BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGHITUNGAN. yang paling lazim digunakan ialah Dividend Discounted Model (DDM).Metode ini

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV PEMBAHASAN. dan dividend discounted model. Setiap model penilaian terdapat keuntungan dan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pemerintah Indonesia dari tahun mengalokasikan anggaran

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat

PENILAIAN BISNIS DAN ESTIMASI NILAI INTRINSIK SAHAM PT WASKITA KARYA (PERSERO) TBK PADA SAAT INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan. Gambar 1.1 Logo Perusahaan. Sumber: waskita.co.id

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas. untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang

BAB IV PEMBAHASAN. saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk

NAMA : APRIATUL KHOIRIYAH NPM : PEMBIMBING : RINA NOFIYANTI SE., MM

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB IV HASIL PEMBAHASAN. Dalam menganalisis dan menilai kewajaran harga saham PT. Myoh Technology,

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2012:13) penelitian kuantitatif adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selama tahun tersebut. Menurunnya daya beli masyarakat yang dipicu dari

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan

BAB 4 PEMBAHASAN Analisis SWOT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

1/45 OVERVIEW

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pasar modal memiliki dua

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio

Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagaimana disebutkan di dalam Undang-Undang Dasar RI No.8 Tahun

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBAHASAN A. PROFIL PERUSAHAAN. 1. Sejarah Perusahaan. Sejarah berdirinya PT Wijaya Karya, Tbk (WIKA) tak bisa di pisahkan

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415).

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALASIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian-penelitian tedahulu dan teori, penulis dapat mengelompkan

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation)

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

Nusa Konstruksi Enjiniring, Tbk

Biaya Modal. Biaya Modal MNC. Biaya modal MNC mungkin berbeda dengan perusahaan domestik karena:

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Penentuan Skenario Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Waskita Karya (Persero) Tbk karena perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang industri konstruksi yang baru saja melakukan penawaran umum pada tanggal 12, 13, dan 14 Desember 2012. Pada saat penawaran awal, permintaan investor mencapai sembilan kali dari jumlah saham yang dilepas ke publik atau mengalami oversubscribed sebesar 800%. Selain alasan di atas, pemilihan PT. Waskita Karya (Persero) Tbk sebagai objek penelitian ini karena hanya dalam beberapa bulan setelah IPO, harga pasar saham dari perusahaan ini sudah bernilai dua kali lipat dari harga awalnya. Penelitian yang dilakukan terdiri dari dua, yaitu dari aspek non keuangan dan dari aspek keuangan. Penilaian dari aspek non keuangan dilakukan dengan menggunakan analisis PESTLE, SWOT, dan CSF. Analisis PESTLE dilakukan untuk melihat pengaruh faktor-faktor eksternal seperti politik, ekonomi, sosial, teknologi, hukum, dan lingkungan yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Analisis SWOT dilakukan untuk memprediksi prospek perusahaan dengan mendeskripsikan Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats dari PT. Waskita Karya (Persero) Tbk. Sedangkan analisis CSF dilakukan untuk menentukan faktor-faktor kunci perusahaan dalam mencapai keberhasilan. Setelah analisis ini dilakukan maka akan 51

diperoleh strategi-strategi yang dapat digunakan dan diterapkan untuk kemajuan perusahaan. Penilaian tidak hanya dilakukan pada aspek non keuangan saja, tetapi juga dilakukan pada aspek keuangan. Dalam hal ini penilaian dari aspek keuangan dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap kewajaran harga saham atau dengan kata lain mengestimasi nilai intrinsik dari saham PT. Waskita Karya (Persero) Tbk. Salah satu metode penilaian yang lazim digunakan adalah free cash flow. Analisis free cash flow ini terbagi atas dua jenis, yaitu Free Cash Flow to Equity (FCFE) dan Free Cash Flow to Firm (FCFF). Peneliti akan menggunakan analisis FCFF karena dalam penghitungannya melibatkan komponen modal secara menyeluruh dimana natinya akan dihasilkan nilai penghitungan dari biaya rata-rata tertimbang (WACC). Metode yang lazim juga digunakan adalah Dividend Discount Model (DDM), metode ini tidak tepat digunakan pada perusahaan yang baru IPO seperti PT.Waskita Karya (Persero) Tbk karena perusahaan belum membagikan dividen bagi pemegang sahamnya. Metode kedua yang penulis gunakan dalam melakukan penilaian aspek keuangan adalah Price Earning Ratio, dimana menggambarkan perbandingan harga saham terhadap laba bersih perusahaan. Dan metode terakhir yang penulis gunakan dalam menganalisis estimasi harga saham adalah Price to Book Value (PBV). 4.2 Analisis Penilaian Bisnis 4.2.1 Analisis PESTLE Analisis ini dilakukan oleh para analis untuk mengamati faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan industri konstruksi secara 52

keseluruhan seperti faktor politik, ekonomi, social, teknologi, hukum, dan lingkungan. 1. Politik a. Adanya kebijakan dari pemerintah yang akan mengurangi proyek dengan penunjukkan secara langsung. Hal ini akan mempengaruhi jumlah pendapatan perusahaan. b. Jaminan Jamsostek yang wajib diberikan kepada para pekerja merupakan kewajiban perusahaan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan bagi para pekerjanya. Biaya ini nantinya akan dibebankan pada beban gaji yang akan dikeluarkan perusahaan. 2. Ekonomi a. Tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 6,17%, dimana hal ini berdampak pada pendapatan Waskita Karya yang mengalami kenaikan sebesar 21,09% dari tahun sebelumnya dan laba bersih perusahaan mengalami kenaikan sebesar 47,70% dari tahun sebelumnya. b. Suku bunga Bank Indonesia pada tahun 2012 mengalami penurunan dari 6% menjadi 5,75% pada awal tahun 2012. Pada Januari 2012 suku bunga bank Indonesia masih sebesar 6%. Hal ini akan berdampak pada besarnya beban pinjaman yang akan ditanggung oleh perusahaan. c. Pergerakan tingkat inflasi yang akan mempengaruhi kegiatan operasional maupun non operasional perusahaan. Hal ini terjadi karena pergerakan tingkat inflasi akan berdampak pada pergerakan nilai tukar rupiah/kurs rupiah. 53

d. Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1989 tanggal 28 Mei 1989 tentang Upah Minimum, maka UMR untuk provinsi DKI Jakarta dari tahun 2010-2012 adalah Rp 1.118.009,00 untuk 2010, Rp 1.290.000,00 untuk 2011, dan Rp 1.529.150,00 untuk tahun 2012. Dengan adanya kebijakan UMR ini, maka akan melindungi hak para pekerja khususnya pekerja Waskita Karya. 3. Sosial a. Dalam melaksanakan tanggung jawab sosial, perusahaan telah mengembangkan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) menjadi Program Kemitraan dengan bantuan Pinjaman Modal Kerja, Hibah, dan Biaya Operasional serta Program Bina Lingkungan. b. Perusahaan juga peduli dan berpartisipasi aktif dalam mitigasi musibah, antara lain dalam Waskita Peduli Gempa dengan mengirimkan bantuan berupa makanan, pakaian, dan obat-obatan. c. Kegiatan rutin yang dilakukan perusahaan pada bulan puasa yaitu menyelenggarakan acara buka puasa bersama dan pemberian santunan kepada yatim piatu yang berada di sekitar perusahaan. Dan juga dilakukan acara pengajian dan oikumene setiap bulannya untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan para pegawai dan masyarakat sekitar. d. Melalui unit PKBL perusahaan telah merealisasikan Program Bina Lingkungan lainnya seperti bantuan pendidikan dan pelatihan, peningkatan kesehatan, sarana ibadah, dan pelestarian alam dengan melakukan penghijauan. 54

