HADIRANTI 1, SOFYAN TRIANA 2

dokumen-dokumen yang mirip

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM BENTLEY MX ROAD Rizky Rhamanda NRP:

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN BERDASARKAN METODE BINA MARGA MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. membandingkan perhitungan program dan perhitungan manual.

I Dewa Made Alit Karyawan*, Desi Widianty*, Ida Ayu Oka Suwati Sideman*

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA RUAS JALAN TANJUNG MANIS NILAS KECAMATAN SANGKULIRANG

PERENCANAAN GEOMETRIK RAMP JALAN TOL (STUDI KASUS: JALAN TOL KEDIRI-KERTOSONO) NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

PERANCANGAN GEOMETRI JALAN REL MENGGUNAKAN BENTLEY MXRAIL

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK LAND DESKTOP 2006 Veronica Dwiandari S. NRP:

Perencanaan Lengkung Horizontal Jalan Rel Kandangan-Rantau Provinsi Kalimantan Selatan

EVALUASI DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JARINGAN JALAN DI DALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Kelandaian maksimum untuk berbagai V R ditetapkan dapat dilihat dalam tabel berikut :

BAB III LANDASAN TEORI

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN BATAS KABUPATEN TAPANULI UTARA SIPIROK (SECTION 2)

BAB III LANDASAN TEORI. tanah adalah tidak rata. Tujuannya adalah menciptakan sesuatu hubungan yang

ANALISA ALINYEMEN HORIZONTAL PADA JALAN LINGKAR PASIR PENGARAIAN

yang mempunyai panjang kelandaian lebih dari 250 m yang sering dilalui kendaraan berat.

ELEMEN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

TINJAUAN GEOMETRIK JALAN PADA RUAS JALAN AIRMADIDI-TONDANO MENGGUNAKAN ALAT BANTU GPS

BAB IV PERENCANAAN. Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI

No Dokumen Revisi Ke: Dokumen Level: 3 PANDUAN Tanggal Berlaku: RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Halaman 1

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN ARIMBET-MAJU-UJUNG-BUKIT-IWUR PROVINSI PAPUA

EVALUASI GEOMETRIK JALAN PADA JENIS TIKUNGAN SPIRAL- CIRCLE-SPIRAL DAN SPIRAL-SPIRAL (Studi Kasus Jalan Tembus Tawangmangu Sta Sta

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN ALTERNATIF PALIMA-CURUG (Studi Kasus : Kota Serang)

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (HSKB 250) Lengkung Geometrik

Sesuai Peruntukannya Jalan Umum Jalan Khusus

KATA HANTAR. hitungan dan data Binamarga dan di dalam perencanaanya kita harus mengetahui

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Lingkar Barat Metropolitan Surabaya Jawa Timur

EVALUASI ALINEMEN HORIZONTAL PADA RUAS JALAN SEMBAHE SIBOLANGIT

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN GARENDONG-JANALA

BAB I PENDAHULUAN Rumusan Masalah

Eng. Ibrahim Ali Abdi (deercali) 1

BAB II STUDI PUSTAKA

Solo. Reza Febriano, S.IP,ST,MT. Arie Irianto, ST,MT. Kepala Seksi Perencanaan Teknik. Staf Madya Divisi Pembangunan. Surabaya, November 2008

EVALUASI GEOMETRIK JALAN (Studi Kasus Ruas Jalan Pembangkit Listrik Bumi PT. Sarula Operation Limited Sumatera Utara STA Sampai STA 1+656)

Oleh : ARIF SETIYAFUDIN ( )

4.1.URAIAN MATERI 1: MERENCANA ALIGNEMEN VERTICAL JALAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perhitungan

LEMBAR PENGESAHAN. TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LINGKAR SELATAN SEMARANG ( Design of Semarang Southern Ringroad )

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PENGHUBUNG PERKEBUNAN PT. JEK (JABONTARA EKA KARSA) BERAU-KALIMANTAN TIMUR

BAB 3 METODOLOGI. a. Dimulai dengan tinjauan pustaka yang berguna sebagai bahan dari penelitian.

