BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kategori leksikal, komplemen, keterangan, spesifier, dan kaidah struktur frasa.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Masalah preposisi selalu mendapat perhatian di dalam buku-buku tata

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Unsur sintaksis yang terkecil adalah frasa. Menurut pandangan seorang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain ( Kridalaksana,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut KBBI (2002:588) konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. jawaban suatu permasalahan. Atau konsep adalah gambaran mental diri objek, proses, atau

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana,

STRUKTUR FRASA VERBA BAHASA PAKPAK DAIRI ANALISIS X-BAR

STRUKTUR FRASA ADJEKTIVAL DALAM BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSATAKA. frasa pemerlengkap. Konsep-konsep tersebut perlu dibatasi untuk menghindari

FRASA NOMINA BAHASA BATAK TOBA : ANALISIS TEORI X-BAR SKRIPSI. Oleh NOVA SABAR MENANTI SITUMORANG NIM

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, karena dalam menjalani kehidupan sosial manusia selalu membutuhkan

ANALISIS FRASE NOMINAL BAHASA JEPANG BERDASARKAN TEORI X BAR (SUATU KAJIAN SINTAKSIS)

FRASE VERBA DALAM BAHASA BATAK TOBA (ANALISIS TEORI X-BAR) SKRIPSI OLEH IRMA F.K SIHOMBING NIM

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. sebab kalimat tanya tidak pernah lepas dari penggunaan bahasa sehari-hari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. dan analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis verba berprefiks ber- dalam

FRASA ADJEKTIVA BAHASA JEPANG: ANALISIS X-BAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang terus meninggi, ragam inovasi media terus bermunculan. Berbagai

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dalam pesebab (Payne, 2002: 175). Ketiga, konstruksi tersebut menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih.

FRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kejadian, komponen semantis, kategorisasi, dan makna.

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

KLAUSA VERBAL BAHASA MENUI. Ekawati A1D

BAB 6 SINTAKSIS. Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Jenis Verba Jenis Verba ada tiga, yaitu: Indikatif (kalimat berita) Imperatif (kalimat perintah) Interogatif (kalimat tanya) Slot (fungsi)

STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM STIKER VULGAR

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II,

BAB 2 LANDASAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA

5 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. selain itu juga berguna untuk membangun jaringan internasional. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi secara tidak langsung yakni dalam bentuk tulisan. Pada dasarnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas

04/10/2016. Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT. Pertemuan 6

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat

KONSTRUKSI OBJEK GANDA DALAM BAHASA INDONESIA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengolahan data, sampai pada tahap pengambilan kesimpulan, disesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mendampingi numeralia atau preposisi dalam kalimat. Adverbia dalam

STRUKTUR SEMANTIS VERBA UJARAN BAHASA SIMALUNGUN

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu informasi yang bermutu atau berinteraksi dengan

FRASA DALAM BAHASA INDONESIA. Surastina STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang digunakan oleh manusia

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

Analisis Fungsi Sintaksis Kata Apa dan Mana dalam Bahasa Indonesia

LAPORAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN DAN HADIS

KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

STRUKTUR FRASA NUMERALIA DALAM BAHASA PESISIR SIBOLGA : ANALISIS TEORI X-BAR SKRIPSI OLEH ASMIRA RAHMA SARI LUBIS

BAB IV PENUTUP. Peneliti telah melakukan analisis data pada bab sebelumnya. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Bogdan and

HUBUNGAN FUNGSIONAL ANTARUNSUR DALAM FRASE BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengungkapkan ide atau gagasan juga untuk sekedar menginformasikan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. Verba gerakan, seperti pindah, datang, dan berlari dapat ditemukan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengulangan unsur harus dihindari. Salah satu cara untuk mengurangi

PENDAHULUAN. kelaziman penggunaannya dalam komunikasi sering terdapat kesalahan-kesalahan dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. Verba berprefiks..., Indra Haryono, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial budaya masyarakat pemakainya (periksa Kartini et al., 1982:1).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. menerangkan nomina dalam bahasa Indonesia. Sementara itu, kategori yang dapat

