II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa untuk lebih berinteraksi dengan sumber belajar, sehingga siswa

dokumen-dokumen yang mirip
LKS XI MIA KELOMPOK :... ANGGOTA :

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

LEMBARAN SOAL 5. Pilih satu jawaban yang benar!

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : SMA N 1 Mertoyudan

BAB I PENDAHULUAN Rika Novi Marantika, 2014 Profil Model Mental Siswa Pada Penentuan H Reaksi Penetralan Dengan Tdm-Iae

Kekekalan Energi energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

TERMOKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

Termokimia. Abdul Wahid Surhim 2014

BAB I PENDAHULUAN. energi yang ditinjau dari aspek struktur dan kereaktifan senyawa. Struktur dan

H = H hasil reaksi H pereaksi. Larutan HCl

II. TINJAUAN PUSTAKA. apabila menginginkan suatu keberhasilan pengajaran, hal ini karena sumber

TERMOKIMIA. STANDART KOMPETENSI; 2. Memahami perubahan energi dalam kimia dan cara pengukuran. ENTALPI DAN PERUBAHANNYA

WEEK 8,9 & 10 (Energi & Perubahan Energi) TERMOKIMIA

BAB IV TERMOKIMIA A. PENGERTIAN KALOR REAKSI

KELOMPOK 3: Alfiyyah Azhar Ulfah Baby Putri Azahra Dede Fansuri Enggar triyasto pambudi Umi zulia.b Waisul kurni

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan paparan yang dikemukakan Association for Education and Communication

TERMOKIMIA. Sistem terbagi atas: 1. Sistem tersekat: Antara sistem dan lingkungan tidak dapat terjadi pertukaran energi maupun materi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

STOIKIOMETRI I. HUKUM DASAR ILMU KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN PERUBAHAN ENTALPI DENGAN KALORIMETER

Sulistyani, M.Si.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berkualitas menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap

MODUL 1 TERMOKIMIA. A. Hukum Pertama Termodinamika. B. Kalor Reaksi

Analisis Keterkaitan KI - KD dengan IPK dan Materi Pembelajaran. Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan salah satu ilmu yang memunculkan fenomena yang abstrak.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur, susunan, sifat dan

MODUL I Pembuatan Larutan

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! a. 2d d. 3p b. 2p e. 3s c. 3d 6. Unsur X dengan nomor atom

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur, susunan,

Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013

I. PENDAHULUAN. Belajar sains harus sesuai dengan karakteristiknya yaitu belajar yang dimulai

LEMBARAN SOAL 7. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

Sebutkan data pada kalor yang diserap atau dikeluarkan pada sistem reaksi!

MODUL KIMIA XI IPA BAB II TERMOKIMIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi

HUBUNGAN ENERGI DALAM REAKSI KIMIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan paparan yang dikemukakan Association for Education and

II. TINJAUAN PUSTAKA. Representasi dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu representasi

BAB 4 TEMUAN DAN PEMBAHASAN. merumuskan indikator dan konsep pada submateri pokok kenaikan titik didih

KIMIA FISIKA TERMOKIMIA

d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kimia

MODUL 5 PENENTUAN ENTALPI REAKSI dengan KALORIMETRI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pepy Susanty, 2014

Siswa diingatkan tentang struktur atom, bilangan kuantum, bentuk-bentuk orbital, dan konfigurasi elektron

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Kimia (Peminatan Bidang MIPA)

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu

BAB 6. (lihat diktat kuliah KIMIA : Bab 6 dan 7)

TERMOKIMIA. Hukum Hess Perubahan entalpi reaksi tetap sama, baik berlangsung dalam satu tahap maupun beberapa tahap.

