BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas SD Negeri Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bulan Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas, yaitu suatu bentuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK atau Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Jean Me Niff di kutip dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 4 Rencana Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada sub-bab ini akan dijelaskan secara rinci mengenai setting dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Tegalrejo yang terletak di Jalan Jumprit Km 4 Desa Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah. Letak SDN 2 Tegalrejo, kurang lebih 28 km dari Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung. Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 selama 3 bulan pada bulan Februari sampai April 2014. Pada bulan Februari, penulis mengadakan persiapan yaitu observasi di kelas, menyusun proposal dan menyiapkan instrumennya. Pada awal Maret, penulis sudah mulai melaksanakan uji validitas siklus I dan II kemudian dilanjutkan pelaksanaan penelitian sampai akhir Maret. Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian No Pelaksanaan Penelitian Februari Maret April 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3 Uji validitas soal siklus 1 dan siklus 2 Siklus 1 Perencanaan 4 Pelaksanaan Observasi Refleksi Siklus 2 Perencanaan 5 Pelaksanaan Observasi Refleksi 6 Pelaporan 28

29 3.1.2 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Tegalrejo. Jumlah siswa sebanyak 21 anak dengan siswa laki-laki sebanyak 13 anak dan perempuan 8 anak. Karakteristik anak kelas V SDN SDN 2 Tegalrejo suka bermain dan suka dengan hal-hal baru. Alasan penulis mengambil SDN 2 Tegalrejo sebagai tempat penelitian karena hasil belajar IPA siswa kelas V cenderung rendah. Hal ini terlihat dari tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan rendah, tingkat konsentrasi rendah, dan hasil belajar beberapa siswa yang tidak memenuhi KKM. 3.2 Variabel Penelitian Menurut Slameto (2012: 138), variabel penelitian didefinisikan sebagai faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi. Secara teoritis menurut Hatch dan Farhady (1981) dalam Sugiyono (2010: 60), variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain. Kerlinger (1973) dalam Sugiyono (2010: 61) menyatakan bahwa variabel adalah konstrak atau sifat yang akan dipelajari. Variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda. Berdasarkan pengertian variabel menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang bila diukur memberikan nilai yang bervariasi dan tiap objek yang diteliti itu nilainya berbeda dengan yang lainnya. Dalam penelitian tindakan kelas ini ada dua variabel yang terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel-variabel tersebut antara lain: 3.2.1 Variabel bebas (x) Variabel bebas dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation merupakan suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok

30 heterogen. Siswa terlibat secara aktif baik dalam perencanaan pembelajaran, investigasi atau penyelidikan dan sampai ke laporan hasil penyelidikan kepada seluruh kelas. Seluruh anggota bertanggung jawab atas kontribusi masing-masing kepada kelompok yang nantinya kontribusi tersebut dipakai untuk memecahkan masalah secara bersama-sama dengan bantuan benda nyata sebagai sumber informasi langsung. Dengan bantuan benda nyata, siswa akan lebih mudah mencari bahan sebagai alat untuk melakukan investigasi atau penyelidikan sehingga waktu yang diperlukan tidak cukup lama karena siswa tidak perlu mencari alat yang diperlukan. 3.2.2 Variabel terikat (y) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA. Hasil belajar merupakan faktor penentu keberhasilan suatu pembelajaran. Hasil belajar dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai hasil akhir dari proses kegiatan belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor yang berupa angka sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ditetapkan. Penulis mengambil materi cahaya dan sifat-sifatnya dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sebagai berikut. Tabel 3.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat kegiatan membuat suatu karya/model. cahaya. 3.3 Prosedur Penelitian Jenis penelitian yang akan penulis lakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Menurut Arikunto (2008) dalam Jasa Ungguh Mulyawan (2010), PTK merupakan salah satu bentuk penelitian yang dilakukan di kelas. Manfaat PTK sesungguhnya adalah untuk mencari jalan keluar dari suatu masalah di kelas serta untuk mengembangkan pengetahuan dan teknologi. Dengan melaksanakan PTK, diharapkan guru dapat menerapkan pembelajaran yang membuat siswa aktif dan tertarik mengikuti pembelajaran.

