CONTINOUS PROCESS IMPROVEMENT (CPI)

dokumen-dokumen yang mirip
CONTINOUS PROCESS IMPROVEMENT (CPI) DAN GUGUS KENDALI MUTU (GKM)

CONTINOUS PROCESS IMPROVEMENT (CPI)

Untuk memahami budaya mutu, terlebih dahulu harus memahami budaya organisasi, yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

Pendekatan pemecahan masalah Tujuan. Hubungan pemasok Pendekatan manajemen

ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY)

BUDAYA MUTU. EMA503 Manajemen Kualitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

BUDAYA MUTU PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Materi #4 EMA503 Manajemen Kualitas 2013 BUDAYA MUTU

ANALISA PENYIMPANGAN DAN CAPABILITY PROCESS (CP)

IMPLEMENTASI TQM PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Penjelasan Aspek TQM

PERTEMUAN #8 ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY) 6623 TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS

PERTEMUAN #11 ANALISIS PENYIMPANGAN DAN CAPABILITY PROCESS (CP) 6623 TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Ganjil 2016/2017. EMA503 - Manajemen Kualitas

KEPUASAN PELANGGAN #12

#13 KEPUASAN PELANGGAN

IMPLEMENTASI TQM. UNIVERSITAS ESA UNGGUL Jl. Arjuna Utara No.9, Tol Tomang, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11510, Telepon:

#14 KEPUASAN PELANGGAN

PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Genap 2104/2015. EMA503 - Manajemen Kualitas

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #5 Ganjil 2016/2017. EMA503 - Manajemen Kualitas

Pembahasan Materi #5. Grafik Pengumpulan Data Pengolahan Data Kegunaan Pemeriksaan Komponen. Definisi Tingkat Kepentingan

COST OF QUALITY PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

4. Dua titik mendekati atas Selidiki penyebabnya. 5. Dua titik mendekati bawah Selidiki penyebabnya.

PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS

Materi #6 EMA503 Manajemen Kualitas 2013 BENCHMARKING

COST OF QUALITY. EMA503 Manajemen Kualitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

KEPUASAN PELANGGAN. UNIVERSITAS ESA UNGGUL Jl. Arjuna Utara No.9, Tol Tomang, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11510, Telepon:

STATISTIC QUALITY CONTROL (SQC)

STATISTIC QUALITY CONTROL (SQC)

METODE/TEKNIK/ALAT-ALAT KUALITAS, ANALISIS PENYIMPANGAN, DAN PROCESS CAPABILITY

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

GUGUS KENDALI MUTU. Oleh : SITTI MARLINA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

PPMI ( Pusat Penjaminan Mutu )

Pengendalian Mutu Terpadu / TQM ( Total Quality Control ) Dikembangkan dari manajemen gaya Jepang deng Kaizen-nya.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

MATERI III GUGUS KENDALI MUTU (GKM) By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BENCHMARKING (PATOK DUGA)

BENCHMARKING PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode

Definisi Taufiqur Rachman 1

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS MANAJEMEN KUALITAS DENGAN PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) BERBASIS DEMING PRIZE

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Zaenal. Sugiyanto. TQM (Total Quality Management)

Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UJIAN AKHIR SEMESTER

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KOMITMEN DAN KEBIJAKAN DALAM MEMBANGUN K3 PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Implementasi kebijakan mutu di SMKTI Bandar Lampung dilaksanakan

ANALISIS USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PERAKITAN PINTU MOBIL PADA PT. MERCEDES-BENZ INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN DMAIC

PENGANTAR. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d. Nama Mata Kuliah : Sistem Manajemen Kualitas

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

MANAJEMEN MUTU BANK PERKREDITAN RAKYAT. Juni Trisnowati. (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi UNSA) Abstraksi

TATA CARA PENILAIAN KOMPONEN PENGUNGKIT DAN HASIL PMPRB. 9 Juli 2012

Alat dan Teknik Meningkatkan Mutu. idyst 1

Pertemuan 10 Manajemen Kualitas

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah:

BAB II LANDASAN TEORI. dihasilkan agar dapat memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan guna

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

PENGERTIAN DAN SEJARAH MANAJEMEN MUTU

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

Kepemimpinan & Komitmen

BAB I PENDAHULUAN. sedang berlangsung dan yang akan datang, Indonesia diperkirakan akan. agar mampu memenangkan persaingan dan memperoleh profit atau

BAB III LANDASAN TEORI

PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UNSUR KEGIATAN PENGEVALUASIAN PENGELOLAAN LABORATORIUM BESERTA JENIS PEKERJAANYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Transkripsi:

