TINJAUAN EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALULINTAS PADA PERSIMPANGAN PAAL DUA MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI. lintas (traffic light) pada persimpangan antara lain: antara kendaraan dari arah yang bertentangan.

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL JALAN 17 AGUSTUS JALAN BABE PALAR KOTA MANADO

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

EVALUASI KINERJA SIMPANG HOLIS SOEKARNO HATTA, BANDUNG

BAB III LANDASAN TEORI. lebih sub-pendekat. Hal ini terjadi jika gerakan belok-kanan dan/atau belok-kiri

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Kajian Kinerja Persimpangan Jalan Harapan Jalan Sam Ratulangi Menurut MKJI 1997

PERENCANAAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JALAN SULTAN HASANUDIN DAN JALAN ARI LASUT MENGGUNAKAN METODE MKJI

SIMPANG BER-APILL. Mata Kuliah Teknik Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM

SIMPANG TANPA APILL. Mata Kuliah Teknik Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM

ANALISA KINERJA SIMPANG JALAN MANADO BITUNG JALAN PANIKI ATAS MENURUT MKJI 1997

TUNDAAN DAN TINGKAT PELAYANAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN KAROMBASAN MANADO

KINERJA LALU LINTAS JALAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL EMPAT LENGAN PATUNG KUDA PAAL DUA MANADO. Johanis E. Lolong ABSTRAK

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Empat Telukan Grogol Sukoharjo) Naskah Publikasi Tugas Akhir

PERENCANAAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JALAN HARAPAN DAN JALAN SAM RATULANGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI KINERJA SIMPANG LIMA BERSINYAL ASIA AFRIKA AHMAD YANI BANDUNG

METODE BAB 3. commit to user Metode Pengamatan

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : JLN. RAYA KARANGLO JLN. PERUSAHAAN KOTA MALANG)

MANAJEMEN LALU LINTAS DI SEKITAR PERSIMPANGAN JL. PASARMINGGU - JL. KALIBATA - JL. DUREN TIGA JL. PANCORAN TIMUR DI JAKARTA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

TINGKAT PELAYANAN PERSIMPANGAN BERSIGNAL JALAN SAM RATULANGI JALAN BABE PALAR MANADO. James A. Timboeleng ABSTRAK

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Bangak di Kabupaten Boyolali)

STUDI KINERJA SIMPANG BERSINYAL JALAN CIPAGANTI BAPA HUSEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. simpang terutama di perkotaan membutuhkan pengaturan. Ada banyak tujuan dilakukannya pengaturan simpang sebagai berikut:

MANAJEMEN LALU LINTAS DI SEKITAR JALAN RAYA ABEPURA DI JAYAPURA

EVALUASI DAN PERENCANAAN LAMPU LALU LINTAS KATAMSO PAHLAWAN

TINJAUAN PUSTAKA. ruas jalan bertemu, disini arus lalu lintas mengalami konflik. Untuk. persimpangan (

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL SECARA TEORITIS DAN PRAKTIS

BAB 3 METODOLOGI Metode Pengamatan

ANALISIS PENGARUH KINERJA LALU-LINTAS TERHADAP PEMASANGAN TRAFFIC LIGHT PADA SIMPANG TIGA (STUDI KASUS SIMPANG KKA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA SIMPANG TIGA PADA JALAN KOMYOS SUDARSO JALAN UMUTHALIB KOTA PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

simpang. Pada sistem transportasi jalan dikenal tiga macam simpang yaitu pertemuan sebidang, pertemuan jalan tak sebidang, dan kombinasi keduanya.

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

EVALUASI GEOMETRIK DAN PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PADA SIMPANG EMPAT POLDA PONTIANAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.5, April 2013 ( ) ISSN:

KATA PENGANTAR. penyusunan tugas akhir ini dengan judul Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal

EVALUASI KINERJA SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL DENGAN METODE MKJI 1997 (Studi Kasus Simpang Tiga Jalan Ketileng Raya-Semarang Selatan)

Studi Pemodelan Kinerja Simpang Bersinyal Kondisi Lewat Jenuh (Oversaturated)

