Iden Rainal Ihsan Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Islam Nusantara, Jln. Soekarno-Hatta No 530 Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
Pembelajaran Klasifikasi Geometris dari Transformasi Mӧbius Suatu Sarana Penyampaian Konsep Grup

Pembelajaran Klasifikasi Geometris dari Transformasi Möbius

PEMBELAJARAN SISTEM TRANSFORMASI MӦBIUS (M, ) SEBAGAI SARANA MENYAMPAIKAN KONSEP GRUP.

PEMBELAJARAN SISTEM TRANSFORMASI MӦBIUS (M, ) SEBAGAI SARANA MENYAMPAIKAN KONSEP GRUP. Guntur Maulana Muhammad * Dan Iden Rainal Ihsan **

2 G R U P. 1 Struktur Aljabar Grup Aswad 2013 Blog: aswhat.wordpress.com

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

GRUP ALJABAR DAN -MODUL REGULAR SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH: FITRIA EKA PUSPITA

Teorema Dasar Aljabar Mochamad Rofik ( )

BELAJAR MATEMATIKA SECARA AKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING TIPE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING)

GEOMETRI ALJABARIK I: RUANG AFFINE DENIK AGUSTITO

Karakteristik Operator Positif Pada Ruang Hilbert

44. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

TRANSFORMASI MOBIUS 1. Sangadji *

MODUL ATAS RING MATRIKS ( ) Arindia Dwi Kurnia Universitas Jenderal Soedirman Ari Wardayani Universitas Jenderal Soedirman

PEMBELAJARAN FUNGSI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS BUDAYA SUNDA

OPERASI MODIFIKASI ARITMATIKA INTERVAL TERHADAP INVERS MATRIKS INTERVAL

WARP PADA SEBUAH SEGITIGA

Jalan Soekarno-Hatta No. 530 Bandung 2 Program Studi Pendidikan Matematika Universitas FKIP Muhammadiyah Tangerang,

09. Mata Pelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu cabang matematika yang sangat penting

22. MATEMATIKA SMA/MA (PROGRAM IPA)

SILABUS MATAKULIAH. : Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai

09. Mata Pelajaran Matematika

STRUKTUR ALJABAR 1. Winita Sulandari FMIPA UNS

yang Dibangun oleh Ukuran Bernilai Proyeksi

Materi Olimpiade Matematika Vektor Nasional 2016 Jenjang SD:

PENGEMBANGAN TITIK MIQUEL DALAM PADA SEBARANG SEGIEMPAT

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 27

MEMBIASAKAN PESERTA DIDIK BELAJAR MATEMATIKA SECARA AKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DENGAN TUTOR TEMAN SEBAYA

50. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Akuntansi dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

AUTOMORFISME GRAF LENGKAP DENGAN PENDEKATAN TEORI GRUP. Mulyono. Abstrak. ( ), dapat disimpulkan bahwa

MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR

51. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

KISI-KISI SOAL OLIMPIADE MATEMATIA VEKTOR NASIONAL (OMVN) 2015 HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Sistem Bilangan Kompleks (Bagian Pertama)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

1 Mengapa Perlu Belajar Geometri Daftar Pustaka... 1

RENCANA KEGIATAN PERKULIAHAN Kode Mata Kuliah : MAA 526 Nama Mata Kuliah : Analisis Fungsional

B. Tujuan Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN TEOREMA POLYA DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GRAF SEDERHANA YANG TIDAK SALING ISOMORFIS

TEORI GRUP SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

ENUMERASI DIGRAF TIDAK ISOMORFIK

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup

TUGAS GEOMETRI TRANSFORMASI GRUP

Geometri di Bidang Euclid

PENGGUNAAN TRANSFORMASI TIETZE DALAM PERHITUNGAN GENERATOR MODUL HOMOTOPI KEDUA

BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN

GARIS DI LAPANGAN HIMPUNAN BILANGAN BULAT MODULO 17

SILABUS MATA KULIAH : ALJABAR MATRIKS (2 SKS) KODE: MT304. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Matriks dan Operasinya. 1. Pengertian Matriks

FUNGSI KOMPLEKS TRANSFORMASI PANGKAT. Makalah Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fungsi Kompleks. yang diampuh Oleh Ibu Indriati N.H.

