STASE KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI DUSUN SADANG TANJUNGHARJO, NANGGULAN KULON PROGO

dokumen-dokumen yang mirip
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal Desenber Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM ,

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. dr. Aminogondhohutomo, data diperoleh dari hasil wawancara dengan klien

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL


ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE)

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

BAB III TINJAUAN TEORI

Koping individu tidak efektif

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT) TENTANG GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN KELUARGA Ny.

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB III TINJAUAN KASUS. laki - laki, pendidikan pasien STM, dan tidak bekerja, pasien tinggal di

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

LAMPIRAN. Implementasi dan Evaluasi keperawatan Hari/ tanggal 18 Juni 2013

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggl 6 Januari 2008, di ruang IV

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa

KATA PENGANTAR. Disamping itu, buku ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya masukan dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 01 Januari 2008

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN. pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jl. Piere Tendean No. 24 Telp , fax Semarang, 50131

BAB III TINJAUAN KASUS

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

KMSJ Kartu Menuju Sehat Jiwa

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA TN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

LAMPIRAN. Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK INEFEKTIF

BAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif

NURSING CARE PLAN (NCP)

BAB III TINJAUAN KASUS

STUDI KASUS ASUHANKEPERAWATAN PADA Nn. M DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI RSJD SURAKARTA

BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN. Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)

BAB II TINJAUAN KONSEP

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

BAB III TINJAUAN KASUS. b. Usia : 51 tahun. d. Pekerjaan KK : Buruh lepas (sablonan) e. Alamat : Sambiroto 11 RT 05 RW 07

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB III TINJAUAN KASUS. paranoid. Klien bernama Tn.ES, umur 33 th, laki-laki, pendidikan terakrih

HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS)

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD)

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA. No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

BAB II TINJAUAN TEORI

Permohonan Menjadi Responden. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. P DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENGLIHATAN DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

UNIT 1 PROSES KEPERAWATAN JIWA 1. PENGANTAR TUJUAN. 100 Menit

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Januari 2008 di Ruang 2 di RSJD Amino Gondo

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. : Hubungan Pelayanan Spiritual Yang Diberikan Perawat Dengan Kepuasan Pasien Diabetes melitus

4. PENGKAJIAN 1) DATA UMUM Nama kepala keluarga Alamat kepala keluarga Pekerjaan kepala keluarga Pendidikan kepala keluarga Genogram

KISI-KISI PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL

BAB III TINJAUAN KASUS. : Jawa, Indonesia. : 10 Januari 2011 pukul WIB. Semarang

Transkripsi:

STASE KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI DUSUN SADANG TANJUNGHARJO, NANGGULAN KULON PROGO Disusun Oleh : Diyah Nur Rahmawati NIM : 3213042 PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN V SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2013

LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI DUSUN SADANG DESA TANJUNGHARJO NANGGULAN KULON PROGO Hari/Tanggal : Oleh : Disahkan Pada Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik, Mahasiswa, Dewi Retno P., MNG Ina Triharjanti, S.Kep., Ns Diyah Nur R., Skep

PRAKTIK PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN JIWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS STIKES A. YANI YOGYAKARTA PENGKAJIAN KLIEN Nama Mahasiswa : Diyah Nur Rahmawati NPM : 3213042 Tanggal Praktik : 18 30 November 2013 ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN Ny. N DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN, MANIK DAN EUPHORIA DI DUSUN SADANG, TANJUNGHARJO, NANGGULAN, KULONPROGO A. IDENTITAS KLIEN 1. Nama : Ny. N 2. Umur : 34 Tahun 3. Jenis kelamin : Perempuan 4. Status : Nikah 5. Agama : Islam 6. Alamat : Dusun Sadang 7. Pendidikan : Tamat SD 8. Pekerjaan : Tidak bekerja 9. Tanggal Pengkajian : 20 November 2013 B. FAKTOR PRESIPITASI Klien merupakan warga asli Dusun Gendol. Menurut keluarga klien, klien sudah sejak SD kelas 3 sudah tinggal di Jawa Timur dengan keluarganya hingga bekerja. Keluarga klien mengatakan dahulu pernah disukai oleh laki-laki namun klien tidak mau. Tidak lama setelah itu klien menjadi sering marah-marah dan bingung. Keyakinan keluarga klien, klien diguna-guna oleh laki-laki tersebut. C. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Riwayat mengalami gangguan jiwa: Ya Tidak 2. Pengobatan sebelumnya: Berhasil Belum berhasil Tidak berhasil 3. Trauma: Pernah Tidak

