ANALISIS KETERKAITAN DAN DAMPAK PENGGANDA SEKTOR PERIKANAN PADA PEREKONOMIAN JAWA TENGAH : ANALISIS INPUT OUTPUT

dokumen-dokumen yang mirip
PERANAN SEKTOR PERIKANAN PADA PEREKONOMIAN JAWA TENGAH : ANALISIS INPUT OUTPUT

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sektor, total permintaan Provinsi Jambi pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 61,85

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PERIKANAN PADA STRUKTUR PEREKONOMIAN JAWA TENGAH

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

Lampiran 1. Kode Sektor Sektor Eknonomi

III. METODE PENELITIAN. deskriptif analitik. Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak menggunakan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten

Kata Kunci: investasi, sektor pertanian, input-output.

JURNAL AKUNTANSI & EKONOMI FE. UN PGRI Kediri Vol. 2 No. 2, September 2017

Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor, Dinas Pertanian Kota Bogor,

gula (31) dan industri rokok (34) memiliki tren pangsa output maupun tren permintaan antara yang negatif.

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

TUGAS MODEL EKONOMI Dosen : Dr. Djoni Hartono

Doktor pada PS Teknologi Kelautan, Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB 2 Dosen Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB

PENGARUH INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN DI PROVINSI LAMPUNG

Sebagai suatu model kuantitatif, Tabel IO akan memberikan gambaran menyeluruh mengenai: mencakup struktur output dan nilai tambah masingmasing

Produk Domestik Bruto (PDB)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

DAMPAK PERUBAHAN UPAH TERHADAP OUTPUT DAN KESEMPATAN KERJA INDUSTRI MANUFAKTUR DI JAWA TENGAH

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder yang sebagian besar berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS MODEL INPUT-OUTPUT

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

IV. METODE PENELITIAN

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SEKTOR PADA INDUSTRI, PERDAGANGAN DAN JASA ANGKUTAN DI JAWA TIMUR

III. METODE PENELITIAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. Kesimpulan yang dapat dikemukakan terkait hasil penelitian, yaitu.

DAMPAK INVESTASI SWASTA YANG TERCATAT DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

M-3 SEKTOR TERSIER DAN KESEMPATAN KERJA DI INDONESIA (ANALISA INPUT OUTPUT)

JURNAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN

ANALISIS PERANAN SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH TAHUN 2000 DAN TAHUN 2004 (ANALISIS INPUT OUTPUT)

ANALISIS STRUKTUR DAN PERILAKU EKONOMI UNTUK MENENTUKAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN DI PROPINSI JAWA TIMUR ABSTRACT

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jadi, dengan menggunakan simbol Y untuk GDP maka Y = C + I + G + NX (2.1)


VII. ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR BERBASIS KEHUTANAN Keterkaitan Sektor Berbasis Kehutanan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. sektor produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi.

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Keterangan * 2011 ** 2012 ***

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DAN KESEMPATAN KERJA DI INDONESIA (ANALISA INPUT OUTPUT)

KETERKAITAN ANTARSEKTOR PADA PEREKONOMIAN JAWA TIMUR

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. STRUKTUR PEREKONOMIAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAHTANGGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Hotel dan Restoran Terhadap Perekonomian Kota Cirebon Berdasarkan Struktur Permintaan

BAB 4 METODE PENELITIAN

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DAN SIMULASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SUATU PEREKONOMIAN

(1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II * 2012** 2013***

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Distribusi Input dan Output Produksi

VI. PERANAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN SIAK

Analisis Input-Output (I-O)

ANALISIS DAMPAK INVESTASI SEKTOR PETERNAKAN TERHADAP PEREKONOMIAN DI JAWA TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 2.1 Definisi dan Ruang Lingkup Sektor Pertanian

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERAN SEKTOR AGROINDUSTRI DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN. Sri Hery Susilowati 1

V. ANALISA SISTEM. 5.1 Agroindustri Nasional Saat Ini

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi

BAB 3 METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

PERAN SEKTOR PERIKANAN SEBELUM DAN SETELAH PEMBERLAKUAN OTONOMI DAERAH DI JAWA TENGAH

ANALISIS KEBIJAKAN HUBUNGAN ANTARSEKTOR PEREKONOMIAN NASIONAL

BERITA RESMI STATISTIK

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sumber : Tabel I-O Kota Tarakan Updating 2007, Data diolah

VII. ANALISIS MULTIPLIER SEKTORAL DAN EFEK TOTAL

BAB VI ANALISIS MULTIPLIER & DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAH TANGGA. Investasi infrastruktur transportasi di Provinsi Jawa Barat diharapkan

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

permintaan antara di Kota Bogor pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp 4.49 triliun.

Sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di

Transkripsi:

ANALISIS KETERKAITAN DAN DAMPAK PENGGANDA SEKTOR PERIKANAN PADA PEREKONOMIAN JAWA TENGAH : ANALISIS INPUT OUTPUT OLEH: Abdul Kohar Mudzakir Dosen Lab Sosek Perikanan, Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Perikanan, FPIK, Universitas Diponegoro, Semarang Jl Hayam Wuruk 4A, Pleburan, Semarang telp 0248310965 HP 08888181114 Email : a_kohar_fish@yahoocom Abstrak Pengembangan sektor perikanan perlu diarahkan untuk dapat meningkatkan peran dalam menciptakan keterkaitan yang kuat dengan sektor yang lain baik keterkaitan ke depan maupun ke belakang melalui peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ; keterkaitan (linkage) sektor perikanan dengan sektor lain dan dampak pengganda (multiplier effect) sektor ekonomi yang ditimbulkan oleh perubahan sektor perikanan terhadap output, pendapatan, dan tenaga kerja pada perekonomian Jawa Tengah Metode penelitian menggunakan studi kasus dan dilanjutkan dengan analisis deskriptif Data yang dianalisis adalah Tabel Input Output Transaksi Domestik atas Dasar Harga Produsen Klasifikasi 38 Sektor Propinsi Jawa Tengah Tahun 2000 Analisis data dilakukan dengan menggunakan matematika ekonomi dan model input output yang dibantu dengan menggunakan program Excel dan GRIMP 71 Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis keterkaitan sektor ikan laut dan hasil laut lainnya mempunyai keterkaitan output langsung maupun keterkaitan tidak langsung ke depan yang lebih besar daripada ke belakang, hal ini menunjukkan bahwa sektor tersebut mampu menarik sektor hulu, dibandingkan dengan sektor hilir Untuk sektor ikan darat dan hasil perairan darat dan sektor jasa pertanian mempunyai nilai keterkaitan ke belakang yang lebih besar daripada ke depan Akan tetapi jika dibandingkan dengan sektor yang lain, nilai keterkaitan sektor perikanan masih rendah, sehingga akan lebih banyak dipengaruhi sektor lain, untuk menyediakan input maupun penggunaan output Hasil analisis pengganda tipe I maupun tipe II didapatkan nilai pengganda sektor perikanan masih kecil, sehingga belum dapat diandalkan untuk meningkatkan pertumbuhan output, pendapatan, dan penciptaan lapangan kerja Kata Kunci : Keterkaitan, Dampak Pengganda, Input Output, Perekonomian, Jawa Tengah PENDAHULUAN Enam keunggulan yang dimiliki oleh sektor perikanan, yang jarang dimiliki oleh sektor lain serta dapat menggerakkan investasi baik pada skala nasional maupun regional antara lain: (1) sumberdaya laut yang kaya (kuantitas dan diversitas), (2) Indonesia memiliki daya saing tinggi di sektor perikanan, (3) industri di sektor perikanan memiliki keterkaitan ke depan (forward linkages) dan keterkaitan ke belakang (backward linkages) erat dengan industri lain, (4) sumberdaya perikanan merupakan sumberdaya yang dapat diperbaharui, (5) investasi di sektor perikanan memiliki efisiensi dan daya serap tenaga kerja yang tinggi, dan (6) umumnya industri perikanan berbasis sumberdaya lokal dengan 1

