BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme

Nama : Hery Budiawan TTL :Sukoharjo,14 Januari 1978 Pendidikan : Teknik Sipil ITB 1996 Istri : Ponirah Anak : M.Danish Dhiaurrahman (3,5 th) Aisyah

ISBN: K. Emi Trimiati* ), Jutono G. ** ) * Ekonomi, ** Ilmu Komputer, Universitas AKI

REKOMENDASI TATA KELOLA SISTEM AKADEMIK DI UNIVERSITAS X DENGAN FRAMEWORK COBIT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Manajemen Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura Telp

Analisa Kesenjangan Tata Kelola Teknologi Informasi Untuk Proses Pengelolaan Data Menggunakan COBIT (Studi Kasus Badan Pemeriksa Keuangan RI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemanfaatan teknologi informasi (TI) saat ini tidak dapat diabaikan, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perguruan Tinggi (PT) merupakan institusi yang memberikan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang begitu pesat. Sistem informasi dan teknologi turut

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X

2.1 Rencana Strategis

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015 ISBN:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Riska Puspita Sari 1, Aryo Nugroho,ST,S.Kom., MT 2, Immah Inayati,S.Kom., M.Kom., M.BA 3. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. awalnya hanya didasarkan pada Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 23.

Rencana Strategis

BAB I PENDAHULUAN. lahirnya paket undang-undang di bidang keuangan negara, yaitu undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 1. METODOLOGI PENELITIAN

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Herliana Widyaningrum

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Evaluasi Tata Kelola Teknologi Untuk Proses Pengelolaan Data Pada Perguruan Tinggi XYZ Untuk Meningkatkan Daya Saing Bisnis Perguruan Tinggi

Audit SI/TI Berbasis Cobit

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan

BAB I 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI BERBASIS COBIT (STUDI KASUS SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI NTB)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. pengukuran kinerja pada capacity building yang mengikuti pola reinventing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. "Terwujudnya peningkatan kualitas kinerja Biro Pemerintahan Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aktivitas penunjang yang cukup penting pada PT sebagai

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES MANAJEMEN PROYEK TI MENGGUNAKAN COBIT 4.1 (STUDI KASUS PUSDATA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM)

BAB I PENDAHULUAN. Pada era ini perguruan tinggi sangat berperan penting dalam. merupakan tempat dimana mahasiswa dapat menimba ilmu dan tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sistem Informasi merupakan kumpulan elemen-elemen/sumberdaya dan

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

BAB I PENDAHULUAN. Audit sistem informasi ini memiliki tujuan untuk menciptakan Good

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROSES PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN REFORMASI BIROKRASI

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Otonomi Daerah di Pemerintahan Indonesia, sehingga setiap

I. PENDAHULUAN. Reformasi di bidang kinerja pemerintahan tidak akan membuahkan hasil optimal

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

MODEL PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI (IT GOVERNANCE) PADA PROSES PENGELOLAAN DATA DI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH LHOKSEUMAWE

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013

INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean government. Seiring dengan hal tersebut, pemerintah

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources

Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna

BAB I PENDAHULUAN. pada bidang teknologi sistem informasi dan manajemen. Dua ilmu yang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

LAMPIRAN XLIX : KEPUTUSAN SEKJEN BPK NOMOR : 399/K/X-XII.2/9/2016 TANGGAL : 2 SEPTEMBER 2016

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rizki Amalia Nirmala DOSEN PEMBIMBING I : Ir. Aris Tjahyanto, M.Kom DOSEN PEMBIMBING II : Andre Parvian Aristio, S.Kom

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, oleh karena itu harus ada tata kelola dan manajemen teknologi

RENCANA STRATEGIS

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

BAB I P E N D A H U L U A N

PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN I N S P E K T O R A T Jalan A. Yani Nomor 17 Telp. (0517) KANDANGAN 71211

BAB 9. STANDAR DAN PROSEDUR (BAGIAN KEEMPAT)