KARTU SOAL UJIAN NASIONAL MADRASAH ALIYAH NEGERI PANGKALPINANG

DIAGONALISASI MATRIKS KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

Himpunan dan Fungsi. Modul 1 PENDAHULUAN

Variasi Fraktal Fibonacci Word

BUKU DIKTAT ANALISA VARIABEL KOMPLEKS. OLEH : DWI IVAYANA SARI, M.Pd

IDEAL PRIMA FUZZY DI SEMIGRUP

TEKS UTAMA MATEMATIKA

PENGANTAR GRUP. Yus Mochamad Cholily Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

Kisi Kisi Matematika SMA

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum

Daerah Ideal Utama Adalah Almost Euclidean

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya

GRUP MONOTETIK TOPOLOGI DISKRIT BERHINGGA PADA DUALITAS PONTRYAGIN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

KISI-KISI PENULISAN SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL MATEMATIKA IPA SANGGAR 07 TAHUN 2014/2015

SILABUS PENGALAMAN BELAJAR ALOKASI WAKTU

KARAKTERISTIK G-HOMOMORFISMA SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH MEGA PARAMITASARI

MATA KULIAH : ALJABAR MATRIKS (2 SKS) KODE: MT 304

Candi Gebang Permai Blok R/6 Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

Teorema Jacobson Density

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Keterkaitan Grup Spesial Uniter dengan Grup Spesial Ortogonal

Bab 2. Teori Dasar. 2.1 Erlanger Program Kongruen

KISI-KISI UN MATEMATIKA SMK 2015/2016

KARAKTER REPRESENTASI S n

PROSIDING ISBN : Dhian Arista Istikomah, S.Si, M.Sc 1. Abstrak

IDEAL PRIMA DAN IDEAL MAKSIMAL PADA GELANGGANG POLINOMIAL

P 45 MENINGKATKAN AKTIFITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR

BAB 3 STRUKTUR ALJABAR DAN CONTOH

APOTEMA: Jurnal Pendidikan Matematika. Volume 2, Nomor 2 Juli 2016 p ISSN BILANGAN SEMPURNA GENAP DAN KEPRIMAAN BI LANGAN MERSENNE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BIDANG MATEMATIKA TEKNOLOGI DAN MATEMATIKA NON-TEKNOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah

Aljabar Atas Suatu Lapangan dan Dualitasnya

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA HIMPUNAN KUBIK ASIKLIK DENGAN RECTANGLE

KONGRUENSI PADA SUBHIMPUNAN BILANGAN BULAT

Jurnal Apotema Vol.2 No. 2 62

BAB 4 RUANG VEKTOR EUCLID. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.

KONSTRUKSI SISTEM BILANGAN

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

ANALISIS PERBANDINGAN SKL UN MATEMATIKA SMA TAHUN 2007 s/d 2012 By Pak Anang ( )

Analisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Penulis : Tyas Rangga Kristianto, M.Si. Copyright 2013 pelatihan-osn.com. Cetakan I : Oktober Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.

PELABELAN GRACEFUL DAN PELABELAN RHO TOPI PADA GRAF 8-BINTANG DENGAN UNTUK GENAP

RUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh

Transkripsi:

Jurnal Euclid, vol.3, No.1, p.485 TITIK TETAP (FIXED POINT) PADA TRANSFORMASI M BIUS Iden Rainal Ihsan Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Islam Nusantara, Jln. Soekarno-Hatta No 530 Bandung irainalihsan@uninus.ac.id Abstrak Transformasi M bius merupakan suatu transformasi yang didefinisikan di bidang kompleks yang diperluas ( ). Bentuk dari transformasi M bius didefinisikan dan dituliskan sebagai ( ) = dengan,,, dan Δ =. 0 Secara geometris transformasi M bius memiliki sifat yang istimewa yakni memetakan himpunan garis dan lingkaran kembali menjadi himpunan garis dan lingkaran di. Secara aljabar transformasi M bius juga memiliki sifat yang istimewa, yakni membentuk suatu grup terhadap operasi komposisi. Berdasarkan struktur aljabarnya, grup transformasi M bius dapat ditentukan klasifikasi geometrisnya. Klasifikasi tersebut dilihat dari kelas konjugasi dan juga dari banyaknya titik tetap dan klasifikasi titik tetap itu sendiri. Dalam kaitannya dengan membangun suatu transformasi M bius berdasarkan titik tetap. Pada artikel ini akan dibahas mengenai titik tetap pada transformasi M bius. Kata Kunci : Transformasi M bius, titik tetap. 1. PENDAHULUAN Perkembangan peradaban manusia dari masa ke masa selalu mengalami perubahan, baik itu perubahan dengan cakupan dan implikasi kecil maupun yang besar. Perkembangan peradaban manusia tercatat oleh sejarah beralih dari hal yang relatif sederhana ke hal yang cenderung lebih kompleks. Di pihak atau di sisi lain, perkembangan peradaban dipandang mengalami penyederhanaan beberapa upaya pemenuhan keperluan manusia. Di era moderen, globalisasi, dan kemajuan pesat iptek saat ini dapat terlihat kemudahan-kemudahan yang tidak ada di masa atau zaman dahulu. Kemajuan pesat dapat kita saksikan pada bidang telekomunikasi dan transportasi. Dengan teknologi yang terkini kita dapat berkomunikasi jarak jauh dengan mudah. Dengan ilmu pengetahuan dan

