PENGARUH KOMPETENSI PETUGAS TERHADAP KINERJA PELAYANAN KESEHATAN DIPUSKESMAS PEUREUMEUEKABUPATEN ACEH BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan Indonesia bertujuan memandirikan masyarakat untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Lokasi Penelitian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 78-83

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

BAB 4 METODE PENELITIAN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

Oleh : Rahayu Setyowati

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA KARYAWATI UNSIKA TAHUN 2013

BAB 6 HASIL PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. bersifat survey analitik, dengan menggunakan desain penelitian cross sectional,

BAB VI HASIL PENELITIAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi, setiap perusahaaan akan berusaha untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan case

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

VOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman Hubungan Faktor Internal Dengan Kinerja Pegawai Di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dan administrasi publik yang baik menjadi

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

BAB 5 HASIL PE ELITIA

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KUALITAS KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PETUGAS DI PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitis yaitu penelitian yang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. selama lebih kurang 1 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013.

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

Oleh : Dra. Hj. Syarifah, M.Kes. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdiri dari berbagai macam individu yang berasal dari berbagai status yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan perilaku pencegahan DBD pada murid sekolah dasar di Kota Depok.

VOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB 5 HASIL PENELITIAN

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS MALEI KECAMATAN LAGE KABUPATEN POSO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN LITERATUR

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control.

BAB III METODE PENELITIAN

Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Penanganan Ibu Hamil Risiko Tinggi di Kabupaten Pontianak Tahun 2012

DETERMINAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN OLEH IBU HAMIL

Lampiran 1 KUESIONER ANALISIS PENGARUH PELATIHAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PERAWAT PADA RUMAH SAKIT JAKARTA

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemerintah sebagai instansi tertinggi yang bertanggung jawab atas

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERILAKU DOKTER TERHADAP KELENGKAPAN PENULISAN DATA REKAM MEDIS PADA RESUME PASIEN RAWAT INAP DI RSU IPI MEDAN TAHUN 2015 ERLINDAI ABSTRAK

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BALAI PENGOBATAN GIGI PUSKESMAS PADANGSARI KOTA SEMARANG

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

p. ISSN: e. ISSN: Jurnal Elektronik Sistem Informasi Dan Komputer VOL 1 No.2 Juli-Desember 2015

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Proses pengambilan data dilakukan pada Oktober 2015 di SMP Negeri 1

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda Aceh

Kata Kunci : Pengetahuan, Kelengkapan Imunisasi Dasar

DWI ANNISA PURBA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014

dalam suatu pendapat yang perumusanya bermacam-macam.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Promotif, Vol.1 No.1, Okt 2011 Hal 1-6 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN EFEKTIVITAS JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DI RSUD ANUNTALOKO PARIGI

*Korespondensi Penulis. Telp: , ISSN: ABSTRAK

Transkripsi:

PENGARUH KOMPETENSI PETUGAS TERHADAP KINERJA PELAYANAN KESEHATAN DIPUSKESMAS PEUREUMEUEKABUPATEN ACEH BARAT Muhammad Iqbal Fahlevi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Teuku Umar E-mail: muhammadiqbalfahlevi@gmail.com Abstrak Permasalahan kinerja yang timbul di Puskesmas Peureumeue tidak terlepas dari mutu pelayanan yang menjadi modal dalam mempertahankan roda organisasinya.beberapa alasan yang diungkapkan staf bahwa kinerja mereka rendah dikarenakan kurangnya dukungan organisasi, kurangnya penghargaan, perhatian yang kurang memuaskan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kompetensi (pengetahuan, penguasaan tugas dan disiplin kerja petugas kesehatan terhadap kinerja pelayanan kesehatan di Puskesmas Peureumeue Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. Jenis penelitian digunakan analitik bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengetahuan didapatkan nilai (P.Value 0,031<α=0,05) artinya ada pengaruh antara pengetahuan terhadap kinerja, penguasaan tugas (P.Value 0,000<α=0,05) artinya ada pengaruh antara penguasaan tugas terhadap kinerja, dan disiplin kerja (P.Value 0,000<α=0,05) artinya ada pengaruh antara disiplin kerja terhadap kinerja. Kesimpulan yaitu terdapat pengaruh antara kompetensi (pengetahuan, penguasaan tugas, dan disiplin kerja) terhadap kinerja. Kata Kunci : Kompetensi Petugas dan Kinerja Pelayanan 1. PENDAHULUAN Tenaga kesehatan merupakan sumber daya manusia kesehatan yang pada satu sisi adalah unsur penunjang utama dalam pelayanan kesehatan, pada sisi lain ternyata kondisi kualitas saat ini masih kurang. Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan dalam membuat perencanaan pelayanan kesehatan serta sikap perilaku dalam mengantisipasi permasalahan kesehatan yang terjadi, ternyata tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Hal ini dapat dilihat bahwa masih lemahnya tingkat kinerja aparatur pelayanan publik dalam pelayanan kesehatan [1]. Kinerja diartikan sebagai hasil usaha seseorang yang dicapainya dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu. Jadi kinerja merupakan hasil keterkaitan antara usaha, kemampuan dan persepsi tugas. Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing. Kinerja individu maupun kelompok karyawan merupakan kontribusi untuk meningkatkan kinerja suatu organisasi, sebab kinerja organisasi merupakan sekumpulan prestasi-prestasi yang diberikan oleh seluruh bagian yang terkait dengan aktivitas bisnis [2]. Kompetensi sangat perlu dipahami petugas kesehatan Puskesmas dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Kompetensi adalah kombinasi spesifik antara pengetahuan, penguasaan tugas keterampilan dan disiplin kerja yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu kegiatan khusus. Ada dua aspek yang perlu 259