input rupiah, tetapi beroutput dolar (Dahuri, 2003) Keunggulan tersebut diharapkan sektor perikanan menjadi tumpuan bagi usaha untuk memulihkan krisis ekonomi yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi (PDB), menambah devisa (ekspor), dan menyerap tenaga kerja, karena sifat sektor perikanan yang lebih membutuhkan jumlah tenaga kerja yang besar Pengembangan sektor perikanan perlu diarahkan untuk meningkatkan peran dalam menciptakan keterkaitan dengan sektor yang lain melalui peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan, serta keterkaitan yang kuat dengan sektor yang lain baik keterkaitan ke depan maupun ke belakang, yang pada akhirnya akan menumbuhkan kegiatan perekonomian, dalam kasus ini Jawa Tengah yaitu melalui multiplier effect Prinsip saling berhubungan dan keterkaitan tersebut, akan lebih memperkuat pembangunan di Jawa Tengah, seperti bagaimana: 1 Keterkaitan antara industri pengolahan dengan sumberdaya perikanan dan pemasarannya, dalam hal penyediaan bahan baku bagi industri pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah sektor perikanan 2 Keterkaitan antara industri pengolahan yaitu industri hulu, industri hilir, dan industri kecil, terutama untuk menyediakan bahan baku bagi industri pengolahan tersebut 3 Keterkaitan antara industri pengolahan dengan industri pendukung seperti industri mesin, agrokimia, dan pengemasan 4 Keterkaitan antara industri pengolahan dengan sektor ekonomi dan sektor-sektor lainnya seperti, sektor perhubungan, sektor jasa, dan perbaikan Pengembangan sektor perikanan diharapkan dapat menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil, menyerap tenaga kerja yang lebih banyak, menghasilkan devisa yang tinggi, dan yang paling penting meningkatkan pendapatan perkapita serta memberikan multiplier effect bagi masyarakat secara keseluruhan Penelitian ini bertujuan antara lain untuk menganalisis : keterkaitan (linkage) sektor perikanan dengan sektor lain pada perekonomian Jawa Tengah, dan dampak pengganda (multipliers effect) sektor ekonomi yang ditimbulkan oleh perubahan sektor perikanan terhadap output, pendapatan, dan tenaga kerja pada perekonomian Jawa Tengah METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dari Tabel input output (IO) transaksi domestik atas dasar harga produsen Propinsi Jawa Tengah Tahun 2

2000 klasifikasi 85 sektor Data dasar input output yang didapatkan merupakan data input output transaksi domestik atas dasar harga produsen Jawa Tengah 85 sektor, yang diagregasi menjadi 38 sektor, dengan sektor perikanan terdiri dari 2 sektor, yaitu: sektor ikan laut dan hasil laut lainnya, dan sektor ikan darat dan hasil perairan darat Metode dan Analisis Data Metode penelitian menggunakan studi kasus dan dilanjutkan dengan analisis deskriptif Data yang dianalisis adalah Tabel Input Output Transaksi Domestik atas Dasar Harga Produsen Klasifikasi 38 Sektor Propinsi Jawa Tengah Tahun 2000 Analisis data dilakukan dengan menggunakan matematika ekonomi dan model input output yang dibantu dengan menggunakan program Excel dan GRIMP 71 (Generation of Regional Input- Output Model Program) Analisis Input Output Tabel input-output merupakan matrik yang memotret kegiatan ekonomi suatu daerah atau negara atau wilayah pada waktu tertentu (1 tahun tertentu) suatu aktivitas ekonomi yang mencatat transaksi input output yang berkaitan antar sektor (kedepan atau kebelakang), yang pertama kali diperkenalkan oleh W Leontief (Nazara, 1997, Budiharsono, 2001, Muchdie, 2002, Resodudarmo, 2002) Tabel IO ini mampu memperkirakan dampak pembangunan suatu sektor di suatu negara/wilayah tersebut secara keseluruhan, termasuk terhadap tingkat pendapatan masyarakat di negara/wilayah tersebut (Miller dan Blair, 1985 dalam Resosudarmo et al 2002) Jensen dan West (1986), mengemukakan bahwa Tabel IO dibagi empat kuadran : (1) Intermediate quadrant (Kuadran I/processing quadrant) yang merupakan kuadran permintaan antara arus barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi perekonomian, (2) Final demand (kuadran II atau komponen pengeluaran wilayah =Gross Domestic Regional Product) yang menggambarkan transaksi permintaan akhir yang berasal baik dari output sektor produksi maupun impor yang dirinci dalam berbagai jenis penggunaan, (3) Primary input quadrant (kuadran III) yang menunjukkan penggunaan input primer atau nilai tambah, jumlah keseluruhan ini menghasilkan product domestic regional bruto, dan (4) Primary input-final demand quadrant (kuadran IV) yang menunjukkan transaksi langsung antara input primer dengan permintaan akhir tanpa ada mekanisme transmisi dari sistem produksi dan umumnya jarang terdapat dalam Tabel IO 3

