Abstrak Thesis Mochamad Syaiful Rijal Hasan G

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN Latar Belakang

POLIMORFISME GEN FEKUNDITAS (BMPR1B DAN BMP15) PADA KAMBING KACANG, SAMOSIR DAN MUARA MOCHAMAD SYAIFUL RIJAL HASAN

TINJAUAN PUSTAKA Domba Ekor Gemuk (DEG) - Lombok

IDENTIFIKASI MUTASI GEN BONE MORPHOGENETIC PROTEIN RECEPTOR

The Origin of Madura Cattle

HASIL DAN PEMBAHASAN. Amplifikasi Gen BMPR-1B dan BMP-15

Polymorphism of GH, GHRH and Pit-1 Genes of Buffalo

Analisa Polimorfisme Gen BMP-15 (Bone Morphogeninetic Protein) Sapi PO (Bos Indicus) Dan Hubungannya Dengan Keberhasilan Inseminasi Buatan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan merupakan indikator terpenting dalam meningkatkan nilai

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein

Identifikasi Mutasi FecX Pada Gen BMP15 dan Pengaruhnya Terhadap Sifat Prolifik pada Kambing Lokal di Kabupaten Lombok Barat

IDENTIFIKASI KERAGAMAN GEN PITUITARY SPECIFIC POSITIVE TRANSCRIPTION FACTOR

KERAGAMAN GENETIK GEN HORMON PERTUMBUHAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN PADA SAPI SIMMENTAL. Disertasi HARY SUHADA

POTENSI GEN BMPR-1B DAN BMP-15 SEBAGAI PENCIRI UNTUK SELEKSI SIFAT PROLIFIK PADA DOMBA EKOR GEMUK (DEG) LOMBOK TAPAUL ROZI

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan menurunnya kadar hemoglobin dalam darah individu. Eritrosit

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4. Hasil Amplifikasi Gen FSHR Alu-1pada gel agarose 1,5%.

IDENTIFIKASI KERAGAMAN GEN Growth Hormone PADA DOMBA EKOR TIPIS SUMATERA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. World Health Organization (WHO) mendefinisikan. obesitas sebagai suatu keadaan akumulasi lemak yang

GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono

HASIL DAN PEMBAHASAN

BIO306. Prinsip Bioteknologi

I. PENDAHULUAN. Management of Farm Animal Genetic Resources. Tujuannya untuk melindungi dan

TINJAUAN PUSTAKA. Suprijatna dkk. (2005) mengemukakan taksonomi ayam kampung adalah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Amplifikasi Gen Pituitary-Specific Positive Transcription Factor 1 (Pit1) Exon 3

Identifikasi Mutasi Gen Bmpr-1b dan Bmp15 pada Domba Ekor Gemuk

KARAKTERISASI MOLEKULER ENAM SUB POPULASI KAMBING LOKAL INDONESIA BERDASARKAN ANALISIS SEKUEN DAERAH D-LOOP DNA MITOKONDRIA

BAB V HASIL. Studi ini melibatkan 46 sampel yang terbagi dalam dua kelompok, kelompok

ABSTRAK PENDAHULUAN. Jurnal Biotropika Vol. 2 No

KERAGAMAN GENETIK KAMBING BOER BERDASARKAN ANALISIS SEKUEN DNA MITOKONDRIA BAGIAN D-LOOP. Skripsi

PENDAHULUAN. Latar Belakang

KAJIAN PENANDA GENETIK GEN CYTOCHROME B DAN DAERAH D-LOOP PADA Tarsius sp. OLEH : RINI WIDAYANTI

STRUKTUR GENETIK POPULASI

POLIMORFISME GEN GROWTH HORMONE SAPI BALI DI DATARAN TINGGI DAN DATARAN RENDAH NUSA PENIDA

3. POLIMORFISME GEN Insulin-Like Growth Factor-I (IGF-1) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN AYAM LOKAL DI INDONESIA ABSTRAK

