Persentase guru SD adalah perbandingan antara jumlah

dokumen-dokumen yang mirip
BAD V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengelompokkan Kecamatan berdasarkan nilai skor faktor dinilai cukup

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

,076,137, ,977,912,386 1,416,054,050,351 1,010,861,076, ,424,923,013 1,526,285,999, ,231,948,775 7.

2009/ / /2012 (1) (2) (3) (4) 01. Sekolah/ Schools. 02. Kelas/ Classes

Ruang Jenis & Status/ Sekolah/ Belajar/ Kelas/ Guru/ Murid/ Levels and Status Schools Classrooms Class Teachers Pupils (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Ruang Jenis & Status/ Sekolah/ Belajar/ Kelas/ Guru/ Murid/ Levels and Status Schools Classrooms Class Teachers Pupils (1) (2) (3) (4) (5) (6)

GAMBARAN UMUM INDUSTRI KOTA SURABAYA DAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN PENCEMARAN ATMOSFER

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

TENTANG WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /104/ /2014 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Oleh : Fanial Farida Dosen Pembimbing : Santi Wulan Purnami, M.Si. Ph.D

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1,526 1, ,024 Sumber : Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Surabaya Source : Scout Associations, Branch of Surabaya City

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG

Identifikasi Panjang Perjalanan Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Jenis Industri/Type of Industries Sub-District

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2006

Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of Industries and Workers by Sub Sectors

Banyaknya Gugus Depan dan Anggota Pramuka per Kecamatan Number of Local Scout Organization and Scout Members by Sub District ###

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. Keterangan Tinggal Sementara dengan menggunakan model End User Computing. 1. Identifikasi permasalahan, tujuan dan manfaat

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG

Arrowiyah Pembimbing: Dr. Sutikno S.Si M.Si. Seminar Tugas Akhir SS091324

8, ,403 Sumber : Kantor BAPEMAS dan KB Kota Surabaya Source : National Family Planning Coordinating Board Office of Surabaya City

POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN

Tabel : Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of Industries and Workers by Sub Sectors (1) (2) (3)

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMUNGUTAN PAJAK PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Pemodelan Kasus Tindak Pidana di Kota Surabaya dengan Pendekatan Regresi Spasial

PEMODELAN KASUS TINDAK PIDANA DI KOTA SURABAYA DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL 1 Defi Mustika Sari, 2 Dwi Endah Kusrini dan 3 Suhartono

KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH SEMAMPIR WONOKUSUMO 7,664 TAMBAK SARI KAPASMADYA BARU. REKAPITULASI BELUM REKAM ektp PERKELURAHAN

PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI PEMERINTAH KOTA SURABAYA (Studi Kasus Di Kecamatan Tambaksari Surabaya)

TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

JADWAL PELAKSANAAN PEMOTRETAN KEPLEK / PENGAMBILAN FOTO TANDA PENGENAL PEGAWAI HARI / TANGGAL PELAKSANAAN PUKUL

PEMETAAN KOTA SURABAYA BERDASARKAN INDIKATOR DERAJAT KESEHATAN. ANISA BETA CHANDRA R Pembimbing : Dr. Vita Ratnasari, S.Si, M.

STUDI DEMAND AND SUPPLY BUS SEKOLAH RUTE DUKUH MENANGGAL - SMA KOMPLEKS SURABAYA

TENTANG TIM PUSAT PELAYANAN TERPADU PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Wanita Tuna Susila Number of Localized Prostitution Complex, Pimpsand Prostitutes Localized Mucikari/ Wanita Tunasusila

PESERTA PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SEKOLAH MANDIRI JENJANG SD THN 2016 ( Guru kelas I, IV dan Agama )

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surabaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Kenaikan jumlah lansia: 1990 ke tahun 2000 = 34,5% 2000 ke tahun 2010 = 32,8%

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

SIDANG TUGAS AKHIR. Oleh : Herry Purnama Sandy ( )

