BAB II DINAMIKA KONFLIK DAN PROSES REUNIFIKASI KOREA UTARA-KOREA SELATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DINAMIKA KONFLIK DAN PROSES REUNIFIKASI KOREA UTARA-KOREA SELATAN"

Transkripsi

1 BAB II DINAMIKA KONFLIK DAN PROSES REUNIFIKASI KOREA UTARA-KOREA SELATAN Pada bab II ini akan membahas mengenai sejarah awal mula konflik di Semenanjung Korea hingga penolakan reunifikasi Korea Selatan oleh Presiden Kom Jong-Un. Yang terdiri dari penjajahan Korea, konflik yang terjadi di Semenanjung Korea,upaya reunifikasi Semenanjung Korea pada masa pemerintahan Kim Jong-Il, transisi pemerintahan Kim Jong-Il ke masa pemerintahan Kim Jong-Un serta akan membahas penolakan Kim Jong-Un mengenai reunifikasi Korea oleh Presiden Korea Selatan Park Guen-hye. A. SEJARAH KONFLIK KOREA Pasca merdeka semenanjung korea dibawah kekuasaan jepang. Pada awalnya Korea merupakan satu Negara dengan Nenek moyang yang memiliki kebudayaan dan sejarah yang sama. Di semenanjung Korea terdapat beberapa kerajaan salah satunya adalah kerajaan Choson dan Raja Sunjong sebagai penguasa kerajaan tersebut. Jepang datang dan menduduki Korea karena adanya perjanjian antara Jepang-Korea dan ini di umumkan raja Sunjong pada tanggal 29 Agurtus (seung-yoon, 2003) Pada masa Jepang menduduki Korea, rakyat Korea merasakan siksaan dengan banyaknya dana yang dirampas serta larangan penggunaan bahasa Korea hanya untuk membangun pemerintahan penjajahan Jepang di Korea. 1

2 Dengan banyaknya penderitaan yang diciptakan Jepang rakyat Korea melakukan perlawanan kepada pemerintahan penjajahan Jepang, mereka pun membentuk pasukan untuk memperoleh kemerdekaan dan pasukan tersebut bertepat di Cina dan juga Rusia untuk melakukan perjuangan. Rakyat Korea juga membentuk pemerintahan Korea yang sementara di resmikan di Cina. Pada tanggal 1 Maret 1919 puncak perjuangan rakyat Korea di mulai dengan dibentuknya gerakan demonstrasi perdamaian, gerakan tersebut dinamakan Gerakan Kemerdekaan 1 Maret yang dilakukan tanpa senjata. Peluang kemerdekaan yang diinginkan rakyat Korea semakin terwujud dengan adanya Perang Dunia II yang melibatkan Jepang sebagai aktor. Perhatian Jepang mulai teralihkan, saat itu perhatian utama Jepang mempertahankan pemerintahannya di Korea dan melindungi warga Negaranya disana. Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang membebaskan rakyat Korea, memberikan pasokan makanan selama 3 bulan, dan tidak ikut campur dalam kegiatan kemerdekaan. Rakyat Korea pun segera membentuk Choson Kon-guk Junbi Wiwonhoe atau Komite persiapan kemerdekaan Korea.(Setiawati, 2003) Selain itu, mereka juga segera mempersiapkan pasukan yang berada di Luar Negeri untuk melakukan kerjasama dan hubungan dalam merebut kemerdekaan Korea. Pada tanggal 15 Agustus 1945 secara resmi Korea menjadi Negara yang merdeka. Setelah Korea memperoleh kemerdekaanya, munculah dua kekuatan ideologi besar yang masuk ke dalam Korea, yaitu pemenang Perang Dunia II Amerika Srikat dan Uni Soviet. Para kekuatan asing pemenang Perang Dunia II ini melakukan intervensi dengan membagi jatah wilayah kemenangan mereka, 2

3 termasuk wilayah Semenanjung Korea yang dimana Uni Soviet mempengaruhi wilayah Utara dan Amerika Srikat mempengaruhi wilayah Selatan dengan pemahaman dan ideologi masing-masing. Hingga terbentuklah pemerintahan administrasi masing-masing wilayah yang akhirnya tercipta dengan Democratic People of Republic Korea yang dikenal dengan Korea Utara dan Republic of Korea yang dikenal dengan sebutan Korea Selatan.(Raisamaili, 2011) Amerika Srikat memilih Rhee Syngman sebagai pemimpin Korea Selatan dan Uni Soviet mendukung Kim Il-Sung untuk menjalankan pemerintahannya atas Korea Utara. Dengan terbentuknya masing-masing pemerintahan di Semenanjung Korea, pemisahan di Semenanjung Korea semakin nyata. Hal ini semakin membuat keadaan kedua Negara tersebut tegang dan memanas ditambah dengan perbedaan ideologi yang bertentangan akan membawa dampak besar terhadap hubungan kedua Negara. Pada tanggal 25 Juni 1950, Korea Utara mendapatkan bantuan dan dukungan militer besar-besaran dari Uni soviet dan melakukan invasi militer ke Korea Selatan. Akibat serangan yang dilakukan Korea Utara, PBB mencab Korea Utara sebagai agresor, dan PBB segera mengirimkan pasukan dari beberapa Negara untuk membantu Korea Selatan menghadapi serangan Korea Utara. Keikutsertaan pasukan yang dikirimkan PBB dalam perang Korea telah berhasil mengubah kedudukan Korea Selatan dan mengundang pasukan Cina untuk membantu Korea Utara mengimbangi pasukan Korea Selatan. Banyaknya campur tangan pihak luar menyebabkan parang antar bangsa Korea semakin tegang. (Raisamaili, 2011) Perang tersebut berlangsung selama 3 tahun dari tahun 3

4 , pada bulan Juli 1953 kedua Korea akhirnya menyetujui untuk menandatangani perjanjian genjatan senjata dan mengakhiri perang Korea. Setelah berakhirnya perang selama 3 tahun, hubungan bangsa Korea mulai terlihat harmonis kembali. Demi mewujudkan kebahagiaan bangsa, Korea Utara dan Korea Selatan mencari cara untuk dapat mewujudkan reunifikasi nasional yang akan menyatukan kembali bangsa Korea. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, Korea Utara dan Korea Selatan menerabkan kebijakan penyambungan saluran telefon antara komite pengawasan antar Korea dan menyelenggarakan pertemuan Komite Kerja Antar Korea secara bergantian di Seoul maupun Pyongyang. Namun, keharmonisan tersebut tidak berlangsung lama, karena Korea Utara menghentikan usaha penyatuan yang tengah mereka lakukan dengan alasan yang tidak dapat di terima oleh Korea Selatan. Meskipun demikian, Korea Selatan tidak menyerah demi mewujudkan reunifikasi Korea. (mas'ud, 2005) Perang antara Korea Utara dan Korea Selatan berlangsung selama 3 tahun dan berakhir di tahun 1953, namun hal itu belum dapat menormalkan hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan. Disebabkan masih banyaknya konflikkonflik skala kecil masih sering terjadi saat ini. Konflik yang terjadi di Semenanjung Korea ini memberikan dampak pada perekonomian kedua Negara terutama Korea Utara. Pada tahun 1970 perekonomian kedua belah pihak mulai seimbang, akan tetapi dalam merorientasikan perekonomian Negara, Korea Utara lebih memprioritaskan pada kepentingan militer dibandingkan kebutuhan rakyatnya.(aji, 2015) Korea Utara sering kali mengalami kekurangan makanan dan kelaparan hingga menyebabkan tingginya tingkat kematian penduduk di 4

