Metode Distribusi Momen

dokumen-dokumen yang mirip
Pertemuan XII,XIII,XIV,XV VI. Metode Distribusi Momen (Cross) VI.1 Uraian Umum Metode Distribusi Momen

Pertemuan IX,X,XI V. Metode Defleksi Kemiringan (The Slope Deflection Method) Lanjutan

Pertemuan VI,VII III. Metode Defleksi Kemiringan (The Slope Deflection Method)

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Metode Distribusi Momen

Metode Defleksi Kemiringan (The Slope Deflection Method)

Penerapan metode defleksi kemiringan pada kerangka kaku statis tak-tentu Tanpa Goyangan

STRUKTUR STATIS TAK TENTU

METODE SLOPE DEFLECTION

Persamaan Tiga Momen

Outline TM. XXII : METODE CROSS. TKS 4008 Analisis Struktur I 11/24/2014. Metode Distribusi Momen

Pertemuan V,VI III. Gaya Geser dan Momen Lentur

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Metode Slope-Deflection

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Metode Distribusi Momen

Pertemuan I,II I. Struktur Statis Tertentu dan Struktur Statis Tak Tentu

BAB II METODE KEKAKUAN

Pertemuan III,IV,V II. Metode Persamaan Tiga Momen

Mekanika Rekayasa III

METODE DEFORMASI KONSISTEN

5- Persamaan Tiga Momen

Golongan struktur Balok ( beam Kerangka kaku ( rigid frame Rangka batang ( truss

STATIKA I. Reaksi Perletakan Struktur Statis Tertentu : Balok Sederhana dan Balok Majemuk/Gerbe ACEP HIDAYAT,ST,MT. Modul ke: Fakultas FTPD

Definisi Balok Statis Tak Tentu

Jenis Jenis Beban. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Pertemuan XIII VIII. Balok Elastis Statis Tak Tentu

METODE CLAPEYRON. Pustaka: SOEMADIONO. Mekanika Teknik: Konstruksi Statis Tak Tentu. Jilid 1. UGM.

BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 3 PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Metode Slope-Deflection

STRUKTUR STATIS TERTENTU PORTAL DAN PELENGKUNG

BAB II METODE DISTRIBUSI MOMEN

MODUL 3 : METODA PERSAMAAN TIGA MOMEN Judul :METODA PERSAMAAN TIGA MOMEN UNTUK MENYELESAIKAN STRUKTUR STATIS TIDAK TERTENTU

MODUL PERKULIAHAN. Gaya Dalam Struktur Statis Tertentu Pada Portal Sederhana

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Modifikasi itu dapat dilakukan dengan mengubah suatu profil baja standard menjadi

3- Deformasi Struktur

KATA PENGANTAR. karunia-nya kepada saya sebagai penulis, sehingga tersusunya makalah momen

Bab 6 Defleksi Elastik Balok

BAB I SLOPE DEFLECTION

MEKANIKA REKAYASA III

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

Oleh : Ir. H. Armeyn Syam, MT FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

1 M r EI. r ds. Gambar 1. ilustrasi defleksi balok

sendi Gambar 5.1. Gambar konstruksi jembatan dalam Mekanika Teknik

KULIAH PERTEMUAN 9 Analisa struktur statis tak tentu dengan metode consistent deformations pada balok dan portal

ANALISA PORTAL GABLE MENGGUNAKAN METODE CONSISTENT DEFORMATION, SLOPE DEFLECTION DAN MOMENT DISTRIBUTION

KONSTRUKSI BALOK DENGAN BEBAN TERPUSAT DAN MERATA

Kata kunci: kekakuan, koefisien distribusi, faktor pemindah, momen primer, goyangan.

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

TUGAS MAHASISWA TENTANG

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Metode Slope-Deflection

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method

MAKALAH PRESENTASI DEFORMASI LENTUR BALOK. Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Mekanika Bahan Yang Dibina Oleh Bapak Tri Kuncoro ST.MT

KEANDALAN STRUKTUR BALOK SEDERHANA DENGAN SIMULASI MONTE CARLO

RENCANA PEMBELAJARAAN

Menggambar Lendutan Portal Statis Tertentu

PERSAMAAN 3 MOMEN (CLAPEYRON)

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN ITSM BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 2

Pengertian Momen Gaya (torsi)- momen gaya.

