BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

dokumen-dokumen yang mirip
mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

BAB III SIX PARTY TALKS SEBAGAI SARANA UNTUK MENYELESAIKAN KRISIS NUKLIR KOREA UTARA

BAB 3 DAMPAK PENGEMBANGAN NUKLIR KOREA UTARA TERHADAP KOMPLEKSITAS KEAMANAN REGIONAL ASIA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB IV FAKTOR EKSTERNAL YANG MELATARBELAKANGI KEBIJAKAN KOREA SELATAN ATAS PENUTUPAN AKTIVITAS DI INDUSTRI KAESONG

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia Kedua yang dimenangkan oleh tentara Sekutu (dimotori oleh

PEREDAAN KETEGANGAN DI SEMENANJUNG KOREA

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN

KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT TERHADAP PROGRAM NUKLIR KOREA UTARA PADA PEMERINTAHAN GEORGE W. BUSH

PERDAMAIAN DI SEMENANJUNG KOREA PASCA-PERTEMUAN MOON JAE-IN DAN KIM JONG UN

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

DALAM KRISIS NUKLIR KOREA UTARA. Oleh : ABSTRACT

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara pada tanggal 25 Mei tahun 2009

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB 2 PENGEMBANGAN SENJATA NUKLIR KOREA UTARA DAN KONDISI KEAMANAN REGIONAL ASIA TIMUR

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

BAB I PENDAHULUAN. antar negara dengan negara atau negara dengan organisasi.

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan Jepang menyerah kepada sekutu. sendiri, pemerintahan Jepang yang dibawah Supreme Commander for the Allied

BAB II PERKEMBANGAN POLITIK LUAR NEGERI KOREA SELATAN TERHADAPKOREA UTARA DAN AMERIKA SERIKAT, SEBELUM DAN PADA MASA KRISIS NUKLIR 2002

AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA 1

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyikapi reaksi dunia internasional mengenai program nuklir yang dimilikinya serta

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hubungan internasional, keamanan terkait dengan sebuah negara

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua yang dimenangkan oleh tentara sekutu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melekat pada suatu bangsa dimana didalamnya terkandung pesan identitas "Siapa

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

BAB I PENDAHULUAN. Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ternyata tidak membuat situasi perpolitikan

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

variable yang nyata di dalam tubuh SAARC. India sebagai pivotal power di kawasan memang sudah melakukan beberapa upaya untuk mendukung integrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 B. Buzan & O. Waever, Regions and Powers: The Structure of International Security, Cambridge University

sanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur.

BAB 20: SEJARAH PERANG DINGIN

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

Tengah dengan negara di kawasan Asia. Selain itu, Korea berada di tengah tiga negara besar yaitu Jepang, China, dan Rusia (Yang S. Y dan Mas oed M.

MODUL IV PENGATURAN KEAMANAN REGIONAL

OEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA

KONFLIK DI SEMENANJUNG KOREA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEAMANAN INTERNASIONAL

DIPLOMASI MULTILATERAL SIX PARTY TALKS DALAM PROSES DENUKLIRISASI KOREA UTARA PERIODE

BAB III PERMASALAHAN DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJASAMA ANTARA KOREA UTARA DENGAN KOREA SELATAN DI DISTRIK KAESONG

BAB I PENDAHULUAN. ideologis komunis. Faham komunis itu secara historis diadopsi dari Uni Soviet

BAB 3. Transformasi Keamanan di Semenanjung Korea

BAB I PENDAHULUAN. II, di era 1950-an ialah Perdana Menteri Yoshida Shigeru. Ia dikenal karena

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

NATIONAL INSECURITY ; THREATS AND VULNERABILITIES (Ketidakamanan Nasional : Ancaman-Ancaman dan Kemudahan-Kemudahan (peluang) Untuk Diserang)

BAB I. PENDAHULUAN. negara dalam rangka mencapai tujuan tujuan tertentu telah banyak dipraktekan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

Diplomasi Amerika Serikat terhadap Korea Utara dalam Upaya Menyelesaikan Krisis Nuklir di Semenanjung Korea ( )

BAB II NON-PROLIFERATION TREATY (NPT) SEBAGAI REZIM PEMBATASAN SENJATA NUKLIR

BAB II DINAMIKA KONFLIK DAN PROSES REUNIFIKASI KOREA UTARA-KOREA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan negara dunia ketiga karena mereka lebih mudah

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

BAB IV PERAN IAEA DALAM MENANGGAPI KASUS UJI COBA NUKLIR KOREA UTARA TAHUN 2006 DAN 2009

Pengertian Dasar & Jenisnya. Mata Kuliah Studi Keamanan Internasional. By Dewi Triwahyuni

