BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk

BAB V ANALISIS HASIL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan

DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pengajuan... ii Halaman Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel...

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY ,2) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENINGKATAN EFISIENSI PRODUK MESIN B-3 MELALUI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENEES (OEE)

BAB II KAJIAN LITERATUR...

dalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut :

KARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan. Oleh TENGKU EMRI FAUZAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Way

BAB V ANALISA HASIL Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan)

STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

ANALISA FAKTOR-FAKTOR SIX BIG LOSSES PADA MESIN CANE CATTER I YANG MEMPENGARUHI EFESIENSI PRODUKSI PADA PABRIK GULA PTPN II SEI SEMAYANG

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017

BAB III METODE PENELITIAN. ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. penelitian ini meliputi proses

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)

BAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen,

Sunaryo dan Eko Ardi Nugroho

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Evaluasi Efektivitas Mesin Filter Press

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas

PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE).

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA TURNTABLE VIBRRATING COMPACTOR GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia

BAB V ANALISA HASIL. mengetahui tingkat efektivitas penggunaan mesin AU L302,dari data hasil. Availability Ratio (%)

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi

Implementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2016

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk bisa mendapatkan keunggulan bersaing (competitive. yang sesuai dengan jadwal dan jumlah yang tepat.

Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN:

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pertanian yang dapat dikembangkan. Kinerja ekspor

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

ANALISIS TINGGINYA BREAKDOWN TIME

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI.

ANALISIS EFEKTIVITAS PERALATAN PRODUKSI PADA PT. BAHARI DWIKENCANA LESTARI KABUPATEN ACEH TAMIANG

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISIS. Total Waktu (menit)

BAB II LANDASAN TEORI

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Penerapan Total Productive Maintenance Pada Mesin Electric Resistance Welding Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness

I.1 Latar Belakang. Gambar I.1 Struktur Organisasi Departemen FSBP FSBP FLOUR SILO AND BULK FLOUR PACKING & BY PRODUCT PACKING

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

PENGUKURAN MANAJEMEN PERAWATAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. ABSTRACT... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI...

Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah

Nama : Teguh Windarto NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr.Ir Rakhma Oktavina, MT

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam

BAB I PENDAHULUAN. Analisa Peningkatan..., Achmad, Fakultas Teknik 2016

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

TUGAS AKHIR ANALISIS PERHITUNGAN OEE ( OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS)

PENGUKURAN KINERJA MESIN PRODUKSI DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS PADA PT. CAHAYA BIRU SAKTI ABADI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

LEMBAR PENGESAHAN. ANALISA OEE (OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS) PADA DEPARTEMEN TELEPHONE CABLE DI PT.SUCACO Tbk (Mesin Scoop TEX5000) TUGAS AKHIR

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

KEPEKAAN TERHADAP ADANYA LOSSES

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,

SKRIPSI ANALISIS PENINGKATAN EFEKTIFITAS MESIN SEWING MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Produktivitas Perawatan Mesin dengan Metode TPM (Total Productive Maintenance) Pada Mesin Mixing Section

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PADA MESIN WELDING DENGAN PENERAPAN KONSEP TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (Studi kasus: PT Arthawenasakti Gemilang, Malang)

Kesimpulan dan Saran BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CARDING COTTON DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (Studi Kasus: PT. EASTERNTEX - PANDAAN)

Transkripsi:

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah singkat perusahaan Didirikan pada tahun 1951 yang terletak di Tanggerang, Banten. PT Gajah Tunggal Tbk. memulai usaha produksinya dengan ban sepeda. Sejak saat itu, perusahaan bertumbuh menjadi produsen ban terpadu terbesar di Asia Tenggara. PT Gajah Tunggal Tbk. memperluas produksinya dengan membuat variasi produk. Luas PT Gajah Tunggal Tbk. sebesar 250 hektar. Karena keuletan, kerja keras dan kerja sama antar karyawan dan direktur PT Gajah Tunggal Tbk. perusahaan ini telah mendapatkan 14001 setifikat. Terdapat 110.000 bisnis di lapangan ini yang bekerja sama dengan PT Gajah Tunggal Tbk. antara lain : 37