Tabel 1 Simplikasi Tabel Input Output Sektor Konsumsi 1 2 i n Sektor Produksi 1 2 j n x 12 x 22 x 11 x 21 x i1 x n1 x i2 x n2 x 1j x 2j xij x 1n x 3n x in x nn Nilai Tambah (V) V 1 V 2 V n Impor (m) m 1 m 2 m n Total Masukan (X) X 1 X 2 X n Sumber: Biro Pusat Statistik, 1995 Konsumsi Akhir (F) F 1 F 2 F n Total Produksi (X) X 1 X 2 X n Dari Tabel IO tersebut dapat dibuat dua persamaan neraca yang berimbang: Untuk baris: n x i=1 F + = ij i x j i = 1, 2, 3,n (1) dimana: X i = Jumlah output total sektor ke-i ( jumlah total baris ke-i) X ij = Jumlah output sektor ke-i yang dibeli oleh sektor ke-j F i = Jumlah total permintaan (konsumsi) akhir untuk output sektor ke-i Untuk kolom: n x j=1 v m + + = ij j j Xi j = 1, 2, 3,n (2) dimana: X j = Jumlah output total sektor ke-j (jumlah total kolom ke-j) X ij = Jumlah output sektor ke-i yang dijual ke sektor ke-j V j = Jumlah nilai tambah sektor ke-j m j = Impor sektor ke-j i = j = 1, 2, 3,, n Aliran antar sektor dapat ditransformasikan menjadi koefisien-koefisien dengan mengasumsikan bahwa jumlah berbagai pembelian tetap, koefisien itu antara lain: a ij = x ij / X j (3) atau x ij = a ij X j (4) xij aij = Xj Atau xij = aij Xj Dengan memasukkan persamaan (4) ke dalam persamaan (1) didapat: n a i=1 x + F ij j i = x j i = 1, 2, 3,,n (5) 4

Dalam notasi matrik persamaan (5) dapat ditulis, sebagai berikut: AX + F = X (6) Atau hubungan dasar dari Tabel input output: (I-A) -1 F = X (7) Matriks kebalikan Leontief (I-A) -1 (matriks multiplier masukan), yaitu bagaimana kenaikan produksi dari suatu sektor akan menyebabkan berkembangnya sektor-sektor lain Dalam penelitian ini akan dianalisis, antara lain: Analisis Keterkaitan Konsep kaitan dapat mengukur tingkat ketergantungan antar sektor dalam ekonomi dan sejauhmana sektor dipengaruhi oleh sektor lainnya, terdiri dari : Analisis Keterkaitan Ke depan Analisis Keterkaitan Langsung Ke depan Keterkaitan langsung ke depan, menunjukkan hubungan keterkaitan pengaruh yang ditimbulkan oleh satu unit permintaan akhir suatu sektor terhadap total penjualan output semua sektor di dalam suatu perekonomian Sektor tersebut punya keterkaitan ke depan yang besar jika nilainya lebih besar dari satu, dirumuskan: n FL i = j= 1 a ij (8) dimana: FL i a ij = Keterkaitan langsung ke depan sektor ke-i = Unsur matriks koefisien teknis atau koefisien langsung Analisis Keterkaitan Tidak Langsung Kedepan Keterkaitan ke depan tidak langsung, menunjukkan akibat suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan sebagian output sektor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung per unit kenaikan permintaan total, dirumuskan: n FLTL i = j= 1 ij (9) dimana: FLTL i = Keterkaitan tidak langsung ke depan sektor ke-i = Unsur matriks kebalikan Leontief model terbuka ij Analisis Keterkaitan Kebelakang Analisis Keterkaitan Langsung Kebelakang Keterkaitan kebelakang langsung, menunjukkan hubungan keterkaitan pengaruh yang ditimbulkan oleh satu unit permintaan akhir pada sektor tersebut terhadap total 5

pembelian input semua sektor di dalam suatu perekonomian Sektor tersebut punya keterkaitan kebelakang yang besar jika nilainya lebih besar dari satu, dirumuskan: n BL j = a ij (10) i= 1 dimana: BL j = Keterkaitan langsung kebelakang sektor ke-j a ij = Unsur matriks koefisien teknis atau koefisien langsung Analisis Keterkaitan Tidak Langsung Ke belakang Keterkaitan tidak langsung kebelakang, menunjukkan akibat suatu sektor yang diteliti terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara sektor secara langsung maupun tidak langsung per unit kenaikan permintaan total, dirumuskan: dimana: n BLTL j = ij (11) i= 1 BLTL j = Keterkaitan tidak langsung kebelakang sektor ke-j ij = Unsur matriks kebalikan Leontief model terbuka Analisis Pengganda Analisis pengganda (Multiplier) pengukuran suatu respon atau dampak stimulus ekonomi, besarnya dampak atas pengaruh stimulus ekonomi tersebut terdiri dari beberapa efek yang dapat dihitung menjadi dua tipe, yaitu multiplier tipe I dan multiplier tipe II Multiplier tipe I merupakan perubahan tidak langsung, perubahan ini menggunakan matrik kebalikan (I-A d ) -1 berdasarkan Tabel IO terbuka (open table) Multiplier tipe II merupakan adanya perubahan tidak langsung dan terinduksi, yang menggunakan matrik kebalikan (I- A d ) -1 berdasarkan Tabel IO tertutup (closed table) yaitu dengan menyertakan kolom konsumsi rumah tangga dari permintaan akhir dan baris upah dan gaji dari faktor primer dalam matrik koefisien, dengan perkataan lain multiplier tipe II memperhatikan perubahan pendapatan (income) akibat pengeluaran konsumen dalam reaksi rantai antar industri di samping perubahan pendapatan (income) tidak langsung Multiplier tipe I dan II merupakan hasil proses mekanisme dampak yang terdiri dari: (1) efek awal (initial effect), (2) efek putaran awal (first round effect), (3) efek dukungan industri (industrial support effect), dan (4) efek induksi konsumsi (consumption induced effect) Untuk melihat hubungan antara efek awal dan efek lanjutan per unit pada pengukuran dari sisi output, pendapatan, dan tenaga kerja maka dihitung dengan menggunakan rumus multiplier tipe I dan II (Daryanto dan Morison, 1991): 6

