BAB III PENYAJIAN DATA. Transformasional Pada Pegawai Kementerian Agama Kota Pekanbaru.

dokumen-dokumen yang mirip
Kepada Yth. Bapak / Ibu / Sdr / i SMA Kesatrian 1 Semarang

Perubahan Untuk Diri sendiri dan mereka yang dipimpin

PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kepemimpinan merupakan hubungan antara pemimpin dengan bawahannya yang

BAB III METODE PENELITIAN

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG

( Studi pada Akuntan Publik di Semarang )

Bab 6 Kesimpulan dan Saran

DAFTAR PERTANYAAN (KUESIONER) PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA PEGAWAI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MEDAN

BAB V PENUTUP. a. Bahwa Kepemimpinan Transformasional yang berlangsung pada. Kepala Madrasah menjadi pemimpin yang kharismatik.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyajian hasil penelitian ini merupakan penjelasan mengenai data hasil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Temuan temuan penting dari Penelitian xq FranklinCovey

KUESIONER. Lama Bekerja :. *) coret yang tidak perlu

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (INTERVIEW) PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA INDUSTRI PAKAIAN DI JL. DENAI MEDAN

BAB II KAJIAN TEORITIS. memengaruhi tersebut. Berdasarkan pengertian diatas dan dikaitkan dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetisi dalam dunia kerja, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (BEM IPB)

Perpustakaan Unika Lampiran - Lampiran

BAB II LANDASAN TEORI. memotivasi pengikut mereka untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi,

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Mohon Anda menjawab pertanyaan ini dengan memberi tanda ( v ) dari pilihan jawaban.

perilaku, keterampilan pemimpinnya dan aspek situasi. Atribusi adalah memperkirakan apa yang menyebabkan orang lain itu berperilaku tertentu.

BAB IV PENUTUP. Sebagai penutup penulis simpulkan hasil dari penelitian dalam skripsi ini

KUESIONER. Pengaruh Tingkat Kesesuaian Antara Persepsi Tentang Suatu Keinginan Untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pelayan masyarakat yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai

Kuesioner Pra Survey

BAB I PENDAHULUAN. dalam buku Etika Profesi Pendidikan). Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan jenjang

Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan

BAB V PENUTUP. a. Diketahui bahwa kebanyakan responden menjawab selalu dan sering. untuk melakukan upaya minimal agar tetap dapat bekerja.

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Instrumen (Kuisioner) Penelitian

Peningkatan Kualitas Kepemimpinan dan Manajemen Direktur RS dalam Program KIA Oleh: Putu Eka Andayani dan Laksono Trisnantoro

BAB VII KEPEMIMPINAN KARISMATIS

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN

Responden yang terhormat,

B. Keterangan SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju KS = Kurang Setuju

I. PENDAHULUAN. UUD 1945 memberikan posisi yang sangat tinggi pada Badan Pemeriksa

HOW TO LEAD? Pelatihan KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL Bagi Para Kepala Sekolah SD. Yogyakarta, Juli 2009

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN. melakukan pengumpulan data tentang Pengaruh Kompetensi dan independensi Auditor

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. kesimpulan deskriptif dan kesimpulan hipotesis. Penelitian ini didominasi

KUESIONER PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA.

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHAULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dipengaruhi banyak faktor diantaranya keterampilan atau keahlian yang dimiliki,

KUESIONER PENELITIAN

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... iv. Daftar Lampiran... iv

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ismail et.

REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI

BAB III METODE PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN DEWI LINA LAMPIRAN 1

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN KUESIONER. Sehubungan dengan penelitian yang saya lakukan untuk pembuatan skripsi, saya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di lingkungan masyarakat, dalam organisasi formal maupun nonformal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia

KUESIONER PENELITIAN

BAB V PENUTUP. pelaksanaan kegiatan di KJM telah menerapkan unsur-unsur SPI di dalamnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinanya kelak.

