v 3 e 2 e 4 e 6 e 3 v 4

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

II. KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Graf G adalah himpunan terurut ( V(G), E(G)), dengan V(G) menyatakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini.

KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi dan pewarnaan graf.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) = {v 1, v 2, v 3,.., v n } himpunan

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.(2002). = ( ) {1,2,3,, } dengan syarat

Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik

BAB II LANDASAN TEORI

II.TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan tentang definisi serta konsep-konsep yang mendukung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan definisi dan teorema yang berhubungan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar dalam teori graf dan teknik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 2 TEORI DASAR. 2.1 Graf

3.1 Beberapa Nilai Dimensi Partisi pada Suatu Graf. Dalam dimensi partisi suatu graf, terdapat kelas graf yang nilai dimensi partisinya

KLASIFIKASI GRAF PETERSEN BERBILANGAN KROMATIK LOKASI EMPAT ATAU LIMA

PENGERTIAN GRAPH. G 1 adalah graph dengan V(G) = { 1, 2, 3, 4 } E(G) = { (1, 2), (1, 3), (2, 3), (2, 4), (3, 4) } Graph 2

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, istilah istilah yang berhubungan dengan materi

BAB 2 LANDASAN TEORI

DIMENSI PARTISI PADA GRAPH HASIL KORONA C m K n. Oleh : Yogi Sindy Prakoso ( ) JURUSAN MATEMATIKA. Company

Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah

BAB II LANDASAN TEORI

MA3051 Pengantar Teori Graf. Semester /2014 Pengajar: Hilda Assiyatun

ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

I. PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu bidang matematika yang memiliki banyak. terapan di berbagai bidang sampai saat ini.

Graf dan Operasi graf

Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Graph. Rembang. Kudus. Brebes Tegal. Demak Semarang. Pemalang. Kendal. Pekalongan Blora. Slawi. Purwodadi. Temanggung Salatiga Wonosobo Purbalingga

{e 1. , e 2. partition dimension of a graph. Aequations Math. 59. no oleh

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF TAK TERHUBUNG DARI GRAF BINTANG GANDA DAN SUBDIVISINYA. (Skripsi) Oleh SITI NURAZIZAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. elemen-elemennya disebut dengan vertex (titik/node), sedangkan E yang mungkin kosong

BAB II Graf dan Pelabelan Total Sisi-Ajaib Super

I. LANDASAN TEORI. Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, teori graf merupakan salah satu ilmu

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sepasang titik. Himpunan titik di G dinotasikan dengan V(G) dan himpunan

Mizan Ahmad, Tri Atmojo Kusmayadi Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret. 1.

II. LANDASAN TEORI. Ide Leonard Euler di tahun 1736 untuk menyelesaikan masalah jembatan

BAB 2 DEGREE CONSTRAINED MINIMUM SPANNING TREE. Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti beberapa definisi dan teorema

DIMENSI PARTISI DARI GRAF ULAT

BAB II LANDASAN TEORI

ALTERNATIF PEMBUKTIAN PENGEMBANGAN TEOREMA DIRAC UNTUK GRAF BERORDE KURANG ATAU SAMA DENGAN SEPULUH

BAB III PELABELAN KOMBINASI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2. Konsep Dasar. 2.1 Definisi graf

I.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI BILANGAN PEWARNAAN λ-backbone PADA GRAF SPLIT DENGAN BACKBONE SEGITIGA

BAB 2 GRAF PRIMITIF. Gambar 2.1. Contoh Graf

KAITAN ANTARA DIMENSI METRIK DAN DIMENSI PARTISI PADA SUATU GRAF. (Skripsi) Oleh GIOVANNY THEOTISTA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMBENTUKAN HAMILTONIAN CYCLE PADA DOUBLE LOOP NETWORKS

Operator 3-Join pada Dua Graf yang Masing-masing adalah 1-edge fault- tolerant Hamiltonian graf

KARAKTERISASI GRAF POHON DENGAN BILANGAN KROMATIK LOKASI 3

BAB II TEORI GRAF DAN PELABELAN GRAF. Dalam bab ini akan diberikan beberapa definisi dan konsep dasar dari

Konsep Dasar dan Tinjauan Pustaka

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP

Bab 2. Teori Dasar. 2.1 Definisi Graf

Struktur dan Organisasi Data 2 G R A P H

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Dasar

Graph. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS

Pertemuan 12. Teori Graf

AUTOMORFISME GRAF BINTANG DAN GRAF LINTASAN

BAB III MATCHING. Sebelum membahas lebih jauh mengenai optimal assignment problem dan