e. Perusahaan juga ikut ambil bagian dalam program BUMN Peduli yaitu Pasar Murah di NTT, Penanaman dan Pemeliharaan bibit pohon Trembesi di Kabupaten Singkil Provinsi Aceh. 4. Teknologi a. Perusahaan telah melakukan peningkatan sistem teknologi informasi yaitu telah menggunakan perangkat server yang handal IBM Blade Series, X- Series, dan Storage Storwize V-Series, dengan keuntungan penggunaan server ini adalah mempercepat kemampuan pemrosesan sistem dan storage yang lebih besar. b. Perusahaan juga telah melakukan peningkatan pada aplikasi teknologi informasi, salah satunya adalah perusahaan sedang mengembangkan aplikasi terintegrasi yaitu aplikasi ERP Microsoft Dynamic AX2012 R2 yang dapat mengintegrasikan modul Manajemen Keuangan, Supply Chain Management, Perdagangan dan Trade Logistik, Produksi, Manajemen Kualitas, Manajemen Material, Customer Relationship Management, Manajemen SDM, Project Management and Advanced Project, dan Management Dashboard/Business Intelligence. Aplikasi ini akan mempermudah proses transaksi di dalam perusahaan. 5. Hukum a. Perusahaan wajib menerapkan GCG sebagai acuan standar landasan operasional kegiatan usaha perusahaan sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan GCG pada Badan Usaha Milik Negara. 55

b. Pada bulan September tahun 2008, PT. Waskita Karya (Persero) Tbk menggunakan Undang-Undang No: 36 tahun 2008 mengenai Pajak Penghasilan dan menggunakan tarif pajak tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2008 dan 25% untuk tahun fiskal 2009 dan seterusnya. 6. Lingkungan a. Untuk meminimalkan kebisingan, jalan kotor, debu, atau hal-hal yang mengganggu ketenangan masyarakat sekitar akibat pelaksanaan proyek, perusahaan selalu berupaya meningkatkan standar Keselamatan dan Kesehatan kerja serta Lingkungan. b. Perusahaan juga ikut serta dalam kegiatan pelestarian alam yaitu dengan melakukan penghijauan, salah satunya adalah penanaman pohon di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Penanaman serta Pemeliharaan bibit pohon Trembesi di Provinsi Aceh. c. Perusahaan telah menjadi anggota Green Building Council Indonesia (GBCI) yang ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan proyek yang berwawasan hijau (Green Construction). 4.2.2 Analisis SWOT Analisis SWOT dilakukan dengan cara mengidentifikasi terlebih dahulu faktor-faktor internal perusahaan yang mencakup kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh PT. Waskita Karya (Persero) Tbk dan faktor-faktor eksternal yang melihat adanya peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh PT. Waskita Karya (Persero) Tbk dalam menghadapi persaingan bisnis antar kompetitor dalam industri konstruksi di Indonesia. Setelah mengidentifikasi kedua faktor tersebut, maka 56

selanjutnya kita dapat merumuskan strategi-strategi yang tepat dengan bantuan diagram SWOT. Diagram SWOT akan menggambarkan dan memperlihatkan strategi-strategi yang tepat bagi perusahaan dalam mengatasi dan mengelola kelemahan serta ancaman yang datang dari pihak eksternal perusahaan dengan cara memanfaatkan peluang dan kekuatan yang ada untuk mengambil keuntungan. Faktor-faktor dalam analisis SWOT antara lain : 1. Faktor-faktor internal perusahaan a. Kekuatan (Strengths) PT. Waskita Karya (Persero) Tbk merupakan salah satu dari BUMN terbesar di Indonesia, dimana pada tanggal 19 Desember 2012 PT. Waskita Karya secara resmi listing di BEI dengan ticker WSKT dengan harga perdana Rp 380/lembar. PT. Waskita Karya telah mengimplementasi ISO 9001:2008 yang merupakan standar internasional dalam hal Sistem Manajemen Mutu, perusahaan juga telah meraih ISO 14001:2004 sebagai pengakuan dalam hal Sistem Manajemen Lingkungan, serta perusahaan juga memperoleh sertifikat OHSAS 18001:2007 untuk Sistem Manajemen K3 dari Depnaker. Memiliki posisi yang menguntungkan dalam penggarapan potensi dari proyek besar infrastruktur pemerintah, seperti Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi 57

Indonesia (MP3EI), jalan tol, infrastruktur pelabuhan dan Bandar Udara, pembangkit listrik dan proyek-proyek lainnya. PT. Waskita Karya merupakan pemain besar nasional dengan reputasi dan customer base yang luas. PT. Waskita Karya merupakan perusahaan konstruksi dengan pendapatan usaha dari sektor konstruksi yang terbesar di Indonesia (sumber : data laporan keuangan perusahaan-perusahaan konstruksi yang tercatat di BEI, Juni 2012). Hal ini didukung dengan customer base perusahaan yang terdiri dari instansi pemerintah, BUMN, dan pihak swasta baik dalam dan luar negeri. Memiliki produk unggulan dan produk berkualitas, dimana perusahaan telah menerapkan standar mutu internasional dengan memperoleh sertifikat ISO 9001:2008, ISO 14001:2004, OHSAS 18001:2007, dan sertifikat Audit Sistem Manajemen Pengamanan. Perusahaan menerapkan desentralisasi organisasi dan jaringan pemasaran serta wilayah produksi yang luas di seluruh Indonesia. Perusahaan memiliki wilayah produksi dan jaringan informasi yang tersebar di hampir seluruh Indonesia, serta Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi. Dimana perusahaan memiliki cabang di 33 lokasi di dunia. Memiliki manajemen dan tenaga kerja yang ahli dan dapat dihandalkan dalam penyelesaian proyek dengan tepat waktu. 58

Memiliki sistem pengelolaan keuangan yang terintegrasi, yaitu dengan cara menjalin kerjasama dengan mitra perbankan dalam layanan cash management dan supply chain financing. PT. Waskita Karya termasuk dalam klasifikasi B, dimana memiliki proyek dengan nilai di atas Rp 10 milyar dan memiliki penguasaan teknologi, padat modal dan pengusahaan, serta penguasaan pasar tingkat tinggi. Perusahaan memiliki kinerja keuangan yang cukup bagus, dimana pendapatan usaha perusahaan pada tahun 2012 meningkat sebesar 21,09% dari tahun 2011. Peningkatan juga terjadi pada laba bruto dan laba bersih perusahaan, laba bersih perusahaan pada tahun 2012 mengalami kenaikkan sebesar 47,70% dari tahun 2011. Dalam menjalankan kegiatan sehari-hari, perusahaan menerapkan budaya perusahaan yaitu SAFETY (sustainability, agile, fair, excellence, team work, and integrity) dan perusahaan juga menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik yaitu TARIF (transparency, accountability, responsibility, independency, and fairness). Perusahaan memiliki komitmen yang tinggi dalam penerapan praktik GCG di lingkungan perusahaan yang dibuktikan dengan memperoleh nilai dengan peringkat baik dalam penilaian penerapan GCG tahun 2012. Perusahaan memiliki kemampuan membayar hutang yang baik, ditandai dengan rasio likuiditas dan rasio solvabilitas 59