STUDI ARUS JENUH PADA PERSIMPANGAN BERSINYAL JALAN ACEH JALAN BANDA BANDUNG

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA JALAN KALIGARANG JALAN KELUD RAYA JALAN BENDUNGAN RAYA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Kondisi Lingkungan Jalan Simpang Bersinyal Gejayan KODE PENDEKAT

BAB I PENDAHULUAN. bergerak bersamaan. Persimpangan pun menjadi salah satu bagian yang harus diperhatikan

ANALISA DAN KOORDINASI SINYAL JALAN DIPONEGORO SURABAYA

ANALISIS SIMPANG BERSINYAL JL. RADEN MOHAMMAD MANGUNDIPI - JL. LINGKAR TIMUR SIDOARJO TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

BAB I PENDAHULUAN. penarik (attractive) dan kawasan bangkitan (generation) yang meningkatkan tuntutan lalu lintas (

Pengaruh Pemberlakuan Rekayasa Lalulintas Terhadap Derajat Kejenuhan Pada Simpang Jalan Pajajaran dan Jalan Pasirkaliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saling berhubungan atau berpotongan dimana lintasan-lintasan kendaraan

BAB IV METODE PENELITIAN

KINERJA RUAS JALAN MANADO - BITUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Lokasi Penelitian. Pengumpulan Data

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah ruas jalan atau lebih yang saling bertemu, saling berpotongan atau bersilangan.

PEMODELAN LALU LINTAS PADA SIMPANG BERSINYAL DI KOTA YOGYAKARTA (STUDI KASUS SIMPANG PINGIT

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : SIMPANG EMPAT BERSINYAL DEMANGAN) ABSTRAK

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JL. KUPANG INDAH JL. RAYA KUPANG JAYA JL. DUKUH KUPANG UTARA 1 SURABAYA

KINERJA SIMPANG BERSINYAL JALAN KOPO-SOEKARNO HATTA BANDUNG

PROYEK AKHIR EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG EMPAT JL. URIP SUMOHARJO JL. RAYA DARMO JL. PANDEGILING SURABAYA

ANALISIS KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL (Studi Kasus : Simpang Jalan Kemuda 3 Jalan Padma Jalan Seroja Jalan Kemuda)

EVALUASI KINERJA JALAN DAN PENATAAN ARUS LALU LINTAS PADA AKSES DERMAGA FERRY PENYEBERANGAN SIANTAN

langsung. Survei dilakukan dengan pengukuran lebar pendekat masing-masing

ANALISIS KINERJA DAN ALTERNATIF PENGATURAN SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus : Jalan Sunset Road-Jalan Nakula-Jalan Dewi Sri di Kabupaten Badung)

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN HALAMAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

DAFTAR PUSTAKA. Research Board. Report No. 123; Vermont South, Victoria, Australia. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini bertujuan untuk mempermudah

ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG EMPAT TAMAN DAYU KABUPATEN PASURUAN)

Kata kunci : Simpang Bersinyal, Kinerja, Bangkitan Pergerakan

PROYEK AKHIR RC EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL JL.SEMOLOWARU UTARA JL. SEMOLOWARU JL. SEMOLOWARU TENGAH JL. SUKO SEMOLO

Analisa Kapasitas dan Tingkat Kinerja Simpang Bersinyal (Studi Kasus Simpang Tiga Purwosari Kabupaten Pasuruan)

TINJAUAN KINERJA PERSIMPANGAN PRIORITAS KAMPUNG KALAWI KOTA PADANG (Studi Kasus: Simpang Tiga Kampung Kalawi)

III. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang

KATA PENGANTAR. rahmat dan karunia-nyalah penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KAJIAN KEBUTUHAN LAMPU LALU LINTAS PADA SIMPANG 6 KUTABLANG LHOKSEUMAWE

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

BAB 3 METODOLOGI. Tahapan pengerjaan Tugas Akhir secara ringkas dapat dilihat dalam bentuk flow chart 3.1 dibawah ini : Mulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN. Traffic light merupakan sebuah teknologi yang mana kegunaannya adalah untuk mengatasi antrian dan dapat mempelancar arus lalu lintas

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

JURNAL EVALUASI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JALAN CIPTOMANGUNKUSUMO JALAN PELITA KOTA SAMARINDA.