Penerapan Algoritma Steiner Tree dalam Konstruksi Jaringan Pipa Gas

INTRODUCTION TO GRAPH THEORY LECTURE 2

Bab 2 LANDASAN TEORI

EKSENTRIK DIGRAF DARI GRAF-GRAF KHUSUS

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

Bilangan Ramsey untuk Graf Bintang Genap Terhadap Roda Genap

ANALISIS JARINGAN LISTRIK DI PERUMAHAN JEMBER PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRIM

Penerapan Teori Graf untuk Mencari Eksentrik Digraf dari Graf Star, Graf Double Star dan Graf Komplit Bipartit

DIGRAF EKSENTRIK DARI GRAF STAR DAN GRAF WHEEL

DIMENSI METRIK DAN DIAMETER DARI GRAF ULAT C m, n

BAB II LANDASAN TEORI

Catatan Kuliah (2 sks) MX 324 Pengantar Teori Graf

BAB 2 BEBERAPA ISTILAH DARI GRAPH

Dimensi Metrik Graf Pohon Bentuk Tertentu

Graf. Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP

LOGIKA DAN ALGORITMA

Transkripsi:

5 II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi graf sebagai landasan teori dari penelitian ini... Konsep Dasar Graf Pada bagian ini akan diberikan beberapa definisi tentang konsep dasar graf yang diambil dari Deo, 998. Graf merupakan kumpulan titik dan sisi, dinotasikan dengan G = (V,E), dengan V menyatakan himpunan titik {v, v,, v n } yang tak kosong dan E menyatakan himpunan sisi {e, e,, e n } yang merupakan pasangan tak terurut dari titik-titik di V. v e v e 8 e e 6 e 4 e 5 e 7 e 8 v e v 4 Gambar. Contoh graf dengan 5 titik dan 8 sisi

6 Dua titik pada graf G dikatakan bertetangga (adjacent) bila keduanya terhubung dengan suatu sisi. Suatu sisi dikatakan menempel (incident) dengan suatu titik u, jika titik u merupakan salah satu titik ujung dari sisi tersebut. Pada Gambar, titik v bertetangga dengan titik v dan. Sisi e menempel pada titik v dan v 4. Derajat suatu titik v pada graf G adalah banyaknya sisi yang menempel pada titik v, dinotasikan dengan d(v). Daun (pendant vertex) adalah titik yang berderajat satu. Pada Gambar, d(v ) =, d(v ) =, d(v ) =, d(v 4 ) = 5 dan d( ) = dan graf tersebut tidak memiliki daun karena setiap titiknya memiliki derajat lebih dari satu. Loop adalah sisi yang memiliki titik awal dan titik akhir yang sama. Sisi paralel adalah sisi yang memiliki dua titik ujung yang sama. Graf yang tidak mempunyai sisi ganda dan atau loop disebut graf sederhana. Pada Gambar, terdapat loop pada titik v yaitu e 8, sedangkan e, e 6, e 5 dan e 7 disebut sisi paralel. Graf pada Gambar bukan graf sederhana karena terdapat loop (e 8 ) dan sisi ganda (e 7 ). Jalan (walk) adalah barisan berhingga dari titik dan sisi dimulai dan diakhiri dengan titik sedemikian sehingga setiap sisi menempel dengan titik sebelum dan sesudahnya. Lintasan (path) adalah jalan yang memiliki atau melewati titik yang berbeda-beda. Graf G dikatakan terhubung jika terdapat lintasan yang menghubungkan setiap dua titik yang berbeda. Sirkuit (circuit) adalah lintasan tertutup, yaitu lintasan yang memiliki titik awal dan titik akhir yang sama. Sirkuit yang banyak titiknya genap disebut sirkuit genap, sedangkan

7 jika banyak titiknya ganjil, maka disebut sirkuit ganjil. Pada Gambar, contoh jalan adalah v -e -v -e -v 4 -e 7 - -e 5 -v 4. Contoh lintasan adalah v -e -v - e -v 4 -e 7 - -e 8 -v. Contoh dari sirkuit adalah v -e -v -e -v 4 -e 5 - -e 8 -v -e -v. Graf T dikatakan subgraf dari graf G dinotasikan dengan T G jika dan hanya jika V(T) V(G) dan E(T) E(G). Contoh subgraf : A e C e 8 E A e c e e 4 e 5 e 6 e 7 e e 4 e 8 B e Graf G D B e Graf T D Gambar. T G.. Beberapa Kelas Graf Pohon Berikut ini akan diberikan beberapa kelas graf pohon yang berkaitan dengan penelitian ini. Misalkan G adalah graf terhubung, G disebut pohon jika dan hanya jika G tidak memuat sirkuit dan gabungan dari pohon disebut hutan (forest).

