Pengujian Parametrisasi Baru Potensial Woods-Saxon dengan Perhitungan Spektrum Tenaga Keadaan Dasar Inti Pb 208

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN PARAMETRISASI BARU POTENSIAL WOODS- SAXON UNTUK PERHITUNGAN SPEKTRUM TENAGA INTI Pb 208

PERHITUNGAN ARAS-ARAS TENAGA PARTIKEL TUNGGAL INTI BOLA DENGAN POTENSIAL SAXON-WOODS

PENGGUNAAN PARAMETER BARU POTENSIAL WOODS - SAXON UNTUK PERHITUNGAN SPEKTRUM TENAGA INTI 208 Pb

FENOMENA HALO BERDASARKAN MODEL RELATIVISTIC MEAN FIELD (RMF)

PROTON DRIPLINE PADA ISOTON N = 28 DALAM MODEL RELATIVISTIC MEAN FIELD (RMF)

KARAKTERISTIK SYMMETRIC NUCLEAR MATTER PADA TEMPERATUR NOL

EFEK PAIRING PADA ISOTOP Sn (N>82) DALAM TEORI BCS MENGGUNAKAN SEMBILAN TINGKAT ENERGI

Kaji Ulang Model Nilsson untuk Proton atau Neutron dengan Z, N 50

KAJIAN SWAKONSISTEN TENTANG KEMUNCULAN EFEK HALO PADA INTI BERMASSA SEDANG DENGAN MODEL SKYRME-HARTREE-FOCK


Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 16, No. 2, Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KB.2 Fisika Molekul. Hal ini berarti bahwa rapat peluang untuk menemukan kedua konfigurasi tersebut di atas adalah sama, yaitu:

SOLUSI PERSAMAAN DIRAC PADA KASUS SPIN SIMETRI UNTUK POTENSIAL SCARF TRIGONOMETRIK PLUS COULOMB LIKE TENSOR DENGAN METODE POLINOMIAL ROMANOVSKI

Efek Relativistik Pada Hamburan K + n

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon

Pendahuluan. Setelah mempelajari bab 1 ini, mahasiswa diharapkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SOLUSI PERSAMAAN DIRAC UNTUK POTENSIAL SCARF II TRIGONOMETRI TERDEFORMASI-Q PLUS TENSOR TIPE COULOMB DENGAN MENGGUNAKAN METODE NIKIFOROV UVAROV

PERHITUNGAN TAMPANG LINTANG DIFERENSIAL HAMBURAN ELASTIK ELEKTRON-ARGON PADA 10,4 EV DENGAN ANALISIS GELOMBANG PARSIAL

SIFAT-SIFAT INTI. PERTEMUAN KEEMPt

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Fisika Atom & Inti

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari interaksi di antara penyusun inti tersebut. Penyusun inti meliputi

BAB 2 STRUKTUR ATOM PERKEMBANGAN TEORI ATOM

Verifikasi Perhitungan Partial Wave untuk Hamburan!! n

ANALISIS ENERGI, FUNGSI GELOMBANG, DAN INFORMASI SHANNON ENTROPI PARTIKEL BERSPIN-NOL UNTUK POTENSIAL PӦSCHL-TELLER TRIGONOMETRI DAN KRATZER

SOLUSI PERSAMAAN DIRAC DENGAN PSEUDOSPIN SIMETRI UNTUK POTENSIAL ROSEN MORSE PLUS COULOMB LIKE TENSOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE POLYNOMIAL ROMANOVSKI

PENYELESAIAN PERSAMAAN SCHRODINGER TIGA DIMENSI UNTUK POTENSIAL NON-SENTRAL ECKART DAN MANNING- ROSEN MENGGUNAKAN METODE ITERASI ASIMTOTIK

Schrodinger s Wave Function

Persamaan Dirac, Potensial Scarf Hiperbolik, Pseudospin symetri, Coulomb like tensor, metode Polynomial Romanovski PENDAHULUAN

Disusun Oleh : DYAH AYU DIANAWATI M SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains

STRUKTUR ATOM. Perkembangan Teori Atom

ANALISIS SPEKTRUM ENERGI DAN FUNGSI GELOMBANG

BAB II PROSES-PROSES PELURUHAN RADIOAKTIF

Alpiana Hidayatulloh Dosen Tetap pada Fakultas Teknik UNTB

Teori Fungsonal Densitas dan Penerapannya pada Struktur Atom

DAFTAR SIMBOL. : permeabilitas magnetik. : suseptibilitas magnetik. : kecepatan cahaya dalam ruang hampa (m/s) : kecepatan cahaya dalam medium (m/s)

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIRAC UNTUK POTENSIAL ROSEN MORSE HIPERBOLIK DENGAN COULOMB LIKE TENSOR UNTUK SPIN SIMETRI MENGGUNAKAN METODE HIPERGEOMETRI

Wacana, Salatiga, Jawa Tengah. Salatiga, Jawa Tengah Abstrak

EFEK MESON σ PADA PERSAMAAN KEADAAN BINTANG NEUTRON

Jurnal MIPA 39 (1)(2016): Jurnal MIPA.

Apa yang dimaksud dengan atom? Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur

Simulasi Struktur Energi Elektronik Atom, Molekul, dan Nanomaterial dengan Metode Ikatan Terkuat

ENERGETIKA KESTABILAN INTI. Sulistyani, M.Si.

LAPORAN PENELITIAN KAJIAN KOMPUTASI KUANTISASI SEMIKLASIK VIBRASI MOLEKULER SISTEM DIBAWAH PENGARUH POTENSIAL LENNARD-JONES (POTENSIAL 12-6)

BAB I INTI ATOM 1. STRUKTUR ATOM

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIRAC PADA KASUS SPIN SIMETRI DAN PSEUDOSPIN SIMETRI DENGAN POTENSIAL SCARF II TRIGONOMETRI PLUS

2. Deskripsi Statistik Sistem Partikel

ENERGI TOTAL KEADAAN EKSITASI ATOM LITIUM DENGAN METODE VARIASI

ANALISIS ENERGI DAN FUNGSI GELOMBANG RELATIVISTIK PADA KASUS SPIN SIMETRI DAN PSEUDOSPIN SIMETRI UNTUK POTENSIAL ECKART DAN POTENSIAL MANNING

ANALISIS ENERGI RELATIVISTIK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. penelaahan gejala dan sifat berbagai sistem mikroskopik. Perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI PERKULIAHAN. Gambar 1. Potensial tangga

OPTIMASI PARAMETER POTENSIAL NUKLIR BAGI REAKSI FUSI ANTAR INTI-INTI BERAT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

model atom mekanika kuantum

Chap 7a Aplikasi Distribusi. Fermi Dirac (part-1)

= (2) Persamaan (2) adalah persamaan diferensial orde dua dengan akar-akar bilangan kompleks yang berlainan, solusinya adalah () =sin+cos (3)

ENERGI TOTAL KEADAAN DASAR ATOM BERILIUM DENGAN TEORI GANGGUAN

ANALISIS FUNGSI GELOMBANG DAN ENERGI PERSAMAAN DIRAC UNTUK POTENSIAL NON SENTRAL MENGGUNAKAN POLINOMIAL ROMANOVSKI

Teori Atom Mekanika Klasik

SIFAT GELOMBANG PARTIKEL DAN PRINSIP KETIDAKPASTIAN. 39. Elektron, proton, dan elektron mempunyai sifat gelombang yang bisa

Disusun oleh: BETA NUR PRATIWI M SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains

Inti Atom dan Penyusunnya. Sulistyani, M.Si.

PENGOPTIMUMAN MATRIKS POTENSIAL INTERAKSI PASANGAN PADA ISOTOP Sn MENGGUNAKAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION MIKO SAPUTRA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISA FUNGSI ENERGI DAN FUNGSI GELOMBANG DARI POTENSIAL ECKART PLUS HULTHEN DIMENSI-D DENGAN METODE NIKIFOROV UVAROV

BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD.

