PEMETAAN KOTA SURABAYA BERDASARKAN INDIKATOR DERAJAT KESEHATAN. ANISA BETA CHANDRA R Pembimbing : Dr. Vita Ratnasari, S.Si, M.
|
|
- Ratna Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMETAAN KOTA SURABAYA BERDASARKAN INDIKATOR DERAJAT KESEHATAN ANISA BETA CHANDRA R Pembimbing : Dr. Vita Ratnasari, S.Si, M.Si
2 AGENDA BAB I PENDAHULUAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 22 July
3 LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH TUJUAN MANFAAT BATASAN MASALAH 22 July
4 LATAR BELAKANG Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai tingkat kesehatan masyarakat kota Surabaya menggunakan metode analisis faktor dan analisis cluster untuk melihat tingkat kesehatan masyarakat kota surabaya berdasarkan indikator derajat kesehatan serta menggunakan software arcview akan dilakukan pemetaan kecamatan-kecamatan di kota surabaya untuk mengetahui kecamatan mana saja yang ada di kota surabaya yang perlu diprioritaskan dalam hal peningkatan kesehatan masyarakatnya. 22 July
5 RUMUSAN MASALAH Bagaimana karakteristik kecamatan kota Surabaya? Bagaimana hasil pereduksian variabel menggunakan analisis faktor? Berdasarkan faktor yang terbentuk, bagaimana pengelompokan kecamatan di kota Surabaya menggunakan k-means Clustering? Bagaimana model yang terbentuk serta tingkat ketepatan pengklasifikasian kelompok kecamatan menggunakan analisis diskriminan? Bagaimana pemetaan wilayah kota Surabaya berdasarkan indikator derajat kesehatan? 22 July
6 TUJUAN Mengidentifikasi karakteristik kecamatan kota Surabaya. Menganalisis hasil pereduksian variabel menggunakan analisis faktor. Mengelompokkan kecamatan di kota Surabaya menggunakan K-means Clustering berdasarkan faktor yang terbentuk. Menganalisis model yang terbentuk serta mengetahui tingkat ketepatan pengklasifikasian kelompok kecamatan menggunakan analisis diskriminan. Memetakkan kecamatan di kota Surabaya berdasarkan indikator derajat kesehatan. 22 July
7 MANFAAT Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu memberikan informasi mengenai kondisi kesehatan masyarakat kota Surabaya berdasarkan indikator-indikator yang terbagi ke dalam beberapa dimensi serta dapat memberi masukan kepada pemerintah mengenai kondisi kesehatan masyarakat Kota Surabaya sehingga dapat memberikan program maupun kebijakan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat kota Surabaya 22 July
8 BATASAN MASALAH Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian yaitu data yang diambil pada tahun 2012 dengan variabel yang digunakan mengacu pada indikator derajat kesehatan. 22 July
9 PENELITIAN SEBELUMNYA STATISTIKA DESKRIPTIF UJI BARTLETT S SPHERICITY UJI KAISER-MEYER-OLKIN ANALISIS FAKTOR ANALISIS CLUSTER GAMBARAN UMUM KOTA SURABAYA DERAJAT KESEHATAN 22 July
10 PENELITIAN SEBELUMNYA Rosy Riskiyanti (2010) Analisis Regresi Multivariat Berdasarkan Faktorfaktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Di Provinsi Jawa Timur Salisa Jihan (2010) Pemodelan Persamaan Struktural Pada Derajat Kesehatan Dengan Moderasi Infrastruktur (Studi Kasus Di Provinsi Jawa Timur, SUSENAS 2007). 22 July
11 STATISTIKA DESKRIPTIF Metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Statistika deskriptif memberikan informasi hanya mengenai data yang dimiliki dan sama sekali tidak menarik kesimpulan apapun tentang sekumpulan data yang lebih besar (walpole. 1995). 22 July
12 UJI BARTLETT S SPHERICITY Uji Bartlett s Sphericity bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel dalam kasus multivariat. Uji Bartlett s Sphericity merupakan asumsi yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis menggunakan analisis faktor. Berikut adalah hipotesis yang digunakan dalam uji Bartlett s Sphericity. 22 July
13 UJI KAISER-MEYER-OLKIN Pemeriksaan kecukupan pengambilan sampel secara keseluruhan dan untuk setiap indikator dapat menggunakan ukuran kaiser. Ukuran kaisermeyer-olkin (KMO) merupakan ukuran kecukupan sampling (kaiser 1970) yang cukup populer untuk digunakan. KMO menyediakan sebuah sarana untuk menilai sejauh mana indikator suatu konstruksi milik bersama. Dimana ukuran tersebut adalah ukuran dari kehomogenitasan suatu variabel. Meskipun tidak ada uji statistic untuk ukuran KMO, pedoman berikut ini disarankan oleh kaiser dan rice (1974). (Sharma, Subhash. 1996). KMO Measure Recommendation 0.90 Marvelous Meritorious Middling Mediocre Miserable Below 0.50 Unacceptable 22 July
14 ANALISIS FAKTOR Analisis faktor analisis yang mereduksi variabel data dengan cara menyatakan variabel asal sebagai kombinasi linear sejumlah faktor, sedemikian hingga sejumlah faktor tersebut mampu menjelaskan sebesar mungkin keragaman data yang dijelaskan oleh variabel asal. Apabila setelah terbentuk faktor ternyata diketahui terdapat variabel yang memiliki nilai loadings factors yang sama besar pada kedua faktor, maka dapat dilakukan teknik rotasi untuk lebih memastikan variabel tersebut masuk ke faktor berapa. Teknik rotasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rotasi varimax. (Johnson, R.A & Wichern, D.W. 2007) 22 July
15 ANALISIS CLUSTER Menurut Johnson & Wichern (2007), Cluster merupakan salah satu metode dalam hubungan multivariat. Analisis cluster merupakan teknik multivariat yang mempunyai tujuan utama untuk mengelompokkan objek-objek berdasarkan karakteristik yang dimilikinya. Dalam analisis cluster terdapat 2 metode yang dapat dipakai untuk melakukan pengelompokan data yaitu metode hirarki dan metode non hirarki. Dalam penelitian ini digunakan metode k-means clustering. Metode pengelompokan non hirarki K-means bertujuan mengelompokkan seluruh objek ke dalam k kelompok dimana banyaknya kelompok yang akan dipilih ditentukan sebelumnya. Algoritma K-means Clustering sebagai berikut. 1. Partisi item ke k cluster awal 2. Dilanjutkan melalui daftar item, menempatkan item ke cluster dengan jarak terdekat. (Jarak biasanya dihitung dengan menggunakan jarak euclidean dengan pengamatan baik standar atau tidak standar) menghitung ulang centroid untuk cluster menerima item baru dan untuk cluster kehilangan item. 3. Ulangi langkah 2 sampai tidak terjadi perubahan kelompok. 22 July
16 ANALISIS DISKRIMINAN Analisis diskriminan bertujuan untuk mengklasifikasikan suatu individu atau observasi ke dalam kelompok yang saling bebas (mutually exclusive/disjoint) dan menyeluruh (exhaustive) berdasarkan sejumlah variabel penjelas. 22 July
17 GAMBARAN UMUM KOTA SURABAYA 31 kecamatan dan 163 desa/kelurahan Selat Madura LS dan Bujur Timur Kabupaten Gresik jiwa Selat Madura 326,36 km 2 Kabupaten Sidoarjo 22 July