Artikel Publikasi Ilmiah KATEGORI DAN WUJUD CAMPUR KODE PADA BAHASA IKLAN LOWONGAN KERJA KE LUAR NEGERI: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

ANALISIS STRUKTUR FUNGSIONAL PADA PERIBAHASA INDONESIA: TINJAUAN SINTAKSIS

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KLAUSA DALAM SURAT KABAR HARIAN MEDIA INDONESIA. Oleh: Rismalasari Dalimunthe ABSTRAK

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

PEMAKAIAN VERBA AKTIF TRANSITIF DALAM NOVEL GAWANG MERAH PUTIH: NOVEL REPORTASE TIMNAS U-19 KARYA RUDI GUNAWAN NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu frasa, FP, kategori leksikal, komplemen, keterangan, spesifier, dan kaidah struktur frasa. Konsep-konsep tersebut perlu dibatasi untuk menghindari salah tafsir bagi pembaca. Frasa adalah kata-kata dalam kalimat yang disusun berdasarkan hierarki menjadi satuan yang lebih besar (Haegeman, 1992: 26). Sejalan dengan itu Radford (dalam Mulyadi, 2008: 23) mengatakan bahwa frasa adalah perangkat elemen yang membentuk suatu konstituen tanpa dibatasi oleh jumlah elemen. Frasa preposisi adalah frasa yang terbentuk dari preposisi yang digunakan untuk mengacu pada sebuah kategori kata yang terletak di depan kategori lain, terutama nomina (Tarigan, dalam Mulyadi, 2010: 2 bdk. Ramlan, 1997: 178; Chaer, 1994: 373). Kategori leksikal adalah kategori kata dan kategori ini menentukan kategori frasanya. Misalnya, FP terbentuk dari sebuah preposisi dan sebuah kategori lain sebagai komplemennya (Radford, dalam Mulyadi, 2010: 2). Komplemen adalah argumen internal yang posisinya dibawahi langsung oleh X-bar dan kehadirannya pada posisi itu merupakan realisasi dari properti leksikal. Komplemen merupakan argumen wajib dalam struktur frasa (Mulyadi, 2010: 5).

Keterangan adalah konstituen opsional yang dapat berulang atau rekursif. Dalam skema X-bar, keterangan berkombinasi dengan X untuk membentuk proyeksi X (Haegeman, 1992: 81-82, 95). Spesifier adalah argumen eksternal yang posisinya dibawahi langsung oleh X-bar ganda atau frasa X. Umumnya spesifier terletak di awal frasa dan di akhir frasa. Spesifier di awal berfungsi untuk menerangkan frasa di depannya, sedangkan spesifier di akhir berfungsi untuk menutup frasa (Mulyadi, 2008). Kaidah struktur frasa adalah kaidah untuk menentukan relasi konstituen secara hierarkis dalam sebuah frasa. Dalam hal ini, konstituen mengacu kepada kategori leksikal dan kategori frasa yang berfungsi sebagai komplemen, keterangan, dan spesifier (Haegeman, 1992: 87, 95). 2.2 Landasan Teori Penelitian ini menggunakan teori X-bar. Dalam teori X-bar semua frasa didominasi oleh satu inti leksikal. Inti merupakan simpul akhir yang mendominasi kata. Inti leksikal dari proyeksi adalah proyeksi kosong (Haegeman, 1992: 95). Kategori sintaksis dari konstituen frasa, seperti FN, FP, FA, FV, dan FP ditentukan secara leksikal. Misalnya, inti FN adalah nomina, inti FP adalah preposisi, begitu seterusnya. Jadi, inti FP di juma di ladang adalah di. Inti juga terletak satu level lebih rendah daripada konstituen yang menjadi inti tersebut. Dalam hierarki X-bar, P sebagai inti dari FP terletak satu level lebih rendah daripada frasanya (Mulyadi, 2008: 23).

