HASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN
|
|
- Adi Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN Najid Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Tarumanagara mobile phone: Abstract: Rapid growth of Traffic Accident bring the consequence of more detail in analysis and handling of accident data collection. The intention for handling traffic accident data and analysis is to reduce accident level. Analysis has to elaborate in focused on accuracy of data collection and contribution to what the cause of accident. In this paper accident analysis are stressing in comparison between accident data of three Poldas in Java Island, comparison of contribution of vehicle type in traffic accident, comparison of accidents data and violation data, comparison of driver license owned between accidents casualties and actors of traffic violation as well as comparison of the cause of accidents. Keywords: Traffic Accidents, Traffic Violation, The Cause of Traffic Accidents 1. LATAR BELAKANG Ruang lingkup permasalahan transportasi telah bertambah luas dan permasalahannya juga bertambah parah, baik di Negara maju maupun di Negara berkembang. Ketersedian prasarana transportasi yang tidak sesuai dengan peningkatan arus lalu lintas serta kebutuhan transportasi telah menghasilkan kemacetan, tundaan, kecelakaan dan permasalahan lingkungan yang sudah berada di atas ambang batas. (Tamin, 2). Kecelakaan lalu lintas saat ini telah patut menjadi keprihatinan nasional, disebabkan tingginya angka kecelakaan itu sendiri yang semakin hari semakin menunjukkan kecenderungan peningkatan. Tingginya angka kecelakaan tersebut sampai saat ini belum ditanggapi secara serius oleh pihak-pihak yang berwenang atau ditanggapi namun belum mampu menemukan solusinya untuk mengatasi masalah tersebut. Masalah kecelakaan lalu lintas memang tidak dapat dipandang sebelah mata mulai dari masalah pendataan kecelakaan, analisis dan kewenangan, masih terasa kurang jelas dan tidak pasti. Data kecelakaan dari asuransi Jasa Rahardja berbeda dengan data dari Kepolisian (POLRI) dan penanganan kecelakaan masih terlihat belum adanya koordinasi yang jelas serta belum terukurnya secara komprehensif berdasarkan analisis kecelakaan dan penyebab kecelakaan. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan suatu sistem penanganan, pendataan dan analisis kecelakaan serta pencegahan kecelakaan termasuk kewenangannya yang jelas dan dapat diandalkan. Makalah ini mencoba memotret kondisi sistem pendataan yang ada, kondisi kecelakaan yang terjadi beserta analisisnya. Analisis lebih ditekankan pada perbandingan antara data kecelakaan berdasarkan wilayah atau Polda, kepemilikan SIM (Surat Izin Mengemudi), data kecelakaan dan data pelanggaran dan penyebab kecelakaan. 2. TUJUAN Tujuan kajian ini adalah: 1. Menggambarkan masalah pendataan lalu lintas 2. Membuat analisis kejadian kecelakaan 3. Membuat analisis penyebab kejadian kecelakaan TS-41
2 3. BATASAN MASALAH Wilayah kajian dibatasi pada wilayah Polda Metro Jaya dan sebagai pembanding adalah wilayah Polda Jawa Barat dan Polda Jawa Tengah. Analisis didasarkan pada data kecelakaan dan data pelanggaran lalu lintas yang dikumpulkan pada tahun 21 dan tahun STUDI LITERATUR Kecelakaan lalu-lintas adalah kejadian dimana sebuah kendaraan bermotor tabrakan dengan benda lain atau dengan kendaraan lain dan menyebabkan kerusakan. Kadang kecelakaan ini dapat mengakibatkan luka-luka atau kematian manusia atau binatang. Kecelakaan lalu-lintas menelan korban jiwa sekitar 1,2 juta manusia setiap tahun menurut WHO (World Health Organization) salah satu lembaga di dewan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Kecelakaan lalu lintas adalah suatu kejadian yang terjadi di jalan umum yang melibatkan sedikitnya satu kendaraan. Kecelakaan dapat disebabkan oleh kelalaian pengguna jalan, ketidaklaikan kendaraan serta ketidaklaikan jalan dan atau lingkungan (ayat 5 pasal 229 UULLAJ 22/29). Menurut Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UULLAJ) No. 22 Tahun 29 Kecelakaan Lalu Lintas digolongkan menjadi 3 golongan yaitu: 1. Kecelakaan Lalu Lintas Ringan Kecelakaan lalu lintas ringan adalah kecelakaan yang hanya menyebabkan kerugian material sebagai akibat kerusakan kendaraan atau barang 2. Kecelakaan Lalu Lintas Sedang Kecelakaan lalu lintas sedang adalah kecelakaan yang menyebabkan luka ringan dan kerusakan kendaraan atau barang. 