#8 CONTINOUS PROCESS IMPROVEMENT (CPI) Pengertian CPI erupakan sebuah pendekatan sistematis yang dapat digunakan untuk membuat perbaikan yang sifatnya berupa terobosan dan peningkatan pada proses yang menghasilkan produk dan jasa untuk para pelanggan. Dengan menggunakan CPI, dapat dilakukan suatu telaah yang rinci pada proses dan menemukan cara untuk melakukan peningkatan proses tersebut. Hasil akhirnya adalah suatu cara yang lebih cepat, lebih efisien, atau lebih efektif dalam menghasilkan suatu produk dan jasa. Aplikasi CPI Salah satu aplikasi yang dapat digunakan untuk CPI yaitu Model SAMIE, yang ditunjukkan pada gambar 1. Gambar 1. Model SAMIE Terdapat beberapa langkah untuk melakukan CPI pada model SAMIE, antara lain: I. Select 1. Mendefinisikan permintaan utama untuk pelanggan inti 2. Menetapkan proses yang perlu ditingkatkan II. Analyze 3. Mendokumentasikan proses sebagaimana adanya 4. Membuat ukuran proses III. Measure 5. Mengumpulkan data kinerja proses dasar 6. Mengidentifikasi kesenjangan kinerja proses 1 / 9 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)

IV. Improve 7. Menetapkan tujuan-tujuan proses 8. Mengembangkan dan mengimplementasikan peningkatan dengan dasar uji coba V. Evaluate 9. Menilai pengaruh peningkatan proses 10. Menstandardisasikan proses dan memantau peningkatan proses yang berjalan Langkah #1 (Fase Select) Mendefinisikan Permintaan Utama Untuk Pelanggan Inti Untuk melakukan langkah ini terdapat beberpa tahap yang harus dilalui, yaitu: Identifikasi dan definisikan pelanggan internal dan eksternal. Kategorikan dan buat peringkat pelanggan berdasarkan pelanggan yang sangat penting untuk dipuaskan. Tanyakan kepada pelanggan, apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan untuk mereka. Untuk memahami permintaan pelanggan, gambar 2 akan menjelaskan hal tersebut. Gambar 2. Memahami Permintaan Pelanggan Beberapa langkah dasar untuk mendefinisikan dan mempertegas permintaan pelanggan, antara lain: 1) Mengidentifikasi area-area permintaan pelanggan Dapat dilakukan dengan cara: Lakukan sumbang saran mengenai area permintaan yang diyakini penting. Tempatkan diri anda pada sisi pelanggan dan visualisasikan apa yang mungkin mereka perlukan. Apakah ketertarikan utama mereka pada penghematan uang, waktu, atau produk yang lebih beragam. 2 / 9 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)

Beberapa contoh area permintaan pelanggan, antara lain: Biaya / Harga Tanggapan Kuantitas Ketelitian / Akurasi Dimensi 2) Mengembangkan pertanyaan survei atau wawancara. Hasil Terdapat hal yang harus diperhatikan dalam tahap ini, yaitu: Ketepatan Waktu Fungsi Produk / Jasa Keberadaan / Ketersediaan Buatlah pertanyaan-pertanyaan yang akan membantu anda memperkirakan dimana peningkatan diperlukan. Hindari pertanyaan yang bias/membingungkan. Pertanyaan survei di desain untuk mengetahui: a. Tingkat Kepuasan b. Skala Kepentingan c. Harapan tertentu yang di inginkan 3) Mewawancarai atau mensurvei pelanggan. Contoh Lembar survey ditunjukkan pada tabel 1. Area Peningkatan Pelanggan Ketapatan Waktu (contoh: lamanya hari untuk pembayaran kembali/kredit) Tanggapan (contoh: ketelitian dari pelayanan yang diberikan) Tindak Lanjut (contoh: keinginan untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan) Kemudahan Untuk Akses (contoh: kemudahan untuk menemui seseorang) Karyawan Yang Cakap (contoh: kemampuan untuk menjawab pertanyaan) Tabel 1. Lembar Survey Harapan Tertentu (Komentar) Tingkat Kepuasan (Lingkari salah satu) Skala Kepentingan (Lingkari salah satu) A. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A. B. C. A. B. C. A. B. C. A. B. C. 3 / 9 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)

