STUDI FOTOGRAMETRI JARAK DEKAT DALAM PEMODELAN 3D DAN ANALISIS VOLUME OBJEK

dokumen-dokumen yang mirip
Defry Mulia

STUDI FOTOGRAMETRI JARAK DEKAT DALAM PEMODELAN 3D DAN ANALISIS VOLUME OBJEK

1.1 Latar Belakang Volume penggalian dan penimbunan suatu material merupakan hal yang penting dalam banyak pekerjaan teknik dan pertambangan.

PELAKSANAAN PENGUKURAN DAN HITUNGAN VOLUME METODE FOTOGRAMETRI RENTANG DEKAT DAN METODE TACHYMETRI

Perbandingan Penentuan Volume Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry- Syarat Kesegarisan dan Pemetaan Teristris

APLIKASI CLOSE RANGE PHOTOGRAMMETRY UNTUK PERHITUNGAN VOLUME OBJEK

METODE KALIBRASI IN-FLIGHT KAMERA DIGITAL NON-METRIK UNTUK KEPERLUAN CLOSE- RANGE PHOTOGRAMMETRY

Perbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi Dan Pemetaan Teristris

Studi Perbandingan Total Station dan Terrestrial Laser Scanner dalam Penentuan Volume Obyek Beraturan dan Tidak Beraturan

BAB III IMPLEMENTASI METODE CRP UNTUK PEMETAAN

PENGEMBANGAN KAMERA NON-METRIK UNTUK KEPERLUAN PEMODELAN BANGUNAN

BAB IV ANALISIS. Ditorsi radial jarak radial (r)

Analisa Kalibrasi Kamera Sony Exmor Pada Nilai Orientasi Parameter Interior untuk Keperluan Pemetaan (FUFK)

BAB 2 STUDI REFERENSI. Gambar 2-1 Kamera non-metrik (Butler, Westlake, & Britton, 2011)

APLIKASI CLOSE RANGE PHOTOGRAMMETRY DALAM PEMETAAN BANGUN REKAYASA DENGAN KAMERA DIJITAL NON METRIK TERKALIBRASI. Oleh:

TAHAPAN STUDI. Gambar 3-1 Kamera Nikon D5000

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Jenis Peta menurut Skala. Secara umum, dasar pembuatan peta dapat dinyatakan seperti Gambar 2.1

ANALISIS KETINGGIAN MODEL PERMUKAAN DIGITAL PADA DATA LiDAR (LIGHT DETECTION AND RANGING) (Studi Kasus: Sei Mangkei, Sumatera Utara)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3 PEMBAHASAN START DATA KALIBRASI PENGUKURAN OFFSET GPS- KAMERA DATA OFFSET GPS- KAMERA PEMOTRETAN DATA FOTO TANPA GPS FINISH

Visualisasi 3D Objek Menggunakan Teknik Fotogrametri Jarak Dekat

PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

HASIL DAN ANALISIS. Tabel 4-1 Hasil kalibrasi kamera Canon PowerShot S90

Pemodelan Bangunan Dengan Memanfaatkan Kamera Non-Metrik

Pemetaan Foto Udara Menggunakan Wahana Fix Wing UAV (Studi Kasus: Kampus ITS, Sukolilo)

BAB I PENDAHULUAN I.1.

APLIKASI FOTOGRAMETRI RENTANG DEKAT UNTUK MENENTUKAN VOLUME SUATU OBJEK

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Umum Teknologi Pemetaan Tiga Dimensi

BAB 2 STUDI LITERATUR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS. 4.1 Percobaan Metode Videogrametri di Laboratorium

Analisa Data Foto Udara untuk DEM dengan Metode TIN, IDW, dan Kriging

ANALISIS PARAMETER ORIENTASI LUAR PADA KAMERA NON-METRIK DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM RTK-GPS

LAPORAN PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI I (Individu)