5 Korea Utara. Tak heran jika Korea Utara sering meminta bantuan dari Luar negeri tak terkecuali dari Korea Selatan. Pada tahun 2002, di Korea Utara telah dibangun kawasan industrial Kaesong yang merupakan bagian dari Kaesong Directly Governed City. Ada beberapa perusahan dari Korea Selatan yang menjalankan pabrik dikawasan perbatasan tersebut. Namun, melihat kondisi di Semenanjung Korea yang tidak membaik, Korea Utara memutuskan untuk menutup kawasan industrial kaesong. (Aji, 2015) Korea Utara juga menutup semua akses karyawan Korea Selatan di wilayah Kaesong, sehingga pada tanggal 8 April 2013 pemerintah Korea Utara menarik semua pekerjanya di kawasan industrial Kaesong dan kegiatan disana benar-benar dihentikan. Hal tersebut dilakukan karna adanya ketegangan diantara kedua Korea akibat dari peluncuran rudal yang dilakukan Korea Utara terhadap Korea Selatan. Keputusan pemerintah Korea Utara menutup industrial Kaesong selain adanya ketegangan di antara kedua Korea juga disebabkan ketidak setujuan pemerintah Korea Utara dengan adanya sanksi baru dari Dewan Keamanan PBB, berupa Resolusi DK PBB No 2094 dikeluarkan pada tanggal 7 April 2013 secara substansi mengutuk program nuklir Korea Utara dan memberlakukan sanksi keuangan terbaru. ( Aji, 2015) Ketidak setujuan Korea Utara mengenai sanksi tersebut ditunjukan dengan sikap Korea Utara yang semakin keras dengan melakukan provokasi uji coba nuklir yang dimilikinya sehingga membuat khawatir masyarakat internasional terutama Korea Selatan. 5

6 B. SIKAP KOREA UTARA TERHADAP REUNIFIKASI SEMENANJUNG KOREA Semenanjung Korea terbagi menjadi dua Negara yaitu Korea Utara dan Korea Selatan. Perpecahan yang terjadi di Korea disebabkan perbedaan ideologi diantara keduanya yang menyebabkan konflik sejak tahun Setelah berakhirnya perang selama 3 tahun, pada tahun 1970 Korea Utara dan Korea Selatan mulai tampil dikalangan masyarakat internasional karena keberhasilannya dalam pertumbuhan ekonomi dan menghilangkan kemiskinan dalam waktu yang cukup singkat. (Fatimatuzzahra, 2012) Tidak hanya dari segi Ekonomi, pertentangan dan persaingan antara Korea Utara dan Korea Selatan yang semakin tajam dan saling memperkuat sistem pertahanan masing-masing juga menjadi syorotan masyarakat internasional. Sejak pertempuran yang terjadi di Semenanjung Korea sepanjang tahun 50-an dan 60-an menjadikan Semenanjung Korea sangat bermusuhan, hal tersebut semakin tidak menormalkan hubungan Korea Utara dan Korea Selatan. Beberapa upaya reunifikasi telah dilakukan namun belum dapat mendamaikan hubungan mereka. Pada tanggal 1998, pemerintah Korea Selatan Presiden Kim Dae Jung memiliki visi mencapai proses reunifikasi secara damai melalui dialog dan bantuan ekonomi. Presdien Kim Dae Jung adalah aktivis gerakan pro-demokrasi dan anti-militerisme, dilantik sebagai presiden Korea Selatan pada tahun 1998, selalu beritikad baik dalam memimpin maupun dalam mengambil segala kebijakan, dan telah melakukan banyak perubahan dalam kepemimpinanya di Korea Selatan. 6

7 Sikap Kim Dae Jung yang demokratis tercermin dalam segala tindakan dalam pemerintahannya seperti melakukan perombakan politik demokrasi kebebasan pers melepaskan para tahanan perlakuan buruh yang distandarkan internasional serta dihapuskan larangan demonstrasi. Perjuangan dan pengalaman hidup yang keras mampu membentuk Presiden Kim Dae Jung memjadi figur pemimpin yang keras hati dengan segala upayanya agar segala kebijakannya dapat terealisasikan seperti halnya reunifikasi Korea. Untuk merealisasikan reunifikasi dengan Korea Utara Presiden Kim Dae Jung mengeluarkan kebijakan Sunshine Policy(Kebijakan Matahari) dilakukan dengan cara yang konsisten mengajak Pyongyang untuk berdamai dengan ketulusan hati dan mengurangi segala kekhawatiran situasi yang ada. Dalam mengeluarkan kebijakannya Presiden Kim Dae Jung juga melakukan serangkaian usaha-usaha yang dapat menguntungkan Korea Selatan, seperti dibidang ekonomi dan juga keamanan. Visi mengadakan reunifikasi dengan Korea Utara yang diinginkan Presiden Korea Selatan ini didasari oleh keyakinan yang positif dan akan menghasilkan hal yang positif juga. Proses reunifikasi di Jerman pada tahun 1990 menginspirasi Presiden Kim Dae Jung reunifikasi tersebut agar dapat terealisasikan di Semenanjung Korea. Keinginannya melakukan reunifikasi dengan Korea Utara disampaikan juga dalam berbagai forum internasional, pada bulan Maret 2000 ketika Kim Dae Jung mengunjungi Jerman, Kim Dae Jung juga menyerukan kepada pihak Pyongyang agar mau mulai membuka dialog dengan pihak Seoul. 7