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Perencanaan Jalan Akses Pelabuhan Teluk Lamong

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN LAYOUT SIMPANG JALAN LINGKAR LUAR BARAT KOTA SURABAYA

DAFTAR ISI KATA PENGATAR

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISA PERENCANAAN ULANG GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN JALAN BATIPUAH LIMAU KAUM PADA STA S/D 5+000

BAB IV METODE PENELITIAN

KAJIAN GEOMETRIK JALUR GANDA DARI KM SAMPAI DENGAN KM ANTARA CIGANEA SUKATANI LINTAS BANDUNG JAKARTA

Bagas Aryo Y JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang Kumpulrejo TUNDAAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BATAS DELI SERDANG DOLOK MASIHUL-BATAS TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA

AUDIT KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN (STUDI KASUS GEOMETRIK JALAN M.T. HARYONO KOTA SAMARINDA)

STUDI KELAYAKAN GEOMETRI JALAN PADA RUAS JALAN SANGGAU - SEKADAU

Keywords: Road Geometry, Horizontal Alignment, Vertical Alignment, Method Bina Marga 1997

PERHITUNGAN GEOMETRIC DAN TEBAL PERKERASAN JALAN RUAS AMPANG KURANJI II AMPANG KURANJI IV STA KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Geometrik. Tabel 5.1 Spesifikasi data jalan berdasarkan TCPGJAK.

LEMBAR PENGESAHAN. Disusun Oleh : ATIKA DARA PRAHITA L2A TITIN ENY NUGRAHENI L2A

SKRIPSI PERBANDINGAN PERHITUNGAN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU, DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (STUDI KASUS BANGKALAN-SOCAH)

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI Pengertian Umum

ALINEMEN HORISONTAL. WILLY KRISWARDHANA Jurusan Teknik Sipil FT Unej. Jurusan Teknik Sipil Universitas Jember

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. melalui tahapan tahapan kegiatan pelaksanaan pekerjaan berikut :

BAB II STUDI PUSTAKA

EVALUASI TINGKAT PELAYANAN RAMP SIMPANG SUSUN BAROS

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG UNTUK PERTEMUAN JALAN MAYOR ALIANYANG DENGAN JALAN SOEKARNO-HATTA KABUPATEN KUBU RAYA

Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN

PERENCANAAN GEOMETRIK DN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN BARU SIMPANG PAGARALAM PAGARALAM STA PROVINSI SUMATERA SELATAN LAPORAN AKHIR

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

BAB III LANDASAN TEORI. A. Inspeksi Keselamatan Jalan

PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API DARI STASIUN PEKALONGAN KE STASIUN TEGAL

RSNI-T-XX-2008 RSNI. Standar Nasional Indonesia. Standar geometri jalan bebas hambatan untuk jalan tol. ICS Badan Standarisasi Nasional BSN

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

ABSTRAK PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN JALAN NGIPIK KECAMATAN KEBOMAS KABUPATEN GRESIK

BAB III LANDASAN TEORI. Kendaraan rencana dikelompokan kedalam 3 kategori, yaitu: 1. kendaraan kecil, diwakili oleh mobil penumpang,

ANALISIS GEOMETRIK PADA TIKUNGAN RUAS JALAN RAYA MAGELANG-KOPENG DAN JALAN RAYA SOEKARNO-HATTA (PERTIGAAN CANGUK)

PERENCANAAN JALAN LINGKAR UTARA KOTA WONOSARI, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KAJIAN TEKNIS BENTUK INTERCHANGE RUAS JALAN TOL KRIAN LEGUNDI BUNDER DAN SURABAYA MOJOKERTO TERHADAP JARINGAN JALAN WARINGIN ANOM KABUPATEN GRESIK

Bab 4 KAJIAN TEKNIS FLY OVER

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN JALAN LINGKAR LUAR BARAT KOTA PALEMBANG BANYUASIN JAKABARING PROVINSI SUMATERA SELATAN STA STA 5+250

BAB III LANDASAN TEORI. A. Klasifikasi Jalan

BAB III METODE PERENCANAAN. 1. Metode observasi dalam hal ini yang sangat membantu dalam mengetahui

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN JALAN RAYA SIMPANG MEO - TALANG TALING STA STA KABUPATEN MUARA ENIM SUMATERA SELATAN

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Tol Pandaan-Malang dengan Jenis Perkerasan Lentur

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PEKERASAN LENTUR JALAN MUARA ENIM SUBAN JERIJI LECAH STA STA PROVINSI SUMATERA SELATAN LAPORAN AKHIR

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN TOL SEMARANG KENDAL

Kaji Banding Waktu Tundaan Dua Persimpangan Terkoordinasi Dengan Simulasi Jarak Antar Simpang Menggunakan Program Transyt 12 dan PTV Vissim 6

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN PEMBANGUNAN JALAN RUAS ONGGORAWE MRANGGEN PROPINSI JAWA - TENGAH

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Oleh NRP :

PEMERIKSAAN KESESUAIAN KRITERIA FUNGSI JALAN DAN KONDISI GEOMETRIK SIMPANG AKIBAT PERUBAHAN DIMENSI KENDARAAN RENCANA

Perhitungan Intensitas Maksimum Stasiun Tanjung Perak Perhitungan Intensitas Maksimum Stasiun Sampang...