BAB 3 PERBANDINGAN GEOMETRI DATA OBJEK TIGA DIMENSI

Jurnal Geodesi Undip April 2015

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Studi Perbandingan GPS CORS Metode RTK NTRIP dan Total Station dalam Pengukuran Volume Cut and Fill

3.3.2 Perencanaan Jalur Terbang Perencanaan Pemotretan Condong Perencanaan Penerbangan Tahap Akuisisi Data...

LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL FOTOGRAMETRI DASAR ACARA II DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Arsitektur lansekap meliputi perencanaan dan perancangan ruang di luar bangunan agar dapat dimanfaatkan untuk menampung kegiatan

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Perbandingan Posisi Titik Perbandingan Posisi Titik dari Elektronik Total Station

Tabel 4.1 Perbandingan Metode. No. Unsur Pembanding Fotogrametri Rentang Tachymetri. 1 Alat yang digunakan Kamera DSLR Canon Electronic Total Station

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

PEMANFAATAN FOTOGRAMETRI RENTANG DEKAT DALAM BIDANG ARSITEKTUR LANSEKAP (STUDI KASUS : CAMPUS CENTER INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN:

PERHITUNGAN VOLUME DAN SEBARAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN CITRA IKONOS MULTI TEMPORAL 2011

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Analisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur)

REKONSTRUKSI MODEL 3D MENGGUNAKAN FOTO UDARA UNTUK MENDUGA TINGGI OBJEK

BAB II DASAR TEORI 2. 1 Fotogrametri

Jurnal Geodesi Undip AGUSTUS 2015

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

KOREKSI GEOMETRIK. Tujuan :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 TAHAPAN STUDI. 3.1 Percobaan Videogrametri di Laboratorium

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)

Aplikasi Fotogrametri Jarak Dekat untuk Pemodelan 3D Candi Gedong Songo

BAB 4 ANALISIS. Tabel 4.1 Offset GPS-Kamera dalam Sistem Koordinat Kamera

PRESENTASI TUGAS AKHIR

Rancang Bangun Sistem Pengukuran Posisi Target dengan Kamera Stereo untuk Pengarah Senjata Otomatis

BAB III REKONTRUKSI 3D MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK PHOTOMODELER.

I. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

1.1 Latar belakang Di awal abad 21, perkembangan teknologi komputer grafis meningkat secara drastis sehingga mempermudah para akademisi dan industri

EVALUASI PEMETAAN JALAN RAYA DENGAN VIDEO KAMERA STEREO

PEMBUATAN MODEL ELEVASI DIGITAL DARI STEREOPLOTTING INTERAKTIF FOTO UDARA FORMAT SEDANG DENGAN KAMERA DIGICAM

Analisis Kesalahan Pengukuran Kecepatan Akibat Distorsi Lensa

Analisis Perbedaan Perhitungan Arah Kiblat pada Bidang Spheroid dan Ellipsoid dengan Menggunakan Data Koordinat GPS

PEMBUATAN MODEL ELEVASI DIGITAL DARI STEREOPLOTTING INTERAKTIF FOTO UDARA FORMAT SEDANG DENGAN KAMERA DIGICAM

ANALISIS PARAMETER ORIENTASI LUAR PADA KAMERA NON- METRIK DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM RTK-GPS

BAB V TINJAUAN MENGENAI DATA AIRBORNE LIDAR

Tujuan. Model Data pada SIG. Arna fariza. Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 4/7/2016

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN : PENGUKURAN DENGAN TOTAL STATION

BAB I PENDAHULUAN I.1.