3. Kecelakaan Lalu Lintas Berat Kecelakaan lalu lintas berat adalah kecelakaan yang menyebabkan luka berat atau korban meninggal dunia. Yang dimaksud luka ringan adalah luka yang mengakibatkan korban menderita sakit yang tidak memerlukan perawatan inap di Rumah sakit atau selain luka yang diklasifikasikan dalam luka berat. Sedangkan yang dimaksud Luka Berat adalah luka yang mengakibatkan korban menderita salah satu atau lebih kondisi sebagai berikut: a. Jatuh sakit dan tidak ada harapan sembuh sama sekali atau menimbulkan bahaya maut b. Tidak mampu terus menerus menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan c. Kehilangan salah satu panca indera d. Menderita cacat berat atau lumpuh e. Terganggu daya pikir selam 4 (empat) minggu lebih f. Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan g. Luka yang membutuhkan perawatan di Rumah Sakit lebih dari 3 (tiga puluh) hari. Kecelakaan dapat disebabkan oleh faktor tertentu atau beberapa faktor sekaligus. Ada empat faktor utama yang menyebabkan terjadinya kecelakaan, faktor yang paling sering menjadi penyebab kecelakaan adalah faktor manusia, kedua adalah faktor kendaraan, ketiga adalah faktor jalan dan yang terakhir adalah faktor lingkungan. TS-42
3 Kombinasi dari keempat faktor itu bisa saja terjadi, antara manusia dengan kendaraan misalnya berjalan melebihi batas kecepatan yang ditetapkan kemudian ban pecah yang mengakibatkan kendaraan mengalami kecelakaan. Faktor Manusia Faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam kecelakaan. Hampir semua kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaran rambu-rambu lalu lintas. Pelanggaran dapat terjadi karena sengaja melanggar, ketidaktahuan terhadap arti aturan yang berlaku, tidak melihat ketentuan yang diberlakukan atau kelalaian yang tidak disengaja. Selain itu manusia sebagai pengguna jalan raya sering sekali ugal ugalan dalam mengendarai kendaraan, tidak sedikit angka kecelakaan lalu lintas diakibatkan karena membawa kendaraan dalam keadaan mabuk, mengantuk, dan mudah terpancing oleh ulah pengguna jalan lainnya yang mungkin dapat memancing gairah untuk mengendarai dengan kecepatan sangat tinggi atau balapan (Wikipedia, Maret 212). Faktor Kendaraan Faktor kendaraan juga termasuk faktor yang sering menjadi penyebab kecelakaan, umumnya masalah rem dan pecahnya ban. Untuk mengurangi faktor kendaraan perawatan dan perbaikan kendaraan diperlukan, disamping itu adanya kewajiban untuk melakukan pengujian kendaraan bermotor secara teratur (Wikipedia, maret 21). Faktor Jalan Sebagaimana faktor kendaraan maka faktor jalan juga sering menjadi penyebab terjadinya kecelakaan umumnya penyebabnya adalah jalan yang licin, berdebu dan berlubang. Faktor jalan yang lain adalah terkait dengan kecepatan rencana jalan, geometrik jalan, pagar pengaman di daerah pegunungan, ada tidaknya median jalan, jarak pandang dan kondisi permukaan jalan. Jalan yang rusak/berlobang sangat sering menjadi penyebab kecelakaan bagi pengguna sepeda motor (Wikipedia, Maret 212). Faktor Lingkungan Faktor terakhir adalah faktor lingkungan, faktor lingkungan sebagai penyebab kecelakaan umumnya adalah faktor penerangan jalan dan faktor cuaca. Misalnya hujan dapat memengaruhi unjuk kerja kendaraan seperti jarak pengereman menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang juga terpengaruh karena penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek karena terganggunya pandangan oleh derasnya hujan, demikian juga asap dan debu karena adanya pekerjaan atau konstruksi jalan atau asap kendaraan yang terlalu tebal. Di daerah pegunungan biasanya kabut yang dapat mengganggu jarak pandang pengemudi (Wikipedia, Maret 212). 5. PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data terdiri dari data kecelakaan pada 3 Polda tahun 21 dan tahun 211, data profesi korban kecelakaan, data profesi pelaku pelangggaran lalu lintas, data kendaraan bermotor yang terlibat pada kecelakaan, data korban kecelakaan berdasarkan SIM dan data pelanggaran lalu lintas beradasarkan SIM. TS-43
4 Tabel 1. Data Kecelakaan Tahun 21 Tahun 21 (Jan-Okt 21) No Polda Meninggal Kerugian Luka Berat Luka Ringan Dunia Material 1 Metro Jaya Jawa Barat Jawa Tengah Sumber: NTMC Korlantas Polri, 211 Tabel 2. Data Kecelakaan Tahun 211 Tahun 211 (Jan-Okt 211) No Polda Meninggal Kerugian Luka Berat Luka Ringan Dunia Material 1 Metro Jaya Jawa Barat Jawa Tengah Sumber: NTMC Korlantas Polri, 211 Tabel 3. Perbandingan Profesi Korban Kecelakaan LL di 3 Polda No Profesi Korban Jan-Jun 21 Jan-Jun 211 Perbedaan 1 PNS % 2 TNI % 3 POLRI % 4 Karyawan/Swasta % 5 Pelajar % 6 Mahasiswa % 7 Pengemudi % Sumber: NTMC Korlantas Polri, 211 Tabel 4. Perbandingan Profesi Pelaku Pelanggaran LL di 3 Polda No Profesi Pelaku Jan-Jun 21 Jan-Jun 211 Perbedaan 1 PNS % 2 TNI % 3 POLRI % 4 Karyawan/Swasta % 5 Pelajar % 6 Mahasiswa % 7 Pengemudi % Sumber: NTMC Korlantas Polri, 211 Tabel 5. Data Kendaraan Bermotor yang Terlibat Kecelakaan No Jenis Kendaraan Jan-Jun 21 Jan-Jun 211 Perbedaan 1 Roda Dua % 2 Mobil Penumpang % 3 Mobil Barang % 4 Bus % Sumber: NTMC Korlantas Polri, 211 TS-44