dipertimbangkan dalam kegiatan petugas kesehatan yaitu aspek teknis dan aspek keterampilan [3]. Permasalahan kinerja yang timbul di Puskesmas Peureumeue tidak terlepas dari mutu pelayanan yang menjadi modal dalam mempertahankan roda organisasinya. Tidak terkecuali keluhan yang dilontarkan oleh para pengguna menyebutkan pelayanan yang diberikan masih dinilai kurang memuaskan, hal ini diungkapkan oleh pasien yang ditanyai pada studi pendahuluan, menyebutkan lambannya kinerja para staf dalam merespon setiap keluhan konsumen. Beberapa alasan yang diungkapkan staf juga menyebutkan bahwa kinerja mereka rendah dikarenakan kurangnya dukungan organisasi pada mereka. Di samping itu kurangnya penghargaan dan perhatian yang kurang memuaskan juga disebutkan menjadi salah satu faktor penyebab kurangnya motivasi karyawan untuk melaksanakan tugas dengan maksimal. Penyebab lain yang diungkapkan staf mengenai rendahnya kinerja juga menyangkut kesesuaian kerja. Beberapa staf menyebutkan banyak staf yang dipekerjakan tidak sesuai dengan tugas yang diembannya, sehingga staf bekerja sesuai apa yang mereka tahu dan tidak memiliki inisiatif untuk mencapai kerja yang diharapkan. Ungkapan lain yang disebutkan staf adalah bahwa beberapa staf yang dianggap mampu oleh atasan diberi tugas secara ganda, artinya staf tidak hanya melakukan satu tugas sesuai dengan uraian tugasnya tetapi harus merangkap tugas lain yang seharusnya dapat dikerjakan staf lainnya. Mengingat kondisi ini sebenarnya dampak kesalahan yang terjadi pada kerja beresiko lebih besar. Di lain pihak hal ini dapat menimbulkan kecemburuan staf lain yang menganggap pekerjaan itu mampu dilaksanakannya jika pekerjaan itu diberikan padanya. Tujuan penelitianuntuk mengetahui pengaruh kompetensi petugas kesehatan terhadap kinerja pelayanan kesehatan di Puskesmas Peureumeue Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. 2. METODE Penelitian analitik bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitianinidilakukan di PuskesmasPeureumeue Kecamatan Kaway XVI KabupatenAceh Barat. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh petugas kesehatan di Puskesmas Peureumeue Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat yaitu sebanyak 87 orang tenga/petugas kesehatan. Analisis data dalam penelitian ini yaitu Analisis Univariat dan Bivariat, uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji chi square. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin dan pendidikan.untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1. Distribusi Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin dan Pendidikan Responden No Karakteristik responden Frekuensi Persentase (%) 1. Umur < 40 tahun 58 66,7 40 tahun 29 33,3 2. Jenis Kelamin Perempuan 73 83,9 260

