BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. era global ini dan menimbulkan kematian hingga 22,8 % dari berbagai jenis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini. sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

BAB I. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sebab, menempati urutan kesepuluh penyebab semua kematian dan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penyalahgunaan konsumsi alkohol sudah. sangat marak di kalangan masyarakat awam. Di Negara maju

BAB I PENDAHULUAN. yang semula didominasi oleh penyakit infeksi atau menular bergeser ke penyakit non

TREND KECELAKAAN LALU LINTAS DI INDONESIA ( ) 12/8/2014. Pertemuan Kesebelas. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekitar 1,27 juta orang meninggal di jalan setiap tahunnya di dunia, dan 20 -

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di Indonesia dewasa ini telah mengalami proses integrasi damai

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Yuda Rizky, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu. lintas banyak terjadi di dunia. Tidak hanya di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia setiap tahunnya akibat kecelakaan lalu lintas, dengan jutaan lebih

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan kendaraan, salah satunya berupa kendaraan bermotor. Semakin meningkatnya penggunaan alat transportasi maka akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk yang cukup memprihatinkan. Sejak tahun 1992 hingga 2009, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab. terbanyak terjadinya cedera di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 30 juta orang terbunuh akibat kecelakaan jalan (road crashes). Kajian terbaru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa. maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Sepeda motor merupakan salah satu sarana. transportasi yang tidak asing lagi bagi masyarakat

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepeda motor saat ini menjadi super booming, dan menjadi alat angkut

pembinaan dan operasi. Audit keselamatan jalan pada awalnya diperiksa oleh orang atau tim yang berkualitas secara mandiri untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa dijalan yang melibatkan kendaraan atau pemakai jalan lainnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Alkohol adalah zat adiktif yang sering. disalahgunakan di masyarakat. Alkohol banyak terkandung

BIAYA KECELAKAAN LALULINTAS JALAN DI INDONESIA DAN VIETNAM

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya sebuah kecelakaan (Hakkert, 2005). Salah satu contohnya adalah

Angka Kejadian Korban Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Luar Visum Et Repertum

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. W POST OP CRANIATOMY HARI KE- 2 DENGAN CEDERA KEPALA BERAT DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN

DATA ANALYZE COMPETITION. Create a Climate of Statistics Relating to Various Aspects of Life in Society PETUNJUK UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dunia, jumlah. kriminalitas yang disertai kekerasan juga ikut

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1,24 juta jiwa meninggal dunia dan sekitar 50 juta jiwa mengalami luka berat dan

BIAYA KECELAKAAN PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH PURBALINGGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GROSS OUTPUT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUKU MONITORING KESEHATAN PENGEMUDI

ESTIMASI TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS NASIONAL DAN 6 PROPINSI DI PULAU JAWA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab XXI : Menyebabkan Mati Atau Luka-Luka Karena Kealpaan

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. tahun 2010 jumlah kecelakaan yang terjadi sebanyak sedangkan pada tahun

Kata kunci: kecelakaan lalu lintas, pengendara sepeda motor, minuman beralkohol, umur kendaraan.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Berbagai peristiwa yang terjadi ditanah air seperti. kecelakaan pesawat, kecelakaan mobil, pencurian organ,

BAB I PENDAHULUAN. dan penyebab pertama kematian pada remaja usia tahun (WHO, 2013).

Epidemiologi Kecelakaan Lalu Lintas PERTEMUAN 9 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan manajemen.

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN LALU LINTAS KOTA SEMARANG ABSTRAK

EVALUASI KECELAKAAN LALULINTAS SELAMA MUDIK LEBARAN MELALUI JALUR DARAT DI INDONESIA TAHUN 2015 DAN 2016

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis. termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARAKTERISTIK KORBAN KECELAKAAN LALULINTAS DI KOTA MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di era globalisasi terus berkembang, khususnya

JENIS KEKERASAN DAN POLA LUKA PADA KORBAN MATI KECELAKAAN LALU LINTAS DI RSUD ARIFIN ACHMAD PERIODE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. transportasi pribadi khususnya sepeda motor guna mempercepat dan

ANALISIS SISTEM INFORMASI FAKTOR RISIKO KECELAKAAN LALU LINTAS DI DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan kasus yang sering ditemui. di Instalasi Rawat Darurat. Cedera kepala adalah salah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera atau trauma adalah permasalahan yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian tidak wajar yang kadang-kadang belum. diketahui penyebabnya saat ini semakin meningkat.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN.