Trauma Usia Pelaku Korban Saksi Aniaya fisik Aniaya seksual Penolakan Kekerasan dalam keluarga Tindakan kriminal 4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa: Ada Tidak Hubungan keluarga: ibu klien Gejala: sering ngamuk-ngamuk Riwayat pengobatan: Selama kurang lebih 10 tahun yang lalu, klien sudah 4 kali dibawa ke RS Grhasia Pakem untuk menjalani perawatan, namun selalu putus obat. Sebelum rutin minum obat, klien tidak bisa diajak komunikasi sama sekali, namun sekarang sudah lebih baik setelah rajin minum obat. Obat yang dikonsumsi saat ini adalah Halloperidol 2 x 1 / 2, trihexilpenidil 2 x 1 / 2, dan chlorpromazine 1 x 1 / 4. 5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan: Keluarga klien mengatakan tidak terlalu tahu karena sejak kecil sudah bersama keluarganya tinggal di Jawa Timur. Keluarga klien mengatakan dahulu pernah disukai oleh laki-laki, namun klien tidak menyukainya. - D. PEMERIKSAAN FISIK 1. TD : 100/70 mmhg 2. HR : 80 x/menit 3. RR : 20 x/menit 4. S : 36, 5 0 C 5. TB : 147 cm 6. BB : 42 kg 7. Keluhan fisik: Ya Tidak Yaitu: - -

E. PSIKOSOSIAL 1. Genogram (minimal 3 generasi ke atas) Keterangan : Laki Laki Meninggal : Perempuan : Perempuan Meninggal : Laki-laki : Klien : Tinggal Serumah - 2. Konsep diri a. Citra tubuh Tidak terkaji apakah klien sudah merasa puas dengan bentuk tubuhnya, atau bagian tubuh mana yang disukai karena pasien bicara inkoheren dan susah berkonsentrasi jika diberi banyak pertanyaan. b. Identitas diri Klien menyadari dirinya sebagai wanita, puas jika dirinya wanita ditandai dengan cara memakai aksesoris seperti gelang tangan, cincin, gelang kaki yang terbuat dari karet gelang dan tali tampar. Klien ingin menjadi wanita sepenuhnya dengan berkata ada bayi di dalam perutnya. c. Peran Klien tidak mengikuti kegiatan apapun di masyarakat, hanya di rumah saja. Kegiatan sehari-hari klien di rumah adalah membantu adik iparnya mengurus pekerjaan rumah tangga yang klien bisa.

d. Ideal diri Ideal diri klien tidak terkaji karena pasien inkoheren dan tidak bisa diajak berkomunikasi dengan waktu yang lama. e. Harga diri Klien mengatakan maunya di rumah saja, suaminya saja yang pergi mencari nafkah. 3. Hubungan sosial a. Orang terdekat/yang berarti: Orang terdekat klien adalah suaminya dan istri adik iparnya. b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: Istri adik ipar klien mengatakan klien tidak bisa ikut kegiatan sosial masyarakat karena tidak nyambung jika diajak bicara c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Keluarga klien mengatakan hambatan dalam berhubungan dengan orang lain adalah karena ngomongnya kesana kemari tidak jelas dan klien gampang marah jika tidak sesuai dengan keinginannya. 4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan: Klien memeluk agama Islam, namun keluarga klien mengatakan klien tidak melaksanakan sholat 5 waktu karena lupa ingatan. b. Kegiatan Ibadah: Keluarga klien mengatakan klien tidak melaksanakan sholat maupun perintah ibadah dalam islam yang lain. F. STATUS MENTAL 1. Penampilan Tidak rapi Penggunaan pakaian tidak sesuai Cara berpakaian tidak seperti biasanya

