Lampiran 1 Layout Pelabuhan Perikanan Pantai Karangantu
|
|
- Sukarno Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Lampiran 1 Layout Pelabuhan Perikanan Pantai Karangantu
2 60 Lampiran 2. Fasilitas di PPP Karangantu No Fasilitas Volume Satuan (baik/rusak) I. FASILITAS POKOK Breakwater 550 M Rusak Turap 700 M Baik Faslitas tambat 75 x 4 M Baik Fasilitas Kolam dan alur 250 x 50 M Dangkal Jalan utama 910 x 7 M Baik Jalan komplek M 2 Baik II. FASILITAS FUNGSIONAL TPI 450 M 2 Baik Radio SSB 2 Buah Baik Sumur bor 2 Unit Baik Water Treatment 1 Unit Baik Tangki air 150 M 3 Baik Fasilitas es 240 M 2 Baik PLN dan Genset 30 &154;180;225 KVA Baik Bengkel 150 M 2 Baik Perkantoran 125;250;18 M 2 Baik Transportasi 10 Unit Baik,1 rusak III FASILITAS PENUNJANG Balai Pertemuan Nellayan 125 M 2 Baik Mess operator 8 Unit Baik Pos jaga 12 M 2 Baik Mes nelayan 1 Unit Baik Tempat peribadatan 20 M 2 Baik Kamar mandi umum 36 M 2 Baik Kios/toko 4 Unit Baik Garasi 25 M 2 Baik Papan nama pelabuhan 1 Unit Baik CCTV 1 Unit Baik Sumber : Laporan Tahunan PPP Karangantu,2008
3 61 Lampiran 3. Kapasitas Fasilitas Fungsional PPP Karangantu 1. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) KAPASITAS TERPASANG Diketahui : S : Luas Gedung TPI = 450 m ² R : Intensitas lelang per hari = 2 kali P : Perbandingan ruang dan gedung lelang = 0,32 A : Daya tampung produksi = 45 m ²/ton Ditanyakan : N : jumlah hasil tangkapan rata- rata per hari Jawab : Rumus : N = (S x R x a) / P N = (450 m ² x 2 kali x 0,32) / 45 m ²/ton N = 6,4 ton / hari KAPASITAS AKTUAL Diketahui : Jumlah Produksi ikan per tahun Tahun Jumlah Produksi Ikan (ton) jumlah 9383 Rata - rata Jumlah hari dalam setahun 365 hari Ditanyakan : N : jumlah hasil tangkapan rata- rata per hari Jawab : Rumus : N = Rata rata produksi tahunan/365 N = ton / 365 N = 5.14 ton per hari
4 62 2. Docking KAPASITAS TERPASANG Diketahui : Luas lahan docking : 3000 m ² Ukuran kapal Panjang : 23 meter Lebar : 7 meter Luas kapal : 161 m ² Ditanyakan : Kapasitas terpasang?? Jawab : Rumus : luas lahan docking/ rata- rata luas kapal : 3000 m ² / 161 m ² : 18,63 unit atau 19 unit 3. Gudang es KAPASITAS TERPASANG Diketahui : Volume gudang es : 5 m x 4 m x 4 m : 80 m³ Volume balok es : 1 m x 0,25 m x 0,25 m : 0,0625 m³ Ditanyakan : Kapasitas terpasang?? Jawab : Rumus : volume gudang es/ volume balok es : 80 m³ / 0,0625 m³ : 1280 buah per hari
5 Lampiran 4 Resume wawancara nelayan No Nama status lama OPI Jumlah nelayan alat tangkap DPI Pendaratan ikan nelayan per trip(hari) (orang) 1 Celli buruh Lampara Panimbangan 7 PPP Karangantu 5 2 Erwin buruh Lampara Panimbangan 4 PPP Karangantu 3 3 M. Nur buruh Lampara Labuan 7 PPP Karangantu 3 4 Jati buruh Lampara Panimbangan 5 PPP Karangantu 5 5 Ardi buruh Lampara Panimbangan 4 PPP Karangantu 4 6 Haryadi pemilik Bagan tancap P. Mujan 1 PPP Karangantu 0 7 Syamsul Pemilik Bagan Tancap P.Panjang 1 PPP Karangantu 0 8 Napi pemilik Bagan tancap P. Mujan 1 PPP Karangantu 0 9 Agus pemilik Bagan Tancap P. Mujan 1 PPP Karangantu 0 10 Warji pemilik bagan tancap P. Panjang 1 PPP Karangantu 0 11 Iswardi buruh Bagan Perahu P.Tunda 1 PPP Karangantu 4 12 Sabrowi buruh Bagan Perahu P. Tunda 1 PPP Karangantu 4 13 Yadi buruh Bagan Perahu P. Panjang 1 PPP Karangantu 4 14 Saleh pemilik Sero Pantai Cibanten 1 kali cengkok 0 15 Darmili Buruh Sero P. Panjang 1 kali cengkok 2 16 Baharudin pemilik Sero pesisir pantai 1 kali cengkok 0 17 Waryanto pemilik dogol P. Panjang, P. Mujan 1 PPP Karangantu 5 18 Rohim pemilik dogol P. Panjang, P. Mujan 1 PPP Karangantu 6 19 Warso Buruh dogol P. Panjang, P. Mujan 1 PPP Karangantu 5 20 Rois pemilik dogol P. Panjang, P. Mujan 1 PPP Karangantu 5 21 Ferri buruh Gillnet P.Mujan 1 kali cengkok 2 22 Abas buruh Gillnet P.Laki 1 kali cengkok 3 23 Johani buruh Gillnet P.Tunda 1 PPP Karangantu 3 24 Dirman buruh Gillnet P.panjang,P.Tunda 1 kali cengkok 3 25 Rudi buruh gillnet P. Panjang 1 kali cengkok 3 26 Yusuf buruh Bubu lipat P.panjang 3 kali cengkok 4 27 Abi buruh Bubu lipat P. Panjang 5 kali cengkok 4 28 Satiri pemilik Arad P. Mujan 1 kali cengkok 1 29 Syafii pemilik Arad P. Panjang 1 kali cengkok 0 30 Ali pemilik pancing P. Seribu 5 PPP Karangantu 6 63
6 Lampiran 5 Komponen biaya operasional penangkapan ikan per trip alat tangkap lampara Biaya Harga satuan Lampara I Lampara II Lampara III Lampara IV Lampara V operasinal (Rp) Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Es balok , , , , , Garam , , , , , solar 5500 liter 600 3,300, ,300, ,500, ,700, ,600, Air liter 4 72, , , , , Ransum 1,000, ,000, , ,000, ,000, Minyak Tanah 7000 liter , , , , , oli 8700 liter 5 43, , , , , Izin Berlayar trip 1 10, , , , , SIUP , , , , , Tambat Labuh 4000 trip 1 4, , , , , Jumlah 5,137, ,944, ,941, ,636, ,415,
7 Lampiran 6 Penerimaan hasil alat tangkap lampara Harga Lampara I Lampara II Lampara III Lampara IV Lampara V Nama Ikan per Kg Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan (Rp) (Kg) (Rp) (Kg) (Rp) (Kg) (Rp) (Kg) (Rp) (Kg) (Rp) Layur 9, , , , Kembung 11, ,300, ,300, ,200, ,500, ,750, Peperek 5, ,750, ,000, Cumi 20, ,000, ,000, ,000, Tenggiri 25, ,500, ,000, ,750, Selar 10, ,000, ,000, ,000, ,000, Kurisi 7, ,100, Ekor kuning 3, ,100, Pari 20, ,000, Total 985 8,815, ,150 15,800, ,200, ,175 13,175, ,150,
