BAB I PENDAHULUAN. perkembangan organisasi. Terlebih, kepemimpinan dari seorang pemimpin

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Employee engagement merupakan topik yang banyak dibicarakan. beberapa tahun terakhir. Penelitian dan aplikasi mengenai topik ini banyak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari

2015 HUBUNGAN FAMILY SUPPORTIVE SUPERVISORY BEHAVIORS DAN TRUST IN SUPERVISOR DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang bernama Gallup pada tahun 1990-an. Menurut survei Global,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini diawali dengan latar belakang peneliti dalam pemilihan topik

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada dengan arah strategis organisasi. Arah strategis organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan oleh perusahaan adalah ketenagakerjaan (workforce) (Carnegie, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama ini berisi pembahasan mengenai latar belakang, identifikasi masalah,

BAB II LANDASAN TEORI. memiliki pengertian berbeda mengenai engagement (Albrecht, 2010).

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Naderi, et al. (2014) Dalam dunia organisasi modern,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banyak penelitian yang menggunakan istilah engagement sebagai variabel

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia (Saks, 2006). Para praktisi organisasi dan para

BAB I PENDAHULUAN. Fokus penelitian pada keluaran organisasi telah banyak dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pengelolaan sumber daya manusia telah ditandai pergeseran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pada variabel kompensasi jawaban responden memperoleh nilai

Abstrak. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Organizational Citizenship Behavior.

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting karena manusia merupakan penggerak utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. yang mendefinisikan work engagement adalah tingkat keterikatan fisik,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era liberalisasi ekonomi Asia Pasifik (APEC) dan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap organisasi. Banyak usaha dan daya yang dilakukan untuk mengatasi,

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Employee Engagement Definisi mengenai engagement saat ini masih belum jelas, istilah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. organisasi juga dapat dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya adalah cabang Solo Raya dan Madiun Raya. Pada bulan April 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kahn (dalam May dkk, 2004) work engagement dalam. pekerjaan dikonsepsikan sebagai anggota organisasi yang melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikarenakan keberadaan pemimpin yang sangat penting bagi keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. artinya dapat dengan mudah berubah atau menyesuaikan diri dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah hal yang menjadi topik penting dalam setiap penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan organisasi. Kualitas kinerja yang baik tidak dapat diperoleh

Bab I. Pendahuluan. pengelolaan yang baik pula organisasi akan mendapatkan karyawan-karyawan

BAB I PENDAHULUAN. Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu,

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN. aset perusahaan yang bernapas atau hidup disamping aset aset lain

untuk dapat terus mempertahankan kualitas kinerjanya. Perkembangan zaman juga menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin ketat.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. wadah tersebut adalah organisasi. Dengan adanya organisasi, perangkat yang

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sumber : Dokumen Perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk Gambar 1.1 Logo perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pesatnya perkembangan teknologi di era globalisasi ini mengharuskan setiap

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis 1 (H 1 ) tidak didukung. mempengaruhi secara signifikan pada kinerja guru.

BAB I PENDAHULUAN. berkontribusi pada organisasi daripada karyawan yang performanya buruk.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa. manusia ke era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis employee engagement di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kepempinan Transaksional (X1), Kepemimpinan Transformasional (X2) dan

BAB I PENDAHULUAN. performa organisasi. Menurut Mangkuprawira (2007), kinerja adalah hasil

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa studi yang mengkorelasikan antara tingginya job. Perusahaan tidak lagi hanya mencari calon karyawan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum

BAB I PENDAHULUAN. utama roda pemerintahan. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparatur pemerintah dan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu dibutuhkan manajemen sumber daya manusia agar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. sanggup bertahan dan terus berkembang. Untuk mendukung perubahan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. atau lembaga pemerintahan dituntut mengadakan penyesuaian-penyesuaian dalam semua

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. disesuaikan dengan tujuan khusus pada penelitian. Berikut penjelasannya :

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, kemampuan marketing, dan sumber daya manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perusahaan, karena turnover akan menyebabkan kerugian yang lebih besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut. Pengembangan organisasi (organizational development) adalah respon

Bab I. Pendahuluan. menunjang keefektifan fungsi-fungsi organisasi, terutama dalam jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia industri dan organisasi (Lingtangsari, Yusuf & Priyatama, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang

Masih dari hasil penelitian Al-Ababneh (2010), tidak ada gaya kepemimpinan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN REFERENSI