5 Tabel 6. Jenis SIM Korban Kecelakaan Lalu Lintas No Jenis SIM Kecelakaan LL Pelanggaran LL 1 A A Umum B B1 Umum B B2 Umum C Tanpa SIM Jumlah Sumber: NTMC Korlantas Polri, ANALISIS DATA Analisis data meliputi perbandingan data kecelakaan dari 3 Polda yang berada di Pulau Jawa, perbandingan data profesi korban kecelakaan, perbandingan profesi korban kecelakaan dan pelaku pelangggaran lalu lintas, perbandingan kendaraan bermotor yang terlibat pada kecelakaan serta perbandingan korban kecelakaan berdasarkan SIM dan perbandingan kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas beradasarkan SIM. 1. Perbandingan Data Kecelakaan Tiga Polda PNS TNI POLRI Karyawan/ Swasta Polda Jawa Tengah Polda Jawa Barat Polda Metro Jaya Gambar 1. Data Kecelakaan 3 Polda Tahun 21 Dari Gambar 1 terlihat bahwa data korban kecelakaan untuk 4 (empat) kategori kecelakaan yaitu tertinggi adalah Jawa Tengah, kemudian Polda Metro Jaya dan terakhir adalah Polda Jawa Barat. Jika dilihat dari proporsi kategori kecelakaan berdasarkan masing-masing wilayah Polda terlihat: 1. Polda Metro Jaya lebih menonjol adalah korban kerugian material 2. Polda Jawa Barat lebih menonjol adalah luka ringan dan kerugian material 3. Polda Jawa Tengah lebih menonjol adalah luka ringan TS-45
6 Polda Jawa Tengah Polda Jawa Barat Polda Metro Jaya 2 PNS TNI POLRI Karyawan/ Swasta Gambar 2. Data Kecelakaan 3 Polda Tahun 211 Dari Gambar 2 terlihat bahwa data korban kecelakaan untuk 4 (empat) kategori kecelakaan yaitu tertinggi adalah Jawa Tengah, kemudian Polda Metro Jaya dan terakhir adalah Polda Jawa Barat. Jika dilihat dari proporsi kategori kecelakaan berdasarkan masing-masing wilayah Polda terlihat: 1. Polda Metro Jaya lebih menonjol adalah korban kerugian material 2. Polda Jawa Barat lebih menonjol adalah luka ringan dan kerugian material 3. Polda Jawa Tengah lebih menonjol adalah luka ringan 2. Data Kecelakaan Berdasarkan Jenis Kendaraan Roda Dua Mobil Penumpang Mobil Barang Bus Gambar 3. Data Kecelakaan Berdasarkan Jenis Kendaraan TS-46
7 Berdasarkan Gambar 3 terlihat kendaraan roda 2 terlihat dominan atau sangat tinggi dibandingkan kendaraan lainnya. Pertumbuhan kecelakaan roda dua juga terlihat sangat tinggi dibandingkan kendaraan lainnya. Kendaraan Bus yang mayoritas angkutan umum menunjukkan penurunan tingkat kecelakaan pada tahun Perbandingan Data Kecelakaan dan Pelanggaran Lalu Lintas Perbandingan data kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas berdasarkan tahun yaitu tahun 21 dan tahun 211 dan berdasarkan perbandingan data kecelakaan dan data pelanggaran pada tahun tertentu yaitu tahun 21 dan tahun Berdasarkan Profesi Korban Gambar 4. Data Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Profesi Gambar 5. Data Pelanggaran Lalu Lintas Berdasarkan Profesi TS-47
8 Pelanggaran LL Kecelakaan LL Gambar 6. Data Kecelakaan dan Pelanggaran LL Berdasarkan Profesi Tahun Pelanggaran LL Kecelakaan LL Gambar 7. Data Kecelakaan dan Pelanggaran LL Berdasarkan Profesi Tahun Berdasarkan SIM Perbandingan data kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas berdasarkan penggunaan SIM (Surat Izin Mengemudi) tahun 211, adalah sebagai berikut: TS-48
9 Kecelakaan Lalu Lintas Pelanggaran Lalu Lintas 2 Gambar 8. Data Kecelakaan dan Pelanggaran Lalu Lintas Berdasarkan SIM 4. Analisis Penyebab Kecelakaan Berdasarkan data yang telah dikumpulkan didapat informasi sebagai berikut: 82% kecelakaan didahului dengan pelanggaran 76% kecelakaan disebabkan oleh pengguna dan 24% disebabkan oleh kendaraan, lingkungan dan lain-lain. 44% kejadian kecelakaan terjadi antara jam 2.-5., dilihat dari jumlah kendaraan yang bergerak maka kejadian kecelakaan antara jam sangat tinggi. 7% kecelakaan melibatkan sepeda motor dan 3% lain-lain tanpa sepeda motor (68% tahun 21 dan 72% tahun 211) 7. KESIMPULAN 1. Polda Jawa Tengah memiliki data kecelakaan lalu lintas tertinggi dari dua Polda lainnya. 2. Profesi yang paling banyak terlibat dalam kecelakaan adalah pelajar 3. Kendaraan yang paling banyak terlibat pada kecelakaan adalah sepeda motor 4. Kejadian pelanggaran sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan. 5. Kondisi rendahnya kepadatan lalu lintas memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas yang cukup tinggi. 6. Seharusnya pencegahan kecelakaan berangkat dari lima point kesimpulan di atas dan usaha menurunkan kejadian kecelakaan tidak sama dengan usaha menurunkan angka kecelakaan. DAFTAR PUSTAKA Undang Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan no.22 Tahun 29. Laporan Kecelakaan Lalu Lintas, National Traffic Management Centre (NTMC), Korlantas Polri, 211. Tamin OZ, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, 2, Penerbit ITB. Wikipedia, Maret 212. TS-49
BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap fasilitas-fasilitas umum dan timbulnya korban yang meninggal dunia.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecelakaan lalu lintas akhir-akhir ini sangat sering terjadi dan banyak menimbulkan kerugian. Akibat dari kecelakaan lalu lintas berupa kerusakan terhadap fasilitas-fasilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat mungkin dialami oleh setiap pengguna jalan. Hal ini terjadi karena pengemudi kendaraan
Lebih terperinciESTIMASI TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS NASIONAL DAN 6 PROPINSI DI PULAU JAWA INDONESIA
ESTIMASI TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS NASIONAL DAN 6 PROPINSI DI PULAU JAWA INDONESIA Najid Staf Pengajar Jurusan Teknik.Sipil Untar Email : najid2009@yahoo.com Telp. 0818156673 Abstrak Tingkat keselamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perjalanan pulang-pergi dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang sedang banyak digemari oleh masyarakat di indonesia. Dari tahun ke tahun jumlah pengendara sepeda motor mengalami
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan masyarakat saat ini maka kebutuhan sarana dan prasarana yang terkait dengan transportasi guna mendukung produktivitas di berbagai bidang yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis. termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain.
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Klasifikasi Kendaraan Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga, yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai angka kurang lebih 300 kendaraan per 1000 orang, suatu angka yang. dengan pangsa hampir sebesar 80 persen.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Padatnya pengguna jalan khususnya pada wilayah kota-kota besar di Indonesia berdampak langsung pada sistem lalu lintas yang ada. Terbukti dengan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Semakin berkembang suatu wilayah maka kebutuhan transportasi akan semakin meningkat dan permasalahan di dalamnya pun akan bertambah. Masyarakat dituntut untuk memiliki mobilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas yang sangat tinggi. Sektor transportasi merupakan hal mutlak untuk mempermudah mobilisasi penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan
Lebih terperinciTREND KECELAKAAN LALU LINTAS DI INDONESIA ( ) 12/8/2014. Pertemuan Kesebelas. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada
Index Kecelakaan 1971 1973 1975 1977 1979 1981 1983 1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 12/8/2014 Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada Pertemuan Kesebelas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. situasi dimana seorang atau lebih pemakai jalan telah gagal mengatasi lingkungan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kecelakaan Kecelakaan dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa yang jarang dan tidak tentu kapan terjadi dan bersifat multi faktor yang selalu didahului oleh situasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga,
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Klasifikasi Kendaraan Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga, yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang
Lebih terperinciUndang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 273 (1) Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki Jalan yang rusak yang mengakibatkan Kecelakaan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Bahwa PT. Jasa Raharja (Persero) dalam menghimpun dan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti menyimpulkan, sebagai berikut : 1. Bahwa PT. Jasa Raharja (Persero) dalam menghimpun dan memupuk dana masyarakat melalui iuran dan
Lebih terperinciBAB IV : Dalam bab ini diuraikan tentang dasar pertanggungjawaban pidana pada kasus. kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kerugian materil.