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

PROBABILITAS PARTIKEL DALAM KOTAK TIGA DIMENSI PADA BILANGAN KUANTUM n 5. Indah Kharismawati, Bambang Supriadi, Rif ati Dina Handayani

Pendahuluan Fisika Inti. Oleh: Lailatul Nuraini, S.Pd, M.Pd

PENGEMBANGAN AWAL KODE KOMPUTER METODA MONTE CARLO: SIMULASI INTERAKSI NEUTRON PERTAMA PADA GEOMETRI SILINDER. Topan Setiadipura, Anik Purwaningsih *

PROJEK 2 PENCARIAN ENERGI TERIKAT SISTEM DI BAWAH PENGARUH POTENSIAL SUMUR BERHINGGA

Analisis Energi Osilator Harmonik Menggunakan Metode Path Integral Hypergeometry dan Operator

PENDAHULUAN FISIKA KUANTUM. Asep Sutiadi (1974)/( )

MEKANIKA KUANTUM DALAM TIGA DIMENSI

Disusun Oleh : SENDRO WAHONO M SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains

16 Mei 2017 Waktu: 120 menit

HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI

POK O O K K O - K P - OK O O K K O K MAT A ERI R FISIKA KUANTUM

BAB FISIKA ATOM. Model ini gagal karena tidak sesuai dengan hasil percobaan hamburan patikel oleh Rutherford.

Setelah Anda mempelajari KB-1 di atas, simaklah dan hafalkan beberapa hal penting di. dapat dihitung sebagai beriktut: h δl l'

Dinamika Pertukaran Partikel Pada Interaksi Nukleon-Nukleon Dalam Potensial Lokal

FISIKA MODERN. Pertemuan Ke-7. Nurun Nayiroh, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. keadaan energi (energy state) dari sebuah sistem potensial sumur berhingga. Diantara

Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 16, No. 2, Oktober 2015

Apa itu Atom? Miftachul Hadi. Applied Mathematics for Biophysics Group. Physics Research Centre, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)

Struktur atom. Bagian terkecil dari materi disebut partikel. Beberapa pendapat tentang partikel materi :

Oleh : Rahayu Dwi Harnum ( )

Jurnal MIPA 37 (2) (2014): Jurnal MIPA.

Penyusun bagian-bagian atom sangat menentukan sifat benda/materi. Untuk mengetahui bagaimana atom bergabung sehingga dapat mengubah bahan sesuai

PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII

Penentuan Spektrum Energi dan Fungsi Gelombang Potensial Morse dengan Koreksi Sentrifugal Menggunakan Metode SWKB dan Operator SUSY

PENGARUH PAIRING PADA ISOTOP Sn MENGGUNAKAN PEMODELAN SEMBILAN TINGKAT ENERGI ALPI MAHISHA NUGRAHA

Transkripsi:

17 ISSN 3-79 ol. No. 1, Oktober 13 Pengujian Parametrisasi Baru Potensial Perhitungan Spektrum Tenaga Keadaan Dasar Inti Pb 8 (Test of a Newly Parametrized Potential by Calculation of the Ground State Energy Spectrum of Pb 8 ) Raden Oktova Program Magister Pendidikan Fisika, Program Pascasarjana, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta Kampus II, Jl. Pramuka 4 Lt. 3, Yogyakarta 55161 ABSTRAK Telah dihitung tingkat-tingkat tenaga partikel-tunggal (single-particle) dan lubang-tunggal (single-hole) untuk inti Pb 8 menggunakan model potensial berbasis parametrisasi baru algoritma Numerov dalam ruang koordinat. Dibandingkan parametrisasi lama, parametrisasi baru potensial berhasil meningkatkan ketelitian deviasi rerata akar kuadrat tenaga terhitung terhadap nilai eksperimental untuk keadaan partikel-tunggal, namun tidak berhasil untuk keadaan lubang-tunggal. Kata kunci: tingkat tenaga partikel-tunggal, tingkat tenaga lubang-tunggal, potensial, algoritma Numerov ABSTRACT Single-particle and single-hole energy levels in the nucleus Pb 8 are calculated using a new parametrization of the potential in coordinate space and the Numerov algorithm. The application of the new parameter set proves to be capable of improving the accuracy of the calculation compared to a previous parameter set as measured from the energy standard deviation (relative to the experimental values) only for single-particle levels, but it fails for single-hole levels. Key words: single-particle energy levels, single-hole energy levels, potential, Numerov algorithm PENDAHULUAN Deskripsi masalah banyak-benda inti atom suatu potensial rata-rata efektif atau potensial partikeltunggal, suatu pendekatan yang dikenal sebagai model kulit, merupakan suatu terobosan besar dalam fisika inti. Dalam model kulit, dinamika sebuah nukleon ditentukan oleh medan rata-rata yang diakibatkan oleh semua nukleon lain dalam inti, dan pemilihan himpunan keadaan dasar partikel-tunggal yang tepat merupakan kunci ketelitian. Data inti seperti bilangan-bilangan ajaib, jari-jari inti, tenaga ikat inti, kelimpahan inti di alam dan berbagai besaran dalam reaksi inti memperkuat gambaran model medan rata-rata yang sangat sederhana ini (Ring & Schuck, : 36 5). Dalam sejarah fisika inti, potensial partikel-tunggal osilator harmonik koreksi spin-orbit merupakan model potensial partikel-tunggal pertama yang berhasil meramalkan urutan orbital dan bilangan ajaib, dan untuk mendeskripsikan inti secara teliti, parameterparameter osilator dipilih kebergantungan tertentu pada nomor massa inti, dan rumus yang banyak dipakai adalah ђw = 41A 1/3 Me, yang * Alamat korespondensi e-mail: R.Oktova@uad.ac.id

