BAB I PENDAHULUAN. institusi keuangan syariah yang saat ini sedang berkembang pesat adalah pasar modal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran investasi masyarakat Indonesia semakin meningkat dari tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir berkembang cukup dinamis. Kedinamisan tersebut salah satunya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB I PENDAHULUAN. melalui perusahaan investasi. Terdapat beberapa alasan seseorang me

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibedakan menjadi dua, yakni investasi pada aktiva riil seperti emas, perak,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. ini menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. persen ke depan, dibutuhkan investasi sekitar Rp Trilyun per tahun. Investasi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak krisis Pasar Modal di Indonesia boleh dikatakan memiliki umur yang

BAB V PENUTUP. reksa dana saham sampel periode Januari 2013 Desember 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia Perbandingan imbal..., Muhariandi Rachmatullah, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masa mendatang (Tandelilin, 2010:2). Proses investasi terlebih dahulu harus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu negara dapat mempengaruhi pasar modal lainnya di negara yang. untuk negara yang masih berkembang (

BAB I PENDAHULUAN. membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terkuat di dunia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang memiliki siitem perekonomian

I. PENDAHULUAN. authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2003). Dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. tahunan rata-rata sebesar 5,6% (BPS 2015). Peningkatan pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB I PENDAHULUAN. akan memberikan keuntungan berupa return (tingkat pengembalian) dalam dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. investasi pasar modal yang dikenal saat ini cukup beragam diantaranya saham,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan segmen pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. industri yang terus berkembang di dunia, rata-rata pertumbuhan industri keuangan

I. PENDAHULUAN. yang bertumpu pada mekanisme ekonomi pasar seimbang diarahkan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27):

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin

IV. GAMBARAN UMUM. Pasar Modal (UUPM), Reksadana mulai dikenal di Indonesia sejak diterbitkannya

INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan ekonomi beberapa cara yang dilakukan seperti

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal modal merupakan tempat di mana saham maupun surat

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007

BAB I PENDAHULUAN. sumber pembiayaan bagi perusahaan dan alternatif investasi bagi para. (Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern seperti saat ini, perkembangan suatu negara bisa juga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh tingkat pengembalian (return) berupa deviden dan capital gain. Investor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Komposisi Investasi Komposisi Investasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan komitmen untuk mengorbankan konsumsi sekarang (sacrifice current

BAB I PENDAHULUAN. ini diperlukan peranan pasar modal sebagai suatu wadah untuk memobilisasi. dana masyarakat selain lembaga keuangan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014.

I. PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil ini,

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Style analisis alokasi..., Boniarga 1 Mangiring, FE UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara tetangga, perekonomian Indonesia di tahun 2012 telah tumbuh sebesar

I. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang

BAB I PENDAHULUAN. sektor riil dan keuangan juga dapat mempengaruhi gejolak pasar.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi. Layaknya pasar, bursa efek dapat dikaitkan sebagai tempat


I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

I. PENDAHULUAN. Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

ABSTRAK. Kata Kunci: reksadana konvensional, reksadana syariah, metode Sharpe, metode Treynor, metode Jensen. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja masing-masing unit

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk berinvestasi. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 214,48%, begitu pula dengan Nilai Kapitalisasi BEI sebesar 274,16% (Kementrian Keuangan RI Bapepam-LK,2012).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Reksa dana mungkin merupakan sebuah kata yang asing untuk sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia, sadar atau tidak sadar, sejak lahir sudah mengenal. dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan atau memenuhi

DAFTAR ISI JUDUL BAGIAN DALAM LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang. Secara umum, investasi

PENDAHULUAN. Berinvestasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu investasi langsung dan tidak

I. PENDAHULUAN. Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang. Pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum LQ45