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan

SILABUS Sekolah : SMA Negeri 5 Surabaya Mata Pelajaran : Kimia Kelas/semester : XI/1 Referensi : BSNP / CIE Standar Kompetensi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat karena

SOAL KIMIA 2 KELAS : XI IPA

BAB I PENDAHULUAN. dan komposisi zat menggambarkan bagaimana partikel-partikel penyusun zat

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu rumpun bidang IPA yang fokus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI (2007) mendefinisikan kimia sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu aspek yang penting dalam meningkatkan kualitas sumber

TERMODINAMIKA (II) Dr. Ifa Puspasari

Lembar Kegiatan Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Kimia merupakan salah satu pelajaran sains yang tidak hanya perlu

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II TERMOKIMIA. Rabu, 2-April-2014 DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1:

Kelompok 8. Agustinus Hardika Abdurahman yahya Adimas Syahputra Fernando Basadumanta Mahadin Zatirahman Muhammad Farhan Kamal

STORY BOARD Perubahan Entalpi, Sistem dan Lingkungan Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berbasis WEB (KI 461)

Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mampu:

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Bab III Termokimia TUJUAN PEMBELAJARAN. Termokimia 47. Ketika batang korek api dinyalakan terjadi reaksi kimia dan pelepasan energi.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai bagian dari ilmu sains, kimia merupakan salah satu mata pelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Johnstone (Chittleborough, 2004) mendeskripsikan bahwa kimia dapat dijelaskan

TERMOKIMIA. Kalor reaksi pada pembakaran 1 mol metanol menurut reaksi adalah... CH 3 OH + O 2 CO H 2 O. Penyelesaian : H

I. PENDAHULUAN. mata pelajaran kimia merupakan bagian ilmu sains di SMA/MA yang bertujuan

BAB III HASIL PENELITIAN

PAPER FISIKA DASAR MODUL 8 KALORIMETER

STOIKIOMETRI Konsep mol

I. PENDAHULUAN. Kimia didefinisikan sebagai cabang dari ilmu pengetahuan alam (sains), yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lukman Hadi, 2014 Pengembangan Software Multimedia Representasi Kimia Pada Materi Laju Reaksi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. molukul, ion, dan struktur merupakan fenomena yang tidak dapat dilihat secara. mewakili agar dapat memahami fenomena ini.

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa penelitian terhadap pembelajaran kimia menunjukkan bahwa

Hubungan entalpi dengan energi yang dipindahkan sebagai kalor pada tekanan tetap kepada sistem yang tidak dapat melakukan kerja lain

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh. Dari berbagai gejala yang muncul selama proses analisis,

1 Energi. Energi kinetic; energy yang dihasilkan oleh benda bergerak. Energi radiasi : energy matahari.

MODUL PERCOBAAN TERMOKIMIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya kimia dibentuk dari berbagai konsep dan topik abstrak.

Dengan mengalikan kedua sisi persamaan dengan T akan dihasilkan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III KESETIMBANGAN KIMIA. AH = 92 kj

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KALORIMETER PF. 8 A. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan panas jenis berbagai logam B.

9. KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR KIMIA SMA/MA KELAS: X

KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sumber Belajar Dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran, guru seharusnya mendesain atau memodifikasi suatu pembelajaran yang memaksimalkan siswa untuk lebih berinteraksi dengan sumber belajar, sehingga siswa dapat lebih mandiri dalam memahami konsep kimia. Tanpa sumber belajar yang memadai, sulit diwujudkan proses pembelajaran yang mengarah kepada tercapainya hasil belajar yang optimal. Menurut AECT (Assosiation of Educational Communications and Technology) (1997), sumber belajar didefinisikan sebagai berikut : Sumber belajar adalah sebagai semua sumber (data, manusia, dan barang) yang dapat dipakai oleh pelajar sebagai suatu sumber tersendiri atau dalam kombinasi untuk memperlancar belajar. Dalam hal ini sumber belajar meliputi pesan, orang, material, alat, teknik, dan lingkungan. Sumber belajar bahkan berubah menjadi komponen sistem instruksional apabila sumber belajar itu diatur sebelumnya (prestructured), didesain dan dipilih lalu dikombinasikan menjadi suatu sistem instruksional yang lengkap sehigga berdampak pada pembelajaran yang bertujuan dan terkontrol. Menurut Warsita (2008), sumber belajar adalah semua komponen sistem instruksional baik yang secara khusus dirancang maupun yang menurut sifatnya dapat dipakai atau dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran. Mulyasa (2004) mengatakan bahwa sumber belajar dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang

14 dapat memberikan kemudahan kepada siswa dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Selain itu, menurut Sudjana dan Rivai (2009), sumber belajar adalah suatu daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau keseluruhan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sumber belajar merupakan aspek penting dalam proses pembelajaran yang menunjang siswa dalam memahami suatu ilmu yang akan dipelajari. B. Buku Elektronik (ebook) 1. Pengertian ebook Buku elektronik (ebook) atau buku digital adalah bentuk softfile dari buku cetak yang selama ini berkembang. Dalam kamus The Oxford Dictionary of English, ebook didefinisikan sebagai berikut : The ebook as an electronic version of a printed book, but ebooks can and do exist without any print equivalent. Ebooks are usually read on dedicated hardware devices known as ereaders or ebook devices. Personal computers and some cell phones can also be used to read ebooks. Saat ini banyak sumber belajar berupa buku yang awalnya berbentuk text book berkembang menjadi manfaatnya dalam dunia pendidikan, penggunaan ebook dapat meningkatkan interaksi antara pendidik dengan siswa dalam pembelajaran jarak jauh. Menurut Shiratuddin (2003), ebook didefinisikan sebagai berikut : Ebook atau electronic book adalah buku teks yang dikonversi menjadi format digital, ebook juga memiliki pengertian sebagai lingkungan belajar yang memiliki aplikasi yang mengandung database multimedia sumber

15 daya instruksional yang menyimpan presentasi multimedia tentang topik dalam sebuah buku. Dalam proses pembuatannya, ebook tetap harus memenuhi syarat pembuatan modul/buku ajar yaitu sesuai ketentuan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Syarat tersebut meliputi tiga kriteria, yaitukriteria kelayakan isi, kebahasaan dan penyajian (Tim BSNP, 2006).Dalam pengembangannya ebook telah banyak perubahan menjadi lebih interaktif, yang kemudian disebut ebook interaktif.ebook dikatakan interaktif apabila terjadi bentuk komunikasi dua arah yang berlangsung antara ebook dan pembaca (Munir, 2008).Dengan menggunakan media interaktif seperti ebook memungkinkan kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa dan memberikan interaksi antara siswa dengan ebook (Zhang, 2005). 2. Manfaat ebook Keuntungan dan manfaat jika menulis, membuat dan mempublikasikan ebook menurut Haris (2011), adalah sebagai berikut : 1. Ukuran fisik kecil, sehingga dapat disimpan dalam harddisk, CD atau flashdisk 2. Mudah dibawa 3. Tidak lapuk 4. Gampang diproses 5. Dapat dibaca oleh orang yang tidak mampu membaca 6. Mudah digandakan 7. Mudah dalam pendistribusian

16 8. Interaktif 9. Kecepatan publikasi 10. Ragam ereader 11. Mendukung penghijauan 3. Format ebook Format ebooksangat bergantung pada ereader, karenasetiap ereader mendukung format tertentu. Format yang banyak berkembang saat ini adalah.pdf. Di bawah ini adalah beberapa contoh format yang umum dipakai oleh penulis ebook (Haris, 2011) : 1. Plain Text (ASCII).txt 2. Open Electronic Package.opf 3. Tome Raider.tr2,.tr3 4. Argosh Diffusion.aeh 5. FictionBook.fb2 6. Microsoft CHM.chm 7. Miscrosoft Word dan RTF.doc,.rtf 8. Portable Document Format.pdf 9. DjVu.djvu 10. Microsoftreader.lit 11. EReader.pdb 12. Desktop Reader.dnl,.exe 13. Mobipocket.prc 14. EPUB.Epub (Electronik Publication)

17 15. Ebook Multimedia.exe 16. Hyper Markup Language dan XML.Htm,.html C. Pembelajaran Interaktif Dalam menyajikan bahan pelajaran, guru adalah pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran yang menunjang proses pembelajaran. Menurut Gagne dan Brigs (1979), pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar mahasiswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar mahasiswa yang bersifat internal, sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pembelajaran diidentikkan dengan kata mengajar berasal dari kata ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan pe dan akhiran an menjadi pembelajaran, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan terjadinya inovasi dalam proses pembelajaran, dari pembelajaran yang monoton menjadi lebih menarik atau yang lebih dikenal dengan pembelajaran interaktif. Menurut Syah (1998), pembelajaran interaktif adalah sebagai berikut: Dalam proses belajar mengajar keterlibatan siswa harus secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran, dan psikomotor (keterampilan, salah satunya sambil menulis). Dalam proses mengajar seseorang guru harus mengajak siswa untuk mendengarkan, menyajikan

