Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA OPTIMASI MODEL PENUGASAN. Wayan Firdaus Mahmudy Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Brawijaya ABSTRAK

Lingkup Metode Optimasi

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

GENETIKA UNTUK MENENTUKAN RUTE LOPER KORAN DI AGEN SURAT KABAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM REKOMENDASI WISATA KULINER

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK. Kata kunci: Algoritma Genetika, Shortest Path Problem, Jalur Terpendek

BAB I PENDAHULUAN. wisata budaya, wisata belanja, hingga wisata Alam. Untuk menarik minat

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA)

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Optimalisasi Pengantaran Barang dalam Perdagangan Online Menggunakan Algoritma Genetika

Prosiding Matematika ISSN:

PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PERMASALAHAN OPTIMASI DISTRIBUSI BARANG DUA TAHAP

ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

Bab II Konsep Algoritma Genetik

Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag.

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM WITH PRECEDENCE CONSTRAINTS (TSPPC)

DAFTAR ISI. Tim Redaksi... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii

PRESENTASI TUGAS AKHIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

Penjadwalan kegiatan merupakan pekerjaan yang tidak mudah, karena dalam. penyusunannya memerlukan perencanaan yang matang agar kegiatan tersebut

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM

BAB III. Metode Penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan

ALGORITMA GENETIKA DENGAN PENDEKATAN MODEL PULAU PADA PERMASALAHAN TRAVELLING SALESMAN

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Modul Matakuliah Algoritma Evolusi oleh

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10:

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN BIAYA MINIMAL DISTRIBUSI BARANG TIGA TAHAP PT. SEMEN TONASA

BAB I PENDAHULUAN an berkembang algoritma genetika (genetic algorithm) ketika I. Rochenberg dalam bukunya yang berjudul Evolution Strategies

Penerapan algoritma evolution strategies untuk optimasi distribusi barang dua tahap

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT

PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI JALUR PENDISTRIBUSIAN KERAMIK PADA PT. CHANG JUI FANG

BAB III IMPLEMENTASIALGORITMA GENETIK DAN ACS PADA PERMASALAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Perumusan Masalah METODE PENELITIAN Studi Pustaka Pembentukan Data

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM

Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial

Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek

BAB II KAJIAN TEORI. memindahkan barang dari pihak supplier kepada pihak pelanggan dalam suatu supply

BAB II LANDASAN TEORI

Algoritma Evolusi Evolution Strategies (ES)

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Crossover Probability = 0.5 Mutation Probability = 0.1 Stall Generation = 5

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SWEEP PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) UNTUK OPTIMASI PENDISTRIBUSIAN GULA

Optimasi Multiple Travelling Salesman Problem Pada Pendistribusian Air Minum Menggunakan Algoritme Genetika (Studi Kasus: UD.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS

OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

METODA GENETIC ALGORITMA SEBAGAI PERENCANAAN LINTASAN ROBOT UNTUK APLIKASI PENGEBORAN PADA PCB ABSTRAK

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

Penentuan Optimalisasi TSP (Travelling Salesman Problem) Distribusi Barang Menggunakan Algoritma Genetika Di Buka Mata Adv

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY

Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika

BAB II LANDASAN TEORI

Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI

T I N J A U A N P U S T A K A Algoritma Genetika [5]

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilingkungan Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika

VARIANT ORDER CROSSOVER DAN MUTASI INVERTED DISPLACEMENT DALAM ALGORITMA GENETIKA PADA VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH STOCHASTIC DEMANDS

ALGORITMA GENETIK UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH OPTIMASI FUNGSI BERKENDALA DENGAN PENGKODEAN BILANGAN BULAT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Randy L Haupt & Sue Ellen Haupt, Practical Genetic Algorithms second edition, Wiley Interscience,2004.