DAFTAR PUSTAKA. Drs. M. Nur Nasution (2005), Manajemen Mutu Terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia

I. PENGANTAR II. DATA RESPONDEN

BAB I. Pendahuluan. Teknologi di Indonesia kini semakin maju, serta kondisi perekonomiannya

NO. Hal yang diungkap Daftar Pertanyaan

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kesiapan dari pegawai tersebut, akan tetapi tidak sedikit organisasi

MENJADI PEMIMPIN SEL Sesi 1: DASAR ALKITAB

Membuat keputusan adalah salah satu fungsi yg paling penting yang dilakukan oleh para pemimpin Kepemimpinan partisipatif, pendelegasian, dan


MENJADI PEMIMPIN BISNIS

Yth. Kepala Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Bali di Denpasar. Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. daya sekolah untuk dapat menjalankan tugas secara profesional.

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BAB IV KESESUAIAN ANTARA KEMATANGAN KARYAWAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN PADA SUB DIREKTORAT SDM PT X KANTOR PUSAT JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Bab 6 ini akan membahas mengenai simpulan, keterbatasan, implikasi dan saran pada

BAB III KONDISI SISTEM KOMUNIKASI ORGANISASI BIRO HUMAS SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. ditentukan. Pemimpin dan kepemimpinan masa depan, erat kaitannya dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Penelitian Robbins (2001:39) Pemimpin Wahid (1997:3) Pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan pemimpin

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK

DAFTAR LAMPIRAN KUESIONER PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA YAYASAN PERGURUAN BINA SANTRI MEDAN

BAB V PEMBAHASAN. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja karyawan.

LAMPIRAN 1. Kepada Yth : Bapak/Ibu/Saudara Mitra Kerja Direktorat Jenderal Bina Marga Di tempat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. melaksanakan penelitian di lapangan. Persiapan dalam penelitian ini

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

Transkripsi:

BAB III ENYAJIAN DATA Dalam BAB III ini data yang disajikan berdasarkan dari hasil penelitian terhadap kemimpinan di Kementerian Agama Islam Kota ekanbaru. penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang Implementasi Gaya Kepemimpinan Transformasional ada egawai Kementerian Agama Kota ekanbaru. Adapun teknik yang penulis gunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah teknik penyebaran angket, dokumentasi dan observasi secara langsung. enulis memberikan angket kepada responden untuk lebih melengkapi data dalam penelitian, penulis melihat dokumen-dokumen Kementerian Agama Kota ekanbaru yang dapat untuk dijadikan dan terakhir penulis juga melakukan observasi langsung tentang Implementasi Gaya Kepemimpinan Transformasional ada Kementerian Agama Kota ekanbaru. 41

Implementasi Gaya Kepemimpinan Transformasional ada egawai Kementerian Agama Kota ekanbaru 1. Data Umum Responden engisi Kuesioner Tabel III.1 Jenis kelamin pegawai No Jenis Kelamin egawai 1 Laki-Laki 28 49 % 2 erempuan 29 51 % ` Dari tabel diatas diperoleh kesimpulan, dari 57 pegawai yang mengisi kuisioner terdiri dari 28 orang laki-laki dan 29 orang perempuan. Tabel III.2 Usia egawai No Usia egawai 1 20-35 tahun 29 51 % 2 36-60 tahun 28 49 % Dari data tabel diatas diperoleh kesimpulan, dari 57 pegawai yang mengisi kuisioner terdapat rentang usia 20-35 tahun sebanyak 29 orang dan 36-60 tahun sebanyak 28 orang. 42