Jelaskan: Penampilan pasien tidak rapi. Klien berpakaian seperti biasa, namun aksesoris yang dipakai tidak seperti aksesoris pada umumnya. Klien memakai gelang tangan dengan menggunakan karet gelang, memakai gelang kaki dengan menggunakan tali tampar dan potongan karung, serta menggunakan cincin dari plastik. Defisit perawatan diri 2. Pembicaraan Cepat Keras Gagap Inkoheren Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai pembicaraan Jelaskan: Klien bisa menyebutkan namanya pada awal perkenalan. Mampu menjawab 4 pertanyaan sederhana, namun setelah itu klien inkoheren. Dan kata-kata yang diucapkan tidak bermakna dan loncat-loncat. 3. Aktivitas motorik Lesu Tegang Gelisah Agitasi Tic Grimace Tremor Kompulsif Jelaskan: Aktivitas motorik klien biasa saja, seperti yang lainnya. Tidak ada tremor maupun kaku akibat efek samping dari obat yang dikonsumsi. 4. Alam perasaan Sedih Takut Putus asa Khawatir Euphoria Jelaskan: Klien tampak sedikit-sedikit senyum, ketawa, riang, dan bahagia.

5. Afek Datar Tumpul Labil Tidak sesuai Jelaskan: Afek klien labil, tidak dapat diprediksi. Sebentar-sebentar senyum dan kadang terdiam, atau marah. 6. Interaksi selama wawancara Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung Kontak mata kurang Defensif Curiga Jelaskan: Klien tampak menaruh curiga dengan petugas, saat dimintai keterangan klien tampak defensif/menghindar. 7. Persepsi Halusinasi: Pendengaran Penglihatan Perabaan Pengecapan Penghidu Jelaskan: Klien menyangkal mendengar suara-suara misterius, namun keluarga klien mengatakan klien kadang berbicara sendiri. 8. Isi pikir Obsesi Phobia Hipokondria Depersonalisasi Ide terkait Pikiran magis Waham: Agama

Somatik Kebesaran Curiga Nihilistik Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir Jelaskan: Klien hanya mengatakan mukanya menjadi sempit dan telinganya bertambah besar. Klien menganggap dirinya hamil dengan meletakkan plastik-plastik yang diikat menjadi 1 dan dibungkus dengan kain dan di ikatkan di perut. 9. Proses pikir Sirkumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi Flight of idea Blocking Pengulangan pembicaraan Jelaskan: Saat ditanya klien banyak melakukan pengulangan pembicaraan dan kadang membicarakan yang lain atau keluar dari konteks pertanyaan. Klien berbicara dengan kata-kata yang melompat-lompat dan tanpa makna. 10. Tingkat kesadaran Bingung Sedasi Stupor Disorientasi waktu Disorientasi orang Disorientasi tempat Jelaskan: Saat ditanya klien tampak bingung dan menghindar. Klien tidak dapat menyebutkan kembali nama petugas setelah sebelumnya berkenalan dan menanyakan siapa petugas. 11. Memori Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka pendek Gangguan daya ingat saat ini

Jelaskan: Klien tidak mengalami gangguan daya ingat. Ada kalanya klien membicarakan hal yang benar, namun petugas tidak mengerti apa yang dikatakannya karena pembicaraan yang inkoheren. 12. Tingkat konsentrasi dan berhitung Mudah beralih Tidak mampu berkonsentrasi Tidak mampu berhitung sederhana Jelaskan: Klien mampu berhitung secara sederhana. Tingkat konsentrasi klien rendah dan tidak mampu berkonsentrasi pada percakapan yang agak lama. 13. Kemampuan penilaian Gangguan ringan Gangguan bermakna Jelaskan: Klien tidak dapat memilih kegiatan yang harus diprioritaskan menurut klien. Keluarga klien mengatakan semua tugas rumah harus disuruh dahulu baru dilaksanakan. 14. Daya tilik diri (insight) Gangguan ringan Gangguan bermakna Jelaskan: klien mengingkari penyakit yang diderita, tidak menyadari jika dirinya memiliki gejala perilaku kekerasan pada dirinya dan tidak perlu pertolongan. G. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG Bantuan minimal Bantuan total 1. Makan 2. BAB/BAK 3. Mandi 4. Berpakaian/berhias 5. Penggunaan obat Ya Tidak 6. Pemeliharaan Kesehatan Perawatan lanjutan

