BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. terhadap hubungan antara Kepemimpinan dan Motivasi Kerja dengan Turnover

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada di setiap kegiatan organisasi. Organisasi atau perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, mendorong perusahaan-perusahaan untuk berkompetisi ditengah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pekerjaannya. Manusia sebagai tenaga kerja haruslah

BAB 1 PENDAHULUAN. muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana,

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan. Pendapat tersebut adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi kelangsungan hidup organisasi. Persaingan juga telah menyebabkan

BAB I. Pendahuluan. penggerak yang mendorong perubahan organisasi. dikaji dan diteleti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Setiap badan usaha dituntut memiliki kinerja yang baik. Hal ini dapat dicapai

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinannya. Pembahasan tentang kepuasan kerja karyawan tidak bisa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. agara diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Fungsi MSDM. dikelompokkan atas tiga fungsi, yaitu (Husein, 2002) :

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan seefektif mungkin. suatu tujuan perusahaan. Pengertian kepemimpinan adalah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbenah diri untuk bisa menangkap peluang dan menyesuaikan diri dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dayanya rendah, slowdown dan terkesan upaya dalam menyelesaikan. pekerjaan kurang optimal. Selain itu, dikatakan juga bahwa pegawai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian suatu proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat. modal, bahan-bahan mentah, tenaga kerja dan waktu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. persatu periode waktu dalam melaksanakan tugas-tugas karyawan sesuai tanggung jawab yang

BAB I PENDAHULUAN. justru karena kepuasan kerja dipandang dapat mempengaruhi jalannya organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sanggup bertahan dan terus berkembang. Untuk mendukung perubahan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku individu yang

Abstrak. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Organizational Citizenship Behavior.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. : Gaya Kepemimpinan Transformasional. B. Definisi Operasional

BAB X KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pemberi manfaat bagi sumber daya lainnya, memberi kontribusi besar dalam

BAB II LANDASAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Profil Perusahaan PT. Bravo Satria Perkasa

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. organisasi, lingkungan kerja, serta kinerja yang dapat mendukung penelitian ini.

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PERILAKU CITIZENSHIP, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL (Studi Empiris pada Pemerintah Kotamadya Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Panjang (RPJP) Pemerintah Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

Masih dari hasil penelitian Al-Ababneh (2010), tidak ada gaya kepemimpinan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja menurut Martoyo (2004:132) adalah keadaan emosional karyawan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek

BAB II KERANGKA TEORI. Kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. perlu adanya sebuah pengelolaan atau manajemen yang baik. Dengan adanya

1

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran utama dalam menentukan dinamika dari semua sumber yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tinggi Swasta terkemuka di Bandung. UTama secara konsisten berkomitmen untuk

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan,

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan bisnis di dunia semakin terbuka. Setiap perusahaan harus bersaing

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan bagian dari ilmu perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian korelasional dengan. B. Variabel Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dimiliki, dengan demikian karyawan menjadi aset penting bagi perusahaan. Rasa suka rela

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu unsur produksi selain itu juga faktor penting dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikarenakan keberadaan pemimpin yang sangat penting bagi keberlangsungan

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dan 11 karyawan perempuan. Masa kerja karyawan adalah minimal 6 bulan Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin

Penulisan Ilmiah Jurusan Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah

Interpersonal Communication Skill

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor utama yang menentukan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi di hari esok, segalanya serba tak menentu, akan tetapi kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia. Perkembangan suatu bangsa dapat dipengaruhi oleh mutu pendidikan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini

PENGARUH MOTIVASI, PERILAKU PEMIMPIN, DAN KESEMPATAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DPPKAD KABUPATEN KARANGANYAR

BAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semaksimal mungkin sehingga dapat menjaga kelangsungan hidup nya, untuk itu ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. individu yang telah lama bekerja. Mereka yang telah lama bekerja akan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perbankan, semestinya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan

BAB II LANDASAN TEORI. Cascio (2003) mengungkapkan OCB sebagai perilaku kebijaksanaan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gaya Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan pada dasarnya sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan. Menurut Suwatno & Priansa (2011:155) gaya kepemimpinan adalah: Berbagai pola perilaku yang disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pengikut. Selanjutnya menurut Hasibuan (2012:170) gaya kepemimpinan adalah: Suatu cara pimpinan untuk mempengaruhi bawahannya, agar mereka mau bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan definisi-definisi para ahli tersebut, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa secara garis besar gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang dilakukan pemimpin untuk mengarahkan bawahannya agar dapat bekerja secara optimal. 2.1.2 Sifat-sifat Kepemimpinan Menurut George R. Terry yang dikutip oleh Suwatno & Priansa (2011:152) mengemukakan delapan ciri dari pemimpin, yaitu: 1. Energy. Mempunyai kekuatan mental dan fisik. 2. Stabilitas Emosi. Seorang pemimpin tidak boleh berprasangka jelek terhadap bawahannya, ia tidak boleh cepat marah dan percaya pada diri sendiri harus cukup besar. 10

11 3. Human Relationship. Mempunyai pengetahuan tentang hubungan manusia. 4. Personal Motivation. Keinginan untuk menjadi pemimpin harus besar, dan dapat memotivasi diri sendiri. 5. Communication Skill. Mempunyai kecakapan untuk berkomunikasi. 6. Teaching Skill. Mempunyai kecakapan untuk mengajarkan, menjelaskan, dan mengembangkan bawahannya. 7. Social skill. Mempunyai keahlian di bidang sosial, supaya terjamin kepercayaan dan kesetiaan bawahannya. Ia harus suka menolong, senang jika bawahannya maju, peramah serta luwes dalam pergaulan. 8. Technical Competent. Mempunyai kecakapan menganalisa, merencanakan, mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan dan mampu menyusun konsep. 2.1.3 Kepemimpinan Transformasional Bass, 1999 (dalam Brahmana dan Sofyandi, 2007) mengemukakan bahwa: Pemimpin transformasional menyangkut bagaimana mendorong orang lain untuk berkembang dan menghasilkan performa melebihi standar yang diharapkan. Lebih lanjut lagi menurut Benjamin dan Flyinn, 2006 (dalam Brahmana dan Sofyandi, 2007): Pemimpin yang memiliki gaya transformasional mampu menginspirasi orang lain untuk melihat masa depan dengan optimis, memproyeksikan visi yang ideal, dan mampu mengkomunikasikan bahwa visi tersebut dapat dicapai. Pemimpin transformasional mampu menyatukan seluruh bawahannya dan mampu mangubah keyakinan, sikap, dan tujuan pribadi masing-masing bawahan demi mencapai tujuan, bahkan melampaui tujuan yang ditetapkan. Humphreys (2002) menegaskan bahwa: Hubungan antara atasan dengan bawahan dalam konteks transformasional lebih dari sekedar pertukaran komoditas (pertukaran imbalan secara ekonomis), tapi sudah menyentuh sistem nilai.

12 2.1.4 Indikator Kepemimpinan Transformasional Berdasarkan model yang dikembangkan oleh Bass (1985); Rafferty & Griftin (2004) (dalam Brahmana dan Sofyandi, 2007) menemukan lima sub dimensi kepemimpinan transformasional yang terdiri dari: 1. Vision, 2. Inspirational communication, 3. Supportive leadership, 4. Intellectual stimulation, dan 5. Personal recognition. House (dalam Brahmana dan Sofyandi, 2007), Vision didefinisikan sebagai suatu idealisme bawah sadar yang mengekspresikan shared value, yang pada dasarnya merupakan ideologi dalam organisasi. Inspirational Communication didefinisikan sebagai tindakan atau kekuatan untuk menggerakan intelektual atau emosi bawahan (Downtown, 1973, dalam Brahmana dan Sofyandi, 2007). Supportive Leadership didefinisikan sebagai perilaku yang diarahkan kepada kepuasan atas kebutuhan preferensi bawahan, penciptaan lingkungan kerja yang nyaman, akrab, aman, dan penuh dukungan psikologis (House, 1996, dalam Brahmana dan Sofyandi, 2007). Intellectual stimulation didefinisikan sebagai sesuatu yang ditujukan untuk minat, kesadaran, kewaspadaan, bawahan, masalah-masalah dalam organisasi, dan untuk meningkatkan kemampuan bawahan untuk memikirkan masalah-masalah tersebut dengan cara pandang yang baru (Bass, 1985, dalam Brahmana dan Sofyandi, 2007). Personal recognition didefinisikan sebagai pemberian reward dalam bentuk pujian dan pengakuan terbuka untuk usaha yang dilakukan atas pencapaian sasaran tertentu (Rafferty & Griffin, 2004, dalam Brahmana dan Sofyandi, 2007).