Tabel III.3 endidikan No endidikan 1 Magister/S2 1 1,75 % 2 Sarjana/S1 40 70 % 3 Diploma/DIII 16 28 % Dari data tabel diatas diperoleh kesimpulan, dari 57 pegawai yang mengisi kuisioner terdiri dari latar belakang pendidikan tamatan Diploma/DIII sebanyak 16 orang atau 28 %, Sarjana/S1 sebanyak 40 orang atau 70 %,dan Magister/S2 sebanyak 1 orang atau 1,75 %. Tabel III.4 Jabatan egawai No Jabatan egawai 1 Kepala Sub Bagian 8 14 % 2 Staf 49 86 % Dari data tabel diatas diperoleh kesimpulan, dari 57 pegawai yang mengisi kuisioner terdiri dari Kepala Sub Bagian sebanyak 8 orang atau 14 %, dan Staf sebanyak 49 orang atau 86 %. 43

Tabel III.5 Masa Kerja No Masa Kerja 1 1-10 Tahun 20 35 % 2 11-40 Tahun 37 64,75 % Dari data tabel diatas diperoleh kesimpulan, dari 57 pegawai yang mengisi kuisioner terdapat rentang masa kerja 1-10 tahun sebanyak 20 orang dan 11-40 tahun sebanyak 37 orang. 2. Implementasi Gaya Kepemimpinan Transformasional Tabel III.6 emimpin Berbicara Tentang Nilai-Nilai Dan Keyakinan Terpenting Dari Dirinya 1 Sangat sering 35 61,25 % 2 Sering 16 28 % 3 Kurang Sering 4 7 % 4 Tidak sering 2 3,5 % Melalui tabel diatas dapat dilihat bahwa pemimpin bserbicara tentang nilai-nilai dan keyakinan terpenting dari dirinya sangat sering 35 orang (61,25 %). 44

Sedangkan yang menjawab sering 16 orang (28 %), yang menjawab kurang sering 4 orang (7 %), dan yang menjawab tidak sering 2 orang (3,5 %). Tabel III.7 emimpin Membuat Bawahan Bangga Kepada Dirinya 1 Sangat pernah 36 63 % 2 ernah 17 29,75 % 3 Jarang 3 5,25 % 4 Tidak pernah 1 2 % Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pemimpin membuat bawahan bangga kepada dirinya sangat pernah 36 orang (63 %), yang menjawab pernah 17 orang (29,75 %), yang menjawab jarang 3 orang (5,25 % ), dan yang menjawab tidak pernah 1 orang (2 %). 45

Tabel III.8 emimpin Bertindak Melampaui Kepentingan ribadinya Demi Kebaikan Kelompok 1 Sangat pernah 36 63 % 2 ernah 16 28 % 3 Jarang 5 9 % 4 Tidak pernah 0 0 % Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pemimpin bertindak melampaui kepentingan pribadinya demi kebaikan kelompok sangat pernah 36 orang (63 %), yang menjawab pernah 16 orang (28 % ), yang menjawab jarang 5 orang (9 %), dan menjawab tidak pernah 0 orang (0 %). 46

Tabel III.9 emimpin Bertindak Dengan Cara Yang Dapat Membuat egawai Hormat Kepadanya 1 Sangat pernah 39 68,25 % 2 ernah 15 25,25 % 3 Jarang 3 5,25 % 4 Tidak pernah 0 0 % Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pemimpin bertindak dengan cara yang dapat membuat pegawai hormat kepadanya sangat pernah 39 orang (68,25 %), yang menjawab pernah 15 orang (25,25 %), yang menjawab jarang 3 orang (5,25 % ), dan yang menjawab tidak pernah 0 orang (0 %). 47

Tabel III.10 emimpin Mempertimbangkan Konsekuensi Moral Dan Etis Dari Keputusannya 1 Sangat mempertimbangkan 44 77 % 2 Mempertimbangkan 11 19,25 % 3 Kurang mempertimbangkan 2 3,5 % 4 Tidak mempertimbangkan 0 0 % Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pemimpin mempertimbangkan konsekuensi moral dan etis dari keputusan sangat mempertimbangkan 44 orang (77 %), yang menjawab mempertimbangkan 11 orang (19,25 %), yang menjawab kurang mempertimbangkan 2 orang (3,5 % ), dan yang menjawab tidak mempertimbangkan 0 orang (0 %). 48