BAB IV : Dalam bab ini diuraikan tentang dasar pertanggungjawaban pidana pada kasus pengemudi kendaraan yang mengakibatkan kematian dalam kecelakaan lalu lintas yaitu berkaitan dengan dasar hukum dan pengaturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang meninggal dunia setiap tahun nya dan lebih dari 50 jt jiwa mengalami luka luka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keselamatan jalan merupakan isu yang cenderung mengemuka dari tahun ke tahun dan saat ini sudah menjadi permasalahan global. Hal ini sangat tepat terutama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan Jalan Warpani (2002) mengatakan bahwa tujuan utama upaya pengendalian lalu lintas melalui rekayasa dan upaya lain adalah keselamatan berlalu lintas. Konsep sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, saat ini aktivitas kehidupan manusia telah mencapai taraf kemajuan semakin kompleks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian kecelakaan lalu lintas dewasa ini dilaporkan semakin meningkat padahal telah banyak sarana dan prasarana untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas, contohnya
Lebih terperinciLANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II
LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II Ada banyak hal yang termasuk kategori pelanggaran lalu lintas yang diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009. Dan sudah seharusnya masyarakat mengetahui jenis
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi/angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan. Transportasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semula didominasi oleh penyakit infeksi atau menular bergeser ke penyakit non
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki abad 21, dunia mengalami perubahan pola penyakit. Penyakit yang semula didominasi oleh penyakit infeksi atau menular bergeser ke penyakit non infeksi atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelian kendaraan bermotor yang tinggi. motor meningkat setiap tahunnya di berbagai daerah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kendaraan merupakan alat yang digunakan untuk bermobilitas setiap orang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Kendaraan itu sendiri bermacam ragamnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain, terpengaruh obat-obatan dan lain-lain. yang memiliki kekuasaan dan ekonomi yang tinggi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak kecelakaan lalu lintas yang terjadi disebabkan oleh kelalaian pengemudi baik kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat. Beberapa faktor yang menyebabkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Kecelakaan lalu lintas itu dapat diuraikan melalui adanya relasi statistik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era modern seperti sekarang ini, alat transportasi merupakan suatu kebutuhan bagi setiap individu. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendukung perkembangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak tentu kapan terjadi dan bersifat multi faktor yang selalu didahului oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kecelakaan Kecelakaan dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa yang jarang dan tidak tentu kapan terjadi dan bersifat multi faktor yang selalu didahului oleh situasi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Geometrik Jalan Antar Kota Dalam Buku Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/TBM/1997 ini merupakan salah satu konsep dasar yang dihasilkan oleh Direktorat Jenderal
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KORBAN KECELAKAAN LALULINTAS DI KOTA MAKASSAR
KARAKTERISTIK KORBAN KECELAKAAN LALULINTAS DI KOTA MAKASSAR Munawir Muhtar Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea, Makassar,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 2009/96, TLN 5025]
UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 2009/96, TLN 5025] BAB XX KETENTUAN PIDANA Pasal 273 (1) Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki
Lebih terperinciANATOMI DATA LAKA LANTAS TAHUN 2016 POLDA NTB FEBRUARI MARET APRIL DATA PT JASA RAHARJA NAMA DATA LAKA JANUARI
NO KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA NAMA DATA LAKA JANUARI ANATOMI DATA LAKA LANTAS TAHUN 06 POLDA NTB FEBRUARI MARET APRIL MEI DATA LAKA LANTAS JUMLAH LAKA
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (2000), menyatakan bahwa risiko kematian tertinggi akibat lintas berada di wilayah Afrika, sebanyak 24,1 per 100.000 penduduk, sedangkan risiko
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : kecelakaan, lalulintas, tingkat pemahaman aturan lalulintas, pemodelan dan prediksi kecelakaan
VOLUME 1 NO.1, FEBRUARI 214 MODEL KECELAKAAN LALULINTAS BERDASARKAN KORELASI POPULASI, TINGKAT PEMAHAMAN PENGGUNA DAN TINGKAT PERTUMBUHAN KENDARAAN DI KOTA BESAR, SEDANG DAN KECIL SUMATERA BARAT Cut Dona