18 DERAJAT KESEHATAN Ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Jika diurutkan dimulai dari faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. 22 July
19 DERAJAT KESEHATAN Lingkungan (45%) Kependudukan/ Keturunan (5%) Derajat Kesehatan Pelayanan Kesehatan (20%) Perilaku Kesehatan (30%) 22 July
20 SUMBER DATA VARIABEL PENELITIAN IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN LANGKAH ANALISIS DIAGRAM ALIR 22 July
21 SUMBER DATA Sumber data yang digunakan merupakan data sekunder. Data yang digunakan didapatkan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur dan Dinas Pendidikan Kota Surabaya. 22 July
22 VARIABEL PENELITIAN No. Variabel Penelitian 1 Jumlah Penduduk 2 Kepadatan Penduduk 3 Jumlah kelahiran hidup 4 Jumlah Kematian yang dilaporkan 5 Angka Harapan Hidup 6 Angka Partisipasi Kasar SD 7 Angka Partisipasi Kasar SMP 8 Angka Partisipasi Kasar SMA 9 Angka Partisipasi Murni SD 10 Angka Partisipasi Murni SMP 11 Angka Partisipasi Murni SMA 12 Angka Melek Huruf 13 Balita dengan gizi buruk 14 Jml penderita DBD 15 Jml penderita TB No. Variabel Penelitian 16 Jml penderita Pneumonia balita 17 Jml penderita diare yg ditangan 18 Jml penderita ISPA 19 Jml penderita kusta 20 Jml RT dengan sumber air minum terlindung 21 Jml RT yang memiliki jamban sehat 22 Jml rumah sehat 23 Jml rumah/bangunan bebas jentik 24 Jml RT yg menerapkan PHBS 25 Jml kegiatan penyuluhan kesehatan 22 July
23 IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN 1. Jumlah penduduk Banyaknya penduduk yang bertempat tinggal tetap ditambah dengan jumlah penduduk bertempat tinggal tidak tetap (Badan Pusat Statistika, 2014). 2. Kepadatan penduduk Angka yang menunjukkan rata-rata jumlah penduduk tiap satu kilometer persegi. Semakin besar angka kepadatan penduduk, maka semakin padat penduduk yang mendalami wilayah tersebut (Badan Pusat Statistik, 2012). 3. Jumlah kelahiran hidup Banyaknya kelahiran hidup dari sekelompok atau beberapa wanita selama masa reproduksinya (Badan Pusat Statistika, 2014). 4. Jumlah kematian yang dilaporkan Banyaknya kematian penduduk yang dilaporkan ke pencatatan sipil. 5. Angka Harapan Hidup (AHH) Suatu perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak lahir yang akan dicapai oleh penduduk (Badan Pusat Statistik, 2012). 6. Angka Partisipasi Kasar SD Angka perbandingan antara banyaknya murid dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) dengan banyaknya penduduk usia sekolah pada jenjang yang sama dinyatakan dalam persen. (Badan Pusat Statistika, 2014). 22 July
24 IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN 7. Angka Partisipasi Kasar SMP Angka perbandingan antara banyaknya murid dari jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan banyaknya penduduk usia sekolah pada jenjang yang sama dinyatakan dalam persen. (Badan Pusat Statistika, 2014) 8. Angka Partisipasi Kasar SMA Angka perbandingan antara banyaknya murid dari jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan banyaknya penduduk usia sekolah pada jenjang yang sama dinyatakan dalam persen. (Badan Pusat Statistika, 2014). 9. Angka Partisipasi Murni SD Proporsi penduduk pada kelompok umur jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) yang masih bersekolah terhadap penduduk pada kelompok umur tersebut. Sejak tahun 2007, Pendidikan Non Formal (Paket A, Paket B, dan Paket C) turut diperhitungkan. (Badan Pusat Statistika, 2014). 10. Angka Partisipasi Murni SMP Proporsi penduduk pada kelompok umur jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang masih bersekolah terhadap penduduk pada kelompok umur tersebut. Sejak tahun 2007, Pendidikan Non Formal (Paket A, Paket B, dan Paket C) turut diperhitungkan. (Badan Pusat Statistika, 2014) 22 July
25 IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN 11. Angka Partisipasi Murni SMA Proporsi penduduk pada kelompok umur jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang masih bersekolah terhadap penduduk pada kelompok umur tersebut. Sejak tahun 2007, Pendidikan Non Formal (Paket A, Paket B, dan Paket C) turut diperhitungkan. (Badan Pusat Statistika, 2014) 12. Angka Melek Huruf Persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari. Angka melek huruf didapat dengan membagi jumlah penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis dengan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas kemudian hasilnya dikalikan dengan seratus (Badan Pusat Statistika, 2014). 13. Balita dengan gizi buruk Banyaknya balita yang mengalami kekurangan nutrisi dibawah standar rata-rata. 14. Jumlah penderita DBD Penyakit demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue yang penularannya melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty betina (Profil Kesehatan Kota Surabaya, 2012). 22 July
26 IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN 15. Jumlah penderita TB Tubercolusis adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri Micobacterium Tubercolusa yang lebih sering menginfeksi organ paru-paru disbanding organ tubuh lainnya. Penyakit ini memerlukan waktu pengobatan yang cukup lama sehingga memiliki tingkat kegagalan pengobatan yang cukup tinggi dan merupakan salah satu penyebab kematian di masyarakat yang cukup tinggi sehingga perlu diwaspadai (Profil Kesehatan Kota Surabaya, 2012). 16. Jumlah penderita pneumonia pada balita Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru dan mempunyai gejala batuk, sesak nafas, ronkhi dan infiltrate pada foto rontgen. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun atau orang yang memiliki masalah kesehatan. Pneumonia menjadi penyebabkematian pada balita nomor dua setelah diare sehingga patut untuk diwaspadai (Profil Kesehatan Kota Surabaya, 2012). 17. Jumlah penderita diare yang ditangani Penyakit diare ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya. Penyakit ini dapat digolongkan penyakit ringan, tetapi bila perawatan yang tidak tepat atau terlambat dapat menyebabkan kematian (Profil Kesehatan Kota Surabaya, 2012). 22 July