1 BAB I PENDAHULUAN. penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat

EVALUASI KEAMANAN DATA PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT XYZ MELALUI AUDIT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI BERDASARKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Birokrasi yang modern merupakan tuntutan perwujudan tata kelola organisasi pemerintah yang baik atau good government governance sehingga mau tidak mau setiap lembaga publik diharuskan melakukan reformasi birokrasi. Melalui tujuan strategis mewujudkan birokrasi yang modern, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) ingin membentuk suatu organisasi dengan birokrasi dan tata kelola yang efisien yang didukung oleh pegawai yang kompeten dan ketatalaksanaan yang berkualitas. Sejak diterbitkannya paket Undang-Undang tentang keuangan negara pada Tahun 2003-2004 dan dengan dikeluarkannya Undang-Undang nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK RI sebagai pengganti Undang-Undang nomor 5 Tahun 1973, peran dan posisi BPK RI sebagai lembaga pemeriksa keuangan negara diperkuat baik dari segi pemeriksaan, organisasi, pegawai, dan anggaran. Tugas utama BPK RI untuk melakukan pemeriksaan terhadap pengelolaan keuangan negara maupun daerah. Tugas lain seperti pemberian pendapat BPK RI, pertimbangan SPI atau SAP dituangkan sebagai wewenang yang diamanatkan sebagai implikasi logis dari tugas pokok BPK dalam bidang pemeriksaan [1]. Rencana Strategis (Renstra) 2011-2015 BPK RI disusun dengan memberikan titik berat pada pemenuhan harapan dan kebutuhan pemangku kepentingan, penyempurnaan proses bisnis utama, peningkatan kapasitas kelembagaan, dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM). Salah satu visi BPK RI tahun 2011 sampai dengan 2015 adalah menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel. Dengan pondasi yang dimiliki, BPK RI kini memiliki posisi sebagai lembaga yang bebas dan mandiri dalam memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Harapan yang besar datang dari semua pemangku kepentingan agar BPK RI memenuhi mandat yang diberikan untuk mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang 1

transparan dan akuntabel [2]. Melalui pelaksanaan misinya, BPK RI berupaya untuk mencapai tujuantujuan strategisnya yaitu; 1. Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, ekonomis, efisien, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan; 2. Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan, dan 3. Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK RI. Sebagai bentuk penjabaran tujuan strategis, BPK RI menetapkan sepuluh sasaran strategis yakni; 1. Meningkatkan efektifitas tindak lanjut hasil pemeriksaan dan memenuhi harapan pemangku kepentingan; 2. Meningkatkan fungsi manajemen pemeriksaan; 3. Meningkatkan mutu pemberian pendapat dan pertimbangan; 4. Meningkatkan percepatan penetapan tuntutan perbendaharaan dan pemantauan penyelesaian ganti kerugian Negara; 5. Meningkatkan efektifitas penerapan SPKM; 6. Pemenuhan dan harmonisasi peraturan dibidang pemeriksaan keuangan Negara; 7. Meningkatkan mutu kelembagaan dan ketatalaksanaan; 8. Meningkatkan kompetensi SDM dan dukungan manajemen; 9. Meningkatkan pemenuhan standar dan mutu sarana dan prasarana; 10. Meningkatkan pemanfaatan anggaran. Untuk mengukur pencapaian Renstra 2011-2015, BPK RI menetapkan sebanyak 20 Indikator Kinerja Utama (IKU). Hubungan tujuan strategis, sasaran strategis, dan IKU dapat dilihat secara jelas pada Tabel 1.1 2

