KONFLIK DI SEMENANJUNG KOREA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEAMANAN INTERNASIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONFLIK DI SEMENANJUNG KOREA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEAMANAN INTERNASIONAL"

Transkripsi

1 KONFLIK DI SEMENANJUNG KOREA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEAMANAN INTERNASIONAL Kelompok 5 Angga Aditama P. (09/280372/SP/23191) Agustina Dwi P. (09/281667/SP/23306) Ravel Adhy P. (10/297026/SP/23915) Fauzia Gustarina C. (09/280110/SP/23158) Gede Resnadiasa (10/296269/SP/23822) Valentino Samuel F. (10/302205/SP/24263) Galih Suka Adi N. (09/282832/SP/23589) Fahrina Ambon (09/280787/SP/23258) Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada

2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konflik di semenanjung Korea dimulai sejak 25 Juni 1950 diawali hanya oleh dua negara yaitu Korea Selatan dan Korea Utara. Akan tetapi pada kenyataannya banyak negara yang ikut mempengaruhi dan terlibat di dalam konflik ini. Negara tersebut antara lain Amerika Serikat dan sekutunya dengan Uni Soviet. Alasan awal terjadinya konflik ini adalah perbedaan ideologi serta isu perbatasan yang menjadi isu yang sangat sensitif antara kedua wilayah ini, karena pembatas wilayah bukan dianggap sebagai perbatasan antar negara. Pada tahun 1953 perang berakhir dan pihak AS mengadakan perjanjian Mutual Security Treaty dengan Korea Selatan sehingga keberadaan pasukan AS dipertahankan guna mencegah terjadinya serangan dari pihak Utara. Namun pada tahun 1961 pihak USSR-China mengadakan perjanjian pertahanan dengan Korea Utara. Walaupun konflik ini pada tahun 1953 dianggap telah berakhir namun masih sering terjadi konflik antar negara dengan sekutu nya hingga saat ini. Kedua belah pihak berulang kali mencoba mengadakan percobaan perundingan damai, namun pada akhirnya selalu gagal dan tidak membuahkan hasil yang signifikan. Gagalnya perundingan damai ini dikarenakan perilaku kedua negara yang dianggap mengancam oleh masing-masing lawannya. Sebagai contoh adalah dengan adanya pembangunan persenjataan nuklir di Korea Utara yang secara langsung menyebabkan kekhawatiran negara lain serta mengganggu stabilitas keamanan kawasan tersebut. Konflik yang berkepanjangan ini menjadi perhatian dalam dunia internasional serta membuat negara lain ikut berusaha mempengaruhi kedua pihak yang berkonflik, seperti Amerika Serikat dan Cina. Konflik di semenanjung Korea ini menarik untuk dibahas karena telah menjadi perhatian bagi dunia internasional dan mempengaruhi situasi keamanan internasional. Dalam 2

3 perkembangannya pun kedua pihak yang berkonflik telah banyak dipengaruhi oleh pihak eksternal sehingga turut mempengaruhi jalannya konflik tersebut. B. Rumusan masalah Dalam paper ini, kelompok kami mengambil rumusan masalah, yaitu: Bagaimanakah pengaruh konflik di Semenanjung Korea terhadap situasi Keamanan Internasional? C. Landasan Konseptual 1. Security Dilemma A security dilemma refers to a situation where in two or more states are drawn into conflict, possibly even war, over security concerns, even though none of the states actually desire conflict. Essentially, the security dilemma occurs when two or more states each feel insecure in relation to other states 1. Security Dilemma mengacu pada situasi yang melibatkan dua aktor negara atau lebih dalam suatu konflik, dimana konflik yang terjadi berdasar pada adanya rasa tidak aman terhadap negara sekitar, sehingga tindakan suatu negara untuk meningkatkan keamanan akan dianggap sebagai ancaman bagi keamanan negara lain. Security dilemma terjadi karena kegagalan komunikasi antar pihak yang berkonflik, sulit dalam membangun kepercayaan, faktor sejarah atau keadaan kontemporer, atau kemajuan teknologi yang menyebabkan sulitnya penentuan karakter persenjataan yang bersifat ofensif atau defensif. Dalam security dilemma, adanya tindakan ofensif ke negara lain dapat mengurangi ketakutan serta membuat suatu citra terhadap negaranya sendiri dengan harapan negaranya ditakuti dan disegani sehingga kemungkinan diserang berkurang. Salah satu elemen terpenting dalam security dilemma adalah peningkatan kemampuan militer yang biasanya diimplementasikan dalam peningkatan anggaran militer dan keikutsertaan dalam konflik atau masalah internasional yang menonjolkan bidang militer. 1 O. Kanji, Security, Conflict Research Consortium University of Colorado, Colorado,

4 2. Interdependensi Interdependence is things that are interdependent are related to one another in such a close way that each one needs the others in order to exist 2. Interdependensi merupakan hubungan saling terkaitnya satu aktor dengan aktor lain yang didasari oleh adanya kepentingan dan keuntungan yang didapat. Hubungan yang terjalin dapat dikatakan sebagai hubungan yang sangat terikat sehingga salah satu aktor tidak bisa berfungsi bila tidak ada aktor lain yang terkait. Biasanya dalam interdependensi, aktor yang terkait memiliki perbedaan status atau kedudukan, negara maju dengan negara berkembang atau yang memiliki kedudukan yang sama seperti negara berkembang dengan sesama negara berkembang. Suatu negara yang memiliki interdependensi biasanya memiliki kepercayaan diri yang lebih dalam menjalin hubungan, kerjasama, dan berperan di dunia internasional. D. Argumentasi Utama Konflik yang terjadi di Semenanjung Korea antara Korea Utara dan Korea Selatan memiliki dampak yang buruk bagi stabilitas keamanan baik di segi domestik maupun di dunia internasional. Konflik tersebut mempengaruhi keamanan internasional karena dalam konflik tersebut terdapat beberapa aktor yang berperan bukan hanya Korea Selatan dan Korea Utara namun Amerika Serikat sebagai pendukung Korea Selatan dan USSR-Cina sebagai pendukung Korea Utara, dimana kedua belah negara pendukung merupakan negara besar dan memiliki kepentingan tertentu terhadap masing-masing pihak. 2 M. Milan, Mc Milan Dictionary (online), 2009, < diakses 7 April

