PERENCANAAN ULANG JEMBATAN JURUG Jln.Ir.SUTAMI DENGAN SISTEM BALOK PRATEGANG MENGACU PEMBEBANAN RSNI T

dokumen-dokumen yang mirip
KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BERTULANG TIPE GELAGAR DI KALICEMORO

KONTROL PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI BELUMAI PADA JALAN AKSES NON TOL BANDARA KUALANAMU TUGAS AKHIR

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Pemilihan Tipe Jembatan Tinjauan Penelitian Pembahasan...

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN PRATEGANG SEI PULAU RAJA TUGAS AKHIR

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan analisis studi kasus

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, yaitu konstruksi struktur atas dan struktur bawah jembatan. Bagianbagian

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS FLY OVER SIMPANG BANDARA TANJUNG API-API, DENGAN STRUKTUR PRECAST CONCRETE U (PCU) GIRDER. Laporan Tugas Akhir

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT

PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DELI KECAMATAN MEDAN-BELAWAN TUGAS AKHIR GRACE HELGA MONALISA BAKARA NIM:

PERENCANAAN ULANG JEMBATAN RANGKA BAJA Jl. Ir. SUTAMI JURUG DENGAN PEMBEBANAN MENURUT RSNI T

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti

PERECANAAN ULANG JEMBATAN JURUG Jln.Ir.SUTAMI DENGAN SISTEM BALOK PRATEGANG MENGACU PEMBEBANAN RSNI T

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

II. TINJAUAN PUSTAKA

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Insitut Teknologi Sepuluh Nopember 2014

PERENCANAAN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL BOX GIRDER PRESTRESS

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR ATAS JEMBATAN LAYANG JOMBOR DENGAN TIPE PRESTRESS CONCRETE I GIRDER BENTANG SEDERHANA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU)

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN ALTERNATIF JEMBATAN BALOK BETON PRATEGANG DENGAN METODE PELAKSANAAN BERTAHAP

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BERTULANG DESA TOKO LIMA CALCULATION OF REINFORCED CONCRETE STRUCTURES BRIDGE VILLAGE TOKO LIMA ABSTRACT

3.3. BATASAN MASALAH 3.4. TAHAPAN PELAKSANAAN Tahap Permodelan Komputer

Kajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA

PERENCANAAN JEMBATAN BERDIKARI KALI GARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN RANDUSONGO DI KABUPATEN SLEMAN, PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERANCANGAN SLAB LANTAI DAN BALOK JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DALU-DALU, KABUPATEN BATU BARA, SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konstruksi jembatan adalah suatu konstruksi bangunan pelengkap sarana

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian tugas akhir ini adalah balok girder pada Proyek Jembatan Srandakan

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Bab I - Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan dalam bidang ekonomi global menuntut adanya

STUDI PERBANDINGAN PERILAKU JEMBATAN I GIRDER DAN U GIRDER AKIBAT PEMBEBANAN JEMBATAN (STUDI KASUS: FLYOVER PETERONGAN, JOMBANG JAWA TIMUR)

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA JEMBATAN LINGKAR UNAND,PADANG

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 1

Ada dua jenis tipe jembatan komposit yang umum digunakan sebagai desain, yaitu tipe multi girder bridge dan ladder deck bridge. Penentuan pemilihan

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA

Modifikasi Jembatan Lemah Ireng-1 Ruas Tol Semarang-Bawen dengan Girder Pratekan Menerus Parsial

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

Mencari garis netral, yn. yn=1830x200x x900x x x900=372,73 mm

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN GAYAM KABUPATEN BLITAR DENGAN BOX GIRDER PRESTRESSED SEGMENTAL SISTEM KANTILEVER

BAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mulailah orang membuat jembatan dengan teknologi beton prategang.

PEMBEBANAN JALAN RAYA

PERENCANAAN PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BERTULANG JALAN RAPAK MAHANG DI DESA SUNGAI KAPIH KECAMATAN SAMBUTAN KOTA SAMARINDA

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR GAMBAR...

Bab I. Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

PERANCANGAN ALTERNATIF STRUKTUR JEMBATAN KALIBATA DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BAJA

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori

BAB III METODOLOGI 3.1. PERSIAPAN

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN SLAB ON PILE SUNGAI BRANTAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK PADA PROYEK TOL SOLO KERTOSONO STA STA.