RESPON AMERIKA SERIKAT TERHADAP UJI COBA RUDAL KOREA UTARA DI BAWAH PEMERINTAHAN KIM JONG UN. Oleh: Rismala Septia

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi,

MATA KULIAH TEORI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI-TEORI KERJASAMA INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

REAKSI KOREA UTARA TERHADAP KEBIJAKAN KOREA SELATAN MEMBERHENTIKAN BANTUAN EKONOMI TERHADAP KOREA UTARA ( ) R. G. S. MOREN

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

UAS ASIA TIMUR OKKY LARAS SAKTI

BAB 1 PENDAHULUAN. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, (Cambridge: Cambridge University Press, 2003), hlm. 152.

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari reaksi nuklir baik yang berupa reaksi fusi dan fisi. Dalam fisika,

dalam merespon serangkaian tindakan provokatif Korea Selatan dalam bentuk latihan gabungan dalam skala besar yang dilakukan secara rutin, dan

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan

BAB VI PENUTUP. pembuatan kebijakan serta pengaplikasiannya dari awal hingga akhir masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

PERUBAHAN SIKAP CINA ATAS SANKSI DEWAN KEAMANAN PBB TERHADAP NUKLIR KOREA UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

Respon Amerika Serikat Terhadap Uji Coba Rudal Korea Utara Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar

BAB V. Kesimpulan. Seperti negara-negara lain, Republik Turki juga telah menjalin kerja sama

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016

BAB I PENDAHULUAN. disatukan kembali. Namun upaya reunifikasi terus berlanjut dari kedua belah


BAB II GAMBARAN UMUM BIDANG SOSIAL POLITIK DAN KEAMANAN KOREA UTARA, SERTA PROFFIL KIM JONG-UN

Transkripsi:

BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi potential turbulence di antara empat kekuatan di Asia Timur karena pengembangan senjata nuklirnya. Ketika Perang Dingin telah berakhir, Korea Utara justru semakin berambisi untuk mengembangkan senjata nuklir. Pergantian pemimpin juga membuat doktrin, kebijakan serta strategi Korea Utara menjadi semakin military-centric. Hal tersebut menjadikan komunitas internasional semakin menghadapi isu proliferasi nuklir maupun rudal balistik Korea Utara yang rumit. Isu ini merupakan masalah serius dan kompleks yang dapat mengakibatkan rusaknya stabilisasi strategi keamanan dan usaha non-proliferasi Asia Timur. Diketahui bahwa selama ini Korea Utara telah dan terus berusaha mengolah plutonium menjadi senjata nuklir. Korea Utara juga telah menyatakan sikapnya pada sejumlah kesempatan bahwa Korea Utara bersedia untuk menghentikan program dan ekspor rudalnya bila AS setuju untuk memberikan jaminan keamanan dengan menandatangani perjanjian non-agresi serta menyediakan kompensasi ekonomi. Ancaman misil menjadi jelas ketika Pyongyang memperkenalkan misil Taepodong tahap tiga, dengan jangkauan medium ke pulau utama Jepang. Korea Utara memiliki lebih dari 100 misil Nodong dengan jangkauan pendek yang dapat menyerang Jepang dan lebih dari 30 misil Taepodong dengan batasan jangkauan 3.500 km, yang dapat mencapai Alaska dan Pulau paling Barat, Hawai. Selain itu Korea Utara memiliki instalasi-instalasi nuklir berbahan dasar plutonium yang berusaha dioperasikan, sebuah reaktor dengan kapasitas sekitar 5 MW yang mulai beroperasi tahun 1987, dua reaktor lebih besar yang diperkirakan berkapasitas 50 MW dan 200 MW dibangun di Yongbyon dan 97