Langkah #2 (Fase Select) Menetapkan Proses Yang Perlu Ditingkatkan Terdapat 4 dasar sub langkah memilih proses, yaitu: 1) Mendaftar proses-proses terkait yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. 2) Menetapkan kriteria pemilihan. 3) Mengenali hubungan antara kriteria dan proses. 4) Memprioritaskan dan memilih sebuah proses untuk ditingkatkan. Langkah #3 (Fase Analyze) Mendokumentasikan Proses ( Sebagaimana Adanya ) Untuk melakukan langkah ini, beberapa tahapannya yaitu: Lakukan analisis proses. Definisikan dan petakan seluruh aktivitas yang terlibat dalam proses yang dipilih. Langkah dasar untuk mendokumentasi sebuah proses, yaitu: 1) Mendefinisikan dan mendaftar tugas proses yang utama. (contoh: buat daftar tugas) 2) Membuat sebuah bagan arus proses. (contoh: buat diagram proses yang dijalankan) Untuk mendaftar tugas proses yang utama, dapat mengikuti langkah berikut: 1) Mendefinisikan masukan dan keluaran yang ada dalam proses. 2) Mendaftar enam sampai dengan sepuluh tugas utama yang membawa anda dari masukan pemasok ke keluaran produser. 3) Mengidentifikasi subtugas terkecil dan keputusan yang berhubungan dengan tugas utama bersama-sama. Beberapa keuntungan membuat bagan arus, yaitu: Menemukan dan mengurangi/ menghapuskan tugas-tugas yang tidak memiliki nilai tambah. Mengklarifikasi hubungan antar tugas yang berbeda Mengumpulkan data tentang bagaimana suatu proses bekerja saat ini Langkah #4 (Fase Analyze) Membuat Ukuran Proses Terdapat tiga kriteria utama dari sebuah ukuran proses, yaitu: 1) Berkaitan dengan permintaan pelanggan (berbagai kebutuhan dan harapan). 2) Dapat diukur dan dihitung (dapat dibandingkan dengan standar industri yang diakui) 3) Dapat diobservasi (bukan merupakan ukuran yang tersembunyi, sehingga tidak dapat ditelusuri dan dibandingkan). Langkah #5 (Fase Measure) Mengumpulkan Data Kinerja Dasar Langkah ini akan membantu melihat seberapa efektif proses dan tugas-tugas berfungsi memenuhi permintaan pelanggan. Umumnya menggunakan lembar periksa untuk mengumpulkan data kinerja dasar. Tabel 2 merupakan contoh lembar periksa. 4 / 9 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)

Tabel 2. Lembar Periksa Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Total Permintaan yang diperiksa 4 5 8 6 6 29 Waktu siklus rata-rata 99 jam (5 hari) 92 jam (4 hari) 116 jam (6 hari) 102 jam 105 jam 103 jam Langkah #6 (Fase Measure) Mengidentifikasi Kesenjangan Kinerja Proses Untuk menjelaskan langkah ini, dapat dilihat dalam tabel 3 yang merupakan contoh matriks area permasalahan. Tabel 3. Matriks Area Permasalahan Tugas utama 1. Pelayanan dalam pengembangan produk 2. Melengkapi formulir otorisasi pembayaran kembali secara tunai 3. Meneruskan formulir ayng lengkap ke manajer akunting 4. Meneruskan formulir yang lengkap ke bagian pembayaran utang 5. Memasukan data pelanggan dan pembayaran kembali ke dalam sistem komp Prosedur tidak jelas Tidak adanya manajemen Terlalu lama Tanggung jawab yang tidak jelas Tugas Total Utama Apakah tugas memiliki nilai tambah? X 1 V X 1 X X 2 X 1 X X X 3 Langkah #7 (Fase Improve) Menetapkan Tujuan Peningkatan Proses Kegunaan dari langkah ini antara lain: Membantu mengenali berbagai peluang peningkatan. Mengarahkan agar tetap pada jalur yang tepat yang berfokus pada hasil untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan membantu memperbesar kemungkinan anda untuk sukses. Mencapai tujuan untuk memperkuat usaha-usaha peningkatan proses anda. Terdapat tiga langkah untuk menetapkan tujuan peningkatan prosesm, yaitu: 1) Mengetahui peluang dan kebutuhan akan peningkatan proses. 2) Menegaskan tingkat kinerja proses yang diinginkan dengan berdasarkan pada permintaan pelanggan. 3) Menetapkan permintaan akan kinerja dan spesifikasi pemasok. 5 / 9 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)

Langkah #8 (Fase Improve) Mengembangkan & Mengimplementasikan Peningkatan Dengan Dasar Uji Coba. Beberapa kegiatan-kegiatan utama pada langkah ini, yaitu: Mengenali akar penyebab dari area-area permasalahan proses. Mengenali dan memprioritaskan peluang-peluang untuk mempersingkat dan mengubah proses tersebut. Memilih solusi terbaik untuk mencapai tujuan peningkatan proses. Menguji solusi peningkatan pada skala kecil. Langkah #9 (Fase Evaluate) Menilai Pengaruh Dari Peningkatan Proses Langkah ini bertujuan: Mendapatkan umpan balik dari pelanggan selama uji coba. Mengkaji data yang berhubungan dengan tujuan peningkatan proses. Memastikan apakah akar penyebab dari area-area permasalahan proses telah dikurangi atau dihilangkan. Memeriksa apakah peningkatan proses dikerjakan terus-menerus. Mempertajam peningkatan proses sesuai kebutuhan. Langkah #10 (Fase Evaluate) Menstandarisasi Proses & Memantau Peningkatan Yang Sedang Berjalan Beberapa kegiatan-kegiatan utama dalam langkah ini, yaitu: Mengkomunikasikan alur proses yang ditingkatkan dan panduan pengoperasian. Mengadakan pelatihan pada proses yang ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan. Mengumpulkan dan memberikan umpan balik pelanggan dan pemasok secara terus menerus. Berusaha secara terus menerus meningkatkan kinerja proses Model CPI Lainnya DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) PDCA (Plan, Do, Check, Action) GKM Gugus Kendali Mutu (GKM) Adalah kelompok-kelompok kecil karyawan (4 8 orang) yang melakukan kegiatan pengendalian dan peningkatan mutu secara teratur, sukarela dan berkesinambungan dalam 6 / 9 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)