5 BAB II PEMBAHASAN A. Perkembangan Konflik di Semenanjung Korea Perang Korea pada tahun 1950-an sekiranya membuat hubungan Korea Utara dan Selatan menjadi tidak sehat. Namun beberapa hubungan diplomatik pasca perang Korea menunjukkan Korea Selatan dan Korea Utara mengalami kedekatan yang cukup baik meski banyak konflik kecil di Semenanjung Korea dan sekitarnya. Hubungan diplomatik informal mulai terjalin pada tahun 1971 ketika Palang Merah Internasional melakukan program Red Cross contact and family reunification project. 3 Hubungan Korea Utara dan Korea Selatan semakin baik pada tahun 1991, ketika muncul Agreement on Reconciliation, Nonaggression and Exchanges and Cooperation between the South and the North, yang sering dikenal sebagai Basic Agreement, yang mengakui niatan baik reunifikasi kedua Negara tersebut 4. Pada tahun 1992 juga muncul kesepakatan Joint Declaration of the Denuclearization of the Korean Peninsula. Meski sudah muncul beberapa kesepakatan dalam menjalin hubungan baik kedua Negara, arus politik domestik Korea Utara dan Korea Selatan yang berbeda menyebabkan pasang surut hubungan keduanya. Perbedaan pandangan terhadap keberadaan nuklir antara Korea Utara dan Selatan serta meninggalnya presiden Korea Utara pada masa itu, Kim Il Sung, menjadi salah satu faktor pasang surut hubungan kedua Negara. 5 Sejak dikeluarkannya kesepakatan Joint Declaration of the Denuclearization of the Korean Peninsula, muncul beberapa fenomena yang membuat hubungan Korea Utara dan Korea Selatan semakin memburuk. Pada tahun 2009, Korea Utara secara terang terangan melakukan uji coba rudal balistik di sekitar Laut Jepang. Hal ini membuat hubungan Korea Utara dan Korea Selatan yang sebelumnya membaik malah berbalik menjadi buruk. Peran negara luar kawasan seperti Amerika mulai gencar dilakukan dengan terbentuknya UN 3 US Department of State, Background Note: South Korea, 2012, < diakses tanggal9 April ibid 5 Ibid 5

6 Security Council Resolution (UNSCR) pada tahun Pada tahun 2010, kapal perang Korea Selatan ditemukan tertembak rudal dari Korea Utara dan Pulau Yeonpyeong diserang oleh militer Korea Utara. Insiden ini telah membuat hubungan kedua negara semakin buruk dan bahkan menutup komunikasi bilateral. UNSCR kemudian memberikan rekomendasi kedua negara tersebut antara lain : 1. Bahwa semua hubungan diplomatik antar negara Korea dihentikan dan insiden pada tahun 2010 akan diselesaikan dalam hukum perang 2. Dialog antara Korea Utara dan Korea Selatan dihentikan selama masa Lee. 3. Semua komunikasi antar kedua negara dihapus 4. Kapal dan pesawat Korea Selatan dilarang melewati wilayah perairan dan udara Korea Utara 6 B. Peran Amerika dan Cina dalam konflik di Semenanjung Korea Semenanjung Korea awalnya dikuasai oleh Jepang, namun pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, semenanjung Korea akhirnya berada di bawah pengaruh Blok Barat dan Blok Timur pada saat Perang Dingin. Pada saat itulah terjadi pembagian wilayah pada semenanjung Korea. Perang Korea pada tanggal 25 juni 1950 menjadi awal mula terpisahnya Korea yang terbagi menjadi dua bagian yakni Selatan dan Utara, dimana masing-masing wilayah memiliki ideologi yang berbeda pula. Perbedaan ideologi ini muncul karena adanya pihak luar/negara luar yang ada di belakang masing-masing pihak. Dalam hal ini negara dominan yang terlibat di dalamnya ialah Amerika Serikat dari pihak barat yang berada di belakang negara Korea Selatan dan Cina menjadi negara dominan yang berada di pihak Korea Utara. Amerika sendiri telah mengikutertakan diri dalam dinamika politik di Korea sejak tahun 1950 pada saat Perang Korea berlangsung. Hubungan kerjasama militer Amerika Korea Selatan saat ini sudah terbentuk sejak ditandatanganinya Mutual Defense Treaty pada tahun 6 CNN World, North Korea freezes relations with South Korea, 2010, < 25/world/n.korea.threats_1_south-korean-president-lee-north-south-korean-peninsula?_s=PM:WORLD>, diakses tanggal 9 April

7 1954. Sejak saat itu Amerika kembali mengikutsertakan diri dalam konstelasi politik Korea pada era pemerintahan George W. Bush. Bush berusaha menekan Korea Utara melalui kerjasama dengan Korea Selatan dalam masa pemerintahan presiden Kim Dae Jung dan Roh Moo-Hyun, namun sering mengalami jalan buntu dalam setiap koordinasi kebijakan 7. Hal ini dikarenakan kebijakan Sunshine Policy 8 dari Korea selatan yang bertentangan dengan kebijakan garis keras pemerintahan Bush. Sejak tragedi kapal Cheonan dan kepemimpinan baru Lee Myung-Bak (Korea Selatan) dengan Barrack Obama (Amerika Serikat), koordinasi kebijakan terhadap tindakan Korea Utara menjadi lebih terarah dan solid. Dalam konflik tersebut, Amerika Serikat mencoba mendekati Korea Selatan dikarenakan ingin mencegah tersebarnya ideologi sosialis-komunis yang dibawa oleh Cina agar tidak menyebar ke wilayah Korea Selatan. Amerika Serikat dalam hal ini menempatkan pasukan militernya di Korea Selatan sebagai upaya membantu Korea Selatan dalam konflik di semenanjung Korea. Saat ini terdapat sekitar pasukan AS yang ditempatkan di Korsel 9.Hal ini menjadi sebuah tindakan nyata dari kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang memfokuskan pada penguatan militer di Asia, khususnya di Asia Timur. Dengan adanya pasukan militer dari AS tersebut menjadikan Korea Selatan memiliki rasa aman, pasalnya keberadaan pasukan tersebut akan membantu melindunginya dari serangan Korea Utara. Selain menempatkan pasukannya di Korea Selatan, Amerika Serikat juga melakukan latihan militer gabungan dengan Korea Selatan yang dimulai dari akhir Februari hingga April Latihan militer gabungan ini bertujuan sebagai bentuk latihan pertahanan bagi Korea Selatan. Sekitar prajurit AS ditambah 800 personil tambahan dari luar Korea Selatan didatangkan untuk mengikuti latihan rutin tahunan yang diberi kode Key Resolve. Jumlah prajurit tambahan dari pasukan Amerika Serikat pada saat mengasumsikan terjadinya perang berskala menyeluruh di Semenanjung Korea, bersekitar dari Angkatan Darat, Laut 7 Congressional Research Service, U.S. South Korea Relations, November Kebijakan Korea Selatan terhadap Korea Utara dimana Korea Selatan berusaha menjalin hubungan baik dengan Korea Utara dan tidak terpengaruh terhadap aksi provokatif Korea Utara 9 K. Ferida, Korsel Didesak Waspadai Kebijakan Militer AS (online), 2012, < diakses pada tanggal 13 april

