BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Sistem Informasi atas Penjualan dan Penerimaan. Kas pada PT. Syspex Kemasindo

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

Lampiran 1. Hasil Wawancara

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

No. Pernyataan. Tidak. Tidak. Tidak. Tidak

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

3. RUANG LINGKUP SOP penjualan tunai ini meliputi flowchart prosedur penjualan tunai, penjelasan prosedur, dan dokumen terkait.

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi

Sistem Penerimaan PT. Kimia Sukses Selalu dimulai dari datangnya Purchase Order (PO)

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan membahas mengenai evaluasi pengendalian intern atas

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta

akan muncul pesan seperti contoh berikut. diterima Berikut adalah tampilan awal dari form Retur Pembelian:

A. Prosedur Pemesanan dan

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN CV. SUMBER HASIL. Daerah Istimewa Jogjakarta. CV. Sumber Hasil bergerak dalam bidang hasil bumi.

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari

BAB IV PEMBAHASAN. PT. Bumi Maestroayu dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang

PT. WIYO. Komp. Pergudangan Tiara Jabon E1/27 Sidoarjo STANDARD OPERATING PROCEDURE. PROSEDUR PENERIMAAN dan PENGIRIMAN PESANAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mekanikal, peralatan elektrikal, peralatan keselamatan kerja.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Siklus Pendapatan Pada PT.Generasi Dua Selular. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, sumber

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah mengadakan penelitian baik lewat penelitian di lapangan maupun

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS)

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei Perusahaan didirikan oleh Endang

BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM

Flowchart Sistem Penjualan Kredit PT Geotechnical Systemindo. Purchase Order. Copy PO. Kalkulasi harga. Memeriksa status customer

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK

Flowchart Prosedur Penjualan Kredit, Piutang dagang, Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas dan Pemasaran yang Berjalan di Perusahaan

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan bagan struktur organisasi yang dimiliki oleh perusahaan PT.Petra

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sistem Penerimaan Kas pada PT Hasta Bayu. 1. Kas dari Penjualan tunai produk

BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan sistem

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT ERAFONE ARTHA RETAILINDO

Lampiran 1. Hasil Kuesioner

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

LAMPIRAN 1.1 Internal Control Questioner Penjualan

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT

LAMPIRAN 1. Internal Control Questioner. Penjualan. No Pernyataan Y = Ya

BAB V PENUTUP. menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Struktur organisasi MP3 CV Vyto Global Media belum

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL

SIKLUS PENDAPATAN. By: Mr. Haloho

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. PT. Auto Sukses Perkasa berdiri pada tahun 2006 merupakan perusahaan yang

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan saat ini, pentingnya sistem informasi hampir dirasakan berbagai jenis bidang usaha,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman Permata Buana

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. GANI TEKNIK. Nama : Maria Yuliani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB 3 DAN PEN ERIMAAN KAS PADA S IS TEM YANG BERJALAN. di Bandung. PT Gemilang Elektrik Indonesia telah mendapat Surat Keputusan

BAB IV PEMBAHASAN. penerimaan kas. Supaya tujuan tercapai dilakukan audit operasional pada PT

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1998 di Jakarta dengan nama PT. Tricilla

BAB IV PEMBAHASAN. Kuesioner Pengendalian Intern atas Fungsi Penjualan, Piutang dan. Penerimaan Kas

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan,

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN

Contoh Purchase Order PT.PPN

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Rencana Penerimaan Piutang Dagang Mingguan. Daftar Piutang yang dihapuskan dan Internal Office Memo

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM INFORMAS I AKUNTANS I PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. PRO-HEALTH INTERNATIONAL

Lampiran 2. Hasil Internal Control Questionnaires DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER

Hasil Jawaban Kuesioner Pengendalian Internal Penjualan

Transkripsi:

26 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian internal pada PT. BCA terhadap barang dagang akan diuraikan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan pengendalian, yaitu: 1). Filosofi Manajemen dan Gaya Operasi Manajemen Filosofi Manajeman PT. BCA merupakan suatu aktifitas untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan, dengan gaya kepemimpinan yang ramah dan progresif, perusahaan dapat tetap bertahan bahkan berkembang ditengah persaingan yang ketat. Dalam hal ini maka karyawan dituntut untuk selalu bertanggung jawab dan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Pemesanan produk oleh pelanggan akan dikirim secepat mungkin baik dalam maupun luar kota. Keramahan dan pelayanan yang baik dalam menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan merupakan filosofi manajemen, manajemen yang progresif merupakan gaya operasi 26

