ANALISIS KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALU LINTAS DI JALAN GAGAK HITAM (RING ROAD) MEDAN DAN TINGKAT KETERGANGGUAN MASYARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
Putri Juwita Simamora 1 dan Medis S.Surbakti 2

Model Persamaan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas Di Jalan Dr. Djunjunan Kota Bandung

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KEBISINGAN LALU LINTAS DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KETERGANGGUAN MASYARAKAT (STUDI KASUS : JALAN BOJONGSOANG, KABUPATEN BANDUNG)

PEMODELAN KEBISINGAN LALULINTAS DI JALAN TERUSAN KOPO BANDUNG

SKRIPSI PENGARUH VOLUME LALU LINTAS TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA JALAN BUNG TOMO SAMARINDA SEBERANG

ROAD MAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOGOR (KAJIAN SEKSI II UNTUK KASUS DI DEPAN RSUD CIAWI BOGOR)

Analisis Pengaruh Kompensasi Langsung Dan Kompensasi tidak Langsung Terhadap Kinerja Karyawan Apartemen Nifarro

Rudi Aditia Hartono Manajemen Ekonomi 2013

PEMODELAN KEBISINGAN LALULINTAS DI JALAN TERUSAN KOPO BANDUNG ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH VOLUME DAN KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA JALAN DR. DJUNJUNAN DI KOTA BANDUNG

PENENTUAN TINGKAT REDUKSI KEBISINGAN OLEH PAGAR BUATAN DI SEKITAR BANGUNAN RUMAH PENDUDUK DI KOTA PEKANBARU

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO. Ahmad Mustakim

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya di Tebet

TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI LINGKUNGAN PERUMAHAN DALUNG PERMAI KABUPATEN BADUNG

Hubungan Linier Jumlah Penduduk Yang Bekerja dengan Belanja Langsung

PENGARUH KELOMPOK ACUAN, KESADARAN MEREK, PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL SUZUKI ERTIGA (Studi Kasus Konsumen Sunmotor Jakarta)

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA, FASILITAS DAN PELAYANAN PADA YAMIEN 88 CIJANTUNG

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional, Lingkungan Kerja, Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Asuransi Astra Buana Garda Oto

ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KESENANGAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (STUDI KASUS TAKSI BLUE BIRD)

PREDIKSI KEBISINGAN DI JALAN ARTERI SEKUNDER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPONE SAMSUNG (STUDY KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA)

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini diketahui dari bertambahnya jumlah kendaraan bermotor

PENGARUH BIAYA PROMOSI DAN POTONGAN HARGA TERHADAP VOLUME PENJUALAN MOBIL: STUDI KASUS PADA PT. SERASI AUTO RAYA

BAB IV METODE PENELITIAN. kebisingan lalu lintas dan wawancara terhadap penduduk yang dilakukan dengan

Nama : Faisal Chanif Aziz NPM : Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lisna Kustamtinah, SE., MM

Tulus Yulianti Manajemen Ekonomi 2013

KAJIAN KEBISINGAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP MASYARAKAT DI JALAN BASUKI RAHMAT KABUPATEN TABALONG. Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat 3)

ANALISIS KEPADATAN LALU LINTAS TERHADAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR (STUDI KASUS SDN BOJONG RANGKAS 4 BOGOR)

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT BANK SYARIAH MANDIRI Tbk CABANG DEPOK. Nama : Septiani Sukma D Kelas : 4EA12 NPM :

Pengaruh Kualitas Pelayanan Karyawan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Minimarket Indomaret Di Jl.Kemakmuran Depok 2 Tengah

Nama : Neneng Badriah NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Harjanto Sutedjo, SSi.MMSi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KLINIK BERSALIN BAKTI NUGRAHA TERHADAP KEPUASAN PASIEN

Andry Wirawan Analisis Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Warung Ayam Monyet.