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN JALAN PADA JALAN TANGERANG - CIPONDOH KOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN STA STA LAPORAN AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANALISA JARINGAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan manusia adalah salah satunya dengan menyediakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

Transkripsi:

Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Juni 2015 Perencanaan Geometrik Simpang Susun Double Trumpet Pada Jalan Tol Jakarta Serpong Berdasarkan Transportation Association Of Canada Geometric Design Guide 2007 HADIRANTI 1, SOFYAN TRIANA 2 1. Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2. Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Email : diraran06@gmail.com ABSTRAK PT. Bintaro Serpong Damai telah merencanakan Jalan Tol Jakarta-Serpong sejak Tahun 1993 dan belum direalisasikan pembangunannya. Perancangan ulang dilakukan menggunakan peraturan TAC (Transportation Association of Canada) Geometric Design Guide 2007. Perancangan alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal dengan superelevasi maksimum 6% dan kecepatan rencana 40 km/jam. Perancangan lengkung horisontal dibuat dua buah lengkung compound curve menggunakan gabungan radius yaitu R1= 200 m dan R2= 75 m. Panjang lengkung On Ramp 01 berdasarkan TAC 2007 L= 395,6 m dan lengkung vertikal cembung L= 8 m menggunakan faktor k= 4 dan A= 2 %. Kata kunci : Alinyemen, Simpang Susun, Compound Curve. ABSTRACT PT. Bintaro Serpong Damai had planned Jakarta-Serpong Toll Road since 1993 and the development has not been realized. This research redesign using TAC (Transportation Association of Canada) Geometric Design Guide 2007. The horizontal alignment and vertical alignment design using maximum superelevation 0.06 and speed plans 40 km / h. The horizontal curved design consist of two curved compound curve and using the combined radius is R1 = 200 m and R2 = 75 m. On Ramp 01 arch length by TAC Geometric Design Guide 2007 is L = 395,6 m and a vertical crest curved design using factor k = 4, and A = 2% is L = 8 m. Keywords : Alignment, Interchange, Compound Curve. Reka Racana - 1

Hadiranti, Sofyan Triana 1. PENDAHULUAN Jalan tol dengan bagian persimpangan tidak sebidang yang biasa disebut simpang susun menjadi salah satu alternatif untuk mengimbangi sarana transportasi darat yang semakin meningkat setiap tahunnya terutama di kota besar. Persimpangan tidak sebidang ini merupakan bagian dari proyek jalan tol yang menghubungkan Kota Jakarta dan Serpong. Proyek jalan tol ini dibangun karena tingginya arus lalu lintas antar kota tersebut dan keinginan dalam meningkatkan aksesibilitas. Pembangunan Jalan Tol Jakarta Serpong belum direalisasikan sejak tahun 1993 hingga saat ini. Pada tahun 2007 terdapat peraturan perancangan geometrik jalan dari TAC (Transportation Association of Canada) Geometric Design Guide 2007 yang selanjutnya disebut TAC 2007. Pada tugas akhir ini akan dilakukan perancangan ulang salah satu geometrik loop ramp simpang susun double trumpet Jalan Tol Jakarta Serpong pada STA. 0+045 menggunakan data sekunder dari PT. Bintaro Serpong Damai dan studi terdahulu (Soemantri, F. V. D., 2014) berdasarkan peraturan TAC 2007. Manfaat dari studi ini antara lain didapatkan pengetahuan baru khususnya tentang merancang simpang susun menggunakan peraturan TAC 2007 dan dapat dijadikan bahan tinjauan baru untuk perancangan Jalan Tol Jakarta Serpong yang sudah dibuat gambar rencananya pada tahun 1993. Peta lokasi proyek dan simpang susun double trumpet dapat dilihat pada Gambar 1. Sumber : PT. Bintaro Serpong Damai, 1993. Gambar 1. Peta lokasi proyek Reka Racana - 2

