TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Buah Naga

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia,

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis Panen dan Mutu Buah Manggis

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum

II. TINJAUAN PUSTAKA

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman terung belanda berbentuk perdu yang rapuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang

TINJAUAN PUSTAKA. dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya

TINJAUAN PUSTAKA. Manggis (Garcinia mangostana L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Manggis

TINJAUAN PUSTAKA. Terung belanda (Cyphomandra betacea) termasuk keluarga Solanaceae

TINJAUAN PUSTAKA Botani Buah Naga

BAB I PENDAHULUAN. Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Tanaman Pisang. Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai. berikut: : Plantae

Tabel 1. Pola Respirasi Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna Hijau kekuningan (+) Hijau kekuningan (++)

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tomat

I. PENDAHULUAN. Buah tomat mengandung zat pembangun jaringan tubuh dan zat yang

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang

I. PENDAHULUAN. penghasil pisang terbesar yaitu ton buah pisang per tahun. Buah. dan B yang penting bagi tubuh (Anonim, 1999).

II. TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN


HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut

PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR. Cara-cara penyimpanan meliputi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. dengan kerusakan yang disebabkan oleh mikroorganisme yang mengakibatkan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen

I. PENDAHULUAN. Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di

TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu

TINJAUAN PUSTAKA A. TOMAT

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pati bahan edible coating berpengaruh terhadap kualitas stroberi (Fragaria x

BAB I PENDAHULUAN. Terong atau yang dikenal dengan nama latin Solanum melongena L.

Tabel Lampiran 1. Pengaruh Suhu dan Kelembaban terhadap Resistensi Kulit Buah Manggis

KAJIAN PERUBAHAN MUTU BUAH MANGGA GEDONG GINCU SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMATANGAN BUATAN OLEH : NUR RATIH PARAMITHA F

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT FISIK BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L.) VARIETAS SABURAI. Dwi Dian Novita 1) dan Asropi 2)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. khusus maupun yang ditanam sembarangan di kebun atau halaman rumah.

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene

TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) TK 2 (b) TK 3 (c) TK 4 Gambar 5. Manggis dengan tingkat kematangan berbeda

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Berbagai jenis pisang kepok selama ribuan tahun sudah ditanam di berbagai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 8 Kardus tipe RSC yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kultivar Fuji merupakan hasil persilangan antara Ralls janet (Kakko)

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu tanaman yang cukup penting di Indonesia, yang

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan segala sesuatu tidak ada yang sia-sia, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal, contohnya adalah tanaman Muntingia calabura L atau talok.

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A VI. PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt menciptakan alam dan isinya seperti hewan dan tumbuh. tumbuhan mempunyai hikmah yang amat besar, semuanya tidak ada yang

I. TINJAUAN PUSTAKA. kismis, cung, tomat liar atau currant tomato. Bentuk tanaman tomat rampai

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura.

sebesar 15 persen (Badan Pusat Statistik, 2015).

MATA KULIAH TPPHP UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 TIM DOSEN PENGAMPU TPPHP

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. proses pengolahannya permen terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Panen dan Pascapanen Pisang Cavendish' Pisang Cavendish yang dipanen oleh P.T Nusantara Tropical Farm (NTF)

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

KARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR KULIT DAN PATI BIJI DURIAN (Durio sp) UNTUK PENGEMASAN BUAH STRAWBERRY

Buah-buahan dan Sayur-sayuran

Gambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 %

TINJAUAN PUSTAKA Botani Pisang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perubahan Sifat Fisik dan Kimia Buah Jambu Biji. dalam jumlah yang meningkat drastis, serta terjadi proses pemasakan buah.

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

TINJAUAN PUSTAKA. baik tumbuhan, manusia maupun hewan. Menurut Winarno (2004), respirasi