8 Lampiran 7 Analisis pendapatan hasil alat tangkap lampara Analisis Pendapatan Lampara I Lampara II Lampara III Lampara IV Lampara V PENERIMAAN Penjualan Hasil Tangkapan per trip 8,815, ,800, ,200, ,175, ,150, TOTAL PENERIMAAN 8,815, ,800, ,200, ,175, ,150, PENGELUARAN BIAYA INVESTASI Perahu 50,000, ,000, ,000, ,000, ,000, Mesin 7,000, ,000, ,000, ,000, ,000, Alat Tangkap 9,000, ,000, ,000, ,500, ,000, Kompor 150, , , , , Lampu 100, , , , , Aki 300, , , , , Dirigen untuk minum 50, , , , , Dirigen untuk bahan bakar 75, , , , , Boks/sterofoam/blong 150, , , , , TOTAL BIAYA INVESTASI 66,825, ,950, ,710, ,205, ,745, BIAYA TETAP Biaya Perawatan Perahu 1,300, , , , Mesin 500, ,000, , , , Alat TAngkap 700, , , , , TOTAL BIAYA TETAP 2,500, ,500, ,450, ,500, ,200, BIAYA TIDAK TETAP 65
9 Biaya Operasional Es 560, , , , , Garam 40, , , , , solar 3,300, ,300, ,500, ,700, ,600, Air 72, , , , , Ransum 1,000, ,000, , ,000, ,000, Minyak Tanah 105, , , , , oli 43, , , , , Izin Berlayar 10, , , , , SIUP 3, , , , , Tambat Labuh 4, , , , , Biaya Retribusi 10, , , , , TOTAL BIAYA TIDAK TETAP 5,147, ,954, ,951, ,646, ,425, Bagi Hasil 50%(Penjualan-Perbekalan) PENDAPATAN BERSIH PER TRIP 1,833, ,422, ,624, ,764, ,362, (Jumlah penerimaan-(biaya Tetap+biaya tidak tetap) Rata - rata pendapatan Bersih usaha 1,167, ,345, ,798, ,172, ,028, ,524,
10 Lampiran 8 Komponen biaya operasional penangkapan ikan per trip alat tangkap bagan tancap Biaya Harga satuan Bagan Tancap I Bagan Tancap II Bagan Tancap III Bagan Tancap IV Bagan Tancap V operasional (Rp) Jumlah Penerimaan Penerimaan Penerimaan Penerimaan Penerimaan Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Ransum 30, , , , , Minyak Tanah 7000 liter 7 49, , , , , sewa kapal trip 1 15, , , , , Jumlah 94, , , , ,
11 Lampiran 9 Penerimaan hasil tangkapan alat tangkap bagan tancap Harga Bagan Tancap I Bagan Tancap II Bagan Tancap III Bagan Tancap IV Bagan Tancap V Nama Ikan per Kg Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan (Rp) (Kg) (Rp) (Kg) (Rp) (Kg) (Rp) (Kg) (Rp) (Kg) (Rp) Tembang 7, , , , , , Teri 8, , , , , , Peperek 5, Total , , , , ,
12 Lampiran 10 Analisis pendapatan usaha penangkapan ikan alat tangkap bagan tancap No I Bagan Tancap 1 Bagan Tancap2 Bagan Tancap 3 Bagan Tancap 4 Bagan Tancap 5 Analisis Pendapatan PENERIMAAN Penjualan Hasil Tangkapan per trip 335, , , , , TOTAL PENERIMAAN 335, , , , , II PENGELUARAN A. BIAYA INVESTASI Alat Tangkap 1,200, ,000, ,500, ,000, ,500, Keranjang 20, , , , , TOTAL BIAYA INVESTASI 1,220, ,025, ,525, ,030, ,520, BIAYA TETAP Biaya Perawatan Alat Tangkap 100, , , , , TOTAL BIAYA TETAP 100, , , , , B BIAYA TIDAK TETAP Biaya Operasional Ransum 30, , , , , Minyak Tanah 49, , , , , sewa kapal 15, , , , , Retribusi 5, , , , TOTAL BIAYA TIDAK TETAP 99, , , , , III PENDAPATAN BERSIH PER TRIP (Jumlah penerimaan-(biaya Tetap+biaya tidak tetap) 136, , , , , V Rata - rata pendapatan Bersih usaha 114,
13 Lampiran 11 Komponen biaya operasional penangkapan ikan alat tangkap bagan perahu Biaya Harga satuan Bagan Perahu I Bagan Perahu II Bagan Perahu III operasional (Rp) Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan (Rp) (Rp) (Rp) Es balok 2 28, , , solar 5500 liter , , , Air liter 2 36, , , Ransum 100, , , Minyak Tanah 7000 liter 6 42, , , oli 8700 liter 2 17, , , Izin Berlayar trip 1 10, , , SIUP , , , Tambat Labuh 4000 trip 1 4, , , Jumlah 515, , ,
14 Lampiran 12 Penerimaan hasil tangkapan ikan alat tangkap bagan perahu Harga Bagan Perahu I Bagan Perahu II Bagan Perahu III Nama Ikan per Kg Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan (Rp) (Kg) (Rp) (Kg) (Rp) (Kg) (Rp) Kuniran 3, , , , Tongkol 7, , , ,750, Teri 8, , Cumi 20, , , , Total 440 2,705, ,530, ,950,
15 73 Lampiran 13 Analisis pendapatan usaha penangkapan alat tangkap bagan perahu No I Bagan Perahu I Bagan Perahu II Bahan Perahu III Analisis Pendapatan PENERIMAAN Penjualan Hasil Tangkapan per trip 2,705, ,530, ,950, TOTAL PENERIMAAN 2,705, ,530, ,950, II PENGELUARAN A. BIAYA INVESTASI Perahu 80,000, ,000, ,000, Mesin 8,000, ,000, ,000, Alat Tangkap 3,500, ,000, ,000, Kompor 150, , , Dirigen untuk minum 25, , , Dirigen untuk bahan bakar 75, , , Boks/sterofoam/blong 150, , , TOTAL BIAYA INVESTASI 91,900, ,420, ,410, B BIAYA TETAP Biaya Perawatan Perahu 1,000, ,000, Mesin 500, , , Alat TAngkap 300, , , TOTAL BIAYA TETAP 1,800, , ,550, C BIAYA TIDAK TETAP Biaya Operasional Es 28, , , solar 275, , , Air 36, , , Ransum 100, , , Minyak Tanah 42, , , oli 17, , , Izin Berlayar 10, , , SIUP 3, , , Tambat Labuh 4, , , Biaya Retribusi 7, , , TOTAL BIAYA TIDAK TETAP 522, , , Bagi Hasil 50%(Penjualan-Perbekalan) PENDAPATAN BERSIH/TRIP 1,091, , ,141, (Jumlah penerimaan-(b+c)) 382, , , III Rata - rata pendapatan Bersih 521,700.00
16 Lampiran 14 Komponen biaya operasional penangkapan ikan per alat tangkap sero Biaya Harga satuan Sero I Sero II Sero III operasional (Rp) Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan (Rp) (Rp) (Rp) Ransum 20, , , solar 5500 trip 10 55, , Jumlah 75, , ,
17 Lampiran 15 Penerimaan hasil alat tangkap sero Harga Sero I Sero II Sero III Nama Ikan per Kg Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan (Rp) (Kg) (Rp) (Kg) (Rp) (Kg) (Rp) Cumi 20, , , , Selar 10, , Peperek 8, , , Udang 40, , , , Total , , ,