ANALISIS STRUKTUR-FUNGSI GEN MUTAN sa14 SENSITIF TEMPERATUR YANG DIPEROLE'H DENGAN CARA IN VITRO MUTAGENESIS PADA Saccharomyces cerevisiae

TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Genetik Sapi Lokal Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Sapi Friesian Holstein (FH) Sumber: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (2009)

PENGARUH PENAMBAHAN KACANG KEDELAI ( Glycine max ) DALAM PAKAN TERHADAP POTENSI REPRODUKSI KELINCI BETINA NEW ZEALAND WHITE MENJELANG DIKAWINKAN

ANALISIS POLIMORFISME GEN Growth Differentiation Factor 9 (GDF-9) dan HUBUNGANNYA DENGAN KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN pada SAPI PO

BAB I PENDAHULUAN. Hemoglobinopati adalah kelainan pada sintesis hemoglobin atau variasi

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Indonesia

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 5. Hasil Amplifikasi Gen Calpastatin pada Gel Agarose 1,5%.

ANALISIS JARAK GENETIK DAN FILOGENETIK KAMBING JAWA RANDU MELALUI SEKUEN DAERAH DISPLACEMENT LOOP (D-LOOP) DNA MITOKONDRIA.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar belakang. orang yang sudah meninggal, kegunaan golongan darah lebih tertuju pada

HASIL DAN PEMBAHASAN. divisualisasikan padaa gel agarose seperti terlihat pada Gambar 4.1. Ukuran pita

BAB II Tinjauan Pustaka

KERAGAMAN MOLEKULER DALAM SUATU POPULASI

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Sapi Perah FH di Indonesia

BAB V. KESIMPULAN, SARAN, DAN RINGKASAN. V. I. Kesimpulan. 1. Frekuensi genotip AC dan CC lebih tinggi pada kelompok obesitas

2015 IDENTIFIKASI KANDIDAT MARKER GENETIK DAERAH HIPERVARIABEL II DNA MITOKONDRIA PADA EMPAT GENERASI DENGAN RIWAYAT DIABETES MELITUS TIPE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EKSPLORASI GEN GROWTH HORMONE EXON 3 PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE), SAANEN DAN PESA MELALUI TEKNIK PCR-SSCP

Kolokium Departemen Biologi FMIPA IPB: Ria Maria

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Deteksi Mutasi pada Quinolone Resistant Determining Regions (QRDRs ) gen gyra pada Salmonella typhi Isolat Klinik dan Galur Khas Indonesia

4. POLIMORFISME GEN Pituitary Positive Transcription Factor -1 (Pit-1) PADA AYAM LOKAL DI INDONESIA ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banteng liar. Para ahli meyakini bahwa penjinakan tersebut telah dilakukan sejak

TINJAUAN PUSTAKA. Sumber :

Abstrak. Kata Kunci : Soroh Pande, DNA Mikrosatelit, Kecamatan Seririt

TUGAS BIOMOLEKULER SINGLE NUCLEOTIDE POLYMORPHISM

HASIL DAN PEMBAHASAN. Amplifikasi Gen GH Exon 2

KARAKTERISTIK SIFAT FISIK TEPUNG IKAN SERTA TEPUNG DAGING DAN TULANG SKRIPSI FAUZAN LATIEF

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Mata KuliahCourse Subjects

2011) atau 25,10% ternak sapi di Sulawesi Utara berada di Kabupaten Minahasa, dan diperkirakan jumlah sapi peranakan Ongole (PO) mencapai sekitar 60

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. prevalensinya yang signifikan dalam 30 tahun terakhir. Prevalensi overweight dan

ABSTRAK Polimorfisme suatu lokus pada suatu populasi penting diketahui untuk dapat melihat keadaan dari suatu populasi dalam keadaan aman atau

KLONING GEN PDI-LIKE DARI BAKTERI TERMOFILIK Bacillus acidocaldgrius Ry, TESIS. Oleh: RISA NOFIANI

Varian Molekular Defisiensi Glukosa-6-Fosfat Dehidrogenase

Gambar 1.1. Variasi pada jengger ayam

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGANTAR. Latar Belakang. Itik yang dikenal saat ini adalah hasil penjinakan itik liar (Anas Boscha atau

