Dari hasil perhitungan pada tabel 4.4 sampai dengan tabel 4.6, tampak bahwa nilai risiko konsumen yang memenuhi konsep NCR adalah

dokumen-dokumen yang mirip
(FRW) DENGAN BERBAGAI JENIS REKTIFIKASI

SIDANG TUGAS AKHIR HUDAIFAH

LOGO. Sidang Tugas Akhir Analisa Pengaruh Kondisi Incomplete Failure Data Terhadap Profitabilitas Produsen Dalam Strategi Reuse

Model Pengambilan Keputusan Penggantian Komponen Rusak Dengan Komponen Reuse

Kerangka Presentasi. Posisi penelitian ini. Latar Belakang. Critical Review. Perumusan Masalah SIDANG TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS PERIODE GARANSI DAN BIAYA GARANSI UNTUK PRODUK REUSE DENGAN DISTRIBUSI NON HOMOGENEOUS POISSON PROCESS

SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR

PENGARUH EXTENDED WARRANTY DARI RETAILER TERHADAP PERFORMANSI SUPPLY CHAIN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak di bidang produksi barang, terutama barangbarang

PENGGUNAAN ANALISIS KETAHANAN HIDUP UNTUK PENENTUAN PERIODE GARANSI DAN HARGA PRODUK PADA DATA WAKTU HIDUP LAMPU NEON

ANALISIS PENGARUH PENUNDAAN PEMAKAIAN DAN PELAPORAN KERUSAKAN PRODUK TERHADAP PROFITABILITY ITEM RECOVERY

Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

PENGEMBANGAN MODEL PENENTUAN HARGA DALAM SISTEM TUKAR TAMBAH PRODUK BARU DAN PRODUK REUSE DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UNSUR BIAYA GARANSI

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB III SURVIVAL ANALYSIS UNTUK MENGUJI RELIABILITAS PRODUK DAN PENENTUAN GARANSI PRODUK 3.1 Garansi

PENGGUNAAN ANALISIS KETAHANAN HIDUP UNTUK PENENTUAN PERIODE GARANSI DAN HARGA PRODUK PADA DATA WAKTU HIDUP LAMPU NEON

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 4 FORMULASI MODEL

Analisis Perhitungan Biaya Garansi Untuk Produk Dengan Level Multiple Sub-Assemblies (Studi Kasus : Mesin Cuci LG 2 Tabung)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam

3.3.Daerah Layanan DI. Karau 4. Studi Literatur 4.1.Efisiensi Irigasi 4.2.Definisi Efisiensi Irigasi 4.3.Efisiensi Penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sidang Tugas Akhir. Analisis Perhitungan Biaya Garansi Untuk Level Produk Multiple Sub-Assemblies. M. Rofichul Nuril Abshor

PENGEMBANGAN MODEL BIAYA DAN KEUNTUNGAN UNTUK BAN REMANUFAKTUR BERDASARKAN PERSPEKTIF PRODUSEN DAN KONSUMEN

MODEL KEBIJAKAN CAN ORDER PADA DUA ESELON RANTAI PASOK DENGAN SISTEM VENDOR MANAGED INVENTORY

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN PRODUKSI, PRODUKSI ULANG, DAN PEMBUANGAN LIMBAH PADA KASUS PURE BACKORDERING DENGAN PERSEDIAAN PIHAK KETIGA

PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR

Anadiora Eka Putri, Nughthoh Arfawi Kurdhi, dan Mania Roswitha Program Studi Matematika FMIPA UNS

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah menjadi fenomena yang tidak dapat dihindari dalam


Materi #2 TIN315 Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Genap 2015/2016

penggunaan dari minyak tanah, LPG, briket batubara, listrik dan kayu bakar, yang dapat dirumuskan sebagai berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh

ANALISIS KEANDALAN PRODUK DENGAN POLA PENGGUNAAN INTERMITTENT

REPLACEMENT BERHUBUNGAN DENGAN ADANYA SUATU SELEKSI DARI PERALATAN YANG BARU DENGAN YANG SELAMA INI DIGUNAKAN.

