitas Listrik PLN Genset 1 154 KVA Baik Genset 2 180 KVA Baik

35 Lanjutan Tabel 9 Fasilitas Volume Satuan Keterangan Genset 3 225 KVA Baik (9) Fasilitas Pemeliharaan Bengkel 150 m² Baik (10) Fasilitas Perkantoran Kantor 1 125 m² Baik Kantor 2 250 m² Baik Kantor Pengawasan 18 m² Baik (11) Fasilitas Transportasi Kendaraan roda 4 2 Unit Baik Kendaraan roda 2 8 Unit Baik (12) Fasilitas Penunjang Balai Pertemuan Nelayan 125 m² Baik Mess Operator 8 Unit Baik Pos Jaga 12 m² Baik Mess Nelayan 1 Unit Baik Tempat Peribadatan 20 m² Baik Kamar Mandi Umum 36 m² Baik Kios/Toko 4 m² Baik Kios IPTEK 16 m² Baik WC Umum 18 m² Baik Garasi 25 m² Baik Papan Nama PPN Karangantu 1 Unit Baik CCTV 1 Unit Baik Sumber : PPN Karangantu Tahun 2011