Balok Statis Tak Tentu

BAB III ANALISIS STRUKTUR

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

Struktur Rangka Batang (Truss)

Sebuah benda tegar dikatakan dalam keseimbangan jika gaya gaya yang bereaksi pada benda tersebut membentuk gaya / sistem gaya ekvivalen dengan nol.

Analisa struktur statis tak tentu dengan metode distribusi momen (Cross) pada balok A. Lembar Informasi

P=Beban. Bila ujung-ujung balok tersebut tumpuan jepit maka lendutannya / 192 EI. P= Beban

I. DEFORMASI TITIK SIMPUL DARI STRUKTUR RANGKA BATANG

GAYA GESER, MOMEN LENTUR, DAN TEGANGAN

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Kuliah keempat. Ilmu Gaya. Reaksi Perletakan pada balok di atas dua tumpuan

ANALISIS STRUKTUR BALOK NON PRISMATIS MENGGUNAKAN METODE PERSAMAAN SLOPE DEFLECTION

STRUKTUR STATIS TERTENTU

Silabus (MEKANIKA REKAYASA III)

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

BAB IV DIAGRAM GAYA GESER (SHEAR FORCE DIAGRAM SFD) DAN DIAGRAM MOMEN LENTUR (BENDING MOMENT DIAGRAM BMD)

BAB II STUDI LITERATUR

PUNTIRAN. A. pengertian

BAB I PENDAHULUAN. balok, dan batang yang mengalami gabungan lenturan dan beban aksial; (b) struktur

FISIKA XI SMA 3

PENGGUNAAN METODE SLOPE DEFLECTION PADA STRUKTUR STATIS TAK TENTU DENGAN KEKAKUAN YANG TIDAK MERATA DALAM SATU BALOK.

Bab 10 BALOK ELASTIS STATIS TAK TENTU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEFLEKSI PADA STRUKTUR RANGKA BATANG

BAB IV KONSTRUKSI RANGKA BATANG. Konstruksi rangka batang adalah suatu konstruksi yg tersusun atas batangbatang

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e.

Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi

Struktur Statis Tertentu : Rangka Batang

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

VI. BATANG LENTUR. I. Perencanaan batang lentur

BAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral

D3 TEKNIK SIPIL FTSP ITS

PENGARUH DAN FUNGSI BATANG NOL TERHADAP DEFLEKSI TITIK BUHUL STRUKTUR RANGKA Iwan-Indra Gunawan PENDAHULUAN

Struktur Rangka Batang Statis Tertentu

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

BAB I PENDAHULUAN. pesat yaitu selain awet dan kuat, berat yang lebih ringan Specific Strength yang


BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol

Susunan Beban Hidup untuk Penentuan Momen Rencana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

Gaya. Gaya adalah suatu sebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi bergerak atau dari keadaan bergerak menjadi diam.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

XI. BALOK ELASTIS STATIS TAK TENTU

Transkripsi:

etode Distribusi omen etode distribusi momen pada mulanya dikemukakan oleh Prof. Hardy Cross etode distribusi momen dapat digunakan untuk menganalisa semua jenis balok dan kerangka kaku statis taktentu. etode ini merupakan suatu cara untuk menyelesaikan persamaankdid dalam metode defleksi ikemiringan ii dengan persamaan serempak pendekatan berturut-turut. Di dalam pendesainan dan penganalisaan awal suatu struktur kecil atau bagian-bagian dari suatu struktur besar, metode distribusi momen tetap unggul karena kesederhanaan.