8 Dalam reunifikasi Semenanjung Korea yang disiasati Presiden Korea Selatan ada beberapa faktor pendukung dan juga penghambat untuk menyatukan kedua Korea ini, faktor pendukungnya yaitu dengan adanya kepentingan ekonomi dan kepentingan politik. Pihak Korea Selatan memandang bahwasnya banyak peluang usaha yang dapat digali di Korea Utara, seperti daerah Geomdeok yang terdapat bermacam-macam logam dan juga pengembangan sumber daya alam. Adapun daerah Najin dan Seonbong merupakan salah satu zona ekonomi yang patut dikembangkan sebagai pusat transportasi dan tujuan turis. Selain itu yang menjadi faktor pendukung eksternal reunifikasi Semenanjung Korea, adanya dukungan dari empat negara besar yaitu, Amerika Srikat, Jepang, China dan Rusia. Faktor penghambat ataupun penghalang reunifikasi seperti perbedaan sistem politik dan ancaman militer Korea Utara. Sejak terpisahnya Korea Utara dan Korea Selatan, selama perkembangannya memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan pertama dibidang pemerintahan, Korea Selatan telah mengalami beberapa kali perubahan pemimpin sehingga telah mendapatkan banyak pengalaman mengenai penanganan krisi politik, seadangkan Korea Utara tidak mengalami perubahan dalam pemimpin karena menganut sistem The Founding Father. Kedua dibidang hubungan dengan Negara lain, dibawah kekuasaan Amerika serikat Korea Selatan telah menjalin hubungan dan kerjasama dengan masyarakat internasional sehingga Korea Selatan telah menjadi negara yang berkembang dan maju, sedangkan Korea Utara dengan politik isolasinya yang tertutub untuk mengadakan hubungan dengan dunia luar sehingga Korea Utara sulit untuk berkembang. (Fatimatuzzahra, 2012) 8

9 Keadaan Korea Utara yang semakin memprihatinkan, membuat Presiden Korea Selatan Kim Dae Jung berusaha terus untuk membujuk Kim Jong-Il menerima kebijakannnya untuk mencapai reunifikasi. Sikap acuh pihak Korea Utara dan tidak menanggapi positif ajakan Kim Dae Jung tidak mematahkan semangatnya untuk terus merangkul Korea Utara. Upaya untuk membuat hubungan kedua Korea ini semakin membaik, Kim Dea Jung menyusun strategi Sunshine Policydengan memisahkan antara ekonomi dan politik. Kim Dae Jung juga mengidzinkan perusahaan perorangan untuk menanamkan usahanya di Korea Utara. Korea Selatan juga membrikan bantuan berupa beras, pupuk kimia, obatobatan dan lain-lainnya untuk dapat melunakan pemerintahan Pyongyang. (Mas ud & Yang, 2005) Dengan adanya kebijakan Sunshine Policyatau kebijakan matahari Kim Dae Jung yakin akan dapat mengurangi situasi perang dingin di Semenanjung Korea. Presiden Korea Selatan ini pun telah berani membantu Korea Utara untuk lebih terbuka dan bergabung dengan komunitas internasional. Negara dan masyarakat Korea Utara dikenal oleh dunia luar sebagai tanah yang membeku. Presiden Kim Dae jung tak henti-hentinya ingin mencoba menyinari Korea Utara dengan sinar matahari. Melalui kebijakan sinar matahari yang didukung Presiden Kim Dae Jung, Chung Ju-Young, ketua umum Grup Bisnis Hyundai untuk pertama kalinya membuka pintu air. Chung menginjakan kakinya sambil mengemudikan sejumlah 500 ekor sapi melewati jalan darat antara Korea Utara dan Korea Selatan yang telah lama tertutup ketat. Sebagian besar usaha Chung di Korea Utara terbatas pada proyek-proyek kerjasama bidang ekonomi. Chung 9

10 bertemu dengan banyak pemimpin Korea Utara, termasuk presiden Kim Jong-Il. Melalui kunjungannya ke Pyongyang, Chung mengetahui bahwasannya para pemimpin Korea Utara sangat menginginkan kerjasama dalam segala bidang dengan pihak Korea Selatan karena mereka sudah cukup lama mengalami penderitaan dan kesulitan yang sangat besar, seperti kekurangan pangan dll. Kunjungan Chung Ju-Young ke Korea Utara membawa hasil nyata, Presiden Kim Dae Jung mengirimkan banyak pengusaha untuk mencari kesempatan dalam membuka dan melakukan kerjasama dengan rekannya di Korea Utara. Walaupun belum cukup banyak, sejak saat itu sudah mulai terdapat kontak dalam berbagai bidang non politik. Keberhasilan kerjasama ini menjadi tanda keberhasilan pelaksanaan Kebijakan Sinar Matahari yang dipelopori Presiden Kim Dae Jung. ( Mas ud & Yang, 2005) Presiden Korea Selatan Kim Dae jung mengadakan kunjungan ke Pyongyang pada tanggal Juni 2000 sebagai bentuk wujud keberhasilan kebijakan sinar matahari yang dilaksanakn dengan sangat sabar. Pada tanggal 15 Juni 2000 Presiden Korea Selatan Kim Dae Jung dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il mencetuskan deklarasi bersama antar Korea sebagai hasil pertemuan puncak untuk melakukan reunifikasi di Pyongyang, ibukota Korea Utara. Pertemuan puncak antar Korea sangat mengandung arti penting dalam sejarah Korea, sebab pertemuan itu untuk pertama kali diselenggarakan setelah Semenanjung Korea terbagi dua sejak tahun Hadiah Nobel Perdamaian untuk tahun 2000 pun diserahkan kepada presiden Kim Dae Jung. 10

11 C. TRANSISI PEMERINTAHAN KIM JONG-IL KE MASA PEMERINTAHAN KIM JONG-UN Pertemuan bersejarah antara Presiden Kim Dae Jung dari Korea Selatan dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il merupakan titik balik memasuki era baru. Pertemuan puncak itu memiliki arti yang sangat penting bagi Semenanjung Korea karena didasari saling pengertian antara kedua belah pihak, dimna bangsa Korea akan bersama-sama dapat menciptakan perdamaian. Dengan dimulainya hubungan kerjasama maka perang dingin yang ada diseluruh dunia ini akan mencair. Negara dan bangas Korea akan memegang peranan yang besar untuk memberikan sumbangan bagi masyarakat internasional. Sejak adanya reunifikasi yang telah terjalin di Semanjung Korea telah banyak kerjasama ekonomi antar Korea yang terus berlanjut dan menguntungkan, kerjasama tersebut akan meningkatkan kepercayaan diantara keduanya dan dapat meningkatkan kerjasama ekonomi internasional yang sejahtera.. ( Mas ud & Yang, 2005 ) Kebijakan Sinar Matahari yang dipropokatori Presiden Kim Dae Jung berhasil membuat hubungan kedua Korea menjadi lebih baik, akan tetapi keberhasilan dan perdamaian yang terjalin diantara keduanya tidak berlangsung lama. Pada tanggal 17 Desember 2011 Presiden Korea Utara Kim Jong-Il wafat disebabkan adanya serangan jantung dan juga kelelahan fisik serta mental karna beratnya mengemban tugas Negara. Pemerintahan Korea Utara pun segera digantikan oleh Putra bungsu Presiden Kim Jong-Il yaitu Kim Jong-Un. Menurut berita yang didapat, sebelum wafat Presiden Kim Jong-Il telah menunjuk Putra bungsunya Kim Jong-Un untuk menggantikannya memerintah Korea Utara. Kim 11