8 T H Gambar 4. Contoh pohon dan hutan Pada Gambar 4, T adalah pohon dan H adalah hutan. Graf adalah graf yang diperoleh dari graf dan setiap titik nya dihubungkan oleh suatu lintasan. k k k X Gambar 5. Graf S 4,k Gambar 6. Graf S 4,5

9 Graf bintang K,n (star) adalah suatu graf terhubung yang mempunyai satu titik berderajat n yang disebut pusat dan titik lainya berderajat satu (Chartrand dkk., 998). Gambar 7. Graf bintang K,6 Suatu graf pohon disebut graf bintang ganda (double star) jika graf pohon tersebut mempunyai tepat dua titik x dan y berderajat lebih dari satu. jika x dan y berturut-turut berderajat a + dan b +, dinotasikan dengan S a,b (Chartrand dkk., 998). Gambar 8. Graf bintang ganda S, Graf ulat (caterpillar graf) adalah graf pohon yang memiliki sifat apabila dihapus semua daunnya akan menghasilkan lintasan (Chartrand dkk., 998). Gambar 9. Contoh graf ulat

0.. Dimensi Partisi Graf Pada bagian ini akan diberikan definisi dan sifat-sifat dari dimensi partisi pada suatu graf yang diambil dari Chartrand dkk (998). Misalkan ( ) suatu graf, ( ) dan ( ). Jarak dari titik ke himpunan, dinotasikan dengan ( ) adalah, * ( ) + dengan ( ) adalah jarak dari titik ke. Misalkan { } adalah partisi dari ( ) dengan kelas-kelas dari. Representasi terhadap, dinotasikan dengan ( ), adalah -tupel terurut ( ( ) ( ) ( )). Selanjutnya, disebut partisi pembeda dari ( ) jika ( ) ( ) untuk setiap dua titik berbeda ( ) Dimensi partisi dari, dinotasikan ( ) adalah nilai terkecil sehingga mempunyai partisi pembeda dengan kelas. Berikut ini akan diberikan graf G dan akan ditentukan dimensi partisinya. v v 4 v v v 4 v v 7 v v v 9 v 0 v 8 Graf G Gambar 0. Dimensi partisi graf G

Graf G dipartisi sedemikian sehingga diperoleh = {S,S,S }, dengan S = {v,v 4,,v 7,v 9,v,v }, S = {v,,v 8,v 0,v,v 4 } dan S = {v }. Perhatikan bahwa r(v ) = (0,,); r(v ) = (,,0); r(v ) = (,0,); r(v 4 ) = (0,,); r( ) = (0,,); r( ) = (,0,); r(v 7 ) = (,0,4); r(v 8 ) = (,0,4); r(v 9 ) = (0,,4); r(v 0 ) = (,0,5); r(v ) = (0,,5); r(v ) = (0,,6); r(v ) = (,0,6); r(v 4 ) = (0,,7). Karena representasi dari setiap titik berbeda, maka adalah partisi pembeda dari graf G dan pd(g). Untuk menunjukkan pd(g), andaikan terdapat partisi pembeda = {S,S } dari G. Perhatikan titik v, v memiliki daun yaitu v, v dan v 4. Jika hanya terdapat dua kelas partisi pembeda, maka dua dari tiga daun tersebut akan memiliki partisi pembeda yang sama. Akibatnya representasi kedua daun itu akan sama, karena memiliki jarak yang sama terhadap titik-titik lainnya pada graf G, kontradiksi. Jadi pd(g). Akibatnya, pd(g) =. Berikut ini akan diberikan lemma dan teorema penting dari dimensi partisi yang telah dibuktikan Chartrand dkk. (998). Lemma.. Diberikan G graf terhubung dengan partisi pembeda dari V(G), untuk u,v V(G), jika d(u,w) = d(v,w) untuk setiap w V(G) {u,v}, maka u dan v merupakan elemen yang berbeda dari.

Berikut ini akan diberikan teorema untuk menentukan dimensi partisi pada graf bintang ganda. Teorema.. Jika T adalah graf bintang ganda berorde n 6, dengan x dan y dua titik yang bukan daun, maka pd(t) = max{deg(x),deg(y)}. Contoh penentuan dimensi partisi graf dari graf bintang ganda. Diberikan graf bintang ganda S,, akan tentukan bahwa pd(s, ) =. v 7 v v v v 4 Gambar. Dimensi partisi graf bintang ganda S, Graf bintang ganda S, dipartisi sedemikian sehingga diperoleh = {S,S,S }, dengan S = {v,v,v 7 }, S = {v 4, }, dan S = {v, }. Perhatikan bahwa r(v ) = (,,0); r(v ) = (0,,); r(v ) = (0,,); r(v 4 ) = (,0,); r( ) = (,,0); r( ) = (,0,); r(v 7 ) = (0,,). Karena representasi dari setiap titik berbeda, maka adalah partisi pembeda dari graf S, dan pd(g). Untuk menunjukkan pd(s, ), andaikan terdapat partisi pembeda = {S,S } dari G dengan S ={v,v,v 7 }; S ={v,v 4,, }, maka titik, akan

