Arie Eko Cahyono. Universitas Jember

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN, NORMA SUBYEKTIF, DAN EFIKASI DIRI TERHADAP PERILAKU BERWIRAUSAHA MELALUI INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pengaruh Theory Planned Of Behavior Terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

(Studi Pada Mahasiswa Fakutas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta) Oleh : BENTAR SORAYA B FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

STUDI ANTESEDEN INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA. Woro Endah Sulistyaningrum Universitas Gadjah Mada

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia

Kesimpulannya, intensi seseorang terhadap perilaku tertentu dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku (Ajzen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha. tindakan dan merupakan unsur yang penting dalam sejumlah tindakan, yang

PERAN EEP PADA PERILAKU ENTREPRENEURIAL DAN KEPUASAN KINERJA PERAJIN BATIK SURAKARTA, KARANGANYAR DAN SRAGEN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

The Psychology of Entrepreneurship

Gambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS MINAT SISWA UNTUK MELANJUTKAN SEKOLAH BERDASARKAN THEORY PLANNED BEHAVIOR

Penulis 1: Yustina Evi Etriyani Penulis 2: Purwanto Prodi: Pendidikan Administrasi Perkantoran

NURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah rencana dan struktur yang dibuat untuk

Anteseden Niat Berwirausaha: Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia

Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Magister Manajemen Di Yogyakarta Memilih Karir Entrepreuner

ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR. Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2

PENGARUH ENTREPRENEURSHIP EDUCATION PROGRAMME (EEP) PADA NIAT BERWIRAUSAHA (Studi pada Perajin Batik di Surakarta, Sragen, dan Karanganyar)

BAB II LANDASAN TEORI. memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap. Teori ini dinamakan reason action karena

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM

PREDIKTOR-PREDIKTOR INTENSI PENGGUNAAN INTERNET DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN ONLINE. (Studi Pada Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta) TESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam penelitian ini.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Mengenai Kontribusi Determinan Intensi Terhadap Intensi Datang Latihan Pada Anggota Perkusi Komunitas United State Of Bandung Percussion

Bab 2. Landasan Teori

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Niat (Anik Sri Widawati dan Budi Astuti) 93 siap menjadi pencipta pekerjaan (job creator). Solusi yang ditawarkan oleh

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. negara lain ( Berdasarkan data General Enterpreuner

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, BBM jenis Premium dan Solar kembali dinaikkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

Motivasi. Persepsi. Sikap Keyakinan perilaku Evaluasi konsekuensi. Norma subjektif Keyakinan normatif Motivasi mematuhi

Bab 3. Metode Penelitian

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Magister Manajemen Di Yogyakarta Pemilihan Karir Sebagai Entrepreuner

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam

Kajian Empiris Entrepreneur Intention Mahasiswa

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA ANGGOTA LANUD ADI SOEMARMO YANG MENJELANG PENSIUN.

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok

ANALISIS PENGARUH THEORY OF PLANNED BEHAVIOR TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PROVIDER TELKOMSEL PADA MAHASISWA DAN PELAJAR DI WILAYAH BEKASI TIMUR

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen. Diajukan Oleh :

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Suryana (2008:2), mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah

Jovi Sulistiawan Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UniversitasAirlangga ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN ONLINE DI UPN VETERAN JAWA TIMUR. Nurhadi

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. pengujian model, pengujian hipotesis, dan pembahasan. Analisis yang dilakukan

PREDIKSI MINAT MAHASISWA UNTUK BERWIRAUSAHA MENGGUNAKAN PENDEKATAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

BAB I PENDAHULUAN. berdampak keras terhadap perekonomian Indonesia. 1

Abstrak. Kata kunci : intensi berwirausaha. Fak. Psikologi - Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan untuk selalu berkembang dengan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan

Tesis. Diajukan kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan untuk memenuhi sebagian dari syaratsyarat guna memperoleh Gelar Magister Pendidikan

PENGGUNAAN APUSAN PAP SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER SERVIKS BERDASARKAN PLANNED OF BEHAVIOR THEORY

PENGARUH VARIABEL COGNITIVE BASED TRUST, AFFECTIVE BASED TRUST DAN FAMILIARITY TERHADAP NIAT BELI MELALUI TRUST KONSUMEN PADA WEBSITE RETAILER

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teory Planned Behavior (TPB) merupakan teori perluasan teori sebab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen

Prosiding Psikologi ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. jauh lebih kecil dan tidak memerlukan modal, padahal mendirikan usaha tersebut

PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK BAGI GURU DENGAN MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

5. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENERIMAAN PENGGUNAAN E-LEARNING MOODLE MENGGUNAKAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN WEB KELAS X RPL DI SMK N 2 MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global dan dibukanya ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA)

LAMPIRAN 1. KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH SIKAP, NORMA SUBYEKTIF DAN KONTROL KEPERILAKUAN TERHADAP NIAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA

Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI

METODE PENELITIAN III.