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi syariah saat ini cukup dinamis. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya institusi atau lembaga-lembaga keuangan syariah yang bermunculan serta minat masyarakat untuk bertransaksi dengan institusi-institusi tersebut. Salah satu institusi keuangan syariah yang saat ini sedang berkembang pesat adalah pasar modal syariah, yang pertumbuhannya tidak lepas dari industri keuangan syariah. Pasar modal ini ada, salah satunya adalah karena besarnya dana yang dimiliki umat Islam atau pelaku pasar muslim yang ada di bursa-bursa seluruh dunia. 1 Pasar modal syariah hadir untuk merespon kebutuhan pasar khususnya klien-klien muslim. Saat ini terdapat beragam produk investasi yang dapat menjadi pilihan bagi calon investor dan salah satunya adalah dalam bentuk reksadana syariah. Berbeda dengan reksadana konvensional yang hanya menggunakan pertimbangan tingkat keuntungan dalam pengaturan atau penempatan portofolionya, reksadana syariah tidak hanya mengandalkan keuntungan sebagai bahan pertimbangan tetapi juga mempertimbangkan kehalalan suatu produk dalam pengaturan atau penempatan portofolionya (Hidayat: 2006). Seiring dengan perkembangan pasar modal dunia khususnya pasar modal syariah, Malaysia merupakan negara yang pertama kali membentuk Islamic Capital Market. Hal ini ditandai dengan pembentukan Islamic Capital Market Unit pada tahun 1995 oleh 1 Republika online, 6 Februari 2006 oleh Irfan Syauqi Beik 1

Securities Commissions Malaysia. Pembentukan Islamic Capital Market Unit diawali dengan instrumen syariah telah ada sejak 1993 dengan diluncurkannya reksadana syariah saham (Islamic equity unit trust fund) yaitu Arab Malaysian Tabung Ittikal. Selain itu, tahun 1994 berdiri pula Islamic Stockbroking Company, BIMB Securitirs Sdn Bhd 2. Di Indonesia, pasar modal syariah mulai sejak tahun 2003 walaupun instrumen syariah telah diluncurkan sejak tahun 1997. Hal ini ditandai dengan peluncuran Danareksa Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT Danareksa Investment Management. Selanjutnya Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan PT Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka telah tersedia saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi dengan penerapan prinsip syariah. 3 Perkembangan pasar modal syariah, baik di Indonesia maupun Malaysia, memberikan dampak positif terhadap perkembangan reksadana syariah di kedua negara ini. Produk reksadana kini semakin beragam dengan hadirnya berbagai jenis reksadana seperti reksadana syariah pendapatan tetap, reksadana syariah saham atau ekuitas, dan reksadana syariah campuran (reksadana yang komposisinya terdiri dari pendapatan tetap dan saham). Kehadiran pasar modal syariah dan instrumen keuangan syariah, khususnya reksadana syariah, memperkaya alternatif investasi yang dapat dilakukan oleh pemilik modal atau investor. Dalam memutuskan pilihan investasi tersebut, investor harus mempertimbangkan banyak faktor. Salah satu pertimbangan yang sangat penting adalah evaluasi atas kinerja instrumen investasi yang akan dipilihnya. Kinerja instrumen investasi 2 www.icm.bnm.gov.my akses pada 20 April 2008. 3 www.idx.co.id akses pada 15 Januari 2008 2

dalam bentuk portofolio dapat dilihat dengan melakukan komparasi antara satu portofolio dengan portofolio lain atau satu portofolio dengan jenis instrumen investasi lain. Suatu portofolio yang layak untuk dijadikan investasi harus memenuhi ketentuan minimum, seperti likuiditas yang terjamin (tingkat pengembaliannya dapat dipastikan) dan faktor keamanan return yaitu tidak memiliki kemungkinan default (gagal bayar) 4. Demikian halnya dalam memilih alternatif investasi reksadana syariah, termasuk reksadana syariah campuran. Reksadana syariah campuran memungkinkan investor untuk melakukan diversifikasi atas pilihan produk investasinya. Baik dengan tujuan meningkatkan return (imbal hasil) maupun dengan tujuan meminimalkan risiko. Konsep pengelolaan reksadana syariah campuran ini membutuhkan evaluasi atas kinerja setiap portofolio reksadana syariah campuran yang ditawarkan oleh berbagai manajer investasi. Hasil dari evaluasi atau penilaian kinerja tersebut pun perlu dibandingkan tidak hanya dengan kinerja reksadana yang sama dengan periode berbeda tetapi juga perlu dibandingkan dengan kinerja reksadana syariah campuran lainnya. Perbandingan kinerja reksadana syariah campuran antar waktu dan antar reksadana akan membantu investor dalam mengoptimalkan strategi investasinya. 1.2 Perumusan Masalah Dalam memilih reksadana syariah campuran, investor memerlukan informasi tentang kinerja masing-masing portofolio. Penilaian kinerja yang diberikan oleh manajer 4 William F. Sharpe, Gordon J. Alexander, Jeffrey V. Bailey, Investments (Englewood Cliffs, N. J. Prentice Hall International, 5th ed., 1995), p.166. 3