bidang-bidang pekerjaannya dengan menerapkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik pengendalian mutu. Beberapa cirri-ciri dari GKM, antara lain: Bertujuan untuk melakukan perbaikan. Keanggotaan sukarela. Jumlah anggota 4 8 orang. Melakukan pertemuan di luar jam kerja. Menghasilkan risalah GKM dengan konsep PDCA. Pemecahan masalah dimulai dengan data dan diakhiri dengan data. Menggunakan alat kendali mutu statistik. Jika diihat dari sisi fungsi, maka GKM dibentuk dengan maksud: Memberikan saran perbaikan dan pengembangan perusahaan. Menghargai harkat manusia. Memperlihatkan kemampuan pribadi sebagai manusia seutuhnya. Menciptakan suasana kerja yang bergairah dan terarah. Sedangkan tujuan dibentuknya GKM, antara lain: Terciptanya suasana kerja yang kondusif Terciptanya peningkatan pengembangan diri dan kelompok Terselenggaranya hubungan kerja yang harmonis Terbinanya kemampuan kerja yang lebih positif dan konkrit Terdapat beberapa manfaat dari pembentukan GKM, yaitu: Membiasakan berbicara dengan data dan sistematis. Melaksanakan pengendalian PDCA. Merangsang dalam membiasakan diri untuk berbicara, dan mengemukakan pendapat. Melatih diri untuk bersikap terbuka dan tidak memaksakan kehendak. Mebiasakan diri untuk bersikap sadar akan waktu, biaya serta mutu. Melatih diri untuk berinisiatif, kreatif, serta proaktif. Menghayati dan melaksanakan konsep market/pasar. Merasa dirinya berada dalam suatu kesatuan sistem total. Untuk keberhasilan GKM, maka terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: Komitmen pimpinan. Pembinaan. Apresiasi. Partisipasi. Audit mutu. Terkait dengan CPI, maka langkah-langkah yang umumnya dilaksanakan oleh GKM, antara lain: 7 / 9 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)

Menentukan tema dan judul. Mencari penyebab masalah. Menentukan penyebab dominan. Membuat rencana perbaikan dan melaksanakan perbaikan. Meneliti hasil. Standarisasi. Menetapkan tema berikutnya. Beberapa contoh masalah yang dipecahkan oleh GKM, yaitu: Penurunan waktu proses. Peningkatan mutu produk. Penyederhanaan proses. Peningkatan produktivitas. Penurunan scrap. Penurunan pengerjaan ulang. Penurunan biaya. Peningkatan kenyamanan kerja. Penurunan kecelakaan kerja. Umumnya struktur organisasi GKM pada banyak organisasi memperhatikan hal-hal berikut ini. Anggota berjumlah 4 8 orang. Berasal dari bidang/unit kerja yang sama. Terdiri dari seorang ketua dan sisanya anggota. Ketua bertindak sebagai koordinator saja, dalam peran pekerjaan adalah sama dengan anggota lainnya. Ketua sebaiknya bergilir dari satu anggota ke anggota lainnya. Referensi Ashok Rao and Lawrence P. Carr, Total Quality Management: A Cross-functional Perspective, John Wiley & Sons, 1996 Jenny Waller and Derek Allen, The T.Q.M. Toolkit: A Guide to Practical Techniques for Total Quality Management, Kogan Page, 1995 Soewarso Hardjosoedarmo, Total quality management, Andi, 2004 Suryadi Prawirosentono, Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21: Kiat Membangun Bisnis Kompetitif, Bumi Aksara, 2007 8 / 9 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)

Nursya'bani Purnama, Manajemen Kualitas: Perspektif Global, Fakultas Ekonomi UII, 2006 Bernardine Wirjana, Mencapai Manajemen Berkualitas, Andi, 2007 Sri Untari, Patok Duga Sebagai Instrumen Perbaikan Kinerja Perusahaan, Gema Stikubank, Desember 1996 T. Yuri M Zagloel dan Rahmat Nurcahyo, Total Quality Management, 2012 9 / 9 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)