Konsep Dasar etode Distribusi omen

Tanggapan gaya dari suatu balok menerus atau kerangka kaku tanpa translasi titik hubung yang tak diketahui telah secara lengkap didefinisikan oleh rotasi-rotasi titik hubung yang tak diketahui, seperti rotasi θ B, θ C, dan θ D Secara fisik dapatlah dipahami bahwa momen-momen pengunci dapat dikerjakan di titik-titik hubung B, C, dan D untuk mempertahankan kemiringan nol di B, C, dan D Jika tiap-tiap titik hubung dibebaskan secara berturut-turut dan dikunci kembali, serta proses ini diulangi, suatu saat akan tercapailah keadaan bahwa setriap titik hubung telah mencapai nilai total yang diperlukannya pada tanggapan deformasi akhir, maka momen-momen penguncinya akan disebarkan atau didistribusikan ke seluruh struktur melalui penjumlahan berturut-turut rotasi-rotasi titik hubungnya, dari sinilah nama distribusi momen berasal.

Faktor Kekakuan,dan Faktor Pemindah

Untuk bentangan AB yang bersendi di A dan terjepit di B, suatu rotasi searah jarum jam dapat ditimbulkan dengan mengerjakan momen searah jarum jam A (4EI/L) θ B di A, yang gilirannya akan menimbulkan momen searah jarum jam, B ½ A di B. Ekspresi 4EI/L tersebut disebut faktor kekakuan, yang didefinisikan sebagai momen di ujung dekat yang menyebabkan rotasi satuan di ujung dekat tersebut apabila ujung jauhnya terjepit. Bilangan +½ adalah faktor pemindah yang didefinikan sebagai angka pembanding dari momen di ujung jauh terjepit terhadap momen di ujung dekat yang berotasi.

Faktor Distribusi A EI 133EI 1,33EI 0,6 0,4 B C

Faktor kekauan bentangan BA adalah 4E(5I)/10 EI, dan faktor kekakuan bentangan BC adalah 4E(4I)/1 1,33EI. Faktor distribusi : EI/(EI + 1,33EI) 0,6 bekerja pada BA, dan 1,33EI/(EI + 1,33EI) 0,4 bekerja pada BC. Faktor distribusi, didefinisikan sebagai angka pembanding yang mendistribusikan ketidakseimbangan total di titik hubung yang bersangkutan ke ujung-ujung batang yang bertemu di titik hubung tersebut, atau dengan kata lain perbandingan kekakuan batang yang ditinjau terhadap jumlah kekakuan batang pada suatu titik hubung.

Faktor kekakuan yang diselaraskan C A 3 E ( I AB ) L AB 4E ( ICB) L CB B 4E ( I DB) L DB D 4E ( I EB) L EB E Diperlihatkan empat batang AB, CB, DB, dan EB yang bertemu di titik hubung kaku B. Tumpuan sendi di A dan jepit di C, D, dan E.

Faktor kekakuan 3EI/L apabila ujung-ujung jauhnya sendi dan 4EI/L apabila ujung-ujung jauhnya jepit. Untuk sembarang ujung batang yang ujung - ujungnya sendi, faktor kekakuan bernilai ¾ kali faktor kekakuan batang yang ujung-ujung jauhnya jepit. Untuk empat batang AB, CB, DB, dan EB yang bertemu di titik hubung kaku B, faktor distribusi batang : FDBA. K BA + K BC K BA + K BD + K BE FDBD. K BA + K BC K BD + K BD + K BE FDBC. K BA + K BC KBC + K BD + K BE FDBE. K BA + K BC KBE + K BD + K BE

Penerapan etode Distribusi omen Pada Balok Statis Tak Tentu Dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Nyatakan momen-momen ujung terjepit di ujung-ujung setiap bentangan dengan menggunakan persamaan-persamaan untuk beban terbagi rata dan beban terpusat.. Tentukan kekakuan dan faktor distribusi masing-masing batang. 3. Buat tabel distribusi momen, dan lakukan pendistribusian momen sehingga diperoleh momen di ujung-ujungnya. 4. Untuk menghentikan pendistribusian momen, lakukan pengecekan bahwa jumlah momen di setiap sambungan sudah sama dengan nol. 5. Tentukan semua reaksi, gambarkan diagram gaya geser dan momen.