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan budaya. Perubahan-perubahan ini turut mempengaruhi proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di negara maju, para entrepreneur telah memperkaya. pasar dengan produk-produk yang inovatif.

Claudia T. dan Tommy C. Efrata, Minat Berwirausaha pada Mahasiswa yang Tidak Melanjutkan Rintisan Usaha

PENDAHULUAN Latar Belakang

Economic Education Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Model Theory of Reason Action (TRA) (Sumber : Fishbein dan Ajzen 1975)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Semakin banyaknya angka pengangguran jaman sekarang, memaksa

BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian dan Hipotesis Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Swastinitya Sukmaningrum, Mudji Rahardjo 1

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PROFIL MATHEMATIC TEACHERPRENEUR PADA MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA. Martyana Prihaswati 1), Andari Puji Astuti 2)


BAB I. Pendahuluan. rumah tangga seringkali dihadapkan pada kejenuhan. Bayangkan, dalam waktu 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah masyarakat kecamatan cengkareng jakarta barat. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden

RESPONDEN TIAP PRODI

Studi Mengenai Intensi Perilaku Merokok Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Di RS X Bandung

BAB I PENDAHULUAN. global. Hal tersebut lebih penting dibandingkan dengan sumber daya alam yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI VARIABEL INTERVENING TEORI PERILAKU TERENCANA TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER Arie Eko Cahyono. Universitas Jember arie.arion@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa melalui pendekatan teori perilaku terencana. Apakah sikap berwirausaha, norma subjektif, dan kontrol perilaku mengintervening pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 angkatan tahun 2011 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember tahun akademik 2013/2014 dengan jumlah sampel sebanyak 240 orang. Metode analisis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukan bahwa pendidikan kewirausahaan memiliki pengaruh terhadap sikap berwirausaha dan kontrol perilaku mahasiswa, namun tidak berpengaruh terhadap norma subjektif. Sedangkan pengaruh terhadap intensi didapat bahwa intensi dipengaruhi oleh norma subjektif dan kontrol perilaku, sedangkan sikap tidak berpengaruh terhadap intensi. Sedangkan untuk pengaruh tidak langsung didapat bahwa pendidikan kewirausahaan mempengaruhi intensi berwirausaha yang melalui kontrol perilaku, sedangkan yang melalui sikap berwirausaha dan norma subjektif secara tidak langsung tidak berpengaruh. Kata Kunci: Pendidikan Kewirausahaan, sikap berwirausaha, norma subjektif, kontrol perilaku, Intensi Berwirausaha. ABSTRACT This study aimed to examine the effect of entrepreneurship education on entrepreneurial intentions of students through the theory of planned behavior approach. Is entrepreneurship attitude, subjective norm, and behavioral control as an intervening entrepreneurship education on entrepreneurial intentions of students. Research carried out a quantitative study. The population in this study is the S1 class of 2011 students in the Faculty of Teacher Training and Education Jember University academic year 2013/2014 with a total sample of 240 people. The method of analysis using Structural Equation Modeling (SEM). The results showed that entrepreneurship education has an influence on entrepreneurial attitudes and control student behavior, but does not affect the subjective norm. While the effect to the intention to come by that intention is influenced by subjective norms and behavioral control, while the attitude of no effect to the intention. As for the indirect effect is found that entrepreneurship education affects entrepreneurial intentions through behavior control, while that through entrepreneurship attitude and subjective norm indirectly no effect. Keywords: Educational Entrepreneurship, entrepreneurial attitude, subjective norm, behavioral control, intention Entrepreneurship 252 Jurnal Ekonomi Pendidikan Dan Kewirausahaan