memiliki representasi yang sama yaitu (,0), kontradiksi. Jadi pd(s, ). Akibatnya, pd(s, ) =. Teorema.. Misalkan K,n graf bintang berode n, maka pd(k,n ) = n. Bukti : v V n+ v 0 n v v v 0 9 v v 4 v 9 8 4 7 6 v 8 v 7 5 Gambar. Dimensi partisi graf bintang K,n Graf K,n dipartisi sedemikian sehingga diperoleh = {S,S,S,S 4,S 5,S 6,, S n } dengan S = {v,v }, S = {v }, S = {v 4 }, S 4 = { }, S 5 = { }, S 6 = {v 7 },..., dan S n = {v n+ }. Perhatikan bahwa r(v ) = (0,,,,,,,,); r(v ) = (0,,,,,,); r(v ) = (,0,,,,,,); r(v 4 ) = (,,0,,,,,); r( ) = (,,,,0,,,,); r( ) = (,,,,0,,,); ;r(v n+ ) = (,,,,,,,0). Karena representasi dari setiap titik berbeda, maka adalah partisi pembeda dari graf K,n dan pd(k,n ) n.

4 Untuk menunjukkan pd(k,n ) n, andaikan bahwa terdapat partisi pembeda = {S,S,S,S 4,S 5,,S n- } dari K,n maka akan ada representasi yang sama yaitu pada titik v n dan v n+. Maka bukan merupakan partisi pembeda dari graf K,n, kontradiksi. Jadi pd(k,n ) n. Akibatnya, pd(k,n ) = n. Berikut ini akan diberikan contoh penentuan dimensi partisi dari graf bintang K,6. v v 7 6 v 5 v v 4 4 Gambar. Dimensi partisi graf K,6 Graf K,6 dipartisi sedemikian sehingga diperoleh = {S,S,S,S 4,S 5,S 6 } dengan S = {v,v }, S = {v }, S = {v 4 }, S 4 = { }, S 5 = { } dan S 6 = {v 7 }. Perhatikan bahwa r(v ) = (0,,,,,); r(v ) = (0,,,,,); r(v ) = (,0,,,,); r(v 4 ) = (,,0,,,); r( ) = (,,,0,,); r( ) = (,,,,0,); r(v 7 ) = (,,,,,0). Karena representasi dari setiap titik berbeda, maka adalah partisi pembeda dari graf K,6 dan pd(k,6 ) 6. Untuk menunjukkan pd(k,6 ) 6, andaikan bahwa terdapat partisi pembeda = {S,S,S,S 4,S 5 } maka akan ada representasi yang sama pada titik dan v 7.

5 Sehingga, bukan merupakan partisi pembeda dari graf K,6, kontradiksi.. Jadi pd(k,6 ) 6. Akibatnya, pd(k,6 ) = 6. Teorema..4 Jika T adalah graf ulat dengan t (T), maka t (T) pd(t) t (T) +. Untuk membuktikan Teorema..4, perhatikan partisi pembeda pada grafgraf ulat berikut ini : v 4 v 7 v 8 v v v T v v 4 T v v v 7 v v v v 4 v 8 T v6 v5 v6 v 9 v8 v v5 v4 4 v v 4 v v v v v7 v0 T 4 Gambar 4. Dimensi partisi graf ulat T, T, T dan T 4

6 Graf ulat T pada Gambar 4 memiliki pd(t ) = = t (T ) dengan minimal partisi pembeda = {S,S,S } dengan S = {v,, }; S = {v,v 4,v 7 } dan S = {v,v 8 }. Graf ulat T pada Gambar 4 memiliki pd(t ) = = t (T ) dengan minimal partisi pembeda = {S,S,S } dengan S = {v,v 4 }; S = {v, } dan S = {v, }. Graf ulat T pada Gambar 4, adalah graf bintang ganda dan berdasarkan teorema.. maka t (T ) = pd(t ) =. Graf ulat T 4 pada Gambar 4 memiliki t (T 4 ) = dengan partisi pembedanya = {S,S,S,S 4 } dari V(T 4 ), dengan S = {v,,v 9,v, }; S = {v 4,,v 8,v, }; S = {v,v 7,v 0,v,v 4 } dan S 4 = {v }. Untuk menunjukkan pd(t 4 ) = 4 cukup dengan menunjukkan bahwa tidak ada partisi pembeda dengan tiga kelas partisi dari V(T 4 ). Misalkan = {S,S,S } sebagai partisi pembeda dari V(T 4 ) maka akan ada kesamaan partisi pembeda dari titik v dan v sehingga mengakibatkan representasinya akan sama juga. Sehingga = {S,S,S } bukanlah partisi pembeda yang tepat untuk T 4, kontradiksi. Akibatnya, pd(t 4 ) = 4 = t (T ) +.