27 IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN 18. Jumlah penderita ISPA Banyaknya penduduk yang didiagnosis menderita penyakit ISPA atau infeksi saluran pernafasan atas 19. Jumlah penderita kusta Penyakit kusta atau yang sering disebut penyakit lepra adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae. Indikator dalam penanggulangan penyakit kusta yaitu penemuan kasus kusta Multi Basiller, kasus kusta pada anak dan kecacatan tingkat dua (Profil Kesehatan Kota Surabaya, 2012). 20. Jumlah RT dengan sumber air minum terlindung Banyaknya rumah tangga yang menggunakan air yang bersumber dari sumber mata air yang bersifat bersih, sehat, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa (Profil Kesehatan Kota Surabaya, 2012). 21. Jumlah RT yang memiliki jamban sehat Banyaknya rumah tangga yang memiliki jamban atau tempat pembuangan kotoran serta tempat penampungan kotoran sehat sesuai standar. 22. Jumlah rumah sehat Rumah sehat adalah tempat untuk berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani maupun sosial (Azwar. 1996). 22 July
28 IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN 23. Jumlah rumah/bangunan bebas jentik Penyakit DBD merupakan masalah kesehatan lingkungan yang cenderung meningkat jumlah penderita dan area penyebarannya. Satu-satunya cara efektif adalah mencegah dan menanggulanginya dengan cara memberantas nyamuk penularnya yaitu Aedes Aegypti. nyamuk Aedes Aegypti berkembang di air bersih di bak madi, tempayan, ban/kaleng bekas dan sebagainya. Pemberantasan jentik nyamuk lebih efektif jika dilakukan pemeriksaan jentik berkala yang dilakukan oleh petugas puskesmas sekaligus memberikan abate pada penampungan air yang ada jentiknya (Profil Kesehatan Kota Surabaya, 2012). 24. Jumlah rumah tangga yang menerapkan PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat (Profil Kesehatan Kota Surabaya, 2012). 25. Jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. 22 July
29 LANGKAH ANALISIS Mengidentifikasi karakteristik kesehatan masyarakat kota Surabaya berdasarkan indikator derajat kesehatan Melakukan pemeriksaan asumsi analisis faktor yaitu uji KMO dan Bartlett Sphericity Melakukan pereduksian variabel menggunakan analisis faktor per dimensi untuk memilah variabel terbaik untuk kemudian dilakukan analisis faktor bersama Menggunakan analisis cluster melakukan pengelompokan kecamatan di kota Surabaya berdasarkan faktor yang terbentuk dari variabel yang terpilih. Melakukan pemetaan kota Surabaya berdasarkan Cluster yang terbentuk. Menarik kesimpulan 22 July
30 DIAGRAM ALIR 22 July
31 STATISTIKA DESKRIPTIF KMO DAN BARTLETT S SPHERICITY TEST ANALISIS FAKTOR ANALISIS CLUSTER PEMETAAN KOTA SURABAYA 22 July
32 KEPENDUDUKAN 22 July
33 PENDIDIKAN 22 July
34 MORBIDITAS 22 July
35 LINGKUNGAN 22 July
36 KMO DAN BARTLETT S SPHERICITY TEST Dimensi KMO Bartlett's Test Kependudukan Hipotesis : H 0 : Data telah cukup untuk difaktorkan H 1 : Data belum cukup untuk difaktorkan Diketahui bahwa nilai KMO sebesar lebih besar dari 0.5, artinya data yang terdapat pada dimensi kependudukan telah cukup untuk dilakukan analisis lebih lanjut menggunakan analisis faktor Hipotesis : H 0 : ρ = I (Tidak terdapat korelasi antar variabel) H 1 : ρ I (Terdapat korelasi antar variabel) Berdasarkan Lampiran C diketahui nilai χ 2 = 152,526 dan P-value uji Bartlett Sphericity sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai 0,05, sehingga tolak H 0 yang artinya terdapat korelasi antar variabel yang terdapat dalam dimensi kependudukan. 22 July
37 KMO DAN BARTLETT S SPHERICITY TEST Dimensi KMO Bartlett's Test Pendidikan Hipotesis : H 0 : Data telah cukup untuk difaktorkan H 1 : Data belum cukup untuk difaktorkan Nilai KMO sebesar lebih besar dari 0.5, artinya data yang terdapat pada dimensi pendidikan telah cukup untuk dilakukan analisis lebih lanjut menggunakan analisis faktor Hipotesis : H 0 : ρ = I (Tidak terdapat korelasi antar variabel) H 1 : ρ I (Terdapat korelasi antar variabel) Berdasarkan Lampiran D diketahui nilai χ 2 = 126,176 dan P-value uji Bartlett Sphericity sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai 0,05, sehingga tolak H 0 yang artinya terdapat korelasi antar variabel yang terdapat dalam dimensi pendidikan. 22 July
38 KMO DAN BARTLETT S SPHERICITY TEST Dimensi KMO Bartlett's Test Morbiditas Hipotesis : H 0 : Data telah cukup untuk difaktorkan H 1 : Data belum cukup untuk difaktorkan Nilai KMO sebesar lebih besar dari 0.5, artinya data yang terdapat pada dimensi morbiditas telah cukup untuk dilakukan analisis lebih lanjut menggunakan analisis faktor Hipotesis : H 0 : ρ = I (Tidak terdapat korelasi antar variabel) H 1 : ρ I (Terdapat korelasi antar variabel) Berdasarkan Lampiran E diketahui nilai χ 2 = 101,894 dan P-value uji Bartlett Sphericity sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai 0,05, sehingga tolak H 0 yang artinya terdapat korelasi antar variabel yang terdapat dalam dimensi morbiditas. 22 July
39 KMO DAN BARTLETT S SPHERICITY TEST Hipotesis : H 0 : Data telah cukup untuk difaktorkan H 1 : Data belum cukup untuk difaktorkan Dimensi KMO Bartlett's Test Lingkungan Nilai KMO sebesar lebih besar dari 0.5, artinya data yang terdapat pada dimensi lingkungan telah cukup untuk dilakukan analisis lebih lanjut menggunakan analisis faktor Hipotesis : H 0 : ρ = I (Tidak terdapat korelasi antar variabel) H 1 : ρ I (Terdapat korelasi antar variabel) Berdasarkan Lampiran F diketahui nilai χ 2 = 104,196 dan P-value uji Bartlett Sphericity sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai 0,05, sehingga tolak H 0 yang artinya terdapat korelasi antar variabel yang terdapat dalam dimensi lingkungan. 22 July
40 KEPENDUDUKAN Komponen Total Variance (%) Cumulative (%) Terdapat 2 komponen yang memiliki nilai eigenvalue lebih dari sama dengan 1 dengan nilai kumulatif sebesar 87.2%. Artinya, bahwa dengan 2 faktor keragaman data yang terdapat dalam dimensi kependudukan dapat dijelaskan sebesar 87.2%. Komponen 1 2 Jml penduduk 0,970-0,086 Jml Kematian 0,956-0,027 Jumlah Kelahiran 0,929-0,170 Kepadatan Penduduk 0,782 0,077 Angka Harapan Hidup -0,045 0, July
41 PENDIDIKAN Komponen Total Variance (%) Cumulative (%) Diketahui faktor yang memiliki nilai eigenvalue diatas 1 ada dua faktor dengan nilai kumulatif varian sebesar %. Artinya dengan dua faktor tersebut dapat menjelaskan keragaman data yang terdapat pada dimensi pendidikan sebesar %. Komponen 1 2 APM SMA APM SMP AMH APM SD APK SD APK SMP APK SMA July
42 MORBIDITAS Komponen Total Variance (%) Cumulative (%) , ,459 Faktor yang memiliki nilai eigenvalue diatas 1 ada dua faktor dengan nilai kumulatif varian sebesar %. Artinya dari dua faktor tersebut dapat menjelaskan keragaman data yang terdapat dalam dimensi morbiditas sebesar %. Komponen 1 2 Jml penderita kusta Jml penderita TB Balita dengan gizi buruk Jml penderita DBD Jml penderita Pneumonia pada balita Jml penderita diare yang ditangani July