Sena Aradea Manajemen Ekonomi 2013

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN MOBIL PRIBADI DI JAKARTA

Lampiran I. Nama : Jabatan : Tahun Pendidikan Terakhir : Jumlah Anak : Usia Anak Terkecil :

PENULISAN ILMIAH. Pengaruh Peranan Pimpinan dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Katra Yatra (Radio Suara Bekasi 855 AM)

PENGARUH KONDISI KERJA DAN PROGRAM PELAYANAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN AIR MINERAL CLIF KOTA DEPOK

ANGKET PENELITIAN. Judul : PENGARUH BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PELAYANAN PADA PT POS INDONESIA (PERSERO) MEDAN

PENGARUH CITRA MEREK, DESAIN PRODUK, PROMOSI DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI PRODUK BUSANA MUSLIM RABBANI

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

Nama : Bayu Aprian NPM : Pembimbing : Dr. Lies Handrijaningsih, SE., MM

BAB IV ANALISIS DATA. telah ada pada pokok bahsan bab awal. Hipotesa penulis adalah : Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. teori yang menjadi dasar dan data yang diperoleh dari Badan

Regresi Linear Sederhana (Tunggal)

MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK

LAMPIRAN 1. Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ponorogo

DAMPAK KEBISINGAN LALU LINTAS TERHADAP PERMUKIMAN KOTA (KASUS KOTA SURAKARTA )

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PHYTO KEMO AGUNG FARMA

EVALUASI KEBISINGAN AKIBAT LALU LINTAS PADA JALAN TOL JAKARTA-TANGERANG TESIS MAGISTER. Oleh : Edi Kadarsa NIM :

PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK

: Yusniar Dwi Kartika Putri NPM : Dosen Pembimbing : Dr. Reni Diah Kusumawati., SE., MMSI

1. Berikut ini disajikan pernyataan dengan lima kemungkinan pilihan:

ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK, HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENJADI AKUNTAN PUBLIK (STUDI EMPIRIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA

STUDI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS JALAN TOL PADALARANG-CILEUNYI TERHADAP PERUMAHAN TAMAN HOLIS INDAH KOTA BANDUNG.

BAB IV HASIL PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program SSPS 19 dengan kriteria

Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap PT Astra International Tbk. Muhammad Dzulqarnain

KUESIONER PENELITIAN. dilakukan oleh peneliti selaku Mahasiswi Program Studi S1 Manajemen

Rhaptyalyani FakultasTeknik UniveristasSriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan. Abstract

Lampiran 1. ANGKET KUESIONER

BAB IV PENGUMPULAN DATA

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI MAHASISWA MEMILIH UNIVERSITAS GUNADARMA

Model Summary. Adjusted R Square. a. Predictors: (Constant), LNLOKASI, Suku Bunga, LNPENDAPATAN, LNUANGMUKA. ANOVA b

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERNAL PADA BANK-BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BEI

PENGAUH KUALITAS PRODUK, HARGA, CITRA MEREK DAN DESAIN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL JENIS MPV MEREK TOYOTA. Risnandar

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini merupakan keseluruhan populasi di SLB A

KUESIONER PRA SURVEY

PENGARUH VOLUME LALU LINTAS TERHADAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR

ANALYSIS OF TRAFFIC NOISE IN PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA HOSPITAL ANALISIS KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALU LINTAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Pengaruh Media Iklan, Kepercayaan, Kesesuaian Harga dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Toko Online Zalora

: Murdiana Utami NPM : Pembimbing : Prof. Dr. Didin Mukodim

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Jalan Ir. Sutami No. 36A Surakarta Telp

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

UNIVERSITAS GUNADARMA

Rhaptyalyani Fakultas Teknik Univeristas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara tersebut ikut bergetar (Harnapp dan Noble, 1987). dirasakan sebagai gangguan (Mangunwijaya, 1988).

PENGARUH KUALITAS PRODUK, TEMPAT, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DIMSUM GALAXY SATRIO

KUESIONER PENGARUH PERILAKU WIRAUSAHA DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KULINER SETIA BUDI MEDAN

Hasil Output SPSS 16.0 For Windows

Annisa Resti Darmawanti 3EA

di PT.Astra Internasional Tbk-ToyotaAuto Meda, Cabang Gatot Subroto, dengan

New Wave Marketing - Marketeers Marketer of the Year Indonesia : (14 Oktober 2011)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. antara dan bujur timur dengan luas 44,91 km². Kecamatan

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA

Analisis Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Rumah Makan Ayam Bakar Kia-Kila

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN MENGINAP (STUDI BISNIS PADA HOTEL CHERRY RED JL. SEI MARTEBING MEDAN)

DAFTAR LAMPIRAN KUESIONER PENGARUH PROMOSI DAN POTONGAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL TOYOTA YARIS PADA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