8 dan Udara serta pasukan Marinir, bersama dengan sekitar 160 unit kapal perang dan pesawat 10. Kedekatan Cina dengan Korea Utara sudah terjalin sejak lama, apalagi didukung dengan letak geografis mereka yang sangat berdekatan. Cina sama halnya dengan Amerika dalam hubungan dua Korea. Cina menempatkan diri sebagai aktor dibalik layar agar Korea Utara tetap utuh dengan sistem dan rezim yang telah ada sejak Perang Korea. Dalam konflik ini, Cina mendukung Korea Utara karena kekhawatirannya pada Amerika Serikat yang dinilai akan dapat menguasai daerah Korea Utara serta mengancam wilayah timur Cina. Cina sendiri melihat Korea Utara sebagai negara yang memiliki kesamaan ideologi sekaligus aset penting bagi ekonomi serta pembatas Cina dari pengaruh Amerika dan Korea Selatan 11. Selain itu, Cina membutuhkan Korea Utara sebagai Buffer Zone (zona penyangga) untuk membatasi infliltrasi liberalisme. Dengan adanya tragedi Cheonan, Cina berusaha membujuk Korea Utara agar menjaga sikapnya terhadap Korea Selatan dan kestabilan kawasan. Berbeda dengan Amerika, Cina hingga saat ini tidak memberikan bantuan militer langsung seperti yang dilakukan Amerika namun lebih ke usaha diplomatis ke Korea Utara. Tidak hanya berhenti disitu saja, Cina juga melindungi Korea Utara di dalam PBB. Cina tak segan-segan menggunakan hak vetonya untuk menghindarkan Korea Utara dari sanksi PBB. Bentuk dukungan Cina kepada Korea Utara pun beragam, mulai dari bantuan pangan, hingga bantuan diplomatis. Cina memberikan dukungan pangan ke Korea Utara karena Cina khawatir jika warga Korea Utara mengungsi akibat konflik tersebut dan melintas ke wilayah Cina. Hal ini tentunya akan mengganggu stabilitas negara Cina sendiri. Dari hal ini dapat kita lihat bahwa Cina berupaya untuk mempertahankan Korea Utara karena adanya tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh Cina. Bagi Korea Utara sendiri bantuan Cina tersebut tentu saja menjadi hal yang menguntungkan karena menjadi sebuah kekuatan pembela yang sangat diperhitungkan di dalam dunia internasional. 10 KBS world, Latihan militer tahunan antara Korea Selatan dan AS digelar mulai tgl. 27 Februari (online), 2012, < diakses tanggal 7 april D.K. Nanto dan M.E. Manyin, China North Korea Relations, Congressional Research Service,

9 C. Analisis: Pengaruh Konflik Semenanjung Korea terhadap Keamanan Internasional Di sini kami melihat bahwa konflik Semenanjung Korea memiliki pengaruh yang cukup masif dan esensial terhadap dinamika keamanan internasional. Hal ini dibuktikan dengan semakin runcingnya konflik yang melibatkan Korea Selatan dengan Korea Utara, sejak perang Semenanjung Korea tahun hingga yang termutakhir ketika insiden penembakan artileri di Pulau Yeonpyeong sebagai simbol perbatasan kedua negara. Ketika usaha perdamaian yang belum menemukan titik terang, konflik kemudian kembali diperuncing dengan pengembangan proyek nuklir oleh Korea Utara yang kemudian diperkirakan menjadi perlombaan senjata antara Korea Selatan yang disokong oleh AS dengan Korea Utara yang ditengarai didukung oleh China. Konflik di semenanjung Korea ini kami tengarai telah mempengaruhi situasi keamanan internasional karena beberapa alasan. Pertama, isu yang beredar dalam konflik ini merupakan isu yang sangat diwaspadai di dunia internasional, yaitu pengembangan senjata nuklir. Proyek nuklir ini seperti menjadi babak baru dari konflik Semenanjung Korea, karena proyek ini kemudian menjadi perhatian berbagai negara-negara di berbagai belahan dunia, seperti yang dipaparkan teori Security Dilemma. Perhatian ini terpusat pada kekhawatiran akan terjadinya isu pengembangan senjata nuklir baru oleh Korea Utara seperti bom yang kemudian dikategorikan sebagai tanda ancaman bagi negara-negara super power seperti AS, Jepang, UE, dan negara lainnya. Dalam hal ini Korea Utara mendapat peringatan keras dari PBB untuk tidak sembarangan meluncurkan nuklirnya, karena dianggap mengganggu keamanan negara lain. Amerika yang bisa dikatakan adalah negara yang paranoid, mulai ikut membangun kekuatannya di Asia Timur. Dalam hal ini, Amerika Serikat memiliki Jepang yang bisa dijadikan bentengnya di Asia Timur. Amerika yang memiliki pangkalan di Okinawa, berusaha untuk menjaga keamanan regional di Asia Timur, jika dilihat dari sudut pandang wilayahnya, kehadiran Amerika Serikat menunjukkan bahwa konflik di Semenanjung Korea ini sudah mengganggu keamanan internasional. 12 Security Dilemma adalah keadaan di mana satu negara mengembangkan militernya untuk meningkatkan pertahanan dirinya yang kemudian membuat negara lain merasa tidak aman. 12 J. Nye, Understanding International Conflicts : An Introduction to Theory and history, 6 th edn, Pearson Longman, New York, 2007, p. 15 9

10 Di satu sisi Korea Utara tidak ikut meratifikasi perjanjian damai tentang senjata nuklir, tapi di sisi lain Amerika tidak bisa terima kalau Korea Utara bisa dengan seenaknya membangun nuklirnya sendiri, yang mereka takutkan akan disalahgunakan sebagai senjata nuklir oleh Korea Utara. Korea Utara yang menutup segala akses informasi negaranya membuat kecurigaan dari negara-negara lain makin besar akan adanya pengembangan senjata yang dilakukan oleh Korea Utara. Dengan meningkatnya kecurigaan, maka negara-negara lain, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa telah mengutuk aksi provokatif yang dicanangkan Korea Utara tersebut karena akan melanggar hukum internasional, komitmen yang telah dibangun Korea Utara, dan mengancam keamanan regional. Negara-negara tersebut pun juga sudah mulai membangun bentengnya untuk menahan serangan dari Korea Utara yang mereka bisa anggap bisa terjadi sewaktu-waktu. Kedua, berkaitan dengan isu mengenai pengembangan senjata nuklir, konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan ini melibatkan beberapa negara lain, meskipun cenderung berada di balik layar atau hanya sekadar memberi dukungan, seperti Amerika Serikat dan Cina. Amerika Serikat yang ikut terlibat dalam hal ini, mulai memperbanyak pasukan di Jepang dan Korea Selatan. Mereka bahkan melakukan latihan militer bersama yang akhirnya ikut menyulut keadaan semakin memanas di kedua Korea ini. Cina juga kemudian ikut dalam masalah ini, karena Korea Utara yang banyak mengimpor energi dari Ciina. Amerika menganggap Cina sebagai sekutu Korea Utara yang membuat Amerika berpikir kembali masalah pertahanannya seandainya persekutuan dua negara itu benar-benar terjadi, kembali terjadi security dilemma dalam hal ini. Dalam mengatasi hal seperti ini, security dilemma bisa diatasi dengan melakukan kerjasama untuk membangun kesepahaman tentang militer masing-masing, namun dalam kasus ini Korea Utara cukup sulit untuk diajak berkomunikasi. Dari sudut pandang Amerika Serikat dan sekutunya, peristiwa yang terjadi antara Korea Utara dan Korea Selatan merupakan kesalahan Korea Utara. Pihak Amerika mengatakan bahwa demi menciptakan perdamaian Korea Utara perlu merubah sikap. 13 Korea Selatan dalam hal ini bisa dikatakan ikut meningkatkan kekuatannya dan terpancing dengan melakukan beberapa pembelian persenjataan serta melakukan latihan 13 US Department of State, Background Note : South Korea (online), 2012, < diakses tanggal 7 April

