BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penyalahgunaan konsumsi alkohol sudah. sangat marak di kalangan masyarakat awam. Di Negara maju

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, penyalahgunaan konsumsi alkohol sudah sangat marak di kalangan masyarakat awam. Di Negara maju maupun berkembang, alkohol sudah menjadi bagian hidup bagi masyarakat pada umumnya. Tidak jarang, penyalahgunaan alkohol mengakibatkan ketergantungan. Pengguna alkohol dengan ketergantungan disebut juga alkoholisme. Prevalensi di Amerika Serikat, 90 persen populasi mengkonsumsi alkohol, sebagian besar memulai kebiasaan ini sejak awal hingga pertengahan remaja. Remaja saat akhir pendidikan SMA, 80 persen dari siswa sudah mengkonsumsi alkohol dan lebih dari 60 persen ketergantungan. Dua dari tiga laki-laki adalah peminum alkohol, dengan rasio pengkonsumsian alkohol tetap kirakira 1,3 laki-laki dan 1,0 perempuan. Prevalensi tertinggi dari peminum adalah remaja usia pertengahan hingga akhir sampai pertengahan dua puluhan (Kaplan & Sadock, 2007). Perilaku kecanduan alkohol ini terutama 1

2 banyak terjadi pada masyarakat dengan tingkat ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah. Angka yang tercatat untuk kecandungan alkohol dinegara-negara selain Amerika Serikat sangat bervariasi. Menurut data World Health Organization tahun 2005 Asia Tenggara merupakan regio dengan konsumsi alkohol terendah bersama Meditterania Timur. Namun ternyata terjadi peningkatan presentasi konsumsi alkohol yang tidak tercatat pada negara dengan konsumsi yang rendah sebanyak 69,0% untuk Asia Tenggara dan 56,2 % untuk Mediterania Timur (World Health Organization, 2005). Di Indonesia masalah penyalahgunaan minuman beralkohol masih lebih sedikit bila dibandingkan dengan Negara Barat, namun, tidak jarang masalah ini turut meresahkan masyarakat terutama keluarga yang bersangkutan. Menurut penelitian pada tahun 1995 didapatkan data bahwa di Propinsi Jawa Barat 6,4% remaja pernah minum minuman keras, meliputi 9,4% remaja lakilaki dan 1,7% remaja perempuan. Di propinsi Bali 21,3% remaja pernah minum minuman keras, meliputi 35,2% remaja laki-laki dan 5,7% remaja perempuan (Kristanti et al., 1998). 2

3 Penyalahgunaan alkohol merupakan kondisi lethal yang cukup sering terjadi. Rata-rata orang yang menggunakan alkohol menurunkan kemungkinan hidupnya sekitar 10 sampai 15 tahun, dan alkohol menyumbangkan hingga angka kematian dan 2 juta kecacatan tidak fatal setiap tahunnya (Kaplan & Sadock, 2007). Pemahaman efek alkohol dan kepentingan klinis penyalahgunaan alkohol sangat penting dalam praktek psikiatri. Keracunan alkohol dapat mengakibatkan iritabilitas, kelakuan kekerasan, depresi, dan dalam kejadian yang jarang halusinasi dan delusi (Kaplan & Sadock, 2007). Alkohol diperkirakan penyebab 20-30% kanker esofageal, kanker hati, sirosis hati dan kecelakaan-kecelakaan bermotor di dunia. Alkohol juga menyebabkan kematian 1,8 juta orang di dunia setiap tahun (WHO, 2004). Banyak faktor risiko yang mempengaruhi penyalahgunaan substansi adiktif (alkohol) pada remaja. Salah satunya adalah anggapan orang tua akan substansi tersebut tidak berbahaya, kekurangan kontrol emosi pada remaja, kerenggangan hubungan dan pengaruh orang tua terhadap aktivitas anak, kepasifan orang tua, kesulitan 3

4 akademik, kelainan psikiatri yang komorbid seperti conduct disorder dan depresi, pemakaian substansi adiktif pada orang tua atau teman sebaya, keimpulsifan remaja, dan pengkonsumsian rokok sebelumnya. Semakin banyak jumlah faktor risiko, semakin tinggi kemungkinan remaja menjadi pemakai substansi (alkohol) (Kaplan & Sadock, 2007). Kecelakaan merupakan masalah kesehatan yang sangat serius di dunia, masalah yang sama juga dihadapi di berbagai Negara termasuk Indonesia. Pada tahun 2000 di dunia diperkirakan sebanyak 5 juta orang meninggal karena kecelakaan dengan proporsi kematian terbesar adalah lakilaki dengan angka kematian rata-rata 83,7 per penduduk. Di beberapa Negara dengan tingkat pendapatan yang tinggi seperti di Amerika, angka kematian rata-rata akibat kecelakaan lalu lintas sebesar 53,8 per penduduk dan di Eropa 47,6 per penduduk, sementara pada Negara dengan tingkat pendapatan rendah (miskin) dan sedang angka tersebut cenderung lebih tinggi seperti di India 96,7 per penduduk dan di Negara Asia lainnya 75 per penduduk (WHO, 2002a). 4