PENDAHULUAN Kewirausahaan memiliki kontribusi besar bagi perekonomian suatu negara. Dengan adanya wirausaha dapat membawa beberapa dampak positif bagi suatu negara, yaitu terciptanya lapangan kerja, peningkatan pemerataan pendapatan serta peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausaha-wirausaha yang dapat membuka lapangan pekerjaan karena kemampuan pemerintah yang terbatas dalam hal penyedia lapangan kerja. Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri (Alma, 2009). Salah satu pendekatan yang dipakai untuk memahami perilaku manusia dalam berwirausaha dengan pendekatan teori perilaku terencana. Dalam teori perilaku terencana, seseorang dapat bertindak berdasarkan intensi atau niatnya hanya jika ia memiliki kontrol terhadap perilakunya (Ajzen, 2005). Teori ini tidak hanya menekankan pada rasionalitas dari tingkah laku manusia, tetapi juga pada keyakinan bahwa target tingkah laku berada di bawah kontrol kesadaran individu tersebut atau suatu tingkah laku tidak hanya bergantung pada intensi seseorang, melainkan juga pada faktor lain yang tidak ada dibawah kontrol dari individu, misalnya ketersediaan sumber dan kesempatan untuk menampilkan tingkah laku tersebut (Ajzen, 2005). Secara lebih lengkap Ajzen (2005) menambahkan faktor latar belakang individu ke dalam teori perilaku terencana, sehingga secara skematik teori perilaku terencana digambarkan pada gambar berikut: Berdasarkan teori perilaku terencana, intensi merupakan fungsi dari tiga determinan, yang satu yang bersifat personal, kedua merefleksikan pengaruh sosial dan ketiga berhubungan dengan masalah kontrol (Ajzen, 2005). Fishbein dan Ajzen mengatakan bahwa teori perilaku terencana membantu bagaimana kita dapat mengubah serta meramalkan perilaku seseorang. Teori ini merupakan faktor utama menentukan minat individu, dalam melakukan suatu perilaku spesifik. Minat ditentukan oleh 3 faktor yaitu; tingkat dimana seorang individu merasa baik atau kurang baik (sikap); pengaruh sosial yang mempengaruhi individu untuk Vol. 2. No. 2, Tahun 2014 253

melakukan atau tidak melakukan perilaku (norma subjektif); dan perasaan mudah atau sulit dalam melakukan suatu perilaku (kontrol perilaku). Teori perilaku terencana juga bias digunakan untuk mengukur minat seseorang dalam berwirausaha. Ketiga faktor tersebut jika digunakan dalam kajian kewirausahaan. Hal ini didasarkan dari beberapa penelitian yang menyatakan jika teori perilaku terencana mampu menjawab perilaku manusia dalam menentukan pilihan. Maka dari itu dalam penelitian ini menggunakan ketiga faktor diatas. Salah satu cara untuk mengajarkan kewirausahaan adalah dengan jalan pendidikan. Maka dari itu di Perguruan Tinggi sudah lama diajarkan pendidikan kewirausahaan. Menurut Suparman Suhamidjaja (2011) yang dimaksud pendidikan kewirausahaan adalah upaya untuk mempelajari tentang nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan inovasi. Oleh sebab itu, objek studi kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan seseorang yang diwujudkan dalam bentuk sikap. Beberapa kajian dan teori menyatakan jika sikap berwirausaha, norma subjektif, dan kontrol perilaku bisa mempengaruhi variabel Intensi berwirausaha mahasiswa. Sedangkan dalam teori perilaku terancana menyatakan jika sikap berwirausaha, norma subjektif, dan kontrol perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satu diantaranya adalah faktor pendidikan. METODE PENELITIAN Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pada penelitian ini peneliti menggunakan alat analisis Structural Equation Modeling (SEM). SEM adalah suatu teknik statistik untuk menguji model dan mengestimasi hubungan kausal dengan mengintegrasikan analisis faktor dan analisis jalur. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah; Pendidikan Kewirausahaan (X), Attitudes Toward Entepreneur (Z1), norma subjektif (Z2), Perceived Behaviour Control (Z3) dan Intensi Berwirausaha (Y). Indikator variabel dijelaskan sebagai berikut: Tabel 1. Variabel dan Indikator Penelitian No Variabel Indikator 1 Pendidikan Kewirausahaan 2 Sikap Berwirausaha 3 Norma Subjektif 1) Tujuan Pendidikan kewirausahaan. 2) Sarana dan prasarana pendidikan kewirausahaan. 3) Materi pengajaran pendidikan kewirausahaan. 4) Metode pengajaran pendidikan kewirausahaan. 1) Berfikir kreatif dan inovatif. 2) Tertarik dengan adanya peluang bisnis. 3) Menyukai tantangan. 4) Mempunyai pandangan positif mengenai kegagalan usaha. 5) Berani mengambil resiko. 6) Memiliki jiwa kepemimpinan dan mampu mempengaruhi orang lain. 1) Keyakinan peran keluarga dalam memulai usaha. 2) Keyakinan dukungan teman dalam usaha. 3) Keyakinan dukungan dari dosen. 4) Keyakinan dukungan dari pengusaha-pengusaha yang sukses. 254 Jurnal Ekonomi Pendidikan Dan Kewirausahaan