11 militer bersama militer Amerika Serikat. Dengan sifatnya yang tertutup dan provokatif, Korea Utara membuat Korea Selatan tidak memiliki jalan lain selain juga ikut meningkatkan kemampuan militernya untuk menangkal kemungkinan terburuk dari kasus ini, yaitu serangan dari Korea Utara. Amerika juga memiliki peran di sini dalam mempengaruhi kebijakan Korea Selatan dengan memasukkan Korea Utara sebagai poros setan, kemudian Amerika menyarankan Korea Selatan yang merupakan sekutunya untuk bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. Ketiga, dengan adanya ketergantungan antara negara yang berkonflik dengan negara lain di belakangnya telah mempengaruhi jalannya konflik sehingga menentukan situasi keamanan internasional. Dalam konflik di semenanjung Korea ini kami melihat adanya konsep interdependensi yang terjadi. Konsep ini menekankan bahwa negara-negara di dunia ini saling bergantung dengan negara lain di berbagai macam bidang seperti politik, keamanan, maupun ekonomi-perdagangan, yang jika ada satu negara atau aspek yang terganggu akan mempengaruhi keseluruhan sistem dan negara-negara lain. 14 Dalam kasus di semenanjung Korea ini, kami melihat bahwa terdapat suatu sistem interdepedensi yang terbangun antara Korea Utara dengan Cina kemudian Korea Selatan dengan Amerika Serikat. Dalam hal ini, kita bisa mengatakan dengan mudah bahwa dengan ideologi yang sama, Cina dan Korea Utara memiliki hubungan yang cukup baik secara bilateral dan sudah berlangsung sejak lama. Saat meninggalnya pemimpin Korea Utara, Kim Jong Il, Cina mengirimkan ucapan belasungkawa yang cukup mendalam dan menyarankan untuk memulai perbincangan antar kedua negara. Cina dan Korea Utara memiliki hubungan yang cukup baik, dilihat dari banyaknya barang-barang yang berasal dari Cina yang masuk ke Korea Utara. Hal ini diketahui dari laporan Badan Perdagangan dan Promosi Investasi Korea Selatan yang menyatakan bahwa setengah dari produk-produk Cina yang diekspor secara umum masuk ke Korea Utara melewati Jembatan Persahabatan di Dandong. 15 Kemudian, Cina juga menyediakan bantuan dalam hal energi dan suplai makanan untuk Korea Utara. Dengan 14 Ibid. 15 D. Bastard, Perdagangan Cina ke Korea Utara Lewat Pintu Belakang (online), 15 Mei 2010, < diakses tanggal 14 April

12 adanya kasus aksi peluncuran misil dari Korea Utara ini membuat hubungan antara keduanya menjadi sedikit berubah. Cina saat ini memiliki kebijakan yang lebih ketat ke Korea Utara dan memiliki tujuan untuk denuklirisasi dan menyeimbangkan keamanan di Semenanjung Korea. 16 Korea Utara yang memiliki ketergantungan dengan produk-produk asal Cina melihat hal ini sebagai sebuah ancaman untuk ekonomi mereka. Mereka meyakinkan Cina bahwa misil ini hanya upaya untuk membuka hubungan dengan Amerika Serikat. Interdependensi Korea Utara ini menyebabkan posisi Cina dalam kasus ini makin meningkat dan ditunjukkan juga dengan beberapa upaya Cina untuk memulai Six Party Talks antara Korea Utara, Korea Selatan, Cina, Amerika Serikat, Jepang, Russia. Tingkat ketergantungan yang cukup tinggi dari Korea Utara terhadap Cina ini menyebabkan China bisa dengan mudah membawa Korea Utara untuk ikut dalam Six Party Talks. 17 Sementara itu, pada fenomena interdependensi Korea Selatan dengan Amerika Serikat, kedua negara dikenal sudah menjadi sekutu dengan ikatan kolektif yang cukup kuat di berbagai sektor seperti bidang ekonomi, politik, dan juga militer. Bersama Jepang, Korea Selatan merupakan sekutu dan juga mata Amerika Serikat di Asia Timur. Dari segi ekonomi sudah terlihat jelas bagaimana kerjasama antar kedua negara sudah berlangsung sangat baik dan intensif, bahkan keduanya sudah memiliki perjanjian free trade untuk meningkatkan akses dari kerjasama dagang kedua negara. Kemudian, dari segi politik dimana kemerdekaan Korea Selatan dibantu oleh Amerika Serikat untuk menghindarkan dari pengaruh komunis. 18 Untuk sektor militer dibuktikan melalui latihan militer antara Korea Selatan dengan AS dan Jepang, latihan ini dianggap sebagai aksi provokatif dan ancaman invasi bagi Korea Utara, walaupun komisi militer AS telah menginformasikan jadwal latihan militer tersebut dan menyatakan bahwa itu bukan suatu tindakan yang bersifat provokasi. Berbeda dengan Cina yang berupaya membawa Korea Utara untuk berunding, Amerika Serikat hingga saat in belum terlihat mendorong Korea Selatan untuk menuju ke arah perdamaian. Situasi 16 D.K. Nanto, M.E. Manyin, China-North Korea Relations, Congressional Research Service, Washington, 2010, p J. Bashoria, The Six Party Talks on North Korea s Nuclear Program(online), 29 Februari 2012, < diakses tanggal 14 April S. Herman, US, South Korea to Hold Joint Military Exercises (online), 27 Januari 2012, < html>, diakses tanggal14 April

13 ketergantungan antara negara yang berkonflik dan pendukungnya inilah yang berkontribusi mengarahkan jalannya konflik sehingga berpengaruh terhadap situasi keamanan internasional. 13

14 BAB III KESIMPULAN Sejak negara di semenanjung Korea terpecah menjadi Korea Selatan dan Korea Utara, konflik yang melibatkan keduanya belum terselesaikan hingga saat ini. Meski pernah ada keinginan dari Korea Selatan melalui beberapa pemimpinnya untuk mewujudkan reunifikasi, namun adanya ketegasan dari Korea Utara yang menolak hal ini menjadi alasan bagi kedua negara hingga saat ini belum dapat mewujudkan reunifikasi. Hal yang terjadi justru semakin tegangnya hubungan antara kedua belah pihak dengan dikembangkannya teknologi nuklir di kedua negara dan adanya usaha kedua negara untuk selalu meningkatkan teknologi nuklir lebih dari yang lain. Akibat dari hal ini bukan hanya buruk untuk perkembangan kedua negara tetapi juga buruk untuk masa depan keamanan internasional. Kemampuan senjata militer antara Korea Utara dan Korea Selatan yang semakin meningkat menimbulkan kewaspadaan dunia internasional akan keputusan kedua negara yang ada di Semenanjung Korea dalam memanfaatkan senjatanya. Sejak tahun 1950-an, keadaan yang terjadi di Semenanjung Korea telah menjadi tinjauan tambahan banyak pihak dalam melihat keadaan keamanan internasional dan hal tersebut masih dilakukan hingga saat ini. Hal ini bukan tidak beralasan melihat bahwa dalam perang yang akhirnya membagi Korea menjadi Korea Selatan dan Korea Utara tersebut, isu yang muncul bukan hanya mengenai senjata nuklir, tetapi juga keterlibatan negara lain meskipun secara tidak langsung. Aktor yang berpengaruh bukan hanya kedua negara di Semenanjung Korea tetapi juga melibatkan negara- negara besar di baliknya. Terlihat melalui keterlibatan negara besar yang memiliki kepentingan di dalam Korea Selatan seperti Amerika Serikat serta kepentingan di Korea Utara Seperti Cina. Namun, Korea Utara yang lebih tertutup dan tidak terlalu bergantung dengan dunia internasional bahkan dengan Cina, memungkinkan untuk mengambil keputusan yang independen tanpa terikat pengaruh dan keterlibatan negara lain dibanding Korea Selatan. Melihat perkembangan konflik, terlihat jelas bahwa konflik di semenanjung Korea ini menjadi perhatian dunia internasional, baik terkait dengan isu yang diangkat maupun nuklir maupun keterlibatan negara-negara besar dalam konflik tersebut meski secara tidak langsung. Konflik antara Korea Utara dan Selatan ini pada akhirnya mendorong negara-negara untuk ikut 14