18 media yang dapat dilihat, memberi kesempatan untuk menulis dan mengajukan pertanyaan/tanggapan sehingga dialog kreatif menunjukkan proses belajar mengajar yang interaktif Perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan membuat penemuanpenemuan baru antara lain penggunaan sumber belajar yang berbasis ICT atau multimedia. Dengan berkembangnya teknologi tersebut dapat menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti. Informasi yang akan mudah dimengerti karena melibatkan semua indera, terutama telinga dan mata untuk menyerap informasi. Menurut Suyanto (dalam Lucky, 2011) Multimedia didefinisikan sebagai berikut : Pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teksteks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. Pendapat Suyanto dapat disimpulkan bahwa multimedia dapat digunakan sebagai sumber belajar yang dapat digunakan siswa secara mandiri. D. Representasi Kimia Para ahli kimia dan pendidik kimia membagi kimia ke dalam tiga (3) level representasi seperti yang dikemukan oleh Johnstone (Chittleborough, 2004) yakni level makroskopis, level submikroskopis, dan level simbolik. Karena materi kimia meliputi tentang partikel dasar, materi yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh siswa (level submikroskopis) maka banyak siswa yang menganggap bahwa kimia itu abstrak dan sulit dipahami. Penelitian yang dilakukan oleh Gabel et.al (Wu, 2003) menunjukkan bahwa level submikroskopis dan simbolik sulit untuk dipahami siswa karena kedua representasi tersebut tidak dapat dilihat dan abstrak,

19 sedangkan pemahaman siswa terhadap kimia biasanya bergantung pada perolehan informasi yang dapat dilihat. Umumnya pembelajaran kimia hanya membatasi pada dua level representasi, yaitu makroskopik dan simbolik. Level berpikir mikroskopik dipelajari terpisah dari dua tingkat berpikir lainnya, siswa diharapkan dapat mengintegrasikan sendiri dengan melihat gambargambar, animasi/video yang ada dalam buku tanpa pengarahan dari guru. Selain itu, siswa juga lebih banyak belajar memecahkan soal matematis tanpa mengerti dan memahami materi yang dikerjakan dalam soal.keberhasilan siswa dalam memecahkan soal matematis dianggap bahwa siswa telah memahami konsep kimia.padahal, banyak siswa yang berhasil memecahkan soal matematis tetapi tidak memahami konsep kimianya karena hanya menghafal algoritmanya. Siswa cenderung hanya menghafalkan representasi submikroskopik dan simbolikyang bersifat abstrak (dalam bentuk deskripsi katakata) akibatnya tidak mampu untuk membayangkan bagaimana proses dan struktur dari suatu zat yang mengalami reaksi. Pemahaman seseorang terhadap kimia ditunjukkan oleh kemampuannya menyampaikan kembali dan menghubungkan antara fenomena makroskopik, dunia submiskroskopik dan representasi simbolik.kemampuan pemecahan masalah kimia sebagai salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi menggunakan kemampuan representasi secara ganda (multiple) atau kemampuan pembelajar bergerak antara berbagai mode representasi kimia.representasi submikroskopik merupakan faktor kunci pada kemampuan tersebut.ketidakmampuan merepresentasikan aspek submikroskopik dapat menghambat

20 kemampuan memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena makroskopik dan representasi simbolik (Chittleborough & Treagust, 2007). Representasi konsepkonsep dalam sains yang memang merupakan konsep ilmiah, secara inheren melibatkan multimodal, yaitu melibatkan kombinasi lebih dari satu modus representasi.dengan demikian, keberhasilan pembelajaran sains meliputi konstruksi asosiasi mental diantara tingkat makroskopik, submikroskopik, dan simbolik dari representasi fenemomena sains dengan menggunakan modus representasi yang berbeda. Berdasarkan karakteristik konsepkonsep sains, modemode representasi sains diklasifikasikan dalam level representasi makroskopik, submikroskopik, dan simbolik. Selanjutnya, mendeskripsikan bahwa fenomena kimia dapat dijelaskan dengan tiga level representasi yang berbeda, yaitu makroskopis, submikroskopis dan simbolik (Johnstone, 1982). a. Level makroskopis Representasi kimia yang diperoleh melalui pengamatan nyata terhadap suatu fenomena yang dapat dilihat dan dipersepsi oleh panca indra atau dapat berupa pengalaman seharihari pebelajar maupun yang dipelajari di laboratorium menjadi bentuk makro yang dapat diamati. Contohnya: terjadinya perubahan warna, suhu, ph larutan, pembentukan gas dan endapan yang dapat diobservasi ketika suatu reaksi kimia berlangsung. Seorang pembelajar dapat merepresentasikan hasil pengamatan dalam berbagai mode representasi, misalnya dalam bentuk laporan tertulis, diskusi, presentasi oral, diagram vee, grafik dan sebagainya.