43 LINGKUNGAN Komponen Total Variance (%) Cumulative (%) Terdapat dua faktor yang dapat menjelaskan keragaman data dengan nilai kumulatif varian sebesar %. Artinya dengan dua faktor yang terbentuk dapat menjelaskan keragaman data yang terdapat dalam dimensi lingkungan sebesar %. Komponen 1 2 RT memiliki jamban sehat RT dgn sumber air minum terlindung Jml rumah sehat Kegiatan penyuluhan kesehatan RT yg menerapkan PHBS Rumah/bangunan bebas jentik July
44 INDIKATOR DERAJAT KESEHATAN Dimensi KMO Bartlett's Test Indikator Derajat Kesehtan Hipotesis : H 0 : Data telah cukup untuk difaktorkan H 1 : Data belum cukup untuk difaktorkan Nilai KMO sebesar lebih besar dari 0.5, artinya data yang terdapat pada indikator derajat kesehatan telah cukup untuk dilakukan analisis lebih lanjut menggunakan analisis faktor. Hipotesis : H 0 : ρ = I (Tidak terdapat korelasi antar variabel) H 1 : ρ I (Terdapat korelasi antar variabel) Berdasarkan Lampiran F diketahui nilai χ 2 = dan P-value uji Bartlett Sphericity sebesar yang lebih kecil dari nilai 0.05, sehingga tolak H 0 yang artinya terdapat korelasi antar variabel pada indikator derajat kesehatan. 22 July
45 INDIKATOR DERAJAT KESEHATAN Komponen Total Variance Cumulative (%) (%) Terdapat empat komponen yang memiliki nilai eigenvalue lebih dari sama dengan 1 dengan nilai kumulatif variannya %. Sehingga dengan empat faktor yang terbentuk dapat mewakili keragaman data pada indikator derajat kesehatan sebesar % 22 July
46 INDIKATOR DERAJAT KESEHATAN Komponen APK SD Jml kelahiran Jml penduduk Jml RT memiliki jamban sehat Jml penderita TB Jml kematian APK SMP Jml penderita DBD APM SMP APM SMA Angka Harapan Hidup Jml penderita pneumonia pada balita Jml penderita diare Jml kegiatan penyuluhan kesehatan July
47 ANALISIS CLUSTER Kelompok Genteng Sukomanunggal Tandes Sukolilo Pakal Asemrowo Mulyorejo Lakarsantri Benowo Gayungan Bubutan Sambikerep Wonocolo Simokerto Tegalsari Jambangan Pabean Cantikan Krembangan Semampir Kenjeran Bulak Rungkut Tambaksari Gunung Anyar Gubeng Wiyung Tenggilis Mejoyo Sawahan Wonokromo Karang Pilang Dukuh Pakis 22 July
48 ANALISIS DISKRIMINAN 30 Distribusi Normal 25 q Box s M F Approx df1 20 df P-value dd Variabel Wilk s Lambda P-value Jumlah kematian APM SMA Jumlah penderita diare Jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan July
49 ANALISIS DISKRIMINAN Function 1 2 Jumlah kematian APM SMA Jumlah penderita diare Jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan Kelompok Jumlah kematian APM SMA Jumlah penderita diare Jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan Constant July
50 ANALISIS DISKRIMINAN Cross validated Cluster number of case Predicted Group Membership Total Coun t % July
51 ANALISIS DISKRIMINAN No Kecamatan Prediksi Aktual No Kecamatan Prediksi Aktual 1 Sukomanunggal Dukuh Pakis Tandes Wiyung Asemworo Gayungan Benowo Wonocolo Pakal Jambangan Sambikerep Lakarsantri Genteng Tegalsari Bubutan Simokerto Pabean Cantikan Semampir Krembangan Bulak Kenjeran Tambaksari Gubeng Rungkut Tenggilis Mejoyo Gunung Anyar Sukolilo Mulyorejo Sawahan Wonokromo July
52 PEMETAAN KOTA SURABAYA 22 July
53 PEMETAAN KOTA SURABAYA Indikator Derajat Kesehatan Kelompok APK SD Tinggi Sedang Rendah Jml kelahiran 936 Rendah 1453 Tinggi 1220 Sedang Jml penduduk Rendah Tinggi Sedang Jml RT yang memiliki jamban sehat Rendah Tinggi Sedang Jml penderita TB 55 Rendah 82 Tinggi 70 Sedang Jml kematian 453 Rendah 786 Tinggi 562 Sedang APK SMP Tinggi Rendah Sedang Jml penderita DBD 19 Rendah 40 Tinggi 34 Sedang APM SMP Tinggi Sedang Rendah APM SMA Tinggi Sedang Rendah Angka Harapan Hidup Tinggi Rendah Sedang Jml penderita pneumonia pada balita 39 Sedang 147 Tinggi 37 Rendah Jml penderita diare 2498 Tinggi 1872 Rendah 2112 Sedang Jml kegiatan penyuluhan kesehatan 330 Rendah 430 Sedang 1320 Tinggi 22 July
54 KESIMPULAN SARAN 22 July
55 KESIMPULAN Kota Surabaya yang memiliki luas kurang lebih 326,35 km 2 dengan Kecamatan Berdasarkan analisis jumlah penduduk yang tergabung diskriminan diperoleh sekitar ke dalam variabel jiwa. jumlah kelompok pembeda penduduk 1 untuk setiap kelompok kecamatan yaitu jumlah kematian, APM SMA, paling memiliki banyak karakteristik berada di kecamatan angka partisipasi Tambaksari dalam yang didukung bidang Berdasarkan Dari jumlah analisis penderita analisis k-means diare faktor dan clustering untuk jumlah indikator diperoleh kegiatan derajat penyuluhan 3 kesehatan kelompok dengan yang dengan jumlah kelahiran tinggi. Kecamatan dengan AHH yang terbentuk. diketahui pendidikan persamaan terdapat Kelompok linear dan menggunakan 4 AHH faktor 1 terdiri yang yang dari terbentuk. metode kecamatan Fisher tetapi Faktor memiliki Genteng, 1 yaitu kontribusi Sukolilo, jumlah rendah ada di kecamatan pabean cantikan. Angka Partisipasi Kasar Gayungan sektor penderita Z score terkait dan = diare terdiri Wonocolo. dari yang variabel Kecamatan banyak jumlah APK kematian SD, yang jumlah termasuk disebabkan + kelahiran, 8087 APM kelompok jumlah SMA oleh + 2 di tingkat SD paling tinggi di kecamatan Semampir, tingkat SMP di terdiri penduduk, rendahnya dari jumlah kepemilikan kecamatan RT yang jumlah Tandes, memiliki jamban. penderita jamban Pakal, Kelompok diare sehat, Lakarsantri, jumlah memiliki Tegalsari, jumlah kecamatan Wonokromo dan tingkat SMA di kecamatan Genteng. penderita karakteristik Bubutan, TB, Simokerto, kegiatan jumlah kematian. penyuluhan penduduk Pabean APK Cantikan, SMP kesehatan banyak dan jumlah yang Semampir, penderita dipengaruhi Bulak, DBD. Angka Partisipasi Murni tingkat SD paling tinggi ada di kecamatan Faktor Tambaksari, 2 yaitu Gubeng, faktor kualitas Tenggilis hidup Mejoyo, terdiri Sawahan, dari variabel Karang APM Pilang SMP, dan Bulak, oleh Adapun tingkat tingginya tingkat SMP jumlah ketepatan dan tingkat kelahiran. pengklasifikasian SMA di Banyaknya sebesar kecamatan Genteng. jumlah 80.6%. kecamatan APM Dukuh SMA Pakis. dan AHH. Sedangkan Variabel kecamatan jumlah penderita Sukomanunggal, pneumonia Asemrowo, pada Kecamatan penderita yang Sawahan TB salah pengklasifikasian memiliki DBD jumlah menyebabkan antara lain penderita TB kematian kelompok satu dan DBD yang di menjadi balita Benowo, dan Sambikerep, jumlah penderita Krembangan, diare termasuk Kenjeran, dalam Rungkut, faktor Gunung tinggi kecamatan-kecamatan masuk kelompok tiga sedangkan kecamatan tersebut yaitu kecamatan Pakal memiliki tinggi. Mulyorejo jumlah sedangkan penderita kecamatan morbiditas. Anyar, Mulyorejo, Jambangan. Sedangkan Wonokromo, faktor Kecamatan 4 Wiyung yaitu Sukomanunggal pelayanan dan Jambangan kesehatan dan kecamatan masuk hanya pneumonia kecamatan pada di kelompok balita dan 3 memiliki jumlah penderita angka partisipasi diare yang dalam tinggi. Wonokromo terdiri dalam kelompok dari variabel seharusnya 3. jumlah masuk kegiatan kelompok penyuluhan dua menjadi kesehatan. kelompok Kegiatan bidang penyuluhan kesehatan paling banyak diadakan di tiga serta pendidikan kecamatan Tandes yang dan rendah kecamatan tetapi Tegalsari memiliki seharusnya jumlah kecamatan kegiatan Kenjeran dan jumlah RT memiliki jamban sehat masuk kelompok penyuluhan tiga tetapi kesehatan masuk kelompok yang tinggi. dua. tertinggi di kecamatan Sawahan. 22 July
