ISTILAH-ISTILAH SESAJI DALAM TRADISI JULEN GILING TEBU PTP NUSANTARA IX PG TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR (KAJIAN ETNOLINGUISTIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Disusun oleh VERIS DONI LISTYANTO C0112058 PROGRAM STUDI SASTRA DAERAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 i
ii
iii
MOTTO Jika Anda ingin memperoleh dunia, raihlah dengan ilmu. Jika anda ingin memperoleh akhirat, raihlah juga dengan ilmu. Jika anda ingin keduanya maka capailah dengan ilmu. (Hadist) Bermuka manis, memberi pertolongan dalam kebaikan dan mencegah sesuatu yang membahayakan. (HR Tirmidzi) dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya (Al-Quran Surat Talaq: 3) iv
PERNYATAAN Nama : Veris Doni Listyanto NIM : C0112058 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Istilah-Istilah Sesaji dalam Tradisi Julen Giling Tebu PTP. Nusantara IX P.G Tasikmadoe Kabupaten Karanganyar (Kajian Etnolinguistik) adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut. Surakarta, Juli 2016 Yang membuat pernyataan, Veris Doni Listyanto v
PERSEMBAHAN Karya ini saya persembahkan untuk : Ibu, Bapak, saudara-saudaraku yang selalu memberi cinta, kasih sayang, doa, semangat dan bimbingannya Adiku Reza Nur R, kakakku Edo Andri W, Dwi Wijayanti Teman-temanku teater wiswakarman yang telah mendukungku Sahabat-sahabatku yang selalu menemaniku dan almamater kebanggaanku vi
KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi dengan judul Istilah-Istilah Sesaji dalam Tradisi Julen Giling Tebu PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar (Kajian Etnolinguistik)ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Program Studi Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret yang memberikan kesempatan untuk menyusun skripsi ini. 2. Dr. Supana, M.Hum., selaku Kepala Program Studi Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan dan ilmunya dalam penyusunan skripsi ini. 3. Drs. Y. Suwanto, M.Hum., selaku pembimbing pertama yang telah berkenan memberikan waktu dan ilmunya, serta memberikan, masukan, bimbinganya dan penyempurnaan pada penulisan skripsi ini. 4. Dra. Dyah Padmaningsih, M.Hum., selaku pembimbing kedua yang telah berkenan memberikan waktu dan ilmunya, serta memberikan nasihat, masukan, bimbingannya dan penyempurnaan pada penulisan skripsi. vii
5. Prof. Sahid Teguh Widodo, S.S., M.Hum.,Ph.D., selaku Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama studi di Jurusan Sastra Daerah, dengan penuh perhatian dan kebijaksanaannya. 6. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen Jurusan Sastra Daerah dan dosen-dosen Fakultas Ilmu Budaya yang telah memberikan ilmunya kepada penulis. 7. Kepala dan staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya maupun Pusat Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada penulis, khususnya selama menyelesaikan skripsi ini. 8. Para informan yang telah memberikan pengetahuannya untuk menunjang penulisan skripsi ini. 9. Kedua orang tua saya yang telah memberikan segalannya baik lahir maupun batin sehingga dapat mencapai gelar sarjana. 10. Rekan-rekan Sastra Daerah angkatan 2012, yang telah membantu penulis selama menyelesaikan skripsi ini dan terima kasih atas persahabatannya. 11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin. Surakarta, Juli 2016 Penulis viii
DAFTAR ISI JUDUL...... PERSETUJUAN... PENGESAHAN... MOTTO... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TANDA DAN SINGKATAN... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... SARI PATHI... ABSTRACT... i ii iii iv v vi vii ix xii xv xvi xvii xviii xix BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Pembatasan Masalah... 12 C. Rumusan Masalah... 12 D. Tujuan Penelitian... 13 E. Manfaat Penelitian... 13 1. Manfaat Teoretis... 13 2. Manfaat Praktis... 13 F. Landasan Teori... 14 ix