KUESIONER PRA SURVEY

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALU LINTAS DI JALAN GAGAK HITAM (RING ROAD) MEDAN DAN TINGKAT KETERGANGGUAN MASYARAKAT Ester Linda Sembiring 1 dan Medis S.Surbakti 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email:sembiring_linda90@gmail.com 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email:medissurbakti@yahoo.com ABSTRAK Lalu lintas jalan merupakan sumber utama kebisingan yang mengganggu sebagian besar masyarakat perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau hubungan antara kebisingan lalu lintas pada jalan outer ringroad ruas jalan Gagak Hitam dengan faktor-faktor mempengaruhinya seperti volume kendaraan (X 1 ), persentase kendaraan berat(x 2 ), kecepatan rata-rata lalu lintas (X 3 ) dan jarak pengukuran dari perkerasan (X 4 ) dan dampaknya terhadap masyarakat yang tinggal di jalan Gagak Hitam. Pengukuran kebisingan dengan menggunakan Sound Level Meter dan survei lalu lintas dilakukan di 4 titik pada ruas jalan. Data pengukuran dilakukan pada jam 08.00-10.00, 12.00-14.00 dan 17.00-19.00 yang mewakili jam-jam sibuk pada pagi, siang dan sore hari. Untuk mengetahui tingkat ketergangguan, kuesioner disebarkan ke masyarakat yang terpapar bising dan masyarakat yang tidak terpapar bising sebagai kelompok kontrol. Dari hasil pengukuran tingkat kebisingan ekivalen (Leq), ditemukan bahwa rata-rata tingkat kebisingan di jalan Gagak Hitam adalah sebesar 78,84 dba, 77,57 dba dan 76,24 dba, masing-masing untuk jarak 1m, 5 m dan 10 m dari tepi perkerasan jalan. Ketiga nilai tersebut telah melebihi baku tingkat kebisingan yang telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.48 Tahun 1996 Tanggal 25 November 1996 sebesar 55 dba untuk kawasan permukiman dan perumahan dan perdagangan dan jasa 70 dba. Bentuk dari hubungan ini menghasilkan persamaan regresi sederhana antara tingkat kebisingan dengan volume lalu lintas yaitu Y = 57,763 + 0,004 X dan untuk persamaan regresi berganda Y = 27,711 + 0,003 X1 + 3,251 X2 + 0,426 X3 0,288 X4. Sedangkan model regresi untuk tingkat ketergangguan dengan tingkat kebisingan adalah persamaan Z = - 19,111 + 0,294 Y. Persamaan ini hanya berlaku untuk tingkat kebisingan dari 42.75 dba hingga 97.55 dba. Dampak psikologis kebisingan bagi masyarakat adalah gangguan psikologis yang dialami sebagian besar berupa gangguan sewaktu bercakap-cakap sebanyak 37,35 %, gangguan tidur (30,92 %), gangguan konsentrasi (17,67%) dan mudah terkejut (14,06%) yang diakibatkan oleh kebisingan dari arus lalu lintas. Kata Kunci : Kebisingan, Ketergangguan, Dampak Kebisingan ABSTRACT Road traffic is the main source of noise that bothers most urban communities. This study aims to review the relationship between road traffic noise on roads outer ringroad Gagak Hitam with influencing factors such as vehicle volume (X 1 ), the percentage of heavy vehicles (X 2 ), the average speed of traffic (X 3 ) and distance measurement of pavement (X 4 ) and the impact on the people living in the Gagak Hitam. Noise measurement using a Sound Level Meter and traffic survey conducted at 4 points on the road Data measurements were performed at 08:00 to 10:00, 12:00 to 14:00 and 17:00 to 7:00 p.m. representing the peak hour in the morning, afternoon and evening. To determine annoyance scale, questionnaires distributed to the public who are exposed to noise and people who are not exposed to noise as a control group. From the results of measurements of equivalent noise level (Leq), found that the average noise level in the Gagak Hitam is equal to 78.84 dba, 77.57 and 76.24 dba dba, respectively for a distance of 1 m, 5 m and 10 m from the edge of the pavement. These values have exceeded the noise level established by Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.48 Tahun 1996 Tanggal 25 November 1996 at 55 dba for residential areas and housing and trade and services 70 dba. This results in a form of relationship between the simple regression equation with a noise level of traffic volume is Y = 57.763 + 0.004 X and for multiple regression equation Y = 27.711 + 0.003 + 3.251 X1 0.426 X2 + 0,426 X3-0.288 X4. While the regression model to the annoyance scale and noise level is the equation Z = -19.111 + 0.294 Y. This equation is only valid for the noise level of 42.75 dba to 97.55 dba. Psychological impact of noise to society is a psychological disorder experienced mostly interruption as much as conversing 37.35%, sleep disturbances (30.92%), concentration problem (17.67%) and easily shocked (14.06%) caused by the noise of the traffic flow. Keywords: Noise, Annoyance, Noise Impact