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk buah eksotik yang digemari oleh konsumen baik di dalam maupun luar negeri, karena rasanya yang lezat, bentuk buah yang indah, dan tekstur daging buah yang putih halus sehingga manggis mendapat julukan Queen of tropical fruit (Ratunya Buah-buahan Tropik) (Rai dan Poerwanto, 2008). Sentra produksi manggis di Indonesia antara lain di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan Sumatera Barat. Budidaya manggis cocok pada daerah yang memiliki tanah yang subur, gembur, mengandung bahan organik. Derajat kemasaman tanah (ph tanah) ideal adalah 5 7. Tanaman manggis dapat tumbuh di daerah dataran rendah sampai pada ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut (dpl). Pertumbuhan terbaik pada daerah dengan ketinggian di bawah 500-600 m dpl, memiliki drainase baik tidak tergenang serta air tanah berada pada kedalaman 50 200 meter (Prihatman 2000). Buah manggis dihasilkan secara partenogenesis (tanpa penyerbukan). Buah partenokarpi biasanya berbentuk bundar, berdaging lunak saat hampir masak, bagian bawahnya terdapat stikma. Buah relatif kecil dengan diameter 3,5-7 cm, bagian dalamnya terdapat daging buah sebanyak 4 hingga 7 juring dengan ukuran yang berbeda-beda dan mempunyai rasa asam manis. Berat buah bervariasi antara 75-150 gram. Kulit buah mengandung getah kuning yang terasa pahit, jika buah muda dilukai maka getah kuning akan menetes keluar Martin (1980) dan Rai (2004). Komposisi Kimia dan Standar Mutu Buah Manggis Buah manggis dapat disajikan dalam keadaan segar. Komponen terbesar dari buah manggis adalah air, yaitu 83%. Komponen protein dan lemak yang dikandung sangat kecil. Buah manggis tidak mengandung vitamin A, tetapi mengandung vitamin B1 dan vitamin C. Komposisi kimia buah manggis dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Buah Manggis per 100 gram Kandungan Jumlah Kalori 63,00 Kkal Karbohidrat 15.60 g Lemak 0.60 g Protein 0.60 g Kalsium 8.00 mg Vitamin C1 2,00 mg Vitamin B1 0.03 mg Fosfor 12,00 mg Zat Besi 0,80 mg Bagian yang dapat dimakan 29,00 % Sumber: Departemen Kesehatan RI (1990) Dalam Mahmudah 2008 Keseragaman buah masih sulit dicapai, sehingga kualitas belum optimal. Dalam meningkatkan daya saing dan melindungi kepentingan konsumen maka diperlukan suatu kebijakan dalam budidaya maupun produksi buah manggis. Salah satu kebijakan tersebut adalah penerapan standar buah manggis. Berdasarkan SNI 01 3211 1992 mutu manggis segar dikelompokkan atas tiga jenis mutu. Klasifikasi dan standar mutu manggis disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Persyaratan mutu buah manggis Jenis uji Satuan Persyaratan Mutu Super Mutu I Mutu II Keseragaman - Seragam Seragam Seragam Diameter mm > 65 55 56 < 55 Kesegaran - Segar Segar Segar Warna kulit - Hijau kemerahan s/d merah muda Hijau kemerahan s/d merah muda Hijau kemerahan Kelopak - Utuh Utuh Utuh Warna daging - Putih bersih Sumber: BSN (1992) Khas manggis Putih bersih Khas manggis Putih bersih Khas manggis

Stadia Kematangan Di dalam buah dikenal istilah matang (mature) dan masak (ripe). Istilah matang didefinisian sebagai tahap suatu komoditi telah mencapai tahapan perkembangan maksimum, sedangkan masak adalah tahap akhir pematangan dan awal senescence pada buah. Pada proses pematangan buah terjadi perubahan keadaan buah. Beberapa perubahan yang terjadi tersebut adalah perubahan warna, karbohidrat, asam organik, tekstur, aroma dan rasa (Susanto 2011). Dalam proses kematangannya, buah manggis memerlukan waktu kurang lebih 13 minggu setelah antesis. Tanda kematangannya adalah apabila terjadi perubahan pada warna kulit buah. Kulit buah yang belum matang berwarna hijau kekuningan dan akan berubah menjadi hijau dengan bintik-bintik merah ketika memasuki masa matang penuh. Keseluruhan kulit buah akan berubah warna dari merah dan seterusnya ungu kehitaman. Terdapat berbagai stadia kematangan dalam satu pohon pada masa yang sama dan untuk memudahkan pemanenan stadia warna biasa digunakan sebagai petunjuk untuk panen. Stadia kematangan sangat berpengaruh terhadap mutu dan daya simpan buah manggis. Buah manggis dipanen setelah berumur 104 hari setelah antesis. Umur panen dan ciri fisik buah manggis siap panen seperti tersaji dalam Tabel 3. Untuk konsumsi lokal, buah dipetik pada umur 114 sejak bunga mekar sedangkan untuk ekspor pada umur 104-108 hari setelah antesis. Tabel 3. Umur dan Ciri Fisik Panen Buah Manggis Stadia Panen Perkiraan Umur Petik (hari) Warna Kulit 1 104 hijau bintik ungu 2 106 Ungu merah (10-25%) 3 108 Ungu merah (25-50%) 4 110 Ungu merah (50-75%) 5 114 Ungu merah putih Sumber: Satuhu (1997) Selama pematangan buah, perubahan warna merupakan perubahan yang paling menonjol. Perubahan warna yang terjadi pada buah-buahan sering merupakan kriteria utama bagi konsumen untuk menentukan buah telah matang.