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan kendaraan, salah satunya berupa kendaraan bermotor. Semakin meningkatnya penggunaan alat transportasi maka akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era yang semakin modern ini manusia tidak dapat lepas dari penggunaan kendaraan, salah satunya berupa kendaraan bermotor sebagai penunjang mobilitas dan alat transportasi
Lebih terperinciKESELAMATAN JIWA MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN ETIKA BERLALU LINTAS
KESELAMATAN JIWA MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN ETIKA BERLALU LINTAS Syukrianti Muchtar SOSHUM ITS Abstrak-Di era globalisasi yang modern dan mempunyai tingkatan mobilitas yang tinggi, jalan raya merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern saat ini, bidang transportasi berperan penting dalam kesejahteraan masyarakat untuk mendukung mobilititas sehari - hari. Dalam beberapa tahun terakhir,
Lebih terperinciEVALUASI KECELAKAAN LALULINTAS SELAMA MUDIK LEBARAN MELALUI JALUR DARAT DI INDONESIA TAHUN 2015 DAN 2016
EVALUASI KECELAKAAN LALULINTAS SELAMA MUDIK LEBARAN MELALUI JALUR DARAT DI INDONESIA TAHUN 2015 DAN 2016 Mentary Adisthi Fakultas Teknik Universitas Indonesia Depok, 16425 adisthimentary@gmail.com Vinensia
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kepolisian Republik Indonesia dalam menciptakan situasi keamanan dan
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kondisi lalu lintas yang semakin kompleks dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat secara langsung maupun tidak turut andil dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masalah keperawatan adalah suatu bagian integral dari proses
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Masalah Keperawatan Masalah keperawatan adalah suatu bagian integral dari proses keperawatan. Hal ini merupakan suatu komponen dari langkah-langkah analisa, dimana perawat mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lalu lintas menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di
Lebih terperinciPERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP KELALAIAN PENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR YANG MENYEBABKAN KEMATIAN DALAM KECELAKAAN DI JALAN RAYA
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP KELALAIAN PENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR YANG MENYEBABKAN KEMATIAN DALAM KECELAKAAN DI JALAN RAYA Oleh: Putu Agus Hendra Wirawan Marwanto Progam Kekhususan Hukum Pidana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Inspeksi Keselamatan Jalan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inspeksi Keselamatan Jalan Komite Nasional Keselamatan Transportasi, memuat bahwa (Inspeksi Keselamatan Jalan) IKJ merupakan pemeriksaan sistematis terhadap jalan atau segmen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan alat komunikasi jaman moderen yang sangat praktis karena dapat dibawa kemanamana. Kecanggihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk yang cukup memprihatinkan. Sejak tahun 1992 hingga 2009, jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Populasi kendaraan yang terus meningkat, termasuk sepeda motor, membuka peluang terjadinya kecelakaan lalu lintas jalan. Hingga kini, angka kecelakaan lalu lintas jalan
Lebih terperinciA). Perbandingan pelanggaran lalu lintas selama 12 hari pelaksanaan Ops Zebra Siak 2017 dengan Ops Zebra Siak 2016, sbb :
KOPI, Pekanbaru - Polda Riau Perbandingkan Operasi Zebra Siak Tahun Lalu dengan Operasi Zebra Siak 2017. A). Perbandingan pelanggaran lalu lintas selama 12 hari pelaksanaan Ops Zebra Siak 2017 dengan Ops
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Data Satlantas Polwiltabes Semarang menunjukkan kecelakaan yang terjadi pada jalan non tol di Kota Semarang dalam kurun waktu 2001 2005 cenderung menurun dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak Indonesia dilanda krisis moneter pada tahun 1997, kemudian dipicu dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota, terutama di kota besar yang memiliki banyak aktivitas dan banyak penduduk. Selain itu sistem
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki populasi penduduk ke - 5 terbanyak di dunia setelah negara Brazil. Jumlah penduduk Negara Indonesia
Lebih terperincia. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 %
Traffic safety (keselamatan lalulintas) l li Penyebab kecelakaan di Indonesia: a. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 % Manusia penyebab utama kecelakaan lalulintas Penyebab
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa ini membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini semakin pesat, khususnya di bidang transportasi. Perkembangan ini muncul dikarenakan semakin banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa ini membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia, yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan berkendara merupakan salah satu masalah yang selalu mendapatkan perhatian serius di setiap negara. Pencanangan Hari Keselamatan Dunia oleh WHO (World Health