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

PERENCANAAN JEMBATAN COMPOSITE GIRDER YABANDA JAYAPURA, PAPUA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : RIVANDI OKBERTUS ANGRIANTO NPM :

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II STUDI PUSTAKA

TKS 4022 Jembatan PEMBEBANAN. Dr. AZ Department of Civil Engineering Brawijaya University

LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN JEMBATAN BETON BERTULANG TIPE GELAGAR BENTANG 15 METER DENGAN PRINSIP ELASTIK PENUH

SKRIPSI PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN KOMPOSIT DESA PERJIWA

PERHITUNGAN PILECAP JEMBATAN PANTAI HAMBAWANG - DS. DANAU CARAMIN CS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG

MACAM MACAM JEMBATAN BENTANG PENDEK

Perhitungan Struktur Bab IV

COVER TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA DENGAN PELAT LANTAI ORTOTROPIK

OPTIMASI TEKNIK STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON BERTULANG (STUDI KASUS: JEMBATAN DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. untuk Jembatan SNI dan Tata Cara Perencanaan Ketahanan

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI KELINGI DESA MANDI AUR MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN

STUDI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BOX GIRDER PRATEGANG SEGMENTAL DENGAN METODE KESETIMBANGAN BEBAN (LOAD BALANCING)

LAMPIRAN 1. DESAIN JEMBATAN PRATEGANG 40 m DARI BINA MARGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyilang sungai atau saluran air, lembah atau menyilang jalan lain atau

TUBAGUS KAMALUDIN DOSEN PEMBIMBING : Prof. Tavio, ST., MT., Ph.D. Dr. Ir. Hidayat Soegihardjo, M.S.

PERHITUNGAN VOIDED SLAB JOMBOR FLY OVER YOGYAKARTA Oleh : Ir. M. Noer Ilham, MT. [C]2008 :MNI-EC

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA Pre-Elemenary Desain Uraian Kondisi Setempat Alternatif Desain

KAJIAN EFISIENSI BULB-TEE SHAPE AND HALF SLAB GIRDER DENGAN BLISTER TUNGGAL TERHADAP PC-I GIRDER

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG

PERBANDINGAN MODEL ANALISIS BEBAN GEMPA ANTARA PERATURAN GEMPA TAHUN 2005 DENGAN PETA GEMPA 2010 TERHADAP JEMBATAN EKSISTING

OPTIMASI BERAT STRUKTUR RANGKA BATANG PADA JEMBATAN BAJA TERHADAP VARIASI BENTANG. Heavy Optimation Of Truss At Steel Bridge To Length Variation

ANALISIS BEBAN JEMBATAN

Analisis Konstruksi Jembatan Busur Rangka Baja Tipe A-half Through Arch. Bayzoni 1) Eddy Purwanto 1) Yumna Cici Olyvia 2)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI BAB I 1

Transkripsi:

PERENCANAAN ULANG JEMBATAN JURUG Jln.Ir.SUTAMI DENGAN SISTEM BALOK PRATEGANG MENGACU PEMBEBANAN RSNI T-0-005 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Oleh : Slamet Listiyanto NIM : D 00 0 043 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 07