perusahaan yang menunjukkan bahwa perusahaan mampu membayar hutang. b. Kelemahan (Weakness) Terjadinya penurunan jumlah kontrak sebesar 11,59% dari tahun sebelumnya, dimana penurunan yang drastis terjadi pada kuantitas kontrak tanpa lelang. Pada tahun 2012 hanya terdapat 12 kontrak, sedangkan pada tahun 2011 terdapat 78 kontrak, penurunan terjadi sekitar 84,62%. Terjadinya penurunan pendapatan pada segmen usaha non konstruksi antara lain sewa gedung dan properti. Penurunan pada sewa gedung terjadi karena gedung perusahaan sedang direkonstruksi dan akan digunakan untuk usaha realty. Sedangkan penurunan pada properti terjadi karena properti yang ada telah terjual semua dan pembangunan untuk properti yang baru belum dilakukan. Penurunan juga terjadi pada pendapatan non konstruksi lain seperti sewa alat konstruksi. Tanah perusahaan yang berada di Sutra Boulevard masih dalam proses pengadaan sebagai hak milik perusahaan. Kebutuhan perusahaan akan beton precast sebagian besar masih diperoleh dari pihak eksternal. Adanya peningkatan atas beban pokok pendapatan sebesar 22,16% dimana melebihi peningkatan pendapatan perusahaan. Hal ini terjadi karena adanya beban usaha tidak langsung yaitu beban usaha produk beton baru. 60

Adanya peningkatan jumlah liabilitas jangka panjang tahun 2012 yaitu sebesar 1.273% dari tahun sebelumnya, karena adanya peningkatan uang muka pendapatan usaha jangka panjang dan penerbitan obligasi. Terjadi penurunan arus kas operasi sebesar 75,93% dari tahun sebelumnya karena adanya peningkatan pembayaran kepada karyawan dan pembayaran beban pinjaman. Adanya peningkatan tingkat kolektibilitas piutang perusahaan pada tahun 2012 yaitu sebesar 79,27 hari sedangkan pada tahun 2011 sebesar 71,08 hari. Hal ini terjadi karena beberapa tagihan mengalami keterlambatan pembayaran karena perubahan jadwal pembayaran oleh pihak pemberi kerja. 2. Faktor-faktor eksternal perusahaan a. Peluang (Opportunities) Tingginya kebutuhan infrastruktur terutama pada developing countries, dimana ditunjukkan dengan tingginya permintaan yang tercermin dari pertumbuhan nilai proyek yang mencapai 13% per tahun pada periode 2002-2010. Pemerintah akan mempersiapkan dana sebesar Rp 564 Triliun yang akan dialokasikan ke 5 sektor yaitu sumber daya air, transportasi, perumahan, energi dan listrik, serta pos dan TI, seiring dengan bertambahnya permintaan terhadap industri konstruksi. (sumber : Data Alokasi Pendanaan Pembangunan, MP3EI, Bappenas, Januari 2012) 61

Pertumbuhan infrastruktur tahun 2020 pada bidang transportasi seperti jalan tol dan jembatan di Indonesia diprediksikan akan mencapai 25% dari total semua proyek konstruksi. Alokasi pendanaan untuk sarana transportasi seperti jalan, jembatan, dan tol memperoleh nilai alokasi tertinggi yaitu sebesar Rp 313,78 triliun sampai dengan tahun 2015. (sumber : Dana Alokasi Pendanaan Pembangunan, Bappenas, Januari 2012). Indonesia memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi dan proyeksi kebutuhan investasi infrastruktur untuk tahun 2010-2014 mencapai Rp 1,923 triliun. Besarnya kebutuhan perusahaan akan beton precast serta meningkatnya kebutuhan pasar akan beton precast. b. Ancaman (Threats) Persaingan dalam industri jasa konstruksi cukup tajam karena jumlah terdapat jumlah pesaing sekitar 125 perusahaan klasifikasi B di seluruh Indonesia. PT. Waskita Karya juga termasuk salah satu perusahaan yang memiliki klasifikasi B. Persaingan semakin ramai dengan masuknya kontraktor-kontraktor asing untuk mengikuti tender-tender ICB (International Competitive Biding) pada proyek-proyek yang didanai dengan pinjaman luar negeri. Adanya kebijakan pemerintah untuk mengurangi proyek dengan cara penunjukkan secara langsung. Setelah menentukan faktor-faktor eksternal dan internal di atas, maka untuk menghadapi ancaman dan kelemahan dengan adanya peluang dan kekuatan yang dimiliki perusahaan, maka kita dapat merumuskan strategi-strategi agar PT. Waskita 62

Karya (Persero) Tbk dapat menciptakan keunggulan kompetitif (competitive advantage) dalam menghadapi persaingan bisnis. Dalam mewujudkan tercapainya tujuan perusahaan dalam hal pertumbuhan bisnis (business increase), penghematan biaya (cost efficiency/ cost reduction), serta pembuatan dan pembaharuan sistem (foundation), PT. Waskita Karya telah melaksanakan strategi dan kebijakan sebagai berikut : Strategi Perusahaan, terbagi atas : 1. Revitalisasi (2012) Dalam tahap ini perusahaan berupaya dalam hal membentuk sistem baru seperti sistem informasi manajemen, sistem Human Resource Development, sistem manajemen arus kas, sistem manajemen risiko, serta sistem manajemen proyek yang dapat mendukung pasar dan operasi. 2. Pengembangan (2013-2014) Dalam tahap ini perusahaan berupaya dalam hal mengembangkan produk baru seperti konstruksi yang berbasis kepada K3LMP dan green construction, proyek-proyek engineering procurement construction (EPC), serta proyek-proyek unggulan lainnya dengan didukung sistem dan tenaga kerja yang memiliki kompetensi yang memadai untuk menjalankan perusahaan. 3. Realisasi (2015-2017) Dalam tahap ini perusahaan berupaya dalam hal memiliki arus kas operasi yang positif dengan didukung pertumbuhan penjualan yang baik dengan laba bersih yang melebihi dari industri sejenis. 63

Kebijakan Perusahaan 1. Fokus pada core business dengan perluasan pasar baru di bisnis sektor terkait, yaitu beton precast, realty, dan investasi di jalan tol. 2. Fokus pada sektor pemerintah dan pekerjaan sipil potensi dari sipil, khususnya penggarapan proyek-proyek infrastruktur besar. 3. Peningkatan daya saing melalui perbaikan sistem kerja dan perbaikan struktur permodalan. 4. Peningkatan kerja sama dengan mitra strategis dan aktivitas EPC. 5. Fokus pada penerapan value engineering. 6. Peningkatan margin melalui cost reduction program dan diversifikasi usaha. 7. Memperbesar pasar luar negeri. 8. Meningkatkan sistem IT dengan implementasi program EPC. Adapun implementasi yang telah dilakukan oleh PT. Waskita Karya dan strategi-strategi lain yang mendukung strategi utama perusahaan, antara lain dapat dirumuskan dalam diagram SWOT yang terdapat pada lampiran 7. 2.2.3 Analisis Critical Success Factors (CSF) Analisis CSF ini dilakukan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung kesuksesan bisnis dari salah satu perusahaan konstruksi BUMN terbesar di Indonesia yaitu PT. Waskita Karya (Persero) Tbk dan hal-hal yang perlu ditingkatkan oleh PT. Waskita Karya yang dapat dijadikan pedoman dalam meningkatkan strategi/kinerja bisnis di masa depan. 64