Tabel 1.1 Hubungan Tujuan Strategis, Sasaran Strategis dan IKU [2] Tujuan Strategis Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama (IKU) Meningkatkan efektifitas tindak lanjut hasil pemeriksaan dan memenuhi harapan pemangku kepentingan Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan Negara yang tertib, taat pada peraturan perundangundangan, ekonomis, efisien, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK Meningkatkan fungsi manajemen pemeriksaan Meningkatkan mutu pemberian pendapat dan pertimbangan Meningkatkan percepatan penetapan tuntutan perbendaharaan dan pemantauan penyelesaian ganti kerugian Negara Meningkatkan efektifitas penerapan SPKM Pemenuhan dan harmonisasi peraturan dibidang pemeriksaan keuangan Negara Meningkatkan mutu kelembagaan dan ketatalaksanaan Meningkatkan kompetensi SDM dan dukungan manajemen Meningkatkan pemenuhan standar an mutu sarana dan prasarana Meningkatkan pemanfaatan anggaran 1. Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti 2. Persentase laporan tindak pidana yang ditindaklanjuti instansi penegak hukum 3. Indeks kepuasan pemangku kepentingan atas hasil pemeriksaan BPK 4. Jumlah LHP yang diterbitkan 5. Jumlah LHP kinerja yang diterbitkan 6. Ketepatan waktu proses pelaksanaan dan pelaporan pemeriksaan 7. Persentase pemenuhan quality assurance dalam pemeriksaan 8. Jumlah pendapat BPK yang diterbitkan 9. Persentase penyelesaian penetapan tuntutan perbendaharaan 10. Jumlah laporan pemantauan kerugian Negara yang diterbitkan 11. Persentase rekomendasi peer review yang ditindak lanjuti 12. Persentase pemenuhan penyusunan peraturan BPK 13. Persentase pemenuhan ketersediaan perangkat lunak pemeriksaan/non pemeriksaan 14. Persentase pegawai yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan 15. Persentase pemenuhan standar jam pelatihan pemeriksa 16. Indeks kepuasan kerja pegawai 17. Persentase pemenuhan standar sarana dan prasarana kerja 18. Persentase proses bisnis yang telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi 19. Opini atas laporan keuangan BPK 20. Persentase pemanfaatan anggaran Berdasarkan Renstra BPK RI dikembangkan Renstra TI yang telah disusun dan ditetapkan oleh segenap pimpinan lembaga dan pemangku kepentingan. 3

Berdasarkan tujuan, sasaran dan peta strategis, dipetakan target peranan TI BPK dengan menggunakan metodologi terbuka Control Objective for Informatian and Related Technology (COBIT) yang dikembangkan oleh ITGI. Berdasarkan peranan TI BPK RI (BPK Biro IT Goals) ditentukan objektif yang harus dicapai oleh Biro TI agar terpenuhilah tujuan dan sasaran strategis BPK RI. Agar obyektif yang dicanangkan dapat dicapai oleh Biro TI BPK RI, maka sejumlah proses pengelolaan TI harus diperhatikan sungguh-sungguh efektivitas dan kualitasnya [3]. Pada defenisi kebutuhan dan target arsitektur TI BPK terdapat lima buah komponen arsitektur TI BPK RI yang harus didefenisikan dan dikembangkan oleh institusi, salah satunya arsitektur SDM dan organisasi. Untuk dapat menopang BPK TI di masa yang akan datang, dibutuhkan organisasi SDM yang kuat dan kokoh di seluruh wilayah pelayanan BPK RI. Pada saat ini TI di BPK RI diposisikan sebagai fungsi penunjang karena letaknya yang berada di bawah struktur kesekjenan [3]. Pengukuran tingkat kapabilitas (level capability) dipandang perlu untuk dilakukan pada tata kelola TI pada aspek manajemen pengelolaan sumber daya manusia (SDM) sebagai salah satu cara evaluasi sistem dari sudut pandang teknologi dan untuk mengetahui pencapaian pada manajemen pengelolaan SDM. Langkah-langkah perbaikan yang berkelanjutan khususnya dalam pengelolaan manajemen SDM TI diharapkan mampu untuk memberi dukungan dalam pencapaian tujuan dari organisasi. Suatu manajemen yang baik dalam penggelolaan sistem informasi dapat mendukung kinerja pemerintahan. Tata kelola teknologi informasi yang baik dapat dijadikan acuan dan arahan dalam pengambilan kebijakan. Pada penelitian ini akan melakukan penilaian terhadap tingkat kapabilitas dengan menggunakan framework COBIT 5. Penggunaan COBIT 5 dalam penelitian ini dengan pertimbangan bahwa COBIT 5 merupakan standar yang diakui dan diterima secara internasional, direkomendasikan untuk penerapan tata kelola TI yang baik serta merupakan edisi terbaru dari kerangka COBIT ISACA 4