Mulai. Studi pustaka. Observasi awal. Proposal disetujui. Survei pendahuluan. Pelaksanaan survei dan pengumpulan data Rekapitulasi data

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Ruas Jalan A. Data Umum, Kondisi Geometrik, Gambar dan Detail Ukuran

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 10 (Sepuluh)

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL TIPE C KENDUNG BENOWO SURABAYA

periode pengamatan. Simpang bersinyal Jokteng Kulon Yogyakarta merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kuantitatif yang menerangkan kondisi operasional fasilitas simpang dan secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB III METODE Tahapan Studi Adapun diagram alur (flowchart) dari studi ini sebagai berikut.

TINJAUAN PUSTAKA. Simpang jalan merupakan simpul transportasi yang terbentuk dari beberapa

Kata kunci : Tingkat Kinerja, Manajemen Simpang Tak Bersinyal.

Transkripsi:

TINJAUAN EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALULINTAS PADA PERSIMPANGAN PAAL DUA MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997 Sri Wahyuni Rachman, M. J. Paransa, James Timboeleng Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email: sriwahyunirachman@yahoo.co.id ABSTRAK Simpang Paal Dua adalah tipe simpang empat dengan pendekat Lapangan, pendekat Perkamil, pendekat Terminal, dan pendekat Pasar 45, adalah satu-satunya simpang bersinyal yang melayani jalur utama yang menghubungkan pusat kota Manado dengan pelabuhan Bitung, bandar udara Sam Ratulangi, kompleks perumahan Paniki dan Maumbi. Persimpangan Paal Dua sering terjadit antrian dan kemacetan panjang. Pengaturan signal lampu lalulintas simpang yang kurang efektif akan menurunkan kemapuan simpang melayani arus lalulintas. Penelitian ini menjelaskan tentang teknik pengaturan lampu lalulintas (Traffic Light) untuk mewujudkan kelancaran lalulintas di persimpangan Paal Dua, dengan tujuan menganalisa kinerja persimpangan pada kondisi sekarang dan merencanakan pengaturan waktu siklus dan fase yang efektif pada persimpangan Paal Dua dengan metode MKJI 1992. Pengumpulan data dilakukan dari jam 06.00 sampai dengan jam 18.00 berturut-turut pada hari Senin, Rabu dan Jumat di minggu kedua bulan July 2014. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada pendekat Perkamil, derajat kejenuhan telah melebihi angka 1,00 (satu) sedangkan derajat kejenuhan rata-rata persimpangan telah melebihi nilai 0,80 pada pagi hari antara jam 07.30 sampai jam 08.30. Dan diwaktu yang bersamaan panjang antrian simpang telah melebihi 50 m dan tundaan rata-rata simpang sudah lebih besar dari 30 detik/smp menggambarkan telah terjadi gangguan arus lalulintas pada simpang, yang berarti pada nilai-nilai tersebut pelayanan sinyal lampu lalulintas menjadi tidak efektif. Dengan memperbesar lebar masuk W MASUK dari 5 meter menjadi 6 meter pada pendekat Perkamil dan dengan mengambil volume LV+HV sebesar 3500 kendaraan per jam, maka hasil perhitungan kinerja persimpangan adalah sebagai berikut; Waktu siklus = 90 detik, Derajat kejenuhan = 0,78, Panjang antrian = 47 m, Tundaan = 22,19 det/smp. Derajat kejenuhan telah lebih kecil dari 0.80, panjang antrian lebih kecil dari 50 meter dan tundaan lebih kecil dari 30 detik/smp. Pelayanan sinyal lampu lalulintas menjadi lebih efektif dari sebelumnya. Kata Kunci : Volume Jam Puncak, Waktu Siklus, Derajat Kejenuhan, MKJI 1977 PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai salah jatu jalur yang menghubungkan pusat kota Manado dengan daerah disekitarnya misalnya Bitung (pelabuhan), Lapangan (Bandar Udara), di persimpangan Paal Dua sering terlihat antrian dan kemacetan panjang baik kendaraan angkutan kota, bus, truk maupun kendaraan pribadi pada jam-jam sibuk yaitu pagi, siang, dan sore hari. Hal ini dikarenakan pengaturan simpangnya yang diperkirakan kurang efektif dan efisien. Pengaturan dua fase di persimpangan ini, yaitu fase pertama dari pendekat Lapangan dan fase kedua dari pendekat Perkamil dan Pasar 45 menyebabkan kendaraaan yang bergerak dari arah Perkamil menuju Pasar 45 mengalami gangguan dengan kendaraan dari arah Pasar 45 yang belok kanan yaitu terjadinya pertemuan arus lalu lintas. Kompleks pertokoan, sekolah, dan perumahan penduduk yang ada disekitar persimpangan juga menyebabkan kemacetan lalu lintas sebab menjadi tempat menaikkan dan menurunkan penumpang, perparkiran kendaraan di badan jalan, kemudian jarak antara dua persimpangan yang berdekatan menyebabkan penumpukan kendaraan disepanjang arus ini. Selain itu adanya pangkalan ojek mempengaruhi tingkat kinerja simpang karena memanfaatkan ruang simpang untuk menunggu 109