18 76 Lampiran 16 Analisis pendapatan usaha penangkapan alat tangkap sero No Analisis Pendapatan Sero I Sero II Sero III I II PENERIMAAN Penjualan Hasil Tangkapan per trip 880, , , TOTAL PENERIMAAN 880, , , PENGELUARAN A. BIAYA INVESTASI Kapal 12,000, ,000, Mesin 3,000, ,000, Alat Tangkap 1,500, ,000, ,000, TOTAL BIAYA INVESTASI 16,500, ,000, ,000, B. BIAYA TETAP C III Biaya Perawatan Kapal 250, , Mesin 100, , Alat Tangkap 200, , , TOTAL BIAYA TETAP 550, , , BIAYA TIDAK TETAP Biaya Operasional Ransum 20, , , Sewa Kapal , Solar 55, , TOTAL BIAYA TIDAK TETAP 75, , , PENDAPATAN BERSIH PER TRIP (Jumlah penerimaan-(b+c) 255, , , Rata - rata pendapatan Bersih usaha ,00
19 Lampiran 17 Komponen Biaya Alat Tangkap Dogol Biaya Harga satuan Dogol I Dogol II Dogol III Dogol IV operasional (Rp) Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Es balok 1 14, , , , solar 5500 liter , , , , Air liter 1 18, , , , Ransum 100, , , , Minyak Tanah 7000 liter 2 14, , , , oli 8700 liter 2 17, , , , Izin Berlayar trip 1 10, , , , SIUP , , , , Tambat Labuh 4000 trip 1 4, , , , Jumlah 455, , , ,
20 Lampiran 18 Penerimaan hasil alat tangkap Dogol Biaya Harga satuan Dogol I Dogol II Dogol III Dogol IV operasional (Rp) Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Es balok 1 14, , , , solar 5500 liter , , , , Air liter 1 18, , , , Ransum 100, , , , Minyak Tanah 7000 liter 2 14, , , , oli 8700 liter 2 17, , , , Izin Berlayar trip 1 10, , , , SIUP , , , , Tambat Labuh 4000 trip 1 4, , , , Jumlah 455, , , ,
21 79 Lampiran 19 Analisis pendapatan usaha penangkapan alat tangkap dogol No Analisis Pendapatan Dogol I Dogol 2 Dogol 3 Dogol 4 I PENERIMAAN Penjualan Hasil Tangkapan per trip 2,455, ,420, ,595, ,400, TOTAL PENERIMAAN 2,455, ,420, ,595, ,400, II PENGELUARAN A. BIAYA INVESTASI Perahu 35,000, ,000, ,000, ,000, Mesin 3,000, ,000, ,500, ,000, Alat Tangkap 5,000, ,500, ,000, ,000, Dirigen untuk bahan bakar 75, , , , Boks/sterofoam/blong 150, , , , TOTAL BIAYA INVESTASI 43,225, ,750, ,750, ,280, B BIAYA TETAP Biaya Perawatan Perahu 300, , , , Mesin 200, , , , Alat TAngkap 300, , , , TOTAL BIAYA TETAP 800, ,050, , ,150, C BIAYA TIDAK TETAP Biaya Operasional Es 14, , , , solar 275, , , , Air 18, , , , Ransum 100, , , , Minyak Tanah 14, , , , oli 17, , , , Izin Berlayar 10, , , , SIUP 3, , , , Tambat Labuh 4, , , , Biaya Retribusi 10, , , , TOTAL BIAYA TIDAK TETAP 465, , , , Bagi Hasil 40%(Penjualan- Perbekalan) 795, ,111, , ,103, III PENDAPATAN BERSIH PER TRIP (Jumlah penerimaan- (Biaya Tetap+biaya tidak tetap) Rata - rata pendapatan Bersih 1,189, ,728, ,186, ,608, usaha 1,428,300.00
22 Lampiran 20 Komponen biaya operasional alat tangkap gillnet Biaya Harga satuan Gillnet I Gillnet II Gillnet III Gillnet IV Gillnet V operasional (Rp) Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Es balok 2 28, , , , , solar 5500 liter , , , , , Air liter 1 18, , Ransum 100, , , , , Minyak Tanah 7000 liter 5 35, , , , , oli 8700 liter 5 43, , , , , Izin Berlayar trip , SIUP , Tambat Labuh 4000 trip , Jumlah 444, , , , ,
23 Lampiran 21 Penerimaan hasil tangkapan alat tangkap gillnet Nama Ikan Harga Gillnet I Gillnet II Gillnet III Gillnet IV Gillnet V per Kg Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan (Rp) (Kg) (Rp) (Kg) (Rp) (Kg) (Rp) (Kg) (Rp) (Kg) (Rp) Tongkol 16, , ,200, , , , Kembung 11, , ,375, , , , Cumi 20, , , , , , Tenggiri 25, , , Kurisi 7, , , Total 155 2,185, ,075, ,175, ,385, ,305,
24 Lampiran 22 Analisis usaha penangkapan alat tangkap gillnet No Analisis Pendapatan Gillnet 1 Gillnet 2 Gillnet 3 Gillnet 4 Gillnet 5 I PENERIMAAN Penjualan Hasil Tangkapan per trip 2,185, ,075, ,175, ,385, ,305, TOTAL PENERIMAAN 2,185, ,075, ,175, ,385, ,305, II PENGELUARAN A. BIAYA INVESTASI Perahu 35,000, ,000, ,000, ,000, ,000, Mesin 3,000, ,000, ,000, ,000, ,000, Alat Tangkap 4,000, ,000, ,000, ,500, ,500, Kompor 100, , , , , Lampu 30, , , , , Dirigen untuk bahan bakar 50, , , , , TOTAL BIAYA INVESTASI 42,180, ,200, ,225, ,700, ,675, B BIAYA TETAP Biaya Perawatan Perahu 600, , , Mesin 300, , , , , Alat TAngkap 300, , , , , TOTAL BIAYA TETAP 1,200, ,500, ,250, , , C BIAYA TIDAK TETAP Biaya Operasional Es 28, , , , , solar 220, , , , , Air 18, , Ransum 100, , , , , Minyak Tanah 35, , , , , oli 43, , , , , Izin Berlayar , SIUP , Tambat Labuh , Biaya Retribusi , TOTAL BIAYA TIDAK TETAP 444, , , , , Bagi Hasil 40%(Penjualan-Perbekalan) PENDAPATAN BERSIH PER TRIP 696, , , , , (Jumlah penerimaan-(biaya Tetap+biaya tidak tetap) Rata - rata pendapatan Bersih usaha 540, , , , , ,
25 82
26 Lampiran 23 Komponen biaya operasional alat tangkap bubu lipat Biaya Harga satuan Bubu Lipat I Bubu Lipat II operasinal (Rp) Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan (Rp) (Rp) Es balok 4 56, , solar 5500 liter 200 1,100, ,375, Air liter 1 18, , Ransum 200, , Minyak Tanah 7000 liter 7 49, , oli 8700 liter 7 60, , Jumlah 1,483, ,952,
27 Lampiran 24 Penerimaan hasil tangkapan alat tangkap bubu lipat Harga Bubu Lipat I Bubu Lipat II Nama Ikan per Kg Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan (Rp) (Kg) (Rp) (Kg) (Rp) Cumi 20, , ,100, ekor kuning besar 15, , kuniran 9, , Kakap 27, , ,161, Rajungan 25, ,375, ,000, Total 200 4,390, ,591,
28 85 Lampiran 25 Analisis pendapatan usaha penangkapan alat tangkap bubu lipat No Analisis Pendapatan Bubu Lipat 1 Bubu Lipat 2 I PENERIMAAN Penjualan Hasil Tangkapan per trip 4,390, ,591, TOTAL PENERIMAAN 4,390, ,591, II PENGELUARAN A. BIAYA INVESTASI Perahu 40,000, ,000, Mesin 2,500, ,000, Alat Tangkap 3,000, ,500, TOTAL BIAYA INVESTASI 45,500, ,500, B BIAYA TETAP Biaya Perawatan Perahu 500, , Mesin 200, , Alat TAngkap 200, , TOTAL BIAYA TETAP 900, ,050, C BIAYA TIDAK TETAP Biaya Operasional solar 1,100, ,375, Oli 60, , Air 18, , Minyak tanah 49, , Es 56, , Ransum 200, , TOTAL BIAYA TIDAK TETAP 1,483, ,952, Bagi hasil 1,162, ,455, %(penjualan-perbekalan) D PENDAPATAN BERSIH PER TRIP (Jumlah penerimaan-(biaya Tetap+biaya tidak tetap) 2,006, ,589, Rata - rata pendapatan Bersih usaha 2,297,550.00