PERENCANAAN ULANG JEMBATAN JURUG Jln.Ir.SUTAMI DENGAN SISTEM BALOK PRATEGANG MENGACU PEMBEBANAN RSNI T-0-005 Abstrak Tujuan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui tata cara perencanaan konstruksi jembatan beton prategang(prestessed) yang benar sehingga perlu perencanaan perhitungan yang mengacu pada standart yang ada yaitu dengan merencanakan ulang jembatan rangka baja Jurug dengan kontruksi beton prategang(prestessed) yang berada di Jln.Ir.Sutami, Solo, Jawa Tengah. Jembatan yang termasuk kelas I ini memiiki bentang 75 m dengan 4 gelagar yang membentang diatas piernya. Peraturan-peraturan yang digunakan untuk acuan perencanaan adalah berikut SNI T-0-005 dan Pedoman Perencanaan Teknik Jembatan Bridge Management System (BMS) 99 dalam menentukan standart pembebanan untuk konstruksi jembatan. Analisa mekanika struktur digunakan untuk mencari gaya-gaya dalam yang terjadi menggunakan bantuan program SAP 000 V 5. Perhitungan matematis agar mendapatkan hasil yang cepat dan akurat menggunakan program Microsoft Excel 03. Sedangkan, penggambaran menggunakan program AutoCAD 0 dan Sketchup 05. Hasil dari perencanaan ini diperoleh gelagar 46 meter dengan penampang balok girder,3 meter dan untuk gelagar 4 meter diperoleh penampang, meter, untuk tendon yang digunakan pada gelagar 46 meter dan 4 meter didapatkan banyaknya 5 tendon dan 4 tendon pada gelagar memanjang. Pada perhitungan gelagar memanjang 46 meter mengalami kehilangan tegangan total (loss of prestress) sebesar 6,55 % dan pada gelagar memanjang 4 meter mengalami kehilangan tegangan total(loss of prestress) sebesar 6,879 %. Gelagar memanjang aman terhadap tegangan, lendutan, momen batas dan gaya geser. Pada struktur bawah abutment jembatan terbagi menjadi 6 bagian utama yaitu breast wall, back wall, corbel, wing wall, pile cap dan pondasi bore pile sedangkan pier/pilar jembatan terbagi menjadi 5 bagian utama yaitu, headstock, column pier,balok diafragma, pile cap dan pondasi bore pile. Kata kunci : Perencanaan, Jurug, beton prategang, jembatan, borepile. Abstract The purpose of final project is to know prestressed concrete bridge construction design rules which is right, so it needs calculation relats to the standard with bridge redesigning of Jln.Ir.Sutami, Solo, Central Java. The bridge is class has span of 75 m with 4 girders spans on its pier. The rules are used for refrence is rule of SNI T-0-005 and redesign guidliness of Bridge Management System (BMS) 99 in determining loading standard for bridge construction. Construction mechanic analysis is used for finding inside force which happens with using SAP 000 V 5 Program. The methematic calculation in finding fast and accurat result used Microsoft Excel 03 program. Wherease, drawing used AutoCAD 0 program and Sketchup 05 program. This redesign is got 46 meters of girder with,3 meters of girder profile and for 4 meters of girder is got, meters of profile, for tendon which is used to 46 meters of girder and 4 meters is got 5 tendons and 4 tendons on longitudinal girder. In calculation of longitudinal 46 meters of girder did loss of prestress of 6,55 % and on ll 4 meters of longitudina did 6,879 % of loss of prestress. Longitudinal to stress, deflection, limit moment and shear force On bridge abutment to be main 6 parts are breast wall, back wall, corbel, wing wall, pile capand bore pile foundaiton, wherease for pier is devided becomes 5 parts are headstock, column pier, beam diapragma, pile cap and bore pile foundation. Keywords :redesing, Jurug, prestressed concrete, bridge, borepile.

. PENDAHULUAN Kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak sungai dan daerah yang lebih datar diperlukan suatu penghubung kesatu daerah kedaerah yang lain agar akses suatu perjalan berjalan lancar. Maka dari itu untuk memperlancar perjalanan diperlukan sebuah jembatan. Jembatan merupakan suatu konstruksi yang dapat meneruskan jalan. Jembatan sangat diperlukan dalam jaringan transportasi darat yang akan menunjang suatu pembangunan daerah dan terciptanya efisiensi waktu dalam melakukan perjalanan. Jembatan jurug yang melintasi sungai Begawan Solo ini sangat mempunyai sejarah yang panjang seiring dengan berkembangnya kota Solo. Jembatan yang menjadikan penghubung antara kota Karanganyar, Sragen serta kota kota di Jawa Timur. Jembatan yang terdiri atas struktur atas rangka baja ini membentang sepanjang 75 m dengan 3 buah pier yang menopang. Sering berkembangnya zaman transportasi darat banyak terjadi kemacetan dimana mana, salah satunya adalah waktu akan masuk jembatan pada kasus ini disebabkan oleh kurangnya lebar jalur kendaraan pada jembatan, hal ini adalah gagasan perencana untuk mendasain ulang jembatan jurug untuk mengurai kemacetan yang terjadi. Jembatan yang direncanakan menggunakan sistem balok prategang ini akan menggantikan jembatan yang telah ada. Perencanaan ulang struktur Jembatan Jurug di Jln.Ir Sutami Solo, Surakarta, untuk memberikan penjelasaan mengenai tata cara mengenai pembebanan sesuai dengan RSNI T-0 005. Memberikan pengetahuan tentang jembatan sistem balok prategang (prestressed concrete) dan memahami konsep struktur jembatan. Jembatan beton prategang (prestressed concrete) merupakan salah satu jenis jembatan dengan bahan material konstruksi beton yang berisi kabel baja mutu tinggi dengan tujuan untuk memberikan tegangan awal berupa tegangan tarik terhadap beton, sifat beton yang memiliki gaya tekan tinggi tapi lemah di gaya tarik dapat teratasi. Beton prategang sebagai solusi untuk mengatasi besarnya tegangan tarik yang timbul pada struktur beton khususnya untuk perencanaan jembatan bentang yang panjang. Tiang sandaraan direncanakan untuk dua pembebanan rencana daya layan sebesar w = 0,75 kn/m dengan beban-beban bekerja secara bersamaan dalam arah menyilang dan vertikal pada masing-masing sandaraan. Untuk plat trotoar diperhitungkan beban berat sendiri dari setiap elemen yang membebani plat trotor dan beban hidup yang diperhitungkan untuk perencanaan plat trotoar beban pejalan kaki sebesar 5 kpa dan beban hidup terpusat sebesar 0 kn, beban horizontal pada kerb sebesar,5 kpa. Untuk perencanaan plat lantai jembatan diperhitungakan momen maksimum yang terjadi pada plat lantai dengan bantuan program SAP 000 V.5. sehingga diperoleh beban beban maskimum yang bekerja pada plat lantai dikombinasikan dengan faktor beban ultimit untuk