PENDAHULUAN Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (KepMenLH No.48 Tahun 1996). Sedangkan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) dari kegiatan-kegiatan lain. Artinya transportasi merupakan kebutuhan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan lain seperti kegiatan ekonomi, sosial, pendidikan dan lain-lain. Dewasa ini angka pertumbuhan kendaraan bermotor sangat pesat di Indonesia yaitu pada tahun 2009-2010 sebesar 12,44 % atau meningkat sebesar 9.570.483 antara tahun 2009 sampai 2010 (Sumber: BPS). Hal ini tentu berpengaruh terhadap kualitas lingkungan baik dari segi polusi udara, polusi suara (kebisingan), polusi air tanah maupun getaran yang ditimbulkan oleh kendaraan yang melewati jalan raya. Mediastika (2005) menyatakan bahwa dengan semakin bertambahnya pemakaian kendaraan bermotor, tingkat kebisingan di tepi jalan raya di beberapa kota besar di Indonesia umumnya mendekati 70 hingga 80 dba. Pengaruh kebisingan terhadap manusia secara fisik tidak saja menganggu organ pendengaran, tetapi juga dapat menimbulkan gangguan pada organ-organ tubuh yang lain, seperti penyempitan pembuluh darah dan sistem jantung. Griefhan dkk (2000) mengatakan umumnya masalah yang terkait dengan kebisingan adalah gangguan komunikasi dan gangguan tidur. Sedangkan pengaruh bising secara psikologis, yaitu berupa penurunan efektivitas kerja dan kinerja seseorang. Widiastuti (2011) menyatakan pada tingkat kebisingan 80,3 db dan 85dB produktivitas mengalami penurunan sebesar 12%. Pada penelitian ini peneliti memilih untuk melakukan penelitian di jalan Gagak Hitam yang merupakan salah satu ruas jalan outer ringroad kota Medan. Jalan Gagak Hitam merupakan jalan ringroad yang menghubungkan jalan Sunggal dan jalan Gatot Subroto. Studi khusus tentang gangguan kebisingan di jalan Gagak Hitam ini belum pernah dilakukan sebelumnya dan belum ada keluhan resmi, namun hal ini tidak berarti bahwa gangguan kebisingan bukan masalah yang serius, tetapi lebih karena orang tidak memahami resiko yang ditimbulkan dari kebisingan. TINJAUAN PUSTAKA Kriteria Kebisingan Lalu Lintas Menurut Widodo (2004) kriteria kebisingan didefinisikan sebagai suatu besaran atau harga yang dibatasi oleh batasan tertentu, sehingga memudahkan untuk mengidentifikasikan harga tersebut. Untuk menghitung tingkat kebisingan, dapat dihitung dengan menggunakan rumus tingkat bising sinambung equivalen (Leq). Tingkat Bising Sinambung Equivalen (Leq) Leg adalah suatu angka tingkat kebisingan tunggal dalam beban (weighting Network) A, yang menunjukkan energi bunyi yang equivalen dengan energi yang berubah-ubah dalam selang waktu tertentu, secara matematis adalah sebagai berikut : Leq = 10 Log (1/100 fi. 10 Li/10 ) (1) Keterangan : Leq Li fi Dampak Kebisingan = Tingkat bising sinambung equivalen dalam db(a) = Tingkat tekanan suara ke i = Fraksi waktu Pengaruh nyata antara tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh arus kendaraan terhadap gangguan pada masyarakat sekitarnya ditunjukkan pada hasil survei yang dilakukan oleh Brown (1979) di jalan tol South-East Brisbane. Jika individu terus-menerus terpapar kebisingan dapat berdampak negatif bagi individu tersebut. Dampak negatif ini dikelompokkan menjadi 3 (tiga) menurut Brown (1979) sebagai berikut : 1. Gangguan Psikologis, yang berupa: a) Sukar berkonsentrasi b) Sukar tidur c) Mudah marah d) Kepala pusing e) Cepat lelah f) Menurunkan daya kerja g) Menimbulkan stres