29 Lampiran 26 Komponen biaya alat tangkap Arad Biaya Harga satuan Arad I Arad II operasinal (Rp) Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan (Rp) (Rp) Ransum 20, , solar 5500 trip , , es balok , , Jumlah 130, ,
30 Lampiran 27 Penerimaan hasil tangkapan alat tangkap Arad Harga Arad I Arad II Nama Ikan per Kg Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan (Rp) (Kg) (Rp) (Kg) (Rp) Cumi 20, , , Udang 40, , , Total , ,
31 88 Lampiran 28 Analisis pendapatan usaha penangkapan alat tangkap arad No Analisis Pendapatan Arad I Arad II I II PENERIMAAN Penjualan Hasil Tangkapan per trip 600, , TOTAL PENERIMAAN 600, , PENGELUARAN A. BIAYA INVESTASI B C Perahu 4,000, ,500, Mesin 1,000, ,000, Alat Tangkap 700, , TOTAL BIAYA INVESTASI 5,700, ,250, BIAYA TETAP Biaya Perawatan Perahu 100, , Mesin 100, , Alat TAngkap 150, , TOTAL BIAYA TETAP 350, , BIAYA TIDAK TETAP Biaya Operasional solar 110, , Ransum 20, , TOTAL BIAYA TIDAK TETAP 130, , PENDAPATAN BERSIH PER TRIP (Jumlah penerimaan-(biaya Tetap+biaya tidak tetap) 120, , Rata - rata pendapatan Bersih usaha 120, ,000.00
32 Lampiran 29 Komponen biaya alat tangkap pancing Biaya Harga satuan Pancing operasinal (Rp) Jumlah Penerimaan (Rp) Es balok , Garam kg 5 10, solar 5500 liter , Air liter 1 18, Ransum 400, Minyak Tanah 7000 liter 10 70, oli 8700 liter 5 43, Izin Berlayar trip 1 10, SIUP , Tambat Labuh 4000 trip 1 4, Jumlah 1,139,
33 87
34 Lampiran 30 Penerimaan hasil tangkapan alat tangkap pancing Nama Ikan Harga Pancing per Kg Jumlah Penerimaan (Rp) (Kg) (Rp) Tenggiri 25, , Kakap 24, ,200, Layang 10, , Kembung 11, , cumi 20, , Ekor kuning besar 15, , Total 260 4,315,
35 90
36 91 Lampiran 31 Analisis pendapatan usaha penangkapan alat tangkap Pancing No Analisis Pendapatan Pancing I PENERIMAAN Penjualan Hasil Tangkapan per trip 4,315, TOTAL PENERIMAAN 4,315, II PENGELUARAN A. BIAYA INVESTASI Perahu 4,000, Mesin 5,000, Alat Tangkap 3,000, Kompor 1,250, Lampu 50, Dirigen untuk bahan bakar 75, Boks/sterofoam/blong 150, TOTAL BIAYA INVESTASI 13,525, B BIAYA TETAP Biaya Perawatan Perahu 500, Mesin 250, Alat TAngkap 300, TOTAL BIAYA TETAP 1,050, C BIAYA TIDAK TETAP Biaya Operasional Es 168, Garam 10, solar 412, Air 18, Ransum 400, Minyak Tanah 70, oli 43, Izin Berlayar 10, SIUP 3, Tambat Labuh 4, Biaya Retribusi 5, TOTAL BIAYA TIDAK TETAP 1,144, Bagi Hasil 60%(Penjualan-Perbekalan) 1,902, III PENDAPATAN BERSIH PER TRIP (Jumlah penerimaan-(biaya Tetap+biaya tidak tetap) 2,121, IV Rata - rata pendapatan Bersih usaha 2,121,000.00
4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Kota Serang 4.1.1 Letak geografis Kota Serang berada di wilayah Provinsi Banten yang secara geografis terletak antara 5º99-6º22 LS dan 106º07-106º25
Lebih terperinciLampiran 1 Tata letak fasilitas di PPN Karangantu
LAMPIRAN 155 Lampiran 1 Tata letak fasilitas di PPN Karangantu Keterangan gambar: 1. Rumah Dinas 2. Kantor 3. Aula 4. PT. Fan Marine Shipyard 5. Tangki Solar 6. Bengkel 7. Bak Air 8. Pabrik Es 9. Sumur
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan Perikanan Karangantu merupakan suatu pelabuhan yang terletak di Kota Serang dan berperan penting sebagai pusat kegiatan perikanan yang memasok sebagian besar
Lebih terperinci5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Kota Serang Kota Serang adalah ibukota Provinsi Banten yang berjarak kurang lebih 70 km dari Jakarta. Suhu udara rata-rata di Kota Serang pada tahun 2009
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Pandeglang 4.1.1 Keadaan geografis dan topografi Wilayah Kabupaten Pandeglang secara geografis terletak antara 6 21-7 10 Lintang Selatan dan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN JUNI 2013
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. /7/35/Th.XI, 1 Juli 13 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN JUNI 13 Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur Bulan Juni 13 naik sebesar, persen Nilai Tukar Nelayan
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan 2.2 Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan Pengembangan merupakan suatu istilah yang berarti suatu usaha perubahan dari suatu yang nilai kurang kepada sesuatu yang nilai baik. Menurut
Lebih terperinci6 HASIL DAN PEMBAHASAN
6 HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Kondisi Riil Fasilitas Kebutuhan Operasional Penangkapan Ikan di PPN Karangantu Fasilitas kebutuhan operasional penangkapan ikan di PPN Karangantu dibagi menjadi dua aspek, yaitu
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan Menurut Lubis (2000), Pelabuhan Perikanan adalah suatu pusat aktivitas dari sejumlah industri perikanan, merupakan pusat untuk semua kegiatan perikanan,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 6/1/35/Th.X, 1 Oktober 212 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 212 Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur Bulan September 212 naik sebesar,2 persen. Nilai
Lebih terperinciPERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Kajian Fungsional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Karangantu, Serang, Banten adalah karya saya sendiri dengan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Komponen Alat Tangkap Jaring Kembung a. Jaring Kembung b. Pengukuran Mata Jaring c. Pemberat d. Pelampung Utama e. Pelampung Tanda f. Bendera Tanda Pemilik Jaring Lampiran 2. Kapal