Selanjutnya, teori X-bar direpresentasikan pada diagram pohon. (5) X... X...... X... (Haegeman, 1992: 95) Simbol X pada diagram di atas merupakan pengganti dari sebuah kategori leksikal seperti nomina, verba, preposisi, atau adjektiva dan tanda titik di sebelah kiri dan di sebelah kanan diisi oleh tiga fungsi gramatikal, yaitu komplemen, spesifier, dan keterangan. Format untuk struktur frasa terlihat dalam kaidah berikut. a. X YP; X b. X X ; ZP c. X X; WP Keterangan: YP ZP WP : Spesifier : Keterangan : Komplemen Komplemen berkombinasi dengan X membentuk proyeksi X-bar (X ); keterangan yang berkombinasi dengan X-bar (X ) membentuk proyeksi X-bar (X ) lebih tinggi, dan spesifier yang berkombinasi dengan X-bar (X ) yang lebih tinggi membentuk proyeksi maksimal frasa X (X ). Kategori bar adalah proyeksi X dan frasa dengan bar tertinggi adalah proyeksi maksimal dari kategori X. Dalam hal ini, spesifier tidak hanya terletak di awal, tetapi juga terletak di akhir. Demikian juga dengan keterangan.

Dalam bahasa Batak Toba, keterangan dan komplemen agak sulit dibedakan. Komplemen merupakan argumen internal yang bersifat wajib dan posisinya dibawahi langsung oleh X-bar serta selalu mengikuti inti leksikal atau letaknya sesudah inti leksikal, sedangkan keterangan bersifat opsional dan letaknya sebelum atau sesudah inti leksikal. Contohnya dapat dilihat dalam kalimat berikut. (6) a. Laho ibana [tu juma.] pergi 3.tg P ladang Dia pergi ke ladang. b. Laho ibana [tu juma dohot amangna.] pergi 3.tg P ladang P ayahnya Dia pergi ke ladang dengan ayahnya. Pada (6.a) nomina juma tidak bisa diletakkan di depan inti leksikal sebab elemen tersebut dibutuhkan FP untuk menerangkan inti leksikal. Pada (6.b) dohot amangna tergolong keterangan sebab walaupun diletakkan sebelum inti leksikal, konstruksi yang dihasilkan tetap gramatikal. Perubahan yang terjadi dapat dilihat di bawah ini. (7) a.*laho ibana [juma tu.] pergi 3.tg ladang P * Dia pergi ladang ke. b. Laho ibana [dohot amangna tu juma.] pergi 3.tg P ayahnya P ladang Dia pergi dengan ayahnya ke ladang. Spesifier merupakan pewatas yang bersifat opsional karena dapat terletak di awal atau di akhir frasa. Pada posisi awal, spesifier berfungsi menerangkan FP

di depannya dan pada posisi akhir spesifier berfungsi menutup frasa tersebut. Contohnya tampak pada kalimat berikut. (8) [Di pansur an] ma ho maridi! P pancuran DET PART 2.tg mandi! Di air pancuran itu lah kamu mandi! (9) [Tongon di tonga ni alaman] do hami hundul. tepat P tengah Pos halaman T 1.jm duduk. Kami duduk tepat di tengah halaman. Pada (8) an merupakan spesifier yang terletak di akhir dan berfungsi menutup frasa. Pada (9) tongon merupakan spesifier yang terletak di akhir frasa dan berfungsi menerangkan FP di depannya. Fungsi gramatikal komplemen, keterangan, dan spesifier berhubungan juga dalam pembentukan kaidah struktur FP. Komplemen adalah argumen internal yang posisinya dibawahi langsung oleh P-bar (P ). Keterangan juga terletak di bawah P-bar, tetapi tatarannya berbeda. Spesifier sebagai satuan argumen dibawahi langsung oleh P-bar ganda (P ). Hubungan ketiganya dijelaskan sebagai berikut, Komplemen memperluas P menjadi P-bar Keterangan memperluas P-bar menjadi P-bar Spesifier memperluas P-bar menjadi P-bar ganda (FP). (Radford dalam Mulyadi, 2010: 5) Kaidah struktur FP dalam bahasa Batak Toba dicontohkan pada (10). (10) FP P + N