ABSTRAK. Trauma kapitis merupakan salah satu kasus yang paling sering dijumpai

BAB 3 STRATEGI DASAR MANAJEMEN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Kata kunci : Pola luka kecelakaan lalu lintas, DOA, rawat meninggal

BAB III LANDASAN TEORI. Jalan Wonosari, Piyungan, Bantul, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang

ABSTRAK. Kecelakaan Lalu Lintas, Penggunaan Helm, Penggunaan Telepon Seluler, dan Kecepatan.

Oleh: SYAFRIANI, M.Kes Prinsip-prinsip Epidemiologi STIKES TUANKU TAMBUSAI RIAU

BAB III LANDASAN TEORI. hanya melibatkan satu kendaraan tetapi beberapa kendaraan bahkan sering sampai

BAB I BAB I PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu ilmu tentang mengantisipasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dalam penanganan korban atau pasien gawat darurat diperlukan. dengan melibatkan beberapa pihak (Depkes,2016).

BAB I PENDAHULUAN. bukan cedera yang membutuhkan pertolongan segera. Gawat darurat adalah suatu

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Masalah lalu lintas melalui darat, laut, dan udara

dengan Traffic Calming

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tahun, menjadi penyebab tertinggi kedua kematian manusia pada usia 5-14 tahun,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang permasalah. Semua makhluk hidup pasti sangat membutuhkan lalu lintas, untuk berpindah

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kesenjangan antara Das Sein dengan Das Sollen adalah suatu hal yang

BAB IV : Dalam bab ini diuraikan tentang dasar pertanggungjawaban pidana pada kasus. kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kerugian materil.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalulintas merupakan masalah kesehatan yang cukup serius pada era global ini dan menimbulkan kematian hingga 22,8 % dari berbagai jenis kecelakaan yang ada (Depkes RI., 2004; Anonim, 2007; Utama, 2007). Sekitar 3.000 orang meninggal akibat kecelakaan lalulintas tiap hari dan puluhan juta lainnya mengalami luka berat dan ringan di seluruh dunia. Luka akibat kecelakaan lalulintas menduduki peringkat ke sembilan sebagai faktor penyebab cacat di seluruh dunia pada tahun 2000 dan diperkirakan akan menjadi nomor tiga pada tahun 2020 (World Health Organisation/WHO, 2004). Kecelakaan di seluruh dunia yang menyebabkan kematian dan kecacatan masing-masing 85% dan 90% terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah sampai menengah, termasuk Indnesia. Darmanto menuliskan bahwa 72 orang meninggal perhari akibat kecelakaan lalulintas jalan dalam lima tahun terakhir (Anonim, 2007). Kematian akibat kecelakaan lalulintas di Indonesia setiap tahunnya mencapai 30.000 (Suhartono, 2008). Tingkat fatalitas kecelakaan lalulintas jalan di Indonesia menduduki peringkat ketiga di ASEAN dan merupakan pembunuh nomor tiga terbesar setelah penyakit jantung dan stroke (Depkes RI., 2004; Anonim, 2007; Suhartono, 2008). Pengguna jalan berkendaraan dengan aman sangatlah penting terutama pengendara sepeda motor karena dalam kecelakaan kerentanannya lebih besar dari 1

2 pada pengendara lainnya ( Anonim, 1993; Mayau et al., 1995; Crilly,1998; Anonim, 2006; Suhartini et al., 2006). Kejadian kecelakaan lalulintas banyak disebabkan kelalaian maupun kurangnya kewaspadaan dari korban kecelakaan. Salah satu penyebab menurunnya kewaspadaan adalah akibat pengguna alkohol (Puspitasari, 2007; Utami et al., 2007). Data pada beberapa negara di berbagai belahan dunia, terutama di Eropa, menunjukkan bahwa mengemudikan kendaraan bermotor setelah meminum alkohol merupakan penyebab utama kecelakaan lalu lintas (Assunta, 2000; Anonim, 2002; Kugelberg et al., 2006), terutama pada sepuluh tahun terakhir. Data pada Lembaga Pemerintah Perancis yang peduli terhadap kesehatan masyarakat dan keselamatan angkutan menunjukkan bahwa sekitar 30% kecelakaan fatal berkaitan dengan minum alkohol, terutama kecelakaan tunggal kendaraan bermotor akibat kehilangan kendali (OR 4,19) (Reynaud, 2002). Pengendara tewas kecelakaan di Victoria Australia 20% diantaranya disebabkan kandungan kadar alkohol dalam darah sebesar 0,5 gr% (Anonim, 2006). Pada tahun 1980 di Peurto Rico, kematian di jalan raya mencapai 50.000 pertahun dan lebih dari 50% terkait dengan masalah minuman keras (Kaye, 1980). Data di pusat trauma rumah sakit umum Finlandia menunjukkan dua per tiga penderita trauma yang dirawat adalah peminum minuman beralkohol (Savola et al., 2004). Penelitian di negara-negara Mediteran menunjukkan bahwa pengguna alkohol memiliki risiko relative 4,9 (95% CI; 1,4-16,8) mengalami kecelakaan berkendaraan (Petriodou et al., 1998).