penumpang sehingga kinerja persimpangan kurang efektif. Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian adalah Tinjauan efektifitas pelayanan lampu pengatur lalulintas pada persimpangan Paal Dua menggunakan metode MKJI 1997. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah menjelaskan tentang teknik pengelolaan lampu pengatur lalu lintas (Traffic Light) yang berorientasi dengan aspek-aspek tambahan, potensi dan kelemahan serta strategi pengembangan dalam mewujudkan kelancaran lalu lintas di persimpangan jalan yang dimaksud. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menghitung variasi derajat kejenuhan, panjang antrian, dan tundaan rata-rata simpang terhadap waktu selama survey 2. Menentukan efektifitas pelayanan simpang berdasarkan derajat kejenuhan, panjang antrian dan tundaan rata-rata simpang 3. Menghitung volume puncak simpang untuk dijadikan volume rencana dalam perhitungan waktu siklus yang efektif Manfaat Penelitian Dengan pengaturan waktu siklus dan geometrik persimpangan yang efektif, maka terjadi penghematan waktu perjalanan bagi pengguna persimpangan, dan terhindar dari kemacetan pada jam-jam sibuk. Dengan demikian akan ikut memberi kontribusi terhadap laju pertumbuhan ekonomi di propinsi Sulawesi Utara. Fase dan Waktu Siklus Fase dan waktu siklus simpang pada kondisi eksisting diperlihatka pada Gambar 1 dan dirangkum dalam Tabel 1 sebagai berikut: Gambar 1. Waktu Siklus Eksisting Tabel 1 Data Sinyal Tiap Fase Data Sinyal Fase 1 Fase 2 (detik) Merah 64 79 Kuning 3 3 Hijau 68 53 All Red 5 3 Intergreen 14 14 Waktu Siklus 135 135 Geometrik Persimpangan Pada geometrik simpang diperoleh data fisik lengan simpang yang selanjutnya akan digunakan untuk menghitung lebar masuk efektif, W e, jarak dari garis henti ketitik konflik masing-masing untuk kendaraan yang berangkat, L EV, dan yang datang, L AV. Gambar 2 memperlihatkan tampilan gambar geometric simpang pada foto image google earth. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan melakukan survey waktu siklus, geometrik sipang, gerakan dan volume lalulintas. Data survey ini kemudian dianalisa untuk mendapatkan kinerja persimpangan yaitu kapasitas, derajat kejenuhan, panjang antrian serta tundaan. Batasan efektifitas pengatur lampu lalulintas dinyatakan dengan nilai derajat kejenuhan persimpangan yaitu antara 0,40 sampai dengan 0,80 sehingga dapat dianalisa dan direncanakan pengaturan lampu lalulintas yang lebih efektif berdasarkan volume puncak. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 2. Simpang Paal Dua Volume Lalulintas Data volume lalulintas di persimpangan Paal Dua, dimulai dari jam 06.00 18.30, selama tiga hari yaitu Senin 14 Juli 2014, Rabu 16 Juli 2014, dan Jumat 18 Juli 2014 dengan pertimbangan bahwa pada hari-hari tersebut dianggap mewakili 110