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PENGELOMPOKAN KECAMATAN BERDASARKAN INDIKATOR PEMERATAAN PENDIDIKAN. Listya Ningrum ( ) Dosen Pembimbing: Drs Kresnayana Yahya, M.Sc.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II GAMBARAN UMUM. merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. II-1

LAMPIRAN Nomor : 005/ / /2012 Tanggal : 04 Mei NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN Tanggal/Waktu

Pemetaan Wilayah Berdasarkan Tindak Kriminalitas Dengan Pendekatan Analisis Korespondensi di Kota Surabaya

PENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP EMISI CO 2 DI KOTA SURABAYA

Daftar Alamat & Nama SMPN dan SMAN se Surabaya

Analisis Pengelompokan Kecamatan Di Surabaya Berdasarkan Indikator Pelayanan Kesehatan

Simokerto Surabaya Utara Krembangan

REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

STUDI PERENCANAAN KEBUTUHAN TRANSFORMATOR dan PROTEKSINYA di GARDU INDUK 150 kv/120 MVA BUDURAN II/SEDATI. Arif Kurniadhi ( )

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

KONSEP COMPACT CITY SEBAGAI SALAH SATU KONSEP INOVATIF PERENCANAAN TATA RUANG DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN KOTA DI SURABAYA

Analisis Pengelompokan Kecamatan di Kota Surabaya Berdasarkan Faktor Penyebab Terjadinya Penyakit Tuberkulosis

BAB III HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI SUBYEK DAN LOKASI PENELITIAN

Wanita Tuna Susila Number of Localized Prostitution Complex, Pimpsand Prostitutes

Rendra Suprobo aji

FINAL PROJECT RESEARCH

DAFTAR INSTANSI GURU TENAGA HONORER KATEGORI II Lampiran Surat : Nomor : 800 / 3013 / /2013 Tanggal : 2 JULI 2013

Analisis Pengelompokkan dan Pemetaan Kecamatan Sebagai Dasar Program untuk Mengatasi Masalah-Masalah Sosial-Ekonomi di Kota Surabaya

Banyaknya Pasar, Pedagang dan Luas Pasar Menurut Jenisnya *) Number of Markets, Merchants and Marked Areas by Type of Markets *)

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 357 / / 2008 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG

Pola Distribusi Hujan Kota Surabaya

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

Lampiran Surat Nomor : 005/ / /2014 Tanggal :

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Spatial Pattern Analysis Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue untuk Informasi Early Warning Bencana di Kota Surabaya

BAB III PRAKTIK JUAL BELI ROTI SEMI KEDALUWARSA DI CV. SURYA GLOBAL SURABAYA. berikut akan dipaparkan profil CV. Surya Global sebagai berikut:

TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA.

DATA POS PIN POLIO TAHUN 2016 SURABAYA SELATAN

Pemodelan Jumlah Kasus Hiv dan Aids di Kota Surabaya Menggunakan Bivariate Generalized Poisson Regression

Pemodelan Regresi Nonparametrik Spline Truncated Dan Aplikasinya pada Angka Kelahiran Kasar di Surabaya

1 Novita Dya Gumanti, 2 Sutikno, 3 Setiawan

ANALISIS PEMETAAN DAERAH RAWAN PETIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DI WILAYAH SURABAYA

BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KOTA SURABAYA A. KONDISI UMUM. 1. Kondisi Geografis

2008/ / /2011 (1) (2) (3) (4) 1,224 2,826 2,823 Seluruhnya/ Total Pupils. 06. Guru 69 1, Seluruhnya/ Total Teacher

PEMODELAN KASUS TINDAK PIDANA DI KOTA SURABAYA DENGAN PENDEKATAN MODEL SPASIAL

Banyaknya Hotel, Kamar, Tempat Tidur dan Tenaga Kerja Menurut Klasifikasi Hotel Number of Hotel, Room, Bed and Employee by Hotel Classification 2011

Lahan Terbangun (HA) Luas wilayah (HA)

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERSEDIAAN AIR BERSIH JAMBAN TEMPAT SAMPAH % KK MEMILIKI JUMLAH KK JUMLAH KK MEMILIKI DIPERIKSA