MODEL STRATEGI LAYANAN GARANSI UNTUK PRODUK DENGAN POLA PENGGUNAAN INTERMITTENT TESIS

STATISTICS WEEK 7. By: Hanung N. Prasetyo POLTECH TELKOM/HANUNG NP

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri

SURVEI KREDIT PERBANKAN

PROSES MARKOV KONTINYU (CONTINOUS MARKOV PROCESSES)

III KERANGKA PEMIKIRAN

Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang.

OPTIMASI PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN TUBER DAN BOTTOMER DENGAN METODE ANALISIS RELIABILITAS DI PT X

PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI)

PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK MENGHEMAT BIAYA PRODUKSI DAN MENINGKATKAN DAYA SAING UMKM KRIPIK TEMPE PENDAHULUAN

OPTIMASI JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN TENUN UNIT SATU DI PT KSM, YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUJIAN HIPOTESIS. Nurwahyu Alamsyah, S.Kom wahyualamsyah.wordpress.com. D3 - Manajemen Informatika - Universitas Trunojoyo Madura

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN

Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin Pellet di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

CITRA MEREK PRODUK TELEVISI TOSHIBA (Studi Pada Hartono Elektronik Surabaya) SKRIPSI

SURVEI KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah suatu indikator terjadinya perkembangan ilmu pengetahuan

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE DI PT. WAHANA LENTERA RAYA

BIOSTATISTIK HIPOTESIS UNTUK PROPORSI MARIA ALMEIDA ( ) NURTASMIA ( ) SOBRI ( )

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

3 BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki

Gambar 1.1 Umur Peralatan di Indonesia (WMC, 2014)

Model Peningkatan Reliabilitas Produk Kendaraan Bermotor yang Dijual Dengan Garansi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

a b Penawaran : Jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODEL PERSEDIAAN PEMASOK-PEMBELI DENGAN PRODUK CACAT DAN KECEPATAN PRODUKSI TERKONTROL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU

Definisi Metode Numerik

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari profit orientied kepada satisfied oriented agar mampu

Misalkan X peubah acak dengan fungsi distribusi berikut: + x, 0 x < 1. , 1 x < 2. , 2 x < 3. 1, x 3

SENIOR peralatan masak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dengan memanfaatkan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS EKONOMI PENGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN

BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi saat ini, dunia usaha telah berkembang dengan pesat

PEMODELAN KUALITAS PROSES

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SURVEI KREDIT PERBANKAN

KAPASITAS PRODUKSI JUMLAH DAN JENIS OUTPUT MAKSIMUM YANG DAPAT DIPRODUKSI DALAM SATUAN WAKTU TERTENTU. KAPASITAS PRODUKSI DITENTUKAN OLEH KAPASITAS

ANALISA BREAK EVENT POINT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II URAIAN TEORITIS. Sunarto (2001) yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan

KAPASITAS PRODUKSI JUMLAH DAN JENIS OUTPUT MAKSIMUM YANG DAPAT DIPRODUKSI DALAM SATUAN WAKTU TERTENTU. KAPASITAS PRODUKSI DITENTUKAN OLEH KAPASITAS

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Paul Rose Revenue Management Ltd. Santi Purwantini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Tyas Dessandie, Sutanto, dan Pangadi Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta

DISTRIBUSI PROBABILITAS DAN TERMINOLOGI KEANDALAN

IV. METODE PENELITIAN

Fungsi biaya. Biaya tetap (fixed cost) Biaya variabel (variable cost) FC = k VC = f (Q) = vq C = g(q) = FC + VC = k + vq

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi

Analisa Preventive Maintenance System Dengan Modularity Design Pada PT. Surya Pamenang

Transkripsi:

4.2 Perhitungan Risiko Konsumen Perhitungan risiko konsumen dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan (2.2) dan (2.4). Risiko konsumen untuk produk baru dihitung menggunakan persamaan (2.2), sedangkan untuk produk reuse menggunakan persamaan (2.4). Berikut ini merupakan tabel hasil perhitungan nilai risiko konsumen untuk masing-masing pemakaian: Tabel 4.4 Nilai Risiko Konsumen untuk Rumah Tangga a b c d e w2 (tahun) 3.235 3.941 4.661 5.392 6.135 NCR.11.9771.8678.7548.6381 CR2.11.9771.8678.7548.6381 p q r s t w2 (tahun) 3.349 4.43 4.749 5.468 6.198 NCR.11.9771.8678.7548.6381 CR2.11.9681.8542.743.6281 Tabel 4.5 Nilai Risiko Konsumen f g h i j w2 (tahun) 1.611 2.537 3.465 4.394 5.324 NCR.24.21.19.16.13 CR2.24.21.19.16.13 u v w x y w2 (tahun) 1.836 2.736 3.639 4.543 5.448 NCR.24.21.19.16.13 CR2.23.21.18.16.13 Tabel 4.6 Nilai Risiko Konsumen untuk Gabungan k l m n o w2 (tahun) 2.177 3.3 3.888 4.75 5.615 NCR.17.15.14.12.9872 CR2.17.15.14.12.9872 aa ab ac ad ae w2 (tahun) 2.359 3.192 4.29 4.87 5.715 NCR.17.15.14.12.9872 CR2.17.15.13.12.9653 Dari hasil perhitungan pada tabel 4.4 sampai dengan tabel 4.6, tampak bahwa nilai risiko konsumen yang memenuhi konsep NCR adalah nilai risiko dengan menggunakan persamaan f(t). Di sisi lain, pada tabel tersebut juga tampak terdapat perbedaan nilai risiko konsumen untuk produk reuse (CR 2 ) untuk masing-masing metode. nilai CR 2 tersebut merupakan akibat dari perbedaan nilai periode garansi reuse berdasarkan hasil perhitungan menggunakan f(t) dan integral r(t). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perbedaan nilai tersebut masih diijinkan, mengingat ekspektasi jumlah kerusakan yang akan terjadi selama selisih periode tersebut relative kecil (tidak sampai menimbulkan 1 kerusakan). Untuk proses perhitungan selanjutnya, hanya salah satu nilai periode garansi reuse (w 2 ) saja yang akan digunakan. Nilai w 2 yang akan digunakan adalah nilai w 2 yang diperoleh melalui hasil perhitungan berdasarkan persamaan f(t). Hal ini mengacu pada hasil perhitungan nilai CR 2 yang telah dilakukan (karena hanya nilai risiko dengan menggunakan persamaan f(t) yang memenuhi konsep NCR). 4.3 Perhitungan Risiko Produsen Perhitungan nilai risiko konsumen dapat dilakukan dengan persamaan (2.1) dan (2.3). Persamaan (2.1) digunakan untuk menghasilkan nilai risiko produsen produk baru, sedangkan persamaan (2.3) untuk nilai risiko produsen produk reuse. Berikut adalah tabel hasil perhitungan nilai risiko produsen untuk masingmasing pemakaian: Tabel 4.7 Risiko Produsen dengan Menggunakan f(t) a b c d e w2 (tahun) 3.235 3.941 4.661 5.392 6.135 NPR.122.278.3171.43.5467 PR2.468.5664.6757.7887.954 Tabel 4.8 Risiko Produsen dengan Menggunakan f(t) f g h i j w2 (tahun) 1.611 2.537 3.465 4.394 5.324 NPR.2544.514.7686.1.13 PR2.4421.6982.9564.12.15 Tabel 4.9 Risiko Produsen dengan Menggunakan f(t) k l m n o w2 (tahun) 2.177 3.3 3.888 4.75 5.615 NPR.178.3584.5416.7277.9167 PR2.4514.6318.8151.1.12 8

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa nilai risiko produsen mengalami peningkatan untuk setiap periode garansi reuse. Hal ini terjadi akibat pengaruh nilai periode garansi reuse yang semakin meningkat, sehingga akan mempengaruhi nilai reliability produk. Nilai reliability produk akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya periode garansi reuse. Menurunnya nilai reliability ini akan meningkatkan nilai cumulative density function yang akan menyebabkan nilai risiko produsen akan semakin meningkat untuk setiap periode garansi reuse. Di sisi lain, juga terlihat bahwa nilai risiko produsen untuk produk reuse nilainya lebih besar dibandingkan dengan risiko untuk produk baru. Hal ini menunjukkan bahwa tanggung jawab produsen untuk produk reuse akan jauh lebih besar. nilai ini juga terjadinya akibat adanya konsep NCR, yang memperhatikan risiko konsumen. Akan tetapi, pemilihan keputusan reuse tidak hanya akan memperhatikan kepentingan konsumen saja, melainkan juga kepentingan dari segi produsen. Pemilihan scenario reuse nanti, akan mengusahakan agar produsen tidak mengalami kerugian. Hal ini akan ditunjukkan pada pemilihan keputusan reuse dengan mempertimbangkan sisi ekonomi, yang akan dibahas pada subbab selanjutnya. 4.4 Perhitungan Berdasarkan kebijakan yang dipilih (minimal repair, non-renewing FRW, dan hanya memperhatikan kerusakan pertama saja), maka besarnya biaya garansi dapat diperoleh dengan mengunakan persamaan berikut: EC( w) C xf t r (4.1) Berikut ini adalah hasil perhitungan biaya garansi dengan menggunakan persamaan f(t) untuk masing-masing pemakaian: Tabel 4.1 Produk Berdasarkan f(t) tw1 (tahun) R(tw1) F(tw1) w2 (tahun) R(w2) F(w2) 1.998981.119 12 3.235.996195.38483 38 2.997861.2139 214 3.941.99538.496169 496 3.996544.3456 346 4.661.993662.633779 634 4.994933.567 57 5.392.99227.797342 797 5.992936.764 76 6.135.9981.991927 992 1, 1, 8 6 4 a b c d e Gambar 4.1 Produk Berdasarkan f(t) Tabel 4.11 Produk Berdasarkan f(t) tw1 (tahun) R(tw1) F(tw1) w2 (tahun) R(w2) F(w2) 1.99746.254 254 1.611.995878.412177 412 2.99485.515 515 2.537.993396.66425 66 3.9921.79 79 3.465.99754.92463 925 4.989138.1862 1,86 4.394.987898.121233 1,21 5.985894.1416 1,411 5.324.984771.1522891 1,523 1,6 1,4 1, 1, 8 6 4 f g h i j Gambar 4.2 Produk Berdasarkan f(t) Tabel 4.12 Produk Berdasarkan f(t) tw1 (tahun) R(tw1) F(tw1) w2 (tahun) R(w2) F(w2) 1.998225.1775 177 2.177.99618.398185 398 2.996363.3637 364 3.3.994263.573718 574 3.994327.5673 567 3.888.99234.769578 77 4.99231.7969 797 4.75.9987.99125 991 5.98939.161 1,61 5.615.987558.1244194 1,244 1,4 1, 1, 8 6 4 k l m n o Gambar 4.3 Produk Berdasarkan f(t) 9

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.1 sampai tabel 4,12, terlihat bahwa biaya garansi reuse yang harus dikeluarkan untuk pemakaian laundry lebih besar dibandingkan biaya untuk pemakaian rumah tangga. Hal ini dipengaruhi oleh ekspektasi jumlah kerusakan yang terjadi. Seperti dijelaskan pada subbab sebelumnya, ekspektasi jumlah kerusakan untuk pemakaian laundry, niliainya lebih besar dibandingkan pada pemakaian rumah tangga. Secara otomatis, jika ekspektasi jumlah kegagalan sebuah produk tinggi, maka besarnya biaya garansi yang akan dikeluarkan juga akan tinggi. Kondisi ini menunjukkan bahwa model biaya garansi yang dikembangkan sudah dengan kondisi riil yang ada. Di sisi lain, berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, terlihat bahwa nilai biaya garansi untuk produk reuse jauh lebih besar dibandingkan dengan biaya garansi untuk produk baru. Jika melihat hasil perbandingan pada tabel 4.1 sampai 4.12 dan gambar 4.1 sampai 4.3, mungkin produsen akan merasa keberatan untuk menanggung biaya garansi produk reuse yang harus dikeluarkan, mengingat kebijakan garansi yang digunakan adalah FRW (produsen akan menanggung pengeluaran biaya yang digunakan untuk memperbaiki produk jika terjadi kegagalan selama masa garansi). Namun, besarnya biaya garansi untuk produk reuse tersebut tidak bisa dijadikan alasan mutlak para produsen untuk menolak scenario reuse. Selain melalui reliability assessment, keputusan tersebut juga diperoleh dengan mempertimbangkan sisi ekonomi produk, yaitu dengan cara membandingkan kenaikan biaya garansi (dari produk baru ke produk reuse ) yang harus ditanggung dengan ekspektasi profit yang diinginkan produsen 4.5 Evaluasi Reusability Produk Evaluasi reusability produk dilakukan melalui reliability assestment dan evaluasi secara ekonomi. Untuk reliability assesment, sebuah produk dikatakan bisa direuse jika memenuhi 2 syarat berikut: R R * t 1 R * t t 1 2 R (4.2) (4.3) Dimana: t 1 = umur poduk di kehidupan pertama t 2 = rata rata umur produk di kehidupan kedua R(t i ) = keandalan produk pada akhir hidup ke-i R* = nilai ambang batas Dengan membandingkan nilai keandalan untuk siklus hidup pertama dan kedua dengan nilai R* =.9, maka akan diperoleh: Tabel 4.13 Nilai R(t 1 ) dan R(t 1 +t 2 ) untuk Pemakaian Rumah Tangga 2 12.99786117.96524474 4 14.99493347.942892759 6 16.994572.9256513 8 18.98369227.893944 1 2.97393235.8661798 Tabel 4.14 Nilai R(t 1 ) dan R(t 1 +t 2 ) untuk Pemakaian Laundry 2 12.9948547.94977977 4 14.98913834.933228983 6 16.9822992.913281441 8 18.9737876.88958994 1 2.9638378.861939881 Tabel 4.15 Nilai R(t 1 ) dan R(t 1 +t 2 ) untuk Pemakaian Gabungan 2 12.99636334.954447949 4 14.9923146.93698517 6 16.98631993.915318841 8 18.97856521.889132442 1 2.96813578.858241973 Dari hasil perhitungan reliability assesment di atas, terlihat bahwa tidak semua mesin cuci bisa dilakukan reuse. Berdasarkan hasil reliability assessment, terlihat bahwa, hanya mesin cuci dengan nilai reliability bershading hijau saja yang bisa direuse. Sedangkan shading merah pada tabel di atas menunjukkan bahwa mesin cuci tersebut tidak bisa direuse. Selain reliability assesment, evaluasi reusability juga harus memperhatikan segi ekonomi. Sebuah produk bisa direuse secara ekonomi, jika kenaikan biaya garansi yang harus dikelurkan lebih kecil dari ekspektasi profit yang diinginkan. Untuk menghitung besarnya ekspektasi profit, maka dibutuhkan informasi mengenai komponen-komponen biaya produk. Dengan memanfaatkan data hipotesa komponen biaya compressor (Anityasari, 8), maka komponen biaya mesin cuci bisa ditemukan. 1

Tabel 4.16 Komponen Biaya Compressor Lemari Es Komponen Biaya Jumlah ($) CoGS new (biaya produksi) 128 CoGS reuse (biaya produksi) 42.3 market price new 18 market price reuse 126 min profit margin new 51.2 min profit margin reuse 66.56 production cost 121.6 manufacturing cost 48.64 (Sumber: Anityasari, 8) Berdasarkan data pada tabel 4.16, diketahui bahwa proporsi market price reuse sebesar 7% dari market price new, CoGS new sebesar 7 % dari market price new, CoGS reuse sebesar 33.33% dari CoGS new, minimum profit margin new sebesar 4% dari CoGS new, minimum profit margin reuse sebesar 15% dari CoGS reuse, production cost sebesar 95% dari CoGS new, serta proporsi manufacturing cost sebesar 4% dari production cost. Data-data ini digunakan untuk menentukan komponen biaya mesin cuci. Berdasarkan hasil browsing, diketahui bahwa harga mesin cuci merk x sebesar Rp 1,7, (www.klitik.com). Sehingga akan diperoleh komponen biaya untuk mesin cuci adalah sebagai berikut: Tabel 4.17 Komponen Biaya Mesin Cuci Komponen Biaya Jumlah Market price new 1,7, Market price reuse 1,19, CoGS new (biaya produksi) 1,19, CoGS reuse (biaya produksi) 396,7 Min profit margin new 51, Min profit margin reuse 793,3 Production cost 1,13,5 Manufacturing cost 452, Besarnya nilai profit margin dapat diperoleh dengan mengurangkan nilai min profit margin reuse dengan min profit margin new, sehingga akan diperoleh nilai profit margin sebesar Rp 283,3. Setelah mengetahui besarnya profit margin yang diinginkan, maka nilai ini kemudian dibandingkan dengan kenaikan biaya garansi untuk masing-masing pemakaian, seperti yang tertera pada tabel berikut ini: Tabel 4.18 Perbandingan dan Profit Margin Reuse - Profit margin 12 38 279 283,3 4 214 496 282 283,3 2 346 634 288 283,3 2 57 797 291 283,3 2 76 992 286 283,3 1 Tabel 4.19 Perbandingan dan Profit Margin Reuse - Profit margin 254 412 158 283,3 2 515 66 145 283,3 1 79 925 135 283,3 1 1,86 1,21 124 283,3 1 1,411 1,523 112 283,3 1 Tabel 4.2 Perbandingan dan Profit Margin Reuse - Profit margin 177 398 221 283,3 2 364 574 21 283,3 2 567 77 22 283,3 1 797 991 194 283,3 1 1,61 1,244 183 283,3 1 Hasil perbandingan sisi ekonomi tersebut kemudian dibandingkan dengan hasil reliability assesment pada tabel 4.13 sampai 4.15, sehingga akan diperoleh keputusan sebagai berikut: Tabel 4.21 Hasil Perbandingan Reliability Assessment dan Sisi Ekonomi t1 (tahun) t1+t2 (tahun) tw1 (tahun) w2 (tahun) reliability assessment sisi ekonomi keputusan 2 12 1 3.235 reuse reuse reuse 4 14 2 3.941 reuse reuse reuse 6 16 3 4.661 reuse reuse reuse 8 18 4 5.392 tidak reuse tidak 1 2 5 6.135 tidak reuse tidak Tabel 4.22 Hasil Perbandingan Reliability Assessment dan Sisi Ekonomi t1 (tahun) t1+t2 (tahun) tw1 (tahun) w2 (tahun) reliability assessment sisi ekonomi keputusan 2 12 1 1.611 reuse reuse reuse 4 14 2 2.537 reuse reuse reuse 6 16 3 3.465 reuse reuse reuse 8 18 4 4.394 tidak reuse tidak 1 2 5 5.324 tidak reuse tidak Tabel 4.23 Hasil Perbandingan Reliability Assessment dan Sisi Ekonomi t1 (tahun) t1+t2 (tahun) tw1 (tahun) w2 (tahun) reliability assessment sisi ekonomi keputusan 2 12 1 2.177 reuse reuse reuse 4 14 2 3.3 reuse reuse reuse 6 16 3 3.888 reuse reuse reuse 8 18 4 4.75 tidak reuse tidak 1 2 5 5.615 tidak reuse tidak 5. Analisis Numerik Analisis numerik ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumen terhadap model. Analisis numerik pada subbab ini dilakukan dengan mengubah-ubah nilai 11

parameter yang digunakan pada model matematis, baik parameter λ, µ dan θ i. Analisis yang dilakukan meliputi perhitungan periode garansi reuse, biaya garansi, serta evaluasi reusability produk. Berikut ini adalah hasil perbandingan analisis numerik untuk trial λ dan µ untuk contoh pemakaian rumah tangga. 5.1 Trial Nilai λ Untuk analisis numerik, nilai λ yang digunakan merupakan kelipatan ¼ (kondisi 1), ½ (kondisi 2), 2 kali (kondisi 3) dan 4 kali lipat (kondisi 4) dari nilai λ hasil survei yang telah dilakukan sebelumnya. Berikut ini adalah hasil trial λ untuk contoh pemakaian rumah tangga: Tabel 5.1 Nilai Reliability Assestment Berdasarkan Trial Nilai λ Rumah Tangga Kondisi 1 2 12.99796.98875 4 14.995712.974793 6 16.99367.967421 8 18.989834.95861 1 2.98583.948192 Tabel 5.2 Perbandingan Sisi Ekonomi Berdasarkan Trial Nilai λ Rumah Tangga Kondisi 1 tw1 (tahun) w2 (tahun) R(tw1) R(w2) F(tw1) F(w2) - EC (tw1) Profit Margin 1 1.913.998994.9985.162.19484 11 195 94 283,8 2 2.82.99796.9979.241.2956 24 291 87 283,8 3 3.694.996874.9968.31259.39226 313 392 8 283,8 4 4.589.995712.99498.42876.5169 429 52 73 283,8 5 5.485.994451.9938.55489.6235 555 62 65 283,8 Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 5.1 dan 5.2, tampak bahwa untuk kondisi 1, mesin cuci bisa direuse selama masih berada pada umur kesepuluh pada siklus hidup pertama. Tabel 5.3 Nilai Reliability Assestment Berdasarkan Trial Nilai λ Rumah Tangga Kondisi 2 2 12.997927.97443 4 14.995453.96441 6 16.992196.951542 8 18.987782.936284 1 2.981848.91851 Tabel 5.4 Perbandingan Sisi Ekonomi Berdasarkan Trial Nilai λ Rumah Tangga Kondisi 2 tw1 (tahun) w2 (tahun) R(tw1) R(w2) F(tw1) F(w2) - EC (tw1) Profit Margin 1 2.432.99899.99744.115.2563 11 256 155 283,8 2 3.253.997927.99645.273.35519 27 355 148 283,8 3 4.79.996764.99534.32361.46587 324 466 142 283,8 4 4.91.995453.9949.45474.5995 455 591 136 283,8 5 5.747.993946.99266.6544.73359 65 734 128 283,8 Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 5.3 dan 5.4, tampak bahwa untuk kondisi 2, mesin cuci bisa direuse selama masih berada pada umur kesepuluh pada siklus hidup pertama. Tabel 5.5 Nilai Reliability Assestment Berdasarkan Trial Nilai λ Rumah Tangga Kondisi 3 2 12.99773.93454 4 14.993897.91987 6 16.986991.861615 8 18.975566.81293 1 2.958297.75632 Tabel 5.6 Perbandingan Sisi Ekonomi Berdasarkan Trial Nilai λ Rumah Tangga Kondisi 3 tw1 (tahun) w2 (tahun) R(tw1) R(w2) F(tw1) F(w2) - EC (tw1) Profit Margin 1 4.254.998964.99322.1356.67791 14 678 574 283,8 2 4.87.99773.99156.2273.84367 227 844 617 283,8 3 5.385.99614.98953.38961.14699 39 1,47 657 283,8 4 5.985.993897.9876.6133.129424 61 1,294 684 283,8 5 6.67.9992.9846.9797.159352 98 1,594 686 283,8 Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 5.5dan 5.6, tampak bahwa untuk kondisi 3, mesin cuci hanya bisa direuse sampai umur keempat pada siklus hidup pertama. Tabel 5.7 Nilai Reliability Assestment Berdasarkan Trial Nilai λ Rumah Tangga Kondisi 4 2 12.997468.88333 4 14.991829.825449 6 16.981.754829 8 18.959525.673351 1 2.927791.584152 12