yang menyediakan penjabaran bisnis secara end-to-end dari tata kelola TI perusahaan untuk menggambarkan peran utama dari informasi dan teknologi dalam menciptakan nilai perusahaan [4]. Penelitian ini difokuskan pada manajemen SDM TI yang merupakan salah satu komponen arsitektur yang harus dikembangkan oleh institusi untuk mewujudkan tujuan organisasi yang terdapat dalam Renstra TI BPK tahun 2011-2015. 1.2 Perumusan masalah Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah menilai kapabilitas Tata Kelola TI pada aspek manajemen SDM TI pada BPK RI yang belum diketahui. 1.3 Keaslian penelitian Penelitian sebelumnya dalam mengevaluasi sistem informasi menggunakan kerangka COBIT sudah banyak dilakukan. Penelitian tersebut diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh : 1. Debreceny melakukan penelitian hasil studi lapangan berskala besar terhadap tingkat kematangan pada 51 organisasi pada delapan Negara maju dan berkembang. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa (1) keseluruhan tingkat kematangan proses dalam penelitian adalah relatif sederhana, (2) ada cukup antar-proses variabilitas dalam kedewasaan dengan beberapa proses yang apriori mungkin diharapkan untuk memiliki jatuh tempo yang relatif tinggi relatif belum matang dan (3) terdapat variasi antar-organisasi serupa dalam kematangan proses [5]. 2. Dimas Satria menggunakan model COBIT 4.1. untuk mengetahui tingkat kematangan UGM Goes Open Source (UGOS) dan kepuasan pengguna serta untuk mengetahui proses apa saja yang harus diperhatikan oleh pengelola dilihat dari presepsi pengelola dan pengguna untuk mengetahui bagaimana hubungan antara tingkat kepuasan pengguna dengan tingkat kematangan pengelola UGOS Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada penggelola dan pengguna UGOS [6]. 5

3. Muhammad Amin melakukan evaluasi pengelolaan data Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) menggunakan kerangka COBIT. Penelitian ini menggunakan data dari jawaban kuesioner yang diadopsi dari Maturity Model yang tertuang dalam COBIT yang dijadikan sebagai jawaban dari pertanyaan yang mempertimbangkan enam atribut kematangan yaitu Awareness & Communication (AC), Policies, Standart & Procedures (PSP), Tools & Automation (TA), Skills & Expertise (SE), Responsibility & Accountability (RA) dan Goal Setting & Measurement (GSM). [7]. 4. Adityawarman melakukan penelitian pengukuran tingkat kematangan penyelarasan strategi teknologi informasi terhadap strategi bisnis dengan mengggunakan kerangka COBIT 4.1. Studi kasus PT BRI, Tbk. [8]. 5. Sukarsa et al melakukan penilaian dari tingkat kematangan COBIT dengan melihat kondisi yang ada pada auditor terhadap pengolahan data pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Bali. Penelitian ini menggunakan kerangka COBIT dengan domain delivery and support (DS) [9]. 6. Erva Kurniawan (2011) melakukan evaluasi tata kelola teknologi informasi dengan menggunakan framework COBIT 4.1 dengan studi kasus Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada penelitian ini selain untuk mengetahui kondisi tata kelola TI, dilakukan juga identifikasi terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi pencapaian tingkat kematangan yang diharapkan serta memberi rekomendasi berupa langkah dan tahapan tata kelola TI untuk mencapai target tingkat kematangan, untuk memberi saran kepada Pemerintah Provinsi DIY dalam melakukan pengelolaan TI [10]. 7. Yopie Indra Pribadi (2011) melakukan penilaian kondisi kini tata kelola data kependudukan pada aspek penggelolaan data dengan menggunakan kerangka kerja COBIT 4.1 studi kasus pada Kota Pontianak. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan penilaian kondisi kini tata kelola data kependudukan pada aspek pengelolaan data di Kota Pontianak dengan menganalisis identifikasi resiko pada pengelolaan data dan menilai tingkat kematangan pengelolaan data serta memberikan rekomendasi rancangan solusi perbaikan 6