31 Selain itu, siswa juga bisa belajar IPA melalui penemuan karena siswa akan lebih memahami apabila siswa menemukan sendiri apa yang mereka pelajari. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus dan tiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Konsep pokok penelitian tindakan menurut Kemmis dan Taggart (1988) dalam Rochiati Wiriaatmadja (2005: 66) terdapat empat tahap rencana tindakan yaitu perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Alur dalam penelitian ini sesuai dengan model spiral dari Kemmis dan Taggart (1988) yang disajikan dalam bagan berikut. Gambar 3.1 Bagan Model PTK Spiral dari Kemmis dan Taggart (1988) 3.3.1 Rencana Tindakan Siklus I Rencana tindakan pada siklus I terdiri atas empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Rencana tindakan dalam siklus 1 dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Perencanaan Tahap perencanaan ini berupa rencana kegiatan pelaksanaan siklus I, yaitu menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti untuk memecahkan masalah. Rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah (1) menyusun RPP materi cahaya dan sifat-sifatnya dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata, (2) mempersiapkan sumber dan media

32 pembelajaran berupa benda- benda nyata yang berkaitan dengan pembelajaran diantaranya lampu senter, lilin, gelas, sendok, sedotan, pensil, plastik bening, kertas karton, dan cermin, dan batu, (3) menyiapkan lembar observasi guru dan siswa, (4) menyiapkan soal evaluasi, (5) konsultasi dengan guru kelas. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini digunakan sebagai progam kerja atau pedoman dalam melaksanakan proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam rencana pembelajaran ini, penulis menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata. Rencana yang telah dipersiapkan oleh penulis selanjutnya dikonsultasikan dengan guru sebelum pelaksanaan tindakan untuk menyesuaikan pembelajaran pada siswa. Setelah menyusun rencana pembelajaran, penulis menyiapkan instrumen penelitian yang berupa lembar observasi guru dan siswa serta peralatan dokumentasi foto untuk memperoleh data nontes. Setelah menyiapkan alat tes dan nontes, peneliti berkoordinasi dengan guru mata pelajaran mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2. Tindakan Tindakan merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Tindakan yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran group investigation berbantuan benda nyata pada siklus I ini sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Tindakan tersebut berlangsung selama tiga kali pertemuan. Tindakan yang dilaksanakan pada pertemuan pertama dan kedua meliputi pendahuluan, inti, dan penutup. Kegiatan pada pertemuan ketiga adalah evaluasi akhir atau post test. Untuk lebih jelasnya tahap pelaksanaan tindakan siklus I pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertemuan 1 1. Kegiatan Awal Pada tahap ini guru mempersilakan ketua kelas untuk memimpin doa kemudian guru memberikan apersepsi tentang pengalaman siswa saat bercermin. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari bersama dan

33 menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru menjelaskan bahwa pembelajaran akan dilakukan dengan model kooperatif tipe group investigation. 2. Kegiatan Inti Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah (1) siswa diminta menjelaskan pengertian cahaya dengan bahasa sendiri, (2) siswa diberi penjelasan oleh guru mengenai langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe group investigation, (3) siswa dan guru menentukan topik yang akan diselidiki, (4) siswa dibagi menjadi 4 kelompok menurut nomor absen @4-6 anak, (5) siswa bersama kelompok membuat perencanaan penyelidikan, (6) siswa bersama kelompok melakukan percobaan berdasarkan tugas yang diberikan guru sesuai undian yang diperoleh, (7) siswa bersama kelompok membuktikan sifat cahaya merambat lurus, menembus benda bening, menunjukkan pantulan cahaya mengenai cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung, dan proses pembiasan cahaya. 3. Kegiatan Penutup Guru memberikan tugas kepada siswa untuk belajar lagi di rumah mengenai materi yang telah dipelajari hari ini dan mempersiapkan penyelidikan untuk pertemuan selanjutnya. Pertemuan 2 1. Kegiatan Pendahuluan Pada tahap pendahuluan guru mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran. Guru bertanya kepada siswa tentang kesulitan materi pertemuan yang lalu. Guru kemudian mengajak siswa untuk melanjutkan tugas pada pertemuan sebelumnya. 2. Kegiatan Inti Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah (1) setiap kelompok membuat kliping tentang sifat-sifat cahaya sesuai topik masing-masing berdasarkan informasi yang diperoleh dari pertemuan sebelumnya, (2) setiap kelompok mempresentasikan hasil penelitian di depan kelas, (3) kelompok lain menaggapi hasil presentasi dari kelompok yang berpresentasi.

