Akuntansi Biaya Modul ke: Materials : Controlling, Costing, and Planning Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id
Definisi Bahan Baku adalah Bahan yang secara menyeluruh membentuk produk selesai dan dapat diidentifikasikan secara langsung pada produk yang bersangkutan. Bahan Baku Pembantu adalah Bahan-bahan yang digunakan untuk memperlancar proses produksi.
Prosedur Pembelian dan Penggunaan Bahan Baku Pembelian dan penggunaan bahan baku meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1. Perencanaan dan penetapan cara pengerjaan: menentukan rancangan produk, spesifikasi bahan, dan berbagai persyaratan pada setiap tahap operasi. 2. Anggaran produksi: rencana induk dan dikembangkan untuk permintaan bahan. 3. Surat/bukti permintaan pembelian (purchase requisition): memberi informasi kepada bagian pembelian mengenai kuantitas dan jenis bahan yang dibutuhkan. 4. Pesanan Pembelian (purchase order): kontrak berkenaan dengan pesanan pembelian bahan kepada supplier.
Prosedur Pembelian dan Penggunaan Bahan Baku 5. Laporan Penerimaan (receiving report): mengesahkan jumlah yang diterima dan mungkin juga melaporkan hasil pemeriksaan dan pengujian mutu. 6. Surat/bukti permintaan bahan baku (materials requisition): memberitahukan bagian gudang agar menyerahkan sejumlah bahan tertentu kepada departemen tertentu yang membutuhkan. 7. Kartu buku besar bahan (materials ledger cards): berfungsi mencatat penerimaan dan pengeluaran setiap jenis bahan dan menyelenggarakan pencatatan persediaan secara perfektual.
Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli Elemen-elemen yang membentuk harga pokok bahan baku antara lain adalah: Jumlah yang tercantum dalam faktur pembelian (antara lain harga beli, diskon bila ada). Pajak. Biaya angkut.
Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli Dasar alokasi biaya angkut pembelian yang sering digunakan adalah 1. Perbandingan kuantitas tiap jenis bahan baku yang dibeli. 2. Perbandingan harga faktur tiap jenis bahan baku yang dibeli.
Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli Contoh: PT Wahyu membeli 3 jenis bahan secara kredit sebagai berikut: Bahan baku A: 3.000 unit, harga/unit Rp. 200 dgn berat/unit 2 kg Bahan baku B: 1.000 unit, harga/unit Rp. 300 dgn berat/unit 3 kg Bahan baku P: 2.000 unit, harga/unit Rp. 50 dgn berat/unit 1,5 kg Biaya angkut yang dibayar sebesar Rp. 50.000,- Jawab: Dengan perbandingan kuantitas tiap jenis bahan baku Bahan baku A: 3.000 unit x 2 kg = 6.000 kg Bahan baku B: 1.000 unit x 3 kg = 3.000 kg Bahan baku P: 2.000 unit x 1,5 kg = 3.000 kg + 12.000 kg
Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli Alokasi biaya angkut: Bahan baku A: 6.000/12.000 x Rp. 50.000,- = Rp. 25.000,- Bahan baku B: 3.000/12.000 x Rp. 50.000,- = Rp. 12.500,- Bahan baku P: 3.000/12.000 x Rp. 50.000,- = Rp. 12.500,- Jurnalnya Persediaan bahan baku Rp. 937.500,- Persediaan bahan baku pembantu Rp. 112.500,- Kas Rp. 50.000,- Hutang dagang Rp. 1.000.000,-
Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli Dengan perbandingan harga faktur Bahan baku A: 3.000 unit x Rp. 200 = Rp. 600.000 Bahan baku B: 1.000 unit x Rp. 300 = Rp. 300.000 Bahan baku P: 2.000 unit x Rp. 50 = Rp. 100.000 + Rp. 1.000.000 Alokasi biaya angkut: Bahan baku A: 600/1.000 x Rp. 50.000,- = Rp. 30.000,- Bahan baku B: 300/1.000 x Rp. 50.000,- = Rp. 15.000,- Bahan baku P: 100/1.000 x Rp. 50.000,- = Rp. 5.000,-
Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli Jurnalnya Persediaan bahan baku Rp. 945.000,- Persediaan bahan baku pembantu Rp. 105.000,- Kas Rp. 50.000,- Hutang dagang Rp. 1.000.000,- Perlakuan biaya angkut menjadi elemen biaya overhead pabrik Dicatat secara periodik Jurnalnya Biaya overhead pabrik Rp. 50.000,- Kas Rp. 50.000,-
Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang Dipakai Tujuan akuntansi penentuan harga pokok bahan yang dipakai adalah 1. Untuk menentukan harga pokok bahan yang dipakai dan harga pokok persediaan dengan lebih teliti. 2. Untuk pengendalian atas bahan.
Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang Dipakai Faktor yang menentukan harga pokok yang dipakai adalah: 1. Metode akuntansi persediaan yaitu metode persediaan phisik (physical inventory method) dan metode persediaan permanen (perpetual inventory method) 2. Metode aliran harga pokok bahan yang dipakai yaitu FIFO, LIFO, identifikasi khusus, dan metode lain spt penilaian persediaan menurut nilai terendah antara biaya dan harga pasar.
Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang Dipakai Contoh: Perhitungan harga pokok bahan baku A yang dimiliki PT Wilfred dalam bulan Januari 2015 sebagai berikut: Persediaan 1 Januari 2015 200 kg harga per kg Rp. 1.000,- Pembelian 12 Januari 2015 400 kg harga per kg Rp. 1.200,- Pembelian 26 Januari 2015 500 kg harga per kg Rp. 900,- Pembelian 31 Januari 2015 100 kg harga per kg Rp. 1.100,- Pemakaian 16 Januari 2015 500 kg Pemakaian 28 Januari 2015 300 kg Hitung harga pokok bahan yang dipakai dan persediaan akhir!
Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang Dipakai Metode persediaan phisik (FIFO): Persediaan awal 1 Jan 2015 = 200 kg x Rp. 1.000,- = Rp. 200.000,- Pembelian: 12 Jan 2015 = 400 kg x Rp. 1.200,- = Rp. 480.000,- 26 Jan 2015 = 500 kg x Rp. 900,- = Rp. 450.000,- 31 Jan 2015 = 100 kg x Rp. 1.100,- = Rp. 110.000,- + Total pembelian Rp. 1.040.000,- - Harga perolehan bahan siap pakai (1.200 kg) Rp. 1.240.000,- Persediaan bahan per 31 Jan 2015 : 400 kg dengan harga pokok: 100 kg x Rp. 1.100,- = Rp. 110.000,- 300 kg x Rp. 900,- = Rp. 270.000,- + Rp. 380.000,- - Harga pokok bahan baku yang dipakai Rp. 860.000,-
Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang Dipakai Metode persediaan perpetual (FIFO): Tanggal Jumlah KARTU PERSEDIAAN BAHAN BAKU A Diterima Dikeluarkan Persediaan Biaya per unit Total Biaya Jumlah Biaya per unit Total Biaya Jumlah Biaya per unit Total Biaya 1 Jan 15 200 1.000 200.000 200.000 12 Jan 15 400 1.200 480.000 200 1.000 200.000 400 1.200 480.000 680.000 16 Jan 15 200 1.000 200.000 100 1.200 120.000 300 1.200 360.000 120.000 26 Jan 15 500 900 450.000 100 1.200 120.000 500 900 450.000 570.000 28 Jan 15 100 1.200 120.000 300 900 270.000 200 900 180.000 270.000 31 Jan 15 100 1.100 110.000 300 900 270.000 100 1.100 110.000 380.000 Saldo
Perencanaan dan Pengendalian Biaya Bahan Baku Masalah utama: Menyelenggarakan persediaan bahan yang paling tepat agar kegiatan produksi tidak terganggu dan dan dana yang ditanamkan dalam persediaan bahan tidak berlebihan.
Perencanaan dan Pengendalian Biaya Bahan Baku Hal-hal penting dalam perencanaan dan pengendalian biaya bahan baku: 1. Jumlah bahan baku yang dibutuhkan atau dibeli dalam satu periode. Faktor-faktor yang menentukan: Jumlah kuantitas persediaan awal bahan. Jumlah produksi ekuivalen (setara) yang akan dihasilkan pada periode tersebut. Kuantitas bahan yang diperlukan untuk menghasilkan satu produk. Jumlah kuantitas persediaan akhir bahan.
Perencanaan dan Pengendalian Biaya Bahan Baku 2. Menentukan kuantitas bahan yang dibeli setiap kali dilakukan pembelian. Rumus: EOQ = 2 X RU X CO CU X CC EOQ : Economic Order Quantity, jumlah pesanan paling ekonomis. RU : Required unit for annual, kebutuhan bahan untuk tahun yang akan datang. CO : Cost order, biaya pemesanan variable setiap kali pemesanan. CU : Cost unit, harga faktur dan biaya angkut setiap satuan bahan dibeli. CC : Carrying cost percentage, biaya penyimpanan variable yang dihitung berdasarkan persentase dari cost per unit bahan.
Perencanaan dan Pengendalian Biaya Bahan Baku Contoh: PT Wahyu dalam awal tahun 2015 menyusun anggaran bahan baku: Taksiran kuantitas bahan baku dibeli setahun 24.000 kg Taksiran harga bahan baku per kg Rp. 10,- Taksiran biaya pemesanan: tetap Rp. 9.000,- variabel Rp. 750,- Taksiran biaya penyimpanan: tetap Rp. 12.000,- variabel dalam persentase 10%. Jawab: EOQ = 2 x RU x CO = 2 x 24.000 x 750 = 36.000.000 = 6.000 kg CU x CC 10 x 10% Jadi frekuensi pembelian dalam tahun 2015 adalah 24.000 kg : 6000 kg = 4 kali
Perencanaan dan Pengendalian Biaya Bahan Baku 3. Menentukan waktu pemesanan kembali bahan Rumus: ROP = (LT X AU) + SS ROP : Reorder Point, waktu pemesanan kembali bahan. LT : Lead Time, waktu yang diperlukan dari saat pemesanan sampai bahan datang. AU : Average Use, tingkat pemakaian bahan rata-rata dalam satuan waktu tertentu. SS : Safety Stock, tingkat minimum persediaan.
Perencanaan dan Pengendalian Biaya Bahan Baku Contoh: PT Wahyu memperkirakan LT selama 4 minggu, pemakaian ratarata 500 kg per minggu, dan persediaan sisa ditaksir sebesar pemakaian rata-rata untuk 2 minggu. Hitung tingkat persediaan dimana PT Wahyu harus melakukan pemesanan kembali! Jawab: ROP = (LT X AU) + SS = (4 X 500) + (2 X 500) = 2.000 + 1.000 = 3.000 Jadi apabila persediaan mencapai titik 3.000 kg harus melakukan pemesanan kembali.
Perencanaan dan Pengendalian Biaya Bahan Baku 4. Menentukan minimum dan maksimum kuantitas persediaan bahan. Rumus: Ms = SS + EOQ Ms : Maksimum, jumlah maksimum persediaan bahan SS : Safety Stock, tingkat minimum persediaan. EOQ : Economic Order Quantity, jumlah pesanan paling ekonomis.
Terima Kasih Wahyu Anggraini, SE., M.Si