Tipe I = Tipe II = Efek Awal + Efek Putaran Pertama + Efek Dukungan Industri Efek Awal Efek Awal + Efek Putaran Pertama + Efek Dukungan Industri + Efek Awal Efek Induksi Konsumsi HASIL DAN PEMBAHASAN Keterkaitan Output Ke depan dan Ke belakang Semua Sektor Perekonomian Sektor perikanan yang terdiri dari sektor ikan laut dan hasil laut lainnya, dan sektor ikan darat dan hasil perairan darat, masing-masing mempunyai nilai koefisien keterkaitan langsung ke depan sebesar 013736, dan 011806, dengan masing-masing menempati peringkat 29, dan 30 Dari nilai keterkaitan output langsung ke depan sektor ikan laut dan hasil laut lainnya sebesar 013736, bahwa pada setiap satu satuan nilai output sektor ikan laut dan hasil laut lainnya akan dialokasikan kepada sektor-sektor lainnya maupun pada sektor ikan laut dan hasil laut lainnya itu sendiri sebesar 013736 satuan atau dengan kata lain setiap ada peningkatan dalam permintaan akhir sebesar satu rupiah, maka akan terjadi peningkatan pada permintaan output baik terhadap sektor ikan laut dan hasil laut lainnya itu sendiri maupun terhadap sektor perekonomian yang lain sebesar Rp 013736 Nilai keterkaitan output tidak langsung ke depan sektor-sektor perikanan, seperti sektor ikan laut dan hasil laut lainnya (116466), dan sektor ikan darat dan hasil perairan darat (113897), dengan masing-masing pada peringkat ke-29, dan 30, hal ini menunjukkan rendahnya nilai keterkaitan tersebut yang berimplikasi terhadap masih kecilnya output yang dihasilkan yang akan digunakan oleh sektor-sektor yang lain baik secara langsung maupun tidak langsung untuk meningkatkan permintaan total per unit Sektor ikan laut dan hasil laut lainnya dan sektor ikan darat dan hasil perairan darat, masing-masing mempunyai nilai keterkaitan langsung ke belakang sebesar 009662, dan 019679, dengan masing-masing menempati peringkat ke-34, dan 27 Hal ini menunjukkan, jika terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu satuan pada sektor ikan laut dan hasil laut lainnya, maka sektor ini akan membutuhkan input tambahan untuk proses produksi dari sektor lainnya pada perekonomian Jawa Tengah, termasuk sektor ikan laut dan hasil laut lainnya sendiri 009662 satuan secara langsung dan 112090 satuan secara tidak langsung Nilai keterkaitan output tidak langsung ke belakang sektor ikan laut dan hasil laut lainnya, dan sektor ikan darat dan hasil perairan darat, masing-masing sebesar 112090, dan 128307 7

Tabel 2 Keterkaitan Output Ke depan dan Ke belakang Semua Sektor Propinsi Jawa Tengah, Tabel IO 38 Sektor, Tahun 2000 Sektor Ke depan Ke Belakang Lgsg Rank Tdk Lgsg Rank Lgsg Rank Tdk Lgsg Rank Padi 082208 3 215825 3 007135 35 108720 35 Tanaman bahan makanan 078344 4 209239 4 005879 37 107712 37 Tanaman pertanian lainnya 054307 6 171890 6 011664 31 115957 31 Peternakan dan hasil-hasilnya 045512 9 157040 11 030435 23 146574 20 Kehutanan 017192 25 122115 26 011566 32 115405 32 Ikan laut dan hasil laut lainnya 013736 29 116466 29 009662 37 112090 34 Ikan darat dan hasil perairan darat 011806 30 113897 30 019679 27 128307 26 Jasa pertanian 001739 37 102837 36 010269 33 113715 33 Pertambangan dan barang galian 035595 12 140698 14 012092 29 116058 30 Ind pengolahan dan pengawetan makanan 015257 28 119598 27 07146 2 197653 1 Ind minyak dan lemak 023202 18 129506 20 042775 12 155890 12 Ind penggilingan padi 029731 16 137240 18 079483 1 187761 3 Ind tepung, roti dan kue 044917 10 161063 10 055796 4 180769 5 Ind kopi dan makanan lainnya 022046 21 126344 24 051653 5 165970 9 Ind bumbu masak dan penyedap makanan 003763 33 104595 33 060241 3 195460 2 Ind makanan ternak 032932 15 146754 12 044991 11 159025 11 Ind gula tebu dan gula kelapa 033405 13 139848 15 019931 26 126463 27 Ind minuman 003460 34 104147 34 046053 10 162946 10 Ind rokok dan pengolahan tembakau 016073 27 119454 28 034022 20 146072 21 Ind pemintalan, tekstil, dan pakaian 042613 11 169017 7 050451 6 184436 4 Ind dari kayu, kertas,penerbitan dan percetakan Ind farmasi, jamu tradisional, kimia dan pupuk 021026 22 128382 22 041563 13 154961 13 032948 14 146556 13 035368 18 148642 17 Ind pengilangan minyak 045904 8 166059 9 006482 36 108693 36 Ind karet dan barang dari karet 028721 17 139829 16 049297 7 172554 7 Ind plastik dan barang dari plastik 016155 26 123585 25 034273 19 147707 18 Ind barang mineral bukan logam 005903 32 107154 32 038566 15 149102 16 Ind semen, kapur dan barang dari semen 006952 31 108517 31 032363 21 141668 22 Ind dasar baja, besi, logam, mesin dan alat angkutan 049895 7 166213 8 036677 17 152119 15 Ind barang lainnya 002714 35 103106 35 047013 9 168824 8 Listrik, gas dan air minum 022969 19 132154 19 037189 16 147435 19 Bangunan 018227 23 129332 21 040429 14 152807 14 Perdagangan 178966 1 341783 1 019549 28 126136 28 Hotel dan restoran 017945 24 127379 23 049087 8 176807 6 Pengangkutan dan komunikasi 084824 2 220994 2 031137 22 140749 23 Lembaga keuangan, real estate dan jasa perusahaan 064681 5 207826 5 011785 30 116202 29 Pemerintahan umum dan pertahanan 001912 36 102596 37 023250 24 134426 24 Jasa-Jasa 022863 20 138011 17 021181 25 131233 25 Kegiatan yang tidak jelas batasannya 000000 38 100000 38 000000 38 100000 38 Sumber: Tabel Input Output Jawa Tengah 38 Sektor, 2000 (diolah) 8