1. Etnolinguistik... 14 2. Masyarakar Tutur... 15 3. Istilah... 16 4. Sesaji... 16 5. Tradisi... 17 6. Tradisi Julen... 18 7. Bentuk istilah... 19 8. Makna... 21 G. Metode Penelitian... 24 1. Jenis Penelitian... 24 2. Lokasi Penelitian... 24 3. Alat penelitian... 25 4. Data dan Sumber Data... 25 5. Metode dan Teknik Pengumpulan Data... 27 6. Metode dan Teknik Analisis Data... 29 7. Metode Penyajian Hasil Analisis Data... 35 BAB II. ANALISIS DATA... 36 A. Bentuk istilah istilah sesaji Tradisi Julen Giling Tebu Pabrik Gula Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar... 36 1. Monomorfermis... 36 2. Polimorfermis... 52 3. Frasa... 63 B. Makna istilah-istilah sesaji Tradisi Julen Giling Tebu Pabrik Gula Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar... 70 1. Makna leksikal... 70 x
2. Makna gramatikal... 77 3. Makna kultural... 81 BAB III. PENUTUP... 106 A. Kesimpulan... 106 B. Saran... 107 DAFTAR PUSTAKA... 108 LAMPIRAN... 110 xi
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Tugu Papahan... 1 Gambar 2. Kremoon (gerbong)... 2 Gambar 3. Gerbong hijau buatan S.Chevalier... 3 Gambar 4. Joli yang dipikul oleh karyawan... 5 Gambar 5. Macam-macam sesaji tradisi julen... 6 Gambar 6. Ampo... 36 Gambar 7. Ampyang... 37 Gambar 8. Arak... 37 Gambar 9. Candu... 38 Gambar 10. Criping... 38 Gambar 11. Dhele... 39 Gambar 12. Jadah... 40 Gambar 13. Jenang... 40 Gambar 14. Joli... 41 Gambar 15. Kencur... 41 Gambar 16. Kendhi... 42 Gambar 17. Kopi... 42 Gambar 18. Kunci... 43 Gambar 19. Kunir... 43 Gambar 20. Lempeng... 44 Gambar 21. Lenga... 44 Gambar 22. Lombok... 45 Gambar 23. Menyan... 45 Gambar 24. Miri... 46 Gambar 25. Nanas... 46 Gambar 26. Rante... 47 Gambar 27. Slindur... 47 xii
Gambar 28. Srondeng... 48 Gambar 29. Suruh... 48 Gambar 30. Takir... 49 Gambar 31. Tepas... 49 Gambar 32. Trasi... 50 Gambar 33. Uyah... 50 Gambar 34. Wajik... 51 Gambar 35. Wedhak... 51 Gambar 36. Cok Bakal... 52 Gambar 37. Gedhang Ayu... 53 Gambar 38. Jajan Pasar... 54 Gambar 39. Kembar Mayang... 55 Gambar 40. Klasa Bangka... 56 Gambar 41. Ngantenan... 57 Gambar 42. Panjang Ilang... 57 Gambar 43. Pengilon... 58 Gambar 44. Sega asahan... 59 Gambar 45. Sega Golong... 60 Gambar 46. Sega Suci... 61 Gambar 47. Takir Ponthang... 62 Gambar 48. Endhas Kebo... 63 Gambar 49. Jenang Katul... 64 Gambar 50. Kacang Tholo... 65 Gambar 51. Ketang Ireng... 66 Gambar 52. Sega Thiwul... 67 Gambar 53. Sekar Setaman... 68 Gambar 54. Tebu wulung... 69 Gambar 55. foto tempat pelaksannan tradisi julen pabrik gula tasikmadu... 111 Gambar 56. Foto pada saat persiapan keberangkatan commit to para user staf dan karyawan... 111 Gambar 57. Foto para karyawan pabrik membawa sesaji... 112 xiii
Gambar 58. Foto para karyawan berjalan menuju pabrik dengan memikul sesaji... 112 Gambar 59. Foto suasana memikul sesaji tradisi julen... 113 Gambar 60. Foto sesaji di dalam miniatur rumah dalam tradisi julen... 113 Gambar 61. Foto sesaji di dalam mimiatur rumah dalam tradisi julen... 114 Gambar 62. Foto suasana pasrah ubarampe sebelum masuk ke dalam pabrik... 114 Gambar 63. Foto suasana pasrah ubarampe sebelum masuk ke dalam pabrik... 115 Gambar 64. Foto proses pembacaan doa oleh abdi dalem pura mangkunegaran... 115 Gambar 65. Foto proses pembacaan doa... 116 Gambar 66. Foto suasana sesaji di dalam pabrik... 116 Gambar 67. Foto suasana sesaji di dalam pabrik... 117 Gambar 68. Foto penataan sesaji di bagia-bagian mesin pabrik... 117 Gambar 69. Foto sesaji yang akan di tempatkan di bagian-bagian mesin pabrik... 118 Gambar 70. Foto sesaji yang akan di tempatkan di bagian-bagian mesin pabrik... 118 Gambar 71. Foto antusias masyarakat melihat tradisi julen... 119 Gambar 72. Foto antusias masyarakat melihat tradisi julen... 119 Gambar 73. Foto informan bapak Sontodipura... 120 Gambar 74. Foto informan bapak Tugiyo... 120 Gambar 75. Foto informan bapak warijan... 121 Gambar 76. Foto informan bapak Iman Suwarno... 121 xiv