PENENTUAN MATCHING MAKSIMUM PADA GRAPH BIPARTISI BERBOBOT DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

ALGORITMA OPTIMASI UNTUK PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (Optimization Algorithm for Solving Travelling Salesman Problem)

Transkripsi:

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Wayan Firdaus Mahmudy (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak. Masalah rute manakah yang memiliki biaya paling murah untuk dilalui n salesman (n>1) yang harus mengunjungi sejumlah m daerah (m>1), tiap daerah harus dikunjungi tepat satu kali kemudian kembali lagi ke tempat semula biasa disebut multi Travelling Salesman Problem (m-tsp). M-TSP merupakan masalah kombinatorial yang solusi optimumnya hanya bisa didapatkan dengan mencoba semua kemungkinan sehingga memerlukan waktu komputasi yang cukup tinggi dalam menyelesaikan masalah dengan nilai n dan m yang cukup besar. Makalah ini menjelaskan pengembangkan metode heuristik menggunakan algoritma genetika untuk menyelesaikan m-tsp. Algoritma genetika yang dibangun menggunakan beberapa individu dan individu-individu ini terus berubah oleh proses mutasi dengan operator yang khusus didesain untuk m-tsp. Dengan arsitektur ini mekanisme seleksi individu dan tukar silang (crossover) tidak dilakukan sehingga iterasi ke generasi berikutnya berjalan sangat cepat. Evaluasi hasil dilakukan dengan cara membandingkan dengan solusi semua kemungkinan. Dari hasil ujicoba, algoritma genetika ini menghasilkan solusi yang sangat mendekati optimum. Pada data berukuran besar, algoritma genetika ini mempunyai waktu proses yang jauh lebih cepat dibanding dengan mencoba semua kemungkinan. Kata kunci: m-tsp, algoritma genetika, mutasi, seleksi individu, tukar silang 1. Pendahuluan Transportasi merupakan salah satu permasalahan yang sering dihadapi dalam kehidupan seharihari. Salah satu contoh yaitu rute manakah yang memiliki biaya paling murah untuk dilalui seorang salesman yang harus mengunjungi sejumlah daerah, tiap daerah harus dikunjungi tepat satu kali kemudian kembali lagi ke tempat semula. Permasalahan tersebut dikenal sebagai Travelling Salesman Problem (TSP). Jika terdapat lebih dari seorang salesman maka disebut multi Travelling Salesman Problem (m-tsp). Permasalahan TSP maupun m-tsp dimodelkan dalam bentuk graf lengkap. Pada kasus m-tsp graf lengkap tersebut memiliki n buah simpul yang menyatakan daerah-daerah yang harus dikunjungi oleh sejumlah m salesman. Bobot pada tiap garis pada graf tersebut menyatakan jarak tiap daerah [1]. Secara matematis m-tsp bisa diformulasikan dalam persamaan: n n Z min cij (1) i1 j1 dengan kendala n i1 1 untuk j = 1, 2, 3,..., n-1 (2) 1

n j1 n i1 n j1 cij, xi 1 1 untuk i = 1, 2, 3,..., n-1 (3) m x1 j m (5) 1, apabila ada perjalanan salesman dari simpul i menuju simpul j 0, apabila tidak ada perjalanan salesman dari simpul i menuju simpul j menyatakan jarak dari simpul i menuju simpul j. Persamaan (2) dan Persamaan(3) menjamin bahwa setiap simpul hanya dikunjungi sekali oleh salesman. Persamaan (4) dan Persamaan (5) menjamin bahwa sejumlah m salesman melakukan tur. (4) 2. Algoritma Genetika Pada pencarian solusi suatu masalah kadang-kadang dibutuhkan formulasi matematika yang kompleks untuk memberikan solusi yang pasti. Solusi optimum mungkin dapat diperoleh tetapi memerlukan proses perhitungan yang panjang dan tidak praktis. Untuk mengatasi kasus khusus seperti di atas dapat digunakan metode heuristik, yaitu suatu metode pencarian yang didasarkan atas intuisi atau aturan-aturan empiris untuk memperoleh solusi yang lebih baik daripada solusi yang telah dicapai sebelumnya [2]. Metode heuristik tidak selalu menghasilkan solusi terbaik tetapi jika dirancang dengan baik akan menghasilkan solusi yang mendekati optimum dalam waktu yang cepat. Algoritma genetika adalah salah satu cabang evolutionary algorithms, yaitu suatu teknik optimasi yang didasarkan pada genetika alami. Dalam algoritma genetika untuk menghasilkan suatu solusi optimal, proses pencarian dilakukan di antara sejumlah alternatif titik optimal berdasarkan fungsi probabilistik. Apabila dibandingkan dengan prosedur pencarian dan optimasi biasa, algoritma genetika berbeda dalam beberapa hal sebagai berikut [3]: Manipulasi dilakukan terhadap kode dari himpunan parameter, tidak secara langsung terhadap parameternya sendiri. Proses pencarian dilakukan dari suatu titik populasi, tidak dari satu titik saja. Proses pencarian menggunakan informasi dari fungsi tujuan. Pencariannya menggunakan stochastic operators yang bersifat probabilistik, tidak menggunakan aturan deterministik. Masalah utama pada algoritma genetika adalah bagaimana memetakan satu masalah menjadi satu string kromosom. Siklus perkembangan algoritma genetik diawali dengan pembuatan himpunan solusi baru (initialization) yang terdiri atas sejumlah string kromosom dan ditempatkan pada penampungan populasi. Kemudian dilakukan proses reproduksi dengan memilih individuindividu yang akan dikembangbiakkan. Penggunaan operator-operator genetik seperti pindah 2