3/17/2011. Sistem Informasi Geografis

Tugas 1. Survei Konstruksi. Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB. Krisna Andhika

Oghy Octori 1, Agung Budi Cahyono 1 1 Jurusan Teknik Geomatika FTSP Institut Teknologi Sepuluh Nopember

ANALISA DEFORMASI JEMBATAN SURAMADU DENGAN TEKNIK FOTOGRAMETRI RENTANG DEKAT

PEMANFAATAN INTERFEROMETRIC SYNTHETIC APERTURE RADAR (InSAR) UNTUK PEMODELAN 3D (DSM, DEM, DAN DTM)

dimana, Ba = Benang atas (mm) Bb = Benang bawah (mm) Bt = Benang tengah (mm) D = Jarak optis (m) b) hitung beda tinggi ( h) dengan rumus

BAB 3 LIDAR DAN PENDETEKSIAN POHON

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA PERBANDINGAN KOORDINAT HASIL PENGUKURAN TERRESTRIAL LASER SCANNER (TLS) DAN ELECTRONIC TOTAL STATION (ETS)

Bab III Pelaksanaan Penelitian

Studi Perhitungan Jumlah Pohon Kelapa Sawit Menggunakan Metode Klasifikasi Berbasis Obyek

Metode Titik Kontrol Horisontal 3.1. Metode Survei Klasik Gambar. Jaring Triangulasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

II.1. Persiapan II.1.1. Lokasi Penelitian II.1.2. Persiapan Peralatan Penelitian II.1.3. Bahan Penelitian II.1.4.

KALIBRASI KAMERA NON METRIK DIGITAL PADA KEGIATAN FOTOGRAMETRI BAWAH AIR. Abstrak. Abstract

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III TEKNOLOGI LIDAR DALAM PEKERJAAN EKSPLORASI TAMBANG BATUBARA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 DEM (Digital elevation Model) Definisi DEM

ANALISIS GEOMETRI DATA OBJEK TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN FOTOGRAMETRI RENTANG DEKAT, TERRESTRIAL LASER SCANNER, DAN ELECTRONIC TOTAL STATION (ETS)

BAB I PENDAHULUAN I.1

PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) A-202

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2014) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 1 STUDI FOTOGRAMETRI JARAK DEKAT DALAM PEMODELAN 3D DAN ANALISIS VOLUME OBJEK Defry Mulia 1) dan Hepi Hapsari 2) Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: hepih@geodesy.its.ac.id 1) Abstrak grametri adalah sebuah proses untuk memperoleh informasi metris mengenai sebuah objek melalui pengukuran yang dibuat pada hasil foto baik dari udara maupun dari permukaan tanah. Interpretasi foto didefinisikan sebagai ekstraksi dari informasi kualitatif mengenai foto udara dari sebuah objek oleh analisis visual manusia dan evaluasi fotografi (Edward dan James 2004). Dalam disiplin ilmu fotogrametri dipelajari berbagai metode untuk mengklasifikasikan dan menginterpretasi foto udara dengan berbagai metode. Pengolahan data dilakukan dengan pengambilan gambar objek menggunakan kamera non metric, pengukuran menggunakan Electronic Total Station (ETS) dan roll meter yang kemudian dilakukan kalibrasi kamera menggunakan Sotware Photomodeler Scanner untuk mendapatkan parameter internal kamera. Kemudian melakukukan penandaan titik pada foto sampai akhirnya pembentukan objek 3 dimensi dan volume objek. Selanjutnya melakukan perbandingan dengan hasil pengolahan data thacymetri. Hasil penetilian ini menunjukkan bahwa data foto pada fotogrametri jarak dekat belum bisa dijadikan acuan dalam proses pembentukan 3 dimensi maupun perhitungan volumenya. Perkiraan volume pada objek lemari menggunakan metode fotogrametri jarak dekat adalah 0,903 m 3 dan dengan menggunakan rol meter adalah 0,192 m 3. Sementata itu, volume objek gundukan berumput menggunakan metode thacymetri adalah 162,164987 m 3 dan luas adalah 30 m 2. Kata kunci--- grametri, Non-Metrik, IOP I. PENDAHULUAN olume penggalian dan penimbunan suatu material Vmerupakan hal yang penting dalam banyak pekerjaan teknik dan pertambangan. Akurasi bentuk dan estimasi volume dari material tersebut adalah penting dalam banyak aplikasi, misalnya studi erosi, estimasi pengambilan bahan tambang, dan penilaian lahan untuk konstruksi (Schulz dan Schachter 1980 dalam Yakara dan Yilmazb 2008). Umumnya perhitungan volume menggunakan metode trapesium (segiempat, atau segitiga prisma), perpotongan melintang (trapezoidal, Simpson, andaverage formula), dan metode lainnya (Simpson-based, Cubic spline, and Cubic Hermite formula) telah ada dalam literatur (Yanalak 2005 dalam Yakara dan Yilmazb 2008). Metode yang digunakan untuk melakukan pengukuran volume suatu material adalah menggunakan metode tachymetri untuk mengetahui koordinat suatu titik dengan menggunakan alat ukur Electronic Total Station (ETS). Untuk mendapatkan bentuk permukaan tanah terbaik sangat bergantung pada bentuk permukaan, distribusi titik dan metode interpolasi. Tetapi dengan bertambahnya titik akan berarti menambah waktu dan biaya. Kadang-kadang untuk mendapatkan titik geodetik dapat beresiko dan mustahil. Karena itu, bentuk permukaan tanah tidak dapat diwakili dengan baik. Untuk menyelesaikan masalah pengambilan titik permukaan tanah,penelitian ini menerapkan metode Close Range Photogrametry (CRP) atau grametri Rentang Dekat sebagai metode alternatif untuk melakukan pengukuran dalam menentukan volume suatu material, dengan memanfaatkan teknologi kamera digital. Dalam teknik CRP, kualitas proses penentuan koordinat dapat ditingkatkan dengan cara melakukan pembidikan ke objek secara konvergen dari beberapa kamera agar diperoleh ukuran lebih. Teknik ini mempunyai kelebihan terutama jika objek yang akan diukur sulit untuk dijangkau dan atau memiliki dimensi yang kecil. Selain itu, kamera-kamera digital popular (nonmetrik) umumnya mempunyai harga yang relatif terjangkau. Dengan adanya perkembangan teknologi fotogrametri, diharapkan dapat membuat kemudahan untuk melakukan pemodelan tiga dimensi dari suatu objek. Dengan adanya teknologi otomatisasi image matching, mempermudah dalam pengambilan titik sampel yang akan digunakan untuk pembuatan Digital Surface Model(DSM). Image matching atau automatic stereo matching adalah suatu proses mencari/mengidentifikasi pasangan suatu titik yang muncul pada dua foto atau lebih. Pada instrumen analog/analitik image matching dilakukan oleh operator secara manual menggunakan persepsi 3D mata kiri dan kanan. Pada fotogrametri digital image matching dilakukan secara otomatis dengan mencocokkan dua citra. Kegunaan image matching dalam fotogrametri antara lain : 1. Pada proses Orientasi Dalam dan Relatif saat mencari pasangan titik untukdiamati. 2. Pada proses Triangulasi Udara saat mencari pasangan titik ikat pada semuafoto dimana titik tersebut muncul. 3. Pembentukan DTM (Digital Terain Model), mencari pasangan titik foto untuk posisi titik DTM 4. Proses pembuatan Orthofoto 5. Digitasi pada layar monitor