Perencanaan Geometrik Simpang Susun Double Trumpet Pada Jalan Tol Jakarta Serpong Berdasarkan Transportation Association Of Canada Geometric Design Guide 2007 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Simpang Susun Simpang susun atau persimpangan tidak sebidang yaitu pertemuan dua arus atau lebih dimana ruas jalan bertemu tidak dalam satu bidang tetapi salah satu ruas berada di atas atau di bawah ruas jalan yang lain (Harianto, 2004). 2.2 Bagian-bagian Simpang Susun Bagian-bagian simpang susun dapat dilihat pada Gambar 2. Jalur-jalur simpang susun digolongkan berdasarkan fungsinya, yaitu jalur utama (Major Lines), jalur pembagi dan pengumpul (Distributor and Collector Lines), jalur percepatan atau jalur perlambatan, dan jalur penghubung (Ramp). (Harianto, 2004). Sumber : Harianto, J., 2004. Gambar 2. Bagian-bagian persimpangan tidak sebidang 2.3 Alinyemen Horisontal Alinyemen Horisontal dikenal dengan situasi jalan atau trase jalan, alinyemen horisontal terdiri atas bagian lurus dan bagian lengkung (Sukirman, 1999). Geometri pada bagian lengkung didesain sedemikian rupa dimaksudkan untuk mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima oleh kendaraan yang berjalan pada kecepatan Vr, untuk keselamatan pemakai jalan, jarak pandang dan daerah bebas samping jalan, maka alinyemen horisontal harus diperhitungkan secara akurat. (Soemantri, 2014). Pada TAC 2007 terdapat tiga standar umum bentuk lengkung horisontal, yaitu Kurva Circular, Kurva spiral, dan Compound Curve. 2.4 Compound Curve Compound curve adalah kurva lengkung horisontal yang dibentuk oleh dua radius atau lebih. Pada Tugas Akhir ini akan digunakan compound curve untuk mendesain lengkung horisontal loop ramp. Elemen compound curve dapat dilihat pada Gambar 3. Reka Racana - 3

Hadiranti, Sofyan Triana Sumber : TAC, 2007. Gambar 3. Elemen Compound Curve 2.5 Alinyemen Vertikal Alinyemen vertikal terdiri atas bagian lurus dan bagian lengkung, bagian lurus dapat berupa landai positif (tanjakan), atau landai negatif (turunan), atau landai nol (datar). Alinyemen vertikal dapat berupa lengkung cekung atau lengkung cembung. (Binamarga, 2009). Penentuan desain kecepatan harus digunakan untuk tingkat minimum desain dari kurva vertikal (K). Faktor K minimum untuk menyediakan jarak pandang henti pada kurva vertikal cembung dapat dilihat pada Tabel 1 dan Faktor K minimum untuk menyediakan jarak pandang henti pada kurva vertikal cekung dapat dilihat pada Tabel 2. (TAC, 2007). Faktor K minimum juga dapat dihitung menggunakan rumus: K = Lv A...(1) Dengan: K = Faktor K minimum Lv = Panjang dari titik PLV (Peralihan Lengkung Vertikal) ke titik PTV (Peralihan Tangen Vertikal) A = g1 g2 (perbedaan kelandaian Reka Racana - 4