perhitungan penulangan plat lantai jembatan. Dan dikontrol terhadap lendutan dan gaya geser pons yang terjadi. Untuk perencanaan balok prategang sendiri dimulai dari perhitungan section propertis penampang, pembebanan terhadap balok prategang, penulangan balok prategang, penentuan jumlah tendon, perhitungan kehilangan tegangan (loss of prestress), dan kontrol terhadap gaya dan momen yang terjadi. Fondasi bore pile adalah pondasi tiang beton yang dicor ditempat. Besarnya irisan keliling, terdiri dari tulangan pokok dan tulangan spiral. Sebagai berikut adalah langkah-langkah perhitungan fondasi bore pile.. METODE PERENCANAAN Proses perencanaan jembatan dilakukan melalui 4 tahap sebagai berikut : Tahap : Mengumpulkan data ). Survay lokasi ). Data teknis jembatan seperti panjang jembatan dan lebar jembatan 3). Data tanah Data tanah menggunkan data tanah hasil pegujian bore pile proyek dr Oen, Kandang sapi, Solo Tahap : Dasar acuan yang akan digunakan Pada tahap ini adalah menentukan dasar acuan yang akan digunakan seperti SNI, peraturan bina marga, BMS 99, dan lain lain. Tahap 3 : Analisis pembebanan dan analisis mekanika Pada tahap ini yang dimaksud dengan analisis pembebanan dan analisis mekanika meliputi beberapa perhitungan, yaitu : ). Perhitungan pembebanan akibat beban mati dan beban hidup / akibat benda yang bergerak, beban gempa dan aksi aksi beban yang lain ). Perhitungan reaksi yang terjadi seperti momen, gaya geser yang terjadi pada struktur jembatan 3). Kontrol keamanan seperti nilai lendutan, momen maksimum, gaya geser, dan lain lain 4). Perhitungan tulangan lentur, geser pada struktur jembatan. Tahap 4 : Pengambaran hasil perhitungan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Perencanaan plat lantai jembatan memiliki lebar,45 m, tebal 0,5 m, diatas plat lantai kendaraan terdapat lapisan aspal + overlay untuk dikemudian hari dengan tebal 0,0 m, pada kanan dan kiri terdapat trotoar setebal 0,5 m dan tiang sandaran setinggi 0,85 m, pipa railing menggunakan tipe SGP dengan diameter 3 inchi, jarak antar girder,73 m, untuk penulangan plat lantai jembatan dan trotoar menggunakan tulangan pokok D 6-50 mm dan tulangan bagi 3

-50 mm, tulangan tiang sandaran menggunakan 4 D menggunakan tulangan geser Ø 8-00 mm. Plat lantai jembatan diperhitungkan aman terhadap lendutan dan gaya geser pons. Lendutan yang terjadi akibat beban mati dan hidup serta akibat susut dan rangkak beton. Nilai lendutan yang terjadi pada plat lantai jembatan sebesar,0764 mm < batas lendutan izin sebesar 7,0833 mm. Untuk nilai gaya geser pons yang terjadi sebesar 83500 N < batas gaya geser pons yang diizinkan sebesar 37743,4 N. Sehingga dari nilai perhitungkan tersebut plat lantai jembatan aman terhadap lendutan dan gaya geser pons. Tabel. Rekapitulasi perhitungan penulangan plat lantai jembatan 450 50 0 8650 0 50 Pipa Railing 50 50 850 Ø8-00 4D -50 D 6-50 - 50 D 6-50 Plat lantai Deck Slab Precat -50 D 6-50 Ø8-00 4D Balok I girder Balok Diapragma Tiang sandaran Plat lantai trotoar 730 730 730 730 730 Gambar. Penulangan hasil perhitungan plat lantai jembatan Hasil dari perhitungan panjang gelagar 46 m dan 4 meter didapatkan banyaknya tendon 5 tendon dan 4 tendon pada gelagar memanjang. Tinggi penampang gelagar untuk panjang bentang 4