15 mengambil sikap mengenai kondisi keamanan yang berkembang. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa konflik di semenanjung Korea telah mempengaruhi situasi keamanan internasional. 15

16 DAFTAR PUSTAKA Bashoria, J. The Six Party Talks on North Korea s Nuclear Program Council on Foreign Relations. 14 April < Bastard, D. Perdagangan Cina ke Korea Utara Lewat Pintu Belakang Asia Calling. 14 CNN World. North Korea freezes relations with South Korea CNN. 9 April Congressional Research Service, U.S. South Korea Relations, November Ferida, K. Korsel Didesak Waspadai Kebijakan Militer AS OkeZone. 13 April Herman, S. US, South Korea to Hold Joint Military Exercises VOA. 14 April April < < < < Exercises html>. Kanji, O. Security. Colorado: Conflict Research Consortium University of Colorado KBS world. Latihan militer tahunan antara Korea Selatan dan AS digelar mulai tgl. 27 Februari KBS World. 17 April < hema>. 16

17 Milan, M. Mc Milan Dictionary April < Nanto, D.K. dan M.E. Manyin. China-North Korea Relations, Washington: Congressional Research Service Nye, J. Understanding International Conflicts: An Introduction to Theory and history. New York: Pearson Longman US Department. Background Note: South Korea US Department of State. 9 April < 17

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010. BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menekankan pada proses peredaan ketegangan dalam konflik Korea Utara dan Korea Selatan pada rentang waktu 2000-2002. Ketegangan yang terjadi antara Korea Utara

Lebih terperinci

UAS ASIA TIMUR OKKY LARAS SAKTI

UAS ASIA TIMUR OKKY LARAS SAKTI UAS ASIA TIMUR OKKY LARAS SAKTI 44312098 1. Perkembangan hubungan luar negeri antara Tiongkok- Korea Selatan semakin hari semakin membaik, hal ini terbukti dengan adanya pertemuan dua petinggi Negara Tiongkok-

Lebih terperinci

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL KAJIAN SINGKAT TERHADAP

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Six Party Talks merupakan sebuah mekanisme multilateral yang bertujuan untuk mewujudkan upaya denuklirisasi Korea Utara melalui proses negosiasi yang melibatkan Cina,

Lebih terperinci

PERDAMAIAN DI SEMENANJUNG KOREA PASCA-PERTEMUAN MOON JAE-IN DAN KIM JONG UN

PERDAMAIAN DI SEMENANJUNG KOREA PASCA-PERTEMUAN MOON JAE-IN DAN KIM JONG UN Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL KAJIAN SINGKAT TERHADAP

Lebih terperinci

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea BAB V PENUTUP Tesis ini menjelaskan kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur yang berimplikasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia

Lebih terperinci

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi peneliti yang berjudul Peran New Zealand dalam Pakta ANZUS (Australia, New Zealand, United States) Tahun 1951-.

Lebih terperinci

BAB IV FAKTOR EKSTERNAL YANG MELATARBELAKANGI KEBIJAKAN KOREA SELATAN ATAS PENUTUPAN AKTIVITAS DI INDUSTRI KAESONG

BAB IV FAKTOR EKSTERNAL YANG MELATARBELAKANGI KEBIJAKAN KOREA SELATAN ATAS PENUTUPAN AKTIVITAS DI INDUSTRI KAESONG BAB IV FAKTOR EKSTERNAL YANG MELATARBELAKANGI KEBIJAKAN KOREA SELATAN ATAS PENUTUPAN AKTIVITAS DI INDUSTRI KAESONG Penutupan Kaesong pada tahun 2016 merupakan sebuah berita yang mengejutkan bagi berbagai

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Mas'ud, Y. S.-y. (2005). Memahami Politik Korea. Yogyakarta: Gadjah Mada university press.

DAFTAR PUSTAKA. Mas'ud, Y. S.-y. (2005). Memahami Politik Korea. Yogyakarta: Gadjah Mada university press. DAFTAR PUSTAKA BUKU Mas'ud, Y. S.-y. (2005). Memahami Politik Korea. Yogyakarta: Gadjah Mada university press. Mas'ud, M. (1998). Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: pusat antar universitas-studi

Lebih terperinci

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang. BAB V KESIMPULAN Asia Tenggara merupakan kawasan yang memiliki potensi konflik di masa kini maupun akan datang. Konflik perbatasan seringkali mewarnai dinamika hubungan antarnegara di kawasan ini. Konflik

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia BAB 5 KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini akan disampaikan tentang kesimpulan yang berisi ringkasan dari keseluruhan uraian pada bab-bab terdahulu. Selanjutnya, dalam kesimpulan ini juga akan dipaparkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan konteks politik internasional menjadi rawan konflik mengingat senjata tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008. BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat

Lebih terperinci

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si Signifikasi Kawasan Asia Pasifik Yesi Marince, S.Ip., M.Si A NEW WORLD AND ASIA PACIFIC ORDER Bagaimana Berakhirnya Perang Dingin mempengaruhi kawasan Asia Pasifik? 1. Alasan pelaksanaan containment policy

Lebih terperinci

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat Kesimpulan Amerika Serikat saat ini adalah negara yang sedang mengalami kemunduran. Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat relatif; karena disaat kemampuan ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyikapi reaksi dunia internasional mengenai program nuklir yang dimilikinya serta

BAB I PENDAHULUAN. menyikapi reaksi dunia internasional mengenai program nuklir yang dimilikinya serta BAB I PENDAHULUAN Sikap agresif Korea Utara (Democratic dalam menyikapi reaksi dunia internasional mengenai program nuklir yang dimilikinya serta hubungannya yang tidak pernah damai dengan saudara kembarnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia BAB V KESIMPULAN Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia berubah dari super power state menjadi middle-power state (negara dengan kekuatan menengah). Kebijakan luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian New Zealand merupakan negara persemakmuran dari negara Inggris yang selama Perang Dunia I (PD I) maupun Perang Dunia II (PD II) selalu berada di

Lebih terperinci

PEREDAAN KETEGANGAN DI SEMENANJUNG KOREA

PEREDAAN KETEGANGAN DI SEMENANJUNG KOREA PEREDAAN KETEGANGAN DI SEMENANJUNG KOREA Oleh: DR. Yanyan Mochamad Yani, Drs., M.A. Akhirnya setelah melalui pasang surut yang penuh ketegangan, masyarakat dunia kini perlu merasa lega. Sementara waktu

Lebih terperinci

PENGARUH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN EXTENDED DETERRENCE AMERIKA SERIKAT TERHADAP KONDISI STABILITAS KEAMANAN SEMENANJUNG KOREA