Keterkaitan Output Ke depan dan Ke belakang Sektor Perikanan Sektor Ikan Laut dan Hasil Laut Lainnya Pada analisis keterkaitan output langsung ke depan sektor ikan laut dan hasil laut lainnya terhadap masing-masing sektor berdasarkan klasifikasi 38 sektor, memperlihatkan dari nilai keterkaitan sektor ikan laut dan hasil laut lainnya sebesar 013736 akan dialokasikan pada seluruh sektor perekonomian termasuk sektor yang bersangkutan sebanyak 12 sektor, dimana sektor yang memiliki nilai keterkaitan terbesar terjadi pada sektor industri pengolahan dan pengawetan makanan sebesar 012259 (8925%), kemudian menyusul sektor hotel dan restoran sebesar 001065 (775%), dan sektor industri bumbu masak dan penyedap makanan sebesar 000213 (155%) Nilai tersebut mengandung arti bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir pada sektor ikan laut dan hasil laut lainnya sebesar satu satuan, maka kenaikan output sektor ikan laut dan hasil laut lainnya yang dialokasikan pada sektor industri pengolahan dan pengawetan makanan secara langsung sebesar 012259 satuan, untuk sektor hotel dan restoran sebesar 001065 satuan dan untuk sektor industri bumbu masak dan penyedap makanan sebesar 000213 satuan, demikian juga nilai-nilai untuk sektor-sektor yang lain Dengan demikian, sektor yang mempunyai kemampuan untuk menampung hasil produksi dari hasil sektor ikan laut, seperti ikan laut adalah sektor industri pengohan dan pengawetan makanan sebagai input bagi proses produksi sektor tersebut Nilai keterkaitan ke depan tidak langsung, tiga sektor yang akan mendapat pengalokasian secara langsung maupun tidak langsung pada nilai keterkaitan tidak langsung dari sektor ikan laut dan hasil laut lainnya sebesar 116466, adalah sektor ikan laut dan hasil laut lainnya sendiri yaitu sebesar 100014 (8587%), kemudian pada sektor industri pengolahan dan pengawetan makanan sebesar 012525 (1075%), dan sektor hotel dan restoran sebesar 002040 (175%) Dengan nilai tersebut, sektor yang akan mendapat pengalokasian dari nilai keterkaitan tidak langsung dari sektor ikan laut dan hasil laut lainnya adalah sektor ikan laut dan hasil laut lainnya sendiri yang mencapai 8587%, dan output yang dihasilkan secara tidak langsung dialokasikan pada sektor sendiri Pada nilai keterkaitan langsung ke belakang sektor ikan laut dan hasil laut lainnya sebesar 009662 terhadap sektor perekonomian di Jawa Tengah, tiga sektor yang mempunyai nilai keterkaitan tertinggi jika terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu satuan pada sektor ikan laut dan hasil laut lainnya, maka sektor ikan laut dan hasil laut lainnya tersebut membutuhkan input tambahan untuk proses produksi dari sektor ikan laut dan hasil laut lainnya sebesar nilai keterkaitan tertinggi antara lain: sektor industri 9

pengilangan minyak sebesar 004328 satuan (4479%), ke sektor perdagangan sebesar 002244 (2323%), dan sektor industri bumbu masak dan penyedap makanan sebesar 000729 (755%), demikian juga sektor yang lain (Tabel 3) Tabel 3 Keterkaitan Output Ke depan dan Ke belakang Sektor Ikan Laut dan Hasil Laut Lainnya Propinsi Jawa Tengah, Tabel IO 38 Sektor, Tahun 2000 Sektor Ke depan Ke Belakang Lgsg Rank Tdk Lgsg Rank Lgsg Rank Tdk Lgsg Rank 1 000000 13 000001 37 000000 25 000041 22 2 000000 13 000002 35 000000 25 000057 19 3 000000 13 000006 34 000000 25 000019 29 4 000000 13 000018 24 000004 21 000048 21 5 000000 13 000015 27 000074 15 000099 16 6 000005 8 100014 1 000005 20 100014 1 7 000000 13 000009 32 000008 18 000017 30 8 000000 13 000007 33 000385 4 000386 8 9 000000 13 000022 20 000000 25 000039 24 10 012259 1 012525 2 000000 25 000038 25 11 000001 12 000024 19 000000 24 000014 32 12 000000 13 000002 36 000000 25 000049 20 13 000004 9 000230 5 000000 25 000039 23 14 000000 13 000050 12 000105 12 000129 14 15 000213 3 000437 4 000113 11 000119 15 16 000007 7 000074 11 000000 25 000015 31 17 000000 13 000012 30 000000 25 000025 27 18 000000 13 000083 10 000000 25 000008 34 19 000000 13 000018 25 000000 25 000004 37 20 000000 13 000094 9 000264 8 000430 6 21 000000 13 000019 21 000115 10 000161 12 22 000003 11 000037 15 000001 23 000057 18 23 000000 13 000019 23 004328 1 004492 2 24 000000 13 000014 29 000002 22 000022 28 25 000000 13 000028 18 000300 5 000352 10 26 000000 13 000015 28 000000 25 000006 36 27 000000 13 000031 17 000000 25 000008 35 28 000000 13 000031 16 000280 7 000370 9 29 000131 4 000185 6 000008 19 000010 33 30 000000 13 000010 31 000012 17 000077 17 31 000000 13 000019 22 000076 14 000155 13 32 000000 13 000040 14 002244 2 002564 3 33 001065 2 002040 3 000290 6 000397 7 34 000003 10 000045 13 000729 3 001013 4 35 000000 13 000015 26 000199 9 000564 5 36 000018 6 000146 7 000027 16 000032 26 37 000027 5 000129 8 000092 13 000219 11 38 000000 13 000000 38 000000 25 000000 38 Sumber: Tabel Input Output Jawa Tengah 38 Sektor, 2000 (diolah) Nilai keterkaitan tidak langsung ke belakang sektor ikan laut dan hasil laut lainnya sebesar 112090, akan dialokasikan pada perekonomian di Jawa Tengah, yang 10

menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu satuan pada sektor ikan laut dan hasil laut lainnya, maka sektor ikan laut dan hasil laut lainnya tersebut membutuhkan input tambahan untuk proses produksi dari sektor ikan laut dan hasil laut lainnya sebesar nilai keterkaitan tertinggi antara lain pada: sektor ikan laut dan hasil laut lainnya sebesar 100014 satuan (8923%), kemudian sektor industri pengilangan minyak sebesar 004492 satuan (401%), dan sektor perdagangan sebesar 002564 satuan (229%) secara tidak langsung, demikian juga nilai untuk sektor yang lain Jadi dengan nilai keterkaitan tidak langsung ke belakang sektor ikan laut dan hasil laut lainnya sendiri dibutuhkan untuk meningkatkan output, kemudian sektor industri pengilangan minyak dan perdagangan Sektor Ikan Darat dan Hasil Perairan Darat Keterkaitan output langsung ke depan sektor ikan darat dan hasil perairan darat terhadap masing-masing sektor, memperlihatkan nilai keterkaitan sektor ikan darat dan hasil perairan darat sebesar 011806 satuan dialokasikan pada 12 sektor dengan sektor terbesar pada sektor ikan darat dan hasil perairan darat sebesar 005591 (4736%), sektor industri pengolahan dan pengawetan makanan sebesar 004700 (3981%), dan sektor hotel dan restoran sebesar 001357 (1150%) Nilai tersebut mengandung arti bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir pada sektor ikan darat dan hasil perairan darat sebesar satu satuan, maka kenaikan output sektor ikan darat dan hasil perairan darat yang dialokasikan pada sektor ikan darat dan hasil perairan darat sendiri secara langsung sebesar 005591 satuan, untuk sektor industri pengolahan dan pengawetan makanan sebesar 004700 satuan dan untuk sektor hotel dan restoran sebesar 001357 satuan Keterkaitan output tidak langsung ke depan sektor ikan darat dan hasil perairan darat terhadap semua sektor sebesar 113897, akan dialokasikan pada sektor ikan darat dan hasil perairan darat sebesar 105927 (9300%), sektor industri pengolahan dan pengawetan makanan sebesar 005093 (447%), dan sektor hotel dan restoran sebesar 001838 (161%) Jika terjadi peningkatan permintaan akhir sektor ikan darat dan hasil perairan darat sebesar satu satuan, maka akan dialokasikan pada sektor ikan darat dan hasil perairan darat secara tidak langsung sebesar 105927 satuan, untuk sektor industri pengolahan dan pengawetan makanan sebesar 005093 satuan dan sektor hotel dan restoran sebesar 001838 satuan Nilai keterkaitan langsung ke belakang sektor ikan darat dan hasil perairan darat sebesar 019679 akan dialokasikan terhadap sektor yang lain termasuk sektor ikan darat dan hasil perairan darat sendiri, tiga sektor yang mempunyai nilai keterkaitan terbesar 11