Perencanaan Geometrik Simpang Susun Double Trumpet Pada Jalan Tol Jakarta Serpong Berdasarkan Transportation Association Of Canada Geometric Design Guide 2007 Tabel 1. Faktor K Minimum untuk Menyediakan Jarak Pandang Henti Pada Kurva Vertikal Cembung Design Speed (km/h) Assumed Operating Speed (km/h) Stopping Sight Distance (m) Rate of Vertical Curvature (K) Computed Rounded 30 30 29,6 1,6 2 40 40 44,4 3,7 4 50 47-50 57,4-62,8 6,1-7,3 6-7 60 55-60 74,3-84,6 10,2-13,3 10-13 70 63-70 94,1-110,8 16,4-22,8 16-23 80 70-80 112,8-139,4 23,6-36,1 24-36 90 77-90 131,2-168,7 32,0-52,8 32-53 100 85-100 152,0-205,0 45,8-78,0 45-80 110 91-110 179,5-246,4 59,8-112,7 60-110 120 98-120 202,9-285,6 76,4-151,4 75-150 130 105-130 227,9-327,9 96,4-199,6 95-200 Sumber : TAC, 2007. Design Speed (km/h) Tabel 2. Faktor K Minimum untuk Menyediakan Jarak Pandang Henti Pada Kurva Vertikal Cekung Assumed Operating Speed (km/h) Stopping Sight Distance (m) Rate of Sag Vertical Curvature (K) Headlight Control Comfort Control Calculated Rounded Calculated Rounded 30 30 29,6 3.9 4 2.3 2 40 40 44.4 7.1 7 4.1 4 50 47-50 57,4-62,8 10,2-11,5 11-12 5,6-6,3 5-6 60 55-60 74,3-84,6 14,5-17,1 15-18 7,7-9,1 8-9 70 63-70 99,1-110,8 19,6-24,1 20-25 10,0-12,4 10-12 80 70-80 112,8-139,4 24,6-31,9 25-32 12,4-16,2 12-16 90 77-90 131,2-168,7 29,6-40,1 30-40 15,0-20,5 15-20 100 85-100 157-205 36,7-50,1 37-50 18,3-25,3 18-25 110 91-110 179,5-246,4 43,0-61,7 43-62 21,0-30,6 21-30 120 98-120 202,9-285,6 49,5-72,7 50-73 24,3-36,4 24-36 130 105-130 227,9-327,9 56,7-85,0 57-85 27,9-42,3 28-43 Sumber : TAC, 2007. 3. ANALISIS DATA 3.1 Pengumpulan Data Data - data yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini merupakan data sekunder alinyemen horisontal yaitu data koordinat, data superelevasi, data jari-jari lengkung, dan data kecepatan yang diperoleh dari PT. Bintaro Serpong Damai serta studi terdahulu (Soemantri, F. V. D., 2014). Data yang akan digunakan dari studi terdahulu yaitu R2 = 200 m dipakai untuk R1 desain lengkung horisontal. Reka Racana - 5

Hadiranti, Sofyan Triana 3.2 Perancangan Alinyemen Horisontal Perancangan dilakukan pada On Ramp 01 menggunakan metode Compound Curve berdasarkan TAC (Transportation Association of Canada) Geometric Design Guide 2007. Pada On Ramp 01 dibuat dua buah lengkung Compound Curve dengan bagan alir perhitungan yang sama. Bagan alir perhitungan lengkung horisontal menggunakan metode Compound Curve dapat dilihat pada Gambar 4. Mulai Ls1 dan Ls2 (Tabel Superelevasi dan panjang spiral) berdasarkan emax dan Vr pada TAC 2007. Tentukan sudut PI ( I) berdasarkan trase jalan yang telah direncanakan Tentukan R1 dan R2 Tentukan e max dan Vr Ts1 (dapat ditentukan berdasarkan titik A sesuai pada gambar koordinat) θs 1 = 90 Ls 1 π R 1 k 1 = Ls 1 Ls 1 3 40R 1 2 R 1 sin θs 1 p 1 = Ls 1 2 6R 1 R 1 (1 cos θs 1 ) a (ditentukan berdasarkan koordinat titik A pada gambar) ; cos = (R 1 + p1) a R1 t 1 = Ts 1 t 2 Ts 1 = t 1 + t 2 t 2 = R 1 sin θs 2 = 90 Ls 2 p π R 2 = Ls 2 2 R 2 6R 2 (1 cos θs 2 ) 2 90 La 90 La θa 2 = θa 1 = La = Ls 2 Gambar π 4.2 R 2 Bagan Alir Perhitungan π Lengkung R 1 Horisontal R 1 R 2 R 1 θa = θa 1 + θa 2 p a = La 2 6(R 2 R 1 ) (R 2 R 1 )(1 cos (θa 2 θa 1 )) I 2 ; cos I 2 = Ts1 sin I (R 2 + p 2 ) + (R 1 + p 1 ) cos I R 1 R 2 p a k 2 = Ls 2 Ls 2 3 40R 2 2 R 2 sin θs 2 I 1 = I I 2 2 = I 2 (θa 2 + θs 2 ) 1 = I 1 (θa 1 + θs 1 ) Selesai Ts 2 = (R 1 + p 1 ) (R 2 + p 2 ) cos I (R 1 R 2 p a ) cos I 1 sin I Gambar 4. Bagan Alir Perhitungan Lengkung Horisontal Reka Racana - 6