Tabel III.11 emimpin Memperlihatkan erasaan Yang Kuat Dan Yakin Terhadap Hal-Hal Yang Dikerjakan 1 Sangat memperlihatkan 42 73,5 % 2 Memperlihatkan 13 22,75 % 3 Kurang memperlihatkan 2 3,5 % 4 Tidak memperlihatkan 0 0 % Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pemimpin memperlihatkan perasaan yang kuat dan yakin terhadap hal-hal yang dikerjakan sangat memperlihatkan 42 orang (73,5 %), yang menjawab memperlihatkan 13 orang (22,75 %), yang menjawab kurang memperlihatkan 2 orang (3,5 % ), dan yang menjawab tidak memperlihatkan 0 orang (0 %). 49

Tabel III.12 emimpin Berbicara Dengan Optimis Tentang Masa Depan 1 Sangat optimis 47 82,25 % 2 Optimis 7 12,25 % 3 Kurang optimis 2 3,5 % 4 Tidak optimis 1 2 % Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pemimpin berbicara dengan optimis tentang masa depan sangat optimis 47 orang (82,25 %), yang menjawab optimis 7 orang (12,25 %), yang menjawab kurang optimis 2 orang (3,5 %), dan yang menjawab tidak optimis 1 orang (2 %). 50

Tabel III.13 emimpin Berbicara Dengan Antusias Tentang Hal Yang Ingin Dicapai 1 Sangat pernah 47 82,25 % 2 ernah 7 12,25 % 3 Jarang 2 3,5 % 4 Tidak pernah 1 2 % Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pemimpin berbicara dengan antusias tentang hal yang ingin dicapai sangat pernah 47 orang (82,25 %), yang menjawab pernah 7 orang (12,25 %), yang menjawab jarang 7 orang (3,5 % ), dan yang menjawab tidak pernah 1 orang (2 %). 51

Tabel III.14 emimpin Mengungkapkan Dengan Jelas Sebuah Visi Masa Depan Dengan egawainya 1 Sangat sering 45 78,75 % 2 Sering 11 19,25 % 3 Kurang Sering 1 2 % 4 Tidak sering 0 0 % Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pemimpin mengungkapkan dengan jelas sebuah visi masa depan dengan pegawainya sangat sering 45 orang (78,75 %), yang menjawab sering 11 orang (19,25 %), yang menjawab kurang sering 1 orang (2 % ), dan yang menjawab tidak sering 0 orang (0 %). 52

Tabel III.15 emimpin Mengungkapkan Keyakinannya Bahwa Tujuan Dapat Dicapai 1 Sangat sering 41 72 % 2 Sering 13 22,75 % 3 Kurang Sering 3 5,25 % 4 Tidak sering 0 0 % Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pemimpin mengunggapkan keyakinannya bahwa tujuan dapat dicapai sangat sering 41 orang (72 %), yang menjawab sering 13 orang (22,75%), yang menjawab kurang sering 3 orang (5,25 % ), dan yang menjawab tidak sering 0 orang (0 %). 53

Tabel III.16 emimpin Kembali Mengkritisi emikiran Yang Telah Disampaikan Untuk Mempertanyakan Kesesuaian Antara emikiran Itu Dengan ekerjaan Yang Dilakukan 1 Sangat sering 44 77 % 2 Sering 8 14 % 3 Kurang Sering 4 7 % 4 Tidak sering 1 2 % Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sangat sering pemimpin kembali mengkritisi pemikiran yang telah disampaikan untuk mempertanyakan kesesuaian antara pemikiran dengan pekerjaan adalah 44 orang (77 %), jawaban sering 8 orang (14 %), jawaban kurang sering 4 orang (7 %), dan jawaban yang tidak sering 1 orang (2 %). 54