DAFTAR TANDA DAN SINGKATAN A. Daftar Lambang 1. Lambang lain (...) : Tanda kurung artinya mengapit penjelasan atau keterangan... : Tanda petik menandakan kutipan langsung... : Glos sebagai pengapit terjemahan [...] : Tanda kurung siku artinya pengapit fonetis../.. : Dalam arti persamaan arti 2. Lambang fonetis ɛ : dibaca seperti kata lempeng [lɛmpɛη] ɔ : dibaca seperti kata lombok [lɔmbɔ?] η : dibaca seperti kata srondeng [srondɛη] ə : dibaca seperti kata kencur [dhəle] U : dibaca seperti kata kencur [kəncur]? : dibaca seperti kata wajik [waji?] ñ : dibaca seperti kata menyan [məñan] B. Daftar Singkatan Adj FN KGPAA N PG PTP Swt : adjektiva (kata sifat) : frasa nomina : Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya : nomina (kata benda) : Pabrik Gula : Perseroan Terbatas Perkebunan : Subhanahu Wata ala xv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Gambar Objek Data... 111 Lampiran 2 : Gambar Narasumber... 120 Lampiran 3 : Biodata Narasumber... 122 Lampiran 4 : Daftar Pertanyaan... 124 Lampiran 5 : Glosarium... 125 Lampiran 6 : Surat yang terkait dengan pencarian data... 142 xvi
ABSTRAK Veris Doni Listyanto. C0112058. 2016. Istilah istilah Sesaji dalam Tradisi Julen Giling Tebu PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar (Kajian Etnolinguistik), Skripsi : Program Studi Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu: 1) Bagaimanakah bentuk istilah sesaji yang terdapat dalam tradisi julen giling tebu PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar?; 2) Apakah makna leksikal dan makna kultural istilah sesaji dalam tradisi julen giling tebu PTP. Nusantara IX PG Tasikmadoe Kabupaten Karanganyar?; Tujuan penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan bentuk istilah sesaji dalam tradisi julen giling tebu PTP. Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar; 2) Mendeskripsikan makna leksikal,makna gramatikal dan makna kultural istilah sesaji dalam tradisi julen giling tebu PTP. Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan data-data kebahasaan berdasarkan bentuk dan maknanya. Data penelitian ini berupa data lisan dari informan dan data tulis yang berasal dari buku-buku penunjang tentang tradisi julen. Pengumpulan data menggunakan metode simak dan metode cakap. Untuk menganalisis bentuk menggunakan metode distribusional dan metode padan untuk menganalis makna istilah-istilah sesaji dalam tradisi julen giling PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa 1) Bentuk istilah-istilah sesaji dalam tradisi julen giling tebu PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar terdapat tiga bentuk yaitu bentuk monomorfemis yang berjumlah 30, yaitu ampo [ampo], ampyang [ampyaŋ], arak [ara?], candu [candu], criping [cripiη], dhele [dhəle], jadah [jadah], jenang [jənaη], joli [jɔli], kencur [kəncur], kendhi [kəndi], kopi [kɔpi], kunci [kunci], kunir [kunir], lempeng [lɛmpɛη], lenga [ləηɔ], lombok [lɔmbɔ?], menyan [məñan], miri [miri], nanas [nanas], rante [rante], slindur [slindur], srondeng [srondɛη], suruh [suruh], takir [takir] tepas [tepas], trasi [trasi], uyah [uyah], wajik [waji?], wedhak [wəda?], bentuk polimorfemis berjumlah 12, yaitu cok bakal [cɔ? bakal], gedhang ayu [gədaη ayu], jajan pasar [jajan pasar], kembar mayang [kəmbar mayaη], klasa bangka [klɔsɔ bɔηkɔ], ngantenan [ηantenan], panjang ilang [panjaη ilaη], pengilon [pəηilɔn], sega asahan [səgɔ asahan], sega golong [səgɔ gɔlɔη], sega suci [səgɔ suci], takir ponthang [takir pontaη], sedangkan yang berupa frasa berjumlah 7, yaitu endhas kebo [əndas kəbo], jenang katul [jənaη katul], kacang tholo [kacaη Tolo], ketan ireng [kətan irəη], sega thiwul [səgɔ TiwUL], sekar setaman [səkar sətaman], tebu wulung [təbu wuluη ],. 