34 3. Kegiatan Penutup Pada tahap ini, guru mengulas kembali materi tentang sifat-sifat cahaya yang telah dipelajari. Guru juga memberikan informasi bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi sehingga di rumah siswa bisa belajar kembali mengenai materi yang sudah dipelajari. Pertemuan 3 Pada pertemuan ketiga, kegiatan yang dilaksanakan adalah evaluasi. Dalam kegiatan ini guru membagikan soal tertulis untuk dikerjakan secara individu, sebagai sarana pengukuran tingkat pemahaman. Evaluasi ini diberikan pada akhir pertemuan siklus I. Siswa dan guru kemudian membahas hasil evaluasi dan menghitung nilai akhir. Guru juga memberikan penghargaan bagi siswa yang mendapat mendapat nilai terbaik untuk memotivasi siswa untuk lebih giat belajar. Selanjutnya, siswa diminta memberi pendapat tentang proses pembelajaran yang telah dilakukan. Apa sajakah kekurangan dari pembelajaran tersebut sehingga guru dapat menginstrospeksi proses pembelajaran agar lebih baik lagi pada pengajaran yang berikutnya. 3. Observasi Tahap ini penulis berkolaborasi dengan teman sejawat guru sebagai observer melakukan observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observer melakukan pengamatan kepada keterlaksanaan tindakan guru dalam pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata dengan materi cahaya dan sifat-sifatnya. Observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran dan terhadap hasil evaluasi siswa. 4. Refleksi Pada tahap ini penulis melakukan refleksi terhadap proses kegiatan belajar. Refleksi dilakukan atas dasar hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh observer/teman sejawat guru terhadap keterlaksanaan tindakan guru kelas sesuai model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata

35 dengan materi cahaya dan sifat-sifatnya. Setelah tahap refleksi dan siklus I selesai dilaksanakan, maka diperoleh hasil. Hasil tersebut akan dianalisis apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau belum, serta kelemahan-kelemahan apa saja yang menghambat proses belajar mengajar. Apabila hasil yang diperoleh belum mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan, maka dilanjutkan pada siklus II. 3.3.2 Rencana Tindakan Siklus II Pada siklus II pun kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada siklus I hanya saja waktu pelaksanaan akan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia di SD tempat dilakukannya penelitian dengan indikator pembelajaran yang berbeda. Siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan/kekurangan pada siklus I. 1. Perencanaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah (1) menyusun RPP dengan SK : Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model dan KD : Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Indikator pada siklus II berbeda dari siklus I yaitu dengan materi pokok alat optik, (2) mempersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa alat-alat optik seperti mikroskop, teropong, lup, dan teleskop, (3) menyiapkan lembar observasi guru dan siswa, (4) menyiapkan soal evaluasi. 2. Pelaksanaan tindakan. Tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II adalah tindakan yang merupakan perbaikan dari siklus I, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan yang menjadi penghambat pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata. Pada siklus II ini, peneliti berusaha memperbaiki proses pembelajaran dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan dan saran-saran dari siswa pada siklus I. Tindakan yang dilakukan pada tahap ini sama seperti pada siklus I yaitu terdiri atas tiga pertemuan meliputi pendahuluan, inti, dan penutup.

