PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL OLEH GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN (Studi Deskriptif Analitis pada Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 28 Padang) Oleh: Mita Anggela Putri* Indra Ibrahim** Rahma Wira Nita** Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Problem in this research how the implantation of the diagnosis of learning difficulties and remedial teaching by guidance and counseling teachers and subject teachers in SMP Negeri 28 Padang. The purpose of this research was to describe: 1) guidance and counseling teachers activities in implementing the identification of students who have learning difficulties, 2) guidance and counseling teachers activities in localizing the location of students learning difficulties, 3) guidance and counseling teacher activities in localizing the causes factors of students learning difficulties, 4) guidance and counseling teachers activities in planning assistance and establish possible ways to overcome students learning difficulties, 5) assistance given by guidance and counseling teachers in the implementation of remedial teaching to students, 6) assistance given by subject teachers in the implementation of remedial teaching to students. Sample in this research with technique purposive sampling. Based on these objectives obtained a sample of 71 students. Data collection tool used was a questionnaire, while the data analysis technique using percentage analysis. Results of this research revealed that: 1) guidance and counseling teachers activities in implementing the identification of students who have learning difficulties in good enough category, 2) guidance and counseling teachers activities in localizing the location of students learning difficulties in good enough category, 3) guidance and counseling teacher activities in localizing the causes factors of students learning difficulties in good enough category, 4) guidance and counseling teachers activities in planning assistance and establish possible ways to overcome students learning difficulties in good enough category, 5) assistance given by guidance and counseling teachers in the implementation of remedial teaching to students in good enough category, 6) assistance given by subject teachers in the implementation of remedial teaching to students in good enough category. Based on the results of this research recommended to guidance and counseling teachers in to order improve the implementation diagnosis of learning difficulties to be effective and for subject teachers can do remedial teaching effective and efficient. Key word: diagnosis of learning difficulties, remedial teaching Penulis ** Pembimbing
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri peserta didik. Sekolah merupakan suatu lembaga formal yang bertujuan agar peserta didik memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai positif pada diri peserta didik, dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri peserta didik. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, akan ditemukan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran tertentu. Usaha mencari penyebab kesulitan belajar peserta didik dan upaya pemberian bantuan dalam mengatasi kesulitan belajar dilakukan oleh guru BK. Untuk dapat membantu peserta didik, guru BK perlu menentukan status perkembangan selama proses belajar mengajar di kelas dan memahami kesulitan belajar peserta didik melalui diagnosis kesulitan belajar. Pengentasan kesulitan belajar peserta didik dapat dilakukan melalui pengajaran remedial yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran dan merupakan rangkaian kegiatan lanjutan dari usaha diagnosis kesulitan belajar. Menurut Achmad Juntika Nurihsan (2009:23) pengajaran remedial merupakan salah satu tahap kegiatan utama dalam keseluruhan kerangka pola layanan bimbingan belajar, serta merupakan rangkaian kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostik kesulitan belajar mengajar. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di SMP Negeri 28 Padang, pada tanggal 13-18 Februari 2012 ditemukan: guru mata pelajaran tidak melibatkan guru BK dalam mengungkap peserta didik yang bermasalah dalam belajar, guru BK hanya memproses peserta didik yang melanggar peraturan sekolah, cabut, sering absen dan berkelahi, guru mata pelajaran hanya melakukan ujian ulang kepada peserta didik untuk memperbaiki nilai agar mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), guru mata pelajaran hanya mengejar materi agar cepat selesai, guru mata pelajaran kurang memahami apakah peserta didik mengalami kesulitan atau tidak dalam memahami materi pelajaran, guru mata pelajaran memberi tugas kepada peserta