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2014) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 2 II. METODOLOGI PENELITIAN A.Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kota Surabaya yang terletak pada 7 0 9 7 0 21 Lintang Selatan (LS) dan 112 0 36-112 0 54 Bujur Timur (BT). Surabaya memiliki luas sebesar 33.048 ha. Dalam penelitian ini wilayah yang dianalisa adalah gundukan berumput bagian pintu masuk Perumahan Pakuwon Sukolilo dan objek lemari. Tabel 1 Spesifikasi Canon EOS 5D Mark II Spesifikasi Kamera 18-megapixel APS-C Image sensor size 22.3 x 144.9 mm ISO 100-12, 800 expendable to 25,600 D. Prosedur Penelitian Grid Kalibras Pemotretan Objek Pengukuran ETS Gambar 1. Lokasi Penelitian Data Kalibra Penandaan Titik manual Data Sudut B. Data dan Perangkat Lunak Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah foto objek lemari, gundukan berumput, dan objek kalibrasi kamera beserta pengukuran panjang, lebar, dan tinggi objek lemari menggunakan rol meter beserta data pengukuran Electronic Total Station gundukan berumput. Hasil perekaman hari jumat tanggal 4 Oktober 2013. Kalibrasi Kamera IOP Bundle Adjust t Terkore Orientasi Relatif EOP Interseksi Pengolahan Data Koordinat titik sampel DSM Model 3D DSM Perhitungan Gambar 2. Grid Kalibrasi Photo Modeler Perhitungan Perangkat lunak yang digunakan adalah adalah PhotoModeler Scanner, Land Desktop, dan Ms.office. Objek Objek C. Deskripsi Kamera Non-Metrik (Canon EOS 5D Mark II) Kamera Non-Metrik dibuat untuk foto professional maupun amatir, dimana kualitas gambar dipentingkan tetapi umumnya tidak memerlukan ketelitian geometri tinggi. Kamera ini tidak memiliki tanda-tanda fidusial, tetapi dapat dilakukan modifikasi untuk memasukkan tanda fidusial ke dalamnya. Kamera Non-Metrik dapat dikalibrasi. Analisa Gambar 3. Diagram Alir Pengolahan Data Berdasarkan diagram alir di atas, secara umum penelitian ini dibagi menjadi tahapan sebagai berikut :