36 Pertemuan 1 1. Kegiatan Awal Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah guru mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin doa dan memberikan salam. Guru kemudian menginformasikan materi yang akan dipelajari bersama dengan model pembelajaran yang sama dengan siklus I. Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan contoh alat optik. Kemudian guru menginformasikan materi yang akan dipelajari hari ini dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2. Kegiatan Inti Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah (1) guru menggali pengetahuan siswa dengan meminta siswa menyebutkan apa saja yang termasuk alat optik, (2) guru bersama siswa menentukan topik yang akan diselidiki dan membagi siswa menjadi 4 kelompok secara heterogen, (3) perwakilan setiap kelompok diminta maju ke depan untuk mengambil alat optik sebagai sarana untuk mengerjakan tugas, masing-masing kelompok bertugas menyelidiki semua macam alat optik (4) siswa bersama kelompok membuat perencanaan penyelidikan, (5) siswa bersama kelompok melakukan percobaan berdasarkan tugas yang diberikan guru, (6) siswa bersama kelompok menyelidiki contoh alat optik dan bagian-bagiannya, (7) siswa bersama kelompok berdiskusi tentang contoh penggunaan alat optik dalam kehidupan sehari-hari, (8) siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang belum jelas. 3. Kegiatan Penutup Guru memberikan tugas kepada siswa untuk belajar lagi di rumah mengenai materi yang telah dipelajari hari ini. Pertemuan 2 Pada pertemuan kedua, kegiatan yang dilakukan adalah (1) setiap kelompok membuat kliping tentang alat optik berdasarkan informasi yang diperoleh dari pertemuan sebelumnya, (2) setiap kelompok mempresentasikan hasil penelitian di depan kelas, (3) kelompok lain menaggapi hasil presentasi dari

37 kelompok yang berpresentasi, (4) guru mengulas kembali materi tentang alat optik yang telah dipelajari. Pertemuan 3 Pada pertemuan ketiga, kegiatan yang dilaksanakan adalah evaluasi. Dalam kegiatan ini guru membagikan soal tertulis untuk dikerjakan secara individu, sebagai sarana pengukuran tingkat pemahaman. Evaluasi ini diberikan pada akhir pertemuan siklus II. Siswa dan guru kemudian membahas hasil evaluasi dan menghitung nilai akhir. Hasil belajar yang diharapkan pada siklus II ini lebih baik dari siklus I. Guru juga memberikan penghargaan bagi siswa yang mendapat mendapat nilai terbaik untuk memotivasi siswa untuk lebih giat belajar. Selanjutnya, guru memberikan pesan penyemangat agar pada pembelajaran selanjutnya siswa lebih aktif dan bersemangat dalam belajar. 3. Observasi. Seperti halnya pada siklus I, pada siklus II ini pengamatan tetap dilakukan terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan untuk meningkatkan hasil tes siswa. Penulis melakukan pengamatan terhadap siswa dengan menggunakan lembar observasi dengan observer teman sejawat dari guru, dan melakukan pengambilan gambar. Observasi yang dilakukan pada siklus II ini hampir sama dengan pelaksanaan observasi pada siklus I. Dalam observasi data diperoleh melalui beberapa cara, yaitu (1) tes untuk mengetahui hasil belajar IPA setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata, (2) observasi untuk mengetahui kegiatan guru saat mengajar serta tingkah laku dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, (3) dokumentasi foto yang digunakan sebagai laporan yang berupa gambar kegiatan guru saat mengajar dan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran. 4. Refleksi. Refleksi yang dilakukan setelah selesai siklus II adalah menganalisis keefektifan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Kemudian penulis menelaah

38 hasil penilaian evaluasi akhir pembelajaran siklus II. Penelitian selesai dan berhasil jika persentase ketuntasan belajar siswa dalam siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu sebanyak 85% siswa sudah tuntas KKM. 3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa kelas V dalam mata pelajaran IPA di SDN 2 Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung setelah dilaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata adalah sebagai berikut. 3.4.1.1 Observasi Observasi yang dilakukan oleh observer adalah mengamati cara guru mengajar dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran IPA siswa kelas V SDN 2 Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata pada siklus I dan II. 3.4.1.2 Tes Dalam penelitian ini penulis akan mengadakan tes tertulis yang akan dilaksanakan sesudah pelaksanaan tindakan. Hasil tes akan digunakan sebagai alat ukur ketercapaian tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata. Tes ini diberikan pada pertemuan ketiga dari tiap siklus. 3.4.1.3 Dokumentasi Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen dokumen baik dokumen tertulis,