silang (crossover) dan mutasi (mutation) terhadap individu-individu yang terpilih dalam penampungan individu akan menghasilkan keturunan atau generasi baru. Setelah proses evaluasi untuk perbaikan populasi, maka generasi-generasi baru ini akan menggantikan himpunan populasi asal. Siklus ini akan berlangsung berulang kali sampai tidak dihasilkan perbaikan keturunan, atau sampai kriteria optimum ditemukan. Apabila P(t) dan C(t) merupakan parents dan children pada generasi ke-t, maka struktur umum algoritma genetika dapat dideskripsikan sebagai berikut: Inisialisasi Populasi procedure AlgoritmaGenetika begin t = 0 inisialisasi P(t) while (bukan kondisi berhenti) do evaluasi P(t) seleksi P(t) reproduksi C(t) dari P(t) bentuk P(t+1) dari P(t) dan C(t) terbaik t = t + 1 end while end Siklus perkembangan algoritma genetika diawali dengan pembuatan himpunan solusi baru (initialization) yang terdiri atas sejumlah string kromosom dan ditempatkan pada penampungan populasi. Populasi awal sebagai daerah pencarian solusi optimal dibangkitkan secara acak. Representasi kromosom diperlukan untuk menjelaskan setiap individu dalam populasi. Setiap individu atau kromosom tersusun atas urutan gen dari suatu alphabet. Suatu alfabet dapat terdiri dari digit biner (0 dan 1), floating point, integer, simbol-simbol (seperti A, B, C), matriks, dan lain sebagainya [4]. Pada makalah ini digunakan representasi kromosom bilangan bulat bertipe integer. Misalkan terdapat 9 daerah (m=9) dan 3 orang salesman (n=3) maka kromosom bisa digambarkan pada Gambar 1. Posisi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Gen 5 7 6 1 8 4 9 3 2 2 4 3 Bagian 1 Bagian 2 Gambar 1. Representasi kromosom Gen-gen pada bagian 1 (posisi 1 sampai 9) menunjukkan urutan daerah yang dikunjungi, bagian 2 (posisi 10 sampai 12) menunjukkan banyaknya daerah yang dikunjungi tiap salesman. Dari Gambar 1 dihasilkan rute tiap salesman sebagai berikut: 3

Saleman 1 : start daerah 5 daerah 7 finish Saleman 2 : start daerah 6 daerah 1 daerah 8 daerah 4 finish Saleman 3 : start daerah 9 daerah 3 daerah 2 finish Evaluasi Individu Hal penting dalam algoritma genetika adalah pemilihan individu / kromosom untuk menghasilkan keturunan berikutnya. Pemilihan dilakukan berdasarkan nilai kesesuaian (fitness value) setiap individu. Jika nilai Z pada Persamaan 1 dianggap sebagai biaya maka nilai fitness didefinisikan sebagai. Reproduksi 1 fitness (2) biaya 1 Individu baru terbentuk dari proses mutasi. Tukar silang (crossover) tidak dilakukan karena memerlukan waktu komputasi yang cukup besar dalam proses pemilihan induk dan perbaikan kromosom illegal [5]. Dalam makalah ini digunakan mutasi dengan 2 titik tukar pada kromosom bagian 1. Gambar 2 menunjukkan bagaimana mutasi dilakukan. individu 1 2 3 4 5 6 7 hasil mutasi 1 6 3 4 5 2 7 Gambar 2. Ilustrasi mutasi dengan 2 titik tukar Mutasi pada kromosom bagian 2 dilakukan secara acak dengan menaikkan atau menurunkan sebesar satu. Setelah anak hasil mutasi dari induk terbentuk maka dihitung nilai fitnessnya. Jika nilai fitness anak lebih besar dari nilai fitness induk maka anak dimasukkan ke populasi menggantikan induknya. 3. Metode Untuk uji coba perangkat lunak yang dibangun berdasarkan algoritma genetika digunakan 4 buah data dalam bentuk citra yang masing-masing memuat 10, 20, 30, dan 40 daerah. Untuk tiap data diuji dengan mengunakan 2 dan 3 salesman. Data yang sudah tersedia dimasukkan ke dalam perangkat lunak. Perangkat lunak menghasilkan laporan akhir berupa rute perjalanan masingmasing salesman, total jarak tempuh dan waktu komputasi yang dibutuhkan. Evaluasi kehandalan algoritma genetika dilakukan dengan cara membandingkan dengan solusi mencari semua kemungkinan rute. 4. Hasil dan Pembahasan 4

Perangkat lunak dijalankan dengan ukuran populasi sebesar 10, iterasi berhenti jika dalam 10.000 generasi ke depan tidak ada perubahan fitness. Gambar 3 dan Gambar 4 menunjukkan perbaikan rute pada beberapa generasi. Generasi 1 Total jarak = 2154,3 Generasi 3000 Total jarak = 1174 Gambar 3. Hasil pada 20 daerah dengan 2 salesman Generasi 1 Total jarak = 6884,3 Generasi 50000 Total jarak = 2703 Gambar 4. Hasil pada 40 daerah dengan 3 salesman Untuk mengetahui keoptimalan hasil algoritma genetika (AG), berikut ini diberikan tabel perbandingannya dengan hasil perhitungan pada semua kemungkinan jalur (SK) untuk data uji. Tabel 1. Perbandingan Hasil Perhitungan uji ke daerah salesman total jarak (piksel) waktu proses (detik) AG SK Beda AG SK (%) 1 10 2 820 820 0 0,020 0,053 2 10 3 810 810 0 0,022 0,062 3 20 2 1174 1174 0 0,030 52,246 4 20 3 1162 1158 0,35 0,034 60,320 5 30 2 1687 1649 2,30 1,200 1506,20 6 30 3 1564 1495 4,62 1,320 2005,34 7 40 2 2690 2608 3,14 3,286 24452 8 40 3 2703 2587 4,49 4,027 28975 Pada data berukuran kecil AG menghasilkan solusi optimum. Semakin besar ukuran data maka terjadi penyimpangan hasil dari solusi optimum yang didapatkan dari pencarian semua 5

kemungkinan solusi. Semakin besar ukuran data maka penyelesaian dengan pencarian semua kemungkinan solusi tidak lagi bisa diterima dari waktu yang dibutuhkan. Pada uji ke-8 dibutuhkan waktu lebih dari 8 jam (28.975 detik) sementara algoritma genetika hanya membutuhkan waktu 4,027 detik dengan perbedaan hasil hanya 4,49%. Penyelesaian dengan pencarian semua kemungkinan pada data berukuran besar membutuhkan waktu yang sangat lama. Jika ada n salesman yang harus mengunjungi sejumlah m daerah maka kombinasi solusi yang harus diperiksa adalah m! x n. 5. Kesimpulan Pencarian rute menggunakan algoritma genetika menghasilkan solusi optimum pada data berukuran kecil. Pada data berukuran besar, algoritma genetika menghasilkan solusi mendekati optimum dan waktu proses yang sangat cepat. 6. Daftar Pustaka [1] Setiyono, Budi. (2002), Pembuatan Perangkat Lunak Penyelesaian Multi Travelling Salesman Problem (m-tsp). KAPPA, 3(2): 55-65. [2] Taha, H,A, (2002), Operations Research- An Introduction, 6th ed, Pearson Education Inc. [3] Michalewicz, Zbigniew. (1996), Genetic Algorithms + Data Structures = Evolution Programs. Springer-Verlag, Heidelberg. [4] Houck, Christoper R, Jeffrey K dan Michael G Kay. (1999), A Genetic Algorithms for Function Optimization: A Matlab Implementation. http://www.dai.ed.ac.uk/groups/evalg/eag_local_copies_op_papers_body.html [5] Liliana, Dewi Yanti dan Mahmudy, Wayan Firdaus (2006), Penerapan Algoritma Genetika pada Otomatisasi Penjadwalan Kuliah, Laporan Penelitian DPP/SPP 2006, FMIPA Universitas Brawijaya, Malang. 6