Beberapa hal tambahan yang harus diperhatikan dalam penerapan metode distribusi ib i momen adalah : 1. Sejak awal tentukan derajat ketelitian yang dikehendaki dan gunakan angka desimal yang sama banyaknya untuk semua bilangan di dalam tabel.. Berdasarkan pertimbangan boleh menghentikan pendistribusian momen pada akhir sembarang siklus, sebelum digit terakhir di setiap kolom pada siklus yang baru diselesaikan itu berubah dengan selisih yang lebih kecil dari satu. 3. Tanda momen pengimbang di setiap titik hubung berlawanan dengan tanda ketakseimbangannya, yaitu jumlah momen-momen ujung jepit pada siklus pertama dan jumlah momen pindahan pada semua siklus lainnya. 4. Pastikan bahwa jumlah numerik momen-momen pengimbang tepat sama dengan nilai numerik ketakseimbangan pada setiap penyeimbangan. 5. Dalam pemindahan, apabila suatu bilangan ganjil dibagi dua, kebiasaan yang lazim adalah menggunakan bilangan genap yang terdekat.

Analisa Balok enerus Dengan etode Diostribusi omen

Distribusi omen Untuk Balok enerus Titik Hubung A B C Batang AB BA BC CB Faktor Distribusi 0,6 0,4 1,0 Siklus 1 FE BAL -00 0 +00-48 -10-3 +10-10 Siklus FE BAL -4 0 0 +36-60 +4-16 +16 Siklus 3 FE BAL +18 0 0-4,8 +8-3, +1-1 Siklus 4 FE -,4 0-6 -1,6 BAL 0 +3,6 +,4 +1,6 Siklus 5 FE BAL +1,8 0 0-0,48 +0,8-0,3 +1, -1, Jumlah -06,6 +186,3-186,3 0

Penerapan etode Distribusi omen Pada Kerangka Kaku Statis Tak Tentu Tanpa Goyangan Penerapan metode distribusi momen pada analisa kerangka kaku statis tak tentu tanpa goyangan, sama dengan penerapan untuk balok menerus, kecuali bahwa di dalam kasus kerangka kaku tersebut seringkali terdapat lebih dari dua batang yang bertemu di sebuah titik hubungnya. ketakseimbangan pada awal setiap siklus adalah jumlah Fem-FE (untuk siklus pertama) atau momen-momen pindahan yang ada pada titik hubung tersebut, yang kemudian didistribusikan kepada beberapa ujung batang sebanding dengan faktor-faktor distribusinya. ib i

Penerapan etode Distribusi omen Pada Kerangka Kaku Statis Tak Tentu Dengan Goyangan Ke Samping

Langkah-langkah penganalisaan kerangka kaku dengan goyangan adalah : Cegalah goyangan ke samping batang BC dengan menambahkan sebuah tumpuan di C. Kunci titik-titik hubung B dan C untuk melawan rotasi, tapi biarkan beralih sejauh ke kanan, sehingga timbulah himpunan momen ujung terjepit pada kolom AB dan CD. Goyangan ke samping yang sesungguhnya pada kerangka kaku sama dengan k, dimana nilai k harus sedemikian rupa, sehingga memenuhi kondisi gayaa geser.

omen ujung jepit akibat goyangan ke samping B A B C C D Untuk tumpuan jepit : 0 AB 0CD 0 BA 0 DC 6. E ( I ) L 6. E AB AB Δ ( I ) L CD CD Δ B B C C A D Untuk tumpuan sendi / rol : 0 AB 0CD 0 BA 0 DC ( I ) 3. E L 3. E I L AB AB Δ ( ) CD CD Δ

Komponen gaya horisontal B C P b BA CD a AB DC A H A D H D H A + H D P P. b AB + BA CD + + + L L L AB AB CD DC P S hi di l h il i EI l j t d t dit t k khi Sehingga diperoleh nilai EI, selanjutnya dapat ditentukan momen akhir diujung-ujung tumpuan dengan menjumlahkan momen akibat beban dan momen akibat goyangan ke samping.