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia (SDM) adalah pelaksanaan job analysis, perencanaan SDM,

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Iklim organisasi (atau disebut juga suasana organisasi) adalah. serangkaian lingkungan kerja di sekitar tempat kerja

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu keberadaan suatu. perusahaan tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu

BAB I PENDAHULUAN. justru karena kepuasan kerja dipandang dapat mempengaruhi jalannya organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi adalah perusahaan terutama melakukan kegiatan usaha dengan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, maka salah satu usaha pengembangan yang dapat dilakukan oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. peralatan, standar profesi dan peningkatan manajemen rumah sakit. Manajemen sumber

BAB V PENUTUP. responden yang menjadi sampel yaitu seluruh Agen penjualan asuransi pada AJB

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maasalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sumberdaya dan kapabilitas organisasinya (Baron & Kreps, 1999).

BAB 1 PENDAHULUAN. kerja agar terus menghasilkan output yang diharapkan. Motivasi kerja merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif,

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dalam dunia usaha semakin meningkat pada saat ini.

BAB V. Kesimpulan dan Saran

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1) Penelitian ini menguji dan menganalisa pengaruh positif. kepemimpinan transformasional pada perilaku kewargaan

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

Titah Mustika Alam Taher Alhabsji Kusdi Rahardjo Fakultas Ilmu Administrasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kepemimpinan akhir-akhir ini mulai menjadi sorotan dalam menilai suatu perkembangan organisasi. Terlebih, kepemimpinan dari seorang pemimpin organisasi dianggap menjadi titik perubahan dan sentral dalam organisasi, tak terkecuali di dalam rumah sakit. Ada tiga macam gaya kepemimpinan menurut model Bass (1990) yaitu gaya kepemimpinan transformational, transactional, dan laissez-faire. Tiga gaya kepemimpinan ini sering menjadi pedoman dan dasar acuan dalam memimpin suatu organisasi. Menurut penelitian Spinelli (2006), gaya kepemimpinan transformasionallah yang memberikan pengaruh yang lebih signifikan terhadap performa karyawan, kepuasan karyawan, dan usaha ekstra yang dilakukan oleh karyawan. Sehingga banyak pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan transformasional dalam memimpin organisasinya. Gaya kepemimpinan transformasional sering digunakan untuk mengawali perubahan dari organisasi untuk menjadi lebih baik dan berkelanjutan. Perubahan dan dinamika pada industri kesehatan, cenderung fluktuatif dan mengalami perubahan yang cepat, serta menyoroti akan kebutuhan gaya executive leadership yang kuat. Hal ini dikarenakan industri kesehatan diperlukan kontrol yang tinggi dari pemimpin agar karyawan tidak melakukan kesalahan kerja dan menciptakan kepuasan terhadap pelanggan. Dengan sebuah kepemimpinan yang dapat melibatkan dan memenuhi kebutuhan karyawan, diharapkan dapat 1

memotivasi karyawan untuk memaksimalkan potensi kerja mereka.kesuksesan secara langsung dan pengoperasian suatu organisasi kesehatan tidak lepas dari sosok individu pemimpin yang mempunyai kemampuan untuk memandu suatu organisasi yang kompleks dan beragam dalam hal ini di rumah sakit.dalam manajemen rumah sakit, kehadiran sosok pemimpin yang inspirator diharapkan dapat menjadi pemecah kebuntuan dalam menghadapi berbagai permasalahan di industri kesehatan terutama pada pelayanan kesehatan.dengan adanya pemimpin yang visioner dan melakukan kedekatan dengan karyawan dapat mendorong employee engagement (keterlibatan karyawan) sehingga mereka dapat bekerja dengan lebih baik lagi. Dalam hal ini gaya kepemimpinan yang dimaksudkan adalah gaya kepemimpinan transformasional. Dalam penelitian yang berjudul A Study of The Relationship between Associate Engagement and Transformational Leadership in a Large, Faith-Based Health System yang ditulis oleh Reynolds (2008) menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh secara positif terhadap associate engagement yang mendorong karyawan mempunyai budaya yang engage terhadap pekerjaan mereka.associate engagementdalam penelitian ini mengacu kepada budaya engaged yang terbentuk dalam lingkungan kerja yang dikarenakan oleh gaya kepemimpinan transformational. Menurut Kahn (1990) dalam May, dkk (2004) employee engagement dalam pekerjaan dikonsepsikan sebagai anggota organisasi yang melaksanakan peran kerjanya, bekerja dan mengekspresikan dirinya secara fisik, kognitif dan emosional selama bekerja. Ketertarikan karyawan yang demikian itu sangat 2