38 PT Handayani Yakni tempat produksi tyre tube yang didirikan pada tanggal 25 April 1986. Bahan baku utamanya adalah nailon ( karet yang diambil dari luar kota yakni Cikumpai, Subang) PT Filamindo Sakti Yakni tempat pengolahan bahan-bahan dasar nailon yang dibuat oleh PT Gajah Tunggal Tbk. setelah mempertimbangkan perbandingan keuntungan antara bahan-bahan dasar nailon tersebut diambil dari luar dengan dibuat sendiri maka dari itu didirikanlah PT Filamindo Sakti ini pada tahun 1992. PT Bando Indonesia PT Bando Indonesia didirikan pada tanggal 26 November 1987. PT Bando Indonesia merupakan tempat memproduksi fan belt, V-Belt dan Conveyor Belt PT Softex Indonesia PT Softex memproduksi berbagai macam produk yakni, tisu, pembalut, dll. Produk yang diproduksi PT Softex juga bermanfaat bagi karyawan setempat. Contoh manfaat tisu bagi karyawan yakni dapat membantu karyawan untuk menghilangkan debu-debu yang menempel di kulit. PT Softex didirikan pada tanggal 15 Oktober 1976. PT CAP Yang didirikan pada tahun 1997.

39 Terdapat juga beberapa Plant di area PT Gajah Tunggal Tbk. antara lain adalah sebagai berikut. Plant A Tempat memproduksi ban mobil (bias). Terdapat sekitar 2500 gudang. Dan memproduksi ban mobil bias yang beragam ukuran, yakni mulai dari ukuran 8 inchi-25 inchi. Plant B Tempat memproduksi ban motor. Terdapat gudang kurang lebih 3000 buah. Plant C Tempat memproduksi ban dalam motor. Terdapat sebanyak 3500 buah gudang. Plant D Merupakan tempat diproduksinya ban radial. Plant E didaur ulang. Merupakan tempat reclaim rubber, yakni ban-ban scrub yang Berikut ini adalah sejarah singkat berdirinya Gajah Tunggal Plant E : Tahun 1990 Berdiri PT. Cakra Senamandiri dengan produk Reclaimed Rubber Tahun 1993 PT. Cakra Senamandiri di akuisisi oleh PT. Gajah Tunggal Tbk.(dengan nama Plant E) Tahun 1995 Memproduksi Crumb Rubber.

40 Tahun 2007 Produksi Rim Band pindah dari PT IRI Plant V ke Plant E. Tahun 2007 Produksi Flap pindah dari Plant A & B ke Plant E. Tahun 2008 Mulai implementasi Quality System ISO/TS 16949. Tahun 2009 Produksi O-ring pindah dari Dept QA/Lab ke Plant E. 4.2 Pengumpulan Data PT Gajah Tunggal Plant E memproduksi Flap secara kontinyu dengan pembagian 3 shift kerja setiap harinya. Alur proses produksi pembuatan Flap sendiri adalah sebagai berikut : compound Open Mill 1 Open Mill 2 Extruder Cooling Conveyor Booking Gambar 4.1 Aliran Proses Produksi Green Mesin extruder merupakan obyek penelitian dimana mesin ini terletak pada proses ketiga. Adapun proses pertama adalah karet mentah atau sintetic yang sudah di mengalami proses proses sehingga siap pakai ( compound ) digiling dan dicampur dengan pada mesin open mill 1 dan 2 oleh operator yang kemudian didistribusikan menggunakan conveyor transfer ke mesin extruder. Setelah itu compound yang telah masuk kedalam extruder di extrusi sehingga menghasilkan Green Flap yang kemudian didinginkan dengan cara masuk ke dalam cooling conveyor, dan terakhir melalui proses booking. Penulis telah mengumpulkan data yang diperoleh guna mendukung penelitian ini, antara lain : 1. Data hasil produksi bagus ( Good Production ) 2. Data waktu kerja yang tidak terpakai ( Loss Time ) yang meliputi :

41 - Perawatan ( Maintenance ) - Managemen Test ( Test & Trials ) - Ganti Material ( Set Up ) - Mesin Mati ( Breakdown ) - Menunggu ( Speed Loss ) - Produk tidak bagus ( Quality Loss ) 3. Data waktu yang diperlukan untuk membuat satu produk bagus ( Cycle Time ). - Waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi yang dikonversikan kedalam satuan menit, yaitu jumlah output dikalikan dengan cycle time. Tabel 4.1 Data Kerja Ada berbagai macam cara untuk dapat menghitung efesiensi suatu perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang dimilik termasuk peralatan,