Perawatan pendukung 7. Aktifitas di rumah Mempersiapkan makanan Menjaga kerapian rumah Mencuci pakaian Pengaturan keuangan 8. Aktivitas di luar rumah Belanja Transportasi Lain-lain 9. Istirahat/tidur Tidur siang lama: klien tidur siang selama 1-2 jam setiap harinya Tidur malam lama: 20. 00 s.d. 05. 00 WIB Kegiatan sebelum/sesudah tidur: Jelaskan: H. MEKANISME KOPING Adaptif Berbicara dengan orang lain Mampu menyelesaikan masalah Teknik relaksasi Aktivitas konstruktif Olah raga Distraksi Lainnya... Maladaptif Minum alkohol Reaksi lambat Bekerja berlebihan Menghindar Menciderai diri sendiri Lainnya : mudah tersinggung Jelaskan: Saat ditanyakan klien banyak menghindar dari pertanyaan yang diberikan. Klien juga mudah tersinggung jika keluarga klien menyinggung tentang klien yang sering marah. I. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN a. Masalah dengan dukungan kelompok: Klien mengatakan jarang bergaul atau berkumpul dengan anggota masyarakat yang lain, kecuali dengan tetangga dekat. Istri dari iparnya mendukung pasien untuk sembuh dengan cara rajin memberikan obat untuk klien setiap harinya dan bersedia untuk bertempat tinggal di rumahnya.

b. Masalah dengan lingkungan: Keluarga klien mengatakan klien jarang bergaul atau berkumpul dengan anggota masyarakat yang lain, kecuali dengan tetangga dekat. Dan untuk lingkungan rumah sendiri, keluarga klien mengatakan jarang membantu merapikan lingkungan rumah karena tidak bisa diajak komunikasi dengan baik. c. Masalah dengan pendidikan: Keluarga klien mengatakan hanya berpendidikan sampai tamat SD dan sudah tidak mengetahui lagi bagaimana pendidikan selanjutnya karena sejak kecil sudah tinggal dengan keluarganya yang bertempat tinggal di Jawa Timur. d. Masalah dengan pekerjaan: Klien tidak bekerja dan hanya di rumah saja. e. Masalah dengan perumahan: Klien tinggal bersama dengan adik ipar suaminya beserta keluarganya. Sebelumnya klien mempunyai rumah sendiri namun dibakar oleh klien tanpa sebab yang jelas. Pernah berkali-kali rumahnya akan diperbaiki namun tanpa sebab yang jelas klien merusaknya dengan kayu/ bambu. Kondisi rumah di rumah adik iparnya berantakan dan jarang dirapikan. Posisi rumah berdekatan dengan rumah tetangga dan rumah saudara iparnya. f. Masalah dengan ekonomi: Klien tidak bekerja dan suami bekerja sebagai petani dan buruh bersih-bersih. Kebutuhan sehari-hari klien ditopang oleh adik iparnya yang merawatnya. g. Masalah dengan pelayanan kesehatan: Keluarga klien mengatakan jika klien sakit langsung dibawa ke puskesmas. h. Masalah lainnya: J. KURANG PENGETAHUAN TENTANG: Penyakit jiwa Faktor predisposisi Koping Sistem pendukung Penyakit fisik Obat-obatan Lainnya Jelaskan: Keluarga klien mengatakan hanya tahu klien harus minum obat supaya tidak kumat lagi ngamuk-ngamuknya. Kurang pengetahuan

ANALISIS DATA Hari, No Tanggal, Jam 1. Rabu, 20 November 2013 2. Rabu, 20 November 2013 Data DS : - Keluarga klien mengatakan harus diingatkan mandi karena klien sering lupa - Keluarga klien mengatakan klien sudah diberi tahu agar tidak memakai aksesoris, namun klien tidak mau diberi tahu. - Klien mengatakan mandinya nanti saja, sekalian - Keluarga klien mengatakan pasien dilayani dalam makan DO : - Saat kunjungan pasien belum mandi - Saat kunjungan pakaian pasien tampak lusuh, memakai aksesoris yang terbuat dari karet gelang, tali tampar, dan potongan karung yang ditalikan di kaki DS: - Keluarga klien mengatakan klien dahulu pernah membakar rumahnya sendiri tanpa tau penyebab yang terjadi - Keluarga klien (dari pihak suami) mengatakan tidak mengetahui penyebab pasien sering mengamuk karena ketika klien menikah sudah punya riwayat gangguan jiwa - Keluarga klien (dari pihak klien) mengatakan dahulu ketika bekerja pernah disukai oleh laki-laki namun klien menolaknya dan yakin bahwa sakitnya karena diguna-guna oleh laki-laki tersebut. - Keluarga klien mengatakan klien orangnya susah diberi tahu Masalah Defisit perawatan diri Risiko Perilaku Kekerasan (RPK)