5 Di dunia setiap tahun sekitar 20 juta orang mengalami luka atau cacat dan lebih dari sejuta meninggal akibat kecelakaan lalu lintas (McGee et al., 2003). Kecelakaan lalu lintas juga merupakan penyebab kematian kedua terbesar di dunia pada kelompok umur tahun setelah HIV/AIDS. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian nomor sembilan terbesar dengan kontribusi 2,2% dari seluruh kematian di dunia (Kapp, 2003; WHO, 2004 b ). Menurut data pada tahun 2003 jumlah kecelakaan di jalan raya mencapai kejadian dengan jumlah kematian mencapai orang, sebanyak orang mengalami luka berat dan luka ringan, dengan ratarata terjadi 40 kejadian kecelakaan lalu lintas setiap hari yang mengakibatkan 30 orang meninggal dunia (Depkes RI, 2004b). Berdasarkan data Ditlantas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, tahun jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas cenderung menurun, namun tingkat fatalitas dan rasio setiap kejadian kecelakaan lalu lintas dengan jumlah korban yang ditimbulkan semakin meningkat, yaitu tahun 2003 fatalitas korban 25,9% dan rasio setiap 5

6 kejadian kecelakaan lalu lintas dengan jumlah korban 1,6, tahun 2004 fatalitas korban 43,1% dan rasio setiap kejadian kecelakaan lalu lintas dengan jumlah korban 1,7 serta tahun 2005 fatalitas korban 47,5% dan rasio setiap kejadian kecelakaan lalu lintas dengan jumlah korban 2,1. Remaja sebagai generasi muda bangsa merupakan komponen yang penting bagi pembangunan nasional. Sebagai sumber daya manusia dan sebagai individu, sebaiknya remaja mendapatkan perhatian khusus. Remaja adalah periode yang paradoks, sebagai kaum muda yang mencapai tahap kedewasaan secara fisik dan seksual sebelum mereka mencapai tahap kedewasaan secara kognitif dan emosional (Martin, et al., 2007). Perubahan-perubahan ini membuat remaja menjadi labil secara emosi, terutama pada fase awal remaja. Pada kehidupan sosial, remaja ingin berhubungan secara bertanggung jawab dengan orang tua sehingga ia dapat dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Fase awal remaja sudah mulai mencari dukungan dari teman-teman sebaya untuk menyeimbangi perubahan dalam hubungan dengan orang tua. Pada fase ini peran orang tua dan anggota-anggota keluarga yang lain sangat penting. 6

7 Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, kota budaya, dan kota pariwisata. Oleh sebab itu, selain banyak pendatang dari berbagai daerah juga rawan terjadi penyalahgunaan alkohol serta juga kepadatannya rawan menimbulkan kecelakaan. I. 2 Perumusan Masalah Adakah hubungan antara penyalahgunaan alkohol dengan angka kejadian kecelakaan kendaraan bermotor pada pelajar SMA di kota Yogyakarta. I. 3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui frekuensi distribusi penyalahgunaan alkohol pada pelajar SMA di kota Yogyakarta. 2. Menentukan hubungan antara penyalahgunaan alkohol dengan angka kejadian kecelakaan kendaraan bermotor pada pelajar SMA di kota Yogyakarta. I. 4 Keaslian Penelitian 1. Kristanti (1998) menyebutkan bahwa di Provinsi Jawa Barat 6,4% remaja pernah minum minuman keras, sedangkan di Bali 21,3% remaja pernah minum minuman keras 7

8 2. Hutaperi (2007) menyebutkan bahwa penyalahgunaan NAPZA pada Pengendara Korban Mati Kecelakaan Lalu Lintas di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Dr. Sardjito paling banyak akibat alkohol. 3. Nasution (2007) meneliti mengenai Dasar Objektif Penyalahgunaan NAPZA Pada Kecelakaan Lalu Lintas Untuk Pembuktian Hukum. 4. Saraswati (2009) meneliti mengenai Pola Penyalahgunaan NAPZA Pada Pengendara Korban Kecelakaan Lalu Lintas Di Rumah Sakit Daerah Panembahan Senopati Bantul. I. 5 Manfaat Penelitian 1. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman mengenai hubungan penyalahgunaan alkohol terhadap angka kejadian kecelakaan kendaraan bermotor pada pelajar SMA di kota Yogyakarta, juga sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut. 2. Bagi masyarakat 8

9 Penelitian ini diharapkan dapat mencegah terjadinya kecelakaan kendaraan bermotor akibat penyalahgunaan alkohol. I. 6 Hipotesis Terdapat hubungan antara penyalahgunaan alkohol dengan angka kejadian kecelakaan kendaraan bermotor pada pelajar SMA di kota Yogyakarta. 9