Tabel III.17 emimpin Mencari andangan Yang Berbeda Ketika Memecahkan Masalah 1 Sangat sering 45 78,75 % 2 Sering 6 10,5 % 3 Kurang Sering 3 5,25 % 4 Tidak sering 3 5,25 % Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat pemimpin mencari pandangan yang berbeda ketika memecahkan masalah sangat sering 45 orang (78,75 %), yang menjawab sering 6 orang (10,5 %), yang menjawab kurang sering 3 orang (5,25 %), dan yang menjawab tidak sering 3 orang (5,25 %). 55

Tabel III.18 emimpin Membuat egawai Dapat Melihat Masalah Dari Berbagai Sudut andang 1 Sangat sering 49 86 % 2 Sering 8 14 % 3 Kurang Sering 0 0 % 4 Tidak sering 0 0 % Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pemimpin memperlihatkan perasaan yang kuat dan yakin terhadap hal-hal yang dikerjakan sangat sering 49 orang (86 %), yang menjawab sering 8 orang (14 %), yang menjawab kurang sering 0 orang (0 % ), dan yang menjawab tidak sering 0 orang (0 %). 56

Tabel III.19 emimpin Menyarankan Cara Baru Dalam Mencari Cara Untuk Menyelesaikan Suatu ekerjaan 1 Sangat pernah 47 83 % 2 ernah 8 14% 3 Jarang 2 3 % 4 Tidak pernah 0 0 % Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pemimpin menyarankan cara baru dalam mencari cari untuk menyelesaikan suatu pekerjaan sangat pernah 47 orang (83 %), yang menjawab pernah 8 orang (14 %), yang menjawab kurang 2 orang (3 % ), dan yang menjawab tidak pernah 0 orang (0 %). 57

Tabel III.20 emimpin Menghabiskan Waktunya Untuk Mengajar Dan Membina egawai 1 Sangat sering 28 49 % 2 Sering 23 40,25 % 3 Kurang Sering 6 10,5 % 4 Tidak sering 0 0 % Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pemimpin menghabiskan waktunya untuk mengajar dan membina pegawai sangat sering 28 orang (49 %), yang menjawab sering 23 orang (40,25 %), yang menjawab kurang sering 6 orang (10,5 % ), dan yang menjawab tidak sering 0 orang (0 %). 58

Tabel III.21 emimpin Memberlakukan egawai Sebagai Seorang Individu, Bukan Hanya Sebagai Anggota Kelompok 1 Sangat pernah 39 68,25 % 2 ernah 14 24, 5 % 3 Jarang 3 5,25 % 4 Tidak pernah 0 0 % Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pemimpin memberlakukan pegawai sebagai seorang individu, bukan hanya sebagai anggota kelompok sangat pernah 39 orang (68,25 %), yang menjawab pernah 14 orang (24,5 %), yang menjawab jarang 3 orang (5,25 % ), dan yang menjawab tidak pernah 0 orang (0 %). 59

Tabel III.22 emimpin Menganggap egawai Memiliki Kebutuhan, Kemampuan, Dan Aspirasi Yang Berbeda Dari Orang Lain 1 Sangat pernah 47 82,25 % 2 ernah 7 12,25 % 3 Jarang 3 5,25 % 4 Tidak pernah 0 0 % Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pemimpin menganggap pegawai memiliki kebutuhan, kemampuan, dan aspirasi yang berbeda dari orang lain sangat pernah 47 orang (82,25 %), yang menjawab pernah 7 orang (12,25%), yang menjawab jarang 3 orang (5,25 % ), dan yang menjawab tidak pernah 0 orang (0 %). 60