DO: - Bicara klien tampak koheren - Klien tampak menutup diri terhadap petugas - Klien tampak menghindar ketika akan diperiksa - Klien marah ketika keluarganya mengatakan klien sering marah 1. Defisit Perawatan Diri 2. Risiko Perilaku Kekerasan DIAGNOSIS KEPERAWATAN

No Diagnosis TUK/SP RENCANA KEPERAWATAN 1. Defisit perawatan diri Tujuan umum: Klien dapat meningkatkan motivasi dalam mempertahankan kebersihan diri. Sasaran: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 kali pertemuan diharapkan klien dapat menjaga kebersihan diri dengan kriteria hasil: 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya. Ekspresi wajah bersahabat, klien nampak tenang, mau berjabat tangan, membalas salam, mau duduk dekat perawat. 2. Klien dapat mengenal pentingnya perawatan diri. 3. Klien dapat menyebutkan tanda kebersihan diri yaitu badan tidak bau, rambut rapi, bersih dan tidak bau, gigi bersih dan tidak bau, baju rapi tidak bau, kuku pendek. 4. Klien dapat melakukan kebersihan diri secara mandiri maupun Rencana Tindakan Tindakan 1. Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan menggunakan/ komunikasi terapeutik yaitu: a. Sapa klien dengan ramah baik secara verbal maupun non verbal, b. Perkenalkan nama perawat, nama panggilan dan tujuan perawat berkenalan c. Tanyakan nama lengkap klien dan panggilan yang disukai klien d. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi e. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya. f. Berikan perhatian kepada klien dan masalah yang dihadapi klien g. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien h. Dengarkan klien dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien. 2. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda-tanda bersih. 3. Dorong klien untuk menyebutkan kembali tanda-tanda kebersihan diri. 4. Berikan pujian atas kemampuan klien menyebutkan kembali tanda-tanda kebersihan diri. 5. Klien dapat menyebutkan tentang pentingnya dalam perawatan diri, memberi rasa segar, mencegah penyakit mulut dan

2. Resiko Perilaku Kekerasan bantuan. 5. Klien berusaha untuk memelihara kebersihan diri. 6. Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri. 7. Klien selalu rapi dan bersih 8. Klien mendapat dukungan keluarga dalam melakukan kebersihan diri 9. Keluarga selalu mengingat hal-hal yang berhubungan dengan kebersihan diri Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 x pertemuan diharapkan klien dapat mengontrol perilaku kekerasan dengan kriteria: - Wajah cerah, tersenyum - Mau berkenalan dan ada kontak mata - Dapat minum obat dengan teratur memberikan rasa nyaman 6. Beri penjelasan kepada klien tentang pentingnya dalam melakukan perawatan diri. 7. Dorong klien untuk menyebutkan kembali manfaat dalam melakukan perawatan diri. 8. Motivasi dan bimbingan klien untuk memelihara kebersihan diri. 9. Anjurkan untuk mengganti baju. 10. Beri Reinforcement positif jika klien berhasil melakukan kebersihan diri. 11. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga kebersihan diri. 12. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakan yang dilakukan klien selama di rumah dalam menjaga kebersihan. Tindakan Psikoterapeutik : 1. Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan menggunakan/ komunikasi terapeutik yaitu: a. Sapa klien dengan ramah baik secara verbal maupun non verbal, b. Perkenalkan nama perawat, nama panggilan dan tujuan perawat berkenalan c. Tanyakan nama lengkap klien dan panggilan yang disukai klien d. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi e. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya. f. Berikan perhatian kepada klien dan masalah yang dihadapi klien

g. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien h. Dengarkan klien dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien. 2. Identifikasi penyebab marah 3. Identifikasi tanda dan gejala PK 4. Identifikasi bentuk PK yang pernah dilakukan 5. Identifikasi akibat PK 6. Diskusikan tentang minum obat secara teratur Keluarga 1. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien PK 2. Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian PK, tanda dan gejala, serta proses terjadinya PK 3. Jelaskan cara merawat pasien pada PK 4. Ajarkan dan libatkan keluarga dalam mempraktikkan cara merawat pasien dengan PK Tindakan Psikofarmaka 1. Berikan obat-obatan sesuai program pengobatan 2. Pantau keefektifan pengobatan dan efek samping 3. Ukur TTV secara periodik

Tindakan Manipulasi Lingkungan 1. Libatkan pasien dalam terapi kelompok dan kegiatan sehari-hari 2. Pertahankan agar lingkungan pasien pada tingkat stimulus yang rendah (penyinaran rendah, sedikit orang, dekorasi yang sederhana, dan tingkat kebisingan yang rendah) 3. Singkirkan benda-benda yang dapat membahayakan dari lingkungan sekitar pasien.

CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN No Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf 1. Rabu, 20 Defisit S: Diyah November 2013 perawatan diri Klien mengatakan mau untuk diajak bercakap-cakap dengan perawat. Klien mengatakan lebih suka dipanggil ibu N Klien mengatakan senang didatangi oleh perawat dan meminta ditensi Keluarga klien mengatakan klien tidak Pukul: mandi jika tidak diingatkan 10.00 WIB 1. Mempererat hubungan saling percaya dengan klien dengan menggunakan/ komunikasi terapeutik yaitu sapa klien dengan ramah, baik secara verbal maupun non verbal, perkenalkan nama perawat, tanyakan nama lengkap klien dan panggilan yang disukai, jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan menepati janji, bersikap empati dan menerima klien apa adanya. 2. Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang pentingnya kebersihan diri mandi dan berdandan. 3. Mendengarkan klien dengan penuh perhatian dan empati. 4. Mendiskusikan bersama klien dan keluarga pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda-tanda bersih. 5. Berikan pujian atas kemampuan klien menyebutkan kembali tanda-tanda kebersihan diri. Keluarga klien mengatakan klien susah diberi tahu tentang cara berpakaian dan cara menjaga kebersihan dirinya. O: Klien mau menyebutkan namanya dengan memperkenalkan diri Klien tampak senang saat diajak bercakap-cakap dengan perawat Klien belum mau bercerita perasaannya kepada perawat Klien tidak dapat berkonsentrasi lagi setalah menjawab 4 pertanyaan perawat Klien tampak lusuh dengan rambut yang tidak disisir, belum mandi, pakaian yang tidak layak, serta memakai aksesoris seperti gelang yang terbuat dari karet gelang, gelang kaki memakai tali tampar

A: dan cincin dari plastik Tujuan tercapai dalam membina hubungan saling percaya pada klien dan keluarga Tujuan belum tercapai tentang kebersihan diri P: lanjutkan intervensi 1. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga klien tentang pentingnya dalam melakukan perawatan diri. 2. Dorong klien untuk menyebutkan kembali manfaat dalam melakukan perawatan diri. 3. Beri motivasi dan bimbingan klien dan keluarga klien untuk memelihara kebersihan diri. 4. Anjurkan klien untuk mengganti baju. 5. Anjurkan klien untuk mencopot aksesoris yang tidak sesuai 6. Beri reinforcement positif jika klien berhasil melakukan kebersihan diri. 7. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga kebersihan diri. 8. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakan yang dilakukan klien selama di rumah dalam menjaga kebersihan.

2. Rabu, 20 November 2013 Pukul ; 10.20 WIB Resiko perilaku kekerasan 1. Mempererat hubungan saling percaya dengan klien dengan menggunakan/ komunikasi terapeutik yaitu sapa klien dengan ramah, baik secara verbal maupun non verbal, perkenalkan nama perawat, tanyakan nama lengkap klien dan panggilan yang disukai, jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan menepati janji, bersikap empati dan menerima klien apa adanya. 2. Mengidentifikasi penyebab marah 3. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK 4. Mengidentifikasi bentuk PK yang pernah dilakukan 5. Mengidentifikasi akibat PK S : Klien mengatakan mau untuk diajak bercakap-cakap dengan perawat. Klien mengatakan lebih suka dipanggil ibu N Klien mengatakan senang didatangi oleh perawat dan meminta ditensi Keluarga klien mengatakan tidak tahu mengapa klien sering marah-marah tanpa sebab Keluarga klien mengatakan dari sejak klien tinggal bersama saudaranya di Jawa Timur dan pulang ke rumah sudah terkena gangguan jiwa Keluarga klien mengatakan dahulu sebelum minum obat secara teratur, klien membakar rumahnya dan mencoba merusak rumahnya tanpa ada yang tahu sebab kemarahannya Klien mengatakan tidak pernah marahmarah Diyah O : Bicara klien inkoheren Klien tampak marah jika keluarga klien mengtakan jika klien sering marah-marah Klien tidak mampu berkonstrasi dalam waktu yang lama sehingga klien tidak mampu menjawab penyebab marah klien Klien tampak senang dan tidak marah selama pertemuan