Lebih terperinciSalah satu roda perekonomian yang berperan penting adalah transportasi jalan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan nasional di satu sisi telah meningkatkan kesejahteraan masyarakat banyak, tetapi seiring dengan itu pula disisi yang lain menghendaki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkendara dengan aman sangatlah penting bagi semua pengguna jalan, termasuk bagi pengendara sepeda motor, karena dalam kecelakaan lalu lintas, kerentanan pengendara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi pribadi khususnya sepeda motor guna mempercepat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman modern sekarang ini banyak masyarakat yang menggunakan transportasi pribadi khususnya sepeda motor guna mempercepat dan ketepatan waktu di kehidupan sehari-hari,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan sarana dan prasarana transportasi itu sendiri.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Semakin berkembang suatu wilayah maka kebutuhan transportasi akan semakin meningkat dan permasalahan di dalamnya pun akan bertambah. Masyarakat dituntut untuk memiliki mobilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian manusia semakin banyak. Selain itu tingkat kesadaran yang rendah serta mudahnya untuk
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG GANTI KERUGIAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG GANTI KERUGIAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciKOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI
FINAL KNKT-12-04-04-01 KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MOBIL BUS MITSUBISHI L 300 P-2669-U MENABRAK DARI BELAKANG (REAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu yang cepat. Banyaknya kebutuhan dan aktivitas menjadi dasar perilaku berpindah tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa dijalan yang melibatkan kendaraan atau pemakai jalan lainnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa dijalan yang melibatkan kendaraan atau pemakai jalan lainnya yang mengakibatkan korban manusia atau kerugian materi
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR Latar Belakang. mencapai tujuan nasional (Lemhannas,1997). Mencermati kondisi masyarakat
1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Ketahanan wilayah merupakan bagian dari Ketahanan Nasional yang secara terus menerus harus ditingkatkan, sehingga akan menciptakan situasi yang kondusif dalam kehidupan
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II
BAB II BENTUK DAN JENIS SANKSI YANG BISA DIKENAKAN TERHADAP PENGENDARA MOBIL TERSEBUT DAN TANGGUNGJAWAB PEMERINTAH DALAM MENYELENGGARAKAN KESELAMATAN LALU LINTAS 1. Bentuk dan Jenis Sanksi yang Bisa Dikenakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan. lintas melalui rekayasa dan upaya lain adalah keselamatan berlalu lintas. Konsep
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan Jalan Warpani (2002) mengatakan bahwa tujuan utama upaya pengendalian lalu lintas melalui rekayasa dan upaya lain adalah keselamatan berlalu lintas. Konsep sampai
Lebih terperinciBAB II TIXJAUAX PUSTAKA. Sekarang ini pola arus lalu lintas jalan raya di Yogyakarta umumnya
BAB II TIXJAUAX PUSTAKA 2.1 Umum Sekarang ini pola arus lalu lintas jalan raya di Yogyakarta umumnya mempunyai corak lalu lintas yang masih tercampur {mixed traffic) dengan semua jenis kendaraan yang lewattanpa
Lebih terperinciCONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)
CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1) 1. Fungsi Marka jalan adalah : a. Untuk memberi batas jalan agar jalan terlihat jelas oleh pemakai jalan Yang sedang berlalu lintas dijalan. b. Untuk menambah dan mengurangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-undang dasar No. 22 Tahun 2009, lalu lintas mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan
Lebih terperinciBab XXI : Menyebabkan Mati Atau Luka-Luka Karena Kealpaan
Bab XXI : Menyebabkan Mati Atau Luka-Luka Karena Kealpaan Pasal 359 Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang mati, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya lima tahun atau hukuman kurungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penduduk di Indonesia dewasa ini telah mengalami proses integrasi damai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk di Indonesia dewasa ini telah mengalami proses integrasi damai ataupun konflik dalam bidang politik, ekonomi, perdagangan, dan sosial. Proses tersebut sejalan
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana adalah kelakuan manusia yang dirumuskan dalam undang-undang, melawan
I. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Tindak pidana adalah kelakuan manusia yang dirumuskan dalam undang-undang, melawan hukum, yang patut dipidana dan dilakukan dengan kesalahan.