PENGARUH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN EXTENDED DETERRENCE AMERIKA SERIKAT TERHADAP KONDISI STABILITAS KEAMANAN SEMENANJUNG KOREA ejournal Ilmu Hubungan Internasional, 2017, 5(4) 1331-1338 ISSN 2477-2623 (online), ISSN 2477-2615 (print), ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 PENGARUH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN EXTENDED DETERRENCE

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KOREA SELATAN TERHADAP KOREA UTARA TERKAIT KASUS PENUTUPAN KAWASAN INDUSTRI KAESONG PADA MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN PARK GEUN HYE

KEBIJAKAN KOREA SELATAN TERHADAP KOREA UTARA TERKAIT KASUS PENUTUPAN KAWASAN INDUSTRI KAESONG PADA MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN PARK GEUN HYE KEBIJAKAN KOREA SELATAN TERHADAP KOREA UTARA TERKAIT KASUS PENUTUPAN KAWASAN INDUSTRI KAESONG PADA MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN PARK GEUN HYE South Korean Policy Towards North Korean In The Cases Of Kaesong

Lebih terperinci

melakukan Revolusi Kuba dan berhasil menjatuhkan rezim diktator Fulgencio merubah orientasi Politik Luar Negeri Kuba lebih terfokus pada isu-isu high

melakukan Revolusi Kuba dan berhasil menjatuhkan rezim diktator Fulgencio merubah orientasi Politik Luar Negeri Kuba lebih terfokus pada isu-isu high BAB V KESIMPULAN Dari keseluruhan uraian skripsi maka dapat diambil kesimpulan yang merupakan gambaran menyeluruh dari hasil pembahasan yang dapat dikemukakan sebagai berikut : Hubungan luar negeri antara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. baru dengan adanya terobosan Kebijakan Pembangunan Pangkalan Militer

BAB V KESIMPULAN. baru dengan adanya terobosan Kebijakan Pembangunan Pangkalan Militer BAB V KESIMPULAN Perjalanan sejarah strategi kekuatan militer China telah memasuki babak baru dengan adanya terobosan Kebijakan Pembangunan Pangkalan Militer China di Djibouti, Afrika pada Tahun 2016.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ideologis komunis. Faham komunis itu secara historis diadopsi dari Uni Soviet

BAB I PENDAHULUAN. ideologis komunis. Faham komunis itu secara historis diadopsi dari Uni Soviet BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Korea Utara merupakan suatu negara yang berbentuk sosialis dengan dasar ideologis komunis. Faham komunis itu secara historis diadopsi dari Uni Soviet yang terpecah

Lebih terperinci

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut. BAB V KESIMPULAN Sampai saat ini kelima negara pemilik nuklir belum juga bersedia menandatangani Protokol SEANWFZ. Dan dilihat dari usaha ASEAN dalam berbagai jalur diplomasi tersebut masih belum cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 B. Buzan & O. Waever, Regions and Powers: The Structure of International Security, Cambridge University

BAB I PENDAHULUAN. 1 B. Buzan & O. Waever, Regions and Powers: The Structure of International Security, Cambridge University BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan pemilihan judul Tesis ini akan menjelaskan tentang kompleksitas keamanan di kawasan Asia Timur dan implikasinya terhadap peningkatan kekuatan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas

Lebih terperinci

Pengaruh Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) terhadap Isu One China antara Cina dan Taiwan

Pengaruh Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) terhadap Isu One China antara Cina dan Taiwan Pengaruh Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) terhadap Isu One China antara Cina dan Taiwan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Cina dan Taiwan adalah dua kawasan yang memiliki latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Perang Dunia Pertama terjadi, tren utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua terjadi Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini akan membahas mengenai kerja sama keamanan antara pemerintah Jepang dan pemerintah Australia. Hal ini menjadi menarik mengetahui kedua negara memiliki

Lebih terperinci

sanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur.

sanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur. BAB. V KESIMPULAN Dunia yang terkungkung dalam persaingan kekuatan membuat negaranegara semakin aktif untuk meningkatkan persenjataan demi menjaga keamanan nasionalnya. Beberapa tahun silam, Ukraina mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Publishers, Inc., Plymouth, 2011, Seung Yoon Yang & Nur Aini Setiawati, Sejarah Korea Sejak Awal Abad hingga Masa

BAB I PENDAHULUAN. Publishers, Inc., Plymouth, 2011, Seung Yoon Yang & Nur Aini Setiawati, Sejarah Korea Sejak Awal Abad hingga Masa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konflik berkepanjangan antara Korea Utara dan Korea Selatan tidak kunjung mereda hingga saat ini. Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat membuat

Lebih terperinci

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016 Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016 KETERANGAN PERS BERSAMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DAN PRESIDEN KOREA SELATAN KUNJUNGAN KENEGARAAN KE KOREA

Lebih terperinci

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM MUHAMMAD NAFIS 140462201067 PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM Translated by Muhammad Nafis Task 8 Part 2 Satu hal yang menarik dari program politik luar negeri Jokowi adalah pemasukan Samudera Hindia sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 DAMPAK PENGEMBANGAN NUKLIR KOREA UTARA TERHADAP KOMPLEKSITAS KEAMANAN REGIONAL ASIA TIMUR

BAB 3 DAMPAK PENGEMBANGAN NUKLIR KOREA UTARA TERHADAP KOMPLEKSITAS KEAMANAN REGIONAL ASIA TIMUR BAB 3 DAMPAK PENGEMBANGAN NUKLIR KOREA UTARA TERHADAP KOMPLEKSITAS KEAMANAN REGIONAL ASIA TIMUR 3.1 Respon Jepang Terhadap Pengembangan Senjata Nuklir Korea Utara Setelah Perang Dunia II, Jepang mengalami

Lebih terperinci

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global. BAB V PENUTUP Kebangkitan Cina di awal abad ke-21tidak dapat dipisahkan dari reformasi ekonomi dan modernisasi yang ia jalankan. Reformasi telah mengantarkan Cina menemukan momentum kebangkitan ekonominya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME Dinamika politik internasional pasca berakhirnya Perang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ternyata tidak membuat situasi perpolitikan

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ternyata tidak membuat situasi perpolitikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berakhirnya Perang Dunia II ternyata tidak membuat situasi perpolitikan dunia menjadi aman. Justru pada masa itulah situasi politik yang mencekam semakin terasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di dunia. Negara para mullah ini menduduki posisi ke-5 didunia setelah mengalahkan negara

Lebih terperinci

DALAM KRISIS NUKLIR KOREA UTARA. Oleh : ABSTRACT

DALAM KRISIS NUKLIR KOREA UTARA. Oleh : ABSTRACT DALAM KRISIS NUKLIR KOREA UTARA Oleh : ABSTRACT This study aims to identify and describe the action done by UN Security Council related to its role in dealing with the nuclear crisis in North Korea as

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008 BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan Sangat jelas terlihat bahwa Asia Tengah memerankan peran penting dalam strategi China di masa depan. Disamping oleh karena alasan alasan ekonomi, namun juga meluas menjadi aspek

Lebih terperinci

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- 166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme

Lebih terperinci

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 SEJARAH PEAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Perang 30 Tahun & Perang Napoleon Perang Dunia I & Perang Dunia II Perang Dingin & Perang Global Melawan Terorisme

Lebih terperinci

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG Resume Fransiskus Carles Malek 151050084 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk BAB IV KESIMPULAN Sejak berakhirnya Perang Dingin isu-isu keamanan non-tradisional telah menjadi masalah utama dalam sistem politik internasional. Isu-isu keamanan tradisional memang masih menjadi masalah

Lebih terperinci

BAB III SIX PARTY TALKS SEBAGAI SARANA UNTUK MENYELESAIKAN KRISIS NUKLIR KOREA UTARA

BAB III SIX PARTY TALKS SEBAGAI SARANA UNTUK MENYELESAIKAN KRISIS NUKLIR KOREA UTARA BAB III SIX PARTY TALKS SEBAGAI SARANA UNTUK MENYELESAIKAN KRISIS NUKLIR KOREA UTARA Program pengembangan senjata nuklir Korea Utara dinilai mampu mengancam ketentraman dan stabilitas keamanan negara negara

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. mempengaruhi sikap kedua negara terhadap negara-negara lain yang tidak terlibat.