tata kelola data kependudukan khususnya pada aspek pengelolaan data kependudukan [11]. 8. Sancoyo (2013) menyusun program audit e-procurement instansi pemerintah yang berbasis COBIT 5. Proses pengendalian dalam COBIT 5 digunakan sebagai alat untuk menentukan ruang lingkup audit yang penting pada pelaksanaan e-procurement instansi pemerintah [12]. 9. Siregar (2013) melakukan analisis tingkat layanan TI menggunakan COBIT 5 dengan studi kasus pada Pemerintah Sungai Penuh Provinsi Jambi. Tujuan penelitian ini untuk menentukan tingkat layanan TI pada Pemerintah Sungai Penuh Provinsi Jambi, khususnya pada Bagian PDE dan Santelda menggunakan COBIT 5. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah analisis tingkat layanan TI yang dapat meningkatkan kinerja TI di Pemerintah Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi [13]. 10. Hartatik Sulistyoningsih (2011) melakukan audit penerapan system informasi manajemen kepegawaian pada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jakarta menggunakan framework COBIT 4.1. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan audit penerapan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian dengan mengukur tingkat kematangan manajemen TI, sehingga berpengaruh di dalam menunjang kegiatan kepegawaian dan memberikan rekomendasi manajemen BKKBN sesuai dengan kriteria yang ada pada COBIT sebagai standar yang dikeluarkan ISACA. [14]. 11. Ari Novan Setiono (2009) melakukan penilaian tingkat kematangan proses tata pamong teknologi informasi menggunakan metode COBIT. Penelitian ini diarahkan pada evaluasi proses kematangan TI yang terkait dengan tujuan TI dan tujuan perusahaan. Evaluasi dilakukan dengan pengukuran kematangan proses dan melakukan benchmarking dengan best practices di dunia usaha. [15]. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada objek penelitian, metode penelitian dan hasil penelitian. Objek penelitian pada 7

penelitian ini adalah pada kantor BPK RI dengan menggunakan COBIT 5. Hasil akhir penelitian ini adalah analisa hasil tingkat kapabilitas tata kelola TI pada aspek manajemen SDM TI. COBIT 5 merupakan standar edisi terbaru dari kerangka COBIT ISACA yang menyediakan penjabaran bisnis secara end-to-end dari tata kelola TI perusahaan untuk menggambarkan peran utama dari informasi dan teknologi dalam menciptakan nilai perusahaan. yang diakui dan diterima secara internasional, direkomendasikan untuk penerapan tata kelola TI yang baik. Penelitian ini fokus pada manajemen SDM karena merupakan salah satu komponen arsitektur yang harus dikembangkan oleh institusi untuk mewujudkan tujuan organisasi yang terdapat dalam Renstra TI BPK tahun 2011-2015. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kapabilitas tata kelola TI pada aspek Manajemen SDM TI BPK RI dengan menggunakan kerangka COBIT 5. Dengan mengetahui tingkat kapabilitas tersebut dapat digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan dalam perencanaan dan pengembangan SDM TI secara bertahap dan berkelanjutan. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Mengetahui tingkat kapabilitas tata kelola TI pada aspek pengelolaan SDM Biro TI BPK RI dan saran serta langkah-langkah apa saja yang harus diambil untuk meningkatkan kapabilitas tata kelola TI pada aspek pengelolaan Manajemen SDM TI BPK RI. b. Mengetahui pemahaman tata kelola TI pada pemerintahan dengan menggunakan COBIT 5 dan bagaimana melakukan pemilihan pada proses COBIT 5. c. Menjadi referensi penelitian pada pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang teknologi dan perilaku manusia serta interaksi antara keduanya (computer in human behavior dan Human and Computer Interaction/HCI). 8