4 Kontrol Perilaku 1) Kepercayaan diri akan kemampuan mengelola usaha. 2) Kepemimpinan sumber daya manusia. 3) Kematangan mental dalam usaha. 4) Merasa mampu memulai usaha. 5 Intensi Berwirausaha Sumber: Data diolah (2014) 1) Memilih jalur usaha dari pada bekerja pada orang lain. 2) Memilih karir sebagai wirausahawan. 3) Membuat perencanaan untuk memulai usaha. 4) Meningkatkan status sosial (harga diri) sebagai wirausaha. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember yang sudah menempuh mata kuliah kewirausahaan, yaitu pada mahasiswa angkatan 2011 sebanyak 606 mahasiswa. Dari penghitungan sampel minimal menggunakan rumus tersebut didapati jumlah sampel adalah 240 responden. HASIL PENELITIAN Uji validitas dan realibilitas atas instrumen penelitian mengasilkan bahwa seluruh pernyataan dalam instrumen penelitian dinyatakan valid dan reliabel. Pada tahap dalam proses analisis dilakukan terhadap model konseptual penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui pemenuhan persyaratan keselarasan sebagai suatu model. Hasil uji model sebagaimana model konseptual penelitian disajikan pada Gambar 2 sebagai berikut: Vol. 2. No. 2, Tahun 2014 255

Gambar 2 menunjukkan bahwa 7 (tujuh) kriteria yang digunakan untuk 0.65 0.80 Z1.1 Z1.2 0.59 0.45 ATE 0.65 0.57 0.69 0.82 X1.1 0.59 Z1.3 Z1.4 Z1.6 0.66 0.56 0.43 0.79-0.03 SBN 0.33 0.32 0.85-0.08 0.84 Z2.1 0.89 Z2.2 Z2.3 0.90 0.27 0.42 Y1.1 0.82 0.50 X1.3 0.71 PKU 0.30 INB 0.43 Y1.2 0.81 0.58 0.62 0.67 X1.4 0.25 0.73 Y1.4 0.62 0.75 Z3.1 0.55 Z3.2 0.50 0.67 PBC 0.70 0.51 Z3.3 0.55 0.69 Z3.4 Chi-Square=305.85, df=128, P-value=0.00000, RMSEA=0.076 menilai layak atau tidaknya suatu model ternyata menyatakan Baik. Hal ini dapat dikatakan bahwa model persamaan struktural seluruh kelompok dapat diterima, yang berarti ada kesesuaian antara model dengan data. Penilaian kelayakan model dinyatakan sesuai apabila nilai goodness of fit lebih besar dari cut-off value. Pada penelitian ini, model dinyatakan sesuai karena seluruh nilai dari goodness of fit memiliki hasil yang lebih besar dari cut-off value. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 2 Uji Keselarasan Model Keselarasan Model Koefisien Kriteria Kesimpulan Chi-square (X 2 ) 305,85 Kecil Tidak terpenuhi (non signifikan) P- Value 0,000 0,05 Tidak terpenuhi Df 127 --- --- RMR (standardized) 0,079 0,08 Baik, terpenuhi RMSEA 0,076 0,08 Baik, terpenuhi GFI 0,88 0,90 Baik, terpenuhi AGFI 0,83 0,90 Marginal CFI 0,96 0,94 Baik, terpenuhi IFI 0,96 0,94 Baik terpenuhi NNFI 0,85 0,94 Marginal AIC / Model 237,45 ----- ----- Sumber: Data diolah (2014) 256 Jurnal Ekonomi Pendidikan Dan Kewirausahaan