42 pekerja dan kemampuan untuk memuaskan konsumen dalam hal pengiriman yang sesuai dengan spesifikasi kualiatas menurut konsumen. 4.3 Perhitungan OEE OEE ( Overall Equipment Effectiveness ) adalah salah satu alat untuk mengukur performance sebaik apa pabrik atau organisasi relatif yang berhubungan dengan availability dari proses produktivitas dan kualitas dalam memenuhi kapasitas design selama periode waktu yang dijadwalkan untuk produksi. Tabel 4.2 Perhitungan Loading Time Tahun Bulan Available Time Planned Downtime Loading time 2012 Januari 44640 2,101 42539 2012 Februari 41760 1,678 40082 2012 Maret 44640 1,742 42898 2012 April 43200 8,715 34485 2012 Mei 44640 2,056 42584 2012 Juni 43200 1,878 41322 2012 Juli 44640 1,896 42744 2012 Agustus 44640 2,244 42396 2012 September 43200 2,578 40622 2012 Oktober 44640 2,319 42321 2012 November 43200 2,204 40996 2012 Desember 44640 2,197 42443 Availability adalah indikator yang menunjukkan kehandalan mesin, berapa lama waktu downtime mesin dan lama waktu untuk set up dan adjustment. Nilai loading time diperoleh dari Available time down time. Available time merupakan waktu yang tersedia tiap bulannya, sedangkan downtime merupakan waktu dimana mesin tidak mampu beroperasi sebagaimana mestinya.

43 Tahun Bulan Tabel 4.3 Data Total Downtime Maintenace Test & Trials Set up Breakdown Speed loss Total downtime 2012 Januari 396 496 1209 11027 1200 14328 2012 Februari 285 450 943 9464 1205 12347 2012 Maret 222 525 995 7620 1278 10640 2012 April 472 623 7620 6320 1100 16135 2012 Mei 380 496 1180 7230 1199 10485 2012 Juni 390 445 1043 6280 923 9081 2012 Juli 285 624 987 6817 988 9701 2012 Agustus 889 323 1032 7038 1302 10584 2012 September 850 742 986 7843 1407 11828 2012 Oktober 698 489 1132 6111 913 9343 2012 November 666 476 1062 5761 1197 9162 2012 Desember 756 459 982 6878 1033 10108 Perhitungan Availability Ratio (AV) pada bulan Januari 2012 adalah sbb : Perhitungan Availability Ratio untuk bulan Januari 2012 Desember 2012 disajikan dalam Tabel 4.4 seperti di bawah ini :

44 Tabel 4.4 Perhitungan Nilai Availability Ratio Performance Ratio adalah indikator seberapa mampu equipment bekerja pada kecepatan standardnya. Perhitungan untuk Performance Ratio adalah sebagai berikut : Cycle Time = 0.125 mnt/pc Maka, untuk nilai Performance Ratio untuk bulan Januari 2012 adalah : Dengan cara yang sama seperti perhitungan bulan Januari, nilai performance Ratio untuk bulan Januari 2012-Desember 2012 disajikan dalam Tabel 4.5 seperti berikut :

45 Tabel 4.5 Perhitungan Nilai Performance Ratio Quality Ratio adalah inidikator untuk seberapa banyak scrap atau rework pada sebuah proses. Perhitungan untuk Quality adalah sebagai berikut : berikut : Perhitungan nilai Quality Ratio untuk bulan Januari 2012 adalah sebagai Berdasarkan perhitungan bulan januari, dengan cara yang sama nilai Quality Ratio untuk bulan Januari Desember 2012 disajikan dalam Tabel 4.6 seperti berikut ini :

46 Tabel 4.6 Perhitungan Nilai Quality ratio Setelah mendapatkan perhitungan AR, PR dan QR, maka perhitungan untuk OEE ( Overall Equipment Effectiveness ) adalah sebagai berikut : OEE (%) = AR (%) x PR (%) x PR (%) Keseluruhan nilai OEE disajikan dalam Tabel 4.7 sebagai berikut :

47 Tabel 4.7 Perhitungan Nilai OEE Dalam hal ini OEE ( Overall Equipment Effectiveness ) adalah matrik efektif tidaknya suatu operasi produksi dijalankan. Hasil dinyatakan dalam bentuk yang bersifat umum sehingga memungkinkan benchmarking. OEE juga biasanya digunakan sebagai key performance indikator (KPI) dalam implementasi TPM (Total Preventive Maintenance). OEE yang ditargetkan perusahaan adalah 75 %, yang dimana telah di hitung di atas bahwa dengan rekapan data hasil produksi dan semua indikator loss maka didapat OEE sebesar 69 %. Sedangkan nilai standar JIPM untuk OEE sendiri adalah 85%. Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa masih buruknya manajemen pemeliharaan yang berakibat kepada rendahnya tingkat efektifitas peralatan atau mesin yang mampu membuat rendahnya produktivitas. Dalam hal ini usulan terhadap perusahaan akan perbaikan manajemen pemeliharaan yang baru rasanya cukup relevan dan TPM bisa dijadikan sebagai referensi perbaikan manajemen.

48

49 Berdasarkan perhitungan yang diperoleh, beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai efektifitas digambarkan dalam bentuk diagram sebab akibat seperti pada gambar di bawah ini :