Lebih terperinciBAB III TINDAK PIDANA LALU LINTAS JALAN. A. Pengertian Tindak Pidana Kecelakaan Lalu Lintas
BAB III TINDAK PIDANA LALU LINTAS JALAN A. Pengertian Tindak Pidana Kecelakaan Lalu Lintas Pengertian tindak pidana menurut pendapat para ahli yang menerjemahkan bahwa strafbaar feit dari bahasa Belanda,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai sebab, menempati urutan kesepuluh penyebab semua kematian dan
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab utama kematian dengan berbagai sebab, menempati urutan kesepuluh penyebab semua kematian dan kesembilan sebagai kontributor
Lebih terperinciTanggung Jawab Pengangkut di Beberapa Moda Transportasi
Perkeretaapian UU No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian Pasal 157 (1) Penyelenggara Sarana Perkeretaapian bertanggung jawab terhadap pengguna jasa yang mengalami kerugian, lukaluka, atau meninggal dunia
Lebih terperinci2015 HUBUNGAN ANTARA STRES BERKEND ARA D ENGAN D ISIPLIN BERLALU LINTAS PAD A PENGGUNA SEPED A MOTOR D ENGAN STATUS MAHASISWA D I KOTA BAND UNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemacetan lalu lintas merupakan situasi yang sering dijumpai di Kota Bandung. Mobilitas penduduk kota Bandung yang tinggi serta jumlah kendaraan yang tidak
Lebih terperinciMODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA
MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA Febri Bernadus Santosa 1 dan Najid 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan fenomena yang sering terjadi, hal ini disebabkan oleh kecenderungan para pengemudi angkutan umum maupun kendaraan pribadi untuk mengambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya sebuah kecelakaan (Hakkert, 2005). Salah satu contohnya adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan berkendara ternyata kurang mendapatkan perhatian dari para pengguna jalan terutama pengendara sepeda motor, hal ini terbukti dari data kecelakaan lalu lintas
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS AKIBAT PERILAKU MANUSIA PADA RUAS JALAN MAYJEND SUNGKONO KOTA MALANG
KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS AKIBAT PERILAKU MANUSIA PADA RUAS JALAN MAYJEND SUNGKO KOTA MALANG Dwi Ratnaningsih JurusanTeknik Sipil Politeknik Negeri Malang dwiratna.polinema@gmail.com Abstract
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1 Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Aspek Pengukuran Skala 1. Faktor Manusia a. Lengah Faktor penyebab yang berasal dari manusia dikarenakan pengemudi melakukan hal atau kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bogor merupakan salah satu kota yang sedang berkembang di Indonesia dari segi wisata dan fasilitas umum yang terus dikembangkan oleh pemerintahan Kota Bogor,
Lebih terperincipembinaan dan operasi. Audit keselamatan jalan pada awalnya diperiksa oleh orang atau tim yang berkualitas secara mandiri untuk
15 pada semua perangkat jalan mulai dari perancangan, bentuk jalan, pembinaan dan operasi. Audit keselamatan jalan pada awalnya dikembangkan untuk jalan-jalan baru, akan tetapi semakin banyak digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi atau pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pentingnya transportasi bagi masyarakat Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kota adalah prasarana transportasi jalan. Transportasi darat merupakan prasarana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu faktor yang menjadi pendukung perkembangan dan kualitas suatu kota adalah prasarana transportasi jalan. Transportasi darat merupakan prasarana kota
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Wilayah Studi Daerah rawan kecelakaan adalah daerah yang mempunyai angka kecelakaan tinggi, resiko kecelakaan tinggi dan potensi kecelakaan tinggi pada suatu ruas jalan. Daerah
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. banyak menyita perhatian masyarakat dan menjadi masalah yang semakin
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Kecelakaan lalu lintas jalan raya merupakan fenomena yang akhir-akhir ini banyak menyita perhatian masyarakat dan menjadi masalah yang semakin mengkhawatirkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini. sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian masyarakat internasional. World Health Organization (WHO) dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang sesuai dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, otonomi daerah, serta akuntabilitas penyelenggaraan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN [LN 2007/65, TLN 4722]
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN [LN 2007/65, TLN 4722] BAB XVII KETENTUAN PIDANA Pasal 187 (1) Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian yang mengoperasikan Prasarana Perkeretaapian
Lebih terperinciFINAL KNKT
FINAL KNKT-08-09-04-01 KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TRUK KAYU PADI MAS NOMOR KENDARAAN EB 2144 AC MASUK JURANG DI JALAN JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang luas yang terdiri dari beberapa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara yang luas yang terdiri dari beberapa pulau. Indonesia sebagai negara kepulauan memerlukan peran transportasi yang baik, berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian Republik Indonesia memiliki peran penting dalam tonggak perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi hukum, mulai dari pengamanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat untuk melayani pergerakan manusia
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. terjadi di Indonesia pada tahun 2012 terjadi kasus kecelakaan, pada tahun
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Kasus kecelakaan lalu lintas di Indonesia masih tergolong tinggi. Menurut data yang di unggah oleh Direktorat Jendral Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan
Lebih terperinciPELAKSANAAN UJI COBA SISTEM INFORMASI KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN UNTUK DAERAH BALI DAN SUMATERA BAGIAN UTARA
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 70 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN UJI COBA SISTEM INFORMASI KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN UNTUK DAERAH BALI DAN SUMATERA BAGIAN UTARA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang
Lebih terperinciHASIL WAWANCARA. ATD.M.SI dan Bapak Tri Bowo ATD.M.SI, perwakilan dari dinas perhubungan,
HASIL WAWANCARA Berikut ini merupakan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Tusiman ATD.M.SI dan Bapak Tri Bowo ATD.M.SI, perwakilan dari dinas perhubungan, Ibu Rina Astuti selaku perwakilan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi pemerintah atau iklan dari merek kendaraan ternama. Aman dalam berkendara, adalah sebuah kalimat yang
Lebih terperinci