27 manajemen ditengah persaingan bisnis yang mengutamakan pelayanan tepat waktu, hal ini memperlihatkan adanya usaha yang baik dalam pengendalian internal perusahaan. 2). Komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika Integritas dan nilai-nilai etika merupakan hal yang selayaknya dimiliki setiap perusahaan bahkan menjadi budaya perusahaan, begitu pula di PT. BCA, karyawan harus berkelakuan jujur, karyawan diharuskan datang tepat waktu dan menggunakan seragam sebagai wujud dari integritas dalam bagian gudang dan teknisi, kecuali bagian administrasi juga akunting dan keuangan serta marketing tidak memakai seragam namun dituntut untuk selalu berpenampilan sopan dan wajar. Budaya perusahaan yang mengharuskan karyawannya jujur menunjukkan bahwa perusahaan memiliki integritas dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika, datang tepat waktu dapat menyelaraskan segala kegiatan operasional perusahaan. Penggunaan seragam dapat menunjukkan kepada khalayak integritas perusahaan tersebut sebagai suatu ciri khasnya. 3). Komitmen terhadap Kompetensi Ditengah persaingan bisnis yang semakin ketat ini.maka kompetensi karyawan di PT. BCA sangat diutamakan, terutama di bagian teknisi, dengan karyawan yang kompeten maka banyak

28 tugas-tugas lapangan diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat daripada yang telah ditentukan, tentu saja harus dengan memperhatikan hasilnya. Namun khusus bagian gudang, kompetensi karyawan sangat tidak diutamakan, hanya kepala gudang dan bagian administrasi gudang saja yang diperlukan memiliki kemampuan menggunakan komputer. Adanya keahlian khusus pada setiap karyawan merupakan aset perusahaan yang dapat menjadikan perusahaan memiliki nilai jual dalam bidang pemasangan, perawatan dan pemeliharaan. Namun sangat disayangkan apabila khusus di bagian gudang perusahaan tidak mempunyai keahlian khusus dalam cara penyimpanan dan administrasi persediaan. 4). Komite Audit dari Dewan Direksi PT. BCA tidak memiliki komite audit dari dewan direksi. Operasional perusahaan setiap hari dipantau oleh General Manager, dewan direksi hanya menerima laporan keuangan setiap bulannya. Laporan persediaan barang di cetak apabila ada permintaan dari general manager atau marketing. Menurut penulis tidak adanya komite audit dari dewan direksi, maka pengendalian internal persediaan barang dagang hanya berupa laporan saja tanpa ada pemeriksaan bersama

29 sehingga kemungkinan tidak tepatnya laporan dan adanya kecurangan dapat terjadi. 5). Struktur Organisasi Struktur organisasi PT. BCA yang sederhana secara fungsional terdiri dari bagian teknisi, bagian marketing, bagian akunting & keuangan serta bagian gudang, dengan adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab ini seharusnya pengendalian internal sudah berjalan dengan baik. PT. BCA telah memiliki struktur organisasi yang cukup baik dan secara fungsional telah tersusun dari bagian teknisi, bagian marketing, bagian akunting dan keuangan, serta bagian gudang. 6). Metode Penetapan otoritas dan Tanggung Jawab Struktur organisasi PT. BCA digunakan untuk mengembangkan pembagian tugas dan otoritas sesuai dengan bagian-bagiannya. Dengan adanya pembagian tugas dan otoritas, maka general manager PT. BCA dapat melihat apakah karyawannya telah melaksanakan tugasnya sesuai bagiannya. Penetapan otoritas dan tanggung jawab dalam pengendalian persediaan di PT. BCA belum cukup memadai karena tidak

30 adanya pembatasan karyawan yang dapat menerima dan mengambil barang dari gudang, walaupun otoritas pengeluaran barang ada pada kepala gudang dan kepala gudang bertanggung jawab atas persediaan barang dagang tersebut. Dengan tidak adanya pembatasan pekerjaan karyawan atau deskripsi pekerjaan menunjukkan pengendalian internal tidak berjalan dengan baik. Saling melempar tanggung jawab dapat terjadi atau malah ada pekerjaan yang semua orang merasa bukan pekerjaan atau tanggung jawabnya. 7). Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia PT. BCA melaksanakan perekrutan karyawan dengan cara memasang iklan lowongan di koran yang dilakukan oleh pemilik sekaligus direktur, percobaan karyawan baru, memberikan kompensasi bagi karyawan yang rajin, perlindungan kesehatan bagi karyawan dan keluarganya juga jaminan hari tua dari Jamsostek, perusahaan memberhentikan karyawan apabila terdapat karyawan yang melakukan perbuatan yang kurang terpuji. Kebijakan ini diambil untuk membantu perusahaan agar lebih efisien dan tetap terjaga integritasnya. Kebijakan dan perekrutan karyawan yang dilakukan PT. BCA telah diterapkan dengan cukup baik, hal ini sangat penting karena perekrutan karyawan adalah unsur yang penting dalam

31 melaksanakan pengendalian internal perusahaan. Karyawan yang kompeten, adanya kompensasi bagi karyawan yang rajin, serta perlindungan kesehatan bagi karyawan dan keluarganya membuat karyawan lebih memiliki kejujuran dan loyalitas terhadap perusahaan. b. Penaksiran Risiko terhadap Barang Dagang Penaksiran risiko terhadap barang dagang yang mengakibatkan kerugian perusahaan biasanya diakibatkan oleh selisih penghitungan fisik barang dengan catatan akuntansi yang diketahui setelah adanya kegiatan stock opname, selisih barang tersebut biasanya tidak banyak kemungkinan karena kesalahan penghitungan atau karena kelalaian kelebihan pengiriman barang. PT.BCA juga menilai risiko hilangnya barang yang dikirim sebagai contoh ke pelanggan, namun apabila perusahaan tidak mendapatkan tender atau order pembelian dari pelanggan tersebut, maka contoh barang ditarik kembali, dan dalam penarikan tersebut biasanya ada beberapa contoh barang yang tidak ada, namun adakalanya contoh tersebut tidak dapat ditagih dan dianggap sebagai biaya atau kerugian bagi perusahaan.

32 Barang-barang yang rusak dapat dikembalikan dan diganti oleh pemasok kecuali misalnya cylinder yang macet atau rusak, itupun jarang terjadi. Risiko-risiko terhadap persediaan barang dagang yang ada di PT. BCA cukup dipahami oleh manajemen, namun belum ada keputusan yang tetap atau ketentuan menjadi tanggung jawab siapa apabila persediaan barang dagang ada yang hilang atau barang contoh yang tidak kembali saat di ambil kembali dari pelanggan. c. Aktifitas Pengendalian Persediaan Barang Dagang Aktifitas pengendalian yang ditetapkan PT. BCA adalah berbagai kebijakan yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil untuk mengatasi berbagai masalah dan kegiatan perusahaan, dengan aktifitas terkait sebagai berikut: 1). Desain dokumen yang baik dan bernomor urut tercetak. Dokumen-dokumen yang digunakan PT. BCA mulai dari pembelian, pengeluaran kas, penjualan sampai penerimaan kas berdesain khusus, memiliki tempat untuk tanda tangan bagi yang berwenang mengotorisasi, bernomor urut tercetak, kecuali untuk blanko order pembelian, pengeluaran kas/bank, penomoran masih manual.

33 Sebagai wujud pertanggungjawaban penggunaan dokumen, penggunaan dokumen berdesain yang baik dan bernomor urut tercetak sudah sangat baik namun belum semua blanko menggunakan nomor urut tercetak. 2). Pemisahan fungsi. Transaksi pembelian di PT. BCA dibentuk oleh fungsifungsi sebagai berikut: a). Fungsi gudang: fungsi gudang bertanggung jawab membuat laporan penerimaan barang dan memberikan informasi jumlah persediaan barang dagang yang tinggal sedikit. b). Fungsi Pembelian: karena tidak ada fungsi khusus pembelian maka fungsi penjualan membuat order pembelian secara manual sesuai order pesanan dari pembeli, serta melakukan pembelian secara langsung kepada pemasok. c). Fungsi Akuntansi: dalam transaksi pembelian, bagian akuntansi melakukan input order pembelian kedalam komputer yang terprogram program akuntansi. Apabila barang diterima, akunting akan menginput barang masuk tersebut berdasarkan laporan penerimaan barang dari bagian gudang dan mencatat pengakuan utang. Apabila faktur pembelian telah diterima, maka bagian