HASIL Amplifikasi Ruas Target Pemotongan dengan enzim restriksi PCR-RFLP Sekuensing Produk PCR ruas target Analisis Nukleotida

PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan sapi kacang atau sapi kacangan, sapi pekidulan, sapi

POLA PERTUMBUHAN BOBOT BADAN KAMBING KACANG BETINA DI KABUPATEN GROBOGAN (Growth Pattern of Body Weight of Female Kacang Goats in Grobogan Regency)

PERUBAHAN TATANAN DAN STRUKTUR MATERI GENETIK. 1. GenTerangkai (linkage gene) 2. Pindah Silang (crossing over) 3. Mutasi Gen 4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. melioidosis (Udayan et al., 2014). Adanya infeksi B. pseudomallei paling sering

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. ANALISIS POPULASI GENETIK PASAK BUMI (Eurycoma longifolia Jack) BERDASARKAN PENANDA RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering. terjadi di dunia dan kejadiannya bertambah terutama pada

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. fenotipe yang diamati menunjukkan kriteria keragaman yang luas hampir pada

TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul Sapi di Indonesia

PERFORMANS ORGAN REPRODUKSI MENCIT (Mus musculus) YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG PROTEIN SEL TUNGGAL SKRIPSI RESI PRAMONO

BAB I PENDAHULUAN. Sapi Bali adalah sapi asli Indonesia yang berasal dari Banteng liar (Bibos

terkandung di dalam plasma nutfah padi dapat dimanfaatkan untuk merakit genotipe padi baru yang memiliki sifat unggul, dapat beradaptasi serta tumbuh

YOHANES NOVI KURNIAWAN KONSTRUKSI DAERAH PENGKODE INTERFERON ALFA-2B (IFNα2B) DAN KLONINGNYA PADA Escherichia coli JM109

DNA FINGERPRINT. SPU MPKT B khusus untuk UI

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Budidaya Ternak Kambing

PEMBAHASAN Variasi Gen COI dan Gen COII S. incertulas di Jawa dan Bali

TINJAUAN PUSTAKA. Domba lokal merupakan salah satu ternak yang ada di Indonesia, telah

PENGARUH UMUR TERHADAP PERFORMA REPRODUKSI INDUK DOMBA LOKAL YANG DIGEMBALAKAN DI UP3 JONGGOL SKRIPSI AHMAD SALEH HARAHAP

Matakuliah Evolusi Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Lampung

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Abstrak Thesis Mochamad Syaiful Rijal Hasan G352090161 Mochamad Syaiful Rijal Hasan. Achmad Farajallah, dan Dyah Perwitasari. 2011. Polymorphism of fecundities genes (BMPR1B and BMP15) on Kacang, Samosir and Muara goats. Magister Science Thesis of Postgraduate Program, Bogor Agricultural University. ABSTRACT Several Indonesian local goats are prolific. Fecundity was controlled by fecundities genes such as Bone Morphogenetic Protein Reseptor 1B (BMPR1B), Bone Morphogenetic Protein 15 (BMP15) and Growth Differentiation Factor 9 (GDF9). The present study aimed to identify the genetic diversity of fecundities genes (BMPR1B and BMP15) on three Indonesian local goats namely Kacang, Samosir, and Muara using PCR-RFLP and sequencing methods. The PCR-RFLP result showed that all sample of three Indonesian local goats are monomorphic. Verified result using sequencing determined BMPR1B substitution mutation G72T and substitution mutation G43A of BMP15. Both mutation was not related with restriction site. Furthermore, this research identify the genetic diversity of BMP15 exon 1 and exon 2 using sequencing methods. The sequencing result of exon1 was monomorphic among the three Indonesian local goats. There are three new mutant allele were found on exon 2. Two mutant allele of A325G and C398G were found on Kacang goats population. One mutant allele was C34T on Muara goats population. The population of Samosir goats have identically sequence of BMP15 exon 2. The phylogenetic tree based on coding sequence exon 2 showed that the three Indonesian local goats namely Kacang, Samosir, and Muara clustered with several local goats in the world. Moreover, the phylogenetic tree also revealed the genetic relationship of monoovulation and polyovulation animal group. page 1 / 9