Faktor-faktor pendukung kesuksesan PT. Waskita Karya tersebut adalah sebagai berikut : 1. PT. Waskita Karya (Persero) Tbk memiliki visi yaitu menjadi perusahaan jasa konstruksi terbaik yang memberikan nilai tambah bagi stakeholders. Hal ini dapat dicapai dengan adanya strategy plan yang dibuat oleh perusahaan yang terbagi menjadi tiga tahap yaitu revitalization, development, dan realization. Ketiga tahap ini dilakukan dengan berdasarkan nilai dan budaya yang diterapkan perusahaan. 2. Perusahaan memiliki sistem organisasi yang desentralisasi dan jaringan pemasaran serta wilayah produksi yang tersebar di seluruh Indonesia, serta Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. Perusahaan juga memiliki divisi-divisi yang tersebar di seluruh Indonesia yang bertanggung jawab pada wilayanh yang telah ditetapkan serta divisi khusus EPC, realty, dan precast. 3. Perusahaan memiliki manajemen dan tenaga kerja ahli yang berkualitas dan dapat dihandalkan dalam penyelesaian proyek tepat waktu. 4. Perusahaan merupakan Badan Usaha Milik Negara yang memiliki reputasi yang bagus dan customer base yang luas. 5. Perusahaan memiliki posisi yang menguntungkan dan solid dalam penggarapan potensi dari proyek infrastruktur pemerintah seperti Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). berikut : Hal-hal yang perlu ditingkatkan oleh PT. Waskita Karya adalah sebagai 65

1. Meningkatkan partisipasi pelaksanaan proyek-proyek yang berwawasan hijau (Green Construction) karena dengan adanya Green Construction akan memberikan dampak positif pada image perusahaan di mata masyarakat. 2. Memperluas jangkauan pasar perusahaan ke seluruh Indonesia dan bahkan ke luar negeri. 3. Mengembangkan produksi beton precast agar dapat memenuhi seluruh kebutuhan perusahaan dan bahkan menjualnya ke luar perusahaan. 4. Meningkatkan pengalaman dalam hal EPC. 4.3 Estimasi Nilai Intrinsik Saham 4.3.1 Free Cash Flow to Firm (FCFF) Analisis Free Cash Flow to Firm (FCFF) pada PT. Waskita Karya (Persero) Tbk dapat dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut : 1. Menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia 2. Menghitung Weighted Average Cost of Capital (WACC) yang terdiri dari : a. Menghitung Cost of equity (Ks) dengan pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM) b. Menghitung Cost of debt (Kd) dengan pendekatan Damodaran Spreadsheet c. Menghitung Tax Rate, proporsi hutang (Wd), dan proporsi modal (Ws) 3. Memasukkan komponen-komponen FCFF 4. Mengestimasikan komponen FCFF tahun 2012 dengan cara forecasting 5. Menghitung FCFF tahun 2012 6. Menghitung Value of Firm 66

7. Menghitung Total equity 8. Menghitung nilai intrinsik saham PT. Waskita Karya (Persero) Tbk dan membandingkan dengan harga saham perdana saat IPO. 4.3.1.1 Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model tingkat pertumbuhan yang stable growth, dimana tingkat pertumbuhan yang digunakan adalah berdasarkan tingkat pertumbuhan ekonomi dari suatu Negara. Tingkat pertumbuhan yang digunakan adalah tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III tahun 2012 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu sebesar 6,17%. Oleh karena itu, tingkat economic growth (g) yang digunakan di dalam penelitian ini adalah sebesar 6,17%. Adapun data pendukung untuk data pertumbuhan ekonomi ini dapat dilihat pada Lampiran 1. 4.3.1.2 Weighted Average Cost of Capital (WACC) Pendekatan WACC digunakan dalam perhitungan estimasi harga wajar saham PT. Waskita Karya (Persero) Tbk. Perolehan hasil dari WACC ini diperoleh dari nilai tiap-tiap komponen biaya dari WACC, yaitu cost of equity (Ks) dan cost of debt (Kd). 67

4.3.1.2.1 Cost of equity (Ks) Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan dalam menghitung cost of equity (Ks) adalah pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Data-data yang diperlukan untuk menghitung cost of equity (Ks) yaitu risk free rate, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai market rate of return (Rm), dan beta. Risk free rate (RFR) yang digunakan di dalam penelitian ini menggunakan BI Rate. BI Rate digunakan sebagai risk free rate karena satu-satunya yang diasumsikan bebas risiko. Berikut ini adalah perubahan suku bunga BI Rate selama periode tahun 2010 dan tahun 2011. Tabel 4.1 BI Rate tahun 2010-2011 2010 2011 January - 6.50% February 6.50% 6.75% March 6.50% 6.75% April 6.50% 6.75% May 6.50% 6.75% June 6.50% 6.75% July 6.50% 6.75% August 6.50% 6.75% September 6.50% 6.75% October 6.50% 6.50% November 6.50% 6.00% December 6.50% 6.00% Sumber : http://www.bi.go.id/web/id/moneter/bi+rate/data+bi+rate/ 68

BI Rate yang telah diperoleh dari tahun 2010-2011 akan dibagi 52 (asumsi 1 tahun = 52 minggu) karena data yang digunakan adalah data mingguan (weekly). Setelah itu dilakukan perhitungan rata-rata risk free rate dengan menggunakan fungsi Average di dalam Microsoft Excel. Hasil rata-rata yang diperoleh masih berupa risk free rate mingguan yaitu sebesar 0,13%. Setelah itu hasil dari rata-rata mingguan ini dikalikan dengan 52 untuk memperoleh risk free rate tahunan, sehingga risk free rate yang diperoleh adalah sebesar 6,55%. Perhitungannya adalah sebagai berikut : =AVERAGE (BI Rate mingguan awal:bi Rate mingguan akhir) =AVERAGE (0,13%:0,12%) =0,13% Risk free rate (RFR) = 0,13% x 52 = 6,55% Selanjutnya adalah menghitung market rate of return (Rm) yang diperoleh dari return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode 2010 sampai dengan 2011. IHSG dipilih menjadi market rate of return karena IHSG mewakili return saham yang ada di Indonesia secara keseluruhan. Hal pertama yang dilakukan adalah menghitung tingkat pengembalian pasar (Rm) mingguan dari IHSG dengan menggunakan persamaan : Rm = 69

Rm = Rm = Rm = 0,80% Setelah dilakukan perhitungan tingkat pengembalian pasar (Rm) mingguan periode 2010 sampai dengan 2011, langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata dari tingkat pengembalian mingguan saham IHSG dengan fungsi Average di dalam Microsoft Excel. Maka didapatlah hasil rata-rata tingkat pengembalian IHSG mingguan sebesar 0,47%. Untuk memperoleh tingkat pengembalian pasar yang akan dimasukkan ke dalam rumus CAPM, maka tingkat pengembalian mingguan harus dikalikan 52 (asumsi 1 tahun = 52 minggu). Pada akhirnya didapatlah tingkat pengembalian pasar atau market rate of return (Rm) sebesar 24,24%. =AVERAGE (Rm mingguan IHSG awal:rm mingguan IHSG akhir) =AVERAGE (0,80% : 0,65%) = 0,47% Market rate of return (Rm) = 0,47% x 52 = 24,24% Langkah selanjutnya adalah menghitung besarnya nilai beta. Beta yang digunakan di dalam penelitian ini diasumsikan sama dengan rata-rata beta industri BUMN. Dimana perusahaan yang diambil sebagai rata-rata industri adalah 70

perusahaan milik pemerintah yang bergerak di bidang industri yang sama yaitu konstruksi. Perusahaan tersebut adalah PT. Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), dan PT. PP (PTPP). Data harga saham ketiga perusahaan yang digunakan sama dengan harga saham IHSG yaitu harga saham mingguan (weekly) pada periode tahun 2010 sampai dengan 2011. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghitung tingkat pengembalian saham (Ri) mingguan masing-masing perusahaan menggunakan cara yang sama dengan penghitungan Rm mingguan. Tingkat pengembalian saham (Ri) ADHI = = -1,30% WIKA = = 0% PTPP = = -1,67% Dari hasil perhitungan tingkat pengembalian saham mingguan (Ri) dari ketiga perusahaan, terdapat tingkat pengembalian yang bernilai positif dan negatif. Tingkat pengembalian yang bernilai negatif karena terjadinya penurunan harga saham dari harga sebelumnya. Sebaliknya tingkat pengembalian yang bernilai positif karena terjadinya kenaikan harga saham dari harga sebelumnya. Sedangkan tingkat pengembalian yang bernilai 0% terjadi karena tidak terjadinya kenaikan maupun penurunan harga sama, dengan kata lain harga saham tetap (tidak berubah). 71

Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai beta yang akan digunakan ke dalam persamaan CAPM. Beta diperoleh dari nilai beta rata-rata ketiga perusahaan. Beta perusahaan dapat diperoleh dengan fungsi Slope di dalam Microsoft Excel. =SLOPE (Ri,Rm) Beta dari masing-masing perusahaan ADHI : =SLOPE (Ri ADHI, Rm IHSG) WIKA : =SLOPE (Ri WIKA, Rm IHSG) PTPP : =SLOPE (Ri PTPP, Rm IHSG) Setelah dilakukan perhitungan beta masing-masing perusahaan dengan menggunakan fungsi Slope, maka diperoleh beta rata-rata sebesar 1,25 yang artinya ukuran sensitifitas saham dari risiko pasar yang mengukur tingkat pengembalian saham bergerak terhadap saham. Jika beta bernilai sama dengan 1 berarti harga saham sensitif atau agresif terhadap pasar saham. Jika beta bernilai kurang dari 1 berarti harga saham tidak sensitif terhadap pasar. Dengan kata lain, semakin besar nilai suatu beta, maka semakin besar pula risiko saham tersebut. Tabel 4.2 Perhitungan Beta Rata-Rata BETA (β) ADHI 1.253757 WIKA 1.335912 PTPP 1.168838 Rata-rata 1.252835 72

Untuk data-data harga saham IHSG, ADHI, WIKA, PTPP, BI Rate serta perhitungan Ri dan Rm dapat dilihat secara lengkap di lampiran 2. Setelah memperoleh hasil perhitungan dari ketiga komponen cost of equity (Ks), yaitu market rate of return (Rm), Beta (β), dan risk free rate (RFR), maka kita dapat menghitung cost of equity (Ks) dengan menggunakan CAPM. Berikut ini adalah perhitungan cost of equity (Ks) menggunakan CAPM : Tabel 4.3 Perhitungan Cost of Equity Mingguan Tahunan Risk free rate (RFR) 0.13% 6.55% Market rate of return (Rm) 0.47% 24.24% Beta (β) 1.25 Cost of equity (Ks) 28.71% Ks = 6,55% + 1,25 x (24,24% - 6,55%) = 28,71% Cost of equity (Ks) yang diperoleh dengan menggunakan pendekatan CAPM adalah sebesar 28,71%, yang menunjukkan besarnya biaya yang perlu dibayarkan kepada investor seperti dividen sebagai hasil pengembalian dari investasi mereka. 4.3.1.2.2 Cost of debt (Kd) Cost of debt pada umumnya merupakan biaya yang ditanggung perusahaan apabila perusahaan memiliki hutang kepada pihak-pihak tertentu. Biaya hutang disimbolkan dengan Kd, yang merupakan salah satu komponen dalam perhitungan 73

WACC. Dalam penelitian ini, cost of debt dihitung dengan menggunakan Damodaran Spreadsheet. Data-data yang diperlukan dalam menghitung cost of debt adalah risk free rate (RFR), default spread for country, dan default spread for firm. Risk free rate diperoleh dari BI Rate yang telah ada pada perhitungan cost of equity (Ks). Untuk default spread for country dan default spread for firm diperoleh berdasarkan peringkat yang dimiliki oleh perusahaan. Pada penelitian ini, PT. Waskita Karya (Persero) Tbk memiliki rating A- yang dinilai oleh Pefindo pada tahun 2012. Berdasarkan tabel bond rating, default spread for country, dan interest rate of bond yang telah dilampirkan pada bab 2, maka perhitungan cost of debt (Kd) adalah sebagai berikut : Kd = 6,55% + 1,10% + 4,60% = 12,25% Dari hasil perhitungan di atas, maka diperoleh cost of debt sebesar 12,25% yang artinya tingkat suku bunga yang harus dibayarkan kepada lembaga pembiayaan atas hutang perusahaan adalah sebesar 12,25%. 4.3.1.2.3 Pajak (Tax Rate) Biaya modal juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain yang berada di luar kendali perusahaan dan yang dipengaruhi oleh keputusan keuangan dan investasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah tarif pajak. Tarif pajak ini akan digunakan dalam perhitungan cost of debt/ biaya hutang, yaitu biaya hutang setelah pajak. Jadi langkah berikutnya adalah menentukan besarnya tarif pajak ratarata selama periode 2009-2011. Tarif pajak akan dihitung dengan menggunakan rata- 74

rata dari keseluruhan pajak yang telah dibayarkan oleh perusahaan dengan asumsi bahwa perusahaan telah membayar pajak sesuai dengan tarif pajak yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jendral Pajak (DJP) untuk wajib pajak badan pada periode yang telah ditetapkan. Berikut adalah tabel tarif pajak dari periode 2009-2011. Tabel 4.4 Tarif Pajak 2009-2011 2009 2010 2011 Tax 28% 25% 25% average tax 26% 4.3.1.2.4 Perhitungan WACC Data selanjutnya yang dibutuhkan dalam menghitung WACC adalah proporsi struktur modal perusahaan yang terdiri dari bobot hutang (Wd) dan bobot ekuitas (Ws). Proporsi struktur modal ini dapat dihitung dengan menggunakan data-data yang terdapat di dalam laporan keuangan perusahaan yaitu laporan posisi keuangan periode 2009-2011. Tabel 4.5 Proporsi Struktur Modal PT. Waskita Karya (Persero) Tbk (Dalam Rp) 2009 2010 2011 Hutang Jangka Panjang 199,292,135,068.00 208,315,150,845.00 77,742,568,081.00 Jumlah Ekuitas 336,162,258,776.00 450,189,468,486.00 620,222,360,893.00 Total 535,454,393,844.00 658,504,619,331.00 697,964,928,974.00 Bobot Hutang 37% 32% 11% Bobot Ekuitas 63% 68% 89% Total 100% 100% 100% Rata-rata bobot Bobot Hutang (Wd) 27% Bobot Ekuitas (Ws) 73% Total 100% 75