Laki-laki 14 16,1 3. Pendidikan S1 17 19,5 DIII 62 71,3 SLTA/SMA 8 9,2 Total 87 100 Berdasarkan tabel 1 diatas terlihat bahwa mayoritas dari karakteristik umur responden yaitu berumur < 40 tahun sebanyak 58 responden (66,7%), selebihnya berumur 40 tahun sebanyak 29 responden (33,3%), dari karakteristik jenis kelamin mayoritas responden yaitu perempuan sebanyak 73 responden (83,9%), selebihnya laki-laki sebanyak 14 responden (16,1%). Dan dari karakteristik pendidikan mayoritas responden yaitu D.III sebanyak 62 responden (71,3%), selebihnya S1 sebanyak 17 responden (19,5%) dan SLTA/SMA sebanyak 8 responden (9,2%) 3.1. Analisis Univariat Pada penelitian ini, analisis univariat dilakukan untuk menyajikan gambaran distribusi frekuensi variabel independen (pengetahuan, penguasaan tugas, dan disiplin kerja), dan variabel dependen (kinerja pelayanan kesehatan). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan, Penguasaan Tugas, Disiplin Kerja. No Variabel Frekuensi Persentase (%) 1. Pengetahuan Baik 66 75,9 Kurang Baik 21 24,1 2. Penguasaan tugas Baik 50 57,5 Kurang baik 37 42,5 3. Disiplin kerja Baik 50 57,5 Tidak baik 37 42,4 4. Kinerja pelayanan kesehatan Baik 60 69,0 Tidak baik 27 31,0 Total 87 100 Berdasarkan tabel 2 diatas distribusi frekuensi diatas terlihat bahwa mayoritas dari responden berpengetahuan dengan baik sebanyak 66 responden (75,9%), selebihnya berkategori kurang baik sebanyak 21 responden (24,1%), mayoritas dari responden dalam penguasaan tugas dengan baik sebanyak 50 responden (57,5%), selebihnya berkategori kurang baik sebanyak 37 responden (42,5%). Responden dalam disiplin kerja dengan baik sebanyak 50 responden (57,5%), selebihnya berkategori kurang baik sebanyak 37 responden (42,5%). Responden dalam kinerja pelayanan kesehatan dengan baik sebanyak 60 responden (69,0%), selebihnya berkategori kurang baik sebanyak 27 responden (31,0%). 261

3.2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel, yaitu variabel independen dan dependen.analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan Crosstabs (tabulasi silang) untuk menunjukkan suatu distribusi bersama dan uji Chi-Square.Hubungan ini dikatakan bermakna (signifikan) apabila hasil analisis menunjukkan nilai P Value<0,05. Tabel 3. Pengaruh Pengetahuan Petugas Kesehatan Terhadap Kinerja Pelayanan Kesehatan No Pengetahuan Baik Kurang Baik Total P Value OR n % N % n % 1. Baik 50 75,8 16 24,2 66 100 2. Kurang Baik 10 47,6 11 52,4 21 100 0,031 3,438 Total 60 69,0 27 31,0 87 100 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 66 responden berpengetahuan baik dengan kategori kinerja baik sebanyak 50 responden (75,8%), sedangkan 21 responden berpengetahuan kurang baik dengan kategori kinerja kurang baik sebanyak 11 responden (52,4%). Tabel 4. Pengaruh Penguasaan Tugas Petugas Kesehatan Terhadap No Penguasaan Tugas Baik Kurang Baik Total P Value OR n % N % n % 1. Baik 46 92,0 4 8,0 50 100 2. Kurang Baik 14 37,8 23 62,2 37 100 0,000 18,893 Total 60 69,0 27 31,0 87 100 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 50 responden dalam penguasaan tugas dengan baik berkategori kinerja baik sebanyak 46 responden (92,0%), sedangkan 37 responden dalam penguasaan tugas kurang baik dengan kategori kinerja kurang baik sebanyak 23 responden (62,2%). Tabel 5. Pengaruh Disiplin Kerja Petugas Kesehatan Terhadap Kinerja Pelayanan Kesehatan No Disiplin Kerja Baik Kurang Baik Total P Value OR n % N % n % 1. Baik 46 92,0 4 8,0 50 100 2. Kurang Baik 14 37,8 23 62,2 37 100 0,000 18,893 Total 60 69,0 27 31,0 87 100 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 63 responden mempunyai keterampilan teknis dengan baik berkategori kinerja baik sebanyak 49 responden (77,8%), sedangkan 24 responden mepunyai 262