21 b. Level submikroskopis Pada kenyataannya level submikroskopis sangat sulit diamati karena ukurannya yang sangat kecil sehingga sulit diterima bahwa level ini merupakan suatu yang nyata. Representasi kimia yang menjelaskan mengenai struktur dan proses pada level partikel (atom/molekular) terhadap fenomena makroskopik yang diamati. Representasi submikroskopik sangat terkait erat dengan model teoritis yang melandasi eksplanasi dinamika level partikel. Mode representasi pada level ini ditunjukkan secara simbolik mulai dari yang sederhana hingga menggunakan teknologi komputer, yaitu menggunakan katakata, gambar dua dimensi, gambar tiga dimensi baik diam maupun bergerak (animasi) atau simulasi. c. Level simbolik Representasi simbolik yaitu representasi kimia secara kualitatif dan kuantitatif, yaitu rumus kimia, diagram, gambar, persamaan reaksi, stoikiometri dan perhitungan matematik (Sunyono, 2012). Makroskopis Kimia Submikroskopis Simbolik Gambar 1. Tiga dimensi pemahaman Kimia (Johnstone, 1982) Menurut Johnstone (1982) ketiga level representasi tersebut saling berhubungan dan digambarkan dalam tiga tingkatan (dimensi) seperti yang terlihat pada Gambar 1. Menjelaskan bahwa level submikroskopis merupakan suatu hal yang

22 nyata sama seperti level makroskopis. Kedua level tersebut hanya dibedakan oleh skala ukuran. Pada kenyataannya level submikroskopis sangat sulit diamati karena ukurannya yang sangat kecil sehingga sulit diterima bahwa level ini merupakan suatu yang nyata. Menurut Johnstone (1982) ketiga level representasi tersebut saling berhubungan dan digambarkan dalam tiga tingkatan (dimensi) seperti yang terlihat pada Gambar 1 di atas. E. Analisis Termokimia Herron et al. dalam Fadiawati (2011) berpendapat bahwa belum ada definisi tentang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep disamakan dengan ide. Markle dan Tieman dalam Fadiawati (2011) mendefinisikan konsep sebagai sesuatu yang sungguhsungguh ada. Mungkin tidak ada satu pun definisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep. Untuk itu diperlukan suatu analisis konsep yang memungkinkan kita dapat mendefinisikan konsep, sekaligus menghubungkan dengan konsepkonsep lain yang berhubungan. Lebih lanjut lagi, Herron et al. dalam Fadiawati (2011) mengemukakan bahwa analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam merencanakan urutanurutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Prosedur ini telah digunakan secara luas oleh Markle dan Tieman serta Klausemer et al. Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis, atribut variabel, posisi konsep, contoh, dan non contoh.

Tabel 1. Analisis konsep termokimia KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KD 3.4 KD 3.5 : Membedakan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm berdasarkan hasil percobaan dan diagram tingkat energi. : Menentukan H reaksi berdasarkan hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan. Nama / Label Definisi Jenis Termokimia Cabang dari ilmu kimia yang mempelajari tentang kalor reaksi konkret Atribut Posisi Contoh Non contoh Kritis Variabel Super Sub Sistem dan Jenisjenis Kimia Azas lingkungan system kekekalan Sistem energi terbuka, Sistem dan tertutup, dan lingkungan terisolasi Kalor dan entalpi molar kerja penentuan Energi entalpi reaksi dalam energi bahan Kalor reaksi bakar Energi bahan bakar 23