18 Sains & Mat, ol. No. 1 Oktober 13: 17 1 diperoleh membandingkan jari-jari rerata akar kuadrat massa osilator data eksperimental. Suatu pendekatan yang lebih realistik adalah menggunakan potensial partikel-tunggal, yang hingga kini masih banyak digunakan dalam berbagai bidang kajian fisika inti (Schwierz et al., 7). Dalam pendekatan ini, persamaan Schrödinger dapat diselesaikan dalam bentuk analitis eigenfungsi keadaan dasar partikel-tunggal, namun di sisi lain gaya-gaya sisa partikel-partikel menjadi besar, walaupun ada juga perhitungan-perhitungan cukup mutakhir model ini yang berhasil mendiagonalisasi Hamiltonian banyak-benda termasuk gaya sisa partikel-partikel secara tepat (Brown, 1). Kajian fisika inti saat ini telah mencapai daerah inti jauh di luar daerah kestabilan di mana daerah kontinu (continuum) spektrum medan partikel-tunggal menjadi penting, dan untuk itu potensial partikel-tunggal Woods- Saxon masih banyak digunakan, setidaknya sebagai potensial awal coba-coba dalam suatu perhitungan swakonsisten, misalnya untuk mendeskripsikan distribusi nukleon dalam teras inti halo (Baghwat et al., ; Rotival & Duguet, 9). Baru-baru ini juga dilaporkan perhitungan distribusi inti potensial Wood-Saxon dan pengaruhnya terhadap medan magnetik dalam tumbukan ion berat relativistik (Mo et al., 13), dan dalam kajian lain tentang sistem sedikitbenda (few-body system) digunakan potensial Wood- Saxon vektor terdeformasi untuk mencari penyelesaian persamaan DKP (Hamzavi & Ikhdair, 1). Dalam penggunaannya saat ini, penyelesaian persamaan gelombang potensial tidak lagi dilakukan secara analitis namun dapat dihasilkan daerah kontinu spektrum, dan kehadiran komputer canggih saat ini memungkinkan penyelesaian numeris menjadi jauh lebih mudah; selain itu bentuk potensialnya realistik karena menyerupai distribusi kerapatan inti. Sejumlah parametrisasi potensial telah dilakukan orang, tujuan yang berbeda-beda dan berlaku untuk daerah massa inti yang berbeda-beda pula. Parametrisasi baru juga didorong munculnya data-data baru tingkat-tingkat tenaga partikel-tunggal inti-inti bola (Bernardos et al., 1993; López-Quelle et al., ). Didorong oleh kenyataan bahwa potensial Woods- Saxon masih banyak digunakan dalam kajian fisika inti terkini dan tersedianya data-data baru tingkattingkat tenaga partikel-tunggal untuk inti-inti bola, penulis dalam kajian kecil sebelumnya telah mengkaji ketelitian penggunaan