46 meter adalah,3 meter dan untuk penampang gelagar dengan panjang gelagar 4 adalah, meter. Pada perhitungan gelagar memanjang 46 meter mengalami kehilangan tegangan total (loss of prestress) sebesar 6,55 % dan pada gelagar memanjang 4 meter mengalami kehilangan tegangan total(loss of prestress) sebesar 6,879 %. Pada pembesian end block pada bursting force digunakan plat angkur mati tipe VSL berdimensi 50 x 50 mm dan angkur hidup VSL tipe Sc berdimensi 70 x 70 mm dan digunakan 6 sengkang pada bursting steel. Pada perhitungan penulangan balok diafragma diperoleh diameter tulangan utama D mm dan tulangan begel berdiameter Ø0 mm. Penulangan deck slab menggunakan tulangan utama D 0 mm dan tulangan bagi Ø 8 mm. Dalam perencanaan ulang jembatan jurug ini gelagar utama 46 meter dan 4 meter diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut : ). Kontrol terhadap strain terbagi menjadi 3 bagian yaitu tegangan diatas plat, tegangan diatas balok, tegangan dibawah balok. Tabel. Rekapitulasi kontrol terhadap strain (tegangan) gelagar utama 46 meter. Tabel 3. Rekapitulasi kontrol terhadap strain (tegangan) gelagar utama 4 meter. ). Kontrol terhadap deflection (lendutan) a). Lendutan yang terjadi pada gelagar utama 46 meter Lendutan terbesar yang terjadi sebelum balok menjadi komposit sebesar -0,049 < L/300( 0,533 ) = Aman Ledutan terbesar yang terjadi pada balok komposit terbesar 0,0575 < L/300( 0,533 ) = Aman b). Lendutan yang terjadi pada gelagar utama 4 meter Lendutan terbesar yang terjadi sebelum balok menjadi komposit sebesar -0,0408 < L/300 ( 0,366 ) = Aman Ledutan terbesar yang terjadi pada balok komposit terbesar 0,0436 < L/300 ( 0,366 ) = Aman 3). Kontrol terhadap momen batas (Ultimit) 5

70 990 80 590 430 350 430 a). Perencanaan kontrol momen batas untuk gelagar utama panjang 46 meter diperoleh hasil terbesar 39,7 knm < batas momen rencana 353,0 knm b). Perencanaan kontrol momen batas untuk gelagar utama panjang 4 meter diperoleh hasil terbesar 090,479 knm < batas momen rencana 53,8 knm CL gelagar 550 550 550 750 750 550 550 550 400 380 380 0,38 380 380 350 Tendon Tendon Tendon 3 Tendon 4 Tendon 5 Tendon Tendon Tendon 3 Tendon 4 Tendon 5 400 380 380 380 380 380 5500 0 0 0 0 0 5500 46000 400 90 540 60 780 400 3 4 5 50 80 70 500 80 3 4 5 50 50 400 50 80 70 380 90 90 50 50 400 50 80 70 3 4 5 5 4 530 360 90 60 40 3 50 50 400 0,5 0,8 0,07 440 80 0 5 4 3 50 50 400 50 80 70 Jarak (0 mm) Jarak (5750 mm) Jarak (500 mm) Jarak (750 mm) Jarak (0 mm) Gambar.Letak tedon bentang 46 meter D3-00 D3-50 D3-00 D3-50 D3-00 D3-00 D3-00 A B C D CL gelagar 400 380 380 380 380 380 400 380 380 380 380 380 400 5500 0 0 0 0 0 0 46000-00 50 80 70 Potongan A-A -00 Potongan B-B -50 Penulangan gelagar memanjang bentang 46 meter 50 50 400 50 80 70 50 50 400 50 80 70 Potongan C-C -00 Gambar 3.Letak tulangan geser bentang 46 meter 50 50 400 50 80 70 Potongan D-D CL gelagar 55 55 55 55 55 55 55 55 400 350 430 430 430 430 Tendon Tendon Tendon 3 Tendon 4 Tendon Tendon Tendon 3 Tendon 4 430 430 430 400 3000 0 0 0 0 0 3000 400 4000 50 600 80 70 3 4 350 790 0 660 50 50 600 80 70 3 4 40 490 730 040 0,5 0,5 600 80 70 3 4 60 70 380 600 50 50 600 80 70 3 4 0 40 70 340 50 50 600 80 70 4 3 00 50 0,7 Jarak (0 mm) Jarak (55 mm) Jarak (050 mm) Jarak (5375 mm) Jarak (0500 mm) Gambar 4.Letak tedon bentang 4 meter D3-00 D3-50 D3-00 D3-50 D3-00 D3-50 D3-00 350 430 430 430 430 430 430 430 400 3000 0 0 0 0 0 3000 4000-00 50 600 80 70-50 600 80 70 50 50-00 600 80 70 50 50-50 600 80 70 50 50 Potongan A-A Potongan B-B Potongan C-C Potongan D-D Gambar 5.Letak tulangan geser bentang 4 meter 6