98 Taechon sejak 1984, serta pabrik pengelola plutonium yang panjang bangunannya mencapai 600 kaki dan tingginya beberapa lantai. Korea Utara juga beberapa kali melakukan penarikan diri dari NPT sehingga proliferasi misil Korea Utara dikonstitusikan sebagai ancaman bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Timur serta bermaksud untuk mengurangi hubungan bilateral aliansi Amerika di kawasan tersebut. Penarikan diri Korea Utara dari NPT dikarenakan adanya ketidakseimbangan posisi dengan AS dalam berbagai perjanjian. Korea Utara menganggap kekuatan militer sebagai penjamin utama kelangsungan dan kemerdekaan negara. Korea Utara menginginkan sistem persenjataannya sendiri, tidak lagi bergantung pada Cina ataupun Rusia seperti halnya selama Perang Dingin. Oleh karena itu, Korea Utara membangun suatu kekuatan yang mampu bertempur dalam perang tanpa bantuan dari luar dikarenakan kekecewaannya atas perilaku Uni Soviet selama Perang Korea dan penanganan Moscow atas Krisis Rudal Kuba. Senjata nuklir lantas dipilih Korea Utara sebagai langkah deterrence jangka panjang yang kredibel. Pasca Perang Dingin, pengembangan senjata nuklir oleh Korea Utara dilakukan karena ketakutan akan adanya ancaman dari negara-negara di kawasan Asia Timur yang melakukan pembangunan militer. Sebagaimana diketahui bahwa AS serta sekutunya di kawasan Asia Timur telah serta merta memberikan sanksi dalam waktu yang cukup lama yang akibatnya telah menimbulkan permasalahan utama dibidang ekonomi yang cukup serius yang hingga saat ini masih diderita oleh Korea Utara. Selain itu dari segi internal ataupun domestik, Korea Utara memiliki ideologi juche yang menekankan untuk berdiri sendiri dan tidak tergantung dengan negara lain serta mengedepankan militer sebagai strategi pertahanan diri. Sedangkan dari segi eksternal, Korea Utara merasa bahwa aliansi pertahanan AS dengan Jepang dan Korea Selatan merupakan aliansi yang dapat mengancam keberadaan Korea Utara di kawasan. Korea Utara juga tidak dapat mempercayai Cina sepenuhnya sebagai sekutu dikarenakan Cina memiliki ambisi untuk

99 menjadi kekuatan ekonomi dan militer yang dominan di kawasan Asia Timur. Oleh sebab itu pengembangan senjata nuklir yang dilakukan Korea Utara ini merupakan sebuah aksi-reaksi yang dilakukan masing-masing negara Asia Timur untuk mempertahankan kepentingan nasional. Namun begitu, aksi Korea Utara ini juga menyebabkan reaksi berbedabeda di antara negara-negara Asia Timur. Cina walaupun semasa Perang Dingin dapat dikatakan menjadi sekutu dari Korea Utara, namun pada isu pengembangan senjata nuklir Korea Utara ini Cina berusaha menjadi penengah ataupun bersikap netral. Cina tidak mendukung program nuklir Korea Utara ataupun menginginkan kehancuran Korea Utara. Alasan Cina untuk tidak mendukung Korea Utara adalah karena Cina tidak menginginkan masalah nuklir di Semenanjung Korea akan mengakibatkan destabilisasai di kawasan. Cina yang perekonomiannya sedang berada di puncak tidak menginginkan adanya gangguan dalam bentuk apapun yang akan mempengaruhi perekonomiannya. Sebaliknya Cina juga tidak menginginkan Korea Utara hancur dikarenakan akan membuat banyak rakyat Korea Utara mengungsi ke wilayah perbatasan Cina. Arus pengungsian ini jelas akan menciptakan masalah baru bagi Cina. Oleh sebab itu Cina selama ini berusaha memfasilitasi berbagai pembicaraan ataupun perundingan antara Korea Utara dan negara-negara lainnya agar permasalahan nuklir ini bisa berakhir dengan damai. Untuk menghadapi nuklir Korea Utara, Jepang sendiri terus mempererat kerjasama pertahanannya dengan AS melakukan proses CBM (Confidence Building Measures) merupakan salah satu usaha untuk menciptakan saling pengertian antar negara sehingga langkah-langkah untuk memperteguh keamanan melalui peningkatan kemampuan suatu negara tidak akan dianggap sebagai ancaman oleh negara lain. Sejak peluncuran Taepodong-1 tahun 1998, pemerintahan Jepang kemudian mendukung kebijakan preemptive strike. Mereka secara eksplisit menyatakan bahwa Jepang tidak melanggar hukum jika menyerang pangkalan musuh yang memiliki misil sebelum akhirnya Jepang diserang. Opini Jepang yang berlaku saat itu adalah peninjauan kembali