diperlukan untuk mendorong timbulnya semangat kerja karyawan (Hochschild, 1983 dalam May dkk, 2004).Employee engagement cukup penting diperhatikan oleh pemimpin sebab perusahaan atau organisasi yang memiliki tingkat engagement karyawan yang tinggi dilaporkan dapat mempengaruhi biaya recruitment 55% lebih rendah, memiliki tingkat keuntungan yang lebih tinggi, dan mengalami peningkatan produktifitas karyawan, serta memperoleh tingkat kepuasan pelanggan yang lebih tinggi (Hewitt, 2004) Penerapan gaya kepemimpinan transformational diharapkan akan dapat mendorong karyawan untuk memiliki motivasi kerja yang melebihi mendapatkan gaji semata. Mereka nantinya dapat merasakan meaningfulness (kebermaknaan), safety (keamanan), dan availability (ketersediaan) (Kahn, 1990).Engagement bukanlah sebuah sikap, tetapi adalah perilaku yang menjadi pendorong kinerja sebuah organisasi (Welbourne, 2007). Menurut teori yang dikemukakan Salanova, Roma, dan Baker (2002),employee engagement adalah keadaan disaat karyawan merasa positif dan puas terhadap pekerjaannya.oleh sebab itu dirumuskan employee engagement memiliki tiga dimensi yaitu vigor (semangat), dedikasi, dan absorption.vigor berarti karyawan memiliki energi yang lebih dalam melakukan pekerjaannya.dedikasi ditandai dengan perasaan untuk mengabdi terhadap pekerjaannya.absorption ditandai dengan seseorang dapat menyatu dengan dengan pekerjaan yang dia perbuat. Salah satu bagian dari komponen industri kesehatan di rumah sakit adalah perawat.perawat mempunyai peranan yang menarik di dalam rumah sakit.karena dialah yang menjadi perantara langsung dari pasien kepada dokter dan 3

terapis.sehingga dapat dikatakan mutu sebuah rumah sakit dapat dilihat dengan jelas dari mutu pelayanan keperawatan yang diberikan di rumah sakit tersebut.peningkatan mutu pelayanan keperawatan tergantung pada jumlah dan kualitas dari tenaga perawat yang tersedia. Tenaga perawat yang kurang akan mempengaruhi beban kerja perawat. Akan tetapi, sebaliknya dengan jumlah tenaga yang berlebihan akan mengakibatkan pemborosan dan dapat menurunkan kualitas pelayanan karena waktu yang digunakan untuk pelayanan asuhan keperawatan menjadi tidak efektif (Kiekkas et al, 2008). Salah satu cara meningkatkan kualitas perawat adalah dengan mempertinggi employee engagement terhadap tugas dan peranannya di rumah sakit. Bila hal ini tidak ditingkatkan, maka nantinya akandapat memperburuk output dari rumah sakit tersebut. Sebab perawat dituntut untuk selalu dapat mencari solusi, pilihan, dan hasil yang terbaik untuk pasien yang memberikan gambaran pengetahuan yang merupakan kemungkinan terbaik di dunia internasional (Hammer dan Collison, 1999). Rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta mulai tahun 2010 mulai bebenah diri, terutama dalam struktur organisasi dan system pelayanan kesehatan.hal ini menjadi tututan sebab RS.Panti Rapih Yogyakarta yang sedang besiap diri untuk akreditasi rumah sakit yang bertaraf internasional. Perombakan ini juga terjadi dalam bidang keperawatan pada rumah sakit ini.sistem evaluasi berkala, terus dan selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.akan tetapi, evaluasi per individu dan perasaan karyawan terkhususnya perawat dalam 4