2) Istilah-istilah sesaji dalam tradisi julen giling tebu PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar terdapat makna leksikal yaitu makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang benda, peristiwa, lepas dari penggunaan atau konteksnya. Makna gramatikal yaitu makna yang terbentuk akibat bergabungnya unsur yang satu dengan yang lainnya dalam pelbagai tataran gramatikal. Makna kultural dalam tradisi julen diharapkan mendapatkan keselamatan, perlindungan, dan ketentraman. Kata kunci : istilah-istilah sesaji, tradisi julen, etnolinguistik xvii
SARI PATHI Veris Doni Listyanto. C0112058. 2016. Istilah istilah Sesaji dalam Tradisi Julen Giling Tebu PTP Nusantara IX Tasikmadu Kabupaten Karanganyar (Kajian Etnolinguistik), Skripsi : Program Studi Sastra Jawa, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret. Prȇkawis ingkang dipuntliti ing panalitѐn mȇnika 1) Kados pundi wujudipun istilah-istilah sajѐn wontȇn tradisi julen giling tebu PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar?; 2) Kados pundi wȇrdinipun leksikal saha kultural istilah-istilah sajѐn wontȇn tradisi julen giling tebu PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar?, ancasipun panalitѐn punika kanggѐ 1) Ngandharakȇn wujudipun istilah-istilah sajѐn wontȇn tradisi julen giling tebu PTP Nusantara IX PG Tasikmadoe Kabupaten Karanganyar; 2) Ngandharaken wȇrdinipun lѐksikal saha kultural istilah-istilah sajѐn wontȇn tradisi julen giling tebu PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar?;. Jinisipun panalitѐn inggih punika deskriptif kualitatif yaiku ngandharakȇn data-data basa mliginipun wujud ugi werdinipun. Data panalitѐn arupi data lisan kapundhut saking tuturan informan ugi data tulis saking pustaka ingkang magepokan kaliyan tradisi julen. Pangempaling data kanthi ngginakaken metode simak lan cakap. Kangge nganalisis bentuk ngginakaken metode distribusional/agih lan metode padan kanggѐ ngandharakaken werdinipun istilahistilah sajѐn wontȇn tradisi julen giling tebu PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar?. Asilipun analisis data saged dipunpendhet dudutanipun 1) wujudipun istilah-istilah sajѐn wontȇn tradisi julen giling tebu PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar?, kapѐrang dados tiga wujud inggih punika Ingkang kalebet wujud monomorfermis kababar 30 istilah inggih punika yaitu ampo [ampo], ampyang [ampyaŋ], arak [ara?], candu [candu], criping [cripiη], dhele [dhəle], jadah [jadah], jenang [jənaη], joli [jɔli], kencur [kəncur], kendhi [kəndi], kopi [kɔpi], kunci [kunci], kunir [kunir], lempeng [lɛmpɛη], lenga [ləηɔ], lombok [lɔmbɔ?], menyan [məñan], miri [miri], nanas [nanas], rante [rante], slindur [slindur], srondeng [srondɛη], suruh [suruh], takir [takir], tepas [tepas], trasi [trasi], uyah [uyah], wajik [waji?], wedhak [wəda?], ugi plimorfermis kababar 12 istilah inggih punika cok bakal [cɔ? bakal], gedhang ayu [gədaη ayu], jajan pasar [jajan pasar], kembar mayang [kəmbar mayaη], klasa bangka [klɔsɔ bɔηkɔ], ngantenan [ηantenan], panjang ilang [panjaη ilaη], pengilon [pəηilɔn], sega asahan [səgɔ asahan], sega golong [səgɔ gɔlɔη], sega suci [səgɔ suci], takir ponthang [takir pontaη], arupi frasa 7 istilah inggih punika endhas kebo [əndas kəbo], jenang katul [jənaη katul], kacang tholo [kacaη Tolo], ketan ireng [kətan irəη], sega thiwul [səgɔ TiwUL], sekar setaman [səkar sətaman], tebu wulung [təbu wuluη ]; 2) istilah-istilah sajѐn wontȇn tradisi julen giling tebu PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar, kandhut werdinipun makna leksikal menika kandhut saking unsur-unsur bahasanipun ugi werdinipun gramatikal menika werdi ingkang gabungan unsur ingkang etunggal kalih sanese wonten tataran gramatikal. werdinipun kultural wontȇn tradisi julen anggadhahi pangajap supados pikanthuk kaslametan, kayoman, lan katentreman. Tembung wos : istilah-istilah sesaji, tradisi julen, etnolinguistik xviii