100 kapabilitas militer Jepang dibutuhkan karena adanya perubahan situasi internasional. Sedangkan Korea Selatan menghadapi ancaman nuklir Korea Utara dengan mengeluarkan sunshine policy pada masa pemerintahan Kim Dae Jung yang tidak ingin melakukan isolasi terhadap Korea Utara tetapi justru dengan pengiriman bantuan ekonomi bagi kelangsungan rezim Korea Utara. Korea Selatan pada masa Roh Moo Hyun melakukan diplomasi proaktif, dan melaksanakan agenda-agenda baru seperti rezim perdamaian di Semenanjung Korea, dan kerjasama keamanan multilateral di Asia Timur. Pada masa kepemimpinan Lee Myung Bak, prioritas diberikan kepada aliansi Korea Selatan-AS dan koordinasi trilateral Korea Selatan-AS-Jepang dalam menghadapi ancaman Korea Utara. Amerika Serikat sebagai negara yang secara geografis tidak berada di dalam kawasan Asia Timur, juga bereaksi terhadap isu nuklir Korea Utara dikarenakan memiliki pangkalan militer serta aliansi dengan Korea Selatan dan Jepang. Kebijakan AS terhadap Korea Utara selalu diwarnai dengan kecurigaan dan ketidakpercayaan. Pemerintahan Ronald Reagan memberi label kepada Korea Utara sebagai rezim teroris, sebuah deskripsi yang kemudian berubah menjadi rogue state. Kemudian Bush juga menganggap Korea Utara sebagai poros setan. Bagi AS, Korea Utara bukan hanya ancaman militer langsung bagi Korea Selatan dan ancaman militer tidak langsung terhadap Jepang, namun dengan rudal serta dugaan pengembangan senjata nuklirnya itu Korea Utara juga mengancam keamanan global. Dari apa yang terjadi di negara-negara Asia Timur, pengembangan senjata nuklir Korea Utara telah membuat kawasan Asia Timur semakin kompleks dan tidak menentu. Pengembangan nuklir tersebut menimbulkan reaksi berantai yang dapat meningkatkan ketegangan di kawasan Asia Timur. Reaksi berantai yang terjadi dari pengembangan nuklir Korea Utara juga pada akhirnya berbalik kepada Korea Utara sendiri. Aksi-reaksi berantai yang seakan tidak

101 berhenti ini seakan sulit dikendalikan dan tidak akan pernah menyelesaikan isu pengembangan nuklir di Semenanjung Korea. Sampai saat ini pun berbagai perjanjian, perundingan, dan kesepakatan sangat sulit menghentikan pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Six Party Talks yang selama ini merupakan wadah negosiasi utama antara negara-negara Asia Timur dalam menyelesaikan masalah pengembangan nuklir Korea Utara bahkan tidak banyak melakukan kemajuan. Pembicaraan ataupun perjanjian yang ada seringkali mengalami kebuntuan. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab kebuntuan tersebut. Pertama, Korea Utara merasa tidak puas akan perjanjian yang ada, selalu ada perbedaan pandangan antara Korea Utara dengan negara-negara lainnya terutama AS. Kedua, AS terus bersikap keras kepada Korea Utara dengan memberikan sanksisanksi yang membuat Korea Utara merasa diperlakukan tidak adil. Ketiga, Korea Utara hingga saat ini tidak mendapatkan jaminan keamanan dan bantuan ekonomi yang dibutuhkan dari AS maupun negara-negara lainnya. Sesungguhnya pengembangan nuklir yang dilakukan Korea Utara sematamata hanya untuk mengancam negara-negara yang menganggap Korea Utara adalah Axis Of Evil menurut AS, sehingga membuat Korea Utara dimusuhi. Pengembangan senjata nuklir Korea Utara merupakan suatu peringatan agar komunitas internasional tidak terus memberikan sanksi kepada Korea Utara. Korea Utara juga membutuhkan berbagai bantuan dalam bidang ekonomi guna meningkatkan kesejahteraannya. Selain itu dengan senjata nuklir Korea Utara ingin mempertahankan rezimnya. Namun, usaha pengembangan teknologi nuklir Korea Utara dalam bentuk apapun akan membuat negara-negara Asia Timur merespon. Respon yang akan dilakukan tergantung pada perilaku Korea Utara yang tetap melanjutkan uji coba nuklir, status program misilnya, aktivitas proliferasi, maupun penempatan militer konvensionalnya. Menurunnya kepercayaan jaminan keamanan AS juga dapat menyebabkan Jepang dan atau Korea Selatan untuk tidak memiliki pilihan lain

102 selain meningkatkan pertahanan rudalnya atau mungkin kapabilitas nuklirnya sendiri. Dampak lebih luas dari nuklir Korea Utara memiliki ketidakpastian dan bergantung pada bagaimana aspek-aspek hubungan regional berkembang. Oleh sebab itu, selama AS dan negara-negara lain bersikap keras, Korea Utara akan terus berusaha mengembangkan senjata nuklir. Selama itu pula, situasi keamanan regional Asia Timur akan semakin didominasi rasa saling curiga dan sikap permusuhan dari pada persahabatan.