Nama / Label Definisi Jenis Sistem Sistem terbuka Sistem adalah reaksi atau proses yang sedang menjadi pusat perhatian kita Sistem yang mengalami pertukaran materi dan energi dengan lingkungan berdasarkan prinsip berdasarkan prinsip Atribut Posisi Contoh Non contoh Kritis Variabel Super Sub Sistem Jenisjenis Sistem Sistem Termos adalah Segala sesuatu system tertutup sistem yang menjadi Sistem terisolasi, pusat terbuka Gelas susu perhatian Sistem tertutup adalah Sistem terisolasi sistem tertutup terbuka dan gelas kopi Sistem terbuka adalah tertutup sistem terbuka Sistem terisolasi Sistem Keadaannya Sistem Sistem tertutup Campuran Sistem terbuka dipengaruhi dan sistem NaOH dan terbuka Terjadinya oleh terisolasi HCl dalam perpindahan perpindahan Erlenmeyer energy antara energy dan yang terbuka sistem dan materi lingkungan Reaksi eksoterm Reaksi endoterm 24

Nama / Label Definisi Jenis Sistem tertutup Sistem yang mengalami pertukaran energi tetapi tidak mengalami pertukaran materi dengan lingkungan berdasarkan prinsip Atribut Posisi Contoh Non contoh Kritis Variabel Super Sub Terjadinya perpindahan materi antara sistem dan lingkungan Sistem Keadaannya Sistem Sistem terbuka Campuran tertutup hanya dan sistem NaOH dan Terjadinya dipengaruhi terisolasi HCl dalam perpindahan oleh Erlenmeyer energy antara perpindahan yang disumbat sistem dan energy lingkungan Reaksi eksoterm Reaksi endoterm Tidak terjadinya perpindahan materi antara sistem dan lingkungan 25

Nama / Label Definisi Jenis Sistem terisolasi Sistem yang tidak dapat mengalami pertukaran materi dan energi dengan lingkungan berdasarkan prinsip Atribut Posisi Contoh Non contoh Kritis Variabel Super Sub Sistem Keadaannya System Sistem terbuka Campuran Sistem terisolasi tidak dan sistem NaOH dan terisolasi Tidak dipengaruhi tertutup HCl dalam terjadinya oleh kalorimeter perpindahan perpindahan energy antara energy dan sistem dan materi lingkungan Tidak terjadinya perpindahan materi antara sistem dan lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Segala sesuatu Termokimia Erlenmeyer Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar sistem, yaitu dengan apa sistem konkret Segala sesuatu yang berada di luar system yang dipengaruhi oleh system Kalorimeter\ Udara sekitar tersebut 26

Nama / Label Definisi Jenis berinteraksi Atribut Posisi Contoh Non contoh Kritis Variabel Super Sub Kalor energi yang Menerima Termokimia Reaksi Kalor berpindah dari suhu tinggi ke konkret kalor melepas kalor eksoterm Reaksi suhu rendah endoterm Kerja Suatu bentuk Melakukan Kerja pertukaran energi antara sistem dan lingkungan di luar kalor kerja menerima kerja Kalor Energi dalam Energi yang Termokimia Energi kinetik, Energi dimiliki oleh suatu zat atau konkret energi potensial dalam sistem yang nilainya tidak dapat ditentukan dengan pasti, namun perubahan energi dalam lah 27

Nama / Label Definisi Jenis yang dapat ditentukan Atribut Posisi Contoh Non contoh Kritis Variabel Super Sub Kalor reaksi Jumlah kalor yang Kalor Kalor reaksi Kalor reaksi menyertai suatu reaksi Kerja energy dalam ( E) entalpi ( H) Kalor reaksi yang Volum tetap Kalor reaksi energy dalam ( E) berlangsung pada volume tetap tidak melakukan enntalpi energy dalam ( E) kerja kalor Jumlah kalor yang Reaksi yang Kalor reaksi H=285KJ entalpi ( H) diserap atau Abstrak Entalpi dipengaruhi energy dalam molar entalpi ( H) dilepaskan oleh sistem pada reaksi kimia yang berlangsung pada tekanan konstan yang merupakan Jumlah kalor yang diserap/dilepa skan oleh sistem pada reaksi kimia oleh jumlah zat, suhu, tekanan, dan keadaan fisis dari zat tersebut. reaksi H o f=285,85 KJ/mol 28