Keyword : BMPR1B, BMP15, gene, PCR-RFLP, sequencing, Kacang, Samosir, Muara, goats RINGKASAN Indonesia memiliki potensi keanekaragaman hayati yang tinggi. Salah satunya adalah kambing lokal Indonesia. Beberapa kambing lokal Indonesia memiliki sifat unggul yaitu bersifat prolifik. Sifat ini dikendalikan oleh gen fekunditas antara lain Bone Morphogenetic Protein Reseptor 1B (BMPR1B), Bone Morphogenetic Protein 15 (BMP15) dan Growth Differentiation Factor 9 (GDF9). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keragaman genetik gen fekunditas (BMPR1B dan BMP15) pada kambing Kacang, Samosir dan Muara dengan menggunakan metode PCR-RFLP dan Sekuensing. Gen BMPR1B atau activin-like kinase 6 (ALK 6) dikenal sebagai FecB. Gen BMPR1B terletak pada kromosom 6 yang diekspresikan oleh sel oosit dan sel granulosa. Mutasi pada FecB terjadi karena substitusi A746G pada cdna yang menyebabkan substitusi asam amino Q249R. Gen BMP15 atau GDF9B dikenal sebagai FecX terletak di kromosom X dan diekspresikan oleh sel oosit. Ada enam alel mutan yang sudah diketahui pada gen BMP15. Lima alel berupa mutasi titik (single substitution) yaitu FecXI (Inverdale), FecXH (Hanna), FecXB (Belclare), FecXG (Galway) dan FecXL (Lacaune) dan satu alel berupa mutasi delesi 17 pb yang disebut FecXR (Rasa Aragonesa). Mutasi pada gen BMPR1B diketahui dapat menyebabkan peningkatan sifat prolifik. Mutasi pada gen BMP15 dapat meningkatkan laju ovulasi dan litter size pada genotip heterozigot carrier, sedangkan pada genotip homozigot carrier dapat menyebabkan sifat steril. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu pertama, PCR-RFLP gen BMPR1B dan BMP15, kemudian diverifikasi dengan metode sekuensing menggunakan primer yang sama. Kedua, sekuensing gen BMP15 ekson 1 dan 2. Penelitian pertama, hasil PCR-RFLP gen BMPR1B menggunakan enzim AvaII dan gen BMP15 menggunakan enzim HinfI menunjukkan bahwa semua sampel dari ketiga kambing lokal Indonesia yaitu kambing Kacang, Samosir dan Muara merupakan tipe liar. Ternak dengan genotip tipe liar bersifat non prolifik (Davis et al. 2002; Hanrahan et al. 2004). Hal ini tidak sesuai dengan fakta bahwa beberapa sampel yang diperoleh dari lapangan bersifat prolifik. Hasil ini mengindikasikan bahwa metode PCR-RFLP gen BMPR1B page 2 / 9