Lebih terperinciBerkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN
Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm 102 108 ISSN 0126-4265 Vol. 41. No.1 PERANAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) DALAM PEMASARAN IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) KEC.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN JANUARI 2012
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 11//35/Th.X, 1 Februari 1 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN JANUARI 1 Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur Bulan Januari 1 naik sebesar,5 persen. Nilai Tukar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia adalah sebuah negara maritim, karena memiliki lautan lebih luas dari daratannya, sehingga biasa juga disebut dengan Benua Maritim
Lebih terperinciLampiran 1 Layout PPN Prigi
LAMPIRAN 93 Lampiran 1 Layout PPN Prigi TPI Barat BW 01 BW 02 Kolam Pelabuhan Barat BW 03 Kantor Syahbandar Cold Storage Kantor PPN TPI Timur BW 04 Kolam Pelabuhan Timur Sumber: www.maps.google.co.id diolah
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
20 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Letak Topografi dan Luas Sibolga Kota Sibolga berada pada posisi pantai Teluk Tapian Nauli menghadap kearah lautan Hindia. Bentuk kota memanjang
Lebih terperinci4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Wilayah Banten berada pada batas astronomi 5º7 50-7º1 11 Lintang Selatan dan 105º1 11-106º7 12 Bujur Timur. Luas wilayah Banten adalah
Lebih terperinci6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU
6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU 6.1 Tujuan Pembangunan Pelabuhan Tujuan pembangunan pelabuhan perikanan tercantum dalam pengertian pelabuhan perikanan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Lebih terperinci6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG
66 6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG Hubungan patron-klien antara nelayan dengan tengkulak terjadi karena pemasaran hasil tangkapan di TPI dilakukan tanpa lelang. Sistim pemasaran
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian (1) Letak dan Kondisi Geografis
4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian (1) Letak dan Kondisi Geografis Palabuhanratu merupakan ibukota Kabupaten Sukabumi, Palabuhanratu juga merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Daerah Penelitian Kabupaten Kupang merupakan kabupaten yang paling selatan di negara Republik Indonesia. Kabupaten ini memiliki 27 buah pulau, dan 19 buah pulau
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN JULI 2013
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 51//35/Th.XI, 1 Agustus 13 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN JULI 13 Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur Bulan Juli 13 naik sebesar,9 persen Nilai Tukar Nelayan
Lebih terperinci5 KEADAAN PERIKANAN TANGKAP KECAMATAN MUNDU KABUPATEN CIREBON
28 5 KEADAAN PERIKANAN TANGKAP KECAMATAN MUNDU KABUPATEN CIREBON Perikanan tangkap di Kabupaten Cirebon memiliki prasarana perikanan seperti pangkalan pendaratan ikan (PPI). Pangkalan pendaratan ikan yang
Lebih terperinciLampiran 1 Peta lokasi penelitian PPN Palabuhanratu tahun 2010
LAMPIRAN 153 154 Lampiran 1 Peta lokasi penelitian PPN Palabuhanratu tahun 2010 154 155 Lampiran 2 Lay out PPN Palabuhanratu Sumber: PPN Palabuhanratu, 2007 155 156 Lampiran 3 Perhitungan besaran pemanfaatan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 1 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN
Lebih terperinci7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN
7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 7.1 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tempat pelelangan ikan (TPI) merupakan tempat untuk melelang hasil tangkapan, dimana terjadi pertemuan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN POSO
PEMERINTAH KABUPATEN POSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI JASA USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POSO, Menimbang : a. bahwa retribusi jasa usaha
Lebih terperinci7 PEMBAHASAN 7.1 Pemilihan Teknologi Perikanan Pelagis di Kabupaten Banyuasin Analisis aspek biologi
7 PEMBAHASAN 7.1 Pemilihan Teknologi Perikanan Pelagis di Kabupaten Banyuasin Teknologi penangkapan ikan pelagis yang digunakan oleh nelayan Sungsang saat ini adalah jaring insang hanyut, rawai hanyut
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan
4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan 2.1.1 Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan Pelabuhan perikanan adalah suatu wilayah perpaduan antara wilayah daratan dan lautan yang dipergunakan
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan
4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan Berdasarkan peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.16/MEN/2006, pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA TIMUR PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN JUNI 2012
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 3/7/35/Th.X, Juli 1 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN JUNI 1 Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur Bulan Juni 1 naik sebesar,5 persen. Nilai Tukar Nelayan (NTN)