antara lain: sektor industri makanan ternak sebesar 009384 (4768%), sektor ikan darat dan hasil perairan darat sebesar 005591 satuan (2841%), dan sektor perdagangan sebesar 002364 satuan (1204%) Tabel 4 Keterkaitan Output Ke depan dan Ke belakang Sektor Ikan Darat dan Hasil Perairan Darat Propinsi Jawa Tengah, Tabel IO 38 Sektor, Tahun 2000 Sektor Ke depan Ke Belakang Lgsg Rank Tdk Lgsg Rank Lgsg Rank Tdk Lgsg Rank 1 000000 13 000001 37 000000 29 000409 9 2 000000 13 000002 35 000093 12 002903 4 3 000000 13 000005 34 000000 29 000067 25 4 000000 13 000008 33 000021 19 000098 24 5 000000 13 000012 27 000075 14 000100 23 6 000008 7 000017 21 000000 29 000009 34 7 005591 1 105927 1 005591 2 105927 1 8 000004 8 000009 30 000292 5 000314 11 9 000000 13 000019 19 000000 29 000035 28 10 004700 2 005093 2 000000 29 000060 26 11 000000 13 000012 28 000012 22 000193 15 12 000000 13 000001 36 000152 9 000502 8 13 000001 10 000097 6 000000 28 000688 7 14 000000 13 000024 17 000001 26 000115 19 15 000075 4 000174 4 000001 25 000016 32 16 000001 11 000030 13 009384 1 010210 2 17 000000 13 000009 31 000000 29 000039 27 18 000000 13 000044 9 000000 29 000003 35 19 000000 13 000015 24 000000 29 000001 37 20 000000 13 000049 8 000049 16 000119 18 21 000000 13 000016 23 000052 15 000102 21 22 000000 13 000024 16 000083 13 000177 16 23 000000 13 000016 22 000130 11 000281 12 24 000000 13 000012 29 000003 24 000019 30 25 000000 13 000023 18 000197 8 000275 13 26 000000 13 000012 26 000008 23 000015 33 27 000000 13 000027 15 000000 29 000017 31 28 000000 13 000027 14 000049 17 000109 20 29 000001 12 000034 12 000001 27 000002 36 30 000000 13 000009 32 000143 10 000223 14 31 000000 13 000017 20 000269 7 000362 10 32 000000 13 000035 11 002364 3 003209 3 33 001357 3 001838 3 000016 21 000101 22 34 000003 9 000035 10 000361 4 000752 5 35 000000 13 000013 25 000285 6 000697 6 36 000035 5 000134 5 000021 20 000026 29 37 000029 6 000076 7 000026 18 000134 17 38 000000 13 000000 38 000000 29 000000 38 Sumber: Tabel Input Output Jawa Tengah 38 Sektor, 2000 (diolah) Nilai keterkaitan tersebut menunjukkan jika terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu satuan pada sektor ikan darat dan hasil perairan darat, maka sektor tersebut 12

membutuhkan input tambahan untuk proses produksi dari sektor industri makanan ternak sebesar 009384 satuan, dari sektor ikan darat dan hasil perairan darat sebesar 005591 satuan, dan dari sektor perdagangan sebesar 002364 satuan secara langsung, demikian juga untuk sektor yang lain Untuk nilai keterkaitan tidak langsung ke belakang masingmasing dialokasikan untuk sektor ikan darat dan hasil perairan darat (105966), sektor industri pengolahan dan pengawetan makanan (00524), dan sektor hotel dan restoran (001930) Analisis Dampak Pengganda Pengganda Output Sektor ikan laut dan hasil laut lainnya, dan sektor ikan darat dan hasil perairan darat, masing-masing mempunyai nilai pengganda tipe I sebesar 1121 dan 1283, sehingga jika terjadi peningkatan permintaan akhir di sektor ikan laut dan hasil laut lainnya sebesar satu rupiah maka output pada semua sektor pada perekonomian Jawa Tengah akan meningkat sebesar Rp 1121 Untuk nilai pengganda output tipe II, yang memasukkan rumah tangga ke dalam model, pada sektor ikan laut dan hasil laut lainnya, dan sektor ikan darat dan hasil perairan darat, masing-masing sebesar 1403, dan 1580 Dari nilai pengganda output tipe II sektor ikan laut dan hasil laut lainnya menunjukkan, bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir sektor ikan laut dan hasil laut lainnya sebesar satu rupiah, maka pendapatan rumah tangga di sektor ikan laut dan hasil laut lainnya yang dibelanjakan ke semua sektor perekonomian lainnya akan meningkat Rp 1519 Peningkatan kecil pada sektor perikanan, menunjukkan belum mempunyai pengaruh yang besar terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga pada sektor yang lain Tabel 5 Pengganda Output Sektor Perekonomian Propinsi Jawa Tengah, Tabel IO 38 Sektor, Tahun 2000 SEKTOR INITIAL FIRST INDUST TOTAL CONS'M TOTAL TYPE I TYPE II 1 1000 0071 0016 1087 0283 1370 1087 )35 1370 )35 2 1000 0059 0018 1077 0217 1294 1077 )37 1294 )36 3 1000 0117 0043 1160 0479 1638 1160 )31 1638 )28 4 1000 0304 0161 1466 0310 1776 1466 )20 1776 )20 5 1000 0116 0038 1154 0361 1515 1154 )32 1515 )31 6 1000 0097 0024 1121 0282 1403 1121 )34 1403 )34 7 1000 0197 0086 1283 0297 1580 1283 )26 1580 )30 8 1000 0103 0034 1137 0514 1651 1137 )33 1651 )27 9 1000 0121 0040 1161 0527 1687 1161 )30 1687 )24 10 1000 0715 0262 1977 0339 2316 1977 )1 2316 )3 11 1000 0428 0131 1559 0328 1887 1559 )12 1887 )16 12 1000 0795 0083 1878 0314 2192 1878 )3 2192 )5 13