13 2.2 Kepuasan Kerja 2.2.1 Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan suatu sikap menyenangkan, mencintai, dan perasaan yang nyaman yang ditunjukkan seseorang atas pekerjaannya. Dengan kata lain, kepuasan kerja merupakan sikap seseorang terhadap pekerjaannya (Brahmana & Christina, 2008:12). Robbins (2012) mengemukakan kepuasan kerja sebagai suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Sedangkan Luthans (2011) mengemukakan kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan tentang seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal-hal yang mereka pandang penting. Pendapat lain dari Mangkunegara (2004:118) mengemukakan bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan variabel-variabel, diantaranya: - Turnover, kepuasan kerja lebih tinggi jika dihubungkan dengan turnover pegawai yang rendah. Sedangkan pegawai-pegawai yang kurang puas biasanya turnovernya lebih tinggi. - Tingkat ketidakhadiran (absen) kerja, pegawai-pegawai yang kurang puas cenderung tingkat ketidakhadiran (absen) tinggi. Mereka sering tidak hadir kerja dengan alasan yang tidak logis dan subjektif. - Umur, ada kecenderungan pegawai yang berumur tua lebih merasa puas daripada pegawai yang berumur relatif muda. Hal ini diasumsikan bahwa pegawai yang lebih tua lebih berpengalaman menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan. - Tingkat pekerjaan, pegawai-pegawai yang menduduki tingkat jabatan yang lebih tinggi cenderung lebih puas daripada pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih rendah. - Ukuran organisasi perusahaan, dapat mempengaruhi kepuasan pegawai. Hal ini karena besar kecil suatu perusahaan berhubungan pula dengan koordinasi, dan partisipasi pegawai.

14 2.2.2 Indikator Kepuasan Kerja Dalam kepuasan kerja terdapat dimensi yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja. Menurut Celluci & De Vries, 1978 (dalam Brahmana & Christina, 2008) merumuskan dimensi-dimensi kepuasan kerja sebagai berikut: 1. Kepuasan dengan gaji. 2. Kepuasan dengan promosi. 3. Kepuasan dengan rekan kerja. 4. Kepuasan dengan penyelia. 5. Kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri. 2.3 Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Kepuasan Kerja Tiap-tiap pimpinan mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Menurut Benyamin dan Flyinn, 2006 (dalam Brahmana dan Sofyandi, 2007) pemimpin dapat mempengaruhi perilaku bawahan melalui gaya atau pendekatan yang digunakan untuk mengelola orang. Dengan melalui gaya tersebut, pemimpin dapat menerapkan segala peraturan dan kebijakan organisasi serta melimpahkan tugas dan tanggung jawab dengan tepat. Hal ini sejalan dengan usaha untuk menumbuhkan komitmen organisasi dari diri karyawan. Sehingga pemimpin nantinya dapat meningkatkan kepuasan karyawan terhadap pekerjaannya. Gaya dan sikap kepemimpinan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja (Ostroff, 1992). Selanjutnya menurut Miller et al (1991) (dalam Brahmana & Sofyandi, 2007) menunjukan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai hubungan yang positif terhadap kepuasan kerja para pegawai. Bass dalam Marselius dan Rita (2004) menyatakan bahwa salah satu teori yang menekankan suatu perubahan yang paling komprehensif berkaitan dengan kepemimpinan adalah teori kepemimpinan transaksional dan transformasional. Gaya kepemimpinan transformasional merupakan faktor penentu yang mempengaruhi sikap, persepsi, dan perilaku karyawan di mana terjadi peningkatan kepercayaan kepada pemimpin, motivasi dan kepuasan kerja serta mampu mengurangi sejumlah konflik yang sering terjadi dalam suatu organisasi.