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2014) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 3 a. Tahapan Perencanaan Pada perencanaan dilakukan tahapan antara lain survey objek pengukuran, persiapan alat-alat yang dibutuhkan, desain titik-titik control, dan desain pengambilan data. b. Kalibrasi Kamera Kalibrasi kamera adalah proses menentukan parameter internal dari sebuah kamera. Parameter internal dibutuhkan untuk dapat merekontruksi ulang berkas sinar pada saat pemotretan dan untuk mengetahui besarnya kesalahan sistematik dari sebuah kamera. Tahapan ini dilakukan kalibrasi kamera digital nonmetrik di dalam ruangan kamar dengan menggunakan perangkat lunak photomodeler scanner. Metode kalibrasi pada perangkat lunak ini pada prinsipnya menghitung parameter internal kamera secara analisis dengan mengunakan self calibration bundle adjustment terhadap titik target. c. Pengambilan Data Metode grametri Rentang Dekat (Data Objek) Pengambilan data objek gundukan berumput dilakukan di daerah pintu masuk Perumahan Pakuwon Sukolilo dan objek lemari di rumah kos Keputih Tegal Timur Blok 3c 16-17. d. Pengolahan Data grametri Rentang Dekat Proses pengolahan data grametri Rentang Dekat dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Data Masukan Data yang diperlukan sebagai masukan adalah nilai parameter kalibrasi kamera yang digunakan dan foto hasil pemotretan. 2. Proses Orientasi Pada proses ini mencari pasangan titik dari beberapa foto yang diamati, proses selanjutnya adalah proses reseksi untuk mengetahui parameter orientasi luar kamera. 3. Pembentukan Model 3D Pada setiap foto telah diketahui koordinat dan orientasi pengambilannya, maka dapat dilakukan proses bundle adjustment. 4. Pembuatan Titik Sampel Titik-titik sampel yang akan digunakan untuk pembuatan Digital Surface Model(DSM) dilakukan dengan dua cara yaitu secara manual dan otomatis. Proses otomisasi image matching dilakukan untuk penandaan titik sampel secara otomatis. Penandaan titik sampel secara manual dengan menandakan titik di tepi objek. 5. Pembetukan DSM Bentuk DSm dapat berupa DSM Grid maupun DSm TIN. Metode interpolasi yang digunakan adalah interpolasi linier untuk semua DSM yang terbentuk. e. Pengambilan dan Pengolahan Data Metode Tachymetri 1. Pengukuran Titik Kontrol dan Titik Detail Kerangka dasar untuk pengukuran menggunakan kerangka dasar yang telah tersedia di sekitar daerah yang akan dipetakan. Alat yang digunakan dalam pengukuran titik control objek dan titik detail adalah ETS Topcon. Pengamatan yang diambil yaitu data sudut horizontal, sudut zenith, dan jarak miring. 2. Pengolahan Data Tachymetri Koordinat tiap titik hasil pengukuran dengan metode tachymetry dihitung dengan menggunakan persamaan: f. Hitungan Proses perhitungan volume adalah tahap akhir dari penelitian tugas akhir ini.hasil perhitungan volume menggunakan DSm dan ETS akan dibandingkan pada akhirnya. III. HASIL Pada bagian ini akan ditampilkan hasil dari pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan mengenai analisa volume 2 buah objek. A.Kalibrasi Kamera Metode kalibrasi pada perangkat lunak ini