A : Tujuan tercapai dalam membina hubungan saling percaya pada klien dan keluarga Tujuan tercapai sebagian tentang akibat PK dan tanda gejala PK P : 1. Identifikasi akibat PK 2. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien PK 3. Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian PK, tanda dan gejala, serta proses terjadinya PK 4. Jelaskan cara merawat pasien pada PK 5. Ajarkan dan libatkan keluarga dalam mempraktikkan cara merawat pasien dengan PK 6. Motivasi klien dan keluarga untuk minum obat secara teratur. 3. Sabtu, 23 November 2013 Pukul 13.30 WIB Defisit perawatan diri 1. Mempererat hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga dengan komunikasi terapeutik. 2. Mengevaluasi kebersihan diri klien dengan menanyakan apakah klien sudah mandi dan melepas aksesoris yang tidak sesuai pada tubuhnya. 3. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pentingnya dalam melakukan perawatan diri mandi dan berdandan dan menjaga kebersihan diri. 4. Memberikan motivasi kepada klien dan S : Klien mengatakan gelang tangannya tidak boleh dicopot supaya terlihat bagus Klien mengatakan gelang kakinya tidak boleh dicopot karena itu untuk menjaga dirinya agar tidak terpeleset di kamar mandi Klien mengatakan belum mandi karena masih panas Klien mengatakan nanti akan mandi Diyah

keluarga untuk memelihara kebersihan diri. Seperti menganjurkan klien untuk mandi minimal 2 kali sehari. 5. Menganjurkan klien untuk mengganti baju minimal 2 kali sehari. 6. Mendiskusikan bersama keluarga tentang tindakan yang dilakukan klien selama di rumah dalam menjaga kebersihan. 7. Memberikan reinforcement positif jika klien berhasil melakukan kebersihan diri. Keluarga klien mengatakan klien susah diberi tahu untuk mandi dan mencopot aksesoris yang tidak sesuai. O : Penampilan klien acak-acakan Klien belum mandi Klien masih mengenakan aksesoris yang tidak sesuai Rambut klien tidak disisir Pakaian klien tampak lusuh dan kotor A : Masalah belum teratasi tentang kebersihan diri P : 1. Motivasi keluarga dan klien tentang pentingnya memelihara kebersihan diri 2. Motivasi klien untuk mandi 3. Motivasi klien untuk mencopot aksesoris yang tidak sesuai 4. Motivasi klien untuk menyisir rambutnya 5. Motivasi klien untuk mengganti pakaiannya minimal 2x sehari 6. Motivasi keluarga klien untuk selalu mengingatkan klien untuk mandi

7. Berikan reinforcement positif jika klien berhasil melakukan kebersihan diri. 4. Sabtu, 23 November 2013 Pukul 13.40 WIB Resiko perilaku kekerasan 1. Mempererat hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga dengan komunikasi terapeutik. 2. Mengidentifikasi akibat PK 3. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien PK 4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian PK, tanda dan gejala, serta proses terjadinya PK 5. Menjelaskan cara merawat pasien pada PK 6. Mengajarkan dan libatkan keluarga dalam mempraktikkan cara merawat pasien dengan PK 7. Memotivasi klien dan keluarga untuk minum obat secara teratur. S : Keluarga klien mengatakan akibat kemarahan klien yaitu rumahnya terbakar habis dan tetangga takut untuk mendekat Keluarga klien mengatakan kesulitan dalam merawat klien yaitu klien susah untuk diajak bicara dan tidak mengerti harus seperti apa caranya berkomunikasi karena klien tidak nyambung Klien mengatakan perasaannya saat ini baik-baik saja dan tidak ada keluhan apaapa Klien dan keluarga mengatakan sudah minum obat pagi ini Diyah O : Bicara klien inkoheren Klien tidak dapat berkosnsentrasi dalam jangka waktu yang lama dan pembicaraan klien flight of idea Terindentifikasi akibat marah dan diskusi masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien PK Memberikan pendidikan kesehatan tentang apa itu Perilaku Kekerasan dan tanda dan gejala Perilaku Kekerasan Keluarga klien tampak antusias ingin mengetahui apa itu Perilaku Kekerasan Obat sudah berkurang