Berdasarkan perhitungan koefisien pengaruh total yang tersaji diperoleh bahwa: 1. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Sikap Berwirausaha Mahasiswa. Koefisien jalur dari variabel pendidikan kewirausahaan terhadap sikap berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember diperoleh skor pengaruh langsung sebesar 0,79 dengan arah positif, yang berarti bahwa semakin baik pendidikan kewirausahaan semakin baik pula sikap berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember. Hasil analisis t-tes diperoleh skor t sebesar 7,09 yang berarti lebih besar dari taraf signifikansi 5%, yakni 1,96, atau t = 7,09> t.s. 5% = 1.96, sehingga secara statistik pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap sikap berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember adalah signifikan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian-penelitian sebelumnya, di antaranya yang dilakukan oleh Basu dan Virick (2007) yang menerangkan bahwa pendidikan kewirausahaan yang diadakan di Universitas Negeri San Jose mempengaruhi intensi berwirausaha mahasiswa mahasiswa yang dianteseden oleh sikap berwirausaha, norma subjektif dan kontrol perilaku tetapi tidak berhubungan dengan norma subjektif. Hasil temuan menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan terbukti dapat memberikan sumbangan positif terhadap sikap berwirausahaship pada mahasiswa FKIP Universitas Jember. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini teori Ajzen dan Fishbein yang mengungkapkan bahwa pendidikan kewirausahaan merupakan adalah latar belakang yang mempengaruhi sikap berwirausaha. 2. Pengaruh Sikap Berwirausaha Terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa. Hasil koefisien jalur dari variabel sikap berwirausaha terhadap intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember diperoleh skor pengaruh langsung sebesar -0,08 dengan arah negatif, yang berarti bahwa semakin tinggi sikap berwirausaha semakin rendah intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember. Hasil analisis t-tes diperoleh skor t sebesar -0,43 yang berarti lebih rendah dari taraf signifikansi 5%, yakni 1,96, atau t = - 0,43> t.s. 5% = 1.96, sehingga secara statistik pengaruh sikap berwirausaha terhadap intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember adalah tidak signifikan. Hasil uji hipotesis ini bertentangan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu di antaranya penelitian dari Galderen et al, (2007) yang menemukan bahwa sikap berwirausaha berpengaruh signifikan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa. Penelitian lain dari Sizong dan Linffei (2008) dimana penelitiannya menunjukan attitudes toward dan kontrol perilaku secara positif mempengaruhi intensi berwirausaha mahasiswa. Hasil temuan tersebut bertentangan dengan teori yang menyebutkan bahwa sikap berwirausaha berpengaruh terhadap intensi berwirausaha pada mahasiswa. Ketidak berpengaruhnya sikap berwirausaha terhadap intensi bisa disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah karena responden masih melakukan studi sehingga masih belum untuk berani mengambil sikap menjadi seorang wirausaha. Namun demikian secara keyakinan dari data Vol. 2. No. 2, Tahun 2014 257

mengungkapkan jika sebenarnya secara keyakinan mahasiswa merasa siap untuk berwirausaha. Akan tetapi, karena masih melakukan studi maka pengaruh terhadap intensi dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan. Hal tersebut tidak sesuai dengan pendapat Dwijayanti (2012) yang menerangkan bahwa sikap berwirausaha dapat memberi sumbangan terhadap peningkatan intensi berwirausaha pada mahasiswa. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini teori Ajzen dan Fishbein yang mengungkapkan bahwa sikap berwirausaha merupakan salah satu prediktor yang mempengaruhi intensi tidak terbukti. 3. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Norma Subjektif Mahasiswa Koefisien jalur dari variabel pendidikan kewirausahaan terhadap norma subjektif mahasiswa FKIP Universitas Jember diperoleh skor pengaruh langsung sebesar -0,03 dengan arah negatif, yang berarti bahwa semakin baik pendidikan kewirausahaan semakin rendah norma subjektif mahasiswa FKIP Universitas Jember. Hasil analisis t-tes diperoleh skor t sebesar -0,35 yang berarti lebih kecil dari taraf signifikansi 5%, yakni 1,96, atau t = -0,35> t.s. 5% = 1.96, sehingga secara statistik pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap norma subjektif mahasiswa FKIP Universitas Jember adalah tidak signifikan. Hasil temuan tersebut bertentangan dengan teori yang menyebutkan bahwa pendidikan kewirausahaan akan berpengaruh terhadap norma subjektif pada mahasiswa. Ketidak berpengaruhnya pendidikan kewirausahaan terhadap norma subjektif bisa disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah karena responden masih kuliah sehingga dukungan yang diperoleh adalah yang bersifat dukungan moral belum sepenuhnya. Selain itu dari hasil yang didapat diperoleh data jika dosen kewirausahaan sudah baerhasil menanamkan sifat-sifat kewirausahaan kemada mahasiswa. Namun demikian secara keyakinan dari data mengungkapkan jika sebenarnya secara keyakinan mahasiswa merasa siap untuk berwirausaha. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori Ajzen dan Fishbein yang mengungkapkan bahwa sikap berwirausaha merupakan salah satu prediktor yang mempengaruhi intensi. 4. Pengaruh norma subjektif Terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa. Koefisien jalur dari variabel norma subjektif terhadap intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember diperoleh skor pengaruh langsung sebesar 0,84 dengan arah positif, yang berarti bahwa semakin baik norma subjektif semakin baik intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember. Hasil analisis t-tes diperoleh skor t sebesar 3,90 yang berarti lebih besar dari taraf signifikansi 5%, yakni 1,96, atau t = 3,90> t.s. 5% = 1.96, sehingga secara statistik pengaruh norma subjektif terhadap intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember adalah signifikan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sizong dan Linffei (2008) dimana penelitiannya menunjukan sukap berwirausaha dan kontrol perilaku secara positif mempengaruhi intensi berwirausaha mahasiswa. Namun hal semacam ini pernah terjadi dalam penelitian yang dilakukan oleh Galderen et al, (2007) dengan judul Explaning entrepreneurial intentionss 258 Jurnal Ekonomi Pendidikan Dan Kewirausahaan