56 SARAN Kecamatan di kelompok 1 perlu diprioritaskan dalam hal penurunan jumlah penderita diare dengan meningkatkan jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan. Kelompok 2 diperlukan penurunan jumlah kematian penduduk dengan memperhatikan angka kesakitan yang terjadi di kecamatan tersebut. Sedangkan kelompok 3 perlu diprioritaskan dalam hal peningkatan kualitas pendidikan. 22 July
57 DAFTAR PUSTAKA Azwar Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta:Elex Media Komputindo Badan Pusat Statistika, Istilah Statistik. Diakses dari pada tanggal 10 April 2014 pukul WIB. Badan Pusat Statistika Surabaya Dalam Angka Surabaya:Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. Badan Pusat Statistiska, Sirusa. php?r= istilah/ view&id=1229 Diakses pada tanggal 10 April 2014 pukul 15.3 WIB. Dillon, William R Multivariate Analysis Methods and Application. Canada:John Willey & Sons, Inc Dinas Kesehatan kota Surabaya Profil Kesehatan Kota Surabaya Surabaya:Dinas Kesehatan kota Surabaya. Dispendukcapil Jumlah Penduduk Kota Surabaya. Diakses dari pada tanggal 7 Februari 2014 pukul WIB 22 July
58 DAFTAR PUSTAKA Effendy, Nasrul Dasar-dasar Keperawatan Masyarakat 2 nd Edition. Jakarta:EGC Jihan, Salisa Pemodelan Persamaan Struktural pada Derajat Kesehatan dengan Moderasi Infrastruktur (Studi kasus di Provinsi Jawa Timur, SUSENAS 2007). Surabaya:ITS. Johnson, R.A & Wichern, D.W Applied Multivariate Statistical Analysis 6 th Edition. United States of America:Prentice Hall. Riskiyanti, Rosy Analisis Regresi Multivariat Berdasarkan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan di Provinsi Jawa Timur. Surabaya:ITS. Sharma, Subhash Applied Multivariate Techniques. Canada:John Wiley&Sons,Inc Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Walpole, R. E Pengantar Statistika Edisi Ke tiga. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Warta Ekonomi, Ini Peringkat Kabupaten/Kota Terkaya Diakses dari pada tanggal 26 Maret 2014 pukul WIB. 22 July
59 22 July
BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012
Tabel DE-1. Luas Wilayah, Jumlah, Pertumbuhan dan menurut Kecamatan No. KECAMATAN Luas (Km2) Jumlah Tahun 2012 Pertumbuhan 2012 2012 1 SUKOMANUNGGAL 9.23 104,564 6.42 11,329 2 TANDES 11.07 97,124 3.36
Lebih terperinciBAD V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengelompokkan Kecamatan berdasarkan nilai skor faktor dinilai cukup
BAD V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan basil analisa data dan pembahasan, serta melihat tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
Lebih terperinciPersentase guru SD adalah perbandingan antara jumlah
Kenyataan saat ini masyarakat sudah mempunyai kepedulian yang cukup tinggi terhadap upaya peningkatan sumber daya manusia. Variabel-variabel pendidikan yang digunakan antara lain : 1. Persentase guru Taman
Lebih terperinciKEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN PERWAKILAN KANTOR PERTANAHAN KOTA SURABAYA DI PROVINSI
Lebih terperinci,076,137, ,977,912,386 1,416,054,050,351 1,010,861,076, ,424,923,013 1,526,285,999, ,231,948,775 7.
vi PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINGKASAN ANGGARAN DAN MENURUT DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2013 LAMPIRAN II NOMOR TANGGAL : PERATURAN : 8 : 28 Oktober 2013 TIDAK LANGSUNG LANGSUNG JUMLAH TIDAK LANGSUNG LANGSUNG
Lebih terperinciOleh : Fanial Farida Dosen Pembimbing : Santi Wulan Purnami, M.Si. Ph.D
Analisis Korespondensi Pengguna Jenis Alat Kontrasepsi Peserta KB Aktif dan KB Baru Terhadap Kecamatan di Kota Surabaya Oleh : Fanial Farida 1311030064 Dosen Pembimbing : Santi Wulan Purnami, M.Si. Ph.D
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS
Lebih terperinciTENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciArrowiyah Pembimbing: Dr. Sutikno S.Si M.Si. Seminar Tugas Akhir SS091324
Arrowiyah 1307 100 070 Pembimbing: Dr. Sutikno S.Si M.Si Seminar Tugas Akhir SS091324 1 Pendahuluan Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian Analisis dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Daftar Pustaka Seminar
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,
WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM KEBAKARAN SURABAYA I, SURABAYA II, SURABAYA III, SURABAYA IV DAN SURABAYA
Lebih terperinciTENTANG WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM KEBAKARAN SURABAYA I, SURABAYA II, SURABAYA III, SURABAYA IV DAN SURABAYA
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SURABAYA
SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciAnalisis Pengelompokan Kecamatan di Kota Surabaya Berdasarkan Faktor Penyebab Terjadinya Penyakit Tuberkulosis
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (0) - (-X Print) D- Analisis Pengelompokan Kecamatan di Kota Surabaya Berdasarkan Faktor Penyebab Terjadinya Penyakit Tuberkulosis Noor Anisa Dewi Suherni dan Maduratna
Lebih terperinciBUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012
Tabel DS-1. Penduduk Laki-laki Berusia 5-24 Tahun Menurut Golongan Umur dan Status No. Umur Tidak Sekolah SD SLTP SLTA Diploma Universitas 1 5-6 - 67,293-2 7-12 - 146,464-3 13-15 - - 70,214 4 16-18 70,170
Lebih terperinciAnalisis Pengelompokan Kecamatan Di Surabaya Berdasarkan Indikator Pelayanan Kesehatan
Analisis Pengelompokan Kecamatan Di Surabaya Berdasarkan Indikator Pelayanan Kesehatan Roudlotul Jannah (), Madu Ratna (), Vita Ratnasari (3) (,,3) Jurusan Statistika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM INDUSTRI KOTA SURABAYA DAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN PENCEMARAN ATMOSFER
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1-1 1.2. Maksud, Tujuan, Dan Sasaran... 1-1 1.3. Lokasi Pekerjaan... 1-2 1.4. Lingkup Pekerjaan... 1-2 1.5. Peraturan Perundangan... 1-2 1.6. Sistematika Pembahasan...