Warna pada buah-buahan disebabkan oleh pigmen, yang umumnya dibedakan atas empat kelompok, yaitu klorofil, antosianin, flavonoid dan karotenoid (Syarief, 1994). Kader (2003) menyatakan setelah panen dan selama penyimpanan, buah manggis akan mengalami perubahan warna kulit buah yang merupakan salah satu parameter kematangan buah. Hasil penelitian Suyanti et al. (1999) menunjukkan buah manggis yang dipanen pada kulit buah hijau dengan setitik warna ungu (104 hari setelah antesis), warna kulit buah manggis berubah dengan cepat menjadi 10-25% ungu kemerahan dalam satu hari pada penyimpanan 25 o C dan menjadi 100% ungu kemerahan setelah 6 hari penyimpanan. Kualitas buah manggis ditentukan oleh berbagai parameter diantaranya adalah parameter stadia kematangan, untuk tujuan ekspor stadia kematangan buah manggis sangat perlu diperhatikan. Stadia kematangan berdasarkan Standar Prosedur Operasional komoditas manggis 2004 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Stadia Kematangan Bunga Manggis Berdasarkan Tahapan Gambar Tahap 0 Ciri Warna buah kuning kehijauan, kulit buah masih banyak mengandung getah dan buah belum siap dipetik. Tahap 1 Warna kulit buah hijau kekuningan, buah belum tua dan getah masih banyak. Isi buah masih sulit dipisahkan dari kulit. Tahap 2 Warna kulit buah kuning kemerahan dengan bercak merah hampir merata. Buah hampir tua dan getah mulai berkurang. Isi buah masih sulit dipisahkan dari kulit. Tahap 3 Warna kulit buah merah kecoklatan. Kulit buah masih bergetah. Isi buah sudah dapat dipisahkan dari kulit. Buah disarankan dapat dipetik untuk tujuan ekspor.

Tahap 4 Warna kulit buah merah keunguan. Kulit buah masih sedikit bergetah. Isi buah sudah dapat dipisahkan dari kulit dan buah dapat dikonsumsi. Tahap 5 Warna kulit buah ungu kemerahan. Buah mulai masak dan siap dikonsumsi. Getah telah hilang dan isi buah mudah dilepaskan. Buah lebih sesuai untuk pasar domestik. Tahap 6 Warna kulit buah unggu kehitaman. Buah sudah masak. Buah sesuai untuk pasar domestik dan siap dikonsumsi Sumber: Standar Operasional Prosedur (SOP) Komoditi Manggis di Kabupaten Purworejo (Direktorat Tanaman Buah 2004) Selain warna buah, kesegaran sepal buah juga sangat berpengaruh terhadap penilaian kualitas manggis selama penyimpanan. Buah manggis segar warna sepalnya hijau, kemudian setelah tidak segar berubah menjadi coklat. Suyanti et al (1999), mengemukakan bahwa buah manggis yang dipanen dengan warna kulit buah hijau dengan bintik warna merah (104 HSA) kesegaran sepal dapat bertahan sampai 6 hari penyimpanan. Selain panen berdasarkan stadia kematangan manggis, penyimpanan pada suhu rendah juga dibutuhkan untuk memperpanjang masa simpan dan mempertahankan kualitas. Waktu yang dibutuhkan untuk pengiriman ke pasar domestik, misalnya buah manggis asal Lampung yang di angkut ke Bogor membutuhkan waktu 12 jam. Sedangkan proses pengiriman untuk pasar ekspor (misalnya ke Cina) membutuhkan waktu 12 hari. Dengan rincian untuk pengumpulan 1-2 hari, lama pelayaran 9 hari, dan distribusi ke tempat tujuan 1 hari (Isyak 11 Oktober 2011, komunikasi pribadi). Jika tidak ada suhu penyimpanan yang tepat, maka kualitas buah menjadi turun dan membusuk.