Jurnal Euclid, vol.3, No.1, p.486 teknologi pula transportasi, baik moda transportasi maupun infrastukturnya dapat didesain sedemikian rupa sehingga perjalanan menjadi efektif dan efisien. Masih banyak lagi hal atau bidang yang berkembang sebagai implikasi dari perkembangan iptek. Matematika merupakan bidang ilmu yang cukup memiliki kontribusi dan peran dalam kemajuan iptek atau sains dan teknologi dewasa ini. Sebagaimana kita mengetahui bahwa matematika dapat diaplikasikan di semua bidang, termasuk sains dan teknologi. Matematika dapat berkontribusi dan berperan terhadap kemajuan sains dan teknologi dikarenakan matematika juga mengalami perkembangan. Matematika mengalami perkembangan melalui pengkajian, penelitian, dan pengembangan di beberapa sub bidang. Beberapa ahli matematika ada yang mengkaji bidang aljabar, analisis, geometri, kombinatorika, statistika, matematika terapan dan lain sebagainya. Ada pun ahli yang mengkaji beberapa bidang secara terintegrasi. Terdapat bidang yang dapat dikaji secara aljabar dan geometri, yakni transformasi M bius. Secara geometri, transformasi tersebut dapat dilihat sifatsifat geometrisnya, sedangkan secara aljabar transformasi tersebut dapat dikaji strukturnya yang merupakan grup (Ihsan[1], 2015). Menurut Ihsan[1] (2015) dengan mengkaji kelas konjugasi dari grup transformasi M bius kita dapat mengetahui klasifikasi geometris dari suatu transformasi M bius. Suatu transformasi M bius dapat berupa transformasi parabolic, elliptic, hyperbolic, dan loxodormic. Klasifikasi tersebut juga mengacu pada banyaknya beserta klasifikasi titik tetap (fixed point) dari suatu transformasi M bius. Berdasarkan hal tersebut pada kajian ini akan dibahas mengenai fixed point pada transformasi M bius.

Jurnal Euclid, vol.3, No.1, p.487 2. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, terdapat rumusan masalah pada artikel ini. Rumusan masalah pada artikel ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana pembuktian terorema-teorema terkait titik tetap pada transformasi M bius 2) Bagaimana implikasi teorema-teorema terkait titik tetap transformasi M bius 3. MANFAAT PENULISAN Kajian ini dapat dipandang memiliki manfaat untuk pengembangan teori matematika khususnya di bidang geometri aljabar (algebraic geometri). Berdasarkan kajian dari Ihsan dan Muhammad (2015) pembahasan transformasi M bius dapat dijadikan sarana penyampaian konsep grup. Ihsan[2] (2015) menambahkan klasifikasi geometris dari transformasi M bius dapat pula dijadikan sarana penyampaian konsep grup secara lebih lanjut. Berdasarkan hal tersebut kajian ini dapat mendukung pembahasan-pembahasan sebelumnya sedemikian hingga teori atau bahasan menjadi lebih lengkap. 4. PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dipaparkan pembahasan mengenai inti dari kajian ini yakni mengenai fixed point dan cross ratio pada transformasi M bius. Pada bagian ini terlebih dahulu akan disampaikan transformasi M bius. Pembahasan difokuskan kepada grup transformasi M bius. Grup Transformasi M bius Transformasi M bius adalah suatu transformasi di bidang kompleks yang diperluas ( ) yang didefiniskan sebagai berikut ( ) = + + ;,,,,Δ = 0.. (1)

Jurnal Euclid, vol.3, No.1, p.488 Transformasi M bius secara geometris memiliki keistimewaan yakni memetakan himpunan lingkaran dan garis kembali menjadi lingkaran dan garis. Secara aljabar dapat dikaji struktur aljabarnya. Himpunan semua transformasi M bius (disimbolkan ) merupakan suatu grup terhadap operasi komposisi fungsi. Grup transformasi M bius ( ) dapat dikaji kelas-kelas konjugasinya berdasarkan banyak dan klasifikasi titik tetap. Ihsan[1] (2015) memaparkan bahwa apabila suatu transformasi M bius memiliki satu titik tetap, maka transformasi M bius tersebut diklasifikasikan sebagai transformasi parabolic. Selanjutnya apabila suatu transformasi M bius memiliki dua titik tetap, maka transformasi M bius tersebut dapat diklasifikasikan kedalam tranformasi elliptic atau hyperbolic atau loxodormic tergantung seberapa besar trace matriks yang berkorespondensi dengan transformasi M bius yang dimaksud. Suatu transformasi M bius dapat dikaitkan dengan suatu matriks elemen dari ( ), karena grup ( ) isomorfis dengan grup (Ihsan[1], 2015) Titik Tetap pada Transformasi M bius Suatu transformasi M bius memetakan bilangan kompleks ke bilangan kompleks. Setiap transformasi M bius dapat memetakan suatu bilangan kompleks ke bilangan kompleks yang sama. Misalkan terdapat 0 sedemikian sehingga ( ) =, maka 0 disebut sebagai titik tetap (fixed point) dari transformasi M bius. Misalkan ( ) = = sedemikian sehingga didapat persamaan + ( ) = 0. Persamaan yang didapat adalah merupakan persaman kuadrat sedemikian sehingga persamaan tersebut paling banyak memiliki dua jawaban atau solusi. Dengan demikian suatu transformasi M bius apabila bukan merupakan pemetaan identitas, maka paling banyak memiliki dua titik tetap Terdapat teorema mengenai titik tetap pada transformasi M bius yakni sebagai berikut