12 Jong Un adalah Presiden yang masih sangat muda saat baru menjabat, yaitu berusia 28 tahun saat menjadi Presiden Korea Utara. Kim Jong-Un memiliki karakter sangat fasis, nasionalis, dan emosinya seringkali meletup-letup dalam memimpin Korea Utara. Sejak tahun 2010 Presiden Kim Jong-Il telah mempersiapkan putra bungsunya Kim Jong-Un untuk mengambil alih dan memimpin militer Korea Utara, yang merupakan tulang punggung dari Negara Komunis ini. Kim Jong-Un telah diberi pangkat Jendral Bintang 4 dan telah menjabat sebagai Wakil Direktur Komisi Pusat Militer Korea Utara. Semenjak kecil Kim Jong-Un mengenyam pendidikan di Swiss, bersekolah di Sekolah Internasional bahasa inggris menggunakan nama samaran Pak-chol dan digambarkan sebagai seorang siswa yang ambisius.(murtiaja, 2010) Terpilihnya Kim Jong-Un sebagai Presiden Korea Utara menimbulkan kecemasan atas situasi Semenanjung Korea dan melihat nasib bangsa Korea Utara dibawah kepemimpinan Kim Jong-Un, terbukti bahwa dirinya merupakan sosok pemimpin yang tergolong masih sangat muda yang masih membutuhkan banyak pengalaman didalam perpolitikan eksternal maupun internal. Namun, Presiden Kim Jong-Un masih tetap melakukan konsolidasi sebagai pembuktian bahwa dirinya adalah seorang Pemimpin yang dapat dihandalkan dengan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyatnya. Bahkan Presiden baru Korea Utara ini nampak lebih terbuka kepada dunia dalam menciptakan stabilitas di kawasan Asia Timur khususnya di Semenanjung Korea. (Ariyadi, 2013) Berbeda dengan Ayah dan juga Kakeknya yang lebih tertupu dan otoriter. 12

13 Permasalahn demi permasalah timbul di Korea Utara sejak Presiden Kim Jong-Un masih melanjutkan kebijakan Ayahnya yaitu Military Firstyang menjadikan nuklir sebagai pertahanan diri dan juga alat politik dalam mencapai kepentingan Korea Utara dalam hal bargaining positionselagi Korea Utara memiliki nuklir, hal tersebut dibuktikan dengan meluncurkan roketnya dan melakukan uji coba nuklir yang dapat menimbulkan ketegangan atas tindakan yang dilakukan Presiden Kim Jong-Un. (Ariyadi, 2013) Presiden Kim Jong-Un terkenal dengan sikapnya yang kejam, ketika Presiden Kim Jong-Il memenjarakan musuh-musuhnya akan tetapi Kim Jong-Un lebih memilih untuk menghabiskannya. Meskipun mendiang Ayah dan Kakeknya Kim II Sung dianggap kejam oleh banyak pihak internasional, Kim Jong-Un memerintah dengan tingkat kekejaman yang lebih tinggi. Dalam tiga tahun pemerintahannya sudah beberapa anggota elit Korea Utara telah dieksekusi, pejabat tinggi Korea Utara tidak mengerti jalan pemerintahannya dan penderitaan rakyat Korea Utara semakin dirasakan dengan turunya perekonomian Negara. (Indonesia, 2015) Semenanjung Korea semakin memanas dengan adanya aksi uji coba nuklir dari Korea Utara, uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara menimbulkan beberapa macam reaksi dari dunia internasional. Kebijakan nuklir Kim Jong-Un yang pertama dilakukan pada tanggal 19 Desember Terlepas dari pro dan kontra reaksi komunitas internasional, uji coba nuklir yang dilakukan Presiden Kim Jong-Un merupakan bentuk diplomasi internasional untuk menyuarakan kepentingan nasional Korea Utara agar didengar komunitas internasional. Terutama dalam menghadapi sanksi ekonomi dari AS, terasing dari dinamika 13

14 politik internasional, dan kesulitan untuk berintegrasi dengan komunitas internasional. Tentu saja hal ini membuat Korea Selatan mengalami Security delima meskipun Korea Utara memberikan prioritas utama pada peningkatan kekuatan militernya, akan tetapi tetap saja Korea Selatan meminta Amerika Srikat untuk mengatasi hal tersebut. Aksi yang dilakukan Kim Jong-Un tidak lain sebagai ancaman kepada Amerika Srikat dan Korea Selatan, dan Kim Jong-Un terus menerus melakukan peluncuran rudal buatan Negaranya. (Fachri, 2015) Pemerintahan Korea Utara dibawah ke Pemimpinan Kim Jong-un yang semakin agresif dengan melakukan uji coba nuklir kembali pada tanggal 03 Maret Amerika Srikat dan Korea Selatan selalu waspada dengan aktivitas yang dilakukan Korea Utara yang dapat mengganggu stabilitas keamanan global. Amerika Srikat dan Korea Selatan mencari cara untuk mengatasi uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara dengan melakukan latihan gabungan militer digunakan untuk mencegah dan menangkal aktivitas uji coba rudal Korea Utara. Amerika Srikat mengerahkan pasukan ke Korea Selatan sebagai salah satu bentuk respon Amerika Srikat terhadap uji coba rudal yang dilakukan Korea Utara pada pemerintahan Kim Jong-Un. Pasukan yang dikirim Amerika Srikat telah ikut berpartisipasi dalam menjaga wilayah di Korea Selatan. (Fachri & Septia, 2015) D. PENOLAKAN KIM JONG UN TERHADAP TUNTUTAN KOREA SELATAN UNTUK REUNIFIKASI Reunifikasi telah lama menjadi prioritas, baik untuk Seoul maupun Pyongyang. Perang Korea yang terjadi antara 1950 sampai 1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian perdamaian.artinya, hingga kini secara teknis 14

