PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA RESTORAN BAKMI RAOS MARGONDA Nama : Muhamad Alfi Auliansyah NPM : 14210554 Juusan : manajemen Pembimbing : Fitriansyah Hambali, SE., MM
Latar Belakang Masalah Pentingnya peranan manusia dalam suatu usaha tidak dapat diasingkan lagi, betapa pun sempurnanya program-program yang telah direncanakan akan tetapi apabila individu-individu tersebut tidak melakukan tugasnya dengan baik, tidak akan didapatkan hasil yang baik. Penggunaan faktor manusia sebagai unsur produksi lebih rumit dari faktor produksi lainnya. Setiap manusia mempunyai perbedaan watak antara satu dengan lainnya, sehingga diperlukan suatu cara yang khusus untuk menjamin tingkat produktivitas yang lebih pasti. Selanjutnya adanya kemauan kerja, semangat kerja, disiplin, kejujuran serta kerajinan karyawan sangat diperlukan untuk dimanfaatkan guna mencapain tujuan suatu usaha. Sering dikatakan bahwa semakin tinggi prestasi karyawan semakin tinggi pula tingkat pelayanan yang dapat dihasilkan oleh suatu bisnis usaha tersebut. Dengan demikian akan menghantarkan suatu usaha tersebut ke arah pencapaian tujuan usaha.
Rumusan Masalah Bagaimanakah sistem pemberian insentif yang dilakukan oleh pengelola restoran Bakmi Raos Margonda. Bagaimanakah tingkat produktivitas karyawan pada restoran Bakmi Raos Margonda. Seberapa besar pengaruh pemberian insentif terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan pada restoran Bakmi Raos Margonda.
Batasan Masalah Oleh karena itu begitu luas permasalahan yang ada berkaitan dengan pemberian insentif karyawan terhadap suatu perusahaan, maka penulis hanya membatasi masalah pada : Bagaimana pengaruh antara pemberian insentif terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan pada restoran Bakmi Raos Margonda?
Tujuan Penelitian Untuk menganalisa sistem pemberian insentif yang dilakukan oleh restoran Bakmi Raos Margonda. Untuk menganalisa tingkat produktivitas karyawan pada restoran Bakmi Raos Margonda. Untuk mengetahui pengaruh pemberian insentif terhadap produktivitas kerja karyawan pada restoran Bakmi Raos Margonda.
Data dan Variabel yang digunakan Dalam penulisan ini, penulis menggunakan analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif yang dikumpulkan, dianalisis, dan dievaluasi untuk memperoleh interpretasi yang tepat dari permasalahan yang diteliti.
Alat uji yang digunakan 1. Analisis Tabel 2. Persamaan Regresi Linier Sederhana 3. Koefisien Korelasi 4. Koefisien Determinasi
Hipotesis Ho : β 0 ( tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan antara insentif terhadap produktivitas karyawan ). Ha : β > 0 ( terdapat pengaruh positif yang signifikan antara insentif terhadap produktivitas kerja karyawan ).
Analisis tabel Tahun Jumlah Karyawan Hari Kerja Karyawan Jumlah Absensi 2008 8 2304 258 11.19 2009 11 3168 262 8.27 2010 13 3744 267 7.13 2011 14 4032 275 6.82 2012 15 4320 281 6.50 Tingkat Absensi
Analisis tabel ( lanjutan ) Rumus tingkat absensi Absensi = Jumlah hari kerja absen per bulan Jumlah hari kerja per bulan Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa adanya penurunan yang berarti dari tingkat absensi karyawan pada restoran Bakmi Raos Margonda dari tahun 2008 2012. Dalam tabel di atas terlihat bahwa tingkat absensi karyawan restoran Bakmi Raos Margonda sebesar 11.19% sampai dengan 6.50%. Dengan ditetapkan standar absensi karyawan restoran Bakmi Raos Margonda sudah dibawah standar yang berlaku di restoran tersebut.
Kesimpulan 1. Setelah menganalisa dampak kebijakan pemberian insentif sebagai salah satu faktor pendorong dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dari hasil sistem pemberian insentif baik berupa Insentif Material maupun Non Material, Pemberian insentif yang dilaksanakan restoran Bakmi Raos Margonda berhasil dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawannya. Hal ini dapat dilihat berdasarkan tabel yang menunjukkan penurunan tingkat absensi. Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa tingkat absensi dari tahun 2008-2012 berkisar antara 11.19% sampai dengan 6.50% dengan ditetapkannya standar absensi restoran sebesar 7% maka dapat dilihat bahwa tingkat absensi karyawan restoran Bakmi Raos Margonda sudah dibawah standar yang berlaku di restoran tersebut. 2. Sementara berdasarkan hasil perhitungan statistik yaitu dari hasil analisa koefisien korelasi adalah ( r ) = 0.9% dimana hampir mendekati 1, yang berarti hubungan antara pemberian insentif ( X ) dan produktivitas kerja ( Y ) ternyata kuat dan positif. Dengan demikian kenaikan pemberian insentif pada umumnya menaikkan produktivitas kerja karyawan. Sedangkan koefisien determinasi ( KD ) sebesar 91% berarti bahwa perubahan produktivitas kerja sebesar 91% dipengaruhi oleh pemberian insentif, sedangkan sisanya 9% dipengaruhi faktor yang lain.
Kesimpulan ( Lanjutan ) 3. Dan dari hasil analisis persamaan regresi sederhana dimana Y = 2.444 + 0.013 X dapat diketahui bahwa insentif mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Hal ini bisa diartikan jika restoran tersebut tidak memberikan insentif kepada karyawan ( X = 0 ), maka produktivitas kerja karyawan diperkirakan sebesar 2.444 juta dan apabila restoran menaikkan insentif sebesar 1 juta, maka produktivitas kerja karyawan diperkirakan naik sebesar 0.013 juta pertahun. Jadi ada pengaruh positif yang signifikan antara insentif terhadap produktivitas kerja karyawan.
Saran 1. Pelaksanaan pemberian insentif kepada karyawan yang sudah cukup baik hendaknya terus dipertahankan dan diusahakan untuk lebih ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitas, yaitu dengan menambah jumlah insentif karyawan dan memperhatikan kesejahteraan karyawannya. 2. Pihak restoran hendaknya terus memperhatikan masalah pemberian insentif, karena sangat mempengaruhi terhadap produktivitas kerja karyawannya sehingga tujuan penjualan pada restoran tersebut dapat tercapai sesuai dengan target yang telah ditentukan. 3. Di dalam pemberian insentif hendaknya dilakukan pemberian insentif secara selektif kepada karyawan, agar setiap target yang telah ditetapkan bisa tercapai. Selektif disini maksudnya insentif diberikan hanya kepada karyawan yang mampu menghasilkan diatas yang ditargetkan. Penetapan target tidak lagi ditentukan secara global, tetapi didasarkan pada target masing-masing karyawan.