Abutment jembatan terbagi menjadi 6 bagian utama yaitu breast wall, back wall, corbel, wing wall, pile cap dan pondasi bore pile. Dari hasil perhitungan abutment jembatan aman terhadap gaya guling dan gaya geser arah memanjang maupun melintang jembatan. Tabel 4. Rekap perhitungan breastwall abutment Tabel 5. Rekap perhitungan backwall abutment Tabel 6. Rekap perhitungan corbel abutment 7

Tabel 7. Rekap perhitungan wingwall abutment Tabel 8. Rekap perhitungan pilecap abutment Tabel 9. Rekap perhitungan fondasi abutment 8

00 350 D6-00 TIANG BOR PILE BETON Diameter = mm Panjang = 5000 mm 000 750 900 000 D5-00 D5-50 D6-00 D6-00 D6-00 D6-50 D6-50 D6-00 D3-00 D6-00 D6-50 D6-00 D6-00 D6-50 D6-50 D3-00/00 00 D6-00 D3-00 D3-00 D6-00/00 D3-00 D3-00 D5-00 D5-50 D6-300 00 900 450 300 750 400 500 Lantai Kerja Beton Mutu f'c 0 MPa Lapisan Pasir, T = 50 mm 50 530 530 530 500 5600 Gambar 6.Penulangan abutment jembatan 3650 C L Bearing B 00 350 500 5440 400 300 750 400 500 D9-00 Luar D9-50 Luar D9-00 Dalam D3-00 D9-50 Dalam B 900 450 00 450 TIANG BOR PILE BETON Diameter = mm Panjang = 5000 mm 00 Lantai Kerja Beton Mutu f'c 0 MPa Lapisan Pasir, T = 50 mm TIANG BOR PILE BETON Diameter = mm Panjang = 5000 mm 530 500 530 530 500 5600 Penulangan Wingwall Gambar 7.Penulangan wingwall jembatan Pier jembatan ini terbagi menjadi 5 bagian utama yaitu, headstock, column pier,balok diafragma, pile cap dan fondasi bore pile. Pier jembatan aman terhadap gaya guling dan gaya geser baik dari arah memanjang ataupun dari arah melintang jembatan. 500 400 Potongan B-B Wingwall 9

Tabel 0.Rekap hasil perhitungan headstock pier Tabel.Rekap hasil perhitungan colom pier Tabel.Rekap hasil perhitungan balok diafragma pier Tabel 3. Rekap hasil perhitungan pilecap pier 0

Tabel 4. Rekap hasil perhitungan fondasi borepile pier 0000 00 F 6D9 300 00 600 3000 3000 4000 600 300 300 500 C B E D A 5 D9 D 6-50 8 D9 D 6-50 5 D9 D9-50 D6-50 000-400 SPIRAL D 6-50 D 3 D9-50 D5-50 D3-300 00 600 D9-00 D5-50 D3-300 5D9 D3-50 D9 D9-50 D6-50 SK-D3-00 SK-D3-00 8D9 D9 C B D3-50 350 500 350 0000 350 350 D5-50 D9-00 600 300 300 500 70 70 70 70 70 70 70 500 500 750 750 750 750 500 0 Potongan Melintang Penulangan Pier Potongan Memanjang Penulangan Pier Gambar 8. Penulangan pier jembatan 4. KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan analisis perhitungan perencanaan ulang jembatan jurug dengan sistem balok prategang yang mengacu pembebanan RSNI-T-0-005, diambil kesimpulan sebagai berikut : ). Perhitungan perencanaan jembatan jurug direncanakan aman terhadap beban mati, berat mati tambahan, berat mati tambahan, beban lajur, gaya rem, beban pedestrian, beban angin, aliran