39 gambar maupun elektronik. Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh data awal tentang nama siswa dan nilai hasil ulangan IPA siswa kelas V di SDN 2 Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung. Dokumentasi yang dilakukan penulis adalah mengambil nilai ulangan harian siswa kelas V semester II tahun pelajaran 2013/2014. 3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data 3.4.2.1 Lembar Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Data yang ingin diperoleh adalah untuk mengetahui penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran koopertif tipe group investigation berbantuan benda nyata serta perkembangan guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model koopertif group investigation berbantuan benda nyata. Dalam penelitian ini, guru bertindak sebagai pelaksana pembelajaran. Penulis meminta bantuan dari teman sejawat guru yang akan menjadi observer, sementara penulis sendiri bertindak sebagai dokumenter dan pengamat proses pembelajaran. Ada dua hal yang observer amati yaitu kegiatan guru saat mengajar dan aktivitas siswa ketika mengikuti pembelajaran. Maka dari itu, lembar observasi dibedakan menjadi dua yaitu lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa. Untuk lembar observasi kinerja guru digunakan Skala Likert (Sugiyono, 2010: 134-135) dengan rentang skor 1-4 dengan 25 item. Skor maksimal dari kegiatan pengamatan pembelajaran yang dirancang ialah 100. Kriteria yang ditetapkan berdasarkan skor tersebut dapat dikategorikan dalam tingkat sangat tidak baik jika skor hasil pengamatan 25, tingkat tidak baik jika skor hasil pengamatan 26-50, tingkat baik jika skor hasil pengamatan 51-75, dan tingkat sangat baik jika skor hasil pengamatan 76-100. Kisi-kisi lembar observasi guru dapat dilihat pada tabel 3.3

40 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru No Aspek Indikator 1 Kegiatan Pra Pembelajaran 2 Kegiatan Awal 1. Menyiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran. 2. Memeriksa siswa untuk duduk rapi di termpat duduk masing-masing. 1. Guru membuka pelajaran dengan salam. 2. Guru melakukan kegiatan apersepsi. 3. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran materi yang akan dipelajari hari ini. 3 Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan jelas. 2. Memberikan kesempatan pada siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki. 3. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok secara heterogen. 4. Guru membagi topik yang akan diselidiki. 5. Guru membagikan alat peraga berupa benda nyata. 6. Guru membimbing siswa merencanakan penelitian. 7. Guru membimbing siswa dalam melakukan penyelidikan. 8. Guru membimbing siswa dalam mengumpulkan informasi dari sumber dan media pembelajaran yang telah disediakan oleh guru. 9. Guru menghimbau siswa agar bersikap sportif dan tidak mengganggu kelompok lain. 10. Guru membimbing siswa mengorganisasi data yang diperoleh melalui kegiatan investigasi. 11. Guru membimbing siswa menyusun laporan hasil penyelidikan berupa kliping. 12. Guru mengatur jalannya laporan penelitian (presentasi) dari masing-masing kelompok. 13. Guru membimbing siswa dalam menyampaikan laporan penelitian dan meminta siswa untuk mendengarkan presentasi 14. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menaggapi hasil presentasi. 4 Kegiatan Penutup 1. Guru membimbing siswa untuk menggabungkan rangkuman kesimpulan semua kelompok. 2. Guru melakukan refleksi pembelajaran (umpan balik berupa kritik, saran, dan pujian mengenai topik yang di presentasikan). 3. Guru memberikan evaluasi. 4. Guru membimbing siswa untuk melakukan koreksi silang. 5. Guru melakukan penilaian hasil evaluasi. 6. Guru mengakhiri pembelajaran. Nomor Soal 1-2 3-5 6-19 20-25