Nama / Label Definisi Jenis Reaksi eksoterm besaran entalpi molar dapat berupa entalpi pembentukan, entalpi penguraian, dan entalpi pembakaran. Reaksi yang terjadi akibat kalor mengalir dari lingkungan ke sistem yang menyatakan sifat Atribut Posisi Contoh Non contoh Kritis Variabel Super Sub Tekanan konstan Merupakan besaran entalpi molar pembentukan penguraian pembakaran Reaksi Keadaannya Reaksi reaksi antara Reaksi eksoterm bergantung pada endoterm serbuk kapur eksoterm Reaksi yang suhu dan dengan membebaskan perubahan segelas air kalor entalpi Aliran kalornya dari sistem ke lingkungan sistem 29

Nama / Label Definisi Jenis Atribut Posisi Contoh Non contoh Kritis Variabel Super Sub berkurang Entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi. Reaksi Reaksi yang yang Reaksi Keadaannya Reaksi reaksi antara Reaksi endoterm terjadi akibat menyatakan endoterm bergantung pada eksoterm urea dengan endoterm kalor mengalir dari lingkungan sifat Reaksi yang menyerap suhu dan perubahan segelas air ke sistem kalor entalpi Aliran kalornya dari lingkungan ke sistem. sistem bertambah produk lebih besar daripada 30

Nama / Label Definisi Jenis Atribut Posisi Contoh Non contoh Kritis Variabel Super Sub entalpi pereaksi. Entalpi Sistem Energi Reaksi Entalpi molar Jumlah energi yang dimiliki sistem pada tekanan tetap Reaksi atau proses yang sedang menjadi pusat perhatian Kemampuan untuk melakukan usaha kegiatan (aksi, protes) yg timbul akibat suatu gejala atau suatu peristiwa entalpi yang dikaitkan dengan kuantitas zat yang bereaksi dan dinyatakan dalam kj mol 1 Simbol sistem energi Konkrit reaksi Komposisi Jenis pereaksi Entalpi molar entalpi Sistem energi entalpi Lingkungan Reaksi Campuran pita magnesium dan larutan HCl Abstrak Usaha Reaksi kimia Termokimia Kalor Energi kalor Energi bebas Energi ikatan Abstrak Komposisi sistem Reaksi Eksoterm Reaksi Endoterm Abstrak entalpi Pereaksi Azaz kekekalan energi Entalpi pembentukan peruraian pembakaran peleburan penguapan peristiwa menyalanya kembang api Pengapuran perubahan es menjadi air Δ H = H H20 (l) H H20 (s) Q = 367,5 kj Gelas Kimia kaca jendela rumah yang bergetar Kayu menjadi kursi kain menjadi baju 31

Nama / Label Definisi Jenis entalpi ( H) reaksi. Kalor reaksi Zatzat pereaksi Zatzat hasil reaksi Ikatan kimia Kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap, atau umumnya dinyatakan sebagai perubahan entalpi. Jumlah kalor yang menyertai (dibebaskan atau diserap) suatu reaksi. Sesuatu unsur atau seanyawa yang berada di sebelah kiri suatu raksi. Sesuatu unsur atau seanyawa yang berada di sebelah kanan suatu raksi. Ikatan yang terjadi antara dua unsur atau lebih membentuk suatu senyawa. Abstrak Abstrak simbol Simbol Simbol Atribut Posisi Contoh Non contoh Kritis Variabel Super Sub pelarutan Persamaan Q = 197 kj Kalor reaksi reaksi Hukum hess Entalpi pembentukan Energi ikatan Unsur Senyawa Unsur Senyawa Unsur senyawa Persamaan reaksi Jenis senyawa Jenis senyawa termokimia Kalor reaksi entalpi ( H) reakasi standar termokimia H reaksi Kalor pembentukan Kalor peruraian Kalor pembakaran Kalor pelarutan Persamaan Zat zat produk reaksi Persamaan reaksi 2S+3O 2 2SO 3 H= 197 kj kalor yang diperlukan untuk mendidihkan air sebanyak 2 liter C + O 2... Titik beku air... CO Zatzat peraksi... CO C + O 2 unsur Molekul Ikatan hidrogen Ikatan kovalen Ikatan ion Ikatan kovalen koordinasi O=C=O (CO 2 ) C... 32