Lebih terperinciPENGELOMPOKAN KECAMATAN BERDASARKAN INDIKATOR PEMERATAAN PENDIDIKAN. Listya Ningrum ( ) Dosen Pembimbing: Drs Kresnayana Yahya, M.Sc.
PENGELOMPOKAN KECAMATAN BERDASARKAN INDIKATOR PEMERATAAN PENDIDIKAN Listya Ningrum (1311030088) Dosen Pembimbing: Drs Kresnayana Yahya, M.Sc. Pendidikan Latar Belakang Rumusan Masalah Bagaimana analisis
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN
Lebih terperinci2009/ / /2012 (1) (2) (3) (4) 01. Sekolah/ Schools. 02. Kelas/ Classes
Tabel : 04.01.16 4. SOSIAL BUDAYA / CULTURE SOCIAL Banyaknya Sekolah, Kelas, Murid, Ruang Belajar dan Guru pada Madrasah Tsanawiyah*) Number of School, Classes, Pupils, Classrooms and Teachers on Madrasah
Lebih terperinciRuang Jenis & Status/ Sekolah/ Belajar/ Kelas/ Guru/ Murid/ Levels and Status Schools Classrooms Class Teachers Pupils (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Tabel : 04.01.01 4. SOSIAL BUDAYA / CULTURE SOCIAL Banyaknya Sekolah, Ruang Belajar, Kelas, Guru dan Murid menurut Jenis dan Status Sekolah Number of Schools, Classrooms, Classes, Teachers and Pupils by
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PELAYANAN PAJAK DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA SURABAYA
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KOTA SURABAYA WALIKOTA
Lebih terperinciRuang Jenis & Status/ Sekolah/ Belajar/ Kelas/ Guru/ Murid/ Levels and Status Schools Classrooms Class Teachers Pupils (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Tabel : 04.01.01 4. SOSIAL BUDAYA / CULTURE SOCIAL Banyaknya Sekolah, Ruang Belajar, Kelas, Guru dan Murid menurut Jenis dan Status Sekolah Number of Schools, Classrooms, Classes, Teachers and Pupils by
Lebih terperinciIdentifikasi Panjang Perjalanan Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya
E47 Identifikasi Panjang Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya Ayu Tarviana Dewi, Ketut Dewi Martha Erli Handayeni Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciTENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMUNGUTAN PAJAK PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 82 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMUNGUTAN PAJAK PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA SURABAYA WALIKOTA
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGGANTIAN PEMBAYARAN REKENING TELEPON BAGI UNIT SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Penelitian tentang Motif Pemirsa Surabaya dalam Menonton Serial Komedi OK-JEK di NET TV, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa motif yang mendorong sebagian
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2006
1 WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENGGANTIAN PEMBAYARAN REKENING TELEPON BAGI UNIT SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Keterangan Tinggal Sementara dengan menggunakan model End User Computing. 1. Identifikasi permasalahan, tujuan dan manfaat
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan untuk melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian dengan
Lebih terperinciKEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /104/ /2014 TENTANG
SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/104/436.1.2/2014 TENTANG SATUAN PELAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA (SATLAK PB) DAN SATUAN TUGAS SATUAN PELAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA (SATGAS SATLAK PB)
Lebih terperinciBanyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of Industries and Workers by Sub Sectors
Tabel : 06.01.01 Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of and Workers by Sub Sectors 2005-2011 Industri Kimia Agro Industri Logam Mesin dan Hasil Hutan/ Elektronika dan Aneka/ Tahun/
Lebih terperinciAnalisis Pengelompokkan dan Pemetaan Kecamatan Sebagai Dasar Program untuk Mengatasi Masalah-Masalah Sosial-Ekonomi di Kota Surabaya
Analisis Pengelompokkan dan Pemetaan Kecamatan Sebagai Dasar Program untuk Mengatasi Masalah-Masalah Sosial-Ekonomi di Kota Surabaya Marsetyo Adi Nugroho 1306 100 072 Dosen Pembimbing: Drs Kresnayana Yahya,
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG
1 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG PENGGANTIAN PEMBAYARAN REKENING TELEPON BAGI UNIT KERJA/SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 188.45/130/436.2/2016 TENTANG TIM PENYUSUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PERANGKAT DAERAH KOTA SURABAYA TAHUN 2016-2021 WALIKOTA
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SURABAYA
PEMERINTAH KOTA SURABAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,
Lebih terperinciJenis Industri/Type of Industries Sub-District
Tabel : 06.01.09 Banyaknya Industri Besar dan Sedang menurut Golongan Industri per Kecamatan Number of Large and Medium Scale Industries by Industrial Categories by Sub District 2011 Sub-District 10 12
Lebih terperinciPemodelan Kasus Tindak Pidana di Kota Surabaya dengan Pendekatan Regresi Spasial
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) D-135 Pemodelan Kasus Tindak Pidana di Kota Surabaya dengan Pendekatan Regresi Spasial Defi Mustika Sari, Dwi Endah Kusrini,
Lebih terperinciPemetaan Wilayah Berdasarkan Tindak Kriminalitas Dengan Pendekatan Analisis Korespondensi di Kota Surabaya
Pemetaan Wilayah Berdasarkan Tindak Kriminalitas Dengan Pendekatan Analisis Korespondensi di Kota Surabaya Oleh Putri Ayu Sekar Karimah : (1313 030 004) Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M.Si Dosen
Lebih terperinci1,526 1, ,024 Sumber : Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Surabaya Source : Scout Associations, Branch of Surabaya City
Tabel : 04.01.31 Banyaknya Gugus Depan dan Anggota Pramuka per Kecamatan Number of Local Scout Organization and Scout Members by Sub District 2011 Gugus Kecamatan/ Depan/ Sumber - Didik/Source of Trainer
Lebih terperinciPENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP EMISI CO 2 DI KOTA SURABAYA
PENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP EMISI CO 2 DI KOTA SURABAYA Oleh: Ummi Fadlilah Kurniawati 3608100027 Dosen Pembimbing: Rulli Pratiwi Setiawan,S.T.,M.Sc. BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Surabaya
Lebih terperinciPEMODELAN KASUS TINDAK PIDANA DI KOTA SURABAYA DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL 1 Defi Mustika Sari, 2 Dwi Endah Kusrini dan 3 Suhartono
1 PEMODELAN KASUS TINDAK PIDANA DI KOTA SURABAYA DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL 1 Defi Mustika Sari, 2 Dwi Endah Kusrini dan 3 Suhartono Jurusan Statistika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciTENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang :
Lebih terperinciREKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN
PEMERINTAH KOTA SURABAYA REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 0 Anggaran 6 = ++ 0 = ++ = 0-6 URUSAN WAJIB 0
Lebih terperinciBanyaknya Gugus Depan dan Anggota Pramuka per Kecamatan Number of Local Scout Organization and Scout Members by Sub District ###
Tabel : 04.01.31 Banyaknya Gugus Depan dan Anggota Pramuka per Kecamatan Number of Local Scout Organization and Scout Members by Sub District ### Gugus Kecamatan/ Depan/ Sumber - Didik/Source of Trainer
Lebih terperinciSIDANG TUGAS AKHIR. Oleh : Herry Purnama Sandy ( )
SIDANG TUGAS AKHIR Oleh : Herry Purnama Sandy (2507 100 110) Dosen Pembimbing 1 : Dr. Maria Anityasari, ST.,ME. Dosen Pembimbing 2 : Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, MT. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi
Lebih terperinciAnalisis Dan Pembahasan
Analisis DIskriminan Analisis Dan Pembahasan Variabel Variabel Pembeda Lamda P-value Penderita Diare Ditangani (X 13 ) 0,269 0,000 Pelayanan Anak Balita (X 8 ) 0,087 0,000 Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat
Lebih terperinciTabel : Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of Industries and Workers by Sub Sectors (1) (2) (3)
Tabel : 06.01.01Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of and Workers by Sub Sectors 2004-2010 Tahun/ Year Industri Kimia Agro Industri Logam Mesin dan Hasil Hutan/ Elektronika dan Aneka
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 1845/184/432/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1845/48/432/2017 TENTANG TIM PUSAT PELAYANAN
Lebih terperinciPOLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN
POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN Achmad Miftahur Rozak 3609 100 052 Pembimbing Putu Gde Ariastita ST. MT Program Studi Perencanaan Wilayah
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA SURABAYA TAHUN 2014 WALIKOTA SURABAYA
SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA SURABAYA TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciKata Kunci Tuberkulosis, Analisis multivariat, Kota Surabaya.
PEMETAAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012, ANALISA STATISTIK MULTIVARIAT Zuli Agustina Gultom (1), dan Kresnayana Yahya (2) Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II GAMBARAN UMUM. merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. II-1
BAB II GAMBARAN UMUM 7. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 7.1. Batas Wilayah Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta,
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
91 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur dan merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota Surabaya mempunyai kedudukan
Lebih terperinciTENTANG TIM PUSAT PELAYANAN TERPADU PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 188.45/262 /436.1.2/2014 TENTANG TIM PUSAT PELAYANAN TERPADU PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN
Lebih terperinciPemodelan Jumlah Kasus Hiv dan Aids di Kota Surabaya Menggunakan Bivariate Generalized Poisson Regression
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (7) ISSN: 337-3 (3-98X Print) D-98 Pemodelan Jumlah Kasus Hiv dan Aids di Kota Surabaya Menggunakan Bivariate Generalized Poisson Regression Suprianto Simanuntak,
Lebih terperinciRendra Suprobo aji
Rendra Suprobo aji 3605100009 Kota Surabaya merupakan kota Metropolis dengan jumlah penduduk 2.830.466 jiwa serta memiliki luas wilayah sebesar 32.637,75 Ha (BPS-Surabaya Dalam Angka, 2008) Pertumbuhan
Lebih terperinciPENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI KALIMANTAN BARAT BERDASARKAN INDIKATOR DALAM PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN METODE MINIMAX LINKAGE
Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 05, No. 02 (2016), hal 253-260 PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI KALIMANTAN BARAT BERDASARKAN INDIKATOR DALAM PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN
Lebih terperinciPERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI PEMERINTAH KOTA SURABAYA (Studi Kasus Di Kecamatan Tambaksari Surabaya)
PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI PEMERINTAH KOTA SURABAYA (Studi Kasus Di Kecamatan Tambaksari Surabaya) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai syarat memperoleh Gelar
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA SURABAYA TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciSpatial Pattern Analysis Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue untuk Informasi Early Warning Bencana di Kota Surabaya
Spatial Pattern Analysis Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue untuk Informasi Early Warning Bencana di Kota Surabaya Arrowiyah 1, Sutikno 2 Mahasiswa S1 Jurusan Statistika FMIPA ITS, Surabaya 1 Dosen
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surabaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga
.3578 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surabaya Tahun 2013 sebanyak 8.002 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Surabaya Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan
Lebih terperinciSTUDI DEMAND AND SUPPLY BUS SEKOLAH RUTE DUKUH MENANGGAL - SMA KOMPLEKS SURABAYA
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 STUDI DEMAND AND SUPPLY BUS SEKOLAH RUTE DUKUH MENANGGAL - SMA KOMPLEKS SURABAYA Ratih Sekartadji 1, Hera Widyastuti 2, Wahju Herijanto 3 Jurusan Teknik
Lebih terperinciKECAMATAN KELURAHAN JUMLAH SEMAMPIR WONOKUSUMO 7,664 TAMBAK SARI KAPASMADYA BARU. REKAPITULASI BELUM REKAM ektp PERKELURAHAN
NO KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH 1 SEMAMPIR WONOKUSUMO 7,664 2 TAMBAK SARI KAPASMADYA BARU 1 / 60 6,661 3 KENJERAN SIDOTOPO WETAN 5,683 4 TAMBAK SARI PLOSO 5,205 5 GUBENG 2 / 60 MOJO 5,195 6 SUKOMANUNGGAL
Lebih terperinciKenaikan jumlah lansia: 1990 ke tahun 2000 = 34,5% 2000 ke tahun 2010 = 32,8%
Kota yang baik adalah kota yang dapat mengakomodir kebutuhan penghuninya termasuk kebutuhan masyarakat lansia, dalam hal taman bagi lansia. Taman lansia sangat diperlukan dalam sebuah perkotaan karena
Lebih terperinci8, ,403 Sumber : Kantor BAPEMAS dan KB Kota Surabaya Source : National Family Planning Coordinating Board Office of Surabaya City
Tabel : 03.03.01 Banyaknya Paguyuban dan Petugas Keluarga Berencana per Kecamatan Number of Family Planning Association and Workers per Sub District Paguyuban KB Pengawas PLKB/ PLKB/KK Kecamatan/ Family
Lebih terperinciAnalisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur
Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur Qonitatin Nafisah, Novita Eka Chandra Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Islam Darul Ulum Lamongan
Lebih terperinciJADWAL PELAKSANAAN PEMOTRETAN KEPLEK / PENGAMBILAN FOTO TANDA PENGENAL PEGAWAI HARI / TANGGAL PELAKSANAAN PUKUL
JADWAL PELAKSANAAN PEMOTRETAN KEPLEK / PENGAMBILAN FOTO TANDA PENGENAL PEGAWAI NO INSTANSI HARI / TANGGAL PELAKSANAAN PUKUL TEMPAT PEMOTRETAN KETERANGAN BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK 1 DAN PERLINDUNGAN
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 1845/48/432/2017 TENTANG TIM PUSAT PELAYANAN TERPADU PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang
Lebih terperinciPemodelan Regresi Nonparametrik Spline Truncated Dan Aplikasinya pada Angka Kelahiran Kasar di Surabaya
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (04) 7-0 (0-98X Print) D-7 Pemodelan Regresi Nonparametrik Spline Truncated Dan Aplikasinya pada Angka Kelahiran Kasar di Surabaya Merly Fatriana Bintariningrum
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI SUBYEK DAN LOKASI PENELITIAN
BAB III HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI SUBYEK DAN LOKASI PENELITIAN 1. Deskripsi Subyek Penelitian Dalam penelitian ini, yang akan menjadi sampel penelitian adalah seorang remaja yang berdomisili di lima
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Masri Singarimbun (2003:21) penelitian survei dapat digunakan untuk maksud
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian survei yang dimaksud adalah bersifat menjelaskan
Lebih terperinciWanita Tuna Susila Number of Localized Prostitution Complex, Pimpsand Prostitutes Localized Mucikari/ Wanita Tunasusila
Tabel : 04.04.01 Banyaknya Lokalisasi, Mucikari dan Wanita Tuna Susila Number of Localized Prostitution Complex, Pimpsand Prostitutes 1999 Lokalisasi/ T a h u n/ Localized Mucikari/ Wanita Tunasusila Y
Lebih terperinciKONSEP COMPACT CITY SEBAGAI SALAH SATU KONSEP INOVATIF PERENCANAAN TATA RUANG DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN KOTA DI SURABAYA