didik untuk mencapai KKM dan guru BK tidak ada menanyakan materi pelajaran yang belum dikuasai oleh peserta didik peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan guru BK di SMP Negeri 28 Padang, pada tanggal 13 Februari 2012 terungkap bahwa guru BK jarang membandingkan KKM yang harus dicapai pada setiap mata pelajaran dengan hasil ulangan yang harus diperoleh peserta didik, guru BK memanggil peserta didik apabila sering absen, cabut, keluar masuk kelas. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru mata pelajaran di SMP Negeri 28 Padang, pada tanggal 14 Februari 2012 terungkap bahwa pengajaran remedial jarang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran dan dilaksanakan dengan cara menerangkan kembali materi yang sulit dan memberikan ujian ulang kepada peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan peserta didik terungkap bahwa guru mata pelajaran jarang memberikan pengajaran remedial dan peserta didik dipanggil oleh guru BK jika ada yang melanggar peraturan sekolah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) identifikasi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar di SMP Negeri 28 Padang, 2) melokalisasi letak kesulitan belajar peserta didik di SMP Negeri 28 Padang, 3) melokalisasi faktor penyebab Negeri 28 Padang, 4) merencanakan bantuan dan menetapkan kemungkinan cara mengatasi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar di SMP Negeri 28 Padang, 5) bentuk pelaksanaan bantuan terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan belajar di SMP Negeri 28 Padang. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) kegiatan guru BK dalam melaksanakan identifikasi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar di SMP Negeri 28 Padang, 2) kegiatan guru BK dalam melokalisasi letak Negeri 28 Padang, 3) kegiatan guru BK dalam melokalisasi faktor penyebab Negeri 28 Padang, 4) kegiatan guru BK dalam merencanakan bantuan dan kemungkinan cara mengatasi peserta
didik yang mengalami kesulitan belajar di SMP Negeri 28 Padang, 5) bantuan yang diberikan oleh guru BK dalam pelaksanaan pengajaran remedial kepada peserta didik di SMP Negeri 28 Padang, 6) bantuan yang diberikan oleh guru mata pelajaran dalam pelaksanaan pengajaran remedial kepada peserta didik di SMP Negeri 28 Padang. METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII yang mengalami kesulitan belajar di SMP Negeri 28 Padang yaitu 206 orang peserta didik yang ada di SMP Negeri 28 Padang. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Riduwan (2010:63) purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk tujuan tertentu. Tujuan peneliti menggunakan teknik purposive sampling adalah untuk melihat peserta didik kelas VIII yang mengalami kesulitan belajar di SMP Negeri 28 Padang dengan batas peserta didik setiap kelas memperoleh 5 atau lebih mata pelajaran yang di bawah KKM yaitu 71 orang. Sesudah data terkumpul maka data diolah dengan menggunakan teknik analisis persentase yang dikemukakan oleh A. Muri Yusuf (2005:365) adalah dengan rumus: P F x100 N Keterangan : P = Tingkat persentase jawaban F = Frekwensi jawaban atau jumlah skor N = Jumlah keseluruhan responden HASIL PENELITIAN guru BK mengidentifikasi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar di SMP Negeri 28 Padang termasuk dalam kategori cukup baik dengan persentase 47,18%. guru BK melokalisasi letak kesulitan belajar peserta didik di SMP Negeri 28 Padang termasuk ke dalam kategori cukup baik dengan persentase 61,97%. guru BK melokalisasi faktor penyebab Negeri 28 Padang termasuk ke dalam kategori cukup baik dengan persentase 58,10%.