keterampilan teknis kurang baik dengan kategori kinerja kurang baik sebanyak 13 responden (54,2%). 3.3. Pengaruh Pengetahuan Petugas Kesehatan Terhadap Kinerja Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan petugas kesehatan terhadap kinerja pelayanan kesehatan di Puskesmas Peureumeue Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. Dimana menunjukkan bahwa dari 66 responden berpengetahuan baik dengan kategori kinerja baik sebanyak 50 responden (75,8%), sedangkan 21 responden berpengetahuan kurang baik dengan kategori kinerja kurang baik sebanyak 11 responden (52,4%). Dengan nilai P.Value 0,031< 0,05. Dari hasil tersebut juga terdapat odds ratio (OR) yaitu 3,438 artinya bahwa seorang petugas kesehatan yang berpengetahuan kurang baik mempunyai resiko akan mendapatkan kinerja pelayana kesehatan dengan kurang baik 3,438 kali lebih besar dibandingkan dengan seorang petugas yang berpengetahuan baik. Pengetahuan tentang tugas merupakan domain yang sangat penting bagi setiap staf untuk memberikan pelayanan kepada pasien. Pengetahuan yang baik tentang tugas di dalam diri seorang staf cenderung akan meningkatkan kualitas pekerjaannya. Bagi seorang staf peningkatan pengetahuan dapat diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan profesinya, disamping itu dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dijadikan media dalam menimba pengetahuan tentang ilmu-ilmu yang berkembang di dunia luar sehingga staf dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dan mampu berinovasi melalui ilmu yang dimilikinya serta mampu menyelesaikan masalah melalui pemikiran dalam setiap pemecahan masalah. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pengetahuan staf di puskesmas dalam melaksanakan pekerjaannya pada umumnya dikategorikan baik. Hasil pengisian kuesioner tentang pengetahuan menunjukkan bahwa para staf mampu menyelesaikan permasalahan dalam pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki dan berusaha berinovasi dalam setiap pekerjaannya. Pengaruh variabel pengetahuan terhadap kinerja, pengetahuan merupakan pemahaman lisan seseorang pegawai tentang apa yang dia ketahui dari pengalaman dan proses belajar [4]. Apabila pegawai tersebut memiliki pengetahuan yang baik tentang pekerjaannya, maka dia akan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik, dan demikian sebaliknya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu di Pontianak yang membuktikan bahwa tingkat pengetahuan petugas Puskesmas berhubungan dengan kinerjanya [5]. Juga penelitian lain membuktikan bahwa terdapat hubungan faktor individu (pengetahuan) dengan kinerja petugas vaksinasi di Kabupaten Aceh Timur [6]. 3.4. Pengaruh Penguasaan Tugas Petugas Kesehatan Terhadap Kinerja Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara penguasan tugas petugas kesehatan terhadap kinerja pelayanan kesehatan di Puskesmas Peureumeue Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. Dimana menunjukkan bahwa dari 50 responden dalam penguasaan tugas dengan baik berkategori kinerja baik sebanyak 46 responden (92,0%), sedangkan 37 responden dalam penguasaan tugas kurang baik dengan 263

