BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering. terjadi di dunia dan kejadiannya bertambah terutama pada

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering terjadi di dunia dan kejadiannya bertambah terutama pada negara berkembang. Kanker payudara sendiri adalah kanker dengan insidensi tertinggi pada wanita di Indonesia dan merupakan penyebab kematian tertinggi pada wanita Indonesia karena kanker (WHO, 2014). Berbagai faktor risiko telah teridentifikasi dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara, yaitu riwayat reproduksi, penggunaan hormone replacement therapy (HRT), sedang atau baru saja menggunakan kontrasepsi oral, gaya hidup sedentarik, riwayat keluarga, serta usia (Colditz, 2013). Risiko terjadinya kanker payudara semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Namun, data menunjukkan telah terjadi peningkatan kejadian kanker payudara onset dini pada negara berkembang secara keseluruhan (Harris et al., 2010). Kanker payudara onset dini adalah kanker payudara yang dialami oleh wanita berusia <40 tahun. Kanker ini memiliki prognosis yang 1

2 2 lebih buruk, karena memiliki sifat yang lebih agresif dan cenderung terlambat dikenali (Harris et al., 2010), (American Cancer Society, 2011). Diperkirakan, sekitar % dari diagnosis kanker payudara di Asia merupakan kanker payudara onset dini (Fu et al., 2012). Riwayat keluarga adalah salah satu faktor risiko penting dalam kejadian kanker payudara jenis ini. Studi pada populasi Amerika menyatakan bahwa hanya ~10% kanker payudara membawa mutasi gen BRCA1/BRCA2 dan satu persennya adalah non familial. Di China, mutasi BRCA1 hanya bertanggungung jawab atas ~3% kasus kanker payudara onset dini, sementara BRCA2 0%. Di Indonesia sendiri, hanya 7,1% penderita kanker payudara onset dini (<41 tahun) membawa mutasi BRCA1 atau BRCA2 (Purnomosari et al., 2007). Hal ini menandakan bahwa peran BRCA1 dan BRCA2 sangat kecil pada kanker payudara onset dini non familial dan bisa jadi terdapat gen-gen lain yang berperan terhadap karsinogenesis kanker payudara (Fu et al., 2012). Salah satu gen yang merupakan gen kandidat peningkatan kerentanan terhadap kanker payudara adalah fibroblast growth factor receptor 2 (FGFR2). Studi GWAS

3 3 melaporkan bahwa 5 single nucleotide polymorphism (SNP) dalam FGFR2 dihubungkan dengan risiko kanker payudara, dengan asosiasi paling kuat berada pada rs FGFR2 (C>T) (Liu et al., 2013). FGFR2, reseptor dari fibroblast growth factor (FGF), merupakan anggota dari reseptor keluarga tyrosine kinase. Gen ini memiliki peran penting dalam regulasi proliferasi sel, diferensiasi, migrasi dan apoptosis, regulasi perkembangan embrionik (Uniprot n.d.; Tocris Bioscience n.d.; Anon n.d.), serta dalam pertumbuhan dan perkembangan payudara normal (Parsa et al., 2008). Pada kanker payudara dan kanker lambung, SNP pada gen FGFR2 dihubungkan dengan amplifikasi dan overekspresi gen ini beserta reseptor yang dibentuknya (Murillo-Zamora et al., 2013). Namun, mekanisme karsinogenesisnya belum diketahui secara pasti. Beberapa jurnal menyatakan bahwa SNP pada rs berhubungan erat dengan kanker payudara tipe ER+/PR+ serta cenderung terjadi pada wanita premenoupausal (Liang et al., 2008). Selain itu, bukti in vitro menyatakan bahwa mekanisme karsinogenesis lebih

4 4 merujuk pada mekanisme anti apoptosis daripada mitogenik (Murillo-Zamora et al., 2013). Meskipun penelitian terhadap populasi Asia (terutama China) menyatakan asosiasi yang kuat dari SNP rs terhadap kanker payudara, terdapat hasil yang kontradiktif pada populasi Afrika (Wang et al., 2013). Studi oleh Fu et al., (2012) menyatakan bahwa terdapat asosiasi polimorfisme SNP rs dengan kanker payudara onset dini. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengetahui asosiasi SNP rs terhadap populasi yang berbeda sehingga dapat memperkuat temuan-temuan sebelumnya. I.2 Rumusan Masalah Mengingat bahwa penderita kanker payudara onset dini mempunyai prognosis yang lebih buruk dan angka ketahanan hidup yang lebih rendah, maka upaya pencegahan dengan mengenali faktor risiko sangat diperlukan. Variasi genetik pada gen yang bertanggung jawab pada prosesproses yang krusial, seperti apoptosis, proliferasi dan perbaikan DNA merupakan kandidat faktor risiko kanker payudara yang potensial. Penelitian-penelitian yang telah

5 5 dilakukan diberbagai negara menunjukkan hasil yang berbeda antarpopulasi yang berbeda, sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana proporsi variasi genetik FGFR2 SNP rs pada penderita kanker payudara di Yogyakarta? 2. Apakah terdapat perbedaan genotip FGFR2 rs pada penderita kanker payudara onset dini (<40 tahun) dan panderita kanker payudara di atas 55 tahun? I.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui proporsi variasi genetik FGFR2 SNP rs pada penderita kanker payudara di Yogyakarta. 2. Untuk mengetahui hubungan variasi genetik FGFR2 SNP rs dengan penderita kanker payudara usia< 40 tahun dan > 55 tahun. I.4 Keaslian Penelitian Terdapat beberapa penelitian yang telah membahas hubungan polimorfisme FGFR2 terhadap kanker payudara.

6 6 Penelitian yang dilaksanakan oleh Liu et al., (2013) membahas hubungan tentang empat SNP dari FGFR2 yang diperkirakan merupakan faktor risiko kanker payudara, salah satu SNP yang diteliti adalah SNP rs Penelitian ini menggunakan sampel DNA, PCR, dan metode RFLP namun penelitian ini tidak membahas hubungan polimorfisme SNP FGFR2 rs terhadap kanker payudara onset dini. Lain halnya dengan Fu et al., (2012) yang melakukan penelitian mengenai hubungan SNP rs FGFR2 terhadap kanker payudara onset dini. Penelitian ini menggunakan subyek populasi penderita kanker payudara <35 tahun sebagai kasus dan subyek populasi sehat sebagai kontrol. Metode dari penelitian Fu et al. menggunakan matrix-assisted laser desorption/ionization mass spectrometry untuk melakukan genotyping. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu antara lain adalah subyek, metode, dan tujuan dari dilakukannya penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat melengkapi temuan-temuan yang sudah ada sebelumnya.

7 7 I.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi penulis dan dapat digunakan sebagai syarat kelulusan program pendidikan sarjana kedokteran. 2. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kondisi polimorfisme gen FGFR2 di Indonesia serta dapat mendorong akademisi untuk melakukan penelitian dalam bidang ini secara lebih mendalam. 3. Bagi Praktisi Medis Penelitian ini diharapkan dapat membantu praktisi medis untuk mengarahkan masyarakat umum menuju paradigma promotif dan preventif bagi penyakit kanker apabila ditemukan hubungan antara kanker payudara onset dini dengan polimorfisme FGFR2. 4. Bagi Masyarakat Masyarakat umum diharapkan dapat memahami berbagai faktor risiko penyakit kanker payudara sehingga dapat melakukan tindakan deteksi dini dan pencegahan kanker payudara sejak usia muda.