PENGARUH PERKEMBANGAN PERUMAHAN TERHADAP EMISI KARBON DIOKSIDA DI KOTA SURABAYA

LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

Transkripsi:

Kenyataan saat ini masyarakat sudah mempunyai kepedulian yang cukup tinggi terhadap upaya peningkatan sumber daya manusia. Variabel-variabel pendidikan yang digunakan antara lain : 1. Persentase guru Taman Kanak-kanak (TK) Persentase guru TK adalah perbandingan antara jumlah guru Taman Kanak-kanak terhadap jumlah murid Taman Kanak-kanak. 2. Persentase guru Sekolah Dasar (SD) Persentase guru SD adalah perbandingan antara jumlah guru SD terhadap jumlah murid SD. 3. Persentase guru Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Persentase guru SLTP adalah perbandingan antara banyaknya guru SLTP terhadap banyaknya murid SLTP. 4. Persentase guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Persentase guru SMK adalah perbandingan antara banyaknya guru SMK terhadap banyaknya murid SMK

METODOLOGI PENELITIAN Sumber Data Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang meneliti tentang kependudukan, kesehatan dan pendidikan yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2004 wilayah Kodya Surabaya. Unit Pengamatan Yang ingin diteliti dalam penelitian tugas akhir ini adalah meliputi 30 kecamatan di Kodya Surabaya. Variabel Penelitian X1= persentase kelahiran penduduk per Kecamatan X2= persentase kematian penduduk per Kecamatan X3= persentase penduduk pendatang per kecamatan

X4= persentase perpindahan penduduk per Kecamatan X5= persentase akseptor baru X6= persentase peserta KB aktif X7= persentase tenaga medis X8= persentase klinik KB X9= persentase guru TK X10= persentase guru SD X11= persentase guru SLTP X12= persentase guru SMK Metode Pengolahan Data Adapun langkah- langkah pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Mereduksi variabel penelitian dengan analisis komponen utama agar tidak terjadi kasus multikolinieritas antar variabel.

2. Mengelompokkan Kecamatan di Surabaya menjadi dua kelompok berdasarkan kedekatan jarak antar variabel baru yang didapatkan dari analisis komponen utama. 3. Melakukan analisa data dengan metode klasifikasi pohon (software CART 4.0), pada analisa ini data juga dibagi menjadi data learning dan data testing. Berikut adalah langkah-langkah analisa data dengan metode klasifikasi pohon: Melakukan pembentukan pohon klasifikasi dengan menggunakan data learning. Menentukan model pohon klasifikasi terbaik (optimal) berdasarkan ukuran cost complexity minimum. Menginterpretasi model pohon klasifikasi optimal yang diperoleh.

Menghitung ketepatan model pohon klasifikasi dari data learning dan data testing dengan cara memasukkan variabel-variabel per Kecamatan kedalam simpul-simpul yang kategorinya sesuai, dimulai dari simpul utama sampai dengan simpul terminal, dari simpul terminal ini dapat dilihat prediksi dari tinggi rendahnya potensi suatu kecamatan di Surabaya. Setelah didapatkan prediksi tinggi rendahnya potensi suatu kecamatan di Surabaya, kemudian dibandingkan antara pengamatan dengan prediksi, dari sini akan diketahui berapa data yang tepat dalam pengklasifikasiannya dan berapa data yang tidak tepat pengklasifikasiannya.