by means of the theory of planned behaviour. penelitian ini menguji hubungan variabel sikap berwirausaha, norma subjektif, dan kontrol perilaku pada intensi berwirausaha Penelitian ini, terdapat variabel indikator yang dianggap memperkuat TPB. kemandirian, wawasan, tantangan, dan work load avoidance sebagai indikator attitudes toward. keluarga dan teman dekat sebagai indikator norma subjektif. Dan kemauan, kreativitas, dan self efficacy sebagai indikator kontrol perilaku. Hasil penelitian menunjukan bahwa TPB memiliki hubungan positif dan signifikan. Terutama sikap dan kontrol perilaku, sedangkan norma subjektif memiliki signifikan yang lebih rendah. 5. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Perceived Behavior Control Mahasiswa. Koefisien jalur dari variabel pendidikan kewirausahaan terhadap kontrol perilaku mahasiswa FKIP Universitas Jember diperoleh skor pengaruh langsung sebesar 0,25 dengan arah positif, yang berarti bahwa semakin baik pendidikan kewirausahaan semakin baik kontrol perilaku mahasiswa FKIP Universitas Jember. Hasil analisis t-tes diperoleh skor t sebesar 2,69 yang berarti lebih besar dari taraf signifikansi 5%, yakni 1,96, atau t = 2,69> t.s. 5% = 1.96, sehingga secara statistik pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap kontrol perilaku mahasiswa FKIP Universitas Jember adalah signifikan. Hasil temuan tersebut sesuai dengan dengan teori yang menyebutkan bahwa pendidikan kewirausahaan akan berpengaruh terhadap sperceived behavior control pada mahasiswa. Dimana dalam penelitian ini mengungkap jika mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember memiliki kepercayaan diri akan kemampuan mengelola usaha. Dimana mahasiswa menyatakan keyakinan untuk membuat dan menjalankan suatu usaha. Selain itu mahasiswa yakin bekal untuk mengelolah usaha sudah cukup dan saya yakin akan berhasil. Hal tersebut didukung dengan keyakinan bahwa mahasiswa mampu memimpin orang lain untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wu Sizong dan Linffei (2008), yang mengadakan penelitian pada mahasiswa di negara Cina tentang faktor pendidikan kewirausahaan yang dipengaruhi model teori perilaku terencana dalam memprediksi intensi berwirausaha. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa faktor pendidikan yang dipengaruhi attitudes toward dan kontrol perilaku secara positif mempengaruhi intensi berwirausaha mahasiswa hal ini sangat sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Ajzen dalam teori perilaku terencana dimana dalam teori ini menyatakan bahawa pendidikan kewirausahaan merupakan anteseden kontrol perilaku. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini teori Ajzen dan Fishbein The Theory of Planned Behavior yang mengungkapkan bahwa sikap berwirausaha merupakan salah satu prediktor yang mempengaruhi intensi tidak terbukti. 6. Pengaruh Kontrol Perilaku Terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa. Koefisien jalur dari variabel kontrol perilaku terhadap intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember diperoleh skor pengaruh langsung sebesar 0,73 dengan arah positif, yang berarti bahwa semakin baik Vol. 2. No. 2, Tahun 2014 259