3 Data pemeriksaan korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Dr. Sardjito pada tahun 2005 menunjukkan bahwa dari 71 kasus didapatkan 16 (22,54%) kasus alkohol darahnya positif (Suhartini et al, 2006). Utami dan Riyantiningtyas meneliti pada rentang Januari 2005 Mei 2007 di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Dr. Sardjito terdapat 24 (17,39%) kasus dengan alkohol di dalam darah korban positif diantara 138 kasus. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan mengenai alkohol dan kecelakaan, maka perumusan masalah dalam penelitian adalah tentang perbedaan tanda-tanda patologis yang ditemukan pada jenazah korban kecelakaan lalu lintas antara korban dengan kadar alkohol positif dan yang negatif di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Dr. Sardjito/Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. C. Pertanyaan Penelitian Apakah terdapat perbedaan bermakna perbedaan tanda patologis antara : 1. Korban kecelakaan lalulintas dengan kadar alkohol darah positif dan negatif 2. Korban kecelakaan lalulintas alkohol darah positif dengan kadar kurang 150mg% dan lebih atau sama dengan 150mg%. D. Tujuan Penelitian Untuk mengatahui kebermaknaan perbedaan tanda patologis antara korban kecelakaan dengan kandungan kadar alkohol darah positif dan yang negatif.

4 Antara korban kecelakaan lalulintas alkohol darah positif dengan kadar kurang 150mg% dan lebih atau sama dengan 150mg%. E. Keaslian Penelitian Banyak jurnal penelitian yang membahas tentang alkohol dan kecelakaan lalu lintas, diantaranya : Table 1. Keaslian Penelitian No Judul Jurnal Penelitian Kesimpulan 1. Estimation of blood alkohol Dari hasil penelitian didapatkan concentration in death due to 23% korban kecelekaan di jalan roadside accidents raya mengkonsumsi alkohol Oleh : Puneet Arora MBBS, MD sebelum kecelakaan. Sebagian Ex-Resident, Instructor, Ashok besar berumur 21-30 tahun dan 31- Chanana MD, DNB Associate 49 tahun. Sebagian besar Professor, Hakumat R. Tejpal kecelakaan terjadi jalan yang lurus MBBS, MS additional Professor Sumber : Journal of Forensic and atau persimpangan, sepanjang hari atau akhir pekan. 57% alkohol Legal Medicine 20 (2013) 300-304 positif antara 100mg% dan 149mg%. mayoritas kecelakaan di jalan raya adalah pengendara sepeda motor dan yang paling mencolok adalah truk dan bis yang menyebabkan luka di kepala dan leher korban. Kematian terjadi hanya beberapa menit pada setiap kasus 2. Safety Performance Indicator for Studi ini menunjukan alkohol in road accident- dibutuhkannya perbaikan kualitas International comparison, validity and data quality data yang digunakan SPI(Safety Performance Indicataor) alkohol.

5 Oleh : Terje Assum, Michael Sorensen Prevention 42 (2010) 595-603 3. Alkohol-related traffic accidents with fatal outcomes in the city of Sao Paulo Oleh : Julio de Carvalho Ponce, Daniel Romero Munoz, Gabriel Andreuccetti, Debora Goncalves de Carvalho, Vilma Leyton Prevention 43 (2011) 782-787 4. Alkohol, psychoactive drugs and fatal road traffic accidents in Norway: A case-control study Oleh : Hallvard Gjerde, Per T. Norman, Asbjorg S. Christophersen, Sven Ove Samuelsen, Jorg Morian Prevention 43 (2011) 1197-1203 Sangat penting, semua pengemudi yang mengalami kecelakaan fatal, yang di tes alkohol dan yang tidak dites, seharusnya juga di laporkan. Sebagai tambahan jumlah pengemudi alkohol yang positif dan negatif selama tes ini. Sampai perbaikan ini dibuat, validitas SPI ini sama lemahnya dan perbandingan hasil SPI alkohol antar negara harusnya dibuat dengan serius Alkohol di hubungkan dengan setengah dari kecelakaan lalulintas yang meninggal di kota Sao Paulo, terutama di hari dan waktu saat pesta dan bar ( akhir pekan antara 12 a.m dan 6 a.m ) Peluang kejadian kecelakaan lalulintas untuk kombinasi kandungan yang berbeda terjadi peningkatan : Satu obat< Banyak obat < hanya alkohol < alkohol + obat. Untuk kandungan tunggal menggunakan: obat medis atau THC<amphetamine/Methampheta mine < alkohol. Untuk kandungan yang lebih banyak, lebih tinggi