Contoh Soal 1.

a. omen-momen ujung jepit. AB BA BC CB 4 AB 1 ( 6) CD 7 0 DC ( 6) 4 0 AB 7 knm 0 BA + 7 1 16 1 1 ( ) 80( 6)( 6) 0 BC (1) 31 knm knm 0 CB +31 knm ( )( 4 ) ( )( ) 7 7 4 64 0CD knm 3 0 DC + + (6) (6) knm

b. Kekakuan batang dan faktor distribusi. - Kekakuan batang : K BA 3. E 4.6 ( 3I ) 0,3750 K BC K CB ( 10I ) 4. E 4.1 0,8333 K CD E( I ) 3. I 4.6 0,500

- Faktor distribusi : 0,3750 F. D 0,3750 + 0,8333 BA 0,8333 F. D BC 0,3750 + 0,8333 0,3104 0,6896 0,8333 F. D CB 0,8333 + 0,500 0,769 0,500 F. D CD 0,8333 + 0,500 0,308

Tabel distribusi momen A B C D AB BA BC CB CD DC DE 0,3104 0,6896 0,769 0,308-7,00 +7,00-31,00 +31,00-64,00 +3,00-36,00 +7,00 0,00 0,00 +4,00 000 0,00 +36,00 +,00 +36,00 0,00 0,00 0,00 +108,00-31,00 +31,00-6,00 +63,3 +140,68-19,30-57,70 0,00-96,15 +70,34 0,00 +9,84 +66,31-54,10-16,4 0,00-7,05 +33,16 0,00 +8,40 +18,65-5,51-7,65 0,00-1,76 +9,3 0,00 +3,96 +8,80-7,17 -,15 0,00-3,58 +4,40 0,00 +1,11 +,47 3,38-1,0 0,00-1,67 +1,4 0,00 +0,5 +1,17-0,95-0,9 000 0,00-0,48 048 +0,58 000 0,00 +0,15 +0,33-0,45-0,13 0,00-0, +0,16 0,00 +0,07 +0,15-0,1-0,04 0,00-0,06 +0,08 0,00 +0,0 +0,04-0,06-0,0 0,00-0,03 +0,0 0,00 +0,01 +0,0-0,0 0,00 0,00 +15,40-15,40 +147,4-147,4 +36,00-36,00

Contoh Soal. 100 kn 10 kn/m B 3 I C I I 4 m A D 3m 3m

omen-momen ujung jepit. 0 AB 0BA 0 10 6 1 ( ) 100( 3)( 3) ( 6 ) 0BC 105 knm 10( 6) 100( 3) ( 3) 0 CB + + + 1 (6) 105 knm 0 CD 0 DC 0

Kekakuan batang dan faktor distribusi. - Kekakuan batang : K BA 4. E 4.4 ( I ) 0,5 ( 3I ) 4. E K BC K CB 0,50 4.6 K CD E( I ) 4. I 4.4 0,5

- Faktor distribusi : 0,5 F. D 0,5 + 0,50 BA 0,50 F. D BC 0,5 + 0,50 0,33 0,67 0,50 F. D CB 0,50 + 0,5 0,67 0,5 F. D CD 0,50 + 0,5 0,33

Tabel distribusi momen A B C D AB BA BC CB CD DC 0,33 0,67 0,67 0,33 +17,33 +5,81 +1,95 +0,65 +0, +0,08 +0,03 +0,01 +34,65 +11,61 +3,89 +1,30 +0,44 +0,15-105,00 +70,35-35,18 +3,57-11,79 +7,90-3,95 +,65-1,33 +0,89-0,45 +0,30 +105,00-70,35-34,65 +35,18-3,57-11,61 +11,79-7,90-3,89 +3,95 -,65-1,30 +1,33-0,89-0,44 +0,45-0,30-0,15-0,15 +0,15 +0,05 +0,10-0,10-0,05 +0,0-0,05 +0,03-0,0 +0 01 +0,05-0,03-0,0 +0,0 001 001 +0,01 01 +0,01-0,01-0,01-17,33-5,81-1,95-0,65-0, -0,08-0,03-0,01 +0,01-0,01 +0,01-0,01 +0,00 +0,01-0,01-0,00 +6,09 +5,1-5,1 +5,1-5,1-6,09