34 akunting akan menyiapkan bukti pengeluaran bank untuk proses pembayaran pada pemasok. Pemisahan fungsi dalam sistem pembelian PT. BCA masih terdapat perangkapan pekerjaan yaitu fungsi penjualan merangkap fungsi pembelian, hal ini belum memenuhi adanya unsur pengendalian internal yang baik. Namun adanya perangkapan fungsi tersebut tidak mengakibatkan terjadinya fraud atau kecurangan. Sedangkan transaksi penjualan pada PT. BCA dibentuk oleh fungsi-fungsi sebagai berikut: a). Fungsi penjualan: Fungsi penjualan bertanggung jawab mencari pesanan dari pelanggan dan meminta bagian administrasi untuk membuat order penjualan, surat jalan dan kwitansi b). Fungsi gudang: menyediakan barang yang diperlukan sesuai dengan order penjualan dan surat jalan yang dibuat oleh fungsi administrasi. Dan mengatur pengiriman kepada pelanggan. c). Fungsi akuntansi: bertanggung jawab untuk mencatat transaksi penjualan melalui komputer program. d). Fungsi penagihan: bertanggung jawab untuk menagih piutang saat jatuh tempo pada pelanggan. Dan pada akhir bulan membuat rekap laporan piutang yang belum tertagih. Fungsi-fungsi dalam sistem penjualan PT. BCA telah dibagi dengan baik kecuali untuk bagian administrasi yang

35 merangkap bagian pembuatan surat jalan yang seharusnya dibuat oleh bagian administrasi gudang, maka hal ini dapat mengakibatkan adanya pembuatan surat jalan namun barangnya secara fisik tidak ada. 3). Otoritas transaksi yang memadai. Otorisasi dalam transaksi pembelian dan penjualan pada PT. BCA diatur sebagai berikut: a). Setiap order pembelian yang dibuat baik oleh general manager langsung maupun marketing seharusnya terlebih dahulu diotorisasi oleh direktur, namun karena perusahaan tempat beroperasi tidak berkantor sama dengan direktur dan apabila order pembelian sangat diperlukan dengan cepat, maka order pembelian tersebut biasanya dikirimkan via fax langsung atau di email ke pemasok tanpa otorisasi dari direktur, dan pengotorisasian dilakukan kemudian. Bahkan ada pembelian yang tidak menggunakan order pembelian sama sekali, namun pemesanan dilakukan melalui telepon atau email yang tidak di cetak. Namun tidak ada kebijakan secara tertulis bahwa pembelian dapat dilakukan langsung tanpa menggunakan order pembelian bahkan tanpa otorisasi terlebih dahulu, berapapun nilai order pembelian

36 tersebut. Hal ini dapat menimbulkan risiko kecurangan, tanpa adanya otorisasi, sulit mendeteksi adanya kecurangan yang dilakukan karyawan, misal fraud yang dilakukan oeleh fungsi pembelian dengan bagian kasit. Namun kecil kemungkinan hal tersebut terjadi, karena apabila terdapat pembelian kredit, sebelum pembayaran dilakukan, akunting akan mengecek terlebih dahulu, apakah sudah menerima barang yang dibeli tersebut atau belum. b). Penerimaan barang contoh atau spareparts barang dalam jumlah yang sedikit, apabila di kirim ke kantor dapat diterima oleh siapa saja, tidak ada bagian khusus yang menerima barang. Hal ini menyulitkan bagian administrasi dan bagian akunting karena tidak adanya pelaporan penerimaan barang, padahal bagian marketing sudah meminta agar barang tersebut segera dikirim ke pelanggan. c). Order penjualan dan kwitansi diotorisasi oleh general manajer atau oleh kepala bagian akuntansi apabila general manajer sedang tidak ditempat. d). Surat jalan yang sudah dibuat oleh bagian administrasi diotorisasi oleh kepala gudang untuk pengeluaran barang dan perintah pengirimannya.

37 4). Mengamankan harta dan catatan perusahaan. Penerimaan barang dan mutasi pengeluaran barang dicatat oleh staf administrasi gudang. Begitu pula dengan bagian akunting mencatat setiap transaksi pembelian dan hutang, penerimaan barang, pengeluaran barang, transaksi penjualan tunai dan kredit ke buku piutang ke dalam komputer. Untuk bagian akunting dan keuangan, jaringan komputer program akuntansinya sudah diberi akses database untuk masing-masing pengguna sesuai tanggungjawabnya. Setiap karyawan atau staf di bagian gudang diperbolehkan keluar masuk gudang dalam kepentingan menaruh barang yang baru saja dibeli dan mengambil barang atas perintah kepala gudang. Tidak ada pembatasan karyawan tertentu yang diberi tugas khusus untuk masuk ke dalam gudang. Tidak adanya pembatasan karyawan yang diperbolehkan masuk ke dalam gudang dapat memberikan peluang kehilangan barang dan kecurangan yang dilakukan karyawan. 5). Menciptakan adanya pengecekan independen atas pekerjaan karyawan lain. General manajer PT. BCA menginginkan adanya pengendalian internal yang baik atas persediaan barang dagang dengan adanya pencocokan antara pemegang catatan dan fisik

38 barang dagang, namun karena banyaknya jenis dan jumlah barang dan belum adanya waktu yang tepat, maka bagian akunting dan bagian gudang belum melaksanakan opname besar secara akurat. Hal ini dapat menimbulkan tindakan kecurangan yang sangat tinggi dengan adanya kelemahan atas tidak pernah dilakukannya pencocokan dengan catatan. d. Informasi dan Komunikasi Dengan terpisahnya letak kantor dengan gudang PT. BCA, maka informasi dan komunikasi yang akurat sangat diperlukan oleh PT. BCA. Pengendalian terhadap barang dagang terkait dengan sistem penjualan dan penerimaan kas serta sistem pembelian dan pengeluaran kas. Berikut akan diuraikan system informasi dan komunikasi yang terkait dengan sistem-sistem tersebut: 1). Sistem informasi dan komunikasi penjualan dan penerimaan kas Penjualan dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. Fungsifungsi yang terkait dalam penjualan dan penerimaan kas adalah: fungsi marketing, fungsi administrasi, akunting, fungsi gudang dan fungsi keuangan. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam penjualan dan penerimaan kas adalah sebagai berikut:

39 a). Sales Order, yaitu permohonan pengeluaran barang dagang sesuai pesanan pelanggan. b). Surat Jalan merupakan perintah pengiriman yang berisi perincian barang, tanggal pengiriman, alamat pengiriman dan tanda tangan otorisasi dan bukti tanda terima barang. c). Kwitansi, adalah bukti tanda terima pembayaran tunai, namun apabila penjualan secara kredit, maka kwitansi tersebut ditukar dengan tanda terima kwitansi untuk bukti penagihan pembayaran. d). Bukti Penerimaan Piutang, adalah bukti suatu penjualan telah diterima pembayarannya dengan lampiran copy kwitansi dan bukti setoran bank. 2). Sistem informasi dan komunikasi pembelian dan pengeluaran kas a). Purchase Order, yaitu formulir pembelian barang dagang yang dikirim via fax atau dikirim via email ke pemasok. b). Laporan Penerimaan Barang, merupakan laporan yang dibuat oleh bagian administrasi gudang untuk melaporkan barang-barang apa saja yang diterima.