6 5. Alkohol-or drug-use disorders and motor vehicle accidents mortality: A restrospective cohort study Oleh : Russell C., Callaghan, Jodi M. Gatley, Scott Veldhuizen, Shaul Lev-Ran, Robert Mann, Mark Asbridge Prevention 53 (2013) 140-155 6. Alkohol consumtion as incremental factor in health care costs for traffic accident victims: Evidence in a medium sized Colombian city Oleh : Carlos Gomez-Restrepo, Maria Juliana Gomez-Garcia, Salome Naranjo, Martin alonso Rondon, Andres Leonardo acosta- Hernandez Prevention 73 (2014) 268-273 ditemukan saat studi tentang pengemudi termasuk kecelakaan tunggal hal tersebut termasuk juga kecelakaan multiple tetapi interval kepercayaannya lebih lebar Dari populasi penelitian didapatkan peningkatan resiko kematian pada MVA (motor vehicle accident) dengan alakohol atau drug-use disorders. Pengguna obat terlarang tidak menyadari dampak dari penggunaan obat saat mengendara. Hal ini penting untuk pelayanan kesehatan atau intervensi kesehatan masarakat untuk menghilangkan bias dan perbaikan keselamatan di jalan. Alkohol identik sebagai factor yang mungkin berhubungan karena peningkatan penggunaannya alkohol diidentifikas kecelakaan lalu lintas memiliki status kesehatan mereka. penegakan hukum untuk membantu mengurangi mengemudi di bawah pengaruh minuman beralkohol dapat membantu untuk mengurangi dampak ekonomi dan sosial dari masalah ini

7 7. Decrease of morbidity in road traffic accident in a high income country-an analysis of 24,405 accidents in a 21 year period Oleh : Antonio arnstberger, Alexander Joeris, Monica Daigl,Miklos Kiss, Katharina Angerpointner, Michael Nerlich, Uli Schucker Sumber : Injury, Int,J.care Injured 4654 (2015) 5135-5143 Penurunan cedera parah setelah kecelakaan lalu lintas jalan dapat hanya dikaitkan dengan pendekatan yang komprehensif termasuk penegakan kebijakan dan inovasi keselamatan jalan di rekayasa mobil dan obat-obatan darurat, langkah-langkah terkait lalu lintas dan pengendalian tingkat alkohol, dan sabuk pengaman penegakan penggunaan samping kemajuan teknis lainnya dianggap sangat penting 8. The relationship between risky alkohol consumption, crime and traffic accidents Australian rural communities Oleh Dennies J. Petrie, Christopher M. Doran, Anthony P. Shakeshaft, Rob Sanson-Fisher Sumber : Addictive Behaviors 35 (2010) 359-362 9. Interpretation of blood alkohol concentration in marietime accidents-a case report Oleh : Drazen Cuculic, Alan Bosnar, Valter Stemberga, Miran Masyarakat pedesaan di australia mengalami jumlah yang cukup besar berpotensi menghindari, bahaya akibat penggunaan alkohol berisiko. mengurangi tingkat populasi mereka minum di risiko bahaya akut meningkatkan pengaturan di mana minum berlangsung mungkin memiliki manfaat bagi komunitas ini, especiall hal kejahatan dan kecelakaan lalu lintas Menurut kami, pemahaman yang lebih baik dari masalah jelas disebutkan di atas dalam aturan navigasi dan peraturan hukum maritim dapat mencegah

8 Coklo, Nebosja Nikolic, Emina Grgurevic Sumber : Forensic Science International Supplement Series 1 (2009) 35-37 kecelakaan serupa terjadi di masa depan. kecelakaan seperti yang dijelaskan penyebab kerusakan ganda untuk sociaty: karena masalah kesehatan akut kru dan keselamatan navigasi, serta karena konsekuensi berbahaya jangka panjang seperti suspensi karir di atas kapal dan pensiun dini karyawan Dari sekian banyak penelitian, belum pernah ada yang membahas tentang perbandingan tanda-tanda patologis yang ditemukan pada jenazah korban kecelakaan lalu lintas antara korban dengan kadar alkohol positif dengan yang negatif di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Dr. Sardjito/Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi para perumus kebijakan hukum dan para penegak hukum dalam merumuskan aturan perundanganundangan tentang peredaran minuman beralkohol dan dalam berlalulintas. Penelitian ini juga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam melengkapi serangkaian penelitian sebelumnya dan nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan penanganan korban kecelakaan lalu lintas.