13 1000 0558 0250 1808 0358 2166 1808 )5 2166 )6 14 1000 0517 0143 1660 0325 1984 1660 )9 1984 11 15 1000 0602 0352 1955 0383 2338 1955 )2 2338 )2 16 1000 0450 0140 1590 0301 1891 1590 )11 1891 )15 17 1000 0199 0065 1265 0235 1499 1265 )27 1499 )33 18 1000 0461 0169 1629 0318 1947 1629 )10 1947 )13 19 1000 0340 0121 1461 0205 1666 1461 )21 1666 )26 20 1000 0505 0340 1844 0296 2140 1844 )4 2140 )7 21 1000 0416 0134 1550 0283 1833 1550 )13 1833 )18 22 1000 0354 0133 1486 0352 1839 1486 )17 1839 )17 23 1000 0065 0022 1087 0114 1201 1087 )36 1201 )37 24 1000 0493 0233 1726 0374 2099 1726 )7 2099 )8 25 1000 0343 0134 1477 0191 1668 1477 )18 1668 )25 26 1000 0386 0105 1491 0404 1895 1491 )16 1895 )14 27 1000 0324 0093 1417 0345 1761 1417 )22 1761 )22 28 1000 0367 0154 1521 0255 1776 1521 )15 1776 )21 29 1000 0470 0218 1688 0304 1993 1688 )8 1993 )10 30 1000 0372 0102 1474 0263 1737 1474 )19 1737 )23 31 1000 0404 0124 1528 0549 2077 1528 )14 2077 )9 32 1000 0195 0066 1261 0366 1628 1261 )28 1628 )29 33 1000 0491 0277 1768 0448 2216 1768 )6 2216 )4 34 1000 0311 0096 1407 0396 1803 1407 )23 1803 )19 35 1000 0118 0044 1162 0351 1513 1162 )29 1513 )32 36 1000 0232 0112 1344 1218 2562 1344 )24 2562 )1 37 1000 0212 0101 1312 0650 1963 1312 )25 1963 )12 38 1000 0000 0000 1000 0000 1000 1000 )38 1000 )38 Sumber: Tabel Input Output Jawa Tengah 38 Sektor, 2000 (diolah) Pengganda Pendapatan Dari analisis multiplier pendapatan tipe I, pada sektor ikan laut dan hasil laut lainnya, dan sektor ikan darat dan hasil perairan darat, masing-masing mempunyai nilai sebesar 1097, dan 1265, yang menunjukkan bahwa pengaruh peningkatan pendapatan tenaga kerja yang bekerja di sektor ikan laut dan hasil laut lainnya, dan sektor ikan darat dan hasil perairan darat, karena terjadinya kenaikan permintaan akhir di sektor yang bersangkutan sebesar satu satuan, akan meningkatkan pendapatan rumah tangga di semua sektor masing-masing sebesar 1097 dan 1265 satuan langsung maupun tidak langsung Nilai pengganda pendapatan tipe II pada sektor ikan laut dan hasil laut lainnya, dan sektor ikan darat dan hasil perairan darat, masing-masing sebesar 1358 dan 1565, maka jika terjadi peningkatan permintaan akhir sektor ikan laut dan hasil laut sebesar satu rupiah, maka pendapatan rumah tangga di sektor ikan laut dan hasil laut yang dibelanjakan ke semua sektor perekonomian lainnya akan meningkat Rp 1358 14

Tabel 10 Pengganda Pendapatan Sektor Perekonomian Propinsi Jawa Tengah, Tabel IO 38 Sektor, Tahun 2000 SECTOR INITIAL FIRST INDUST TOTAL CONS'M TOTAL TYPE I TYPE II 1 0154 0012 0002 0168 0040 0209 1094 )33 1354 )33 2 0119 0008 0003 0129 0031 0160 1090 )35 1349 )35 3 0259 0020 0007 0285 0068 0353 1101 )31 1363 )31 4 0128 0035 0021 0185 0044 0229 1439 )23 1781 )23 5 0186 0023 0006 0215 0051 0266 1158 )29 1434 )29 6 0153 0011 0004 0168 0040 0208 1097 )32 1358 )32 7 0140 0026 0011 0177 0042 0219 1265 )26 1565 )26 8 0288 0014 0005 0306 0073 0379 1066 )37 1320 )37 9 0288 0020 0006 0314 0075 0389 1091 )34 1350 )34 10 0069 0099 0034 0202 0048 0250 2946 )2 3646 )2 11 0093 0080 0023 0196 0047 0242 2104 )6 2604 )6 12 0053 0121 0014 0187 0045 0232 3554 )1 4400 )1 13 0110 0069 0034 0213 0051 0264 1936 )11 2397 )11 14 0102 0070 0021 0193 0046 0239 1899 )12 2351 )12 15 0110 0067 0051 0228 0054 0283 2073 )8 2566 )8 16 0107 0053 0020 0179 0043 0222 1681 )16 2080 )16 17 0097 0033 0010 0140 0033 0173 1444 )21 1788 )21 18 0108 0056 0025 0189 0045 0234 1757 )14 2174 )34 19 0059 0046 0018 0122 0029 0151 2086 )7 2583 )7 20 0083 0053 0040 0176 0042 0218 2136 )4 2644 )4 21 0084 0063 0022 0169 0040 0209 2013 )9 2492 )9 22 0134 0055 0021 0210 0050 0260 1572 )19 1946 )19 23 0054 0011 0003 0068 0016 0084 1272 )25 1574 )25 24 0105 0080 0037 0223 0053 0276 2113 )5 2616 )5 25 0040 0052 0021 0114 0027 0141 2814 )3 3484 )3 26 0149 0075 0017 0241 0057 0298 1619 )18 2004 )18 27 0124 0066 0015 0205 0049 0254 1650 )17 2043 )17 28 0084 0046 0022 0152 0036 0188 1806 )13 2235 )13 29 0093 0058 0031 0181 0043 0225 1950 )10 2414 )10 30 0091 0049 0016 0157 0037 0194 1711 )15 2119 )15 31 0241 0067 0020 0327 0078 0405 1359 )24 1683 )24 32 0176 0032 0010 0218 0052 0270 1240 )27 1535 )27 33 0172 0054 0040 0267 0063 0330 1547 )20 1915 )20 34 0163 0057 0015 0236 0056 0292 1443 )22 1787 )22 35 0178 0024 0007 0209 0050 0259 1172 )28 1451 )28 36 0669 0040 0016 0726 0173 0898 1085 )36 1343 )36 37 0341 0031 0015 0388 0092 0480 1136 )30 1406 )30 38 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 )38 0000 )38 Sumber: Tabel Input Output Jawa Tengah 38 Sektor, 2000 (diolah) Pengganda Tenaga Kerja Sektor ikan laut dan hasil laut lainnya, dan sektor ikan darat dan hasil perairan darat, masing-masing mempunyai nilai pengganda tenaga kerja tipe I sebesar 1033 dan 1138, sehingga jika terjadi peningkatan output di sektor ikan laut dan hasil laut lainnya, dan sektor ikan darat dan hasil perairan darat sebesar satu satuan, akan meningkatkan jumlah tenaga kerja bekerja semua sektor masing-masing 1047 satuan, dan 1134 satuan 15