40 c). Kartu Stok, formulir ini digunakan oleh bagian administrasi gudang untuk mencatat mutasi masuk dan keluarnya persediaan barang dagang secara manual. d). Bukti Pengeluaran Kas/Bank, adalah bukti pembayaran hutang kepada pemasok atas tagihan yang diterima atau pembayaran secara tunai saat barang diterima yang dilampiri invoice atau faktur pembelian dari pemasok, ditandatangani penerima pembayaran atau dilampiri bukti transfer bank. e. Pemantauan Persediaan Barang Dagang Pemantauan atas persediaan barang dagang dilakukan oleh manajemen PT.BCA dengan cara melihat banyaknya permintaan akan jenis barang tertentu, sehingga apabila barang tertentu tersebut banyak diminati, maka perusahaan akan membeli dan menyimpan barang tersebut sebagai stok atau persediaan yang tidak terbatas jumlahnya. Pemantauan ini dinilai cukup efektif bagi pengendalian internal persediaan di PT. BCA 2. Prosedur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang Prosedur pembelian dan penjualan baik tunai maupun kredit serta perhitungan fisik persediaan barang dagang pada PT. BCA akan dijelaskan sebagai berikut:

41 a. Pembelian Tunai ataupun Kredit 1). Dalam pembelian tunai biasanya marketing akan meminta salah seorang pesuruh kantor untuk membeli barang yang diperlukan tanpa membuat order pembelian dan meminta pembayarannya kepada bagian keuangan, apabila jumlahnya diatas 2 (dua) juta rupiah, maka diperlukan persetujuan dari general manager guna diketahui tujuan pembelian tersebut terlebih dahulu. Namun apabila jumlahnya kurang dari 2 (dua) juta rupiah, maka dapat dibayarkan langsung tanpa persetujuan terlebih dahulu. Namun biasanya general manajer sudah mengetahui untuk keperluan apa barang tersebut dibeli. 2). Pembelian secara kredit, dilakukan karena jumlahnya cukup besar atau memang karena sudah berlangganan dan pembayarannya dapat dilunasi 1 bulan kemudian. Marketing membeli barang karena barang tersebut ada pemesanan untuk dijual langsung ataupun untuk persediaan. Marketing akan membuat order pembelian setelah menelpon atau email untuk menanyakan harga suatu barang kepada pemasok terlebih dahulu. Setelah itu marketing akan membuat order pembelian, setelah ditandatangani, maka order pembelian tersebut akan dikirim via fax atau dikirim via email dan difotocopy satu lembar untuk bagian akunting.

42 Lembar order pembelian yang aslinya untuk arsip. Bagian gudang tidak menerima copy order pembelian, hal ini akan menyulitkan bagian penerimaan barang digudang untuk mencocokkan barang yang dipesan dengan yang diterima. Tidak ada yang diberi tugas untuk pengarsipan order pembelian dan rangkapannya. b. Penjualan Tunai ataupun Kredit 1). Dalam penjualan tunai biasanya pelanggan datang langsung ke showroom/kantor PT. BCA dengan dilayani oleh marketing untuk membeli barang sedangkan untuk penjualan kredit biasanya order penjualan diterima marketing via fax atau via email, kemudian baik penjualan secara tunai maupun kredit marketing akan meminta pada bagian administrasi untuk membuatkan sales order rangkap 3 (tiga), yaitu: lembar ke-1 untuk file administrasi, lembar ke-2 untuk akunting, lembar ke-3 untuk bagian gudang. 2). Selanjutnya bagian administrasi akan membuat surat jalan sebagai perintah pengeluaran barang dari gudang dan untuk tanda terima bahwa barangnya sudah diterima pelanggan, surat jalan ini berangkap 5: lembar ke-1 dan ke-2 akan diterima oleh pelanggan, lembar ke-3 untuk akunting, lembar ke-4 bagian gudang, dan lembar ke-5 untuk file bagian administrasi. 3). Berdasarkan surat jalan bagian administrasi akan membuat kwitansi rangkap 5 (lima), yaitu: lembar ke-1 dan ke-2 untuk pelanggan, lembar