2. Gangguan Pendengaran, yaitu hilangnya pendengaran seseorang, jika dibiarkan berlanjut dapat menderita ketulian. Ketulian tersebut dapat bersifat : a) Sementara, yaitu bergeser ambang kepekaan pendengaran. Jika kebisingan dihilangkan, kebisingan akan kembali seperti semula; b) Permanen, yaitu mengalami ketulian sedemikian rupa, sehingga merusak organ-organ telingan; 3. Gangguan tubuh lainnya, yang dapat berupa: a) Ketegangan otot b) Kontraksi pembuluh darah c) Meningkatnya tekanan darah d) Meningkanya denyut jantung e) Meningkatnya produksi adrenalin Skala Tingkat Ketergangguan Menurut Passchier (2000) dan Guski (1999) pada jurnal Li dkk(2008) gangguan kebisingan dilihat sebagai dampak utama dari kebisingan, yaitu perasaan terganggu. Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa kebisingan lalu lintas adalah sumber utama ketergangguan lingkungan, beberapa penelitian menemukan korelasi positif antara ketergangguan dan tingkat kebisingan (Ali,2003; Fidel, 2003; Ising & Kruppa,2004; Michaud dkk,2005;miedema,2004;ouis,2002;yano & Ma,2004) seperti tertulis pada Li dkk (2008). Menurut Li,dkk (2008) tingkat ketergangguan dibagi menjadi 5 skala verbal, 1 sampai 5, dimana nilai 1 menandakan responden tidak terganggu dan nilai 5 menandakan sangat tergganggu. Adapun perinciannya dapat dilihat pada Tabel 2.8 dibawah ini. METODOLOGI Data Penelitian Tabel 1. Skala tingkat ketergangguan Skala Tingkat Ketergangguan 1 Tidak terganggu 2 Rendah 3 Sedang 4 Terganggu 5 Sangat Terganggu Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diambil melalui pengukuran di lapangan dan penyebaran kuesioner. Data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner antara lain: 1. Data pribadi masyarakat (Jenis kelamin, lama tinggal di rumah yang di tempati saat ini, jarak tempat tinggal dari tepi badan jalan, tingkat pengeluaran perbulan, tingkat pendidikan terakhir). 2. Tingkat ketergangguan masyarakat terhadap kebisingan dari kegiatan lalu lintas di Jalan Gagak Hitam. 3. Gangguan psikologis yang dialami masyarakat. Sedangkan data primer yang diperoleh dengan alat pengukuran, yaitu: 1. Tingkat kebisingan yang diukur dari jarak yang berbeda dari bahu jalan 2. Volume lalu lintas 3. Persentase kendaraan berat 4. Kecepatan kendaraan Adapun data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait adalah : 1. Jumlah penduduk yang tinggal di Jalan Gagak Hitam dan Jalan Belibis 2. Peta jaringan jalan Gagak Hitam

Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di ruas jalan Gagak Hitam, yang menghubungkan Jalan Sunggal dan Jalan Gatot Subroto. Alat Dan Bahan Penelitian Adapun alat dan bahan dalam penelitian ini: - Sound Level Meter merek Extech untuk mengukur tingkat kebisingan - Stopwatch, untuk menghitung waktu tempuh kendaraan - Kamera Digital, untuk perekaman lalu lintas dan dokumentasi kegiatan - Alat tulis dan papan - Meteran - Bendera Metode Penentuan Segmen Jalan Dan Titik Pantau Dalam pengukuran tingkat kebisingan, maka penetuan jumlah sampel (titik pemantauan) dilakukan dengan mempertimbangkan hal seperti berikut: 1. Titik pantau dipilih daerah yang dianggap sensitif terhadap kebisingan lalu lintas, khususnya di sekitar rumah yang berada dekat dengan jalan raya. Pengukuran juga dilakukan di daerah yang jauh dari jalan raya untuk membandingkan tingkat ketergangguan masyarakat yang terpapar bising dengan masyarakat yang tidak terpapar bising akibat arus lalu lintas di jalan Gagak Hitam. Lokasi sebagai kelompok kontrol (control group) yaitu dipilih jalan Belibis. 2. Penghalang antara titik pemantauan ke sumber bunyi. 3. Jarak pemantauan ke sumber bising, dihitung dari titik pemantauan ke tepi jalur terluar (tepi bahu jalan). 4. Tidak ada bangunan yang memantulkan suara berjarak 3,5 m dari titik pemantauan. Menurut pendapat Solvin untuk menghitung jumlah minimum sampel digunakan rumus : n N 2 1 Ne Keterangan: n jumlah sampel N jumlah populasi n e tingkat kesalahan data 1 = 257 jiwa 716 716(0,05) 2 (2)

HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk melihat hubungan bivariat antara variabel bebas, yaitu volume kendaraan (X 1 ), persentase kendaraan berat (X 2 ), kecepatan kendaraan (X 3 ), dan jarak pengukuran (X 4 ), dengan variabel terikat, tingkat kebisingan (Y), dapat dilihat dengan melakukan uji korelasi Pearson Tabel 2. Koefisien korelasi Kebisingan Volume Persentase Kecepatan Kendaraan Kendaraan Kendaraan Jarak pengukuran Kebisingan 1 0,647 0,241 0,589-0,351 Volume kendaraan 0,647 1-0,220 0,543 0,000 Persentase kendaraan 0,241-0.220 1 0,101 0,000 berat Kecepatan kendaraan 0,589 0,543 0,101 1 0,000 Jarak pengukuran -0,351 0,000 0,000 0,000 1 Tabel 3. Alternatif persamaan regresi Persamaan R R2 Y = 57,763 + 0,004 X1 0,647 0,418 Y = 39,488 + 0,004 X1 + 3,741 X2 0,757 0,573 Y = 31,530 + 0,003 X1 + 0,631 X3 0,706 0,499 Y = 59,301 + 0,004 X1 0,288 X4 0,736 0,542 Y = 24,173 + 0,003 X1 + 3,251 X2 0,426 X3 0,779 0,607 Y = 41,026 + 0,004X1 +3,741X2 0,288 X4 0,834 0,696 Y = 33,068 + 0,003 X1 +0,631 X3 0,288 X4 0,789 0,622 Y = 27,711 + 0,003 X1 + 3,251 X2 + 0,426 X3 0,288 X4 0,855 0,730 Y = 68,239 + 2,238 X2 0,241 0,058 Y = 16,637 + 1,702 X2 + 1,068 X3 0,617 0,380 Y = 69,778 + 2,238 X2 0,288 X4 0,426 0,182 Y = 18,175 + 1,702 X2 + 1,068 X3-0,288 X4 0,710 0,503 Y = 21,962 + 1,103 X3 0,589 0,347 Y = 23,5 + 1,103 X3 0,288 X4 0,686 0,470 Y = 79,088 0,288 X4 0,351 0,123 Adapun model regresi terbaik dengan R 2 tertinggi, yaitu : Untuk Model Regresi Sederhana Y = 57,763 + 0,004 X1; R = 0,647 dan R 2 = 0,418 Untuk Model Regresi Berganda Y = 27,711 + 0,003 X1 + 3,251 X2 + 0,426 X3 0,288 X4; R = 0,855 dan R 2 =0,730