ABSTRACT Veris Doni Listyanto. C0112058. 2016. The terms offerings in the Tradition of Julen Giling Tebu in PTP Nusantara IX Tasikmadu of Karanganyar District (An Entholinguistic Overview), A Bachelor Thesis: Regional Literature Department. Faculty of Cultural Science. Sebelas Maret University Surakarta. The problems discussed in this research are: 1) How is the form of the terms offerings contained in the tradition of Julen Giling Tebu in PTP Nusantara IX Tasikmadu of Karanganyar District? 2) What is the lexical and cultural meaning of the terms offerings in the tradition of Julen Giling Tebu in PTP. Nusantara IX Tasikmadu Karanganyar District? The purposes of this study are (1) To Describe the terms offerings in the tradition of Julen Giling Tebu in PTP. Nusantara IX Tasikmadu of Karanganyar District, 2) Explain the lexical, gramatical and cultural meaning of the terms offerings in the tradition of Julen Giling Tebu in PTP Nusantara IX Tasikmadu of Karanganyar District. This type of the research is qualitative descriptive research which describe linguistic data based on forms and meaning. The data of the research were verbal data from an informant and the written data from the books about the tradition of julen. Data collected by the method of listening and speaking. The method used to analyze data about form is using distributional method and using the method of equivalent word to observe the meaning of the terms offerings in the tradition of Julen Giling Tebu in PTP Nusantara IX Tasikmadu of Karanganyar District. The result of data analysis is 1) The form of the terms offerings contained in the tradition of Julen Giling Tebu in PTP Nusantara IX Tasikmadu of Karanganyar District, there are three forms namely. The forms of monomorfermis is 30, they are ampo [ampo], ampyang [ampyaŋ], arak [ara?], candu [candu], criping [cripiη], dhele [dhəle], jadah [jadah], jenang [jənaη], joli[jɔli], kencur [kəncur], kendhi [kəndi], kopi [kɔpi], kunci [kunci], kunir [kunir], lempeng [lɛmpɛη], lenga [ləηɔ], lombok [lɔmbɔ?], menyan [məñan], miri [miri], nanas [nanas], rante [rante], slindur [slindur], srondeng [srondɛη], suruh [suruh], takir [takir], tepas [tepas], trasi [trasi], uyah [uyah], wajik [waji?], wedhak [wəda?], and form of polimorfermis is 12, they are cok bakal [cɔ? bakal], gedhang ayu [gədaη ayu], jajan pasar [jajan pasar], kembar mayang [kəmbar mayaη], klasa bangka [klɔsɔ bɔηkɔ], ngantenan [ηantenan], panjang ilang [panjaη ilaη], pengilon [pəηilɔn], sega asahan [səgɔ asahan], sega golong [səgɔ gɔlɔη], sega suci [səgɔ suci], takirponthang [takirpontaη], while the form of the phrases is 7, they are endhas kebo [əndas kəbo], jenang katul [jənaη katul], kacang tholo [kacaη Tolo], ketan ireng [kətan irəη], sega thiwul [səgɔ TiwUL], sekar setaman [səkar sətaman], tebu wulung [təbu wuluη ], 2) The terms offerings in the tradition of Julen Giling Tebu in PTP Nusantara IX Tasikmadu of Karanganyar District has Lexical meaning is about the meaning of the language element as symbol of the entity, phenomena, apart of the usage and context. Gramatical meaning is the meaning formed by the merger of elements to one another in various gramatical level. The cultural meaning in julen tradition are expected be safe, secure, and peace. Keywords : the terms offeringss, julen tradition, entholinguistic xix