potensial untuk menghitung tingkat-tingkat tenaga partikel-tunggal nukleon inti-inti bola, yaitu O 16, Ca 4, Ca 48 (Oktova, 7), dan Pb 8 (Oktova, 1), menggunakan parametrisasi Shlomo dan Bertsch (Bertsch, 1991). Dalam perkembangan terkini, Schwierz et al. (7) telah mendapatkan himpunan parameter baru untuk potensial yang diyakini merupakan himpunan parameter global, dan memenuhi prinsip-prinsip simetri kekekalan isospin dalam gaya inti serta kinematika dua-benda. Dalam parametrisasi baru ini digunakan himpunan tingkat tenaga partikel-tunggal (single-particle states) dan lubang-tunggal (single-hole states) di sekitar inti-inti ajaib-rangkap O 16, Ca 4, Ca 48, Ni 56, Sn 1, Sn 13 dan Pb 8 sebagai data acuan eksperimental untuk melakukan pencocokan kuadrat terkecil. Makalah ini menyajikan hasil perhitungan menggunakan himpunan parameter baru potensial tersebut untuk menghitung spektrum tenaga partikel-tunggal dan lubang-tunggal inti bola, dan inti ajaib-rangkap Pb 8 diambil sebagai contoh mengingat data eksperimental lengkap spektrum tenaga partikel-tunggal dan lubang-tunggal yang cukup mutakhir tersedia sebagai pembanding (Schmorak, 1984; Martin, 1991). Selain dibandingkan data eksperimental, untuk perbandingan digunakan hasil perhitungan swakonsisten Fayans et al. (1994) fungsional kerapatan-tenaga yang sejauh ini tampaknya merupakan salah satu perhitungan paling teliti untuk spektrum tenaga inti keadaan dasar Pb 8. Mengingat bahwa potensial adalah suatu potensial satu-benda sederhana, dari parameter baru yang dikaji tentu saja tidak diharapkan suatu tingkat ketelitian tinggi seperti yang diharapkan dari perhitungan swakonsisten yang canggih, namun dari kajian ini setidaknya dapat diperoleh gambaran ada-tidaknya peningkatan ketelitian dibandingkan perhitungan parameter lama. Sebenarnya dalam parametrisasi barunya, Schwierz et al. (7) mendeskripsikan potensial pendekatan yang sedikit berbeda, namun bentuk akhir potensial sama yang disajikan penulis dalam kajian-kajian sebelumnya (Oktova, 7; Oktova, 1) dan secara lengkap dapat disajikan dalam tiga suku, yakni potensial sentral berupa fungsi Fermi ( SW ) koreksi kopling spin-orbit ( s ) dan potensial Coulomb ( c ), = SW + s + c, (1) SW = r R a, 1 + e () T ( A Z 1) C = C ( r), r R a A(1 + e ) s (3) ( r Rs ) / as e = f so. ( r Rs ) / as asrs (1 + e ) (4) Dalam potensial Coulomb persamaan (3), Zke r 1,5,5, r < R R ( ) = c R c C r Zke, r R, r (5)