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
22 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Belitung 4.1.1 Keadaan geografi dan topografi Kabupaten Belitung adalah bagian dari wilayah provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan merupakan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN DESEMBER 2011
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 5/1/35/Th.X, 2 Januari 212 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN DESEMBER 211 Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur Bulan Desember 211 turun sebesar,33 persen. Nilai
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
25 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Cirebon 4.1.1 Kondisi geografis dan topografi Kabupaten Cirebon dengan luas wilayah 990,36 km 2 merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 16/MEN/2006 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 16/MEN/2006 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pasal 41 Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004
Lebih terperinci5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengembangan usaha penangkapan 5.1.1 Penentuan Komoditas Ikan Unggulan Analisis pemusatan ini dilakukan dengan metode location quotient (LQ). Dengan analisis ini dapat ditentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perikanan skala kecil. Menurut Hermawan (2005) cit. Rahmi,dkk (2013), hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum perikanan tangkap di Indonesia masih didominasi oleh usaha perikanan skala kecil. Menurut Hermawan (2005) cit. Rahmi,dkk (2013), hanya 15% usaha perikanan
Lebih terperinci7 KAPASITAS FASILITAS
71 7 KAPASITAS FASILITAS 7.1 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di PPI Cituis sejak tahun 2000 hingga sekarang dikelola oleh KUD Mina Samudera. Proses lelang, pengelolaan, fasilitas,
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI AREA
32 BAB III DESKRIPSI AREA 3.1. TINJAUAN UMUM Dalam rangka untuk lebih meningkatkan pendapatan asli daerah dan meningkatkan keindahan serta menjaga kelestarian wilayah pesisir, sejak tahun 1999 Pemerintah
Lebih terperinciSTUDI TATA LETAK FASILITAS DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN PROPINSI JAWATIMUR. Jonny Zain
LEmBRGn PEHELITinn STUDI TATA LETAK FASILITAS DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN PROPINSI JAWATIMUR Jonny Zain ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Agustus 2008 di Pelabuhan
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN aa 16 a aa a 4.1 Keadaan Geografis dan Topografis Secara geografis Kabupaten Indramayu terletak pada posisi 107 52' 108 36' BT dan 6 15' 6 40' LS. Batas wilayah Kabupaten
Lebih terperinciPRODUKSI PERIKANAN 1. Produksi Perikanan Tangkap No. Kecamatan Produksi (Ton) Ket. Jumlah 12,154.14
PRODUKSI PERIKANAN Produksi Perikanan Kabupaten Aceh Selatan berasal dari hasil penangkapan di laut dan perairan umum serta dari kegiatan budidaya. Pada tahun 2011 produksi perikanan secara keseluruhan
Lebih terperinciKEBUN BIBIT Gracillaria sp
DATA POTENSI DAN PRODUKSI SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN LUWU PERIKANAN BUDIDAYA Tabel a. Luas Areal Budidaya Air Payau dan Produksinya Tahun 0 KECAMATAN POTENSI LUAS AREAL BUDIDAYA (Ha) PEMANFAAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki luas perairan wilayah yang sangat besar. Luas perairan laut indonesia diperkirakan sebesar 5,4 juta km 2 dengan garis pantai
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 19/3/35/Th.X, 1 Maret 212 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 212 Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur Bulan Februari 212 turun sebesar,79 persen. Nilai
Lebih terperinciPROFIL UPTD PELABUHAN PERIKANAN PANTAI CAROCOK TARUSAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2014
PROFIL UPTD PELABUHAN PERIKANAN PANTAI CAROCOK TARUSAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2014 UPTD PELABUHAN PERIKANAN PANTAI CAROCOK TARUSAN Komplek Pelabuhan Perikanan Pantai
Lebih terperinciTOTAL BIAYA. 1. Keuntungan bersih R/C 2, PP 1, ROI 0, BEP
Lampiran 1. Analisis finansial unit penangkapan bagan perahu di Kabupaten Bangka Selatan No Uraian Total I Investasi 1. Kapal dan perlengkapan bangunan bagan 95.. 2. Mesin 15.. 3. Mesin Jenset 5.. 4. Perlengkapan
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
52 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografi dan Topografi Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Sadeng terletak di wilayah Gunungkidul. Berjarak sekitar 40 km dari ibukota Gunungkidul, Wonosari.
Lebih terperinci5 HASIL DAN PEMBAHASAN
36 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Teknik Unit penangkapan pancing rumpon merupakan unit penangkapan ikan yang sedang berkembang pesat di PPN Palabuhanratu. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
20 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah 4.1.1 Geografi, topografi dan iklim Secara geografis Kabupaten Ciamis terletak pada 108 o 20 sampai dengan 108 o 40 Bujur Timur (BT) dan 7 o
Lebih terperinci1.1. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It)
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 69/11/35/Th.X, 1 November 212 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 212 Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur Bulan Oktober 212 turun sebesar 1,25 persen.