15 Benjamin dan Flyinn, 2006 (dalam Brahmana dan Sofyandi, 2007) mengungkapkan dalam masa dua dekade terakhir ini, ada dua gaya kepemimpinan yang menjadi perhatian para pakar organisasi, yaitu gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional. Menurut Benyamin & Flyinn dan Judge & Piccolo (dalam Brahmana dan Sofyandi, 2007) transformasional leadership lebih efektif dibanding dengan transaksional leadership. Bass dan Avolio (1990) (dalam Brahmana & Sofyandi, 2007) menunjukan bahwa kepemimpinan transformasional mendekati persepsi bawahan atas kepemimpinan yang ideal. Selain itu, Rokhman dan Harsono (2002) menyimpulkan bahwa faktorfaktor kepemimpinan transformasional mampu memberikan penjelasan tambahan variasi dalam kepuasan bawahan sebesar 19,7 persen lebih dari yang dapat dijelaskan oleh faktor-faktor kepemimpinan. Lebih lanjut lagi Brahmana dan Sofyandi (2007) menemukan bahwa terdapat korelasi yang sangat kuat antara Gaya kepemimpinan transformasional dengan persepsi bawahan atas efektivitas pimpinannya dan kepuasan kerja bawahannya. Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individu. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Ini disebabkan oleh adanya perbedaan pada dirinya dan masing-masing individu. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan dirasakan dan sebaliknya. Kepuasan kerja dapat ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja. Gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Hal ini dapat dilihat dengan jelas sesuai dengan pendapat Sutrisno (2009:80), menghimpun faktor-faktor yang dikemukakan oleh Blum, Gilmer, dan ahli-ahli lain menjadi suatu instrument yang membagi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja sebagai berikut: 1. Faktor finansial, berhubungan dengan kesejahteraan karyawan, yaitu: a. Gaji b. Tunjangan dan jaminan

16 2. Faktor sosial, berhubungan dengan pekerjaan karyawan, yaitu: a. Rekan kerja b. Atasan 3. Faktor fisik, berhubungan dengan pekerjaan karyawan, yaitu: a. Pekerjaan itu sendiri b. Lingkungan kerja c. Promosi 4. Faktor psikologis, berhubungan dengan kejiwaan karyawan, yaitu: a. Minat dan bakat b. Keterampilan c. Sikap terhadap pekerjaan Dengan demikian terlihat jelas bahwa gaya kepemimpinan dari atasan atau pimpinan berhubungan erat dengan kepuasan kerja karyawan, dimana terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kepuasan kerja di antaranya cara atasan memperlakukan bawahan dengan baik dan menyenangkan.

17 2.4 Penelitian Terdahulu No Peneliti Jenis Penelitian 1 Brahmana Jurnal dan Sofyandi (2007) 2 Ni Made Jurnal Ria Satyawati dan I Wayan Suartana (2014) 3 Heru Jurnal Purnomo dan Muhammad Cholil (2010) Tabel 2.1 Judul Transformational Leadership dan Organizational Citizenship Behaviour Di Utama Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja yang berdampak pada Kinerja Keuangan Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Berdasarkan Motivasi Kerja Pada Karyawan Administratif Di Universitas Sebelas Maret Surakarta Hasil Penelitian Transformational Leadership memiliki hubungan positif dengan Organizational Citizenship Behaviour Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Bandung Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Gaya Kepemimpinan Transaksional berpengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja untuk Kabag maupun Kasubag