Nama / Label Definisi Jenis Entalpi Pembentukan entalpi pada pembentukan 1 mol zat langsung dari unsurunsurnya abstrak Atribut Posisi Contoh Non contoh Kritis Variabel Super Sub entalpi Pereaksi Entalpi molar Entalpi pembakaran Entalpi peruraian Entalpi penetralan Entalpi peleburan Entalpi penguapan Entalpi pembentukan standar H2(g) + ½ O2(g) H2O(l) ΔH = 286 kj mol 1 H2O(l) H2(g) + ½ O2(g) ΔH = +286 kj mol 1 Entalpi Pembentukan Standar entalpi yang diukur pada suhu 25 o C dan tekanan 1 atm (keadaan standar) simbol tekanan suhu perubahan entalpi Reaksi Entalpi pembentukan Entalpi peruraian standar Entalpi pembakaran standar H2(g) + ½ O2(g) H2O(l) ΔH = 286 kj mol 1 H2O(l) H2(g) + ½ O2(g) ΔH = +286 kj mol 1 tekanan Suhu Entalpi Peruraian Standar besarnya gaya yang berhubungan dengan permukaan yang bertindak suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda perubahan entalpi yang terjadi pada penguraian 1 mol senyawa menjadi unsurunsur Sifat dan nama atribut Sifat dan nama atribut simbol sistem besaran suhu volume Sistem Besaran Tekanan Volume mol senyawa unsur Reaksi entalpi pembakaran standar pembentukan standar Atm Torr Kelfin Farenheit celcius 1 atm, 760 torr 273 K 273 K, 25 0 C 1 atm H2O(l) H2(g) + ½ O2(g) ΔH = +286 kj mol 1 H2(g) + ½ O2(g) H2O(l) ΔH = 286 kj mol 1 33

Nama / Label Definisi Jenis Entalpi Pembakaran Standar Kalorimetri Kalorimeter Lingkungan Kalorimeter bom penyusunnya pada keadaan standar perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu zat secara sempurna pada keadaan standar Cara penentuan kalor reaksi dengan menggunakan kalorimeter Suatu sistem terisolasi (tidak ada pertukaran materi maupun energi dengan lingkungan diluar kalorimeter) Segala sesuatu yang berada disekitar sistem, dengan apa sistem tersebut berinteraksi Desain dari suatu contoh kalorimeter yang biasa digunakan Atribut Posisi Contoh Non contoh Kritis Variabel Super Sub simbol mol Reaksi entalpi Entalpi pembentukan standar Entalpi pembentukan standar konkrit kalor reaksi kalorimeter Jenis senyawa konkrit lingkungan Jenis calorimeter Konkrit sistem Komposisi Jenis konkrit kalor reaksi pembakaran Jenis reaksi pembakaran kalorimeter kalor reaksi kalorimeter bom H2(g) + ½ O2(g) H2O(l) ΔH = 286 kj mol 1 menentukan jumlah kalor yang dihasilkan pada pembakaran secarik kertas Kalorimetri Kalor reaksi Kalorimeter bom entalpi System reaksi Gelas Kimia, Tabung Reaksi Kalorimeter Sebuah bom (wadah tempat berlangsungny a reaksi H2O(l) H2(g) + ½ O2(g) ΔH = +286 kj mol 1 Menentukan titik didih air Gelas kimia Campuran pita magnesium dan larutan HCl Cawan porselen 34

Nama / Label Definisi Jenis Energi ikatan Energi ikatan ratarata untuk menentukan kalor dari reaksireaksi pembakaran Energi yang diperlukan untuk memutuskan 1 mol ikatan dari suatu molekul dalam wujud gas energi ratarata yang diperlukan untuk memutus sebuah ikatan dari seluruh ikatan suatu molekul gas (molekul biner) menjadi atomatom gas simbol simbol Atribut Posisi Contoh Non contoh Kritis Variabel Super Sub pembakaran, terbuat dari stainless steel) molekul gas mol energi ikatan ikatan gas molekul biner Jenis ikatan entalpi Kalor reaksi Energi ikatan ratarata Ikatan tunggal Ikatan rangkap Banyaknya ikatan dalam molekul Energi ikatan Ikatan tunggal Ikatan rangkap CH (energi ikatan nya 413) C=C (energi ikatan nya 614) CH4(g) CH 3(g) + H(g) ΔH = +425 kj/mol H = 367,5 kj H = 367,5 kj 35