dan BMP15 tidak dapat dijadikan sebagai alat seleksi pada kambing Kacang, Samosir dan Muara. Hasil verifikasi dengan metode sekuensing menggunakan primer yang sama menunjukkan bahwa terjadi mutasi substitusi G72T pada gen BMPR1B dan mutasi substitusi G43A pada gen BMP15, namun kedua mutasi ini tidak berkaitan dengan situs restriksi. Penelitian kedua lebih difokuskan untuk mengidentifikasi keragaman genetik gen BMP15 daerah ekson 1 dan ekson 2 dengan metode sekuensing pada kambing Kacang, Samosir dan Muara. Hasil sekuensing ekson 1 menunjukkan bahwa kambing Kacang, Samosir dan Muara memiliki urutan nukleotida yang identik. Polimorfisme ditemukan pada daerah ekson 2. Populasi kambing Kacang memiliki dua jenis mutasi yaitu A325G dan C398G. Populasi kambing Muara menunjukkan satu mutasi yaitu C34T, sedangkan populasi kambing Samosir bersifat monomorf. Hasil analisis pohon filogeni berdasarkan coding sequence ekson 2 menunjukkan bahwa ketiga kambing lokal Indonesia berada dalam satu kelompok dengan kambing-kambing lokal di dunia. Pohon filogeni juga memperlihatkan hubungan kekerabatan kelompok hewan yang bersifat monoovulasi dengan kelompok hewan yang bersifat poliovulasi. Sifat prolifik memiliki dua sifat yaitu aditif dan pleitropik. Sifat prolifik bersifat aditif karena ada beberapa faktor yang ikut berperan dalam menentukan fenotip. Sifat prolifik dipengaruhi oleh kesuksesan proses reproduksi meliputi kualitas sperma dan ovum, kesuksesan fertilisasi, kesuksesan implantasi dan kelangsungan hidup embrio selama kebuntingan hingga pasca kelahiran. Sifat prolifik bersifat pleitropik yaitu ada beberapa gen yang mengendalikannya. Ada kemungkinan selain gen BMPR1B dan BMP15, ada beberapa gen lain yang mempengaruhi sifat prolifik pada kambing Kacang, Samosir dan Muara. Penelitian ini memberi gambaran awal keragaman genetik gen fekunditas (BMPR1B dan BMP15) pada kambing Kacang, Samosir dan Muara. Penelitian tentang gen lain yang berkaitan dengan sifat prolifik pada kambing lokal Indonesia perlu diteliti lebih lanjut. Upaya peningkatan manajemen pakan juga harus dilakukan untuk memaksimalkan potensi sifat prolifik dalam mengantisipasi terjadinya kematian dini embrio selama berada di dalam rahim. Mochamad Syaiful Rijal Hasan. Achmad Farajallah, dan Dyah Perwitasari. 2011. Polymorphism of fecundities genes (BMPR1B and BMP15) on Kacang, Samosir and Muara goats. Magister Science Thesis of Postgraduate Program, page 3 / 9

Bogor Agricultural University. ABSTRACT Several Indonesian local goats are prolific. Fecundity was controlled by fecundities genes such as Bone Morphogenetic Protein Reseptor 1B (BMPR1B), Bone Morphogenetic Protein 15 (BMP15) and Growth Differentiation Factor 9 (GDF9). The present study aimed to identify the genetic diversity of fecundities genes (BMPR1B and BMP15) on three Indonesian local goats namely Kacang, Samosir, and Muara using PCR-RFLP and sequencing methods. The PCR-RFLP result showed that all sample of three Indonesian local goats are monomorphic. Verified result using sequencing determined BMPR1B substitution mutation G72T and substitution mutation G43A of BMP15. Both mutation was not related with restriction site. Furthermore, this research identify the genetic diversity of BMP15 exon 1 and exon 2 using sequencing methods. The sequencing result of exon1 was monomorphic among the three Indonesian local goats. There are three new mutant allele were found on exon 2. Two mutant allele of A325G and C398G were found on Kacang goats population. One mutant allele was C34T on Muara goats population. The population of Samosir goats have identically sequence of BMP15 exon 2. The phylogenetic tree based on coding sequence exon 2 showed that the three Indonesian local goats namely Kacang, Samosir, and Muara clustered with several local goats in the world. Moreover, the phylogenetic tree also revealed the genetic relationship of monoovulation and polyovulation animal group. Keyword : BMPR1B, BMP15, gene, PCR-RFLP, sequencing, Kacang, Samosir, Muara, goats RINGKASAN Indonesia memiliki potensi keanekaragaman hayati yang tinggi. Salah satunya adalah kambing lokal Indonesia. Beberapa kambing lokal Indonesia memiliki sifat unggul yaitu bersifat prolifik. Sifat ini dikendalikan oleh gen fekunditas antara lain Bone Morphogenetic Protein Reseptor 1B (BMPR1B), Bone Morphogenetic Protein 15 (BMP15) dan Growth Differentiation Factor 9 (GDF9). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keragaman genetik gen fekunditas (BMPR1B dan BMP15) pada kambing Kacang, Samosir dan Muara dengan menggunakan metode PCR-RFLP dan Sekuensing. page 4 / 9

Gen BMPR1B atau activin-like kinase 6 (ALK 6) dikenal sebagai FecB. Gen BMPR1B terletak pada kromosom 6 yang diekspresikan oleh sel oosit dan sel granulosa. Mutasi pada FecB terjadi karena substitusi A746G pada cdna yang menyebabkan substitusi asam amino Q249R. Gen BMP15 atau GDF9B dikenal sebagai FecX terletak di kromosom X dan diekspresikan oleh sel oosit. Ada enam alel mutan yang sudah diketahui pada gen BMP15. Lima alel berupa mutasi titik (single substitution) yaitu FecXI (Inverdale), FecXH (Hanna), FecXB (Belclare), FecXG (Galway) dan FecXL (Lacaune) dan satu alel berupa mutasi delesi 17 pb yang disebut FecXR (Rasa Aragonesa). Mutasi pada gen BMPR1B diketahui dapat menyebabkan peningkatan sifat prolifik. Mutasi pada gen BMP15 dapat meningkatkan laju ovulasi dan litter size pada genotip heterozigot carrier, sedangkan pada genotip homozigot carrier dapat menyebabkan sifat steril. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu pertama, PCR-RFLP gen BMPR1B dan BMP15, kemudian diverifikasi dengan metode sekuensing menggunakan primer yang sama. Kedua, sekuensing gen BMP15 ekson 1 dan 2. Penelitian pertama, hasil PCR-RFLP gen BMPR1B menggunakan enzim AvaII dan gen BMP15 menggunakan enzim HinfI menunjukkan bahwa semua sampel dari ketiga kambing lokal Indonesia yaitu kambing Kacang, Samosir dan Muara merupakan tipe liar. Ternak dengan genotip tipe liar bersifat non prolifik (Davis et al. 2002; Hanrahan et al. 2004). Hal ini tidak sesuai dengan fakta bahwa beberapa sampel yang diperoleh dari lapangan bersifat prolifik. Hasil ini mengindikasikan bahwa metode PCR-RFLP gen BMPR1B dan BMP15 tidak dapat dijadikan sebagai alat seleksi pada kambing Kacang, Samosir dan Muara. Hasil verifikasi dengan metode sekuensing menggunakan primer yang sama menunjukkan bahwa terjadi mutasi substitusi G72T pada gen BMPR1B dan mutasi substitusi G43A pada gen BMP15, namun kedua mutasi ini tidak berkaitan dengan situs restriksi. Penelitian kedua lebih difokuskan untuk mengidentifikasi keragaman genetik gen BMP15 daerah ekson 1 dan ekson 2 dengan metode sekuensing pada kambing Kacang, Samosir dan Muara. Hasil sekuensing ekson 1 menunjukkan bahwa kambing Kacang, Samosir dan Muara memiliki urutan nukleotida yang identik. Polimorfisme ditemukan pada daerah ekson 2. Populasi kambing Kacang memiliki dua jenis mutasi yaitu A325G dan C398G. Populasi kambing Muara menunjukkan satu mutasi yaitu C34T, sedangkan populasi kambing Samosir bersifat monomorf. Hasil analisis pohon filogeni berdasarkan coding sequence ekson 2 menunjukkan bahwa ketiga kambing lokal Indonesia berada dalam satu kelompok dengan kambing-kambing lokal di dunia. Pohon filogeni juga memperlihatkan hubungan kekerabatan kelompok hewan yang bersifat monoovulasi dengan kelompok hewan yang bersifat poliovulasi. page 5 / 9