Preposisi dapat membentuk FP apabila berkombinasi dengan nomina. Pada (11) nomina jabu rumah merupakan komplemen sebab argumen tersebut dibutuhkan olen inti leksikal di di untuk membentuk FP. (11) Mansai godang jolma [di jabu.] sangat banyak orang [P rumah.] Orang sangat banyak di rumah. (12) FP P P N di di jabu rumah Inti leksikal di berkombinasi dengan komplemen jabu untuk membentuk P-bar (P ). P dibawahi langsung oleh proyeksi maksimal FP. 2.3 Tinjauan Pustaka Mulyadi (2010) telah menerapkan teori X-bar dalam artikelnya yang berjudul Frasa Preposisi Bahasa Indonesia Analisis X-Bar. Data dalam tulisan ini diperoleh dari sumber tertulis, seperti surat kabar dan majalah. Kemudian, untuk memperoleh data tulis digunakan metode simak yang didukung oleh teknik catat. Data FP kemudian dianalisis dengan metode agih yang didukung oleh teknik ganti, sisip, perluas, dan lesap. Mulyadi menjelaskan bahwa FP mempunyai perilaku yang berbeda pada tiap-tiap bahasa. Perilaku FP lazimnya direpresentasikan pada level sintaksis dan

hal ini bergantung pada karakter morfologi dari bahasa yang bersangkutan. Mulyadi mengatakan bahwa dalam teori X-bar semua frasa memiliki sebuah inti leksikal. Inti mempunyai dua properti. Pertama, inti memarkahi ciri kategorinya. Contohnya, inti dari FP adalah preposisi, inti dari FN adalah nomina, dan seterusnya. Kedua, inti terletak satu level lebih rendah dari frasanya. Selanjutnya, dijelaskan bahwa struktur internal FP bahasa Indonesia dibentuk oleh komplemen, keterangan, dan spesifier. Struktur mendasar FP ialah preposisi plus komplemen. Kategori komplemen tidak terbatas pada FN, tetapi juga pada FP. Struktur FP memungkinkan diperluas dengan keterangan untuk membentuk P-bar yang lain. Kategori leksikal yang berfungsi sebagai keterangan adalah FP. Keterangan dapat terletak di kiri atau di kanan inti leksikal dan jumlahnya tidak terbatas. Spesifier muncul berulang sehingga dalam skema X-bar ada dua proyeksi maksimal yang dibentuknya. Teknik analisis data dalam tulisan Mulyadi menjadi acuan bagi peneliti untuk melakukan penelitian FP bahasa Batak Toba. Selain itu, data bahasa Indonesia dalam penelitian tersebut sebagian digunakan untuk menyusun sebuah kuesioner. Siagian (2007) dalam skripsinya Struktur Frasa Adjektiva Bahasa Batak Toba Analisis Teori X-Bar menggunakan metode wawancara untuk mengumpulkan data. Selain itu, dia juga menggunakan metode simak yang didukung oleh teknik catat. Pada tahap analisis dia menggunakan metode agih dengan teknik dasar berupa teknik bagi unsur langsung dan teknik lanjutan berupa teknik lesap, teknik ganti, teknik perluas, dan teknik balik.

Siagian menjelaskan bahwa struktur internal frasa adjektiva bahasa Batak Toba dibentuk oleh komplemen, keterangan, dan spesifier. Struktur utama frasa adjektiva adalah adjektiva plus komplemen dan kategori komplemen biasanya terdiri atas frasa preposisi (misalnya, sonang di son senang di sini ). Posisi komplemen dalam FA bahasa Batak Toba selalu mengikuti inti leksikal atau letaknya setelah inti leksikal dan kategori yang mendampingi inti leksikal pada frasa adjektiva bahasa Batak Toba dapat berupa satu kata atau dua kata. Dalam skripsinya, Siagian menyebutkan dua belas struktur FA bahasa Batak Toba. Perilaku frasa adjektiva bahasa Batak Toba terbatas pada kategori-kategori yang berkombinasi dengan adjektiva saja. Kategori tersebut adalah adverbia dan frasa preposisi. Metode penelitian dalam tulisan Siagian bermanfaat untuk meneliti FP bahasa Batak Toba. Data bahasa Batak Toba yang mengandung preposisi dalam tulisan itu juga menjadi data penelitian. Misalnya, mansai burju tu inongna dakdanak i anak-anak itu sangat baik kepada ibunya. Pengujian teori X-bar juga dilakukan Situmorang (2010) dalam skripsinya yang berjudul Frasa Nomina Bahasa Batak Toba: Analisis X-bar. Data dikumpulkannya melalui studi pustaka dengan menggunakan metode simak. Kemudian, data dianalisis dengan (1) metode padan referensial dengan teknik dasar berupa teknik pilah unsur penentu dan teknik lanjutan berupa teknik hubung banding menyamakan dua hal pokok dan (2) metode agih dengan teknik dasar berupa teknik bagi unsur langsung dan teknik lanjutan berupa teknik lesap, teknik ganti, dan teknik balik.