Tabel III.23 emimpin Membantu egawai Untuk Mengembangkan otensi Diri 1 Sangat membantu 51 90 % 2 Membantu 6 10 % 3 Kurang membantu 0 0 % 4 Tidak membantu 0 0 % Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pemimpin membantu pegawai untuk mengembangkan potensi diri sangat membantu 51 orang (90 %), yang menjawab membantu 6 orang (10 %), yang menjawab kurang membantu 0 orang (0 % ), yang menjawab tidak membantu 0 orang (0 %). Berdasarkan hasil wawancara, Menurut Drs. H. Damhir selaku Kasi D ontren dalam perusahaan dan lembaga, yang terpenting adalah integritas dan tanggung jawab. enerapan konsep kepemimpinan yang dipakai adalah dengan mengajarkan seluruh pegawainya memiliki integritas yang tinggi kepada pekerjaannya sendiri dan kepada lembaga serta kepada pegawai yang ada dalam kelompok. Dengan begitu, maka akan lahir karakter-karakter seorang pemimpin yang tangguh dan juga mampu mencetak pegawai-pegawainya menjadi pemimpin yang hebat. Sehingga bermula dari situ maka para pegawai dan pimpinannya sendiri akan sama-sama berupaya memberikan hasil yang optimal. Selain itu yang 61

paling penting dalam kelompok ini adalah duplikasi. Sistem duplikasi ini membuat paradigma mereka terbuka dan meningkatkan kepercayaan kepada pemimpin. Dan mereka mengikuti apa yang dilakukan atau disarankan oleh pemimpin demi kebaikan kelompok sendiri. (Drs. H. Damhir, Kasi D ontren, Wawancara, 19 Mei 2013) Menurut Drs. H. Damhir selaku Kasi D ontren, emimpin menyatakan misi yang jelas dan menarik yaitu dengan memperkuat visi yang ada atau membangun komitmen terhadap visi baru. Sebuah visi yang jelas mengenai apa yang dapat dicapai kelompok atau akan jadi apakah sebuah kelompok itu. emimpin akan membantu pegawai untuk memahami tujuan, sasaran dan prioritas dari kelompok. Dengan begitu akan memberikan makna pada pekerjaan, berfungsi sebagai sebuah sumber keyakinan diri dan memupuk rasa tujuan bersama. sehingga visi membantu, memandu tindakan dan keputusan dari setiap anggota kelompok yang sangatlah berguna saat pegawai atau kelompok diberikan kewenangan dan keleluasaan yang cukup besar dalam keputusan ke pekerjaan mereka. Keberhasilan dari sebuah visi itu tergantung pada bagaimana baiknya hal ini disampaikan kepada pegawai. Hal ini harus disampaikan berulang kali pada setiap kesempatan dan dalam cara-cara yang berbeda. Bertemu dengan orangorang secara langsung untuk menjelaskan visi itu dan menjawab pertanyaan tentang visi tersebut (Drs. H. Damhir, Kasi D ontren, Wawancara, 19 Mei 2013). Tidak cukup hanya menyampaikan sebuah visi yang menarik, pemimpin juga harus meyakinkan para pengikut bahwa visi itu memungkinkan. Amatlah 62

penting untuk membuat hubungan yang jelas antara visi itu dengan sebuah strategi yang dapat dipercaya untuk mencapainya. Hubungan ini lebih mudah dibangun jika strateginya memiliki beberapa tema jelas yang relevan dengan nilai bersama dari para anggota kelompok. (Drs. H. Damhir, Kasi D ontren, Wawancara, 19 Mei 2013). Tindakan pemimpin yaitu secara rahasia dan optimis. Anggota kelompok tidak akan meyakini sebuah visi kecuali pemimpin memperlihatkan keyakinan diri dan pendirian. Hal ini sangat penting untuk tetap optimis tentang kemungkinan keberhasilan kelompok itu dalam mencapai visinya, khususnya di hadapan halangan dan kemunduran sementara. Keyakinan dan optimisme seorang pemimpin dapat menular. sangatlah baik untuk menekankan pada apa yang telah dicapai sejauh ini daripada berapa banyak lagi yang harus dilakukan. sangatlah baik untuk menekankan aspek positif dari visi daripada halangan dan bahaya yang akan dihadapi. Keyakinan diperlihatkan baik dalam perkataan maupun tindakan (Drs. H. Damhir, Kasi D ontren, Wawancara, 19 Mei 2013) engaruh pemimpin yang memberikan motivasi dari sebuah visi tergantung pada dimana pegawai yakin akan kemampuan mereka untuk mencapainya. Terdapat kebutuhan yang lebih besar untuk memupuk keyakinan dan optimisme dalam diri mereka sendiri. Jika tepat, pemimpin harus mengingatkan para pegawai tentang bagaimana para pegawai dapat mengatasi halangan untuk mencapai kemenangan sebelumnya. Jika mereka tidak pernah berhasil pemimpin dapat membuat sebuah analogi antar situasi saat ini dengan 63