Sifat prolifik memiliki dua sifat yaitu aditif dan pleitropik. Sifat prolifik bersifat aditif karena ada beberapa faktor yang ikut berperan dalam menentukan fenotip. Sifat prolifik dipengaruhi oleh kesuksesan proses reproduksi meliputi kualitas sperma dan ovum, kesuksesan fertilisasi, kesuksesan implantasi dan kelangsungan hidup embrio selama kebuntingan hingga pasca kelahiran. Sifat prolifik bersifat pleitropik yaitu ada beberapa gen yang mengendalikannya. Ada kemungkinan selain gen BMPR1B dan BMP15, ada beberapa gen lain yang mempengaruhi sifat prolifik pada kambing Kacang, Samosir dan Muara. Penelitian ini memberi gambaran awal keragaman genetik gen fekunditas (BMPR1B dan BMP15) pada kambing Kacang, Samosir dan Muara. Penelitian tentang gen lain yang berkaitan dengan sifat prolifik pada kambing lokal Indonesia perlu diteliti lebih lanjut. Upaya peningkatan manajemen pakan juga harus dilakukan untuk memaksimalkan potensi sifat prolifik dalam mengantisipasi terjadinya kematian dini embrio selama berada di dalam rahim. Mochamad Syaiful Rijal Hasan. Achmad Farajallah, dan Dyah Perwitasari. 2011. Polymorphism of fecundities genes (BMPR1B and BMP15) on Kacang, Samosir and Muara goats. Magister Science Thesis of Postgraduate Program, Bogor Agricultural University. ABSTRACT Several Indonesian local goats are prolific. Fecundity was controlled by fecundities genes such as Bone Morphogenetic Protein Reseptor 1B (BMPR1B), Bone Morphogenetic Protein 15 (BMP15) and Growth Differentiation Factor 9 (GDF9). The present study aimed to identify the genetic diversity of fecundities genes (BMPR1B and BMP15) on three Indonesian local goats namely Kacang, Samosir, and Muara using PCR-RFLP and sequencing methods. The PCR-RFLP result showed that all sample of three Indonesian local goats are monomorphic. Verified result using sequencing determined BMPR1B substitution mutation G72T and substitution mutation G43A of BMP15. Both mutation was not related with restriction site. page 6 / 9

Furthermore, this research identify the genetic diversity of BMP15 exon 1 and exon 2 using sequencing methods. The sequencing result of exon1 was monomorphic among the three Indonesian local goats. There are three new mutant allele were found on exon 2. Two mutant allele of A325G and C398G were found on Kacang goats population. One mutant allele was C34T on Muara goats population. The population of Samosir goats have identically sequence of BMP15 exon 2. The phylogenetic tree based on coding sequence exon 2 showed that the three Indonesian local goats namely Kacang, Samosir, and Muara clustered with several local goats in the world. Moreover, the phylogenetic tree also revealed the genetic relationship of monoovulation and polyovulation animal group. Keyword : BMPR1B, BMP15, gene, PCR-RFLP, sequencing, Kacang, Samosir, Muara, goats RINGKASAN Indonesia memiliki potensi keanekaragaman hayati yang tinggi. Salah satunya adalah kambing lokal Indonesia. Beberapa kambing lokal Indonesia memiliki sifat unggul yaitu bersifat prolifik. Sifat ini dikendalikan oleh gen fekunditas antara lain Bone Morphogenetic Protein Reseptor 1B (BMPR1B), Bone Morphogenetic Protein 15 (BMP15) dan Growth Differentiation Factor 9 (GDF9). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keragaman genetik gen fekunditas (BMPR1B dan BMP15) pada kambing Kacang, Samosir dan Muara dengan menggunakan metode PCR-RFLP dan Sekuensing. Gen BMPR1B atau activin-like kinase 6 (ALK 6) dikenal sebagai FecB. Gen BMPR1B terletak pada kromosom 6 yang diekspresikan oleh sel oosit dan sel granulosa. Mutasi pada FecB terjadi karena substitusi A746G pada cdna yang menyebabkan substitusi asam amino Q249R. Gen BMP15 atau GDF9B dikenal sebagai FecX terletak di kromosom X dan diekspresikan oleh sel oosit. Ada enam alel mutan yang sudah diketahui pada gen BMP15. Lima alel berupa mutasi titik (single substitution) yaitu FecXI (Inverdale), FecXH (Hanna), FecXB (Belclare), FecXG (Galway) dan FecXL page 7 / 9

(Lacaune) dan satu alel berupa mutasi delesi 17 pb yang disebut FecXR (Rasa Aragonesa). Mutasi pada gen BMPR1B diketahui dapat menyebabkan peningkatan sifat prolifik. Mutasi pada gen BMP15 dapat meningkatkan laju ovulasi dan litter size pada genotip heterozigot carrier, sedangkan pada genotip homozigot carrier dapat menyebabkan sifat steril. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu pertama, PCR-RFLP gen BMPR1B dan BMP15, kemudian diverifikasi dengan metode sekuensing menggunakan primer yang sama. Kedua, sekuensing gen BMP15 ekson 1 dan 2. Penelitian pertama, hasil PCR-RFLP gen BMPR1B menggunakan enzim AvaII dan gen BMP15 menggunakan enzim HinfI menunjukkan bahwa semua sampel dari ketiga kambing lokal Indonesia yaitu kambing Kacang, Samosir dan Muara merupakan tipe liar. Ternak dengan genotip tipe liar bersifat non prolifik (Davis et al. 2002; Hanrahan et al. 2004). Hal ini tidak sesuai dengan fakta bahwa beberapa sampel yang diperoleh dari lapangan bersifat prolifik. Hasil ini mengindikasikan bahwa metode PCR-RFLP gen BMPR1B dan BMP15 tidak dapat dijadikan sebagai alat seleksi pada kambing Kacang, Samosir dan Muara. Hasil verifikasi dengan metode sekuensing menggunakan primer yang sama menunjukkan bahwa terjadi mutasi substitusi G72T pada gen BMPR1B dan mutasi substitusi G43A pada gen BMP15, namun kedua mutasi ini tidak berkaitan dengan situs restriksi. Penelitian kedua lebih difokuskan untuk mengidentifikasi keragaman genetik gen BMP15 daerah ekson 1 dan ekson 2 dengan metode sekuensing pada kambing Kacang, Samosir dan Muara. Hasil sekuensing ekson 1 menunjukkan bahwa kambing Kacang, Samosir dan Muara memiliki urutan nukleotida yang identik. Polimorfisme ditemukan pada daerah ekson 2. Populasi kambing Kacang memiliki dua jenis mutasi yaitu A325G dan C398G. Populasi kambing Muara menunjukkan satu mutasi yaitu C34T, sedangkan populasi kambing Samosir bersifat monomorf. Hasil analisis pohon filogeni berdasarkan coding sequence ekson 2 menunjukkan bahwa ketiga kambing lokal Indonesia berada dalam satu kelompok dengan kambing-kambing lokal di dunia. Pohon filogeni juga memperlihatkan hubungan kekerabatan kelompok hewan yang bersifat monoovulasi dengan kelompok hewan yang bersifat poliovulasi. Sifat prolifik memiliki dua sifat yaitu aditif dan pleitropik. Sifat prolifik bersifat aditif karena ada beberapa faktor yang ikut berperan dalam menentukan fenotip. Sifat prolifik dipengaruhi oleh kesuksesan proses reproduksi meliputi kualitas sperma dan ovum, kesuksesan fertilisasi, kesuksesan implantasi dan kelangsungan hidup embrio selama kebuntingan hingga pasca kelahiran. Sifat prolifik bersifat pleitropik yaitu ada beberapa gen yang mengendalikannya. Ada kemungkinan selain gen page 8 / 9

BMPR1B dan BMP15, ada beberapa gen lain yang mempengaruhi sifat prolifik pada kambing Kacang, Samosir dan Muara. Penelitian ini memberi gambaran awal keragaman genetik gen fekunditas (BMPR1B dan BMP15) pada kambing Kacang, Samosir dan Muara. Penelitian tentang gen lain yang berkaitan dengan sifat prolifik pada kambing lokal Indonesia perlu diteliti lebih lanjut. Upaya peningkatan manajemen pakan juga harus dilakukan untuk memaksimalkan potensi sifat prolifik dalam mengantisipasi terjadinya kematian dini embrio selama berada di dalam rahim. page 9 / 9