air, benda hanyutan, tumbukan, tekanan air lateral akibat gempa, tekanan tanah, tekanan tanah dinamis akibat gempa, pengaruh temperature, gesekan pada perletakan, dan beban gempa. Perhitungan pembebanan, mekanika struktur dan penulangan, menggunkan manual analisis struktur jembatan dan bantuan program SAP 000 versi 5. ). Perencanaan plat lantai jembatan memiliki lebar,45 m, tebal 0,5 m, diatas plat lantai kendaraan terdapat lapisan aspal + overlay untuk dikemudian hari dengan tebal 0,0 m, pada kanan dan kiri terdapat trotoar setebal 0,50 m dan tiang sandaran setinggi 0,85 m, pipa railing menggunakan tipe SGP dengan diameter 3 inchi, jarak antar girder,73 m, untuk penulangan plat lantai jembatan dan trotoar menggunakan tulangan pokok D 6-50 mm dan tulangan bagi -50 mm, tulangan tiang sandaran menggunakan 4 D menggunakan tulangan geser Ø 8-00. Plat lantai jembatan diperhitungkan aman terhadap lendutan dan gaya geser pons. Lendutan yang terjadi akibat beban mati dan hidup serta akibat susut dan rangkak beton. Nilai lendutan yang terjadi pada plat lantai jembatan sebesar,0764 mm < batas lendutan izin sebesar 7,0833 mm. Untuk nialai gaya geser pons yang terjadi sebesar 83500 N < batas gaya geser pons yang diizinkan sebesar 37743,4 N. Sehingga dari nilai perhitungkan tersebut plat lantai jembatan aman terhadap lendutan dan gaya geser pons. 3). Struktur gelagar memanjang jembatan menggunakan perhitungan metode beton prategang (prestessed). Hasil dari perhitungan panjang gelagar 46 m dan 4 meter didapatkan banyaknya tendon 5 tendon dan 4 tendon pada gelagar memanjang. Tinggi penampang gelagar untuk panjang bentang 46 meter adalah,3 meter dan untuk penampang gelagar dengan panjang gelagar 4 adalah, meter. Pada perhitungan gelagar memanjang 46 meter mengalami kehilangan tegangan total (loss of prestress) sebesar 6,55 % dan pada gelagar memanjang 4 meter mengalami kehilangan tegangan total(loss of prestress) sebesar 6,879 %. Pada pembesian end block pada bursting force digunakan plat angkur mati tipe VSL berdimensi 50 x 50 mm dan angkur hidup VSL tipe Sc berdimensi 70 x 70 mm dan digunakan 6 sengkang pada bursting steel. Gelagar memanjang aman terhadap tegangan, lendutan, momen batas dan gaya geser. 4). Abutment jembatan terbagi menjadi 6 bagian utama yaitu breast wall, back wall, corbel, wing wall, pile cap dan pondasi bore pile. Pada penulangan breast wall digunakan tulangan lentur tekan lapis dengan D 3-50 dan tulangan lentur tarik lapis dengan D 3-50, tulangan geser arah x digunakan D3-00 dan tulangan geser arah y digunakan D3-00/00, back wall bawah digunakan tulangan pokok D6-00 mm dan tulangan bagi D6-50 mm dan back wall atas digunakan tulangan pokok D 6-00 mm tulangan bagi digunakan D6-00 mm, corbel digunakan tulangan pokok D6-50 mm tulangan bagi D6-00 mm dan tulangan geser digunakan D3-00/00 mm, wing wall digunakan tulangan lentur arah x dengan