KONSEP COMPACT CITY SEBAGAI SALAH SATU KONSEP INOVATIF PERENCANAAN TATA RUANG DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN KOTA DI SURABAYA Ardy Maulidy Navastara 1*, Muhd. Zia Mahriyar 2, Cihe Aprilia
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TAMBAHAN JAM PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN, KELURAHAN DAN PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
Lebih terperinciPola Distribusi Hujan Kota Surabaya
Volume 14, Nomor 1, Pebruari 16 Pola Distribusi Hujan Kota Surabaya S. Kamilia Aziz, Ismail Sa ud Program Studi Diploma Teknik Sipil FTSP ITS Email: kamiliaharis@gmail.com Abstract Surabaya city experienced
Lebih terperinciPemetaan Status Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Di Wilayah Pesisir Surabaya
SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 T - 33 Pemetaan Status Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Di Wilayah Pesisir Surabaya Roudhothul Lathifah 1, Destri Susilaningrum 2, Sri Pingit Wulandari
Lebih terperinciPemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner
SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 017 Pemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner S - 1 Ayu Febriana Dwi Rositawati 1, Sri Pingit
Lebih terperinci1 Novita Dya Gumanti, 2 Sutikno, 3 Setiawan
PENERAPAN METODE GSTAR DENGAN PENDEKATAN SPATIO-TEMPORAL UNTUK MEMODELKAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH (STUDI KASUS: JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DI KOTA SURABAYA) Novita Dya Gumanti, Sutikno, Setiawan Mahasiswa
Lebih terperinciLAMPIRAN Nomor : 005/ / /2012 Tanggal : 04 Mei NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN Tanggal/Waktu
LAMPIRAN Nomor : 005/ /436.6.4/2012 Tanggal : 04 Mei 2012 NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN Tanggal/Waktu 1 1 SDN AIRLANGGA I/198 2 2 SDN AIRLANGGA III/200 3 3 SDN AIRLANGGA V/573 (Digabung menjadi SDN AIRLANGGA
Lebih terperinciLAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012
BAB III TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN 3.1. KEPENDUDUKAN Penduduk merupakan aspek penting dalam perkembangan suatu wilayah, karena selain sebagai obyek, penduduk juga berperan sebagai subyek dalam pembangunan.
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG TAMBAHAN JAM PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DI
Lebih terperinciAnalisis Pengelompokkan Berdasarkan Indikator Partisipasi Perempuan di Propinsi Jawa Timur
Nama : Analisis Pengelompokkan Berdasarkan Indikator Partisipasi Perempuan di Propinsi Jawa Timur Dimas Okky S. (1307030006) Dosen Pembimbing : Dr.Dra.Ismaini Zain, MSi PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Partisipasi
Lebih terperinciPENGARUH PERKEMBANGAN PERUMAHAN TERHADAP EMISI KARBON DIOKSIDA DI KOTA SURABAYA
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 PENGARUH PERKEMBANGAN PERUMAHAN TERHADAP EMISI KARBON DIOKSIDA DI KOTA SURABAYA Ummi Fadlilah Kurniawati, Rulli Pratiwi Setiawan Jurusan Perencanaan Wilayah
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 215 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 216 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciJURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ( X Print) D-193
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-193 Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Jumlah Kasus Tuberculosis di Surabaya Tahun 014 Menggunakan Geographically Weighted Negative
Lebih terperinciPESERTA PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SEKOLAH MANDIRI JENJANG SD THN 2016 ( Guru kelas I, IV dan Agama )
Lampiran Undangan Pelatihan Implementasi K - 13 Sekolah Mandiri Jenjang SD Nomor : 005/9157/436.6.4/2016 Tanggal : 4 Oktober 2016 PESERTA PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SEKOLAH MANDIRI 1 SD YPPI
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Kantor Departemen Agama Kota Surabaya. a. Letak Geografis Kota Surabaya
45 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Kantor Departemen Agama Kota Surabaya a. Letak Geografis Kota Surabaya Kota Surabaya dalam Tata Pemerintahan merupakan Daerah Tingkat
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SURABAYA
SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI KELURAHAN KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciTabel 2.4 Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun 2017 sampai dengan Triwulan II. Realisasi Kinerja Pada Triwulan. Target Kinerja dan Anggaran RKPD Tahun 2017
Tabel 2.4 Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun sampai dengan Triwulan No Sasaran Kode Tahun 1 Urusan Pemerintahan 1:01 Wajib Urusan ndikator Kinerja 1:01:01 Pelayanan Dasar Target RPJMD tahun 20 Kinerja dengan
Lebih terperinciDaftar Alamat & Nama SMPN dan SMAN se Surabaya
Daftar Alamat & Nama SMPN dan SMAN se Surabaya Berikut dibawah ini adalah daftar nama, alamat dan no telpon SMP dan SMA Negeri yang ada di surabaya. SMP Negeri 1 Surabaya o Alamat : Jl Pacar No 4-6 Surabaya
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK DAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN DENGAN
Lebih terperinciOleh: Aulia Ihsani
Makalah Pribadi Oleh: Aulia Ihsani 07120133 Pembimbing: dr. Yuniar Lestari, M.Kes dr. Rima Semiarty, MARS Rencana pembangunan jangka panjang bidang kesehatan RI tahun 2005 2025 atau Indonesia Sehat 2025
Lebih terperinciPEMODELAN KASUS TINDAK PIDANA DI KOTA SURABAYA DENGAN PENDEKATAN MODEL SPASIAL
SEMINAR TUGAS AKHIR 28 Juni 2013 PEMODELAN KASUS TINDAK PIDANA DI KOTA SURABAYA DENGAN PENDEKATAN MODEL SPASIAL Defi Mustika Sari (1309100078) Pembimbing Co-pembimbing : Dwi Endah Kusrini, S. Si., M. Si.
Lebih terperinciBADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN PERWAKILAN KANTOR PERTANAHAN KOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,
Lebih terperinciWanita Tuna Susila Number of Localized Prostitution Complex, Pimpsand Prostitutes
Tabel : 04.04.01 Banyaknya Lokalisasi, Mucikari dan Wanita Tuna Susila Number of Localized Prostitution Complex, Pimpsand Prostitutes 2000 - Lokalisasi/ T a h u n/ Localized Mucikari/ Wanita Tunasusila
Lebih terperinciLampiran Surat Nomor : 005/ / /2014 Tanggal :
Lampiran Surat Nomor : 005/ /436.6.4/2014 Tanggal : NO SEKOLAH JADWAL & TEMPAT PELAKSANAAN 1 SDN Kedung Baruk II No. 591 2 SDN Mojo VIII/227 3 SDN Kemayoran I / 24 4 SDN Kedung Cowek II No.254 5 SDN Kertajaya
Lebih terperinci