15 kedua Korea masih dalam status perang. Hubungan kedua Korea juga terbilang turun naik, akibat provokasi yang kerap dilakukan Korut dan latihan perang bersama yang dilakukan Korsel dengan Amerika Serikat.Sejak terpisahnya Korea menjadi dua, Korea Utara dan Korea Selatan selalu menunjukan ketidak akurannya, kedua pemimpin Negara tersebut hanya bertemu dua kali sejak perang dunia II. Pertemuan terakhir diadakan antara pemimpin Korea Utara pada waktu Presiden Kim Jong II dan Presiden Korea Selatan Kim Dae Jung. (VOAindonesia, 2015) Kondisi di Semenanjung Korea di ketahui semakin memanas beberapa dekade belakangan ini. Hal ini terkait dengan program nuklir yang diluncurkan oleh Korea Utara. Terobsesi demi menciptakan perdamaian di Semenanjung Korea, Presiden Korea Selatan Park Guen Hye menyatakan siap untuk duduk di satu meja dan berdialog dengan Presiden Korea Utara Kim Jong-Un. Untuk mengakhiri aksi saling melontarkan rudal antara Korea Utara dan Korea Selatan, Park Guen Hye akan menggelar pertemuan dengan Presiden Kim Jong-Un. Park Guen Hye membentuk sebuah komite yang bekerja dibawah kontrolnya guna mewujudkan reunifikasi dengan Korea Utara. Komite tersebut akan mencakup para ahli dari setiap sektor masyarakat untuk memperluas dialog antar Korea dengan tujuan akhir reunifikasi antara Korsel dan Korut.(Maulana, 2014) Keinginan Presiden Park Guen hye dan pembentukan komite untuk menggelar pertemuan dan berdialog dengan Kim Jong-Un guna mewujudkan reunifikasi kembali antar korea ditolak oleh Kim Jong-Un. Akhir Desember 2013 Juru Parlemen dari Seoul telah menyerukan peringatan pada tanggal 15 Agustus 15

16 sebagai tonggak untuk menawarkan pembicaraan dengan Korea Utara. Kementrian Pertahanan Korea Selatan meminta Pyongyang untuk menghadiri dialog pertahanan Seoul pada September, sebuah forum keamanan yang diikuti oleh 30 Negara termasuk Amerika Srikat dan Tiongkok. Akan tetapi, Pyongyang menolak pada kedua usulan itu dan menyebut itu sebagai usaha tak tahu malu untuk menyembunyikan kebijakan bermusuhan Seoul terhadap Korea Utara.(Marboen, 2015) Kementrian Univikasi Seoul mengutarakan penyesalannya terhadap penolakan tawarannya dan meremehkan upaya Korea Selatan untuk berdialog melakukan pembicaraan di berbagai tingkatan saat kedua negara itu bersiap untuk memperingati ulang tahun ke-70 pembebasan Semenanjung Korea dari penjajahan Jepang. Penolakan proposal oleh Presiden Korea Utara Kim Jong-Un mengenai reunifikasi yang diajukan Korea Selatan merupakan kegagalan bagi Semenanjung Korea untuk kembali bersatu. Latihan perang militer Amerika Srikat dan Korea Selatan yang tidak berhanti disebut-sebut sebagai alasan penolakan itu. Kementerian Reunifikasi Korea Selatan merilis sebuah pernyataan dari Pyongyang dengan mengatakan, perundingan, pertukaran dan kontak dengan Korea Selatan tidak dapat dilakukan tanpa menyelesaikan isu-isu sanksi.korea Utara mengatakan Korea Selatan harus mencabut sanksi-sanksi tersebut jika berminat pada perundingan kemanusiaan. Sanksi-sanksi tadi dikenakan oleh Seoul dalam bulan Mei 2010 setelah sebuah kapal selam. Korea Utara dituduh menenggelamkan sebuah kapal patroli Korea Selatan, menewaskan 16

17 46 pelaut.sanksi-sanksi tersebut menghentikan perniagaan, investasi, perjalanan dan program-program bantuan. 17

BAB I PENDAHULUAN. disatukan kembali. Namun upaya reunifikasi terus berlanjut dari kedua belah

BAB I PENDAHULUAN. disatukan kembali. Namun upaya reunifikasi terus berlanjut dari kedua belah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Reunifikasi merupakan proses penyatuan kembali yang dilakukan 2 Negara atau lebih yang sebelumnya terpisah karena peristiwa sejarah. Upaya reunifikasi ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010. BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi

Lebih terperinci

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL KAJIAN SINGKAT TERHADAP

Lebih terperinci

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016 Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016 KETERANGAN PERS BERSAMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DAN PRESIDEN KOREA SELATAN KUNJUNGAN KENEGARAAN KE KOREA

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Mas'ud, Y. S.-y. (2005). Memahami Politik Korea. Yogyakarta: Gadjah Mada university press.

DAFTAR PUSTAKA. Mas'ud, Y. S.-y. (2005). Memahami Politik Korea. Yogyakarta: Gadjah Mada university press. DAFTAR PUSTAKA BUKU Mas'ud, Y. S.-y. (2005). Memahami Politik Korea. Yogyakarta: Gadjah Mada university press. Mas'ud, M. (1998). Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: pusat antar universitas-studi

Lebih terperinci

PERDAMAIAN DI SEMENANJUNG KOREA PASCA-PERTEMUAN MOON JAE-IN DAN KIM JONG UN

PERDAMAIAN DI SEMENANJUNG KOREA PASCA-PERTEMUAN MOON JAE-IN DAN KIM JONG UN Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL KAJIAN SINGKAT TERHADAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Korea Utara adalah Negara yang dikenal banyak orang sebagai Negara yang mandiri dan tertutup. Korea Utara adalah negara yang menyatakan secara sepihak sebagai negara

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menekankan pada proses peredaan ketegangan dalam konflik Korea Utara dan Korea Selatan pada rentang waktu 2000-2002. Ketegangan yang terjadi antara Korea Utara

Lebih terperinci

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut. BAB V KESIMPULAN Sampai saat ini kelima negara pemilik nuklir belum juga bersedia menandatangani Protokol SEANWFZ. Dan dilihat dari usaha ASEAN dalam berbagai jalur diplomasi tersebut masih belum cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH TERBENTUKNYA SUNSHINE POLICY SERTA IMPLEMENTASINYA SEBELUM MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN LEE MYUNG BAK

BAB II SEJARAH TERBENTUKNYA SUNSHINE POLICY SERTA IMPLEMENTASINYA SEBELUM MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN LEE MYUNG BAK BAB II SEJARAH TERBENTUKNYA SUNSHINE POLICY SERTA IMPLEMENTASINYA SEBELUM MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN LEE MYUNG BAK Untuk mengetahui lebih jelas bagaimana implikasi Sunshine Policy secara general sebelum

Lebih terperinci

BAB II TAHAP-TAHAP AWAL EKONOMI-POLITIK PEMBANGUNAN KOREA SELATAN. tokoh modernisasi yaitu Park Chung Hee. Saat pertama kali Park Chung Hee

BAB II TAHAP-TAHAP AWAL EKONOMI-POLITIK PEMBANGUNAN KOREA SELATAN. tokoh modernisasi yaitu Park Chung Hee. Saat pertama kali Park Chung Hee BAB II TAHAP-TAHAP AWAL EKONOMI-POLITIK PEMBANGUNAN KOREA SELATAN Korea Selatan kini dikenal akan keberhasilannya dalam sektor industri, baik dalam hal teknologi, otomotif, dll. Akan tetapi hal tersebut

Lebih terperinci

BAB IV FAKTOR EKSTERNAL YANG MELATARBELAKANGI KEBIJAKAN KOREA SELATAN ATAS PENUTUPAN AKTIVITAS DI INDUSTRI KAESONG

BAB IV FAKTOR EKSTERNAL YANG MELATARBELAKANGI KEBIJAKAN KOREA SELATAN ATAS PENUTUPAN AKTIVITAS DI INDUSTRI KAESONG BAB IV FAKTOR EKSTERNAL YANG MELATARBELAKANGI KEBIJAKAN KOREA SELATAN ATAS PENUTUPAN AKTIVITAS DI INDUSTRI KAESONG Penutupan Kaesong pada tahun 2016 merupakan sebuah berita yang mengejutkan bagi berbagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penulisan skripsi ini merupakan hasil kajian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya. Wilayaha Eritrea yang terletak

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi peneliti yang berjudul Peran New Zealand dalam Pakta ANZUS (Australia, New Zealand, United States) Tahun 1951-.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

sanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur.

sanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur. BAB. V KESIMPULAN Dunia yang terkungkung dalam persaingan kekuatan membuat negaranegara semakin aktif untuk meningkatkan persenjataan demi menjaga keamanan nasionalnya. Beberapa tahun silam, Ukraina mendapat

Lebih terperinci

BAB II HUBUNGAN JEPANG DENGAN KOREA SELATAN. memiliki isu-isu yang belum terselesaikan. Kedua negara masih memiliki

BAB II HUBUNGAN JEPANG DENGAN KOREA SELATAN. memiliki isu-isu yang belum terselesaikan. Kedua negara masih memiliki BAB II HUBUNGAN JEPANG DENGAN KOREA SELATAN Jepang dan Korea Selatan merupakan negara tetangga yang saling membutuhkan satu sama lain, namun memiliki hubungan pasang surut. Dengan sebutan negara dekat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan konteks politik internasional menjadi rawan konflik mengingat senjata tersebut memiliki

Lebih terperinci

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk

Lebih terperinci

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja Lampiran Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Maret 2011 Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja membuat graffiti politik, puluhan orang tewas ketika pasukan keamanan menindak Demonstran Mei

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME 1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus

Lebih terperinci

BAB III PERMASALAHAN DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJASAMA ANTARA KOREA UTARA DENGAN KOREA SELATAN DI DISTRIK KAESONG

BAB III PERMASALAHAN DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJASAMA ANTARA KOREA UTARA DENGAN KOREA SELATAN DI DISTRIK KAESONG BAB III PERMASALAHAN DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJASAMA ANTARA KOREA UTARA DENGAN KOREA SELATAN DI DISTRIK KAESONG Berjalannya kegiatan di Kaesong merupakan sebuah keberhasilan dari proyek yang telah lama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyikapi reaksi dunia internasional mengenai program nuklir yang dimilikinya serta

BAB I PENDAHULUAN. menyikapi reaksi dunia internasional mengenai program nuklir yang dimilikinya serta BAB I PENDAHULUAN Sikap agresif Korea Utara (Democratic dalam menyikapi reaksi dunia internasional mengenai program nuklir yang dimilikinya serta hubungannya yang tidak pernah damai dengan saudara kembarnya

Lebih terperinci

BAB IV KEBIJAKAN KIM JONG-UN UNTUK MENUNJUKAN AROGANSI KOREA UTARA DI DUNIA INTERNASIONAL

BAB IV KEBIJAKAN KIM JONG-UN UNTUK MENUNJUKAN AROGANSI KOREA UTARA DI DUNIA INTERNASIONAL BAB IV KEBIJAKAN KIM JONG-UN UNTUK MENUNJUKAN AROGANSI KOREA UTARA DI DUNIA INTERNASIONAL Pada bab IV akan membahas mengenai arogansi Korea Utara di dunia Internasional dengan menunjukan bukti-bukti Kim

Lebih terperinci

UAS ASIA TIMUR OKKY LARAS SAKTI

UAS ASIA TIMUR OKKY LARAS SAKTI UAS ASIA TIMUR OKKY LARAS SAKTI 44312098 1. Perkembangan hubungan luar negeri antara Tiongkok- Korea Selatan semakin hari semakin membaik, hal ini terbukti dengan adanya pertemuan dua petinggi Negara Tiongkok-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua yang dimenangkan oleh tentara sekutu

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua yang dimenangkan oleh tentara sekutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berakhirnya perang dunia kedua yang dimenangkan oleh tentara sekutu (dimotori oleh Amerika Serikat) telah membuka babak baru dalam sejarah politik Korea. Kemenangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian dan sekaligus memberikan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah memproklamasikan Kosovo sebagai Negara merdeka, lepas dari Serbia. Sebelumnya Kosovo adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia Tengah dan Asia Tenggara yang terlingkup dalam satu kawasan, yaitu Asia Selatan. Negara-negara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan Aung San Suu Kyi Dalam Memperjuangkan Demokrasi di Myanmar tahun 1988-2010. Kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan 99 BAB 5 PENUTUP 5.1.Kesimpulan Berbagai macam pernyataan dari komunitas internasional mengenai situasi di Kosovo memberikan dasar faktual bahwa bangsa Kosovo-Albania merupakan sebuah kelompok yang memiliki

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan

Lebih terperinci

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- 166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme

Lebih terperinci

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan BAB V KESIMPULAN Arab Saudi merupakan negara dengan bentuk monarki absolut yang masih bertahan hingga saat ini. Namun pada prosesnya, eksistensi Arab Saudi sering mengalami krisis baik dari dalam negeri

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1975 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1975 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1975 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka persidangan Majelis Perserikatan Bangsa-Bangsa ke XXX di New York, dipandang perlu untuk

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008. BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Rencana Iran menjadi tuan rumah KTT Non Blok mendapat perlawanan dari

BAB V KESIMPULAN. Rencana Iran menjadi tuan rumah KTT Non Blok mendapat perlawanan dari BAB V KESIMPULAN Rencana Iran menjadi tuan rumah KTT Non Blok mendapat perlawanan dari AS dan Israel. Kedua negara secara nyata mengajak negara anggota Non Blok untuk tidak hadir dalam agenda tersebut,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Historis Kekalahan Uni Soviet dalam perang dingin membuatnya semakin lemah sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini dimanfaatkan oleh negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak Orde Baru memegang kekuasaan politik di Indonesia sudah banyak terjadi perombakan-perombakan baik dalam tatanan politik dalam negeri maupun politik luar negeri.