ANALISA DAN PEMBAHASAN Analisis Komponen Utama Sebelum melakukan analisis komponen utama terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian apakah matrik korelasi merupakan matrik identitas atau bukan. Pengujian ini dilakukan dengan metode Bartlett Test of Spherecity dengan pendekatan distribusi Chi Square ( Santoso, 2002). Hipotesis H0 : ρ = I (matrik korelasi merupakan matrik identitas) H1 : ρ I ( matrik korelasi bukan merupakan matrik identitas) Statistik uji : 2 χ = 97.228

2 Berdasarkan nilai χ sebesar 97.228 dengan pvalue 0.007 maka tolak H0 artinya matriks korelasi antar variabel bukan merupakan matriks identitas, sehingga dapat dilanjutkan dengan analisis selanjutnya. Total keragaman dapat diterangkan semaksimal mungkin oleh komponen utama yang terbentuk. Pemilihan komponen utama didasarkan pada akar ciri (eigenvalue) yang nilainya lebih besar dari satu. Tabel berikut adalah hasil komponen utama :

Tabel 2 Hasil Komponen Utama Terpilih dan Proporsi Keragaman Komponen Utama Komponen Utama Terpilih Akar Ciri (Eigenvalue) Proporsi Keragaman (%) Proporsi Keragaman Kumulatif (%) 1 2.8983 24.2 24.2 2 1.9736 16.4 40.6 3 1.4264 11.9 52.5 4 1.2484 10.4 62.9 5 1.0223 8.5 71.4 6 1.0068 8.4 79.8

Analisis Kelompok Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode pengelompokkan tak hirarki (non hierarchical method) dengan penentuan jumlah kelompok yaitu 2 kelompok, dimana kecamatan di Surabaya akan dibedakan menjadi daerah dengan tingkat kependudukan, kesehatan dan pendidikan tinggi serta dengan tingkat kependudukan, kesehatan dan pendidikan rendah. Dengan pengelompokkan secara tak berhirarki maka daerah yang memiliki sifat hampir sama akan membentuk dalam satu kelompok. Berdasarkan hasil analisis K_Means diperoleh kelompok kecamatan sebagai berikut :

Kelompok pertama terdiri dari 15 kecamatan yaitu Simokerto, Pabean Cantikan, Semampir, Kenjeran, Tambaksari, Tenggilis Mejoyo, Gunung Anyar, Sukolilo, Rungkut, Mulyorejo, Dukuh Pakis, Karangpilang, Asemrowo, Pakal, Sambikerep. Kelompok kedua terdiri dari 15 kecamatan yaitu Tegalsari, Genteng, Bubutan, Krembangan, Bulak, Gubeng, Sawahan, Wonokromo, Wiyung, Wonocolo, Gayungan, Jambangan, Tandes, Sukomanunggal, Lakarsantri.

Klasifikasi Pohon Pada analisis klasifikasi pohon terdapat dua jenis data yaitu data learning dan data testing. Kedua data ini dipeoleh secara random dimana data learning yang digunakan sebanyak 75% yaitu 23 data yang terdiri dari 10 pengamatan dengan kategori daerah berpotensi rendah dan 13 pengamatan dengan kategori daerah berpotensi tinggi. Sedangkan untuk data testing digunakan sebanyak 25% yaitu 7 data yang terdiri dari 5 pengamatan dengan kategori daerah berpotensi rendah dan 2 pengamatan dengan kategori daerah berpotensi tinggi.

Berikut adalah plot yang menunjukkan antara relative cost dengan banyaknya simpul terminal. Gambar 1. Plot Relative Error dengan jumlah simpul terminal

Topology berikut ini adalah gambaran dari struktur pohon optimal pada kasus potensi Kecamatan di Surabaya. Gambar 2. Topology Pohon Klasifikasi Berdasarkan gambar 2, dapat diketahui bahwa pohon klasifikasi yang terbentuk mempunyai kedalaman 2. Kedalaman 1 terletak pada simpul paling atas yaitu simpul utama dan kedalaman 2 terletak dibawah simpul utama yang juga disebut sebagai simpul terminal karena terletak pada simpul terakhir.

Berikut adalah gambar pohon klasifikasi optimal dengan keterangan variabel pemilahnya. Node 1 X2 N = 23 Terminal Node 1 N = 13 Terminal Node 2 N = 10 Gambar 3. Pohon Klasifikasi Simpul utama dipilah oleh variabel x yaitu persentase kematian per Kecamatan, hal ini menunjukkan bahwa variabel tersebut memiliki peran yang sangat penting (dominan) terhadap tinggi rendahnya potensi suatu Kecamatan di Surabaya. Simpul utama terdiri dari 23 pengamatan yang kemudian dipilah menjadi simpul kiri dan simpul kanan. Sebanyak 13 pengamatan dipilah ke simpul kiri dan 10 pengamatan dipilah ke simpul kanan.