keberhasilan dari kelompok atau unit organisatoris serupa (Drs. H. Damhir, Kasi D ontren, Wawancara, 19 Mei 2013) emimpin menggunakan tindakan dramatis dan simbolis untuk menekankan nilai-nilai penting. erhatian akan nilai atau sasaran diperlihatkan dengan cara bagaimana seorang pemimpin menghabiskan waktunya, dengan keputusan alokasi sumber daya yang dibuat saat terdapat pertukaran antar sasaran, dengan pertanyaan yang ditanyakan pemimpin, dan dengan tindakan apa yang dihargai oleh pemimpin tersebut. Tindakan dramatis dan jelas terlihat merupakan cara efektif untuk menekankan nilai penting. Tindakan simbolis untuk mencapai sebuah sasaran penting atau mempertahankan sebuah nilai penting akan lebih mungkin memberikan pengaruh saat pemimpin itu membuat resiko kerugian pribadi yang cukup besar, membuat pengorbanan diri, atau melakukan hal-hal yang tidak konvensional. engaruh dari tindakan simbolis makin meningkat saat mereka menjadi subjek dari cerita dan mitos yang tersebar di antara para anggota kelompok dan diceritakan kembali terus menerus secara bertahun-tahun kepada pegawai baru (Drs. H. Damhir, Kasi D ontren, Wawancara, 19 Mei 2013) Satu cara seorang pemimpin dapat mempengaruhi komitmen pegawai adalah dengan menetapkan sebuah contoh dari perilaku yang dapat dijadikan contoh dalam interaksi keseharian dengan pegawai. Seorang pemimpin yang meminta pegawai untuk mengamati standar tertentu juga harus mengamati standar yang sama. Seorang pemimpin yang meminta pegawai untuk membuat pengorbanan khusus harus menetapkan sebuah contoh dengan melakukan hal yang sama (Drs. H. Damhir, Kasi D ontren, Wawancara, 19 Mei 2013) 64

salah satu yang diberikan pemimpin kepada pegawainya yaitu dengan memberikan kewenangan kepada pegawai untuk mencapai visi itu. emberian kewenangan berarti mendelegasikan kewenangan untuk keputusan tentang bagaimana melakukan pekerjaan kepada pegawai dan kelompok. Ini berarti meminta pegawai untuk menentukan sendiri cara terbaik untuk menetapkan strategi atau mencapai sasaran, bukannya memberitahu mereka secara rinci tentang apa yang harus dilakukan. Ini berarti mendorong pegawai untuk mengusulkan solusi masalah dan mendukung pegawai yang memegang tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah itu sendiri. Memberikan kewenangan juga berarti mengurangi halangan birokrasi atas bagaimana pekerjaan itu dilakukan sehingga pegawai memiliki lebih banyak keleluasaan. Akhirnya, memberikan kewenangan berarti memberikan sumber daya yang memadai bagi pegawai untuk menjalankan sebuah tugas dimana mereka diberikan tanggung jawab (Drs. H. Damhir, Kasi D ontren, Wawancara, 19 Mei 2013) 65