Uji Determinasi Tabel 4. Hasil output persamaan regresi berganda Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.855 a.730.723 1.59797 Uji t Persamaan Y = 27,711 + 0,003 X 1 + 3,251 X 2 + 0,426 X 3 0,288 X 4 yang mempunyai nilai Koefisien Determinasi atau R 2 adalah sebesar 0,855 atau 85,5 %. Ini menunjukkan bahwa sebesar 85,5 % variasi variabel volume kendaraan (X 1 ) dipengaruhi oleh persentase kendaraan berat (X 2 ), kecepatan kendaraan (X 3 ), dan jarak pengukuran (X 4 ). Maka persamaan regresi berganda lulus uji Determinasi. Tabel 5. Hasil Output Persamaan Regresi Berganda Model Unstandardized Coefficients B Std. Error Beta Standardized Coefficients 1 (Constant) 25.711 4.414 5.825.000 VolumeKendaraan.003.000.600 10.811.000 Persentase 3.251.435.350 7.468.000 KecepatanKendaraan.426.102.228 4.181.000 JarakPengukuran -.288.036 -.351-7.975.000 1. Variabel Volume Lalu lintas Dari tabel di atas, nilai t 1 = 10,811 dengan sig.t =0,000 sedangkan nilai T tabel = 2,871 dan nilai α yang ditetapkan adalah 0,05. Karena nilai t 1 = 10,811 > 2,871 dan nilai sig.t (0,000) < 0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya, variabel volume lalu lintas (X 1 ) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel tingkat kebisingan ekivalen (Leq) (Y). 2. Variabel Persentase Kendaraan Berat Dari tabel di atas, nilai t 1 = 7,468 dengan sig.t = 0,000 sedangkan nilai T tabel = 2,871 dan nilai α yang ditetapkan adalah 0,05. Karena nilai t 1 = 7,468 > 2,871 dan nilai sig.t (0,000) < 0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya, variabel persentase kendaraan berat (X 2 ) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel tingkat kebisingan ekivalen (Leq) (Y). 3. Variabel Kecepatan Lalu lintas Rata-rata Dari tabel di atas, nilai t 1 = 4,181 dengan sig.t = 0,000 sedangkan nilai T tabel = 2,871 dan nilai α yang ditetapkan adalah 0,05. Karena nilai t 1 = 4,181 > 2,871 dan nilai sig.t (0,000) < 0,05 maka H 0 diterima dan H 1 ditolak. Artinya, variabel persentase kendaraan berat (X 3 ) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel tingkat kebisingan ekivalen (Leq) (Y). 4. Variabel Jarak Pengukuran Dari tabel di atas, nilai t 1 = -7,975 dengan sig.t = 0,000 sedangkan nilai T tabel = 2,871 dan nilai α yang ditetapkan adalah 0,05. Karena nilai t 1 = -7,975 > 2,871 dan nilai sig.t (0,000) < 0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya, variabel jarak pengukuran (X 4 ) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel tingkat kebisingan ekivalen (Leq) (Y). Maka persamaan regresi berganda lulus uji t. t Sig.

Uji F Tabel 6. Hasil output persamaan regresi berganda ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 961.046 4 240.261 94.091.000 a Residual 354.938 139 2.554 Total 1315.984 143 Dari tabel diperoleh nilai F hitung sebesar 94,091 dengan nilai probabilitas sig = 0,000. Nilai F hitung (94,091) > F tabel (2,70), dan nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas 0,005, maka H 0 diterima, maka secara bersama-sama volume lalu lintas (X 1 ), persentase kendaraan berat (X 2 ), kecepatan rata-rata kendaraan (X 3 ) dan jarak pengukuran (X 4 ) berpengaruh signifikan terhadap tingkat kebisingan ekivalen (Leq) (Y). Tabel 7. Regresi linier tingkat kebisingan (Leq) tingkat ketergangguan Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) -19.111.873-21.895.000 Leq.294.011.856 26.458.000 t Sig. Maka persamaan regresi berganda lulus uji F. Skala Tingkat Ketergangguan Z = -19,111 + 0,294 Y dengan nilai R=0,856 dan R 2 = 0,733 Tabel 8. Batas skala tingkat kebisingan yang dirasakan Tingkat Ketergangguan (Z) Leq (Y) (dba) 1 68,40 2 71,81 3 75,21 4 78,61 5 82,01 Dari persamaan regresi tersebut maka dapat diketahui batas tingkat kebisingan di tiap skala ketergangguan pada Tabel 8. dan persamaan ini hanya berlaku untuk tingkat bising dari 68,40 dba hingga 82,01 dba. Sebanyak 95 dari 265 responden memilih 4 dari 5 skala verbal tingkat ketergangguan pada tingkat kebisingan terukur 71,12 dba sampai 83,16 dba. Artinya, tingkat ketergangguan rata-rata masyarakat adalah 4 dari 5 skala verbal yaitu pada 78,61 dba. Dampak Kebisingan Dari hasil survei, di dapat bahwa sebagian besar penduduk menyatakan mengalami gangguan yang disebabkan kebisingan arus lalu lintas jalan Gagak Hitam. Hal ini ditunjukkan bahwa 96,9 % penduduk mengatakan merasakan bising akibat arus lalu lintas, dan hanya 3,1% yang menyatakan tidak bising dengan lalu lintas yang ada. Dari 96,9 % penduduk tersebut, 93 orang mengakui mengalami gangguan sewaktu bercakap-cakap. Pada tabel di bawah terdapat rincian jumlah penduduk dan jenis gangguan yang dialami. Tabel 9. Dampak kebisingan terhadap masyarakat No. Jenis Gangguan Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Gangguan sewaktu bercakap-cakap 93 37,35 2 Gangguan tidur 77 30,92 3 Gangguan konsentrasi 44 17,67 4 Mudah terkejut 35 14,06 5 Stress 0 0 Jumlah 249 100