Suhu Simpan Tujuan utama penyimpanan adalah pengendalian laju transpirasi, respirasi, infeksi penyakit dan mempertahankan produk dalam bentuk yang paling berguna bagi konsumen (Pantastico, 1986). Dalam penyimpanan komoditi segar seperti buah-buahan selalu di usahakan agar kesegaran komoditi tetap dipertahankan dengan menjaga agar penguapan air sekecil mungkin dan memperlambat laju respirasi. Manggis mempunyai umur simpan yang pendek, untuk itu perlu dilakukan penanganan pasca panen yang baik. Penyimpanan manggis sebelum terjual atau dikonsumsi harus dapat melindungi buah dari kerusakan baik kerusakan secara mekanis, fisik, pathologis dan fisiologis. Untuk kepentingan pasar lokal kebanyakan manggis disimpan pada suhu ruang, penyimpanan seperti ini menyebabkan manggis bertahan jangka pendek karena cepat mengalami kerusakan fisiologis yaitu terjadi peningkatan proses respirasi (Sutrisno, 2008). Penyimpanan pada suhu rendah merupakan cara yang paling umum untuk penyimpanan jangka panjang bagi produk hortikultura. Hasil penelitian Anjarsari (1995) dan Azhar (2007), suhu optimum untuk penyimpanan buah manggis adalah suhu 10 o C dan 15 o C. Pada suhu 15 o C dengan bahan pelapis, masa simpan buah manggis dapat bertahan hingga 40 hari penyimpanan, lebih lama 30 hari dari kontrol. Penyimpanan suhu rendah 4-8 o C dapat dipergunakan untuk memperpanjang umur simpan manggis. Masalah utama penyimpanan manggis pada suhu rendah tersebut adalah kekerasan pada kulit manggis (hardening) dan timbulnya bintik-bintik coklat pada kulit manggis (darkening) merupakan gejala (chilling injury) yang merupakan kerusakan fisiologi yang terjadi pada kebanyakan buah tropis dan sub tropis jika ditempatkan pada suhu terlalu rendah (Agustin dan Azudin, 1986).

Fisiologi Pascapanen Buah manggis Buah melakukan proses respirasi selama masih dipohon maupun setelah panen. Setelah dipanen buah masih mengalami proses metabolisme, yaitu tetap melakukan proses respirasi sebagai sarana penyediaan energi untuk mempertahankan struktur sel dan jalannya proses biokimia. Selain itu, juga terjadi proses transpirasi yaitu lepasnya air dalam bentuk uap. Karena terputusnya sumber air dan mineral dalam buah, maka buah akan mengalami proses kerusakan akibat dari pemanenan. Beberapa perubahan terjadi pada komposisi dinding sel dan struktur sehingga antara lain terjadi pengerasan buah, warna akan berubah karena terjadi degradasi klorofil. Kadar air kulit buah manggis secara umum mengalami penurunan seiring dengan lamanya umur penyimpanan. Kehilangan kadar air pada buah manggis disebabkan oleh terjadinya proses respirasi dan transpirasi pada buah manggis. Respirasi dikelompokkan dalam tida tingkatan yaitu: pemecahan polisakarida menjadi gula sederhana, oksidasi gula menjadi piruvat dan transformasi piruvat dan asam-asam organik secara aerobik menjadi CO 2, air dan energi (Pantastico 1986). Berdasarkan pola respirasinya, buah dan sayuran dapat dibedakan menjadi dua yaitu: klimaterik dan non klimaterik (Kader et al. 1985). Respirasi klimaterik dicirikan dengan laju produksi CO 2 dan konsumsi O 2 sangat rendah saat praklimaterik, disertai dengan peningkatan yang tajam saat klimaterik dan penurunan laju produksi CO 2 dan konsumsi O 2 pada fase senescence. Menurut winarno (2002), klimaterik adalah suatu fase kritis dalam kehidupan buah dan dalam fase ini banyak perubahan yang berlangsung. Selama proses respirasi berlangsung beberapa perubahan fisik, kimia dan biologis terjadi yaitu proses pematangan, perubahan warna, tekstur, zat pati dan asam organik. Kehilangan substrat dan air tidak dapat digantikan sehingga kerusakan mulai terjadi (Wills et al. 1989). Kader et al. (1985) menyatakan bahwa kehilangan cadangan makanan selama respirasi berarti mempercepat senescence karena cadangan makanan telah habis terpakai, kehilangan nilai dari komoditas, berkurangnya kualitas rasa terutama tingkat kemanisannya dan akhirnya daya jual menjadi menurun.

Penelitian yang dilakukan oleh Qanytah (2004) menyatakan bahwa pengerasan perikarp buah manggis terkait dengan kandungan air perikarp. Buah yang telah mentranspirasikan sebagian airnya akan mengeras. Pengerasan terjadi karena sel-sel perikarp yang pada awalnya bulat menjadi agak pipih karena kehilangan turgor. Turgor sel ini menyebabkan sel menciut sehingga ruang antar sel semakin menyempit dan pektin akan saling berikatan satu sama lain, yang menyebabkan integritas perikarp menjadi lebih resisten terhadap tekanan, sehingga menjadi sulit dibuka.