Oktova: Pengujian Parametrisasi Baru Potensial 19 dan k konstanta gaya statik Coulomb. Dalam suku spinorbit persamaan (4), f bila < j = -( + 1) bila j, l bilangan kuantum momentum sudut orbital dan j bilangan kuantum momentum sudut total. Berdasarkan parametrisasi Shlomo dan Bertsch (Bertsch, 1991) yang digunakan penulis dalam kajian sebelumnya, nilai-nilai parameter dalam persamaan (-4) adalah A Z 1 = 53 +T Me, A R = R s = 1,5 (A 1) 1/3 fm, (6) (7.a) (7.b) a = a s =,65 fm, T = Me, dan so = 15,5 Me. Jadi parameter jari-jari dan kekaburan (diffuseness) sumur tidak dibedakan, R = R s dan a = a s. Dalam parametrisasi baru, nilai-nilai parameter adalah A Z 1 = 5,6 + T Me, (8.a) A R = 1,6A 1/3 fm, R s = 1,16A 1/3 fm, (8.b) (8.c) a = a s =,66 fm, dan so = -4,1 Me. Adapun T = Me, sama parameter sebelumnya. Terdapat koreksi pusat massa inti dalam parametrisasi baru sehingga digunakan massa tereduksi sistem inti mm m =, (9) m + M m massa nukleon, dan M massa sisa inti dianggap M = (A 1) sma. Dalam kajian ini, massa tereduksi dihampiri massa nukleon. Dalam koordinat bola, persamaan Schrödinger untuk potensial (1) dapat ditulis + ( r, θ, φ) = EΨ( r, θ, ϕ). m Ψ (1) Tingkat-tingkat tenaga partikel-tunggal nukleon adalah eigen nilai tenaga, E pada persamaan (1). Dengan metode pemisahan variabel, dimisalkan Ψ(r,θ,f) = R(r)Θ(θ)(f) (11) dan substitusi U = Rr, maka persamaan bagian radial menjadi d U ( + 1) + m dr + mr U = EU (1) atau d U = F(r,U), (13) dr m ( + 1) F( r, U ) = ( E) + U, r (14) artinya diferensial kedua U terhadap r hanya bergantung pada variabel bebas r dan U yang dicari serta tidak mengandung du/dr, sehingga persamaan diferensial dapat diselesaikan algoritma Numerov. Penyelesaian secara numeris persamaan (14) algoritma Numerov dapat dilakukan hampiran (Thijssen, 1999) m r ( + 1) U + E + U U mr I + 1 I I 1 (15) Dr adalah lebar langkah antara dua titik kisi berurutan. Jika dianggap r sangat kecil dibandingkan seluruh jangkauan r, maka berlaku hampiran U(r) = r l+1, (16) demikian untuk lebar langkah Dr =,1 misalnya, nilai U pada dua titik pertama dapat dihampiri U 1,1 l+1, U, l+1. (17) METODE PENELITIAN Berdasarkan metode Numerov (persamaan 15 17), tingkat-tingkat tenaga partikel-tunggal, E dapat dihitung langkah-langkah sebagai berikut (Oktova, 1). 1. Dibaca nilai bilangan kuantum l untuk keadaan partikel-tunggal tertentu. Urutan keadaan-keadaan dalam kulit nukleon tertentu dapat dihitung berdasarkan urutan pada osilator isotrop seperti ditunjukkan pada Tabel 1, N = n + l adalah bilangan kuantum utama osilator (,1,,3,...), dan n bilangan kuantum radial osilator adalah cacah simpul eigen fungsi U dan dibaca dari data masukan.. Dengan nilai tebakan awal E = (E min + E maks )/, dihitung nilai eigen fungsi U pada semua titik kisi menggunakan persamaan (15). 3. Diperiksa apakah cacah simpul eigen fungsi U sesuai n yang diperoleh dari pembacaan data masukan pada langkah pertama. Jika cacah simpul eigen fungsi U lebih besar dari n, maka ditetapkan batas baru E maks = E, dan kembali ke langkah. Jika cacah simpul eigen fungsi U lebih