investasi, selaku perwakilan investor yang bertugas mengelola reksadana, hanya berupa informasi harian mengenai Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang mencerminkan keuntungan atau kerugian reksadana yang diterima investor dari portofolio yang dibentuk manajer investasi. Kenaikan NAB berarti peningkatan nilai investasi pemegang unit penyertaan dan penurunan NAB berarti penurunan nilai investasi yang dimiliki investor. Hidayat (2006) menjelaskan bahwa NAB hanya memberikan informasi harian atas satu portofolio reksadana itu sendiri. Investor tidak dapat melihat secara langsung perbandingan kinerja terhadap reksadana lain. Selain itu, NAB hanya mewakili return atas 1 reksadana tersebut, tanpa mempertimbangkan tingkat risiko yang dimiliki. Bila menggunakan NAB saja, investor dapat memperoleh informasi yang keliru. Misalnya salah satu reksadana memiliki NAB tinggi di beberapa periode tanpa memperhitungkan tingkat risiko yang dimiliki, investor tersebut dapat langsung menginterpretasikan bahwa reksadana tersebut menguntungkan. Effendy (2007) memaparkan bahwa selama lebih dari tiga dekade, kinerja investasi pada portofolio reksadana telah berusaha diukur oleh para akademisi dan praktisi. Pada tahun 1950-an, Markowitz (1952) dan Tobin (1958) menyarankan suatu metode untuk mengukur risiko dalam hubungannya dengan variabilitas tingkat pengembalian bagi investor. Lalu di tahun 1960-an, beberapa peneliti menyarankan alternatif pengukuran kinerja portofolio berdasarkan pada Capital Asset Pricing Model (CAPM). Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja portofolio pada alternatif pengukuran kinerja ini menekankan pada tingkat pengembalian portofolio yang disesuaikan dengan risiko portofolio. Maharani (2007) menyebutkan bahwa untuk mengukur kinerja portofolio dapat menggunakan metode pengukuran kinerja risk-adjusted return. Metode ini mengakomodasi unsur return atau imbal hasil portofolio dan juga tingkat risiko portofolio. 4

Selain itu, disebutkan juga bahwa risk-adjusted return method dapat digunakan untuk membandingkan kinerja antar portofolio reksadana. Metode pengukuran lainnya adalah Data Envelopment Analysis (DEA). Metode ini pertama kali digagas oleh Murthi et. al. (1997) yang memberikan suatu alternatif terhadap pengukuran tradisional untuk pengukuran portofolio. Metode DEA ini merupakan ide dari Charnes et. al. pada tahun 1978 yang digunakan secara luas pada operasi riset manajemen untuk menghitung nilai efisiensi relatif. Saat ini, metode DEA banyak digunakan untuk pengukuran efisiensi lembaga keuangan, misalnya perbankan. Maharani (2007) menyebutkan terdapat 4 metode pengukuran kinerja reksadana dengan memasukkan unsur risiko yang sering digunakan yaitu indeks Sharpe, Treynor, Jensen dan Modigliani. Hasil pada penelitiannya memaparkan bahwa indeks Sharpe dan indeks Modigliani cenderung memiliki hasil yang relatif sama atau konsisten pada output portofolionya. Sedangkan, indeks Treynor dan indeks Jensen juga memiliki kecenderungan lain yang sama pula. Hal ini mengindikasikan bahwa indeks Sharpe dan indeks Modigliani merupakan metode penilaian kinerja yang berfokus pada penilaian individu reksadana sednagkan indeks Treynor dan indeks Jensen merupakan metode penilaian kinerja dengan mempertimbangkan sensitivitas return portofolio reksadana terhadap return pasar. Selain dibandingkan antar waktu dan antar reksadana syariah campuran di pasar modal, perbandingan kinerja juga dapat dilakukan antar reksadana syariah campuran di negara yang berbeda. Hal ini bermanfaat untuk mengukur sejauh mana perkembangan reksadana syariah campuran di suatu negara (dalam hal ini Indonesia) bila dibandingkan dengan negara lain, terutama negara yang telah lebih dulu mengembangkan reksadana syariah campuran, yaitu Malaysia. 5