guru BK merencanakan bantuan dan menetapkan kemungkinan cara mengatasi kesulitan belajar peserta didik di SMP Negeri 28 Padang termasuk ke dalam kategori cukup baik dengan persentase 64,79%. bentuk pelaksanaan bantuan guru BK dalam pelaksanaan pengajaran remedial melalui konseling perorangan terhadap peserta didik di SMP Negeri 28 Padang termasuk ke dalam kategori cukup baik dengan persentase 61,97%. bentuk pelaksanaan bantuan oleh guru mata pelajaran melalui pengajaran remedial terhadap peserta didik di SMP Negeri 28 Padang termasuk ke dalam kategori cukup baik dengan persentase 63,38%. PEMBAHASAN mengidentifikasi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar yaitu: sekolah yang ingin menyelenggarakan program pengajaran remedial yang sistematis hendaknya melakukan identifikasi untuk menentukan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. (Mulyono Abdurrahman, 2003:21) melokalisasi letak kesulitan belajar peserta didik yaitu: setelah menemukan kelas atau individu yang diduga mengalami kesulitan belajar maka persoalan selanjutnya yang perlu ditelaah adalah dalam mata pelajaran manakah kesulitan itu terjadi, pada kawasan tujuan belajar yang manakah kesulitan itu terjadi, pada bagian (ruang lingkup) bahan manakah kesulitan itu terjadi, dalam segi-segi proses belajar manakah kesulitan itu terjadi. (Abin Syamsuddin Makmun, 2009:309). melokalisasi faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik yaitu: melokalisasi faktor penyebab kesulitan belajar bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang latar belakang yang menjadi sebab timbulnya kesulitan belajar baik yang terletak di dalam diri peserta didik sendiri maupun di luar dirinya. (Hallen, 2005:131). merencanakan bantuan dan menetapkan kemungkinan cara mengatasi kesulitan belajar peserta didik yaitu: setelah
diketahui sifat dan jenis kesulitan serta latar belakangnya, maka langkah selanjutnya ialah menetapkan beberapa kemungkinan tindakan-tindakan usaha bantuan yang akan diberikan, berdasarkan data yang diperoleh. Usaha-usaha pemberian bantuan dalam mengentaskan kesulitan belajar ini disesuaikan dengan permasalahan yang dialami (Hallen, 2005:131). Pembahasan tentang bentuk pelaksanaan bantuan guru BK dalam pelaksanaan pengajaran remedial melalui konseling perorangan terhadap peserta didik yaitu: konseling perorangan bertujuan agar tercipta kesehatan mental peserta didik yang mangalami kesulitan belajar agar terbebas dari hambatan dan ketegangan batinnya untuk kemudian siap sedia kembali melakukan kegiatan belajar secara wajar dan realistis (Mulyadi, 2010:70). Pembahasan tentang bentuk pelaksanaan bantuan oleh guru mata pelajaran melalui pengajaran remedial terhadap peserta didik yaitu: sasaran pokok dari pengajaran remedial adalah tercapainya peningkatan prestasi dan atau kemampuan penyesuaian diri sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Metode yang digunakan dalam pengajaran remedial menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2008:182) antara lain: tanya jawab, diskusi, tugas, kerja kelompok, tutor dan pengajaran individual (Mulyadi, 2010:70). KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan pelaksanaan diagnosis kesulitan belajar dan pengajaran remedial oleh guru BK dan guru mata pelajaran di SMP Negeri 28 Padang, yaitu: 1) Pelaksanaan identifikasi terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan belajar berada pada kriteria cukup baik, 2) Melokalisasi letak kesulitan belajar peserta didik berada pada kriteria cukup baik, 3) Merencanakan bantuan dan menetapkan kemungkinan cara mengatasi kesulitan belajar peserta didik berada pada kriteria cukup baik, 5) Bentuk pelaksanaan bantuan terhadap peserta didik berada pada kriteria cukup baik.
SARAN Disarankan kepada guru BK agar melaksanakan diagnosis kesulitan belajar secara efektif sebelum pengajaran remedial dilakukan oleh guru mata pelajaran dalam membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran tertentu, disarankan kepada guru mata pelajaran agar pengajaran remedial didahului dengan diagnosis kesulitan belajar yang dilakukan oleh guru BK, disarankan kepada kepala sekolah dapat memfasilitasi guru BK dan guru mata pelajaran berupa sarana dan prasarana yang mendukung terlaksananya diagnosis kesulitan belajar dan pengajaran remedial. Nurihsan, Achmad Juntika. 2009. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama. Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Penelitian. Bandung: Alfabeta. Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian, Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah. Padang: UNP. KEPUSTAKAAN Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hallen. 2005. Bimbingan dan Konseling. Ciputat: Quantum Teaching. Makmun, Abin Syamsuddin. 2009. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul (Edisi Revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya.