ESTIMASI PRODUKSI PERIKANAN DAN KUNJUNGAN KAPAL DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI WONOKERTO, KABUPATEN PEKALONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT PEMANFAATAN FASILITAS DASAR DAN FUNGSIONAL PELABUHAN PERIKANAN PANTAI WONOKERTO KABUPATEN PEKALONGAN

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 6 Sebaran daerah penangkapan ikan kuniran secara partisipatif.

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NELAYAN GILLNET KAPAL MOTOR DAN MOTOR TEMPEL DI PPP TEGALSARI, KOTA TEGAL

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

HUBUNGAN FREKUENSI KEBERANGKATAN KAPAL 3 GT DENGAN JUMLAH LOGISTIK MELAUTNYA DI PPI DUMAI PADA MUSIM BARAT DAN MUSIM TIMUR ABSTRAK

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Study Catches of Decpterus Fish (Decapterus Sp) With The Arrested Purse Seine in Samudera Fishing Port (Pps) Lampulo

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

3 METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Selain sebagai tempat penjualan ikan, wilayah sekitar TPI Cilauteureun ini dikenal sebagai tempat wisata alam pantai yaitu Pantai Santolo yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. udang, kakap, baronang, tenggiri, kerang, kepiting, cumi-cumi dan rumput laut yang tersebar

BAB III BAHAN DAN METODE

ANALISIS KEBUTUHAN PERBEKALAN KAPAL PENANGKAP IKAN DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TASIKAGUNG, REMBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KECENDERUNGAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN LAUT HALMAHERA TAHUN Adrian A. Boleu & Darius Arkwright

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL. Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perikanan skala kecil. Menurut Hermawan (2005) cit. Rahmi,dkk (2013), hanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERAMALAN KETERSEDIAAN IKAN HASIL TANGKAPAN DI PPP BLANAKAN, KABUPATEN SUBANG BENI PRAMAYOGA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.3 Metode Penelitian

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN ALAT TANGKAP MINI PURSE SEINE 9 GT DAN 16 GT DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) MORODEMAK, DEMAK

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan

ANALISIS TINGKAT PEMANFAATAN DAN KEBUTUHAN FASILITAS FUNGSIONAL PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) MUNCAR, KABUPATEN BANYUWANGI, JAWA TIMUR

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI AREA

PERBANDINGAN METODE AUTOREGRESI DAN AUTOKORELASI SERTA SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

ANALISIS HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE WARING UNTUK PELESTARIAN SUMBERDAYA IKAN TERI (Stolephorus devisi) DI PERAIRAN WONOKERTO, KABUPATEN PEKALONGAN

PEMETAAN DAERAH YANG TERGENANG BANJIR PASANG AKIBAT KENAIKAN MUKA AIR LAUT DI PESISIR KOTA TEGAL

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA)

PELABUHAN PERIKANAN PANTAI REMBANG

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perairan yang mengandung

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2000

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Jumlah Armada Penangkapan Ikan Cirebon Tahun Tahun Jumlah Motor

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

BAB I PENDAHULUAN. dari laut pesisir, laut lepas, teluk dan selat. Dari luas laut sebesar itu di dalamnya

Catch per unit effort (CPUE) periode lima tahunan perikanan pukat cincin di Kota Manado dan Kota Bitung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI UNTUK SEKTOR PERIKANAN DI PROVINSI GORONTALO

Penangkapan Tuna dan Cakalang... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KEBUTUHAN PERBEKALAN DAN FASILITAS FUNGSIONAL DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) TEGALSARI, KOTA TEGAL

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

2 GAMBARAN UMUM UNIT PERIKANAN TONDA DENGAN RUMPON DI PPP PONDOKDADAP

EFISIENSI WAKTU PENDARATAN IKAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN JARING INSANG DI PPI DUMAI. Fitri Novianti 1) Jonny Zain 2) dan Syaifuddin 2)

PERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN BERAS KOTA BENGKULU. Sarina 1 dan Hermawati 2

6 KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN JUMLAH ES DI PPS CILACAP

Keywords: Agam regency, contribution, fisheries sector, Tiku fishing port

3. METODOLOGI PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

ABSTRACT. KAHARUDDIN SHOLEH. The Analysis of Ship Visits, Production and Fish Prices Relationship at Brondong Fishing Port. Under Supervision of EKO

ANALISIS EKONOMI PERIKANAN YANG TIDAK DILAPORKAN DI KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA I. PENDAHULUAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS: RINGKASAN EKSEKUTIF Nama: Yuniar Ardianti

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN Pelabuhan Perikanan. Pengertian pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Ayodhyoa, Lokasi dan Fasilitas Pelabuhan Perikanan. Bagian Penangkapan Ikan Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. 29 halaman.

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lokasi penelitian di UPPPP Muncar dan PPN Pengambengan Selat Bali (Bakosurtanal, 2010)

ANALISIS PENGELOLAAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TASIKAGUNG KABUPATEN REMBANG UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP

ANALISIS BIOEKONOMI PERIKANAN CUMI-CUMI (Loligo sp) DI PERAIRAN KOTA TEGAL

*) Penulis Penanggungjawab

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Transkripsi:

Akuatik- Jurnal Sumberdaya Perairan Volume 1. Nomor. 1. Tahun 216 1 ISSN 1978-1652 ESTIMASI PRODUKSI PERIKANAN DAN KUNJUNGAN KAPAL DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI WONOKERTO, KABUPATEN PEKALONGAN Fisheries Production and Boat Arrival Frequency Forecasting in Wonokerto Coastal Fishing Port, Pekalongan Ratri Sundari 1, Dian ANN. Dewi 1 1 Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 5275, Telp/Fax. +6224 7474698 (email: ratrisundari@gmail.com dan ayunita_dian@yahoo.com) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memprediksikan jumlah kunjungan perahu <7GT dan kapal <1GT serta jumlah produksi perikanan dari tahun 215 hingga di PPP Wonokerto. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 215. Metode penelitian ini adalah metode survei. Analisa data menggunakan metode forecasting dengan pendekatan seasonal adjustment. Data yang digunakan adalah data sekunder produksi perikanan tahun 28-214 dan kunjungan kapal di PPP Wonokerto tahun 211-214. Hasil analisis forecasting jumlah kunjungan perahu <7GT mengalami penurunan sebesar 6-8% dan kapal motor <1GT mengalami kenaikan sebesar 6-8% sedangkan jumlah produksi naik,3% setiap tahunnya. Disimpulkan bahwa kunjungan kapal yang akan meningkat jumlahnya pada 5 tahun ke depan adalah kapal motor ukuran <1 GT dan diikuti pula dengan kenaikan produksi perikanan di PPP Wonokerto. Keywords: Produksi, Kunjungan Kapal, Seasonal Adjustment Forecasting; PPP Wonokerto ABSTRACT This research was conducted in April 215. The research objectives were to predicted boat <7 GT and ship <1 GT arrival frequency and fishery production in Wonokerto Coastal Fishing Port from 215-119. The research method was survey. Used forecasting analysis with seasonal adjustment. Secondary data used fisheries production since 28 until 214 and boat arrival frequency from 211-214. Results from analysis of <7 GT boat arrival frequency forecasting was decreasing from 6-8% per year. Otherwise, ship arrival frequency <1 GT increase 6-8% per year. Forecasting of fishery production increase,3% every year. Conclusion of this research was boat and ship arrival frequency wich are going to increase for next 5 years is <1GT ship and it will be followed by fisheries production increasing in Wonokerto Coastal Fishing Port. Keywords :Production; Boat Arrival Frequency, Seasonal Adjustment Forecasting, Wonokerto Coastal Fishing Port PENDAHULUAN Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Wonokerto awalnya merupakan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) yang merupakan pelabuhan tipe D dan diresmikan pada tahun 1986, kemudian mulai operasional menjadi PPP atau naik tingkat menjadi pelabuhan tipe C pada tahun 21. Peningkatan status tersebut terdapat pada Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 38 Tahun 28 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah. Alat tangkap yang dominan di PPP Wonokerto adalah gillnet. Armada penangkapan yang dominan adalah perahu motor tempel yang ukurannya di bawah 7 GT. Rata-rata jumlah kunjungan perahu <7GT dari tahun 211-214 adalah sebesar 392 unit armada penangkapan, dan kunjungan kapal >1GT adalah sebesar 1417 unit per tahun (Dinas Perikanan dan Peternakan 214). Jenis-jenis ikan yang dominan didaratkan di PPP Wonokerto merupakan jenis ikan konsumsi seperti ikan teri (Stolephorus spp), ikan peperek (Leiognathus equulus), ikan kuniran (Upeneus sulphureus) dan cumi (Loligo sp) (PPP Wonokerto 214). Berdasarkan data produksi dari tahun 28-214, rata-rata produksi perikanan di PPP Wonokerto sebesar 645.34 kg per tahun. Distribusi hasil perikanan bukan hanya di kawasan lokal saja, tetapi juga antar kabupaten seperti Kabupaten Batang, Kota Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga, bahkan sampai antar provinsi seperti Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Lampung. Perubahan status Pelabuhan Wonokerto dari PPI menjadi PPP menarik untuk diteliti tentang prediksi kunjungan kapal dan produksi perikanannya. Tujuan dari penelitian ini adalah memprediksikan dan menganalisis jumlah kunjungan kapal ukuran <7 GT dan >1 GT, serta jumlah produksi perikanan di PPP Wonokerto untuk tahun 215-. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 215 di PPP Wonokerto Jawa Tengah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey (Creswell 21). Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data sekunder yang terdiri dari Profil PPP Wonokerto

Kunjungan Perahu Motor (unit) Kunjungan Perahu Motor (unit) Akuatik-Estimasi Produksi Perikanan dan Kunjungan Kapal di Pelabuhan Perikanan Pantai Wonokerto, 2 dari tahun 214 dan data laporan tahunan berupa jumlah kunjungan kapal dari tahun 211-214 dan jumlah produksi dari tahun 28-214 dari Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Analisis forecasting jumlah kunjungan kapal dan ukuran kapal motor tempel <7 GT dan >1 GT untuk tahun 215- berdasarkan data tahun 211-214 berupa data bulanan yang dikonversi menjadi data per tiga bulan (triwulan). Sedangkan data produksi perikanan tangkap menggunakan data total produksi tahunan. Pendekatan prediksi dengan penyesuaian musim dilakukan dengan pertimbangan pola dari data sekunder yang bertipe musiman dan diperlukan analisis forecasting dengan menggunakan analisis time series pola seasonal adjustment. Kondisi cuaca dan musim yang tidak menentu sangat mempengaruhi kegiatan penangkapan ikan, oleh karena itu dalam penelitian ini langkah yang dianggap paling tepat adalah melakukan peramalan kondisi perikanan dengan pola musiman atau seasonal adjustment. Seasonal adjustment digunakan untuk memprediksikan kunjungan kapal dan jumlah produksi perikanan untuk kurun waktu 5 tahun yang akan datang yaitu tahun 215- di PPP Wonokerto. Menurut Yusri (29), persamaan trend garis lurus rata-rata triwulan didapatkan dengan rumus: dimana: Y = Nilai ramalan untuk tahun x dimana yang akan datang a = Tingkat dari serial yang diperhalus yang dihitung dalam periode waktu terkini b = Nilai dari komponen trend yang dihitung dalam periode waktu terkini x = Jumlah tahun sampai dimasa yang akan datang e = Error Perhitungan untuk mengetahui peramalan kunjungan kapal dan produksi perikanan di PPP Wonokerto dilakukan dengan penyesuaian musim (seasonal adjustment). Formulasi untuk analisis forecasting digunakan analisis trend linier menggunakan faktor musiman (seasonal factor). Rumus penghitungan faktor musim (seasonal factor) dan penyesuaian musim (seasonal adjustment) menurut Heizer and Render (211) adalah sebagai berikut: dimana: Si = Seasonal factor Di = demand per quarter D = Total demand HASIL Kondisi Umum Lokasi Penelitian Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Wonokerto terletak di Desa Tratebag, Kecamatan Wonokerto Kabupaten Dapat ditempuh dari Jalur Pantura depan pasar Wiradesa sekitar 7 km ke arah utara. Secara geografis wilayah PPP Wonokerto berada pada koordinat 6º54 16,3 LS dan 19º37 45,9 sampai 19º47 1,2 BT dengan batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut : Utara : Laut Jawa Barat : Desa Semut Timur : Desa Wonokerto Kulon Selatan : Desa Rowoyoso dan Desa Bebel Wilayah pesisir pantai mempunyai lebar pantai 4 mil, dengan demikian luasan wilayah perairan lautnya mencapai sekitar 75,5 km², sesuai dengan nota kesepakatan bersama (MoU) dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah bahwa lahan yang dapat dikelola dan dikembangkan bersama dalam wilayah pelabuhan adalah seluas 13.142 m² (Pemerintah 215). Kunjungan Kapal di PPP Wonokerto Berdasarkan data sekunder Tahun 211-214 jumlah kunjungan perahu motor <7 GT dan kapal motor >1 GT adalah sebagai berikut: Data yang digunakan adalah data kunjungan perahu motor dan kapal motor per bulan yang dikonversi menjadi data triwulan. Sehingga dapat menggambarkan grafik musim penangkapan secara periodik. Forecasting jumlah kunjungan kapal 18 16 14 A. Kunjungan Perahu Motor <7 GT Tahun 211-214 6 B. Kunjungan Kapal Motor >1 GT Tahun 211-214 12 1 8 6 4 2 211 212 213 214 4 3 2 1 211 212 213 214 Wulan 1 Wulan Wulan Wulan 2 3 4 Wulan 1 Wulan 2 Wulan 3 Wulan 4 Gambar 1. Jumlah Kunjungan Perahu Motor <7GT dan Kapal Motor Tahun 211-214 di PPP Wonokerto

jumlah kapal (unit) Jumlah kunjungan kapal (unit) jumlah kapal (unit) Akuatik-Estimasi Produksi Perikanan dan Kunjungan Kapal di Pelabuhan Perikanan Pantai Wonokerto, 3 Hasil analisis forecasting jumlah kunjungan kapal dan ukuran kapal motor tempel <7 GT dan >1 GT untuk tahun 215- berdasarkan data tahun 211-214 dapat dilihat pada Gambar 1. Hasil prediksi kunjungan perahu motor dan kapal motor per periode wulan ditunjukkan dengan Gambar 2. Sedangkan Gambar 3, menggambarkan gabungan grafik total kunjungan perahu motor dan kapal motor per tahun dari Tahun 211-214 dan prediksi total kunjungan per tahun untuk periode 215-. Forecasting produksi perikanan Berdasarkan Gambar 2, grafik estimasi produksi perikanan dengan menggunakan metode seasonal adjustment atau penyesuaian musim, jumlah produksi terendah terletak pada triwulan 1, yaitu bulan Januari, Februari dan Maret. Hal tersebut dipengaruhi oleh musim pada bulan tersebut yang masuk pada musim hujan dan gelombang tinggi. Banyak nelayan yang tidak melakukan operasi penangkapan ikan karena tidak berani mengambil resiko dengan adanya gelombang yang tinggi. Musim dengan produksi tertinggi adalah pada triwulan 2 yaitu pada bulan April, Mei dan Juni. Akhir Maret sampai awal April nelayan mulai melakukan operasi penangkapan karena cuaca sudah mendukung dan gelombang sudah kembali A. Estimasi jumlah kunjungan perahu motor tempel <7GT dengan penyesuaian musim normal. Hasil analisis forecasting produksi perikanan untuk tahun 215- berdasarkan data tahun 28-214 dapat dilihat pada Gambar 3. PEMBAHASAN Analisis Kunjungan Perahu Motor <7 GT dan Kapal Motor >1 GT Tahun 211-214 Kunjungan perahu motor <7 GT Tahun 211 sampai 214 per wulan mengalami fluktuasi yang cukup beragam. Pada wulan I (pertama) Tahun 211 kunjungan perahu motor <7GT sebanyak 1157 unit dan naik sebesar 9,5% pada wulan II (kedua). Sedangkan pada Tahun 212, kunjungan perahu motor dari wulan I ke Wulan II naik 7,6%. Namun pada wulan I ke wulan II di Tahun 214 kenaikan jumlah kunjungan perahu motor <7 GT hanya 4,5%. Jumlah kunjungan perahu motor pada wulan II ke wulan III dari Tahun 211-214 adalah -9,2% sampai -4,7%. Dan penurunan jumlah perahu motor yang paling banyak terjadi pada wulan III ke wulan IV Tahun 212 sebesar -1,6%. Namun pada wulan yang sama di tahun berikutnya naik sebesar 1 sampai 2,6%. Jumlah total kunjungan perahu motor Tahun 211 sebanyak 4933 unit dan menurun menjadi 3355 unit dan 313 pada tahun selanjutnya. Ini menunjukkan bahwa adanya trend penurunan jumlah kunjungan perahu motor <7 GT di PPP Wonokerto. B. Estimasi jumlah kunjungan kapal motor inboard <1GT dengan penyesuaian musim 11 9 7 169 15 94 875 816 796 81 767 748 732 699 717 687 651 668 643 63 618 599 554 wulan 1 wulan 2 wulan 3 wulan 4 215 216 217 218 7 6 4 3 688 64 645 6 62 582 561 56 546 521 517 51 481 469 474 439 437 41 381 352 wulan 1 wulan 2 wulan 3 wulan 4 215 216 217 218 Gambar 2. Grafik Estimasi Kunjungan Perahu Motor tempel <7GT dan Kapal Motor Inboard >1 GT dengan Penyesuaian Musim di PPP Wonokerto Tahun 215-4933 Motor Tempel < 7 GT 4 4328 Motor Inboard < 1 GT 3 2 1 3355 3413 313 326 3 2793 2586 2375 2231 283 1935 1787 1668 1576 1246 1177 211 212 213 214 215 216 217 218 Gambar 3. Grafik Total Kunjungan Kapal per tahun di PPP Wonokerto Tahun 211-214 dan Prediksi Total Kunjungan per tahun dari 215-

Akuatik-Estimasi Produksi Perikanan dan Kunjungan Kapal di Pelabuhan Perikanan Pantai Wonokerto, 4 Kunjungan kapal motor >1 GT pada Tahun 211 hingga 214 secara total menunjukkan peningkatan. Tahun 211 total kunjungan tercatat sejumlah 1246 unit dan Tahun 214 sejumlah 1576 unit. Sedangkan total kunjungan per wulan berfluktuasi naik dan turun. Kunjungan kapal motor >1 GT pada wulan I menuju wulan II naik sebesar 6,1% jumlahnya pada Tahun 211 dan naik sebesar 1% pada wulan yang sama di Tahun 213. Sedangkan pada Tahun 212 dan 214, kunjungan kapal motor turun sebesar 8,4% dan 2,3%. Perubahan jumlah kunjungan kapal motor di PPP Wonokerto pada wulan II menuju wulan III cenderung menurun bervariasi dari -2,5% (211); -7,4% (212); -6,2% (213) dan -5,2% (214). Namun anomali terjadi pada Tahun 211, wulan III ke wulan IV angka kunjungan kapal motor naik sebesar 34% dibandingkan pada selang yang sama di tahun berikutnya yang cenderung menurun 8,4% hingga 1,7%. Namun secara trend, kunjungan kapal motor >1 GT mengalami kenaikan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.1 Tahun 24 tentang Pelabuhan Perikanan pasal 1 ayat 3 Pelabuhan Perikanan dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.8 Tahun 212 tentang Kepelabunan Perikanan pasal 8, Pelabuhan Perikanan Tipe C minimal mampu menampung kapal sebanyak 3 unit atau >3 GT. Perhitungan untuk jumlah kapal yang berkunjung di PPP Wonokerto untuk perahu motor <7 GT dan kapal motor >1 GT dari tahun 211-214 rata-rata per hari hanya 2 unit kapal. Berarti masih diperlukan usaha agar tingkat kunjungan perahu dan kapal motor dapat meningkat. Analisis Forecasting Kunjungan Perahu Motor <7 GT dan Kapal Motor >1 GT Berdasarkan prediksi kunjungan perahu motor dan kapal motor dengan pendekatan seasonal adjustment atau metode penyesuaian musim (Gambar 2), musim puncak terletak pada wulan II yaitu bulan April, Mei dan Juni. Banyaknya kapal yang melaut disebabkan oleh redanya gelombang di laut dan sudah memasuki musim kemarau sehingga kapal sudah bisa melakukan proses penangkapan. Pendekatan musim terendah terletak pada Wulan III dan IV yaitu bulan Juli, Juni, Agustus, Oktober, November, dan Desember. Pada bulan-bulan ini sudah mulai terjadi gelombang tinggi sehingga hanya beberapa kapal yang melakukan operasi penangkapan. Kunjungan kunjungan perahu dan kapal motor pada triwulan kedua menunjukkan peningkatan sehingga hasil tangkapan yang didaratkan pada musim tersebut turut meningkat. Diperlukan peran dari pengelola pelabuhan untuk mendatangkan banyak bakul dari luar daerah agar terjadi persaingan harga sehingga harga ikan akan tetap stabil walaupun dengan jumlah ikan yang melimpah. Estimasi Produksi Berdasarkan Musiman 4 43327 4 397188 3 361168 351281 215 3 2 2 31798 284957 259115 233274 27432 325149 28913 32273 292866 263658 234451 31344 287346 261288 235229 29171 216 217 218 1 wulan 1 wulan 2 wulan 3 wulan 4 Gambar 4. Grafik Estimasi Produksi Perikanan Musiman di PPP Wonokerto Tahun 215-1,2, 1,, 8, 6, 4, 2, 995,29 93625 654256 658733 66329 587812 489,468 54579 656494 66971 525,96 443,157 estimasi produksi 28 29 21 211 212 213 214 215 216 217 218 Gambar 5. Grafik Total Produksi dan Estimasi Total Produksi Perikanan per Tahun di PPP Wonokerto Tahun 215-