Contoh Soal 3. 100 kn 10 kn/m 50 kn m B 3 I C B B C C I I 5 m 3m A D A D 3 m 3 m

omen-momen ujung jepit. ()() 3 () 5 50 0 AB 50 ()() 3 ( 5 ) 0 BA + 4 36 knm knm 10 6 1 ( ) 100 ( 3 )( 3 ) ( 6) 0BC 10 + 1 ( 6) 100( 3) ( 3) 0 CB + + (6) 105 105 knm knm 0 CD 0 DC 0

Kekakuan batang dan faktor distribusi. - Kekakuan batang : K BA 4. E 4.5 ( I ) 0,0 ( 3I ) 4. E K BC K CB 0,50 4.6 K CD E( I ) 4. I 4.5 0,0

- Faktor distribusi : 0,0 F. D 0,0 + 0,50 BA 0,50 F. D BC 0,0 + 0,50 0,9 0,71 0,50 F. D CB 0,50 + 0,0 0,71 0,0 F. D CD 0,50 + 0,0 0,9

Tabel distribusi momen akibat beban A B C D AB BA BC CB CD DC 0,9 0,71 0,71 0,9-4,00 +36,00 +0,01-105,00 +48,99 +105,00-74,55-30,45 +10,0000-37,8 +4,50-15,3 +10,81 +6,47-17,40-7,11 +5,41 +1,6 +0,68 +0,16 +0,09 +0,0 +0,01 +,5 +1,36 +0,3 +0,17-8,70 +6,18-4,70 +3,34-1,10 +0,78-0,60 +0,43 +13,4-9,40-3,84 +3,09 -,19-0,90 +1,67-1,19-0,48 +0,38-0,8-0,11-0,14 +0, +0,04 +0,10-0,16-0,06 +0,0-0,08 +0,06 +0,05-0,04-0,01-0,0 +0,03 +0,01 01 +0,0101-0,0 00-0,01 001-3,56-1,9-0,45-0,4-0,06-0,03-0,01 +0,01-0,01 +0,01-0,01 +0,00 +0,01-0,01-0,00-6,36 +71,6-71,6 +4,96-4,96-1,51

omen ujung jepi akibat goyangan ke samping 0BA B B 6. E( I ) 0 0BA 5m ( 5 ) Δ 0, EIΔ AB 4 A 0AB C C 5 m E( I ) () 5 6. Δ 0, EIΔ 0CD 0DC 4 D

Tabel distribusi momen akibat goyangan ke samping A B C D AB BA BC CB CD DC 0,9 0,71 0,71 0,9-0,4EI -0,4EI -0,4 EI -0,4EI +0,07EI +0,17EI +0,17EI +0,07EI +0,04EI +0,09EI +0,09EI +0,04EI -0,03EI -0,06EI -0,06EI -0,03EI -0,0EI +0,01EI -0,03EI +0,0EI -0,03EI +0,0EI +0,01EI -0,0EI -0,EI -0,19EI +0,19EI +0,19EI -0,19EI -0,EI

Komponen gaya horisontal 50 m 0,19EI B 71,6 4,96 0,19EI C 3 m 0,EI 636 6,36 0,EI 1,51 A H A D H D H A + H D 50 50. 636 6,36 716 71,6 0, EI Δ+ 019 0,19 EI Δ 496 4,96 + 151 1,51 019 0,19 Δ+ 0, Δ 50 5 5 5 + EI EI + + + 5 5 EI 183,48

Tabel distribusi momen akhir A B C D AB BA BC CB CD DC 0,9 0,71 0,71 0,9-6,36 +71,6-71,6 +4,96-4,96-1,51-40,37-34,86 +34,86 +34,86-34,86-40,37-46,73 +36,40-36,40 +77,8-77,8-61,88 Reaksi-reaksi, diagram gaya geser dan momen sama dengan contoh soal yang sama pada metode defleksi kemiringan.