pada prinsipnya menghitung IOP untuk mendapatkan unsur-unsur orientasi dalam antara lain panjang focus terkalibrasi (f), posisi titik utama foto (X 0, Y 0 ) dan koefisien distorsi lensa (K1, K2, K3, P1, P2) kamera secara analitis dengan menggunakan self calibration bundle adjustment terhadap titik target. Pengambilan data kalibrasi dilakukan di dalam ruangan dengan menggunakan bidang 2 dimensi berupa kertas putih berukuran A4 dengan target titik-titik hitam. Bidang kalibrasi ini merupakan bidang kalibrasi default dari perangkat lunak Photomodeler.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2014) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 4 Tabel 2. Hasil perhitungan IOP menggunakan self calibration Presisi atau stadar deviasi Camera Canon EOS 5D Mark II Parameter Orientasi Dalam Nilai (mm) Deviasi (mm) Focal Length 24.791 0.004 Xp 18.021 0.005 Yp 12.197 0.006 Fw 36.528 0.002 Fh 24.333 - K1 1.54E-04 1.90E-06 K2 0 0 K3 0 0 P1 1.72E-05 2.50E-06 P2 2.28E-05 2.70E-06 Tabel 3. Kualitas Hasil Kalibrasi Kamera Photographs Camera Point Marking Point Tighness Point Precision Quality Total Number 12 Number Oriented 12 Canon EOS 5D Mark II Calibration yes Number of photos using camera 12 Average Photo Point Coverage 14% Overal RMS 0.114 pixels Max 0.448 pixels Min 0.071 pixels Max 0.229 pixels Min 0.034 pixels Max 0.00069 m Min 0.00013 m Overal RMS Vector Length 8.36e-005 m Max Vector Length 9.02e-005 m Min Vector Length 8.24e-005 m B. Orientasi Relatif Orientasi relatif merupakan proses untuk menentukan nilai perputaran sudut rotasi dan pergeseran posisi antara dua foto. Proses ini dilakukan dengan cara memberikan nilai posisi dan orientasi untuk foto pertama, kemudian dilakukan proses perhitungan nilai posisi dan orientasi pada foto kedua menggunakan parameter dari posisi pertama dan koordinat foto dari kedua buah foto. Dalam proses orientasi menghasilakan sebuah nilai relatif antara dua buah foto tersebut. Yaitu menetapkan enam unsur orientasi luar (EOP), yaitu posisi kamera (X L, Y L, Z L ), rotasi sudut (ω, φ, k). 1. Objek lemari Secara garis besar pertampalan atau overlay antar foto tidak boleh kurang dari 60%. Dalam proses ini dilakukan penentukan titik dimana posisi dan nama titik pada foto 1 harus sama dengan yang ditampilkan pada foto 2, begitu juga seterusnya. Dari penggabungan beberapa foto harus mempunyai 1 foto sebagai referensi. Berikut adalah beberapa tampilan data hasil pengolahan overlay foto objek lemari dari berbagai sudut: Photos Tabel 4a. Orientasi relatif dua foto sisi depan lemari Photos X Y Z Tabel 4b. Orientasi relatif dua foto sisi depan lemari Angle 12.504 s 11.744 s 13.850 s 13.440 s 14.503 s 14.501 s 13.619 s 13.657 s 14.436 s RMS Largest Photo Largest 0.967 1.009 2 1.397 1.438 1 2.903 3.006 2 1.407 1.451 1 0.079 0.082 2 0.188 0.195 2 1.591 1.628 1 1.526 1.562 1 2.214 2.288 2 Tightness (percent) 0.038 0.377-0.930 0.041-0.598 0.377-0.854 0.059 0.009-0.393-0.851 0.108-0.513-0.393-0.791 0.052 0.001-0.032-0.877 0.003 0.001-0.024-0.877 0.007-0.537-0.022-0.823 0.065-0.536-0.031-0.821 0.062-0.003-0.204-0.868 0.087-0.003-0.196-0.866 0.082