Tabel 11 Pengganda Tenaga Kerja Sektor Perekonomian Propinsi Jawa Tengah, Tabel IO 38 Sektor, Tahun 2000 SECTOR INITIAL FIRST INDUST TOTAL CONS'M TOTAL TYPE I TYPE II 1 0001 0000 0000 0001 0000 0002 1077 )31 1247 )31 2 0001 0000 0000 0001 0000 0002 1052 )34 1170 )34 3 0003 0000 0000 0003 0000 0004 1045 )35 1164 )35 4 0002 0000 0000 0002 0000 0002 1199 )27 1355 )27 5 0002 0000 0000 0002 0000 0003 1068 )32 1194 )32 6 0002 0000 0000 0002 0000 0002 1033 )36 1152 )36 7 0002 0000 0000 0002 0000 0002 1138 )30 1276 )30 8 0003 0000 0000 0004 0000 0004 1032 )37 1147 )37 9 0001 0000 0000 0001 0000 0001 1166 )28 1860 )26 10 0000 0001 0000 0001 0000 0002 4992 )1 5933 )1 11 0000 0001 0000 0001 0000 0002 3361 )4 4033 )8 12 0000 0001 0000 0002 0000 0002 3484 )3 4035 )7 13 0000 0000 0000 0001 0000 0001 2379 )12 2998 )15 14 0000 0001 0000 0001 0000 0001 2568 )9 3175 )14 15 0000 0000 0000 0001 0000 0001 2521 )10 3184 )13 16 0000 0000 0000 0001 0000 0001 2893 )7 3648 )9 17 0000 0000 0000 0001 0000 0001 1406 )24 1868 )24 18 0000 0000 0000 0001 0000 0001 1859 )18 2420 )19 19 0000 0000 0000 0001 0000 0001 2720 )8 3387 )10 20 0000 0000 0000 0001 0000 0001 2258 )14 3217 )12 21 0000 0000 0000 0001 0000 0001 3200 )5 4104 )5 22 0000 0000 0000 0001 0000 0001 1757 )19 2463 )18 23 0000 0000 0000 0000 0000 0000 1316 )25 1865 )25 24 0000 0001 0000 0001 0000 0001 3693 )2 4642 )2 25 0000 0000 0000 0000 0000 0001 3068 )6 4332 )3 26 0000 0000 0000 0001 0000 0001 1619 )21 2346 )21 27 0000 0000 0000 0001 0000 0001 1675 )20 2416 )20 28 0000 0000 0000 0000 0000 0001 1873 )16 2684 )17 29 0000 0000 0000 0001 0000 0001 2114 )15 2990 )16 30 0000 0000 0000 0000 0000 0000 2345 )13 4099 )6 31 0001 0000 0000 0001 0000 0001 1458 )23 2260 )22 32 0000 0000 0000 0001 0000 0001 1313 )26 1983 )23 33 0000 0000 0000 0001 0000 0001 2487 )11 3324 )11 34 0001 0000 0000 0001 0000 0001 1466 )22 1853 )27 35 0000 0000 0000 0000 0000 0000 1861 )17 4197 )4 36 0002 0000 0000 0002 0001 0003 1148 )29 1735 )28 37 0003 0000 0000 0003 0001 0004 1068 )33 1224 )32 38 0000 0000 0000 0000 0000 0000 0000 )38 0000 )38 Sumber: Tabel Input Output Jawa Tengah 38 Sektor, 2000 (diolah) Sektor perikanan yang terdiri dari sektor ikan laut dan hasil laut lainnya, dan sektor ikan darat dan hasil perairan darat, masing-masing nilai pengganda sebesar 1152 dan 1276, maka pengaruh peningkatan output pada sektor yang bersangkutan sebesar satu satuan, akan meningkatkan jumlah tenaga kerja yang di semua sektor masing-masing untuk sektor ikan laut dan hasil laut lainnya dan sektor ikan darat dan hasil perairan darat, sebesar 1152 dan, 1276 satuan baik langsung maupun tidak langsung 16

KESIMPULAN 1 Nilai koefisien keterkaitan langsung ke depan semua sektor, pada sektor ikan laut dan hasil laut lainnya (013736), dan sektor ikan darat dan hasil perairan darat (011806), sedangkan ke belakang sebesar 009662 dan 019679 Dari hasil analisis keterkaitan ini menunjukkan sektor ikan laut dan hasil laut lainnya mempunyai keterkaitan output langsung maupun keterkaitan tidak langsung ke depan yang lebih besar daripada ke belakang, artinya sektor tersebut mampu menarik sektor hulu, dibandingkan dengan sektor hilirnya Untuk sektor ikan darat dan hasil perairan darat dan sektor jasa pertanian mempunyai nilai keterkaitan ke belakang lebih besar daripada ke depan 2 Hasil analisis pengganda pada output, pendapatan dan tenaga kerja untuk tipe I maupun tipe II didapatkan nilai pengganda sektor perikanan masih kecil Kecilnya nilai pengganda sektor perikanan belum dapat diandalkan untuk meningkatkan pertumbuhan output, pendapatan, dan penciptaan lapangan kerja, pada struktur perekonomian Jawa Tengah jika terjadi peningkatan satu satuan output pada sektor perikanan DAFTAR PUSTAKA Biro Pusat Statistik 1995 Tabel Input Output Indonesia Tahun 1995 Biro Pusat Statistik, Jakarta Badan Pusat Statistik 2000 Tabel Input Output Jawa Tengah 2000 Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi Jawa Tengah dengan Badan Pusat Statistika Propinsi Jawa Tengah, Semarang Budiharsono, S 2001 Teknis Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan PT Pradnya Paramita Jakarta Dahuri, R 2003 Paradigma Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Kelautan Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Bidang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor Daryanto, A and JB Morison 1992 Structural Interdependence In The Indonesian Economy With Emphasis On The Agriculture Sector 1971-1985 : An Input Output Analysis Mimbar Sosek, 6 (6) : 74-99 Jensen, RC and GRWest 1986 Input Output for Practioners : Theory and Applications Australia Government Publishing Service, Canberra Muchdie 2000 Struktur Ruang Perekonomian Indonesia : Analisis Model Input-Output Antardaerah Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta Nazara, S 1997 Analisis Input-Output LPFE-UI, Jakarta Resosudarmo, BP, Djoni H, Tauhid A, Nina ILS, Olivia dan Anong N 2002 Analisis Penentuan Sektor Prioritas di Kelautan dan Perikanan Jurnal Pesisir dan Lautan 4(3):17-28 17