BAB IV KESIMPULAN. mempengaruhi sikap kedua negara terhadap negara-negara lain yang tidak terlibat. BAB IV KESIMPULAN Terjadinya Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat turut mempengaruhi sikap kedua negara terhadap negara-negara lain yang tidak terlibat. Salah satunya adalah sikap yang ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri BAB V KESIMPULAN Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri Indonesia Terhadap Pembentukan Negara Federasi Malaysia dan Dampaknya bagi Hubungan Indonesia-Amerika Serikat Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar 80% merupakan wilayah lautan. Hal ini menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai jalur alur

Lebih terperinci

Pengertian Dasar & Jenisnya. Mata Kuliah Studi Keamanan Internasional. By Dewi Triwahyuni

Pengertian Dasar & Jenisnya. Mata Kuliah Studi Keamanan Internasional. By Dewi Triwahyuni Pengertian Dasar & Jenisnya Mata Kuliah Studi Keamanan Internasional By Dewi Triwahyuni Definisi : Keamanan (security) secara umum dapat diartikan sebagai kemampuan mempertahankan diri (survival) dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Invasi dan pendudukan Vietnam ke Kamboja yang dilakukan pada akhir tahun 1978 merupakan peristiwa yang begitu mengejutkan baik bagi Kamboja sendiri maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disatukan kembali. Namun upaya reunifikasi terus berlanjut dari kedua belah

BAB I PENDAHULUAN. disatukan kembali. Namun upaya reunifikasi terus berlanjut dari kedua belah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Reunifikasi merupakan proses penyatuan kembali yang dilakukan 2 Negara atau lebih yang sebelumnya terpisah karena peristiwa sejarah. Upaya reunifikasi ini dilakukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN Dewi Triwahyuni International Relation Department, UNIKOM 2013 Backgroud History 1950an 1980an Hubungan internasional di Asia Tenggara pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melekat pada suatu bangsa dimana didalamnya terkandung pesan identitas "Siapa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melekat pada suatu bangsa dimana didalamnya terkandung pesan identitas Siapa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kebudayaan disadari atau tidak merupakan bagian dari identitas yang melekat pada suatu bangsa dimana didalamnya terkandung pesan identitas "Siapa bangsa itu" dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat berlangsungnya Perang Dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur, Vietnam ikut terlibat dalam Perang Vietnam melawan Amerika Serikat (AS). Blok barat

Lebih terperinci

Kepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan. Recovery Act

Kepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan. Recovery Act Kepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan Terlibat Dalam Lord's Resistance Army Disarmament and Northern Uganda Recovery Act Lord s Resistance Army (LRA) suatu kelompok pemberontak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Six Party Talks merupakan sebuah mekanisme multilateral yang bertujuan untuk mewujudkan upaya denuklirisasi Korea Utara melalui proses negosiasi yang melibatkan Cina,

Lebih terperinci

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA UPAYA JEPANG DALAM MENJAGA STABILITAS KEAMANAN KAWASAN ASIA TENGGARA RESUME SKRIPSI Marsianaa Marnitta Saga 151040008 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang Bab V KESIMPULAN Dalam analisis politik perdagangan internasional, peran politik dalam negeri sering menjadi pendekatan tunggal untuk memahami motif suatu negara menjajaki perjanjian perdagangan. Jiro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

MODUL IV PENGATURAN KEAMANAN REGIONAL

MODUL IV PENGATURAN KEAMANAN REGIONAL MODUL IV PENGATURAN KEAMANAN REGIONAL PENDAHULUAN Kajian tentang strategi keamanan juga melandaskan diri pada perkembangan teori-teori keamanan terutama teori-teori yang berkembang pada masa perang dingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB.

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Februari 2003, Iran mengumumkan program pengayaan uranium yang berpusat di Natanz. Iran mengklaim bahwa program pengayaan uranium tersebut akan digunakan

Lebih terperinci

BAB 20: SEJARAH PERANG DINGIN

BAB 20: SEJARAH PERANG DINGIN www.bimbinganalumniui.com 1. Perang Dingin a. Perang terbuka antara Blok Barat dan Blok Timur b. Ketegangan antara Blok Barat dalam masa ideologi c. Persaingan militer antara Amerika Uni di Timur Tengah

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAH KOREA SELATAN DALAM MENGHADAPI KONFLIK DENGAN KOREA UTARA ( ) Angga Saputra dan Idjang Tjarsono

KEBIJAKAN PEMERINTAH KOREA SELATAN DALAM MENGHADAPI KONFLIK DENGAN KOREA UTARA ( ) Angga Saputra dan Idjang Tjarsono KEBIJAKAN PEMERINTAH KOREA SELATAN DALAM MENGHADAPI KONFLIK DENGAN KOREA UTARA (2006-2012) Angga Saputra dan Idjang Tjarsono Abstract This research describes about the policy of south korean government

Lebih terperinci

Konflik di Semenanjung Korea

Konflik di Semenanjung Korea Konflik di Semenanjung Korea Korea Selatan vs Korea Utara Disusun oleh : NAMA Prasetiyo Wahyu A.P 201310360311240 Arifaldi Arizal 201310360311114 Viqario de Fatima Amaral 201310360311215 Dedi Julio Cesar

Lebih terperinci

4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia

4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia iv DAFTAR ISI DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR SINGKATAN... viii ABSTRAK... ix ABSTRACT... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Batasan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan

BAB V KESIMPULAN. masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan BAB V KESIMPULAN Penelitian ini membahas salah satu isu penting yang kerap menjadi fokus masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan berkembangnya isu isu di dunia internasional,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak Orde Baru memegang kekuasaan politik di Indonesia sudah banyak terjadi perombakan-perombakan baik dalam tatanan politik dalam negeri maupun politik luar negeri.