adalah: Berdasarkan penjelasan tersebut, permasalahan yang akan dikaji pada penelitian ini Bagaimana kinerja reksadana syariah campuran di Indonesia dan Malaysia baik secara harian maupun bulanan dengan menggunakan penilaian kinerja risk-adjusted return? Apakah kinerja reksadana syariah campuran di Malaysia selalu lebih unggul dibandingkan reksadana syariah campuran di Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kinerja harian dan bulanan reksadana syariah campuran di Indonesia dan Malaysia dengan menggunakan riskadjusted return method. Selain itu penelitian ini juga akan memaparkan perbandingan kinerja antar reksadana syariah campuran yang dimiliki masing-masing kedua negara tersebut. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada investor yang akan berinvestasi pada reksadana syariah campuran baik investor Indonesia maupun investor asing dengan memberikan alternatif pilihan investasi dan menentukan portofolio reksadana yang sesuai dengan return yang diharapkan dan tingkat risiko yang sanggup ditanggung investor. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat bagi kedua negara sebagai tolak ukur 6

perkembangan reksadana syariah pada khususnya dan perkembangan pasar modal pada umumnya terhadap negara lain yang juga memiliki instrumen investasi sejenis. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Objek penelitian adalah reksadana syariah jenis campuran di Indonesia dan Malaysia (di Malaysia reksadana jenis ini dikenal dengan Asset Allocation - Unit Trust Funds) yang terdaftar pada bloomberg. Pemilihan benchmark negara Malaysia adalah karena Malaysia merupakan pendiri pertama Pasar Modal Syariah dan Malaysia memiliki kesamaan dengan Indonesia yaitu negara dengan mayoritas penduduk muslim. Periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 22 November 2004 hingga 31 Mei 2007. Periode waktu ini dipilih karena salah satu reksadana syariah campuran Indonesia, yaitu Mandiri Investa Berimbang baru berjalan efektif pada 22 November 2004. Pembatasan pada 31 Mei 2007 karena sejak Juli 2007 terjadi krisis subprime mortgage yang berpengaruh pada pasar modal tak terkecuali reksadana syariah dan gejala krisis tersebut telah ada sejak Juni 2007 5. Sehingga bila memasukkan data saat atau setelah krisis tersebut dikhawatirkan akan menimbulkan dampak pada kinerja reksadana yang relatif lebih fluktuatif. 5 www.republikaonline, akses pada 21 April 2008 7

1.6 Metodologi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan 4 parameter risk-adjusted return yaitu indeks Sharpe, indeks Treynor, indeks Jensen dan indeks Modigliani. Metodologi yang digunakan adalah studi literatur dan uji empiris penilaian kinerja reksadana syariah campuran. Data diperoleh dari prospektus reksadana syariah, artikelartikel di berbagai media cetak dan elektronik serta akses data keuangan yang diperoleh dari bloomberg. 1.7 Sistematika Penulisan Kerangka penulisan dalam penelitian ini dibagi secara sistematis menjadi lima bab. Secara garis besar kelima bab tersebut terdiri dari: BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian yang digunakan, serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang studi literatur yang terdiri dari teori reksadana secara umum diikuti dengan acuan teori mengenai reksadana syariah serta metode penilaian kinerja yang digunakan dalam penelitian ini. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data yang digunakan, pengolahannya menjadi data yang dapat dianalisis dan metode penelitian yang digunakan. 8

BAB IV ANALISIS HASIL KESIMPULAN Bab ini berisi tentang uraian hasil pengolahan data yang diperoleh, yaitu analisis dan pembahasan hasil penilaian kinerja reksadana syariah baik Indonesia maupun Malaysia dengan menggunakan penilaian kinerja yang dipilih. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pembahasan akan ditutup dengan kesimpulan dan saran. Kesimpulan ini merupakan ikhtisar dari uraian pada bab-bab sebelumnya. Penelitian ini akan memberikan saran berupa pola investasi berdasarkan evaluasi kinerja dengan menggunakan risk-adjusted return method. Selain itu, bagian ini juga mengungkapkan kelemahan dari penelitian ini serta saran bagi penelitian selanjutnya. 9