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia 68 BAB IV KESIMPULAN Pasca berakhirnya perang saudara di Spanyol pada tahun 1939, Francisco Franco langsung menyatakan dirinya sebagai El Claudilo atau pemimpin yang menggunakan kekuasaannya dengan menerapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di dunia. Negara para mullah ini menduduki posisi ke-5 didunia setelah mengalahkan negara

Lebih terperinci

Leo Agung S. 3. Keterangan: Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret. 1 Rangkuman penelitian skripsi. 2

Leo Agung S. 3. Keterangan: Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret. 1 Rangkuman penelitian skripsi. 2 1 JURNAL UPAYA REUNIFIKASI KOREA (STUDI TENTANG PEMERINTAHAN PRESIDEN KIM DAE JUNG DI KOREA SELATAN TAHUN 1998-2003) 1 THE EFFORT OF REUNIFICATION KOREA (A STUDY OF PRESIDENT KIM DAE JUNG GOVERNMENT IN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian New Zealand merupakan negara persemakmuran dari negara Inggris yang selama Perang Dunia I (PD I) maupun Perang Dunia II (PD II) selalu berada di

Lebih terperinci

1 BAB I 2 PENDAHULUAN

1 BAB I 2 PENDAHULUAN 1 1 BAB I 2 PENDAHULUAN 2.1 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan diplomatik yang terjadi antara dua negara tentu dapat meningkatkan keuntungan antara kedua belah pihak negara dan berjalan dengan lancar.

Lebih terperinci

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk BAB IV KESIMPULAN Sejak berakhirnya Perang Dingin isu-isu keamanan non-tradisional telah menjadi masalah utama dalam sistem politik internasional. Isu-isu keamanan tradisional memang masih menjadi masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bab ini merupakan uraian simpulan dari skripsi yang berjudul Perkembangan Islam Di Korea Selatan (1950-2006). Simpulan tersebut merujuk pada jawaban permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara pada tanggal 25 Mei tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara pada tanggal 25 Mei tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN Uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara pada tanggal 25 Mei tahun 2009 ini, hingga dikeluarkannya Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1874 dan sikap keras Korea Utara dengan resolusi-resolusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Bahasa Korea di Korea Selatan, "Korea" berarti "Han-Guk" (Korea

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Bahasa Korea di Korea Selatan, Korea berarti Han-Guk (Korea BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Bahasa Korea di Korea Selatan, "Korea" berarti "Han-Guk" (Korea Selatan; kependekan dari "Dae Han Min Guk") sedangkan "Joseon" digunakan oleh Korea Utara

Lebih terperinci

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik.

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. RESUME Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. Salah satu kasus yang mengemuka adalah tergulingnya presiden Honduras, Manuel Zelaya pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. mencari mitra kerjasama di bidang pertahanan dan militer. Karena militer dapat

BAB V KESIMPULAN. mencari mitra kerjasama di bidang pertahanan dan militer. Karena militer dapat BAB V KESIMPULAN Kerjasama Internasional memang tidak bisa terlepaskan dalam kehidupan bernegara termasuk Indonesia. Letak geografis Indonesia yang sangat strategis berada diantara dua benua dan dua samudera

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia BAB 5 KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini akan disampaikan tentang kesimpulan yang berisi ringkasan dari keseluruhan uraian pada bab-bab terdahulu. Selanjutnya, dalam kesimpulan ini juga akan dipaparkan

Lebih terperinci

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global. BAB V PENUTUP Kebangkitan Cina di awal abad ke-21tidak dapat dipisahkan dari reformasi ekonomi dan modernisasi yang ia jalankan. Reformasi telah mengantarkan Cina menemukan momentum kebangkitan ekonominya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Publishers, Inc., Plymouth, 2011, Seung Yoon Yang & Nur Aini Setiawati, Sejarah Korea Sejak Awal Abad hingga Masa

BAB I PENDAHULUAN. Publishers, Inc., Plymouth, 2011, Seung Yoon Yang & Nur Aini Setiawati, Sejarah Korea Sejak Awal Abad hingga Masa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konflik berkepanjangan antara Korea Utara dan Korea Selatan tidak kunjung mereda hingga saat ini. Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat membuat

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KOREA SELATAN TERHADAP KOREA UTARA TERKAIT KASUS PENUTUPAN KAWASAN INDUSTRI KAESONG PADA MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN PARK GEUN HYE

KEBIJAKAN KOREA SELATAN TERHADAP KOREA UTARA TERKAIT KASUS PENUTUPAN KAWASAN INDUSTRI KAESONG PADA MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN PARK GEUN HYE KEBIJAKAN KOREA SELATAN TERHADAP KOREA UTARA TERKAIT KASUS PENUTUPAN KAWASAN INDUSTRI KAESONG PADA MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN PARK GEUN HYE South Korean Policy Towards North Korean In The Cases Of Kaesong

Lebih terperinci

Uni Soviet dihancurkan oleh pengkhianatan

Uni Soviet dihancurkan oleh pengkhianatan Mikhail Gorbachev: Uni Soviet dihancurkan oleh pengkhianatan 15 Desember 2016 http://www.bbc.com/indonesia/dunia-38311912 Image captionmikhail Gorbachev, 85 tahun, kini jarang tampil untuk wawancara. Mantan

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN Dewi Triwahyuni International Relation Department, UNIKOM 2013 Backgroud History 1950an 1980an Hubungan internasional di Asia Tenggara pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ideologis komunis. Faham komunis itu secara historis diadopsi dari Uni Soviet

BAB I PENDAHULUAN. ideologis komunis. Faham komunis itu secara historis diadopsi dari Uni Soviet BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Korea Utara merupakan suatu negara yang berbentuk sosialis dengan dasar ideologis komunis. Faham komunis itu secara historis diadopsi dari Uni Soviet yang terpecah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan BAB V KESIMPULAN Dari penjelasan pada Bab III dan Bab IV mengenai implementasi serta evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan bahwa kebijakan tersebut gagal. Pada

Lebih terperinci

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2 1. Negara-negara yang tergabung dalam blok fasis adalah... Jerman, Jepang, dan Italia Jerman, Jepang, dan Inggris Jepang, Italia, dan Uni Soviet Jerman, Hungaria, dan Amerika Serikat SMP kelas 9 - SEJARAH

Lebih terperinci

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG Resume Fransiskus Carles Malek 151050084 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sejak awal integrasi ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tahun 1976, Timor Timur selalu berhadapan dengan konflik, baik vertikal maupun

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra. BAB V KESIMPULAN Sumatra Barat punya peran penting dalam terbukanya jalur dagang dan pelayaran di pesisir barat Sumatra. Berakhirnya kejayaan perdagangan di Selat Malaka membuat jalur perdagangan beralih

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi Perundingan yang dilakukan pemimpin Republik Indonesia bertujuan untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB III BIOGRAFI KIM JONG-UN