41 Indikator yang dirumuskan pada kisi-kisi observasi kinerja guru diatas sesuai dengan standar proses dan sintaks model kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata. Untuk lembar observasi aktivitas siswa digunakan rentang skor 1-4 dengan 20 item. Skor maksimal dari kegiatan pengamatan pembelajaran yang dirancang ialah 80. Kriteria yang ditetapkan berdasarkan skor tersebut menggunakan pedoman skala Likert dan dapat dikategorikan dalam tingkat sangat tidak baik jika skor hasil pengamatan 20, tingkat tidak baik jika skor hasil pengamatan 21-40, tingkat baik jika skor hasil pengamatan 41-60, dan tingkat sangat baik jika skor hasil pengamatan 61-80. Kisi-kisi lembar observasi siswa dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa. No Aspek Indikator 1 Kegiatan Pra Pembelajaran 1. Siswa menyiapkan alat tulis masing-masing. 2. Siswa duduk di tempat duduk masing-masing. 3. Siswa siap mengikuti pembelajaran. 2 Kegiatan Awal 1. Siswa menjawab salam dari guru. 2. Siswa mendengarkan penjelasan guru. 3. Siswa tidak bergurau saat guru menjelaskan. 3 Kegiatan Inti 1. Siswa aktif memberi kontribusi topik yang akan dipelajari. 2. Siswa berkelompok dengan temannya sesuai petunjuk guru. 3. Siswa bersedia menerima pembagian topik yang akan diselidiki. 4. Siswa terlibat dalam perencanaan penelitian. 5. Siswa aktif menggunakan alat peraga sesuai petunjuk guru. 6. Siswa aktif mengikuti semua langkah-langkah pembelajaran. 7. Siswa aktif berdiskusi. 8. Siswa aktif mengumpulkan bahan untuk membuat laporan. 9. Siswa aktif membuat kliping. 10. Siswa mempresentasikan hasil investigasinya di depan kelas. 11. Siswa memberi tanggapan atas presentasi kelompok lain. 4 Kegiatan Penutup 1. Siswa aktif membuat rangkuman. 2. Siswa mengerjakan soal evaluasi tanpa mengganggu temannya. 3. Siswa melakukan koreksi silang sesuai petunjuk guru. Nomor Soal 1-3 4-6 7-17 18-20

42 3.4.2.2 Soal Tes Tertulis Soal tes yang diberikan adalah soal test tertulis yang berbentuk pilihan ganda sejumlah 65 soal. Untuk siklus 1 sebanyak 35 soal dan silus 2 sebanyak 30 soal. Tes ini diberikan di pertemuan ketiga tiap siklus yaitu di akhir pertemuan siklus. Soal tes digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Adapun kisikisi soal dapat dilihatpada tabel berikut ini. Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model. Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I Kompetensi Dasar Indikator Nomer Soal 6.1 Mendeskripsikan Menyebutkan 1,12,15, sifat-sifat cahaya. sifat-sifat cahaya 32, 33 Menyebutkan 10,20, pemanfaatan 26, 30 sifat cahaya merambat lurus dalam kehidupan sehari-hari. Membandingkan sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna, gelap). Membuktikan sifat-sifat cahaya dapat dipantulkan yang mengenai cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung. Memberikan contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan seharihari melalui percobaan. 2, 7, 11, 17,22, 29 5, 6, 8, 13, 14, 16, 19, 23, 25, 28, 31, 34, 35 3, 4, 9, 18, 21, 24, 27 Valid Tidak Valid 1, 12, 32 15, 33 26, 30 10, 20 2 7,11,1 7, 29 5, 6, 14, 16, 28, 31 3, 4, 9, 18, 21, 24, 27 8, 13, 19, 23, 34, 35 -