kontrol perilaku semakin baik intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember. Hasil analisis t-tes diperoleh skor t sebesar 4,78 yang berarti lebih besar dari taraf signifikansi 5%, yakni 1,96, atau t = 4,78> t.s. 5% = 1.96, sehingga secara statistik pengaruh kontrol perilaku terhadap intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember adalah signifikan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sizong dan Linffei (2008) dimana penelitiannya menunjukan attitudes toward dan kontrol perilaku secara positif mempengaruhi intensi berwirausaha mahasiswa. Namun hal semacam ini pernah terjadi dalam penelitian yang dilakukan oleh Manda Andika dengan judul Analisis Pengaruh Sikap, Norma Subyektif Dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Berwirausaha Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala. Dimana hasil penelitiannya menyatakan jika Variabel sikap, norma subyektif dan efikasi diri secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap intensi berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Unsyiah. 7. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa. Koefisien jalur dari variabel pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember diperoleh skor pengaruh langsung sebesar 0,30 dengan arah positif, yang berarti bahwa semakin baik pendidikan kewirausahaan semakin baik intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember. Hasil analisis t-tes diperoleh skor t sebesar 1,52 yang berarti lebih kecil dari taraf signifikansi 5%, yakni 1,96, atau t = 1,52> t.s. 5% = 1.96, sehingga secara statistik pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember adalah tidak signifikan. Hasil ini tidak sesuai dengan apa yang pernah diteliti oleh Hadi Sumarsono dimana menemukan jika pendidikan kewirausahaan akan mempengaruhi intensi berwirausaha mahasiswa. Hal ini bisa terjadi karena beberapa hal. Diantaranya fasilitas yang disediakan pihak fakultas untuk menunjang praktek kewirausahaan mahasiswa masih bisa dibilang kurang memadai. Hal ini dapat tercermin dari kesulitan mahasiswa saat melakukan bazar kewirausahaan untuk memperkenalkan produk-produk kewirausahaannya. Mahasiswa harus menyewa tempat atau harus keluar kampus untuk memasarkan produknya. Dukungan yang diberikan hanya sebatas referensi dan fasilitas pendukung akademik, untuk fasilitas lain seperti laboratorium kewirausahaan masih minim dan hanya sebatas koperasi mahasiswa yang dikelolah langsung oleh mahasiswa. 8. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa (melalui sikap berwirausaha) Koefisien jalur dari variabel pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember yang melalui sikap berwirausaha diperoleh skor pengaruh tidak langsung sebesar -0,063 dengan arah negatif, yang berarti bahwa semakin baik pendidikan kewirausahaan semakin rendah intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember. Hasil penelitian ini bertentangan dengan teori Ajzen dan Fishbein yang menerangkan bahwa pendidikan merupakan anteseden untuk mengetatahui 260 Jurnal Ekonomi Pendidikan Dan Kewirausahaan

intensi seseorang perilaku manusia. Hal ini juga tidak sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Basu dan Virick (2007) dimana dalam penelitiannya dihasilkan kesimpulan bahwa pendidikan kewirausahaan, latar belakang keluarga yang sudah mempunyai bisnis, dan pengalaman secara langsung dalam berbisnis, latar belakang etnik pada intensi berwirausaha yang dianteseden oleh sikap berwirausahaship, norma subjektif dan perceived behaviour control. Berdasarkan hasil penelitian diketahui penyebab utama ketidakpengaruhan secara signifikan pendidikan kewirausahaan yang melalui sikap berwirausahas terhadap intensi berwirausaha mahasiswa disebabkan oleh pengaruh negatif dari variabel sikap berwirausaha terhadap intensi berwirausaha mahasiswa. Sedangkan pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap sikap berwirausaha dikatakan baik. 9. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa (melalui Norma Subjektif) Koefisien jalur dari variabel pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember yang melalui norma subjektif diperoleh skor pengaruh tidak langsung sebesar -0,026 dengan arah negatif, yang berarti bahwa semakin baik pendidikan kewirausahaan semakin rendah intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember. Berdasarkan hasil penelitian diketahui penyebab utama ketidakpengaruhan secara signifikan pendidikan kewirausahaan yang melalui norma subjektif terhadap intensi berwirausaha mahasiswa disebabkan oleh pengaruh negatif dari pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap norma subjektif. Sedangkan variabel norma subjektif terhadap intensi berwirausaha mahasiswa. 10. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Intensi Berwirausaha Mahasiswa (melalui Kontrol Perilaku) Koefisien jalur dari variabel pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember yang melalui kontrol perilaku diperoleh skor pengaruh tidak langsung sebesar 0,1825 dengan arah positif yang berarti bahwa semakin baik pendidikan kewirausahaan semakin baik intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Ajzen dan Fishbein yang menerangkan bahwa pendidikan merupakan anteseden untuk mengetatahui intensi seseorang perilaku manusia. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Basu dan Virick (2007) dimana dalam penelitiannya dihasilkan kesimpulan bahwa pendidikan kewirausahaan, latar belakang keluarga yang sudah mempunyai bisnis, dan pengalaman secara langsung dalam berbisnis, latar belakang etnik pada intensi berwirausaha yang dianteseden oleh sikap berwirausaha, norma subjektif dan perceived behaviour control, tetapi tidak berhubungan signifikan dengan norma subjektif. Vol. 2. No. 2, Tahun 2014 261