43 ke-3 untuk bagian piutang, lembar ke-4 untuk bagian akunting, dan lembar ke-5 untuk arsip. 4). Bagian pengiriman barang menerima surat jalan yang telah ditandatangani kepala gudang beserta barang yang telah dikeluarkan dari gudang untuk dikirimkan ke pelanggan. Bagian pengiriman dapat membawa langsung kwitansi dan menukarnya dengan tanda terima kwitansi untuk penagihan namun apabila ada hari tertentu untuk tukar faktur, maka kwitansi dan surat jalan asli beserta lampiran lainnya akan ditukar dengan tanda terima kwitansi oleh collector. 5). Penerimaan penjualan tunai akan dilaporkan oleh bagian administrasi kepada bagian keuangan setiap hari dengan membuat bukti penerimaan piutang rangkap 2 (dua) dengan lampiran kopi kwitansi yaitu lembar ke-1 untuk arsip, lembar ke-2 untuk bagian akunting dan laporan penerimaan piutang yang akan ditandatangani oleh bagian administrasi sebagai penyetor dan bagian keuangan sebagai bukti penerimaan uang tunai atau giro. c. Perhitungan Fisik Persediaan Barang Dagang Perhitungan fisik persediaan barang dagang dilakukan setahun sekali dengan membandingkan catatan komputer bagian akuntansi dengan perhitungan fisik langsung. Laporan stok opname dan apabila ada permasalahan karena selisih fisik persediaan yang timbul akan

44 diserahkan kepada general manager untuk diketahui dan diambil tindakan atas selisih yang timbul tersebut. B. Pembahasan 1. Unsur-unsur Pengendalian Internal Persediaan a. Lingkungan Pengendalian Persediaan Barang Dagang Lingkungan pengendalian persediaan barang dagang PT. BCA dianalisa dan dibahas berdasarkan faktor-faktor lingkungan pengendalian perusahaan. Filosofi manajemen dan gaya operasi manajemen cukup mendukung pengendalian internal persediaan barang dagang PT. BCA dengan mengutamakan pelayanan pengiriman barang demi kepuasan pelanggan, hal ini baik bagi perkembangan perusahaan ditengah-tengah persaingan bisnis yang sangat ketat ini. Struktur organisasi perusahaan yang sederhana namun jelas dalam pembagian fungsi tugas dan tanggung jawabnya, namun masih saja terdapat perangkapan pekerjaan baik oleh fungsi penjualan yang merangkap fungsi pembelian maupun fungsi administrasi yang merangkap fungsi administrasi gudang dalam hal pembuatan surat jalan.

45 b. Penaksiran Risiko terhadap Barang Dagang Penilaian risiko terhadap penyajian persediaan barang dagang telah di pahami oleh perusahaan, namun belum ada pengendalian yang tepat untuk mengatasinya. Hal ini tentu saja merugikan perusahaan apalagi bila jumlahnya cukup material. c. Aktifitas Pengendalian Persediaan Barang Dagang Desain dokumen yang baik dan penggunaan blanko bernomor urut tercetak hanya sebagian sebagian saja dari keseluruhan blanko yang digunakan PT. BCA. Pemisahan fungsi yang diadakan di PT. BCA telah berjalan cukup baik, sekalipun ada fungsi yang tidak seharusnya, misal untuk fungsi penjualan tidak seharusnya membuat order pembelian, namun hal ini telah berjalan lama dan perusahaan meyakini tidak akan ada tindakan kecurangan dalam hal marketing membuat dan mengirimkan order pembelian. Secara komputerisasi bagian akunting melakukan menginputan mulai dari membuat order pembelian sampai input penerimaan barang, hal ini menimbulkan tidak adanya pengecekan antara order pembelian yang masih belum diterima barangnya dengan yang sudah diterima. Bagian akunting melakukan input pengakuan hutang, menyiapkan pembayaran kepada pemasok dan pelunasan hutang berdasarkan data yang telah dilunasi.

46 Pengotorisasisan dalam transaksi pembelian dan penjualan baik tunai maupun kredit sudah berjalan dengan baik, walaupun terkadang otorisasi diberikan setelah transaksi terjadi, hal ini dimungkinkan karena general manajer mempercayai kegiatan pembelian dan penjualan tersebut tidak menyimpang dari sebagaimana seharusnya. Pengotorisasian dalam penerimaan barang tidak ada karyawan khusus yang diberikan wewenang, penerimaan dapat dilakukan oleh siapa saja dan tidak dilaporkan dengan segera. Hal ini menyulitkan apabila barang yang dibutuhkan telah dikirim namun yang menerima kemungkinan tidak melaporkan penerimaan tersebut ke kepala gudang untuk dibuatkan laporan. Jadi pencatatan yang memadai mulai dari penerimaan barang, pengeluaran kas, penjualan serta penerimaan kas belum dicatat dengan baik dengan lampiran dokumen-dokumen pendukung oleh bagian-bagiannya masing-masing. Hal ini menunjukkan tidak adanya pengendalian dan pengecekan atas setiap transaksi yang terjadi. Gudang tempat penyimpanan persediaan barang dagang memang memiliki sistem keamanan sendiri dengan digemboknya gudang apabila jam kerja telah usai, namun pada saat jam kerja dan ada perintah pengambilan barang, maka atas perintah kepala setiap staf boleh masuk ke dalam gudang dan mengambil barang yang diminta, termasuk sopir yang apabila tidak ada tugas keluar mengantar barang