KESIMPULAN Kesimpulan Dalam penelitian dampak kebisingan arus lalu lintas kendaraan di jalan Gagak Hitam ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat kebisingan akibat lalu lintas di jalan Gagak Hitam pada tahun 2013 berkisar antara 71,12 dba sampai 83,16 dba untuk jarak 1m sampai 10m dari tepi perkerasan. Dan rata-rata tingkat kebisingannya sebesar 78,84 dba, 77,57 dba dan 76,24 dba, masing-masing untuk jarak 1m, 5 m dan 10 m dari tepi perkerasan jalan. Ketiga nilai tersebut telah melebihi baku tingkat kebisingan yang telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.48 Tahun 1996 Tanggal 25 November 1996 sebesar 55 dba untuk kawasan permukiman dan perumahan dan perdagangan dan jasa 70 dba. 2. Model kebisingan dalam bentuk regresi sederhana adalah Y = 57,763 + 0,004 X, dimana X adalah volume kendaraan. Sedangkan model kebisingan dalam bentuk regresi linier berganda adalah Y = 27,711 + 0,003 X 1 + 3,251 X 2 + 0,426 X 3 0,288 X 4, dimana X 1 volume kendaraan (kend/jam), persentase kendaraan berat (%), kecepatan kendaraan (km/jam), dan jarak pengukuran (m). 3. Model tingkat ketergangguan masyarakat adalah Z = -19,111 + 0,294 Y, dimana Y adalah tingkat kebisingan terukur. Model ini hanya berlaku untuk tingkat kebisingan dari 68,40 dba hingga 82,01 dba. 4. Tingkat ketergangguan rata-rata masyarakat adalah 4 dari 5 skala verbal, yaitu pada 78,61 dba. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah terganggu dengan kebisingan terukur di jalan Gagak Hitam yang dihasilkan dari kegiatan lalu lintas. 5. Dampak psikologis kebisingan bagi masyarakat adalah gangguan psikologis yang dialami sebagian besar berupa gangguan sewaktu bercakap-cakap sebanyak 37,35 %, gangguan tidur (30,92 %), gangguan konsentrasi (17,67%) dan mudah terkejut (14,06%) yang diakibat kebisingan dari arus lalu lintas. Saran Setelah melakukan penelitian ini, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Penanganan kebisingan berupa pemilihan material bangunan. Perencanaan dinding dengan kombinasi kaca dan bahan masif untuk mereduksi kebisingan dari luar bangunan. 2. Perlunya menertibkan knalpot bising (modifikasi) yang menambah kebisingan lalu lintas. 3. Pengaturan ruangan di dalam bangunan. Ruangan yang membutuhkan ketenangan ditempatkan jauh dari jalan raya. DAFTAR PUSTAKA Brown, Lex.(1979).Gangguan Badan Disebabkan Kebisingan Lalu lintas Jalan Raya. University of Queensland. Griefhan B., Scheumer R., Moehler U., dan Mehnhert P.(2000). Physiological, subjective and behavioural responses during sleep to noise from rail and road traffic. Noise & Health 3;9 :59-71. Kementerian Negara Lingkungan Hidup.(1996).Metode Pengukuran, Perhitungan dan Evaluasi Tingkat Kebisingan Lingkungan,Jakarta. Li,H., Yu, W., Lu, J., dan Zhao, Y.(2008). Investigation of Road-Traffic Noise and Annoyance in Beijing : A Cross-Sectional Study of 4th Ring Road. ProQuest Biology Journals, Vol 63, hal. 27. Mediastika,C. E.(2005).Akustika Bangunan.Penerbit Erlangga, Jakarta. Widiastuti,Retno.(2011). Studi Ergonomi Kognitif Untuk Mengetahui Penurunan Produktivitas Kerja Akibat Kenaikan Tingkat Kebisingan. Jurnal Teknologi, Volume 4 Nomor 2, Desember 2011, 136 145 Widodo, Andi S.(2004).Analisa Kebisingan Lalu Lintas di Jalan Wiyung Meganti Surabaya. Tugas Akhir. Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya. www.bps.go.id.diakses tanggal 31 Desember 2012