Situmorang menjelaskan bahwa FN bahasa Batak Toba dibentuk oleh komplemen, keterangan, dan spesifier. Komplemen FN berkategori numeralia, nomina, dan verba. Keterangan berkategori FN, FP, FA, FV, dan adverbia. Spesifier berkategori adverbia dan determiner. Wahyuni (2004) dalam skripsinya Frasa Numeralia Bahasa Indonesia Analisis Teori X-Bar menjelaskan bahwa komplemen FNum bahasa Indonesia tidak terbatas pada nomina dan numeralia, tetapi juga dapat berupa adjektiva. Kategori yang mendampingi inti leksikal tidak terbatas pada kategori kata, tetapi juga pada kategori frasa. Selain itu, inti leksikal pada FNum bahasa Indonesia tidak hanya terdiri atas satu kata, tetapi juga terdiri atas dua kata. Dalam penelitiannya, Wahyuni menggunakan data tulis yang diperoleh dari surat kabar, buku, dan novel. Data dikumpulkan melalui penyimakan. Disediakan pula data intuitif. Selanjutnya, dia menganalisis data dengan menggunakan metode agih dengan teknik dasar berupa teknik bagi unsur langsung, dan teknik lanjutan berupa teknik lesap, teknik perluas, dan teknik balik. Wahyuni menyebutkan sembilan struktur FNum bahasa Indonesia. Menurut Wahyuni struktur internal FNum bahasa Indonesia dibentuk oleh komplemen, keterangan, dan spesifier. Struktur utama FNum adalah numeralia plus komplemen. Struktur FNum dapat diperluas dengan elemen keterangan untuk membentuk Num-bar yang lain sebab keterangan merupakan konstituen yang bersifat opsional sehingga elemen ini dapat terletak di kiri atau di kanan inti

leksikal dalam skema X-bar. Posisi komplemen dalam FNum bahasa Indonesia selalu mengikuti inti leksikal atau letaknya setelah inti leksikal. Mulyadi (2008) juga menerapkan teori X-bar dalam artikelnya Struktur Frasa Adjektival dalam Bahasa Indonesia. Data penelitian dalam tulisan ini diperoleh dari surat kabar, majalah, dan novel dengan menggunakan metode simak. Data dikelompokkan berdasarkan kesamaan tipe dan perilakunya dan dikaji dengan menggunakan metode distribusional. Teknik analisis yang diterapkan dalam penelitian ini adalah teknik ganti, lesap, sisip, perluas, balik, dan ubah wujud. Cara kerja teori X-bar dalam tulisan ini menjadi acuan bagi peneliti untuk menerapkan teori X-bar pada FP bahasa Batak Toba. Mulyadi menyebutkan bahwa struktur FA bahasa Indonesia dibentuk oleh komplemen, keterangan, dan spesifier. Struktur FA yang paling sederhana tidak memuat komplemen, keterangan, ataupun spesifier untuk membentuk unit konstituen yang lebih besar. Misalnya, pintar, mudah, dan adil. Dalam struktur FA, komplemen berkategori FP, spesifier berkategori adverbia, dan keterangan berkategori FP dan FN. Posisi komplemen selalu mengikuti inti leksikal, sementara spesifier dapat terletak di awal, di akhir, serta di awal dan di akhir FA.