43 Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model Tabel 3.6 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II Kompetensi Nomer Indikator Dasar Soal 6.1 Mendeskripsikan Menyebutkan 7, 8, 13, sifat-sifat macam-macam 20, 22 cahaya. alat optik. Menyebutkan bagian-bagian dari alat optik. Memberikan contoh penggunaan alat optik dalam kehidupan sehari-hari. Menyebutkan macam-macam penyakit mata. 1, 5, 6, 10, 11, 12, 17, 19, 21, 23, 26 2, 3, 4, 9, 18, 24, 25, 29, 30 14, 15, 16, 27, 28 Valid Tidak Valid 7, 13, 8, 22 20 1, 5, 6, 10, 21, 26 2, 3, 4, 9, 24, 25, 29, 30 14, 16, 28 11, 12, 17,19, 23 18 15, 27 3.5 Analisis Data 3.5.1 Analisis Kesukaran Soal Suatu tes hasil belajar yang baik memiliki proporsi butir soal yang tingkat kesukarannya seimbang, artinya berdistribusi secara normal. Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 207), ciri soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa utnuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena ini diluar jangkauannya. Cara mencari indeks kesukaran soal adalah dengan cara sebagai berikut: P = B JS Di mana: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

44 JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria tingkat kesukaran soal menurut Arikunto (2009:210) : P = 0,00 0,30 adalah soal sukar P = 0,30 0,70 adalah soal sedang P = 0,70 1,00 adalah soal mudah 3.5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Suharsimi Arikunto (2007: 75), mengemukakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation 0,2. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama, Sugiyono (2010: 173). Menurut Sugiyono (2012: 184), suatu item instrumen penelitian dianggap reliabel jika memiliki koefisien reliabilitas minimal 0,6. Setelah data terkumpul, maka peneliti menganalisis data tersebut dengan bantuan program SPSS 16 For Windows untuk kemudian dideskripsikan atau dipaparkan hasilnya. Hasil uji validitas dan reliabilitas soal dapat dilihat pada lampiran. 3.5.3 Analisis Data Kuantitatif Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Langkah pertama adalah pengubahan jawabab-jawaban soal tes menjadi angka-angka. Angka-angka hasil penilaian tersebut selanjutnya diubah menjadi nilai-nilai untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Dalam penelitian ini menghitung nilai dari setiap siswa dan menghitung rata-rata dari seluruh siswa atau kelas V.

45 3.5.3.1 Rumus menghitung nilai nilai akhir = skor yang diperoleh skor maksimal x 100 Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dapat dilihat dalam tabel kriteria ketuntasan sebagai berikut: Tabel 3.7 Kriteria Ketuntasan Minimal Hasil Belajar SDN 2 Tegalrejo KKM Kualifikasi 70 Tuntas < 70 Tidak tuntas 3.5.3.2 Rumus menghitung rata-rata nilai siswa Rata-rata kelas dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Keterangan: x x n : Mean (rata-rata) : jumlah semua nilai siswa : jumlah siswa x = x n Penyajian data kuantitatif juga dapat dipaparkan dalam bentuk persentase. Rumus persentase ketuntasan siswa adalah sebagai berikut: jumlah siswa yang tuntas Persentase ketuntasan = jumlah seluruh siswa x 100% 3.5.4 Analisis Data Kualitatif Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data observasi dari hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Data kualitatif yang diperoleh dari observasi guru selama proses pembelajaran IPA berlangsung dengan cara deskriptif, dan data ini hanya bersifat sebagai data pendukung. Data observasi menggunakan skala penilaian Likert dengan rentang nilai antara (4, 3, 2, 1) untuk penilaian keterlaksanaan guru dalam pembelajaran yang berarti angka 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = tidak baik, 1 = sangat tidak baik (Sugiyono, 2010: 135) dengan cara memberi centang ( ) pada kolom skala nilai. Kemudian skala nilai tersebut

46 dijumlahkan kemudian dikonversi atau diubah untuk menilai keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru. Konversi keterlaksanaan pembelajaran guru dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 3.8 Konversi Skor Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru Skor Keterangan 76-100 Sangat Baik 51-75 Baik 26-50 Tidak Baik 25 Sangat Tidak Baik 3.6 Indikator Kinerja Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan indikator sebagai berikut. 85% siswa kelas V SDN 2 Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung mengalami ketuntasan belajar, artinya minimal ada 18 siswa dari 21 siswa yang mencapai nilai KKM 70 dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata.