BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Metode Smart Games untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bilangan Berpangkat Pada Siswa Kelas IX SMPN 1 Kalidawir.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran matematika di kelas IIIa MI Daarul Aitam Palembang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS Siswa Sebelum Tindakan

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal 4.1.1.1 Kondisi Proses Pembelajaran Kondisi pembelajaran yang terpusat pada guru terjadi pada pembelajaran matematika di SDN Mangunharjo 01 Kecamatan Subah Kabupaten Batang. Pada pembelajaran terpusat pada guru dapat ditemukan beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil menjawab pertanyaan atau bertanya tentang konsep yang diajarkan. Siswa kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan pemecahan masalah yang diberikan. Siswa cenderung belajar sendiri-sendiri. Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri secara bertahap oleh siswa atas dasar pemahaman sendiri. Karena siswa jarang menemukan jawaban atas permasalahan atau konsep yang dipelajari. Proses pembelajaran khususnya pembelajaran matematika di SDN Mangunharjo 01 Kecamatan Subah Kabupaten Batang masih berlangsung secara tradisional yaitu pembelajaran yang menempatkan siswa pada posisi objek belajar dimana siswa hanya menerima transfer pengetahuan dari guru. Kegiatan ini tercermin pada aktifitas guru yang menjelaskan, menyampaikan materi, siswa mencatat, menghapal kemudian mengerjakan soal. Siswa berada pada posisi yang pasif. Pembelajaran berlangsung sebagai rutinitas, bersifat stagnan dari hari ke hari akibatnya adalah peran serta siswa sangat minim sehingga siswa cenderung bosan dan tidak kreatif. Akibat dari pembelajaran tersebut adalah sebagian besar siswa kelas VI belum mencapai ketuntasan belajar. Siswa tidak kreatif, siswa pasif dan tidak menunjukan minat belajar matematika. 4.1.1.2 Hasil Belajar Siswa Hasil belajar mata pelajaran matematika siswa kelas VI SD Mangunharjo 01 Kecamatan Subah Kabupaten Batang belum menunjukan hasil yang diinginkan. Hanya 4 siswa (31% ) dari 13 siswa yang tuntas belajar atau mencapai KKM sebesar 60 sedang 9 27

28 siswa lainnya atau 69 % siswa belum tuntas belajar. Sedangkan nilai rata-rata kelas baru mencapai 53. Nilai tertinggi 90 dan nilai terendah adalah 30. Data hasil belajar siswa secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini: Tabel 4 Distribusi Nilai Tes Siswa Pra Siklus No Rentang Nilai Frekuensi Persentase 1 30 41 5 38% 2 42 53 4 31% 3 54 65 0 0% 4 66 77 1 8% 5 78 89 2 15% 6 90 101 1 8% Jumlah 13 100% Data tersebut lebih jelasnya akan disajikan dalam bentuk diagram lingkaran seperti gambar 3 berikut ini: 0% 8% 15% 31% 38% 8% 30-41 42-53 54-65 66-77 78-89 90-101 Gambar 3 Distribusi Nilai Tes Siswa Pra Siklus Distribusi nilai tes siswa pada pra siklus tersebut dianalisa sehingga memperoleh data tentang nilai tertinggi, nilai terendah dan rata-rata kelas seperti terlihat pada tabel 5 berikut ini: Tabel 5 Perolehan Nilai Tes Siswa Pra Siklus No Kategori Nilai 1 Nilai terendah 30 2 Nilai tertinggi 90 3 Rata-rata nilai 53

29 Hasil analisa nilai tes siswa pada pra siklus kemudian dapat disajikan dalam diagram pada gambar 4 berikut ini: 100 80 60 40 20 0 Nilai terendah Nilai Tertinggi Nilai rata-rata Nilai terrendah Nilai tertinggi Nilai rata-rata Gambar 4 Perolehan Nilai Tes Siswa Pra Siklus Selain analisa hasil tes siswa yang menghasilkan data nilai tersebut di atas, nilai siswa pada pra siklus juga bisa diketahui tingkat ketuntasan belajar yaitu pada tabel 6 berikut ini: Tabel 6 Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus No Ketuntasan Belajar Jumlah Jumlah siswa Persentase 1 Siswa Tuntas 4 31 % 2 Siswa Tidak Tuntas 9 69 % Jumlah 13 100 % Dalam rangka memperjelas data tersebut di atas maka akan disajikan dalam bentuk diagram lingkaran seperti gambar 5 berikut ini: 31% Tuntas 69% Tidak tuntas Gambar 5 Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus

30 4.1.2 Hasil Siklus I 4.1.2.1 Rencana Tindakan Standar Kompetensi: Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar: Menyelesaikan masalah yang melibatkan operasi hitung termasuk penggunaan akar dan pangkat. Indikator: Menentukan hasil operasi hitung bilangan akar pangkat tiga sekurang-kurangnya menggunakan dua operasi hitung. 1. Kegiatan Awal Langkah-langkah kegiatan awal antara lain: (a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengabsen siswa. (b) Guru melakukan apersepsi. (c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu agar siswa mampu menentukan hasil operasi hitung bilangan pangkat tiga dan akar pangkat tiga. (d) Guru menyampaikan aturan main model pembelajaran creative problem solving. (e) Guru memberikan motivasi kepada siswa. 2. Kegiatan Inti Langkah-langkah kegiatan inti antara lain: (a) Guru membentuk kelompok diskusi beranggotakan 3-4 siswa. (b) Guru membagi lembar kerja siswa kepada masing-masing kelompok. (c) Guru membimbing siswa berdiskusi dalam memecahkan masalah melalui tahap: 1. Klarifikasi masalah: Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang operasi hitung bilangan akar pangkat tiga. 2. Pengungkapan gagasan: (a) Siswa membuat daftar gagasan pemecahan masalah. (b) Siswa aktif dalam mengungkapkan gagasan, sehingga menimbulkan gagasan baru dari hasil diskusi dalam kelompoknya. 3. Evaluasi dan seleksi: (a) Guru membimbing siswa dalam melakukan seleksi gagasan. (b). Siswa menyeleksi berbagai gagasan pemecahan masalah dari hasil diskusi. 4. Implementasi: (a) Siswa mempresentasikan hasil kerja bersama kelompoknya di depan kelas sesuai dengan kreativitas untuk menyampaikan gagasannya. (b) Pada saat presentasi kelompok lain memberikan tanggapan untuk menghasilkan solusi yang optimal yang berkaitan dengan pemecahan masalah. (c) Siswa menetapkan

31 strategi pemecahan masalah. (d) Guru memberikan penguatan, umpan balik dan memberikan motivasi kepada siswa. (e) Memberikan quis. 3. Kegiatan Akhir Langkah-langkah kegiatan akhir: (a) Membuat rangkuman dan menyimpulkan materi pembelajaran. (b) Tes akhir pelajaran. (c) Refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. (d) Guru menutup pelajaran. 4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Dengan berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun, guru melaksanakan perbaikan pembelajaran. Hasil pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran dari awal hingga akhir adalah sebagai berikut : (1). Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dilanjutkan dengan memberikan beberapa pertanyaan tentang pangkat tiga dan bilangan kubik, sebagian siswa menjawab yang lain diam. (2). Guru tidak memberikan motivasi kepada siswa tetapi langsung memberikan penjelasan tentang materi pelajaran dan memberikan contoh-contoh soal dengan menggunakan peraga. (3). Guru mengarahkan siswa membentuk kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa dengan kemampuan heterogen. Kemudian guru memberikan tugas kelompok mendiskusikan solusi pemecahan masalah sesuai lembar kerja siswa. (4). Guru memberikan bimbingan seleksi pemecahan masalah pada setiap kelompok. (5). Sebagian siswa pada kelompok belum bekerjasama dengan maksimal terhadap solusi pemecahan masalah. (6). Presentasi hasil kerja kelompok di depan kelas sesuai dengan kreativitas untuk menyampaikan gagasannya terhadap solusi pemecahan masalah dan kelompok lain memberikan tanggapan untuk menghasilkan solusi yang optimal. (7). Guru belum memberikan simpulan. (8). Guru belum memberikan penguatan dan motivasi. (9). Guru belum melakukan refleksi. (10). Diakhir pertemuan kedua guru memberikan tes akhir pelajaran. 4.1.2.3 Observasi Perbaikan pembelajaran matematika pada kelas VI untuk materi operasi hitung bilangan akar pangkat tiga menghasilkan data-data yaitu: data observasi proses pembelajaran, data aktifitas siswa, data angket refleksi siswa, dan data hasil belajar siswa. 4.1.2.3.1 Data Observasi Proses Pembelajaran Data observasi proses pembelajaran siklus I dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini :

32 Tabel 7 Data Observasi Proses Pembelajaran Siklus I No Aspek Pengamatan Pengamatan Ya Tidak 1 Guru memberikan apersepsi sesuai dengan topik yang diajarkan. 2 Guru memberikan motivasi yang menarik. 3 Guru menjelaskan konsep operasi hitung bilangan akar pangkat tiga. 4 Guru memberikan contoh pemecahan masalah operasi hitung bilangan akar dan pangkat tiga. 5 Guru menggunakan media yang sesuai dengan materi pembelajaran 6 Guru membimbing siswa dalam melakukan seleksi gagasan atau strategi pemecahan masalah. 7 Guru memberikan simpulan. 8 Guru memberikan refleksi. 9 Guru memberikan penguatan dan motivasi. 10 Guru memberikan tes akhir pelajaran. Jumlah 6 4 Data hasil pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa guru baru mampu melaksanakan 6 aspek dari 10 aspek kegiatan yang ditetapkan atau hanya mampu melaksanakan 60 % dari target kegiatan yang ditetapkan/direncanakan. Rencana tindakan yang belum dilaksanakan guru adalah: (1). Guru belum memberikan motivasi di awal pelajaran. (2). Guru belum memberikan simpulan. (3). Guru belum melakukan refleksi. (4). Guru belum memberikan penguatan dan motivasi diakhir pelajaran. 4.1.2.3.2 Data Aktifitas Belajar Siswa Data aktifitas siswa dalam pembelajaran siklus I terlihat pada tabel 8 berikut ini : Tabel 8 Data Aktifitas Belajar Siswa Siklus I No Aspek Pengamatan Jumlah siswa Persentase 1 Siswa berani mengajukan pertanyaan. 4 31 % 2 Siswa aktif berdiskusi. 10 77 % 3 Siswa aktif dalam mengungkapkan gagasan. 8 62 % 4 Siswa antusias dalam pembelajaran. 10 77 % 5 Siswa senang mengikuti pembelajaran. 10 77 % Data pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa menunjukan aktifitas yang baik dalam mengikuti proses pembelajaran dengan model

33 creative problem solving. Namun aspek keberanian anak dalam mengajukan pertanyaan masih rendah yaitu hanya 31% siswa. 4.1.2.3.3 Data Angket Refleksi Siswa Hasil data angket ke siswa dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini: Tabel 9 Data Angket Siswa Siklus I No Item Angket Jml siswa yang menjawab Ya Tidak Tidak Tahu 1 Model Creative Problem Solving bermanfaat dalam memahami materi pelajaran 9 3 1 2 Siswa senang dengan model creative problem solving 10 3 0 3 Kesulitan dalam mengikuti pembelajaran 4 9 0 4 Pembelajaran matematika perlu menggunakan model creative problem solving 9 3 1 4.1.2.3.4 Data Hasil Belajar Siswa Pada akhir pertemuan siklus I, guru memberikan tes akhir pelajaran dengan hasil seperti yang terlihat pada tabel 10 berikut ini: Tabel 10 Distribusi Nilai Tes Siswa Siklus I No Rentang Nilai Frekuensi Persentase 1 40 51 4 31% 2 52 63 4 31% 3 64 75 1 8% 4 76 87 1 8% 5 88 99 1 8% 6 100-111 2 14% Jumlah 13 100% Data distribusi nilai tes siswa pada siklus I tersebut kemudian dipaparkan dalam bentuk diagram seperti gambar 6 berikut ini: 8% 8% 8% 14% 40-51 31% 31% 52-63 64-75 76-87 88-99 100-111 Gambar 6 Distribusi Nilai Tes Siswa Siklus I

34 Data hasil ulangan siswa pada siklus I diolah sehingga diperoleh nilai tertinggi, nilai terendah dan nilai rata-rata kelas yang tertera pada tabel 11 berikut ini: Tabel 11 Analisa Hasil Tes Siswa Siklus I No Uraian Nilai 1 Nilai terendah 40 2 Nilai tertinggi 100 3 Rata-rata nilai 66 Hasil analisa nilai tes siswa pada siklus I kemudian dapat disajikan dalam diagram pada gambar 7 berikut ini: 100 Nilai terrendah 50 Nilai tertinggi 0 Nilai terendah Nilai Tertinggi Nilai rata-rata Nilai rata-rata 12 berikut ini: Gambar 7 Data Analisis Hasil Tes Siswa Siklus I Sedangkan data tentang tingkat ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada tabel Tabel 12 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I No Ketuntasan Belajar Jumlah Persentase 1 Siswa tuntas belajar 9 69 % 2 Siswa tidak tuntas belajar 4 31 % Jumlah 13 100 % Paparan data pada tabel tersebut di atas kemudian disajikan dalam diagram lingkaran seperti terlihat pada gambar 8 berikut ini : 31% Tuntas 69% Tidak tuntas Gambar 8 Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I

35 1. Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif Data tentang peningkatan hasil belajar siswa dari apek kognitif terlihat dalam gambar 9 berikut ini: 100 100 Nilai terendah 80 60 40 20 0 40 66 Nilai terendah Nilai tertinggirata-ratasiswa tuntas Siswa tdk tuntas 9 4 Nilai tertinggi Rata-rata Siswa tuntas Siswa tdk tuntas Gambar 9 Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif Siklus I 2. Hasil Belajar Siswa Aspek Ketrampilan Sosial Aspek aktiftas siswa dalam mengikui proses pembelajaran merupakan aspek yang menjadi perhatian dalam tindakan perbaikan pembelajaran. Dengan model pembelajaran creative problem solving aspek sosial yang menonjol yaitu: (a). Sebagian besar siswa yaitu 77% aktif melakukan diskusi. (b). Sebagian besar siswa aktif yaitu 62% dalam mengungkapkan gagasan solusi pemecahan masalah. (c). Sebagian besar siswa yaitu 77% nampak senang mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran creative problem solving dan berantusias dalam mengikuti pembelajaran. 3. Efektifitas Pembelajaran Perbaikan pembelajaran tidak hanya ditujukan bagi peningkatan hasil belajar tetapi juga dalam memperbaiki proses pembelajaran. Hasil angket refleksi siswa menunjukan bahwa 69% siswa menyatakan bahwa model creative problem solving sangat bermanfaat dalam memahami materi pelajaran. 77% menyatakan bahwa mereka sangat senang. Tingkat kesulitan dalam mengikuti pembelajaran yaitu 31% menyatakan sulit. Sedangkan 69% menyatakan bahwa dalam pelajaran matematika sangat perlu menggunakan model creative problem solving. Hasil belajar aspek kognitif juga menunjukan efektifitas model creative problem solving sebab telah mampu meningkatkan jumlah siswa tuntas yaitu dari 4 siswa pada pra

36 siklus menjadi 9 siswa pada siklus I sedangkan peningkatan rata-rata nilai siswa dari 53 pada pra siklus menjadi 66 pada siklus I. Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan model creative problem solving efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 4.1.2.4 Refleksi Berikut hasil refleksi pada siklus I dimana terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan pada proses pembelajaran sebagai berikut: 1. Kelebihan Adapun kelebihan pada siklus I antara lain: (a). Adanya diskusi kelompok menciptakan komunikasi aktif antar siswa sehingga terjalin keakraban. (b). Guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. (c). Kegembiraan siswa pada proses pembelajaran berlangsung. (d). Tingkat kehadiran siswa 100%. 2. Kekurangan Adapun kekurangan pada siklus I antara lain: (a). Guru belum memberikan motivasi di awal pelajaran. (b). Guru belum memberikan simpulan. (c). Guru belum melakukan refleksi. (d). Guru belum memberikan penguatan dan motivasi diakhir pelajaran. (d). Adanya beberapa siswa yang kurang bekerjasama pada kegiatan diskusi kelompok. (e). Keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan masih rendah. Dalam pengambilan kesimpulan terhadap hasil perbaikan atau tindakan siklus I agar lebih mudah maka akan disajikan data hasil belajar siklus I dibandingkan dengan indikator keberhasilan. Tabel 13 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus I dengan Indikator Keberhasilan No Persentase Ketuntasan Belajar Siswa 1. 69% siswa tuntas belajar. Indikator Keberhasilan 75% siswa tuntas belajar. Keterangan Tindakan perbaikan belum berhasil sebab jumlah siswa tuntas belajar masih di bawah indikator keberhasilan. Berdasarkan tabel tersebut maka disimpulkan bahwa tindakan perbaikan pembelajaran siklus I telah mampu meningkatkan jumlah siswa yang tuntas belajar dari 4 siswa atau 31% menjadi 9 siswa atau 69% namun tindakan perbaikan siklus I belum

37 berhasil sebab belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, untuk itu perlu dilakukan perbaikan siklus II dengan melakukan beberapa perubahan disain pembelajaran yaitu: 1) Guru akan memberikan motivasi belajar kepada siswa dengan cara menjelaskan manfaat yang akan kita peroleh dalam kehidupan sehari-hari dari pemahaman terhadap materi pembelajaran. 2) Guru akan memberikan bimbingan secara maksimal kepada kelompok yang mengalami kesulitan dalam menghasilkan solusi pemecahan masalah yang optimal. 3) Guru akan memberikan simpulan, penguatan dan motivasi diakhir pelajaran dan mengajukan pertanyaan tentang kesan dan penilaian siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan sebagai refleksi. 4.1.3 Hasil Siklus II 4.1.3.1 Rencana Tindakan Standar Kompetensi: Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar: Menyelesaikan masalah yang melibatkan operasi hitung termasuk penggunaan akar dan pangkat. Indikator: Menentukan hasil operasi hitung bilangan akar dan pangkat tiga melalui sajian soal cerita. Adapun rencana tindakan sebagai berikut: 1. Kegiatan Awal Langkah-langkah kegiatan awal antara lain: (a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengabsen siswa. (b) Guru melakukan apersepsi. (c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu agar siswa mampu menentukan hasil operasi hitung bilangan pangkat tiga dan akar pangkat tiga. (d) Guru menyampaikan aturan main model pembelajaran creative problem solving. (e) Guru memberikan motivasi kepada siswa. 2. Kegiatan Inti Langkah-langkah kegiatan inti antara lain: (a) Guru membentuk kelompok diskusi beranggotakan 3-4 siswa. (b) Guru membagi lembar kerja siswa kepada masing-masing kelompok. (c) Guru membimbing siswa berdiskusi dalam memecahkan masalah melalui tahap:

38 1. Klarifikasi masalah: Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang operasi hitung bilangan akar pangkat tiga. 2. Pengungkapan gagasan: (a) Siswa membuat daftar gagasan pemecahan masalah. (b) Siswa aktif dalam mengungkapkan gagasan, sehingga menimbulkan gagasan baru dari hasil diskusi dalam kelompoknya. 3. Evaluasi dan seleksi: (a) Guru membimbing siswa dalam melakukan seleksi gagasan. (b). Siswa menyeleksi berbagai gagasan pemecahan masalah dari hasil diskusi. 4. Implementasi: (a) Siswa mempresentasikan hasil kerja bersama kelompoknya di depan kelas sesuai dengan kreativitas untuk menyampaikan gagasannya. (b) Pada saat presentasi kelompok lain memberikan tanggapan untuk menghasilkan solusi yang optimal yang berkaitan dengan pemecahan masalah. (c) Siswa menetapkan strategi pemecahan masalah. (d) Guru memberikan penguatan, umpan balik dan memberikan motivasi kepada siswa. (e) Memberikan quis. 3. Kegiatan Akhir Langkah-langkah kegiatan akhir: (a) Membuat rangkuman dan menyimpulkan materi pembelajaran. (b) Tes akhir pelajaran. (c) Refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. (d) Guru menutup pelajaran. 4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan Dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun, guru melaksanakan perbaikan pembelajaran. Hasil pengamatan siklus II terhadap jalannya proses pembelajaran dari awal hingga akhir adalah sebagai berikut: (1). Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengabsen siswa dilanjutkan dengan memberikan beberapa pertanyaan tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. (2). Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang manfaat dari operasi hitung bilangan akar pangkat tiga dan memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. (3). Guru mengarahkan siswa membentuk kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa dengan kemampuan heterogen. Kemudian guru memberikan tugas kelompok mendiskusikan solusi pemecahan masalah sesuai lembar kerja siswa. (4). Guru secara optimal memberikan bimbingan seleksi gagasan pemecahan masalah pada setiap kelompok. (5). Secara maksimal setiap siswa bekerjasama terhadap solusi pemecahan masalah. (6). Presentasi hasil kerja kelompok di depan kelas sesuai dengan kreativitas

39 untuk menyampaikan gagasannya terhadap solusi pemecahan masalah dan kelompok lain memberikan tanggapan untuk menghasilkan solusi yang optimal. (7). Guru memberikan simpulan, (8) guru memberikan penguatan dan motivasi kepada siswa. (9) guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. (10). Diakhir pertemuan kedua guru memberikan tes akhir pelajaran. 4.1.3.3 Observasi Perbaikan pembelajaran matematika pada kelas VI untuk materi operasi hitung bilangan akar pangkat tiga menghasilkan data-data yaitu data observasi proses pembelajaran, data aktifitas siswa, data angket refleksi siswa dan data hasil belajar siswa siklus II. 4.1.2.3.1 Data Observasi Proses Pembelajaran Data hasil observasi proses pembelajaran siklus II dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini: Tabel 14 Data Observasi Proses Pembelajaran Siklus II No Aspek Pengamatan Pengamatan Ya Tidak 1 Guru memberikan apersepsi sesuai dengan topik yang diajarkan. 2 Guru memberikan motivasi yang menarik. 3 Guru menjelaskan konsep operasi hitung bilangan akar pangkat tiga. 4 Guru memberikan contoh pemecahan masalah operasi hitung bilangan akar dan pangkat tiga. 5 Guru menggunakan media yang sesuai dengan materi pembelajaran 6 Guru membimbing siswa dalam melakukan seleksi gagasan atau strategi pemecahan masalah. 7 Guru memberikan simpulan. 8 Guru memberikan refleksi. 9 Guru memberikan penguatan dan motivasi. 10 Guru memberikan tes akhir pelajaran. Jumlah 10 0 Berdasarkan data pengamatan tersebut diketahui bahwa guru sudah mampu melaksanakan semua aspek dari 10 aspek kegiatan yang ditetapkan atau sudah mampu melaksanakan 100 % dari target kegiatan yang ditetapkan atau direncanakan.

40 4.1.2.3.2 Data Aktifitas Belajar Siswa Data hasil observasi terhadap aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada tabel 15 berikut ini: No Tabel 15 Data Aktifitas Belajar Siswa Siklus II Aspek Pengamatan Jumlah Siswa Persentase 1 Siswa berani mengajukan pertanyaan. 8 62 % 2 Siswa aktif berdiskusi. 11 85 % 3 Siswa aktif dalam mengungkapkan gagasan. 10 77 % 4 Siswa antusias dalam pembelajaran. 11 85 % 5 Siswa senang mengikuti pembelajaran. 12 92 % Data hasil pengamatan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa melakukan aktifitas yang baik dalam mengikuti proses pembelajaran model creative problem solving. 4.1.2.3.3 Data Angket Refleksi Siswa Seperti halnya pada siklus I, siswa di akhir pertemuan kedua diberikan angket untuk dijawab siswa dalam rangka mengetahui efektifitas pembelajaran menurut pendapat siswa. Dari angket yang disebarkan kepada siswa kemudian diolah sehingga data-data tersebut dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini: Tabel 16 Data Angket Siswa Siklus II No Item Angket Jml Siswa yang Menjawab Ya Tidak Tidak Tahu 1 Model Creative Problem Solving bermanfaat dalam memahami materi pelajaran 11 2 0 2 Siswa senang dengan model Creative Problem Solving 12 1 0 3 Kesulitan dalam mengikuti pembelajaran 2 11 0 4 Pembelajaran matematika perlu menggunakan model creative problem solving 11 2 0 4.1.2.3.4 Data Hasil Belajar Siswa Pada akhir pertemuan siklus II, guru memberikan tes akhir pelajaran dengan hasil seperti yang terlihat pada tabel 17 berikut ini:

41 22% Tabel 17 Distribusi Nilai Tes Siswa Siklus II No Rentang Nilai Frekuensi Persentase 1 50 59 1 8% 2 60 69 0 0% 3 70 79 1 8% 4 80 89 3 22% 5 90 99 4 31% 6 100 109 4 31% Jumlah 13 100% Data distribusi nilai tes siswa pada siklus II tersebut kemudian dipaparkan dalam bentuk diagram seperti gambar 10 berikut ini: 31% 8% 31% 8% 0% Gambar 10 Distribusi Nilai Tes Siswa Siklus II 50-59 60-79 70-79 80-89 90-99 100-109 Dari data hasil ulangan siswa pada siklus II juga diperoleh data nilai tertinggi, nilai terendah dan nilai rata-rata kelas yang tertera pada tabel 18 berikut ini: Tabel 18 Analisa Hasil Tes Siswa Siklus II No Uraian Nilai 1 Nilai Terendah 50 2 Nilai Tertinggi 100 3 Rata-rata Nilai 86 Hasil analisa nilai tes siswa pada siklus II kemudian dapat disajikan dalam diagram pada gambar 11 berikut ini: 100 Nilai terrendah 50 Nilai tertinggi 0 Nilai terendah Nilai Tertinggi Nilai rata-rata Nilai rata-rata Gambar 11 Data Analisis Hasil Tes Siswa Siklus II

42 berikut ini: Adapun data tentang tingkat ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada tabel 19 Tabel 19 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II No Ketuntasan Belajar Jumlah Persentase 1 Siswa tuntas belajar 12 92% 2 Siswa tidak tuntas belajar 1 8 % Jumlah 13 100 % Paparan data pada tabel tersebut di atas kemudian disajikan dalam diagram lingkaran seperti terlihat pada gambar 12 berikut ini: 92% Tuntas Tidak tuntas 8% Gambar 12 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II 1. Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif Hasil dari tindakan perbaikan pembelajaran salah satunya diukur dari peningkatan pemahaman siswa terhadap pelajaran. Data tentang peningkatan hasil belajar siswa dari aspek kognitif terlihat dalam gambar 13 berikut ini: 100 80 60 40 20 0 50 100 86 Nilai terendah Nilai tertinggirata-ratasiswa tuntas Siswa tdk tuntas 12 1 Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata Siswa tuntas Siswa tdk tuntas Gambar 13 Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif

43 2. Hasil Belajar Siswa Aspek Ketrampilan Sosial Aspek aktiftas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran merupakan salah aspek yang menjadi perhatian dalam tindakan perbaikan pembelajaran. Pembelajaran dirancang agar siswa aktif, kreatif, dan senang mengikuti pembelajaran. Dengan model pembelajaran creative problem solving aspek sosial yang menonjol yaitu: (a). Sebagian besar siswa yaitu 85% aktif melakukan diskusi. (b). Sebagian besar siswa aktif yaitu 77% dalam mengungkapkan gagasan solusi pemecahan masalah. (c). Sebagian besar siswa yaitu 92% nampak senang dan berantusias dalam mengikuti pembelajaran. 3. Efektifitas Pembelajaran Efektifitas proses pembelajaran diukur dari proses yang dilakukan dibandingkan dengan hasil yang diperoleh. Perbaikan pembelajaran tidak hanya ditujukan bagi peningkatan hasil belajar tetapi juga dalam memperbaiki proses pembelajaran. Hasil angket refleksi siswa menunjukan bahwa 85% siswa menyatakan bahwa model creative problem solving sangat bermanfaat dalam memahami materi pelajaran, 92% menyatakan bahwa mereka sangat senang dengan model pembelajaran creative problem solving. Tingkat kesulitan dalam mengikuti pembelajaran yaitu 15% menyatakan sulit. Sedangkan 85% menyatakan bahwa dalam pelajaran matematika sangat perlu menggunakan model creative problem solving. Hasil belajar aspek kognitif juga menunjukan efektifitas sebab telah mampu meningkatkan jumlah siswa tuntas yaitu dari 8 siswa pada siklus I menjadi 12 siswa pada siklus II sedangkan peningkatan rata-rata nilai siswa dari 65 pada siklus I menjadi 86 pada siklus II. Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan model creative problem solving efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 4.1.3.4 Refleksi Dalam rangka mengukur tingkat keberhasilan dari perbaikan pembelajaran matematika pada operasi hitung bilangan akar pangkat tiga maka dilakukan analisa komparatif yaitu membandingkan antara hasil perbaikan dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 75% siswa tuntas belajar. Pada siklus II aktivitas guru dan siswa mengalami peningkatan. Pada siklus II siswa lebih aktif dalam diskusi berusaha mencari solusi pemecahan masalah yang optimal. Guru telah melaksanakan seluruh aspek kegiatan sesuai rencana siklus II.

44 Dalam upaya untuk menyimpulkan hasil perbaikan atau tindakan siklus II maka akan disajikan data hasil belajar siswa siklus II dibandingkan dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan seperti nampak dalam tabel 20 berikut ini: Tabel 20 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus II dengan Indikator Keberhasilan No Prosentase Ketuntasan Indikator Belajar Siswa Keberhasilan 1. 92 % siswa tuntas belajar 75% siswa tuntas belajar Keterangan Tindakan perbaikan di katakan berhasil sebab jumlah persentase siswa tuntas belajar telah melebihi prosentase siswa tuntas menurut indikator keberhasilan. Berdasarkan tabel tersebut di atas maka disimpulkan bahwa tindakan perbaikan pembelajaran siklus II telah mampu meningkatkan jumlah siswa yang tuntas belajar dari 9 siswa atau 69% pada siklus I menjadi 12 siswa atau 92% pada siklus II sehingga disimpulkan bahwa tindakan perbaikan dikatakan berhasil sebab telah melampui indikator keberhasilan yang ditetapkan. Dengan demikian perbaikan pembelajaran dalam rangka penelitian tindakan kelas di SDN Mangunharjo 01 Kecamatan Subah pada mata pelajaran matematika dinyatakan selesai. 4.2 Pembahasan Antar Siklus Pembahasan antar siklus dimaksudkan untuk melakukan analisa deskriptif komparatif yaitu membandingkan aspek-aspek perbaikan pembelajaran yang meliputi aktifitas pembelajaran oleh guru, data hasil belajar siswa, ketrampilan sosial siswa, efektifitas pembelajaran menurut pendapat siswa dan refleksi dari siklus I dan siklus II. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan perbaikan masing-masing siklus. Kemudian untuk mengetahui tingkat keberhasilan dilakukan analisis komparatif dengan indikator keberhasilan penelitian. 4.2.1 Aktifitas Pembelajaran Oleh Guru Aktifitas pembelajaran oleh guru pada siklus I menunjukan bahwa guru telah mampu melaksanakan 60% dari keseluruhan aspek kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan. Kemudian pada siklus II guru telah mampu memperbaiki kekurangankekurangan pada siklus I sehingga pada siklus II guru telah mampu melaksanakan seluruh

45 aspek kegiatan yang direncanakan. Tentu saja data ini tidak menunjukan kesempurnaan pembelajaran namun menunjukan segi kuantitas sehingga secara kualitas tetap memerlukan peningkatan dengan kreatifitas guru. 4.2.2 Data Hasil Belajar Siswa Peningkatan hasil belajar siswa adalah aspek yang menjadi tujuan akhir dari perbaikan pembelajaran. Data hasil belajar siswa meliputi nilai terendah dan tertinggi, nilai rata-rata kelas, jumlah siswa tuntas dan jumlah siswa tidak tuntas belajar yang didapat dari hasil ulangan akhir pelajaran. Data hasil belajar diperoleh dari hasil ulangan pra siklus, siklus I dan siklus II. Hasil analisis data menunjukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dengan hasil belajar sebelumnya yang selengkapnya dapat dilihat pada gambar 14 berikut ini: 100 80 60 40 20 0 50 40 30 Nilai terendah 100 100 90 Nilai tertinggi 66 53 86 Rata-rata 4 9 12 Jml siswa tuntas 9 4 1 Jml siswa tdk tuntas Pra Siklus Siklus I Siklus II Gambar 14 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antar Siklus 4.2.3 Ketrampilan Sosial Siswa Ketrampilan sosial siswa menunjukan perkembangan yang baik. Siswa aktif melakukan diskusi, siswa aktif mengungkapkan gagasan solusi pemecahan masalah, siswa senang serta berantusias mengikuti proses pembelajaran, dan siswa bekerja sama dengan baik dalam pemecahan masalah pada LKS dari masing-masing siklus. 4.2.4 Efektifitas Pembelajaran Menurut Pendapat Siswa Siswa adalah pelaku pembelajaran sehingga penggunaan model, media atau permainan harus mendapat respon yang positif dari siswa sehingga pembelajaran berlangsung efektif. Efektifitas pembelajaran dengan menggunakan model creative problem solving menurut siswa adalah terlihat pada gambar 15 berikut:

46 100% 80% 60% 40% 20% 0% 92% 85% 85% 77% 69% 69% 31% 15% Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Siklus I Siklus II Gambar 15 Perbandingan Efektifitas Pembelajaran Antar Siklus Keterangan: a. Aspek 1 : Model creative problem solving sangat bermanfaat b. Aspek 2 : Model creative problem solving sangat disenangi siswa c. Aspek 3 : Model creative problem solving sulit dilaksanakan d. Aspek 4 : Model creative problem solving sangat diperlukan 4.2.5 Refleksi Tindakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model creative problem solving terbukti mampu meningkatakan hasil belajar mata pelajaran matematika pada siswa kelas VI SD Mangunharjo 01 Kecamatan Subah Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/2014. Data hasil penelitian menunjukan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar jika dibandingkan siklus sebelumnya dan juga dibandingkan dengan indikator keberhasilan. Pada siklus I sebanyak 9 siswa atau 69% telah mencapai ketuntasan belajar dan pada siklus II sebanyak 12 siswa tuntas belajar atau 92%. Karena indikator keberhasilan perbaikan pembelajaran adalah 75% siswa mencapai tuntas belajar maka perbaikan siklus I dinyatakan belum berhasil dan perbaikan siklus II dinyatakan berhasil. Hal itu lebih jelasnya terlihat pada grafik 16 berikut ini: 100% 80% 60% 40% 20% 0% 75% 75% 69% Siklus I 92% Siklus II Indikator Keberhasilan Persentase Siswa tuntas Gambar 16 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa dengan Indikator Keberhasilan

47 4.3 Pembahasan Dalam bagian pembahasan ini penulis akan melakukan pembahasan hasil penelitian dengan menggunakan pijakan kajian teori yang telah dipaparkan pada bagian muka skripsi ini dan juga menggunakan hasil penelitian yang relevan sebagai upaya memberikan penguatan terhadap hasil penelitian. Dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran matematika dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa penulis memilih alternatif model pembelajaran creative problem solving. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pilihan peneliti adalah terbukti tepat artinya penerapan model creative problem solving telah terbukti mampu meningkatkan efektifitas pembelajaran matematika dan meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan acuan teoretis pilihan penulis untuk merancang perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran creative problem solving sesuai dengan kajian teori bahwa: (1). Dengan membiasakan siswa menggunakan langkahlangkah yang kreatif dalam memecahkan masalah diharapkan dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Hal ini sesuai dengan teori belajar Jerome S. Bruner yang menyatakan bahwa dalam belajar matematika siswa harus dapat menemukan keteraturan dengan cara mengotak-atik bahan-bahan yang berhubungan dengan keteraturan intuitif yang sudah dimilikinya agar konsep dan prosedur dapat mereka kuasai dengan baik. Dengan melakukan model pembelajaran creative problem solving siswa berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerjasama melakukan solusi gagasan pemecahan masalah dengan gembira, menyenangkan dan menghindarkan siswa dari sikap cepat bosan. (2). Model pembelajaran creative problem solving membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran hendaklah memperhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya. Selain dasar teori tersebut data empirik dari penelitian yang relevan juga menunjukan bahwa penggunaan model creative problem solving efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yaitu sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Eka Rahma Auliya Sari (2010) yang berjudul Penerapan model pembelajaran creative problem solving untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VIII

48 SMPN 10 Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai ratarata kelas setelah diberi tindakan. Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa sebesar 69,43 dan ketuntasannya 66%. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan data awal (pra tindakan) yaitu 63,75 dengan nilai ketuntasanya 48%. Kemudian meningkat pada siklus II sebesar 78,59 dengan nilai ketuntasan 89%. Hasil penelitian yang juga dilakukan oleh Tika Vebrian Tiara Devi (2012) yang berjudul Pembelajaran model Creative Problem Solving (CPS) untuk meningkatkan keterampilan proses IPA dan berpikir kreatif siswa kelas VIII-G SMP Negeri 13 Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan proses IPA dan berpikir kreatif siswa meningkat. Peningkatan keterampilan proses IPA adalah 5,10% untuk keterampilan mengamati, 0,86% menafsirkan pengamatan, 12,00% menggunakan alat dan bahan, 5,13% berkomunikasi, dan 13,67% mengajukan pertanyaan. Secara keseluruhan, keterampilan proses IPA siswa kelas VIII G SMP Negeri 13 Malang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 7,35%. Keterampilan berpikir kreatif siswa juga mengalami peningkatan dari 76,92% pada siklus I menjadi 84,61% pada siklus II.