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
35 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kota Jakarta Utara 4.1.1 Letak geografis dan topografi Jakarta Utara Muara Angke berada di wilayah Jakarta Utara. Wilayah DKI Jakarta terbagi menjadi
Lebih terperinci5 PPI MEULABOH DAN KONDISI OPERASIONALNYA
5 PPI MEULABOH DAN KONDISI OPERASIONALNYA 5.1 Keadaan Umum 5.1.1 Letak dan sejarah Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Meulaboh secara geografis terletak pada 4 0 07 30 LU dan 96 0 30 BT dan terletak di wilayah
Lebih terperinci5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN
62 5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN Ikan yang telah mati akan mengalami perubahan fisik, kimiawi, enzimatis dan mikrobiologi yang berkaitan dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas
TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Wilayah laut Indonesia kaya akan ikan, lagi pula sebagian besar merupakan dangkalan. Daerah dangkalan merupakan daerah yang kaya akan ikan sebab di daerah dangkalan sinar
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografis dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang berada di selatan pulau Jawa Barat, yang jaraknya dari ibu kota Propinsi
Lebih terperinci4. BAB IV KONDISI DAERAH STUDI
4. BAB IV KONDISI DAERAH STUDI 4.1 DESKRIPSI PPSC Gagasan Pembangunan Pelabuhan Perikanan Cilacap diawali sejak dekade 1980-an oleh Ditjen Perikanan dengan mengembangkan PPI Sentolokawat, namun rencana
Lebih terperinci6. FUNGSI PPI MUARA BATU
6. FUNGSI PPI MUARA BATU Fungsi pelabuhan perikanan yang optimal merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan dari pembangunan perikanan tangkap. Hal ini dapat dilihat secara nyata jika pembangunan perikanan
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN NELAYAN ALAT TANGKAP MINI PURSE SEINE 9 GT DAN 16 GT DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) MORODEMAK, DEMAK
ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN ALAT TANGKAP MINI PURSE SEINE 9 GT DAN 16 GT DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) MORODEMAK, DEMAK Mini Purse Seiner s Revenue Analysis Used 9 GT and 16 GT in Coastal Fishing
Lebih terperinci6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE
76 6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE Fasilitas PPI Muara Angke terkait penanganan hasil tangkapan diantaranya adalah ruang lelang TPI, basket, air bersih, pabrik
Lebih terperinciKatalog BPS:
ht tp :// w w w.b p s. go.id Katalog BPS: 5402003 PRODUKSI PERIKANAN LAUT YANG DIJUAL DI TEMPAT PELELANGAN IKAN 2008 ISSN. 0216-6178 No. Publikasi / Publication Number : 05220.0902 Katalog BPS / BPS Catalogue
Lebih terperinci6 AKTIVITAS DAN FASILITAS
48 6 AKTIVITAS DAN FASILITAS 6.1 Aktivitas PPI Perkembangan aktivitas kepelabuhanan di PPI Cituis didasarkan kepada fungsi pelabuhan perikanan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kelautan dan perikanan terutama diarahkan untuk meningkatkan produktivitas, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan taraf hidup dan kesejahteran nelayan
Lebih terperinci4 KERAGAAN PERIKANAN DAN STOK SUMBER DAYA IKAN
4 KERAGAAN PERIKANAN DAN STOK SUMBER DAYA IKAN 4.1 Kondisi Alat Tangkap dan Armada Penangkapan Ikan merupakan komoditas penting bagi sebagian besar penduduk Asia, termasuk Indonesia karena alasan budaya
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara 2.2 Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) merupakan pelabuhan perikanan tipe B atau kelas II. Pelabuhan ini dirancang untuk melayani kapal perikanan yang
Lebih terperinciRepublik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 16 KABUPATEN TAHUN Subsektor Perikanan - Tangkap
RAHASIA SPDT14-IT Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 16 KABUPATEN TAHUN 2014 Subsektor Perikanan - Tangkap PERHATIAN 1. Jumlah anggota rumah tangga
Lebih terperinciVIII. PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP YANG BERKELANJUTAN. perikanan tangkap di perairan Kabupaten Morowali memperlihatkan jumlah alokasi
VIII. PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP YANG BERKELANJUTAN Hasil analisis LGP sebagai solusi permasalahan pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap di perairan Kabupaten Morowali memperlihatkan jumlah
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum aktivitas perikanan tangkap di Indonesia dilakukan secara open access. Kondisi ini memungkinkan nelayan dapat bebas melakukan aktivitas penangkapan tanpa batas
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
31 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kota Jakarta Utara Keadaan umum Kota Jakarta Utara dikemukakan dalam subbab 4.1.1 sampai dengan 4.1.3 di bawah ini ; meliputi keadaan geografis, keadaan
Lebih terperinciAnalisis usaha alat tangkap gillnet di pandan Kabupaten Tapanuli 28. Tengah Sumatera Utara
Analisis usaha alat tangkap gillnet di pandan Kabupaten Tapanuli 28 Jurnal perikanan dan kelautan 17,2 (2012): 28-35 ANALISIS USAHA ALAT TANGKAP GILLNET di PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Palabuhnratu merupakan daerah pesisir di selatan Kabupaten Sukabumi yang sekaligus menjadi ibukota Kabupaten Sukabumi. Palabuhanratu terkenal
Lebih terperinci3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Sampel 3.5 Jenis Data yang Dikumpulkan
13 3.3 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang dilakukan di PPN Palabuhanratu. Sebagai kasus dalam penelitian ini adalah kondisi perikanan yang berbasis di pelabuhan ini dengan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 18 KABUPATEN TAHUN 2015
RAHASIA SPDT15-IKT Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 18 KABUPATEN TAHUN 2015 Subsektor Perikanan - Tangkap PERHATIAN 1. Jumlah anggota rumah
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemetaan Partisipatif Daerah Penangkapan Ikan kurisi dapat ditangkap dengan menggunakan alat tangkap cantrang dan jaring rampus. Kapal dengan alat tangkap cantrang memiliki
Lebih terperinciTINGKAT PEMANFAATAN FASILITAS DASAR DAN FUNGSIONAL DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN DALAM MENUNJANG KEGIATAN PENANGKAPAN IKAN
TINGKAT PEMANFAATAN FASILITAS DASAR DAN FUNGSIONAL DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN DALAM MENUNJANG KEGIATAN PENANGKAPAN IKAN Utilization Rate of Basic and Functional Facilities at Belawan Oceanic
Lebih terperinciBAB V EVALUASI KINERJA PELABUHAN
168 BAB V 5.1. Tinjauan Umum. Untuk dapat melaksanakan Perencanaan dan Perancangan Pelabuhan Perikanan Morodemak, Kabupaten Demak dengan baik maka diperlukan evaluasi yang mendalam atas kondisi Pelabuhan
Lebih terperinci6 STATUS PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN DI WILAYAH PESISIR DAN LAUT CIREBON