Berikut ini adalah hasil ketepatan model pohon klasifikasi menggunakan data learning : Tabel 3. Ketepatan Klasifikasi untuk Data Learning Pengamatan Potensi rendah Y Prediksi Potensi tinggi Prosentase koreksi (%) Potensi rendah 11 0 100 Potensi tinggi 2 10 83.3 Prosentase total 91.3

Berikut ini adalah hasil ketepatan model pohon klasifikasi menggunakan data testing : Tabel 3. Ketepatan Klasifikasi untuk Data Testing Pengamatan Potensi rendah Y Prediksi Potensi tinggi Prosentase koreksi (%) Potensi rendah 3 1 75 Potensi tinggi 0 3 100 Prosentase total 85.7

Berikut ini adalah tabel tingkat keberartian suatu variabel Tabel 5. Skor Variabel Penting Variable Score X2 100.00 X6 76.34 X4 44.50 X12 33.68 X3 23.89 X7 19.61 X1 0.00 X5 0.00 X9 0.00 X10 0.00 X11 0.00 X8 0.00

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut : 1. Berdasarkan faktor yang mendukung variabel-variabel kependudukan, kesehatan dan pendidikan Kecamatn di Kota Surabaya terbagi menjadi dua kelompok yaitu : a. Kelompok pertama dikategorikan sebagai daerah berpotensi rendah terdiri dari 15 Kecamatan antara lain Kecamatan Simokerto, Kecamatan Pabean Cantikan, Kecamatan Semampir, Kecamatan Kenjeran, Kecamatan Tambaksari, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kecamatan Gunung Anyar, Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Rungkut, Kecamatan Mulyorejo, Kecamatan Dukuh Pakis, Kecamatan Karangpilang, Kecamatan Asemrowo, Kecamatan Pakal, Kecamatan Sambikerep.

b. Kelompok kedua dikategorikan sebagai daerah berpotensi tinggi terdiri dari 15 Kecamatan antara lain Kecamatan Tegalsari, Kecamatan Genteng, Kecamatan Bubutan, Kecamatan Krembangan, Kecamatan Bulak, Kecamatan Gubeng, Kecamatan Sawahan, Kecamatan Wonokromo, Kecamatan Wiyung, Kecamatan Wonocolo, Kecamatan Gayungan, Kecamatan Jambangan, Kecamatan Tandes, Kecamatan Sukomanunggal, Kecamatan Lakarsantri. 2. Dengan metode klasifikasi pohon diketahui variabel yang paling berpengaruh terhadap tinggi rendahnya potensi Kecamatan di Kota Surabaya adalah variabel x yaitu persentase kematian per Kecamatan dengan ketepatan klasifikasi 91.3% untuk data learning dan untuk data testing diperoleh ketepatan klasifikasi sebesar 85.7%.

Saran 1. Diharapkan kepada para pengambil keputusan di kota Surabaya khususnya di tingkat kecamatan agar dapat lebih memperhatikan kecamatan-kecamatan yang potensinya daerahnya tergolong rendah sehingga dapat tercapai pembangunan yang merata seperti halnya pada kecamatankecamatan yang potensi daerahnya tergolong tinggi. 2. Berdasarkan kesimpulan diketahui bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap tinggi rendahnya potensi suatu kecamatan di Surabaya adalah persentase kematian per kecamatan oleh karena itu diperlukan perhatian secara khusus terhadap kecamatan yang persentase kematiannya tinggi sehingga persentase antara kematian dan kelahiran di suatu kecamatan dapat terkontrol secara seimbang. 3. Untuk penelitian selanjutnya, hendaknya melakukan dengan pendekatan metode lain agar dalam pengambilan keputusan dapat lebih baik lagi.

TERIMA KASIH