47 pun dapat diperintahkan untuk mengambil barang. Tidak adanya penugasan karyawan khusus yang dapat masuk gudang ini menyulitkan pembatasan tanggung jawab apalagi bila barang ada yang hilang, sulit untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab. Pembandingan kekayaan dan catatan yang akurat adalah hal yang sangat penting dalam menyajikan suatu laporan persediaan barang dagang dan merupakan pengendalian yang dapat membantu mencegah adanya kecurangan, namun PT. BCA belum dapat memberikan perhitungan fisik yang akurat, kelemahan ini merugikan perusahaan, selain memungkinkan adanya kecurangan yang dibuat oleh karyawan sendiri juga tidak efisiennya waktu yang diperlukan karena apabila ada penjualan dan memerlukan jumlah barang yang tepat, maka bagian gudang harus menghitung fisik terlebih dahulu. d. Informasi dan Komunikasi Penyusunan prosedur pembelian, pengeluaran kas dan penjualan serta penerimaan kas telah tersusun cukup jelas, sehingga informasi dan komunikasi pada PT. BCA telah cukup memadai. Hanya saja pembuatan surat jalan masih dikerjakan oleh bagian administrasi bukan oleh bagian gudang, hal ini menyebabkan adanya kesalahan pemotongan stok di komputer dengan fisik yang dikeluarkan, karena

48 belum adanya pengkodean nama-nama barang yang dapat dimengerti dan dipahami oleh semua bagian. e. Pemantauan Persediaan barang Dagang Pemantauan persediaan barang dagang belum cukup memadai untuk dapat menunjang unsur-unsur pengendalian internal yang lain, karena pemantauan yang dilakukan manajemen hanya terbatas pada persediaan yang lebih sering dan cepat mutasi keluar masuknya atau pada barang yang banyak diminati pelanggan. Evaluasi dan solusi terhadap penyimpangan atau selisih persediaan barang dagang belum ada. 3. Prosedur Pengendalian Internal Persediaan barang Dagang PT.BCA Proses pembelian tunai di PT. BCA sangat tidak mendukung pengendalian internal perusahaan, karena pembelian dapat dilakukan dengan tanpa membuat order pembelian terlebih dahulu, dan pembayaran tunainya pun dapat dimintakan pembayarannya ke bagian keuangan tanpa adanya otorisasi dari atasan terlebih dahulu. Setelah barang yang dibeli, biasanya diterima dan akan langsung dikirim ke pelanggan, sedangkan bagian akunting belum menginput data-data pembelian tersebut, sehingga menyulitkan bagian billing dan akunting dalam membuat surat jalan dan penagihan. Prosedur penjualan baik tunai maupun kredit telah dilakukan dengan baik mulai dari penawaran harga, penerimaan order penjualan

49 sampai penagihan dan penerimaan kas uang tunai atau pun giro telah dilakukan oleh masing-masing fungsi kecuali untuk prosedur pembuatan surat jalan yang masih dikerjakan oleh bagian administrasi dimana seharusnya bagian administrasi gudang yang membuatnya. Belum adanya keseragaman pengkodean barang menjadi salah satu akibat adanya selisih fisik persediaan barang dagang, perintah pengeluaran barang dagang berdasarkan surat jalan yang diterima bagian gudang dari bagian administrasi, sehingga dapat terjadi kesalahan pengeluaran barang yang dimaksud. Perhitungan persediaan fisik yang belum dapat dilaksanakan secara akurat mengakibatkan laporan keuangan yang tidak benar dan tidak dapat memberikan laporan secara akurat apabila diperlukan sehingga menyulitkan bagian marketing untuk memastikan apakah persediaan tersedia atau tidak.