BAB III BIOGRAFI KIM JONG-UN BAB III BIOGRAFI KIM JONG-UN Pada bab III ini akan membahas mengenai biografi kehidupan Kim Jong- Un, latar belakang pendidikan sosial sejak dirinya mengenyam studi di Swiss hingga diangkat menjadi Presiden

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI Disusun Oleh: TRI SARWINI 151070012 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Lebih terperinci

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang. BAB V KESIMPULAN Asia Tenggara merupakan kawasan yang memiliki potensi konflik di masa kini maupun akan datang. Konflik perbatasan seringkali mewarnai dinamika hubungan antarnegara di kawasan ini. Konflik

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Tibet yang berusaha melawan Tiongkok. Setelah diasingkan ke Dharamsala, Dalai

BAB V PENUTUP. Tibet yang berusaha melawan Tiongkok. Setelah diasingkan ke Dharamsala, Dalai BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tenzin Gyatso merupakan Dalai Lama ke-14 adalah seorang pemimpin spiritual Tibet sekaligus pemimpin pemerintahan Tibet yang dipilih secara turun temurun. Dalam konflik yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia BAB V KESIMPULAN Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia berubah dari super power state menjadi middle-power state (negara dengan kekuatan menengah). Kebijakan luar

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kebijakan isolasi untuk menutup negara Myanmar dari dunia internasional. Semua. aspek kehidupan mulai dari politik, ekonomi, hukum

BAB V PENUTUP. kebijakan isolasi untuk menutup negara Myanmar dari dunia internasional. Semua. aspek kehidupan mulai dari politik, ekonomi, hukum BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Negara Myanmar telah diperintah oleh junta militer sejak tahun 1962 melalui sebuah kudeta yang menggeser sistem demokrasi parlemen yang telah diterapkan sejak awal kemerdekaannya

Lebih terperinci

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu di daerah Preah Vihear yang terletak di Pegunungan Dangrek. Di

BAB I PENDAHULUAN. yaitu di daerah Preah Vihear yang terletak di Pegunungan Dangrek. Di BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Thailand dan Kamboja merupakan dua negara yang memiliki letak geografis berdekatan dan terletak dalam satu kawasan yakni di kawasan Asia Tenggara. Kedua negara ini

Lebih terperinci

DALAM KRISIS NUKLIR KOREA UTARA. Oleh : ABSTRACT

DALAM KRISIS NUKLIR KOREA UTARA. Oleh : ABSTRACT DALAM KRISIS NUKLIR KOREA UTARA Oleh : ABSTRACT This study aims to identify and describe the action done by UN Security Council related to its role in dealing with the nuclear crisis in North Korea as

Lebih terperinci

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA Pada bab ini penulis akan bercerita tentang bagaimana sejarah konflik antara Palestina dan Israel dan dampak yang terjadi pada warga Palestina akibat dari

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Salah satu media komunikasi yang menampilkan susunan gambar yang bergerak dan menjadikan rangkaian cerita adalah film. Dari rangkaian gambar tersebut, film bisa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melekat pada suatu bangsa dimana didalamnya terkandung pesan identitas "Siapa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melekat pada suatu bangsa dimana didalamnya terkandung pesan identitas Siapa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kebudayaan disadari atau tidak merupakan bagian dari identitas yang melekat pada suatu bangsa dimana didalamnya terkandung pesan identitas "Siapa bangsa itu" dan

Lebih terperinci

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949 Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949 http://forum.viva.co.id/showthread.php?t=1896354 Jika kita telisik lebih mendalam, sebenarnya kebijakan strategis AS untuk menguasai dan menanam pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perang merupakan suatu konflik dua pihak atau lebih dan dapat melalui kontak langsung maupun secara tidak langsung, biasanya perang merupakan suatu hal yang

Lebih terperinci

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea BAB V PENUTUP Tesis ini menjelaskan kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur yang berimplikasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BIDANG SOSIAL POLITIK DAN KEAMANAN KOREA UTARA, SERTA PROFFIL KIM JONG-UN

BAB II GAMBARAN UMUM BIDANG SOSIAL POLITIK DAN KEAMANAN KOREA UTARA, SERTA PROFFIL KIM JONG-UN BAB II GAMBARAN UMUM BIDANG SOSIAL POLITIK DAN KEAMANAN KOREA UTARA, SERTA PROFFIL KIM JONG-UN Koresa Utara merupakan negara yang terletak di wilayah Asia Timur yang perkembangan sosial-politiknya telah

Lebih terperinci

RESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,

RESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea, RESUME Australia adalah sebuah negara yang terdapat di belahan bumi bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,

Lebih terperinci

REAKSI KOREA UTARA TERHADAP KEBIJAKAN KOREA SELATAN MEMBERHENTIKAN BANTUAN EKONOMI TERHADAP KOREA UTARA ( ) R. G. S. MOREN

REAKSI KOREA UTARA TERHADAP KEBIJAKAN KOREA SELATAN MEMBERHENTIKAN BANTUAN EKONOMI TERHADAP KOREA UTARA ( ) R. G. S. MOREN REAKSI KOREA UTARA TERHADAP KEBIJAKAN KOREA SELATAN MEMBERHENTIKAN BANTUAN EKONOMI TERHADAP KOREA UTARA (2008-2011) R. G. S. MOREN Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial & Politik Universitas Riau

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator BAB V KESIMPULAN Amerika serikat adalah sebagai negara adidaya dan sangat berpengaruh di dunia internasional dalam kebijakan luar negerinya banyak melakukan berbagai intervensi bahkan invasi dikawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis).

BAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Analisis Masalah PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis). Partai Komunis Indonesia merupakan partai komunis terbesar ketiga di dunia

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri BAB V KESIMPULAN Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri Indonesia Terhadap Pembentukan Negara Federasi Malaysia dan Dampaknya bagi Hubungan Indonesia-Amerika Serikat Tahun

Lebih terperinci

Burma mempunyai catatan tersendiri dalam sejarah Burma karena AFPFL BAB V. Kesimpulan

Burma mempunyai catatan tersendiri dalam sejarah Burma karena AFPFL BAB V. Kesimpulan sistem satu partai atau partai tunggal dalam bidang pemerintahan. Oleh karena itu, semua partai politik termasuk AFPFL dihilangkan. Ne Win menganggap bahwa banyaknya partai politik akan mengacaukan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan politik yang dikeluarkan oleh pemerintah biasanya menimbulkan berbagai permasalahan yang berawal dari ketidakpuasan suatu golongan masyarakat, misalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa menyerahnya Jepang kepada sekutu pada 14 Agustus 1945 menandai berakhirnya Perang Dunia II, perang yang sangat mengerikan dalam peradaban manusia di dunia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya

Lebih terperinci

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1972 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1972 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1972 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa perlu memberikan instruksi politik sebagai petunjuk-petunjuk umum untuk Delegasi Pemerintah Republik

Lebih terperinci