A : Masalah teratasi sebagian tentang akibat PK, diskusi dengan keluarga tentang PK P : 1. Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian PK, tanda dan gejala, serta proses terjadinya PK 2. Jelaskan cara merawat pasien pada PK 3. Ajarkan dan libatkan keluarga dalam mempraktikkan cara merawat pasien dengan PK 4. Motivasi klien dan keluarga untuk minum obat secara teratur. 5. Selasa, 26 November 2013 Pukul 13.10 WIB Defisit perawatan diri 1. Mempererat hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga dengan komunikasi terapeutik. 2. Mengevaluasi kebersihan diri klien dengan menanyakan apakah klien sudah mandi dan melepas aksesoris yang tidak sesuai pada tubuhnya. 3. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pentingnya dalam melakukan perawatan diri mandi dan berdandan dan menjaga kebersihan diri. 4. Memberikan motivasi kepada klien dan keluarga untuk memelihara kebersihan diri. Seperti menganjurkan klien untuk mandi minimal 2 kali sehari. 5. Menganjurkan klien untuk mengganti baju S : Klien mengatakan sudah mandi tadi Klien mengatakan sudah menggosok gigi Keluarga klien mengatakan klien sudah mau melepas aksesoris yang digunakan oleh klien Klien mengatakan tidak mau melepas bungkusan yang diletakkan pada perutnya yang dianggapnya sebagai bayi. O : Penampilan klien lebih baik dari sebelumnya Klien sudah mandi Diyah

minimal 2 kali sehari. 6. Mendiskusikan bersama keluarga tentang tindakan yang dilakukan klien selama di rumah dalam menjaga kebersihan. 7. Memberikan reinforcement positif jika klien berhasil melakukan kebersihan diri. Rambut klien masih belum disisir rapi Aksesoris yang digunakan sudah mulai dicopot 1 1 Klien sudah menggosok gigi Klien tampak senang setelah diberi pujian karena mau mandi dan mencopot aksesorisnya A : Masalah teratasi sebagian tentang kebersihan diri 6. Selasa, 26 November 2013 Resiko perilaku kekerasan 1. Mempererat hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga dengan komunikasi terapeutik. 2. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien PK 3. Menjelaskan cara merawat pasien pada PK 4. Mengajarkan dan libatkan keluarga dalam P : 1. Motivasi keluarga dan klien tentang pentingnya memelihara kebersihan diri 2. Motivasi klien untuk mandi 2x sehari 3. Motivasi klien untuk menyisir rambutnya 4. Motivasi klien untuk mengganti pakaiannya minimal 2x sehari 5. Motivasi keluarga klien untuk selalu mengingatkan klien untuk mandi 6. Berikan reinforcement positif jika klien berhasil melakukan kebersihan diri. S : Keluarga klien mengatakan kesulitan dalam merawat klien yaitu klien susah untuk diajak bicara dan tidak mengerti harus seperti apa caranya berkomunikasi karena klien tidak nyambung Klien mengatakan sedang pusing dan Diyah

Pukul 13.20 WIB mempraktikkan cara merawat pasien dengan PK 5. Memotivasi klien dan keluarga untuk minum obat secara teratur. tidak ingin diganggu Klien mengatakan dimarahi oleh saudaranya dan membuat emosi Klien dan keluarga mengatakan sudah minum obat pagi ini O : Bicara klien inkoheren Klien tidak dapat berkosnsentrasi dalam jangka waktu yang lama dan pembicaraan klien flight of idea Klien tampak agak marah saat dikunjungi karena sedang pusing Keluarga klien tampak antusias ingin mengetahui apa itu Perilaku Kekerasan Obat sudah berkurang A : Masalah teratasi sebagian tentang diskusi dengan keluarga tentang PK P : 1. Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian PK, tanda dan gejala, serta proses terjadinya PK 2. Jelaskan cara merawat pasien pada PK 3. Ajarkan dan libatkan keluarga dalam mempraktikkan cara merawat pasien dengan PK 4. Motivasi klien dan keluarga untuk minum obat secara teratur.