kondisi arus lalulintas yang padat. Rata-rata perhitungan volume lalulintas ini akan menjadi dasar pada perhitungan kinerja persimpangan. Volume kendaraan hari Senin, Rabu dan Jumat dibuat rata-rata per hari, seperti yang terlihat pada Gambar 3. Lengkung LV + HV memberikan indikasi bahwa mulai jam 07.30 pendekat Lapangan menerima beban lalulintas yang boleh dikatakan terus-menerus sibuk dengan volume sekitar 1600 kendaraan per jam. Dan, pada jam 17.30 volume kendaraan mulai menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. Sedangkan, pada lengkung MC, jam puncak hanya terjadi pada pagi hari jam 07.30 dan sore hari jam 17.30, memberi indikasi pengendara sepeda motor yang pergi dan pulang kerja. Volume jam puncak MC adalah berkisar diantara 1500 kendaraan per jam. Sedangkan pada Gambar 4 Lengkung LV + HV memberikan indikasi bahwa mulai jam 08.00 pendekat Perkamil menerima beban lalulintas yang boleh dikatakan terus-menerus sibuk dengan volume sekitar 400 kendaraan per jam. Dan, pada jam 17.30 volume kendaraan mulai menunjukkan penurunan. Sedangkan, pada lengkung MC, jam puncak hanya terjadi pada pagi hari jam 08.00 dan sore hari jam 17.30, memberi indikasi pengendara sepeda motor yang pergi dan pulang kerja. Volume jam puncak MC adalah berkisar diantara 450 kendaraan per jam. Lengkung LV + HV pada Gambar 5 memberikan indikasi bahwa mulai jam 07.00 pendekat ini menerima beban lalulintas yang boleh dikatakan terus-menerus sibuk dengan volume sekitar 1400 kendaraan per jam. Kecendrungan untuk menurun belum terlihat sampai pada jam 18.00. Gambar 4. Variasi Volume Kendaraan di Pendekat Perkamil Gambar 5. Variasi Volume Kendaraan di Pendekat Pasar 45 Sedangkan, pada lengkung MC, jam puncak hanya terjadi pada pagi hari jam 07.00 dan sore hari jam 17.30, Volume jam puncak MC adalah berkisar diantara 1250 kendaraan per jam. Perhitungan Kinerja Persimpangan Perhitungan Kinerja Persimpangan ditampilkan dalam bentuk Tabel sesuai MKJI 1997 Simpang Bersinyal (Formulir SIG-I sampai dengan SIG-V). Untuk perhitungan Arus Jenuh Dasar (S 0 ), pendekat terlindung (tipe P), S 0 = 600 x We, Gambar 3. Variasi Volume Kendaraan di Pendekat Lapangan dimana We adalah lebar pendekat efektif. Untuk pendekat terlawan (tipe O) perhitungan S 0 didasarkan pada Grafik yang telah disediakan oleh MKJI-1997. Nilai S 0 diperoleh dari kurva yang menghubungkan nilai Q RT dan Q RTO pada We tertentu. Kemudian menghitung Arus Jenuh 111

yang sudah disesuaikan (S) dengan memperhatikan nilai-nilai Faktor Penyesuaian. Perhitungan Kapasitas dilakukan dengan menggunakan rumus : C = S x g/c Dan perhitungan Derajat Kejenuhan dilakukan dengan menggunakan rumus : DS = Q/C Pada lengan Perkamil nilai DS sudah lebih besar dari 1,00 maka sudah selayaknya pengaturan sinyal persimpangan ini ditinjau kembali untuk mendapatkan perencanaan sinyal pada tiap lengan kurang dari 1,00. Dalam penulisan ini akan dicoba menambah lebar lengan Perkamil untuk mendapatkan nilai DS kurang dari 1,00. Dengan menambah lebar masuk pada lengan, maka nilai arus jenuh S akan bertambah besar. Efektifitas Persimpangan Efektifitas persimpangan dinilai berdasarkan kinerja persimpangan. Kurva derajat kejenuhan persimpangan Paal Dua dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 7. Panjang Antrian Rata-rata Persimpangan Gambar 6. Derajat Kejenuhan Rata-rata tiap Pendekat dan Persimpangan Nilai derajat kejenuhan persimpangan lebih besar dari 0,80 adalah tidak efektif karena berpeluang pada lengan persimpangan derajat kejenuhan menjadi lebih besar dari 1,00. Pada Gambar 6 derajat kejenuhan persimpangan telah melampaui nilai 0,80 yaitu antara jam 7.30 sampai jam 8.30 yang berarti pengaturan sinyal persimpangan pada jam ini tidak efektif karena pada lengan Perkamil nilai DS telah melampaui 1,00. Pada jam 6.00 (dan sebelumnya) nilai DS pada lengan Pasar 45 kurang dari 0,40 yang berarti pada lengan ini belum efektif untuk dipasang lampu sinyal, tapi pada lengan yang lain nilai DS sudah melampaui 0,40 yang berarti sudah layak untuk dipasang sinyal. Nilai DS rata-rata persimpangan pada jam ini sudah melampaui 0,40 yang berarti sinyal persimpangan sudah efektif. Selain derajat kejenuhan persimpangan, kinerja persimpangan dinyatakan dalam Panjang Antrian rata-rata Simpang dan Tundaan ratarata Simpang. Hasil Perhitungan antrian dan tundaan ditampilkan pada Gambar 7. dan Gambar 8. Gambar 8 Tundaan Rata-rata Simpang Efektif pengaturan lampu lalulintas dapat diuraikan lebih rinci. Berdasarkan derajat kejenuhan, persimpangan tidak efektif pada jam 07.30 karena nilai derajat kejenuhan telah lebih 112