6 STATUS PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN DI WILAYAH PESISIR DAN LAUT CIREBON Pada dasarnya pengelolaan perikanan tangkap bertujuan untuk mewujudkan usaha perikanan tangkap yang berkelanjutan. Untuk itu, laju
Lebih terperinciInventarisasi Komoditas Unggulan Perikanan tangkap Ikan Laut di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa Menggunakan Metode Skoring dan Location Quotient (LQ)
Inventarisasi Komoditas Unggulan Perikanan tangkap Ikan Laut di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa Menggunakan Metode Skoring dan Location Quotient (LQ) 1 Nurintang dan 2 Yudi ahdiansyah 1 Mahasiswa Manajemen
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
2 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan daerah kepulauan dengan luas wilayah perairan mencapai 4 (empat) kali dari seluruh luas wilayah daratan Provinsi Kepulauan
Lebih terperinci5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU
5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU 5.1 Jenis dan Volume Produksi serta Ukuran Hasil Tangkapan 1) Jenis dan Volume Produksi Hasil Tangkapan Pada tahun 2006, jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan prasarana perikanan yang berupa Pelabuhan Perikanan (PP)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan prasarana perikanan yang berupa Pelabuhan Perikanan (PP) mempunyai nilai strategis dalam rangka pembangunan ekonomi perikanan. Keberadaan Pelabuhan Perikanan
Lebih terperinci6 AKTIVITAS PERIKANAN TANGKAP BERBASIS DI PPI JAYANTI
6 AKTIVITAS PERIKANAN TANGKAP BERBASIS DI PPI JAYANTI Perikanan tangkap di PPI Jayanti meliputi unit penangkapan ikan (armada dan alat tangkap), nelayan, jenis dan volume hasil tangkapan serta berbagai
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Umum Kecamatan Labuan 5.1.1 Kondisi Geografis Kecamatan Labuan terletak di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Daerah ini memiliki luas 15,65 Km 2. Kecamatan Labuan
Lebih terperinciSumber : Wiryawan (2009) Gambar 9 Peta Teluk Jakarta
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Teluk Jakarta Secara geografis Teluk Jakarta (Gambar 9) terletak pada 5 o 55 30-6 o 07 00 Lintang Selatan dan 106 o 42 30-106 o 59 30 Bujur Timur. Batasan di sebelah
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN DESEMBER 2014
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 05/01/35/Th.XIII, 2 Januari 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN DESEMBER 2014 Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur Bulan Desember 2014 turun sebesar 2,21
Lebih terperinciKEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis
III. KEADAAN UMUM 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bangka Selatan, secara yuridis formal dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN UPTD PELABUHAN PERIKANAN PANTAI CAROCOK TARUSAN TAHUN 2013
LAPORAN TAHUNAN UPTD PELABUHAN PERIKANAN PANTAI CAROCOK TARUSAN TAHUN 2013 UPTD PELABUHAN PERIKANAN PANTAI CAROCOK TARUSAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2014 LAPORAN TAHUNAN
Lebih terperinciJumlah kapal (unit) pada ukuran (GT) >100
34 2001, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 91.881 jiwa. Luas wilayahnya adalah 26,25 km 2 dengan kepadatan penduduknya adalah 3.500,23 jiwa per km 2. PPS Belawan memiliki fasilitas pokok dermaga,
Lebih terperinci5 PERKEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN TANGERANG DAN PPI CITUIS
32 5 PERKEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN TANGERANG DAN PPI CITUIS 5.1 Perkembangan Perikanan Tangkap Kabupaten Tangerang Perkembangan perikanan Provinsi Banten dan Kabupaten Tangerang sebagai sektor
Lebih terperinci5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE
50 5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE Pelabuhan Perikanan, termasuk Pangkalan Pendaratan Ikan (PP/PPI) dibangun untuk mengakomodir berbagai kegiatan para
Lebih terperinciPerkembangan Nilai Tukar Nelayan Jawa Timur Bulan Oktober 2017
No. 69/11/35/Th. XV, 1 November 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Perkembangan Nilai Tukar Nelayan Jawa Timur Bulan Oktober 2017 Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur bulan Oktober naik sebesar
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM PPS BUNGUS
36 4 KEADAAN UMUM PPS BUNGUS 4.1 Lokasi Penelitian, Sejarah dan Struktur Organisasi Organisasi 4.1.1 Lokasi penelitian Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bungus terletak dikelurahan Bungus Barat Kecamatan
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Lokasi PPS Belawan Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan terletak pada koordinat geografis 03º 47 00 LU dan 98 42 BT, posisi yang cukup strategis bila ditinjau dari
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Pelabuhan perikanan merupakan pelabuhan yang secara khusus menampung
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelabuhan perikanan merupakan pelabuhan yang secara khusus menampung kegiatan masyarakat perikanan baik dilihat dari aspek produksi, pengolahan maupun aspek pemasarannya.
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum PPN Palabuhanratu Secara geografis Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPN Palabuhanratu) terletak pada posisi 06 59 47, 156 LS dan 106 32 61.
Lebih terperinci5. FASILITAS DAN AKTIVITAS PPI MUARA BATU
5. FASILITAS DAN AKTIVITAS PPI MUARA BATU Berjalannya fungsi pelabuhan perikanan sangat dipengaruhi oleh keberadaan fasilitas dan juga berkaitan erat dengan kelancaran aktivitas pelabuhan. Fasilitas pokok
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak pada lintang LS LS dan BT. Wilayah tersebut
34 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak dan Geografis Desa Gebang Mekar Kabupaten Cirebon Cirebon merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Barat yang terletak pada lintang 06 30 LS-07 00
Lebih terperinci(Studi Tata Letak Fasilitas di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Kabupaten Lamongan Propinsi Jawa Timur) Jonny Zain
THE STUDY of SPATIAL PLANNING FACILITIES BRONDONG FISHING PORT LAMONGAN DISTRICT EAST JAVA PROVINCE (Studi Tata Letak Fasilitas di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Kabupaten Lamongan Propinsi Jawa
Lebih terperinciBAB 2 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH PENELITIAN DAN INFORMASI MENGENAI MASYARAKAT PESISIR DI PPP CILAUTEUREUN
BAB 2 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH PENELITIAN DAN INFORMASI MENGENAI MASYARAKAT PESISIR DI PPP CILAUTEUREUN 2.1 Profil Daerah Penelitian Sub bab ini akan membahas beberapa subjek yang berkaitan dengan karakteristik
Lebih terperinci