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2014) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 5 Photos Angle 14.501 s RMS Largest Photo Largest 2.085 2.154 2 Dan berikut adalah hasil pengolahan orientasi relatif 7 foto objek lemari. Tabel 6. Enam unsur orientasi luar (EOP) objek lemari Parameter Xc Yc Zc Omega Phi Kappa 1 0.551 0.061 0.361 2 0.477 0.042 0.261 3 0.396 0.032 0.215 4 0.554 0.034 0.325 5 0.647 0.041 0.371 6 0.499 0.048 0.285 7 0.043 0.004 0.011 9.089 5.801 3.846 4.856 4.669 7.907 0.136 37.017 32.017 41.739 22.504 27.143 44.543 2.741 5.475 1.883 0.959 1.873 3.704 4.608 0.254 Gambar 3. Pemodelan 3D objek lemari dari 2 sisi Sedangkan untuk objek gundukan berumput, tidak hanya dilakukan penandaan titik secara manual, melainkan juga dilakukan penandaan titik secara otomatis. Gambar 4. Penandaan titik secara manual dan otomatis pada objek gundukan berumput 2. Objek gundukan berumput Tabel 7. Enam unsur orientasi luar (EOP) objek gundukan berumput Parameter Xc Yc Zc Omega Phi Kappa 1 dan 2 3 dan 4 5 dan 6 6 dan 7 1-0.00003-0.0006-0.003 2 0.335-0.011-0.021 3 0.003-0.00002 0.0007 4 0.861-0.002 0.360 5-0.031 0.017 0.011 6 0.374 0.068-0.103 6 0.033-0.011-0.015 7 0.392-0.013-0.432 0.021 0.134 0.003 1.072-0.718-8.383 0.428 5.154-0.025 0.988 0.095 3.167-1.094 1.185 1.189 11.730-0.001-0.705-0.023-0.982 0.082 0.584-0.006 1.053 C. Pemodelan 3D Objek dan DSM Setelah melakukan overlay atau pertampalan dari beberapa foto, baik itu objek lemari maupun gundukan berumput, diperoleh pemodelan objek secara 3 dimensi. Gambar 5. Pemodelan 3D objek gundukan berumput D. Objek Lemari Metode hitungan objek lemari adalah menggunakan rumus balok. Tabel 8. Hasil Hitungan Lemari Metode Pengukuran Panjang (m) Lebar (m) Tinggi (m) (m 3 ) CRP 0.457 0.423 0.556 0.107 Roll Meter 0.400 0.400 1.200 0.192 Dari hasil perhitungan volume menggunakan metode Close Range Photogrammetry (CRP), diperoleh volume sebesar 0.107 m 3, sedangkan hasil perhitungan volume objek lemari metode roll meter adalah 0.192 m 3. Dengan demikian hasil perbandingan antara metode CRP dengan perhitungan objek secara langsung menggunakan roll meter tidak terlalu jauh, yaitu sebesar 0.085 m 3.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2014) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 6 E. Pengolahan Data Thacymetri Objek Gundukan Berumput Kerangka dasar untuk pengukuran menggunakan kerangka dasar yang telah tersedia di sekitar daerah yang akan dipetakan. Alat yang digunakan dalam pengukuran titik control objek dan titik detail adalah Electronic Total Stasion Topcon. Pengamatan yang diambil yaitu data sudut horizontal, sudut zenith, dan jarak miring. Untuk dapat memodelkan kontur dan bentuk 3D dari data yang telah diperoleh, minimum harus memiliki 2 permukaan. Dimisalkan permukaan 1 adalah data hasil pengukuran di lapangan dan permukaan 2 adalah data perencaan yang memiliki eleveasi maksimum dan elevasi minimum sama tinggi yaitu 0 meter. Gambar 6. DSM Gundukan Berumput F. Hitungan Objek Gundukan Berumput Untuk objek jenis tidak beraturan yaitu gundukan berumput, penentuan volume menggunakan metode thacymetri. Dalam kasus ini, harus terdapat 2 permukaan (surface). UCAPAN TERIMA KASIH Penulis D.M mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing Jurusan Teknik Geomatika atas kesediaan ilmu dan waktu dalam membantu penulis mulai dari pengambilan data sampai dengan pembuatan laporan. DAFTAR PUSTAKA [1] Atkinson. 1996. Close Range Photogrametry and Machine Vision. WhittlesPublishing. Scotland, UK. [2] Cahyono, A.B. dan Hapsari, H.H. 2008. Petunjuk Praktikum grametri 1. Laboratorium grametri. Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS. [3] Hanifa, R. 2007. Studi Penggunaan Kamera Digital Low-Cost Non- Metrik AutoFocus untuk Pemantauan Deformasi. Tesis. Program Studi Teknik Geodesidan Geomatika. Institut Teknologi Bandung. [4] Institut Teknologi Telkom. 2008. grametri. Bandung. Gedung Learning Centre Kampus Institut Teknologi Telkom. [5] Kusumadarma, A. 2008. Aplikasi Close Range Photogrametry dalam PemetaaanBangun Rekayasa dengan Kamera Dijital Non Metrik Terkalibrasi. TugasAkhir. Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika. Institut TeknologiBandung. [6] Ma'ruf, M. 2003. Perbandingan Digital Terrain Model (DTM) Jenis Grid DenganTriangulated Irregular Network (TIN). Tugas Akhir. Program Studi TeknikGeodesi dan Geomatika. Institut Teknologi Bandung. [7] Saleh, S. 1996. Statistik Induktif. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. [8] Setyadji, B. 2005. Hitung Perataan1. Program Studi Teknik Geodesi dangeomatika. Institut Teknologi Bandung. [9] Yakara, M. and Yilmazb, H.M. 2008. Using In Computing Of DigitalClose Range Photogrammetry. The International Archives of thephotogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences. Vol.XXXVII. Part B3b. Beijing. [10] Wolf, P.R. 1974. Elemen grametri Dengan Interpretasi Udara dan Penginderaan Jauh. Madison : McGraw-Hill. Tabel 11. Hasil Hitungan Gundukan Berumput Menggunakan ETS volume cut (m 3 ) 162.165 volume fill(m 3 ) 0 volume hasil(m 3 ) 162.165 jumlah titik 653 elevasi minimum (m) 5.3 elevasi maksimum (m) 5.9 koordinat minimum (x,y) 1028.099 ; 985.112 koordinat maksimum (x,y) 1034.169 ; 992.718 IV. KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Penentuan volume suatu objek dengan metode fotogrametri rentang dekat (CRP) merupakan alternatif yang kurang akurat untuk objek yang tidak beraturan. 2. Setelah melakukan perbandingan dengan metode thacymetri (ETS) dan roll meter diketahui bahwa: a. Waktu pengukuran lemari metode CRP adalah 30 menit dan metode rol meter adalah 20 menit. b. Jumlah personil pengukuran CRP adalah 1 orang dan personil ETS dan rol meter adalah 2 orang. c. Spesifikasi computer yang dibutuhkan CRP lebih tinggi daripada thacymetri.