besar dari 0.80. Pada jam ini panjang antrian rata-rata persimpangan telah lebih besar dari 50 meter dan tundaan rata-rata persimpangan telah lebih besar dari 30 detik/smp. Perencanaan Sinyal Untuk mendapatkan nilai derajat kejenuhan rata-rata persimpangan kurang dari 0.80 maka dilakukan analisa kembali dengan mengatur fase serta lamanya waktu hijau di tiap lengan. Dalam hal ini dirasakan perlu ada perubahan geometrik pada lengan Perkamil yaitu dengan memperbesar lebar masuk W MASUK dari 5 meter menjadi 6 meter. Volume perencanaan diambil berdasarkan LV + HV total persimpangan paling besar pada Gambar 9. Gambar 9. Variasi Volume Simpang Volume LV + HV diambil sebesar 3500 kendaraan/jam yaitu sebesar 57.1% total kendaraan. Sisanya adalah MC sebesar 2631 kendaraan/jam yaitu sebesar 42.9%. Proporsi kendaraan LV, HV dan MC, demikian juga proporsi kendaraan yang jalan terus (ST), belok kiri (LT) dan belok kanan (RT) diambil berdasarkan hasil data rata-rata survey. Hasil perhitungan waktu siklus dan waktu hijau tiap fase simpang ditampilkan pada Gambar 9 dibawah ini: Gambar 10. Waktu Siklus Rencana Waktu siklus Intergreen Hijau fase1 Hijau fase 2 = 90 detik = 14 detik = 37 detik = 39 detik Hasil kinerja simpang dirangkum sebagai berikut: Derajat kejenuhan = 0,78 Panjang antrian = 47 m Tundaan = 22,19 det/smp Derajat kejenuhan telah lebih kecil dari 0.80, panjang antrian lebih kecil dari 50 meter dan tundaan telah lebih kecil dari 30 detik/smp. PENUTUP Kesimpulan Kesimpulan pengolahan data dan perhitungan kinerja persimpangan Paal Dua dari data volume rata-rata kendaraan per jam, hasil survey lalulintas yang dilaksananakan pada hari Senin, Rabu dan Jumat tanggal 14, 16 dan 18 Juli 2014 adalah sebagai berikut: 1. Pada pendekat Lapangan, dengan W MASUK = 9,75 m, jam puncak terjadi pada jam 07.30 pagi, dan dapat dikatakan terus-menerus sibuk dengan volume LV + HV sekitar 1600 kendaraan/jam, sedangkan MC, jam puncak terjadi pada pagi hari jam 07.30 dan sore hari jam 17.30, memberi indikasi pengendara sepeda motor yang pergi dan pulang kerja. Volume jam puncak MC adalah berkisar diantara 1500 kendaraan per jam. 2. Pada pendekat Perkamil, dengan W MASUK = 5,00 m, jam puncak terjadi pada jam 08.00 pagi, dan dapat dikatakan terus-menerus sibuk dengan volume LV + HV sekitar 400 kendaraan/jam. Sedangkan, MC, jam puncak terjadi juga pada pagi hari jam 08.00 dan sore hari jam 17.30. Volume jam puncak MC adalah berkisar diantara 450 kendaraan per jam. 3. Pada pendekat Pasar 45, dengan W MASUK = 5,00 m, dan W LTOR = 3,00 m, jam puncak terjadi pada jam 07.00 pagi, dan dapat dikatakan terus-menerus sibuk dengan volume LV + HV sekitar 1400 kendaraan/jam` Sedangkan, MC, jam puncak terjadi juga pada pagi hari jam 07.00 dan sore hari jam 17.30. Volume jam puncak MC adalah berkisar diantara 1250 kendaraan per jam. 4. Bila ditinjau per pendekat, derajat kejenuhan pada pendekat Lapangan dan Pasar 45 belum mencapai nilai 0,80. Tapi, pada pendekat Perkamil pada pagi hari antara jam 07.00 sampai dengan jam 10.00 dan pada sore hari jam 15.00 sampai dengan jam 17.30 nilai derajat kejenuhan telah melewati angka 0,80. 113