Lebih terperinci

REAKSI KOREA UTARA TERHADAP KEBIJAKAN KOREA SELATAN MEMBERHENTIKAN BANTUAN EKONOMI TERHADAP KOREA UTARA ( ) R. G. S. MOREN

REAKSI KOREA UTARA TERHADAP KEBIJAKAN KOREA SELATAN MEMBERHENTIKAN BANTUAN EKONOMI TERHADAP KOREA UTARA ( ) R. G. S. MOREN REAKSI KOREA UTARA TERHADAP KEBIJAKAN KOREA SELATAN MEMBERHENTIKAN BANTUAN EKONOMI TERHADAP KOREA UTARA (2008-2011) R. G. S. MOREN Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial & Politik Universitas Riau

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan BAB IV KESIMPULAN Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan kebijakan politik luar negeri Rusia terhadap keberadaan

Lebih terperinci

91 menganut prinsip penyeleasaian sengketa dilakukan dengan jalan damai maka ASEAN berusaha untuk tidak menggunakan langkah yang represif atau dengan

91 menganut prinsip penyeleasaian sengketa dilakukan dengan jalan damai maka ASEAN berusaha untuk tidak menggunakan langkah yang represif atau dengan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Melalui penelitian mengenai peran ASEAN dalam menangani konflik di Laut China Selatan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Sengketa di Laut China Selatan merupakan sengketa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perang etnis menurut Paul R. Kimmel dipandang lebih berbahaya dibandingkan perang antar negara karena terdapat sentimen primordial yang dirasakan oleh pihak yang bertikai

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Analisa penelitian ini ditujukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan membuktikan jawaban awal yang telah dirumuskan. Penelitian ini menjelaskan alasan Venezeula menggunakan

Lebih terperinci

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949 Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949 http://forum.viva.co.id/showthread.php?t=1896354 Jika kita telisik lebih mendalam, sebenarnya kebijakan strategis AS untuk menguasai dan menanam pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan negara dunia ketiga karena mereka lebih mudah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan negara dunia ketiga karena mereka lebih mudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berakhirnya Perang Dingin dan hancurnya Uni Soviet, tidak serta merta merubah nilai negara Dunia Ketiga bagi Kepentingan Amerika Serikat dan juga bagi stabilitas dunia

Lebih terperinci

Realisme dan Neorealisme I. Summary

Realisme dan Neorealisme I. Summary Realisme dan Neorealisme I. Summary Dalam tulisannya, Realist Thought and Neorealist Theory, Waltz mengemukakan 3 soal, yaitu: 1) pembentukan teori; 2) kaitan studi politik internasional dengan ekonomi;

Lebih terperinci

"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"

Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia H T T P : / / U S. A N A L I S I S. V I V A N E W S. C O M / N E W S / R E A D / 2 8 4 0 2 5 - I N D O N E S I A - B I S A - J A D I - M A S A L A H - B A R U - B A G I - A S I A "Indonesia Bisa Jadi Masalah

Lebih terperinci

BAB III PERMASALAHAN DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJASAMA ANTARA KOREA UTARA DENGAN KOREA SELATAN DI DISTRIK KAESONG

BAB III PERMASALAHAN DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJASAMA ANTARA KOREA UTARA DENGAN KOREA SELATAN DI DISTRIK KAESONG BAB III PERMASALAHAN DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJASAMA ANTARA KOREA UTARA DENGAN KOREA SELATAN DI DISTRIK KAESONG Berjalannya kegiatan di Kaesong merupakan sebuah keberhasilan dari proyek yang telah lama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerja sama merupakan upaya yang dilakukan oleh perseorangan, kelompok maupun negara untuk mencapai kepentingan bersama. Lewat bekerjasama, tentu saja seseorang, kelompok

Lebih terperinci

dalam merespon serangkaian tindakan provokatif Korea Selatan dalam bentuk latihan gabungan dalam skala besar yang dilakukan secara rutin, dan

dalam merespon serangkaian tindakan provokatif Korea Selatan dalam bentuk latihan gabungan dalam skala besar yang dilakukan secara rutin, dan BAB V KESIMPULAN Secara keseluruhan, upaya kelima negara China, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Korea Utara dalam meningkatkan kekuatan pertahanannya dilakukan untuk memberikan daya gentar terhadap

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. di dunia. Dimana power suatu negara tidak hanya dapat di ukur melalui kekuatan

BAB IV PENUTUP. di dunia. Dimana power suatu negara tidak hanya dapat di ukur melalui kekuatan BAB IV PENUTUP Kesimpulan Perkembangan senjata nuklir sejak dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki hingga saat ini telah mempengaruhi politik luar negeri antara negara-negara di dunia. Dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada tanggal 5 Juli 2006 masyarakat internasional dikejutkan dengan aksi peluncuran peluru kendali Korea Utara, yang sekaligus merupakan puncak dari krisis nuklir

Lebih terperinci

dalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap

dalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap BAB V PENUTUP Sejak reformasi nasional tahun 1998 dan dilanjutkan dengan reformasi pertahanan pada tahun 2000 sistem pertahanan Indonesia mengalami transformasi yang cukup substansial, TNI sebagai kekuatan

Lebih terperinci

2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers

2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi telah menjadi fenomena yang terjadi secara global yang cukup mempengaruhi tatanan dunia hubungan internasional dewasa ini. Globalisasi merupakan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepanjang tahun 2013, media-media internasional gencar memberitakan dinamika yang terjadi berkaitan dengan situasi politik dan keamanan di Semenanjung Korea.

Lebih terperinci

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah berjalan dengan baik pula karena laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. J. Suatma, Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015, Jurnal STIE Semarang, vol.4 no.1, 2012.

BAB I PENDAHULUAN. J. Suatma, Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015, Jurnal STIE Semarang, vol.4 no.1, 2012. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerjasama ASEAN telah dimulai ketika Deklarasi Bangkok ditandatangani oleh Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filiphina pada tahun 1967. Sejak saat

Lebih terperinci

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME 1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus

Lebih terperinci

Sumber-sumber kemasyarakatan merupakan aspek dari non pemerintah dari suatu system politik yang mempengaruhi tingkah laku eksternal negaranya.

Sumber-sumber kemasyarakatan merupakan aspek dari non pemerintah dari suatu system politik yang mempengaruhi tingkah laku eksternal negaranya. Politik Luar Negeri Amerika Serikat Interaksi antarnegara dalam paradigma hubungan internasional banyak ditentukan oleh politik luar negeri negara tersebut. Politik luar negeri tersebut merupakan kebijaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara ini mulai berdiri ketika Pemerintahan Uni Soviet berakhir, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Negara ini mulai berdiri ketika Pemerintahan Uni Soviet berakhir, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rusia adalah sebuah Negara baru bekas pecahan dari Uni Soviet. Negara ini mulai berdiri ketika Pemerintahan Uni Soviet berakhir, yaitu setelah pada tanggal 25

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin

BAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin BAB IV KESIMPULAN Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin memiliki implikasi bagi kebijakan luar negeri India. Perubahan tersebut memiliki implikasi bagi India baik pada

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. Seperti negara-negara lain, Republik Turki juga telah menjalin kerja sama

BAB V. Kesimpulan. Seperti negara-negara lain, Republik Turki juga telah menjalin kerja sama BAB V Kesimpulan Seperti negara-negara lain, Republik Turki juga telah menjalin kerja sama ekonomi melalui perjanjian perdagangan bebas dengan beberapa negara secara bilateral, seperti perjanjian perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi politik keamanan di Laut Cina Selatan dalam beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi politik keamanan di Laut Cina Selatan dalam beberapa tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi politik keamanan di Laut Cina Selatan dalam beberapa tahun terakhir menjadi semakin buruk. Penyebabnya adalah pemerintah Republik Rakyat Cina (RRC) yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara pada tanggal 25 Mei tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara pada tanggal 25 Mei tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN Uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara pada tanggal 25 Mei tahun 2009 ini, hingga dikeluarkannya Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1874 dan sikap keras Korea Utara dengan resolusi-resolusi

Lebih terperinci