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap sikap berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember signifikan. Semakin tinggi pendidikan kewirausahaan maka akan semakin tinggi pula sikap berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember. 2. Pengaruh sikap berwirausaha terhadap intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember tidak signifikan. Ternyata sikap berwirausaha tidak berpengaruh terhadap intensi berwirausaha mahasiswa. Hal ini tidak sesuai dengan teori perilaku terencana yang dikemukakan Ajzen, 3. Pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap norma subjektif mahasiswa FKIP Universitas Jember tidak signifikan. Hal ini berarti semakin baik pendidikan kewirausahaan semakin rendah norma subjektif mahasiswa FKIP Universitas Jember. 4. Pengaruh norma subjektif terhadap intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember signifikan. Hal ini menujukan bahwa semakin baik norma subjektif semakin baik intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember. 5. Pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap kontrol perilaku mahasiswa FKIP Universitas Jember signifikan. Hal ini berarti bahwa semakin baik pendidikan kewirausahaan semakin baik kontrol perilaku mahasiswa FKIP Universitas Jember. 6. Pengaruh kontrol perilaku terhadap intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember hasilnya signifikan. Hal ini berarti bahwa semakin baik kontrol perilaku semakin baik intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember. 7. Pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember tidak signifikan. Hal ini berarti berarti bahwa semakin baik pendidikan kewirausahaan semakin baik intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember. 8. Pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember yang melalui sikap berwirausaha tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa semakin baik pendidikan kewirausahaan yang melalui sikap berwirausaha semakin rendah intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember. 9. Pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember yang melalui norma subjektif tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa semakin baik pendidikan kewirausahaan semakin rendah intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember. 10. Koefisien jalur dari variabel pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember yang melalui kontrol perilaku hasilnya signifikan. Hal ini berarti bahwa semakin baik pendidikan kewirausahaan semakin baik intensi berwirausaha mahasiswa FKIP Universitas Jember. 262 Jurnal Ekonomi Pendidikan Dan Kewirausahaan

DAFTAR RUJUKAN Ajzen, I. 2005. Attitude, Personality & Behavior. Open University Press. Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta. Basu, A., and Meghna Virick. 2007. Assesing Entrepreneurial Intentios Among Students: A Comparative Study. Peer-Reviewed Papers, pp.71-86. Harris, Michael L. 2008. Examining The Entrepreneurial Attitude Of Business Students: The Impact Of Participation In The Small Business Institude. Journal East Carolina University, pp. 252-337. Indarti, Nurul dan Rokhima Rostiani 2008. Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Study Perbandingan Antara Indonesia, jepang dan Norwegia. Vol.23, No.4,1-27. Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi. Kristanto, R.H. 2009. Kewirausahaan (Entrepreneurship): Pendekatan manajemen dan praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kruger, 2006. The impact of prior entrepreneurial exposure on perceptions of new venture feasibility and desirability. Entrepeneurship: Theory and Practice Latan, H. 2012. Structural Equation Modeling: Konsep dan aplikasi menggunakan program LISREL 8.80. Bandung: Alfabeta. Wu, Sizong and Wu Lingfei. 2008. The Impact Of Higher Education On Entrepreneurial Intention Of University Student In China. Journal of small bussiness and entrerprise development.vol.15, No.4. Vol. 2. No. 2, Tahun 2014 263