Ini berarti pada pendekat ini sinyal lampu lalulintas tidak efektif lagi. Apalagi pada pendekat ini, derajat kejenuhan telah melebihi angka 1,00 (satu) yaitu pada pagi hari jam 07.30 sampai jam 08.30 yang berarti sudah terjadi kemacetan pada persimpangan. Penggunaan sinyal lalulintas persimpangan efektif dari jam 06.00 pagi namun pada jam 07.30 sampai jam 08.30 sudah tidak efektif karena derajat kejenuhan lebih besar dari 0,80 selanjutnya lampu lalulintas kembali efektif sampai dengan jam 18.30. Pengaturan waktu sinyal perlu dianalisa kembali untuk mendapat nilai derajat kejenuhan rata-rata persimpangan adalah kurang dari 0,80. 5. Lengkung Panjang Antrian, dan lengkung Tundaan Simpang rata-rata mempunyai bentuk yang hampir simetris dengan lengkung Derajat Kejenuhan rata-rata persimpangan, sehingga nilai maksimum panjang antrian dan tundaan simpang rata-rata akan terjadi pada waktu yang bersamaam dengan derajat kejenuhan simpang maksimum. Panjang antrian melebihi 50.00 m dan tundaan ratarata simpangan lebih besar dari 30 detik/smp menggambarkan kecendrungan terjadi gangguan arus lalulintas pada persimpangan, yang berarti pada nilai-nilai tersebut pelayanan sinyal lampu lalulintas menjadi tidak efektif. 6. Dengan memperbesar lebar masuk W MASUK dari 5 meter menjadi 6 meter pada pendekat Perkamil dan dengan mengambil volume LV+HV sebesar 3500 kendaraan per jam, dimana proporsi (LV+HV) : MC = 57,1% : 42,9%, maka hasil perhitungan kinerja persimpangan dirangkum sebagai berikut: Waktu siklus = 90 detik Derajat kejenuhan = 0,783 Panjang antrian = 47 m Tundaan = 22,19 det/smp Derajat kejenuhan telah lebih kecil dari 0.80, panjang antrian lebih kecil dari 50 meter dan tundaan telah lebih kecil dari 30 detik/smp. Pelayanan sinyal lampu lalulintas menjadi lebih efektif dari sebelumnya. Saran 1. Mengubah persimpangan sebidang menjadi simpang tidak sebidang dari arah Lapangan agar mengurangi titik konflik atau bahaya belok kanan yang menghambat lalulintas, mengurangi kemacetan serta meminimalisir tingkat kecelakaan. 2. Merencanakan perubahan fase sinyal persimpangan dari 2 (dua) fase menjadi 3 (tiga) fase yaitu untuk pendekat Perkamil dan Pasar 45 dirubah dari fase terlawan (O) menjadi fase terlindung (P). DAFTAR PUSTAKA Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997 May, A.D, 1990. Traffic Flow Fundamental. Prentice-Hall, Inc Hohan, C.J, 1987. World Bank Technical Paper Number 74, Wahington D.C. OECD, 1983. Traffic Capacity Of Major Routes. McShane W.R. 1990, Traffic Engineering Prentice-Hall, Inc, New Jersey. 114