tulangan pokok D9-50 mm, tulangan bagi D9-50 mm dan tulangan lentur arah y dengan tulangan pokok D9-50 mm, tulangan bagi D9-50 mm, pile cap menggunakan tulangan lentur D 5-00 mm dan tulangan bagi D 5-50 mm, tulangan geser pile cap untuk arah x menggunakan D6-300 m sedangkan untuk arah y menggunakan D6-300 mm dan tulangan untuk pondasi bore pile menggunakan tulangan lentur D dan tulangan geser menggunakan tulangan spiral dengan -50 mm dan sengkang untuk pondasi bore pile ϴ 50. 5). Pier/pilar jembatan terbagi menjadi 5 bagian utama yaitu, headstock, column pier,balok diafragma, pile cap dan pondasi bore pile. Pada penulangan headstock digunakan tulangan lentur 30 D 9 mm dan tulangan geser -00 mm, column pier digunakan tulangan lentur 70 D 3 dan menggunakan tulangan geser spiral -50 mm, tulangan sengkang arah x menggunakan 4 D 6-00 mm dan tulangan sengkang arah y menggunakan 4 D 6-00 mm, balok diafragma menggunakan tulangan lentur 6 batang dengan diameter tulangan 9 mm, pile cap menggunakan tulangan lentur D 9-00 mm dan tulangan bagi D 5-50 mm, tulangan geser pile cap untuk arah x menggunakan D3-400 m sedangkan untuk arah y menggunakan D3-400 mm dan tulangan untuk pondasi bore pile menggunakan tulangan lentur D dan tulangan geser menggunakan tulangan spiral dengan -50 mm dan sengkang untuk pondasi bore pile ϴ 50. Adapun saran-saran penyusun yang dapat saya sampaikan sehubungan dengan pengerjaan Tugas Akhir ini sebagai berikut : ). Dari hasil tugas akhir ini diharapkan menjadi pembanding dari struktur jembatan jurug yang sudah ada. ). Dengan keterbatasan yang ada, penyusun hanya membahas pembebanan dan penulangan pada konstruksi jembatan beton prategang (prestressed), tetapi tidak termasuk biaya dan pelaksanaan konstruksinya. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 987. Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya, Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Anonim. 99. Bridge Design Manual (Panduan Perencanaan), Bridge Management System 99, Jakarta. Asroni, A.04. Balok dan Pelat Beton Bertulang. Penerbit Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Asroni, A.04. Kolom Pondasi dan Balok T beton Bertulang. Penerbit Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. 3

Asroni, A.04. Struktur Beton Lanjut. Penerbit Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Badan Standarisasi Nasional, 004, Perencanaan struktur beton untuk jembatan RSNI T--004, Jakarta. Badan Standarisasi Nasional, 008, Standart perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan SNI 833:008, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum,005. Standar Pembebanan Jembatan RSNI T-0-005. Badan Litbang Pekerjaan Umum, Jakarta. Dipohusodo,I,994, Struktur Beton Bertulang Berdasarakan SK SNI T-599-03,PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hardiyatmo, Hary Christady., 05, Analisis dan Perancangan Fondasi I,Penerbit Gadjah Mada University Pres, Edisi ke-tiga, Yogyakarta. Hardiyatmo, Hary Christady., 05, Analisis dan Perancangan Fondasi II,Penerbit Gadjah Mada University Pres, Edisi ke-tiga, Yogyakarta. Lin,T.Y, & Burs, N,H.,000, Desain Sruktur Beton Prategang, Jilid (Alih Bahasa), Edisi Ketiga, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta. Masnul,C.R.,009, Tugas Akhir Analisa Prestress(Post-Tension) Pada Precast Concrete U Gidder, Bidang Studi Struktur Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik USU, Sumatra Utara. Nawy,E.G., 004, Beton Prategang: Suatu Pendekatan Mendasar(Alih Bahasa),Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta. Nawy,E.G., 00, Beton Bertulang: Suatu Pendekatan Dasar),Cetakan Keempat, Penerbit PT Refika Aditama, Bandung. Rochman, A. 007. Buku Ajar Desain Jembatan. Penerbit Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Setiawan, B. A. 0. Kontrol Ulang Penulangan Jembatan Prestressed Kali Garang Semarang. Tugas Akhir. Program Studi Teknik Sipil. Fakultas Teknik. Universitas Surakarta. Surakarta Septiawan, C. A. 05. Kontrol Ulang Penulangan Jembatan Prestressed Koplang II Nusukan Kota Surakarta. Tugas Akhir. Program Studi Teknik Sipil. Fakultas Teknik. Universitas Surakarta. Surakarta Supriyadi, B. Muntohar, A.S. 000. Jembatan (edisi pertama). Jurusan Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. T. Gunawan. S. Margareth. 003. Teori Soal dan Penyelesaian Konstruksi Beton Prategang. TA Teknik Grup Jakarta 4

Ardi.staff.gunadarma.ac.id. Konstruksi Beton Pratekan Ir.Soetoyo. Maret 06. http://www.google.co.id/search?hl=id&revid=6807454&ie=iso-8859- &q=downlod+buku+beton+pratekan+ir+soetoyo. 5