Jurnal Euclid, vol.3, No.1, p.489 Teorema 1. Suatu transformasi M bius dapat ditentukan secara tunggal (unik) oleh pemetaan yang dilakukan terhadap tiga titik berlainan di. Bukti. Misalkan,,, kemudian terdapat transformasi M bius dengan ( ) =, ( ) =, dan ( ) =. Kemudian dimisalkan pula terdapat transformasi M bius dengan ( ) =, ( ) = dan ( ) =. Karena merupakan grup, maka setiap transformasi M bius memiliki invers yang juga merupakan transformasi M bius, sedemikian hingga terdapat transformasi 1. Kemudian hasil operasi dari 1 juga merupakan suatu transformasi M bius. Dengan demikian didapat 1 ( ) =, 1 ( ) = dan 1 ( ) =. Berdasarkan hal tersebut transformasi M bius 1 memiliki tiga titik tetap. Sehingga transformasi M bius 1 merupakan transformasi identitas, jadi haruslah =. Dengan demikian suatu transformasi transformasi M bius dapat ditentukan secara tunggal berdasarkan pemetaan tiga titik yang berbeda Implikasi Titik Tetap pada Transformasi M bius Berdasarkan pembuktian yang telah dipaparkan, suatu transformasi M bius dapat diketahui apabila kita mengetahui hasil pemetaan tiga titik berbeda di. Kita dapat membangun suatu transformasi yang bukan merupakan transformasi identitas cukup dengan mendapatkan informasi mengenai hasil pemetaan tiga titik berbeda di. Menurut Ihsan[1] (2015) titik tetap sangat penting dalam menentukan klasifikasi geometris dari transformasi M bius dengan mengguankan konsep cross ratio. 5. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan titik tetap berkontribusi dalam pembahasan transformasi M bius. Dengan diketahuinya hasil pemetaan tiga titik yang berbeda di. Kita dapat mengonstruksi pemetaan atau transformasi M bius secara unik apabila kita mengetahui hasil pemetaan tiga titik yang berbeda.

Jurnal Euclid, vol.3, No.1, p.490 Untuk dapat dihasilkan kajian yang dapat berkontribusi lebih banyak, disarankan untuk melengkapi kajian mengenai transformasi M bius lebih khususnya mengenai sifat-sifat khususnya. Dapat dikaji secara lebih lanjut mengenai kelas konjugasi dari transformasi M bius, cross ratio pada transformasi M bius dan masih banyak lagi. Kemudian dipandang perlu juga untuk mengkaji dan meneliti kontribusi dari transformasi M bius terhadap perkembangan sains dan teknologi. Dapat dikaji misalnya aplikasi transformasi M bius di bidang teknologi dan bidang terapan yang lainnya. Bisa juga dikaji relevansi penyampaian konsep dan kajian transformasi M bius sebagai sarana menyampaikan atau mengajarkan konsep dan esensi dari materi matematika di jenjang formal. DAFTAR PUSTAKA Budhi, W.S. (2003). Langkah Awala Menuju ke Olimpiade Matematika, Jakarta : Ricardo. Ihsan, I.R. (2015). Klasifikasi Geometris dari Transformasi M bius. Tesis ITB Bandung : Tidak diterbitkan Ihsan, I.R. (2015). Pembelajaran Klasifikasi Geometris dari Transformasi M bius, Suatu Sarana Penyampaian Konsep Grup. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY 2015 pada tangal 14 November 2015. Ihsan, I.R. dan Muhammad, G.M. (2015). Pembelajaran Sistem Transformasi M bius ( ) Sebagai Sarana Menyampaikan Konsep Grup. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika NMC V Uninus pada tanggal 30 September 2015. Needham, T. (1997). Visual Complex Analysis, Oxford : Oxford University Press. Olsen, J. (2010). The Geometry of M bius Transformations, Rochester : University of Rochester. Schwerdtfeger, H. (1980). Complex Numbers : Circle Geometry, Moebius Transformations, Non-Euclidean Geometry. New York : Dover Publication Inc.