kategori kinerja kurang baik sebanyak 23 responden (62,2%). Dengan nilai P.Value 0,000 < 0,05. Dari hasil tersebut juga terdapat odds ratio (OR) yaitu 18,893 artinya bahwa seorang petugas kesehatan yang kurang baik dalam penguasaan tugas mempunyai resiko akan mendapatkan kinerja pelayana kesehatan dengan kurang baik 18,893 kali lebih besar dibandingkan dengan seorang petugas yang baik dalam penguasaan tugas. Penguasaan tugas dalam setiap pekerjaan yang diberikan akan mampu membuat seorang staf lebih menekuni tugas. Disamping itu tingginya tingkat penguasaan tugas dalam diri seorang staf dapat membantu mempercepat pencapaian target kerja, mampu menyelesaikan tugas dengan ketelitian yang tinggi, mampu melaksanakan tugas dalam situasi apapun dan mampu menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien. Kinerja yang berkualitas akan semakin meningkatkan melalui kerjasama yang baik untuk menghasilkan jasa, maupun produksi yang bermutu. Agar dapat menjadi pemenang dalam dunia yang semakin kompetitif ini organisasi harus mampu menggabungkan segenap potensi pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan visi anggotanya untuk bekerja dalam tim [7]. Performance pribadinya apabila orang itu memiliki tingkat penguasaan teknik proses rasional yang tinggi pula dan telah menerapkan pola dasar berfikir kepada prinsip dasar dalam manajemen. 3.5. Pengaruh Disiplin Kerja Petugas Kesehatan Terhadap Kinerja Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara disiplin kerja petugas kesehatan terhadap kinerja pelayanan kesehatan di Puskesmas Peureumeue Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. Dimana menunjukkan bahwa dari 50 responden berdisiplin kerja dengan baik berkategori kinerja baik sebanyak 46 responden (92,0%), sedangkan 37 responden berdisiplin kerja kurang baik dengan kategori kinerja kurang baik sebanyak 23 responden (62,2%). P.Value 0,000 < 0,05. Dari hasil tersebut juga terdapat odds ratio (OR) yaitu 18,893 artinya bahwa seorang petugas kesehatan yang berdisiplin kerja kurang baik mempunyai resiko akan mendapatkan kinerja pelayana kesehatan dengan kurang baik 18,893 kali lebih besar dibandingkan dengan seorang petugas yang berdisiplin kerja dengan baik. Seorang staf yang memilki keterampilan yang baik di bidang tugasnya akan dapat melaksanakan tugas yang diberikan walaupun tugas itu tidak sesuai dengan keinginannya. Disamping itu seorang staf yang terampil akan memperhitungkan untung rugi dari setiap waktu kerja yang ada sehingga dalam melaksanakan kerja biasanya staf lebih kreatif dan mampu melakukan komunikasi yang baik dengan rekan kerjanya untuk mencapai target kerja yang telah dibebankan dalam timnya. Nilai dan norma harus dioperasionalkan dalam bentuk kaidah-kaidah yang harus diikuti oleh setiap pegawai. Peraturan berisi aturan-aturan tentang bagaimana seharusnya anggota tim berperilaku dalam berinteraksi dengan anggota atau pihak lainnya. Peraturan merupakan pedoman perilaku anggota yang menciptakan lingkungan kerja tim yang produktif dan menetapkan bagaimana setiap anggota bekerja sama sebagai tim kerja [7]. 264

4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1. Simpulan a. Ada pengaruh antara pengetahuan petugas kesehatan terhadap kinerja pelayanan kesehatan (P.Value 0,031< α=0,05). b. Ada pengaruh antara penguasaan tugas petugas kesehatan terhadap kinerja pelayanan kesehatan (P.Value 0,000 < α=0,05). c. Ada pengaruh antara disiplin kerja petugas kesehatan terhadap kinerja pelayanan kesehatan (P.Value 0,000< α=0,05). 4.2. SARAN a. Pihak puskesmas perlu meningkatkan kompetensi staf melalui pendidikan formal secara berjenjang yang disesuaikan dengan kebutuhan puskesmas dan selaras dengan peningkatan kualitas pelayanan puskesmas. Dalam kaitan itu manajemen sumber daya manusia Puskesmas perlu membuat perencanaan yang baik untuk memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan, termasuk menempatkan staf sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. b. Puskesmas perlu menjadwalkan kegiatan-kegiatan dalam rangka meningkatkan kapasitas (capacity building) staf, seperti seminar, pelatihan, lokakarya, dan kegiatan sejenis yang terjadwal dan bersifat rutin. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh pihak puskesmas atau mengirim staf pada kegiatan sejenis di luar puskesmas dalam upaya meningkatkan pengetahuan, penguasaan tugas, keterampilan teknis, dan disiplin kerja. c. Untuk staf untuk meningkatkan kedisiplinan dalam bekerja baik dalam kedisiplinan waktu berkerja dan kedisiplinan waktu pulang bekerja. DAFTAR PUSTAKA [1]. Fahriadi, 2003. Perilaku Tenaga Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Antara Realitas Dan Harapa. Media Litbang Kesehatan DepKes RI No 2/Vol XIII/2003 [2]. Prawirosentono. 2002. Manajemen Personalia, Edisi Keempat. BPEF. Yogyakarta. [3]. Linda, E. 2009.Promosi KesehatanPetunjuk Praktis. Gajah Mada Universtity Press. Yogyakarta. [4]. Gibson J. D, L. 2001. Organisasi: Perilaku, Struktur dan Proses.Terjemahan. Erlangga. Jakarta. [5]. Purba, G. 2005. Hubungan Pengetahuan Petugas dengan Kinerja di Puskesmas Pontianak tahun 2005. Tesis Universitas Diponegoro. [6]. Kristiani, 2006, Hubungan Faktor Individu dengan Kinerja Petugas Vaksinasi di Kabupaten Aceh Timur. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat-Universitas Sumatera Utara. Medan. [7]. Ilyas, Y, 2003. Kinerja: Teori, Penilaian dan Penelitian. Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Indonesia. Jakarta. 265