berikut : Contoh perhitungan proporsi struktur modal untuk tahun 2009 adalah sebagai Wd 2009= Rp 199,292,135,068.00/ Rp 535,454,393,844.00 = 37% Ws 2009 = Rp 336,162,258,776.00/ Rp 535,454,393,844.00 = 63% Pada perhitungan proporsi modal tahun 2009, diperoleh proporsi struktur modal perusahaan terdiri dari 37% hutang dan 63% ekuitas. Hal ini berarti bahwa PT. Waskita Karya memiliki modal yang sebagian besar terdiri dari ekuitas yaitu 67% dan hutang sebesar 23%. Begitu juga halnya dengan proporsi modal perusahaan pada tahun 2010 dan 2011 yang mana sebagai besar modal perusahaan terdiri atas ekuitas. Selanjutnya adalah menghitung rata-rata proporsi bobot hutang (Wd) dan proporsi bobot ekuitas (Ws), yaitu dengan menggunakan fungsi Average pada Microsoft Excel. Perhitungan dari rata-rata Wd dan Ws adalah sebagai berikut : Rata-rata Wd = AVERAGE (Wd 2009 : Wd 2011) Rata-rata Ws = AVERAGE (Ws 2009 : Ws 2011) Dari hasil perhitungan rata-rata tersebut maka diperoleh rata-rata proporsi bobot hutang (Wd) adalah sebesar 27% dan rata-rata proporsi bobot ekuitas (Ws) adalah sebesar 73%. Setelah seluruh komponen dari WACC telah dihitung, maka WACC tahun 2011 sudah dapat dihitung sebagai berikut : 76

Tabel 4.6 Perhitungan WACC WACC Ks 28.71% Kd 12.25% Ws 73% Wd 27% Tax Rate 26% WACC 23.47% WACC = ( 73% x 28,71% ) + ( 27% x (12,25% x (1-26%))) = 23,47% Akhirnya telah diperoleh nilai WACC sebesar 23,47% yang berarti sebagai tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor maupun kreditor atas biaya modal yang ditanam mereka yaitu sebesar 23,47%. 4.3.1.3 Perhitungan Free Cash Flow to Firm (FCFF) Free Cash Flow to Firm (FCFF) mencerminkan arus kas yang benar-benar tersedia untuk didistribusikan kepada investor dan lebih relevan digunakan untuk mengestimasi nilai dari suatu perusahaan. Nilai dari operasi suatu perusahaan akan bergantung pada seluruh arus kas bebas yang diharapkan pada masa yang akan datang. Data-data yang dibutuhkan untuk menghitung free cash flow dapat diperoleh dari laporan keuangan PT. Waskita Karya (Persero) Tbk periode 2009-2011. Dimana komponen-komponen dari FCFF itu terdiri dari laba operasi setelah pajak EBIT(1- T), beban penyusutan dan amortisasi (depreciation and amortization expense), pengeluaran modal (Capital Expenditure), dan perubahan modal kerja (change in 77

working capital). Untuk data-data komponen dari FCFF dapat dilihat secara lengkap di Lampiran 3. Untuk perhitungan EBIT(1-T) tahun 2009 sebesar Rp 214.898.300.549,28 diperoleh dari laba usaha perusahaan setelah dikurangi dengan pajak tahun 2009. Laba usaha perusahaan merupakan hasil penjumlahan dari laba sebelum pajak penghasilan dan biaya pinjaman. Berikut adalah perhitungan EBIT(1-T) tahun 2009 : EBIT(1-T) tahun 2009 = Rp 298.469.861.874,00 x (1-28%) EBIT(1-T) tahun 2009 = Rp 214.898.300.549,28 Untuk beban penyusutan dan amortisasi dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan di bagian laporan laba rugi perusahaan. Sedangkan data pengeluaran modal (capital expenditure) juga dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan di bagian laporan arus kas perusahaan khususnya di bagian aktivitas investasi. Misalnya saja untuk capital expenditure PT. Waskita Karya (Persero) Tbk tahun 2009 diperoleh dari perolehan aset tetap yang dilakukan perusahaan sebesar Rp 15.942.210.759,00. Dan komponen FCFF terakhir yang harus dihitung adalah perubahan modal kerja. Perubahan modal kerja diperoleh dari modal kerja tahun ini dikurangi dengan modal kerja tahun sebelumnya. Sedangkan total modal kerja menurut Damodaran diperoleh dari piutang usaha ditambah persediaan dan dikurangi dengan hutang usaha. Untuk perhitungan perubahan modal kerja dan modal kerja tahun 2009 dijelaskan sebagai berikut : 78

Working Capital (2009) = Account Receivable + Inventory Account Payable Working Capital (2009) = Rp 425.625.142.060 + Rp 166.382.476.656 Rp 938.706.122.240 Working Capital (2009) = Rp (346.698.503.524) WC (2009) = WC 2009 WC 2008 WC (2009) = Rp (346.698.503.524) Rp (244.276.126.389) WC (2009) = Rp (102.422.377.135) 4.3.1.3.1 Peramalan Pendapatan PT. Waskita Karya Tahun 2012 Pendapatan PT. Waskita Karya (Persero) Tbk tahun 2012 dapat dihitung dengan menggunakan fungsi forecast pada Microsoft Excel. Perkiraan/peramalan pendapatan PT. Waskita Karya ini akan digunakan dalam memperkirakan FCFF tahun 2012 dan selanjutnya dapat melihat harga IPO saham PT Waskita Karya. Perkiraan pendapatan PT. Waskita Karya tahun 2012 dapat dihitung sebagai berikut : Estimasi pendapatan 2012 : =FORECAST (Tahun 2012;Sales 2009-2011;Tahun 2009-2011) Estimasi pendapatan 2012 : Rp 8.656.039.923.305. 79

Berdasarkan perhitungan di atas, diperkirakan nilai estimasi pendapatan PT. Waskita Karya pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 8.656.039.923.305. Dimana estimasi pendapatan pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar Rp 1.381.873.285.505 dari pendapatan tahun 2011. Hal ini terjadi karena estimasi dihitung dengan menggunakan Percentage of Sales Method (PSM) dari rata-rata tahun historis yang fluktuatif. 4.3.1.3.2 Perkiraan Free Cash Flow to Firm (FCFF) Tahun 2012 Untuk menghitung perkiraan FCFF PT. Waskita Karya tahun 2012, maka penulis juga harus melakukan peramalan untuk masing-masing komponen FCFF, yaitu EBIT (1-T), depreciation and amortization expense, capital expenditure, dan change in working capital. Peramalan dilakukan dengan menggunakan Percentage of sales method (PSM) untuk masing-masing komponen tersebut. Untuk memperoleh PSM maka masing-masing komponen harus dibagi dengan jumlah pendapatan pada tahun tersebut. Misalnya saja untuk menghitung PSM dari EBIT (1-T) tahun 2009, maka yang harus kita lakukan adalah membagi EBIT (1-T) tahun 2009 dengan total pendapatan tahun 2009. Hal yang sama juga dilakukan pada komponen yang lain dari periode 2009-2011. Berikut ini adalah perhitungan PSM dari masing-masing komponen untuk tahun 2009 : 80

PSM EBIT (1-T) 2009 = Rp 214.898.300.549,28/Rp 4.490.875.972.526,00 = 4,785% PSM Depr. Exp 2009 = Rp 12.514.858.961,00/ Rp 4.490.875.972.526,00 = 0,279% PSM Capex 2009 = Rp 15.942.210.759,00/ Rp 4.490.875.972.526,00 = 0,355% PSM WC 2009 = Rp (102.422.377.135,00)/ Rp 4.490.875.972.526,00 = -2,28% Untuk PSM masing-masing komponen tahun 2010 dan 2011 dihitung dengan cara yang sama dengan tahun 2009. Setelah semuanya PSM periode 2009-2011 dihitung, maka langkah selanjutnya adalah menghitung PSM rata-rata dari EBIT (1- T), depreciation and amortization expense, capital expenditure, dan change in working capital PT. Waskita Karya (Persero) Tbk. PSM rata-rata dihitung dengan menggunakan fungsi average dalam Microsoft Excel. Perhitungan dari PSM rata-rata masing-masing komponen adalah sebagai berikut : PSM EBIT (1-T) : =AVERAGE(PSM 2009:PSM 2011) = 4,930% PSM Depr. Exp : =AVERAGE (PSM 2009:PSM 2011) = 0,272% PSM Capex : =AVERAGE (PSM 2009:PSM 2011) = 0,541% PSM WC : =AVERAGE (PSM2009:PSM 2011) = -0,417% Setelah perhitungan percentage of sales method (PSM) selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menghitung estimasi masing-masing komponen FCFF tahun 2012. Estimasi masing-masing komponen dapat dihitung dengan cara mengalikan PSM rata-rata yang telah dihitung sebelumnya dengan 81

estimasi/peramalan pendapatan tahun 2012 yang telah dihitung. Perhitungan untuk masing-masing komponen disajikan sebagai berikut : Tabel 4.7 Perhitungan Estimasi Komponen FCFF Estimasi EBIT (1-T) 4,390% Rp 426.747.469.197,15 Estimasi Depr. Exp 0,272% Rp 23.543.459.268,84 Rp 8.656.039.923.305 x Estimasi Capital exp 0,541% Rp 46,788,356,617,68 Estimasi WC -0,417% Rp (36,087,216,365.04) Untuk data perhitungan PSM dan estimasi masing-masing komponen yang lengkap, dapat dilihat di Lampiran 4. Setelah estimasi masing-masing komponen telah dihitung, maka langkah selanjutnya adalah menghitung estimasi FCFF PT. Waskita Karya (Persero) Tbk tahun 2012. Estimasi FCFF tahun 2012 dapat dihitung dengan menggunakan rumus FCFF yang telah disebutkan di dalam bab 2. Berdasarkan rumus FCFF, maka estimasi FCFF PT. Waskita Karya (Persero) Tbk tahun 2012 adalah Rp 403.502.571.848,31. Perhitungan dari estimasi FCFF tahun 2012 adalah sebagai berikut : Estimasi FCFF 2012 = Rp 426.747.469.197,15 + Rp 23.543.459.268,84 - Rp 46,788,356,617,68 - Rp 36,087,216,365.04 = Rp 367.415.355.483,28 4.3.1.3.3 Estimasi Nilai Intrinsik Saham PT. Waskita Karya Sebelum menentukan estimasi nilai intrinsik saham, kita harus menghitung value of firm terlebih dahulu. Value of firm diperoleh dengan cara membagi estimasi 82

Free Cash Flow to Firm tahun 2012 yang telah dihitung sebelumnya dengan pengurangan antara WACC dan tingkat pertumbuhan ekonomi (economic growth) Indonesia tahun 2012. Value of firm = Value of firm = Rp 2.123.542.247.023,99 Setelah menghitung value of firm, maka langkah selajutnya adalah menghitung nilai ekuitas (total equity) dari perusahaan. Nilai ekuitas dapat diperoleh dengan cara mengurangi value of firm dengan rata-rata hutang jangka panjang perusahaan dari periode 2009-2011. Rata-rata hutang jangka panjang dapat dihitung dengan menggunakan fungsi average pada Microsoft Excel, maka didapatlah ratarata hutang jangka panjang perusahaan sebesar Rp 161.783.284.664,67. Rata-rata LTD = AVERAGE (LTD 2009:LTD 2011) Rata-rata LTD = Rp 161.783.284.664,67 Setelah value of firm dan rata-rata hutang jangka panjang dihitung, maka total ekuitas sudah dapat dihitung sebagai berikut : Total Equity = Rp 2.123.542.247.023,99- Rp 161.783.284.664,67 Total Equity = Rp 1.961.758.962.359,33 Dengan mengetahui nilai ekuitas dari perusahaan, maka langkah terakhir yang dilakukan adalah menghitung nilai intrinsik saham perusahaan. Nilai intrinsik saham perusahaan dapat dihitung dengan cara membagi nilai ekuitas dengan jumlah 83

saham perusahaan yang beredar. Maka, perhitungan nilai intrinsik saham PT. Waskita Karya tahun 2012 diperlihatkan sebagai berikut : Intrinsic Value 2012 = Intrinsic Value 2012 = Rp 294,57/lembar Berdasarkan perhitungan di atas, maka estimasi harga saham PT. Waskita Karya (Persero) Tbk pada tahun 2012 adalah Rp 294,57/lembar. Dan juga telah diketahui bahwa harga saham PT. Waskita Karya pada saat IPO yaitu sebesar Rp 380/lembar. Jika kita membandingkan nilai intrinsik saham dengan nilai pasar saham pada saat IPO, maka dapat dilihat bahwa penilaian harga saham PT. Waskita Karya pada saat IPO dinilai overvalued karena PT. Waskita Karya merupakan salah satu dari perusahaan konstruksi terbesar milik Negara yang memiliki reputasi dan customer base yang di luar. Penilaian overvalued juga didukung dengan kinerja keuangan PT Waskita Karya yang bagus beberapa tahun belakangan ini, dimana tingkat pertumbuhan pendapatan dan laba perusahaan lebih stabil jika dibandingkan dengan perusahaan pesaing lainnya. 4.3.2 Price Earning Ratio (PER) Pendekatan lain yang juga biasa digunakan oleh investor untuk mengestimasi harga wajar saham adalah Price Earning Ratio (PER). Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghitung PER perusahaan yang akan digunakan untuk mengestimasi harga saham. Untuk memperoleh PER perusahaan, penulis menggunakan rata-rata PER yang dihitung dari perusahaan dengan industri sejenis. 84