Perencanaan Geometrik Simpang Susun Double Trumpet Pada Jalan Tol Jakarta Serpong Berdasarkan Transportation Association Of Canada Geometric Design Guide 2007 Gambar hasil perhitungan Lengkung Compound Curve 1 dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Hasil Perhitungan Lengkung Compound Curve 1 Penentuan parameter Lengkung Compound Curve 2 yaitu: R1 = 200 m R2 = 75 m (diambil lebih kecil dari R2) emax = 0,06 Vr = 40 km/jam Ls1 = 30 m (berdasarkan Tabel 2.3) Ls2 = 30 m (berdasarkan Tabel 2.3), panjang kurva spiral untuk Radius 2 (R2) I = 115,8 Ts1 = 146 m (Ts1 dapat ditentukan berdasarkan titik A sesuai pada gambar koordinat) Gambar hasil perhitungan Lengkung Compound Curve 2 dapat dilihat pada Gambar 6, hasil penggabungan perhitungan Lengkung Compound Curve 1 dan 2 dapat dilihat pada Gambar 7. Reka Racana - 7

Hadiranti, Sofyan Triana Gambar 6. Hasil Perancangan Lengkung Compound Curve 2 Gambar 7. Hasil penggabungan Lengkung Compound Curve 1 dan 2 Reka Racana - 8

Perencanaan Geometrik Simpang Susun Double Trumpet Pada Jalan Tol Jakarta Serpong Berdasarkan Transportation Association Of Canada Geometric Design Guide 2007 3.3 Diagram Superelevasi Diagram superelevasi merupakan bentuk penampang melintang pada lengkung horisontal yang telah direncanakan. Diagram superelevasi menggambarkan bentuk pencapaian dari superelevasi lereng normal ke superelevasi penuh. (Sukirman, 1999). Diagram superelevasi lengkung Compound Curve 1 dapat dilihat pada Gambar 8 dan Diagram superelevasi lengkung Compound Curve 2 dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 8. Diagram superelevasi lengkung Compound Curve 1 Gambar 9. Diagram superelevasi lengkung Compound Curve 2 3.4 Alinyemen Vertikal Perancangan lengkung vertikal berdasarkan TAC Geometric Design Guide, faktor K yang dipakai berdasarkan kecepatan rencana 40 km/jam untuk lengkung vertikal cembung dilihat pada Tabel Faktor K minimum berdasarkan Jarak Pandang Henti Kurva Vertikal Cembung pada TAC 2007 adalah 4. A = g 1 g 2 = 4 % 6% = 2 % K = Lv A 4 = Lv 2 Lv = 8 m Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor: 19/PRT/M/2011 Pasal 16 tinggi ruang bebas vertikal jembatan ke atas paling rendah adalah 5,1 (lima koma satu) meter, dengan mempertimbangkan jarak aspal jembatan bawah ke jarak aspal Reka Racana - 9

Hadiranti, Sofyan Triana jembatan atas maka diambil tinggi jembatan 6,5 m. Hasil perancangan Lengkung vertikal dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Hasil Perancangan Lengkung Vertikal On Ramp 01 4. KESIMPULAN Hasil perhitungan alinyemen horisontal lengkung On Ramp 01 menggunakan metode Compound Curve berdasarkan TAC Geometric Design Guide menambah panjang trase jalan sejauh 45 m dari desain yang telah direncanakan oleh konsultan perencana. Perancangan menggunakan radius R1= 400 m dan R2= 200 m menghasilkan panjang lengkung On Ramp 01 L = 395,6 m. Perancangan lengkung vertikal cembung berdasarkan TAC Geometric Design Guide dengan L= 395,6 m, menggunakan faktor K= 4, dan A= 2 % menghasilkan panjang L = 8 m. DAFTAR RUJUKAN Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. (2009). Geometri Jalan Bebas Hambatan untuk Jalan Tol. Harianto, J. (2004). Perencanaan Persimpangan Tidak Sebidang pada Jalan Raya, Jurnal Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Soemantri, F, V, D. (2014). Evaluasi Perencanaan Geometrik Simpang Susun Double Trumpet Pada Jalan Tol Jakarta Serpong. Bandung: Institut Teknologi Nasional. Sukirman,S.(1999). Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Nova, Bandung. Transportation Association Of Canada (TAC). (2007). Geometric Design Guide, Canada. Reka Racana - 10