menanggapi terhadap manajemen terutama pemimpin mereka jarang sekali dilakukan.hanya berdasar pembicaraan informal saja. Dengan berdasarkan kepada latar belakang di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap employee engagement perawat di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta 1.2. RUMUSAN MASALAH Salah satu faktor sentral yang mempengaruhi employee engagement adalah intervensi seorang pemimpin sehingga dengan adanya intervensi tersebut dapat menciptakan budaya kerja yang engaged (Macey dkk, 2009). Hal ini dapat terjadi dikarenakan pemimpin transformasional mempunyai karakteristik untuk dapat mendorong dan memotivasi karyawan untuk menumbuhkan perilaku engaged karyawan terhadap organisasi. Dalam penelitian ini,rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta di bidang keperawatan dalam menjalankan perannya condong menggunakan gaya kepemimpinan transformasional karena ingin meningkatkan employee engagement. Hal ini dianggap penting sebab perawat menjadi basis utama pelayanan kesehatan terhadap pasien. Dengan perawat yang engaged diharapkan dapat memberikan nilai positif terhadap pandangan dan kepuasan konsumen. Hal ini menjadi kajian yang menarik untuk diteliti yaitu apakah pengaruh gaya pemimpin transformational yang telah dilakukan Direktur keperawatanmempengaruhi secara positif employee engagement perawat di 5

Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, dikarenakan pelaksanaan perubahan organisasi yang baru saja dilakukan dan belum ada penelitian yang menyoroti hal tersebut. 1.3. PERTANYAAN PENELITIAN 1. Apakah gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh secara positif terhadap employee engagement? 2. Apakah hal-hal yang perlu ditingkatkan oleh manajemen keperawatan di rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta agar meningkatkan employee engagement dan komitmen perawat terhadap pekerjaannya? 1.4. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh positif gaya kepemimpinan transformational yang digunakan dalam rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta, pada engagement karyawan. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis hal-hal yang perlu ditingkatkan oleh manajemen keperawatan di rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta agar meningkatkan employee engagement dan komitmen perawat terhadap pekerjaannya. 1.5. MANFAAT PENELITIAN Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti ini diharapkan dapat memberikan sekurang-kurangnya manfaat sebagai berikut: 1. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengevaluasi kembali gaya kepemimpinan transformational yang digunakan rumah sakit Panti Rapih 6

Yogyakarta sehingga dapat mendorong peningkatan employee engagement terhadap oraganisasi. Di dalam penelitian ini, dipaparkan dimensi kepemimpinan transformasional manakah yang dominan di rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta dan ditanggapi secara positif oleh karyawan untuk meningkatkan employee engagement mereka. 2. Menjadi acuan peneliti lain untuk mengembangkan penelitian mengenai kepemimpinan transformational terhadap employee engagement dengan pengaruh variable-variabel lain, seperti budaya kerja, iklim psikologis, komunikasi, dan lain sebagainya. 1.6. BATASAN PENELITIAN Penelitian ini hanya meneliti presepsi kepemimpinan transformasional karyawan dan employee engagement di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta bagian keperawatan. Faktor lain selain kepemimpinan pemimpinyang mempengaruhi employee engagement tidak menjadi dasar analisa. Faktor kontrol dan klasifikasi yang digunakan adalah jabatan dalam bidang keperawatan yang terdiri dari kepala bagian, kepala ruang dan perawat pelaksana. 1.7. SISTEMATIKA PENULISAN Laporan penelitian ini terdiri dari lima bab dan setiap bagiannya terdiri dari sub-sub bab yang dijelaskan sebagai berikut : 7

1. Bab I berisikan pendahuluan, yaitu latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan. 2. Bab II merupakan tinjauan pustaka, yang berisi uraian pnjelasan mengenai variabel-variabel terkait yang digunakan dalam penelitian ini serta pengaruh antar variabel untuk melakukan penyusunan hipotesis. Variabel yang dijelaskan meliputi employee engagement dan kepemimpinan. 3. Bab III merupakan metode penelitian, yang membahas mengenai rancangan penelitian, definisi operasional, sampel penelitian, metode pengumpulan data, cara tes validitas dan reliabelitas, dan metode analisa data 4. Bab IV yaitu hasil dan analisa data, yang menjabarkan gambaran demografis dan analisa hasil kuesioner. Hasil kuesioner terbagi menjadi dua yaitu hasil analisa utama yang bertujuan sebagai pengujian hipotesis mengenai pengaruh antara variabel independen dan dependen dan hasil analisa tambahan yang berisikan analisa data kualitatif yang berdasarkan atas uraian yang mempertanyakan mengenai kepemimpinan atasan. 5. Bab V merupakan kesimpulan, implikasi, dan saran. Bab ini berisikan kesimpulan yang ditarik peneliti dari hasil penelitian, implikasi yang disimpulkan dari analisa adalah hasil penelitian yang bersifat teoritis dan manajerial, dan saran ditujukan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut. 8