Perusahaan yang digunakan sebagai pembanding adalah tiga perusahaan yang bergerak di bidang yang sama dengan PT. Waskita Karya (Persero) Tbk dan juga sama-sama merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tiga perusahaan tersebut adalah PT. Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), dan PT. PP (PTPP). Penulis menggunakan ketiga perusahaan ini sebagai pembanding karena memiliki tingkat ROE yang sama atau lebih tinggi dari perusahaan yang menjadi objek penelitian. Alasan penulis menggunakan ROE sebagai alat pembanding karena rasio ini lebih menggambarkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memberikan tingkat pengembalian return dalam modal perusahaannya. Berikut ini adalah data Price Earning Ratio (PER) ketiga perusahaan tahun 2012 : Tabel 4.8 PER tahun 2012 2012 ADHI 31.6585 PTPP 24.7249 WIKA 33.2809 average PER 29.8881 Sumber : www.bloomberg.com Dari hasil perhitungan di atas, telah diperoleh rata-rata PER sebesar 29,8881x. hasil rata-rata PER ini diperoleh dengan menggunakan fungsi average pada Microsoft Excel. Setelah rata-rata PER perusahaan diketahui yaitu 29,8881x, maka langkah selanjutnya adalah menentukan nilai EPS dari perusahaan pada tahun 2012. Nilai EPS PT. Waskita Karya (Persero) Tbk tahun 2012 dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan tersebut. EPS perusahaan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 38/lembar. Setelah rata-rata PER dan EPS perusahaan diketahui, maka langkah terakhir yang dilakukan adalah menghitung estimasi harga saham tahun 2012. Estimasi harga saham PT. Waskita Karya (Persero) tahun 2012 dapat diperoleh 85

dengan cara mengalikan rata-rata PER yang telah dihitung sebelumnya dengan nilai EPS perusahaan pada tahun 2012. Berikut dalah hasil perhitungan estimasi harga saham PT. Waskita Karya (Persero) Tbk pada tahun 2012 : Price Earning Ratio (PER) = Stock Price tahun 2012= PER x EPS Stock Price tahun 2012 = 29,8881 x Rp 38 Stock Price tahun 2012 = Rp 1.135,748 Dari hasil perhitungan, maka diperoleh estimasi stock price dari PT. Waskita Karya (Persero) Tbk pada tahun 2012 sebesar Rp 1.135,748. Jika kita membandingkan antara estimasi stock price dan harga pasar saham pada saat IPO, maka dapat dikatakan bahwa saham PT. Waskita Karya (Persero) Tbk dinilai undervalued karena perusahaan pembanding yang digunakan merupakan perusahaan konstruksi yang kapitalisasi pasarnya lebih besar dari PT. Waskita Karya sehingga estimasi harga saham yang diperoleh lebih besar daripada harga saham pada saat IPO. 4.3.3 Price to Book Value (PBV) Pendekatan terakhir yang akan digunakan di dalam penelitian ini adalah Price to Book Value (PBV) method. Sama halnya seperti Price Earning Ratio, hal pertama yang mesti dilakukan adalah menghitung PBV tahun 2012 dari perusahaan pembanding. Perusahaan pembanding yang digunakan sama dengan penghitungan 86

PER, yaitu PT. Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), dan PT. PP (PTPP). Untuk menghitung nilai PBV telah dijelaskan pada bab 2 sebelumnya. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghitung book value per share masing-masing perusahaan. Book value per share diperoleh dengan cara membagi common shareholder s equity dengan number of common stock shares outstanding. Berikut ini adalah perhitungan book value per share dari masing-masing perusahaan pembanding : Tabel 4.9 BV per share perusahaan pembanding tahun 2012 ADHI PTPP WIKA Shareholder Equity 1,180,918,969,692.00 1,655,849,031,797.00 2,814,005,594,000.00 Outstanding share 1,801,320,000.00 4,842,436,500.00 6,024,184,889.00 BV per share 655.59 341.95 467.12 Setelah mengetahui nilai book value per share dari masing-masing perusahaan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan harga saham dari masingmasing perusahaan pembanding pada tahun 2012. Harga saham yang digunakan dalam menghitung PBV ini merupakan harga saham penutupan pada akhir tahun 2012. Berikut adalah data harga saham dari perusahaan pembanding tahun 2012 : Tabel 4.10 Harga Saham tahun 2012 perusahaan pembanding Tahun 2012 ADHI 1,770.00 PTPP 820.00 WIKA 1,490.00 Sumber : finance.yahoo.com 87

Setelah kedua komponen untuk menghitung PBV telah diketahui, langkah selanjutnya adalah menghitung PBV perusahaan pembanding tahun 2012. Penghitungan PBV tahun 2012 masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut : PBV ADHI = = 2,70x PBV PTPP = = 2,40x PBV WIKA = = 3,19x PBV tahun 2012 dari masing-masing perusahaan telah diketahui, maka langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata PBV dari ketiga perusahaan dengan menggunakan fungsi average pada Microsoft Excel. Rata-rata PBV ketiga perusahaan ini akan diasumsikan sebagai PBV PT. Waskita Karya (Persero) Tbk tahun 2012 yang akan digunakan dalam perhitungan estimasi harga saham PT. Waskita tahun 2012. Dengan bantuan fungsi average, maka diperoleh PBV PT. Waskita Karya (Persero) Tbk tahun 2012 sebesar 2,67x. Book value per share dari PT. Waskita dapat diketahui dengan membagi common shareholder s equity dengan number of common stock shares outstanding. Maka diperoleh book value per share PT. Waskita Karya (Persero) Tbk sebesar Rp 301,38/lembar. Berikut adalah perhitungan estimasi harga saham PT. Waskita Karya (Persero) Tbk tahun 2012 : 88

Tabel 4.11 Perhitungan PBV PT. Waskita Karya (Persero) Tbk tahun 2012 PT. Waskita Karya Shareholder Equity 2,007,075,228,694.00 Outstanding share 6,659,702,082.00 BV per share 301.38 PBV 2.76 PBV = Stock price = PBV x Book value per share Stock Price = 2,76 x Rp 301,38 Stock Price = Rp 832,571 Dari perhitungan di atas, maka dapat diketahui bahwa estimasi harga saham PT. Waskita Karya (Persero) Tbk pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 832,571. Jika estimasi harga saham yang diperoleh dibandingkan dengan harga pasar saham pada saat IPO, maka dapat dikatakan bahwa saham PT. Waskita Karya (Persero) Tbk tahun 2012 dinilai undervalued karena hal yang sama seperti metode PER yaitu perusahaan pembanding yang digunakan merupakan perusahaan konstruksi yang memiliki kapitalisasi pasar yang lebih besar daripada PT. Waskita Karya. 89

Tabel 4.12 Perbandingan Hasil Perhitungan FCFF, PER,dan PBV Metode FCFF PER PBV Nilai Intrinsik Rp 294,57 Rp 1.135,75 Rp 832,57 Harga Saham IPO Rp 380,00 Rp 380,00 Rp 380,00 Penilaian Overvalued Undervalued Undervalued Dari ketiga perhitungan estimasi nilai intrinsik di atas, maka dapat dilihat bahwa dengan metode FCFF penilaian saham PT. Waskita Karya pada saat IPO bernilai overvalued, sedangkan dengan metode PER dan PBV, saham PT. Waskita Karya bernilai undervalued. Jika dilihat dari harga saham PT. Waskita saat ini yang berkisar antar Rp 800-900 per lembar dan bahkan pada akhir Mei 2013, harga saham PT. Waskita Karya sempat mencapai harga Rp 1.050/lembar, maka dapat disimpulkan bahwa harga saham PT. Waskita Karya bernilai undervalued, karena jika dilihat dari nilai intrinsik saham yang diperoleh lebih kecil daripada harga wajar saham PT. Waskita Karya itu sendiri. 90