Akuatik-Estimasi Produksi Perikanan dan Kunjungan Kapal di Pelabuhan Perikanan Pantai Wonokerto, 5 Berdasarkan Gambar 2, hasil prediksi untuk jumlah kunjungan perahu perahu motor tempel <7 GT tahun 215- mengalami penurunan sebesar 6-8% setiap tahunnya. Sedangkan, kunjungan kapal motor inboard >1 GT mengalami peningkatan sebesar 6-8% setiap tahunnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya penurunan perahu <7 GT adalah karena wilayah perairan Pantai Utara Jawa diasumsikan sudah mendekati overfishing sehingga fishing ground semakin jauh. Akibat dari fishing ground yang semakin jauh, armada penangkapan yang digunakan bukan lagi perahu-perahu kecil tetapi berganti menjadi kapal. Hal ini selaras dengan hasil estimasi kapal motor inboard yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Namun secara total kunjungan per hari dari perahu motor dan kapal motor hasil prediksi dengan analisis forecasting seasonal adjustment menurun dari 2 unit armada menjadi 17 unit armada penangkapan. Ini menjadi masukan untuk pihak pengelola agar dapat melakukan peningkatan pelayanan sehingga penurunan kunjungan kapal tidak terjadi. Mengingat salah satu persyaratan teknis untuk Pelabuhan Perikanan Tipe C menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.8 Tahun 212 tentang Kepelabunan Perikanan pasal 8a minimal mampu menampung kapal sebanyak 3 unit atau >3 GT. Analisis Forecasting Total Produksi Perikanan Tahun 215- Total produksi perikanan dari tahun 28-214 rata-rata sebesar 645.34 kg per tahun. Berdasarkan data produksi perikanan tahun 28-214 (Gambar 4), tahun 29 produksi perikanan di PPP Wonokerto menurun sebesar 34% dibandingkan tahun 28. Namun tahun 211 dan 212 mengalami kenaikan jumlah produksi 5,5 sampai 8% dari tahun sebelumnya. Tahun 214 hasil catatan dari pihak PPP Wonokerto menunjukkan kenaikan cukup besar yaitu 26,1% dari tahun 213 sebanyak 385,5 kg atau,38 ton. Rata-rata produksi per tahun dari Tahun 28-214 adalah 645,3 ton. Jika dihitung rata-rata produksi per bulan 53,77 ton dan per hari adalah 2,15 ton. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.8 Tahun 212 tentang Kepelabunan Perikanan pasal 8b kriteria opersional, Pelabuhan Perikanan Tipe C minimal mampu melakukan bongkar muat rata-rata 5 ton per hari. Berdasarkan hasil analisis dapat diprediksikan bahwa produksi ikan di PPP Wonokerto hingga lima tahun mendatang tahun 215- akan terus meningkat sebesar,3 % setiap tahunnya. Namun hasil forecasting menunjukkan secara rata-rata produksi hanya 2,2 ton produksi perikanan per hari. Ini tentunya masih jauh dari persyaratan operasional Pelabuhan Perikanan Tipe C. Peningkatan produksi PPP Wonokerto akan terjadi apabila jumlah kunjungan kapal yang mendaratkan hasil tangkapan juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dengan adanya peningkatan jumlah produksi perikanan maka akan meningkatkan pemasukan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kabupaten Tentunya hal ini juga menuntut pihak pengelola Pelabuhan Perikanan Pantai Wonokerto agar meningkatkan kualitas pelayanan. Sehingga nelayan dan juga bakul maupun konsumen yang lain akan tertarik untuk melakukan kegiatan perdagangan perikanan di PPP Wonokerto. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Forecasting jumlah kunjungan perahu <7GT di Pelabuhan Perikanan Pantai Wonokerto untuk 5 tahun kedepan tahun 215- menurun 6-8% dan kapal <1GT meningkat sebesar 6-8% setiap tahunnya. 2. Forecasting jumlah produksi perikanan di Pelabuhan Perikanan Pantai Wonokerto untuk 5 tahun kedepan tahun 215- meningkat sebesar,3% setiap tahunnya. DAFTAR PUSTAKA Creswell JW. 21. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif & Mixed. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Dinas Perikanan dan Peternakan. 29. Laporan dan Peternakan Kabupaten. 21. Laporan dan Peternakan Kabupaten. 211. Laporan dan Peternakan Kabupaten. 212. Laporan dan Peternakan Kabupaten. 213. Laporan dan Peternakan Kabupaten. 214. Laporan dan Peternakan Kabupaten. 215. Laporan dan Peternakan Kabupaten Heizer J and B Render. 211. Principles of Operations Management 5 th Edition. Prentice Hall, Inc. Upper Saddle River, New Jersey U.S. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan NO.1/Tahun 24 tentang Pelabuhan Perikanan. Pemerintah Kabupaten 215. Kondisi Umum Geografis. (http://www.pekalongankab.go.id diakses pada tanggal 13 Januari 215 pukul 8.4 WIB tentang pelelangan ikan). Peraturan Menteri kelautan dan Perikanan No.8/Tahun 212 tentang Kepelabuhanan Perikanan Yusri. 29. Statistika Sosial Aplikasi dan Interpretasi. Graha Ilmu. Yogyakarta.