Sains & Mat, ol. No. 1 Oktober 13: 17 1 kecil dari atau sama n, maka ditetapkan batas baru E min = E, dan kembali ke langkah. Loop langkah dan 3 dilakukan hingga 5 kali. 4. Mengulangi langkah 1 dan seterusnya sampai semua keadaan masukan terbaca dan diproses. Untuk membantu perhitungan numerik, dibuat sebuah program perhitungan dalam bahasa Windows Compaq isual Fortran Professional Edition 6.5. yang diberi nama SW mengembangkan subrutin STATIC, yaitu subrutin perhitungan tingkat-tingkat tenaga partikel-tunggal dan eigen fungsi dari potensial yang merupakan bagian dari program RPA3 (Bertsch, 1991). Masukan program adalah nomor atom dan nomor massa inti, serta orbital-orbital partikeltunggal dan lubang-tunggal osilator harmonik isotrop (Oktova et al., 1997) berdasarkan urutan seperti pada Tabel 1. Parameter-parameter kisi yang digunakan sama seperti pada kajian sebelumnya, yaitu cacah titik kisi sama 5, dan lebar langkah Dr =,5 fm. Untuk tebakan awal eigen nilai tenaga digunakan batas atas nol dan batas bawah 5 Me. Perhitungan tingkat tenaga partikel-tunggal dan lubang-tunggal potensial parametrisasi lama oleh Shlomo dan Bertsch (Bertsch, 1991) merujuk pada himpunan parameter persamaan (7), sedangkan parametrisasi baru merujuk pada himpunan parameter persamaan (8). lubang-tunggal. Sebagai perbandingan digunakan hasil perhitungan swakonsisten Fayans et al. (1994) yang sejauh ini tampaknya merupakan perhitungan paling teliti untuk spektrum tenaga inti Pb 8, deviasi rerata akar kuadrat tenaga terhitung terhadap nilai eksperimental sebesar,58 Me untuk neutron dan,86 Me untuk proton. Hasil perhitungan potensial parametrisasi lama memberikan tenaga yang umumnya lebih tinggi dari nilai eksperimental, sedangkan hasil perhitungan potensial parametrisasi baru memberikan tenaga yang tersebar di sekitar nilai eksperimental, jadi dapat disimpulkan bahwa perhitungan parametrisasi baru berhasil menghilangkan kecenderungan penyimpangan sistematik yang terdapat pada parametrisasi lama. Tabel 4 menyajikan deviasi rerata akar kuadrat tenaga partikel-tunggal dan lubang-tunggal hasil perhitungan terhadap nilai eksperimental, dan terlihat jelas bahwa hasil perhitungan Fayans et al. jauh lebih teliti dari hasil perhitungan menggunakan potensial, baik parametrisasi lama maupun HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan tingkat-tingkat tenaga partikeltunggal dan lubang-tunggal dalam inti Pb 8 potensial disajikan pada Tabel untuk neutron dan Tabel 3 untuk proton, dan untuk mudahnya hanya disajikan nilai mutlak tenaga (yang sebenarnya bernilai negatif). Skema tingkat-tingkat tenaga disajikan dalam Gambar 1 dan. Tingkat-tingkat tenaga lubang-tunggal disajikan huruf tebal dan data eksperimental disajikan tanda bintang. Pada Gambar 1 dan batas antara tingkat-tingkat tenaga partikel-tunggal dan lubang-tunggal ditunjukkan oleh bilangan ajaib 16 untuk neutron dan 8 untuk proton. Nilai eksperimental diambil dari (Martin, 1991) untuk partikel-tunggal, dan dari (Schmorak, 1984) untuk Tabel 1. Orbital-orbital partikel-tunggal dan lubangtunggal osilator harmonik isotrop N E N /ђw Orbital nl Notasi 3/ 1s 1 5/ 1 1p 7/ 1, s,1d 3 9/ 1 1, 3 p, 1f 4 11/,1, 4 3s, d, 1g 5 13/ 1, 1 3, 5 3p,f, 1h 6 15/ 3,,1 4, 6 4s,3d, g, 1i 7 17/ 3 1, 3,1 5, 7 4p,3f,h,1j Gambar 1. Spektrum tenaga partikel-tunggal dan lubangtunggal neutron dalam inti Pb 8 Tabel. Hasil perhitungan tingkat-tingkat tenaga partikel-tunggal dan lubang-tunggal neutron, dinyatakan E dalam satuan Me Eksp. 1h 9/ 1,34 13,95 8,83 1,85 f 7/ 1,959 13,13 11,56 9,7 1i 13/ 9,178 11,18 11,77 9,1 f 5/ 8,54 1,79 7,56 7,95 3p 3/ 8,54 1,85 8,9 8,8 3p 1/ 7,679 9,91 7,49 7,38 g 9/ 4,16 6, 4,84 3,93 * 1i 11/,83 5,68,33 3,15 * 1j 15/ 1,965 4,4 5,7,5 * 3d 5/,14 3,69,5,37 * 4s 1/ 1,45,57 1,7 1,89 * g 7/ 1,79,8,4 1,43 * 3d 3/,98,,35 1,39 *

Oktova: Pengujian Parametrisasi Baru Potensial 1 baru. Hal ini berlaku untuk semua tingkat tenaga yang ditinjau (partikel neutron, lubang neutron, partikel proton, lubang proton, dan gabungan tingkat partikel/ lubang). Dibandingkan parametrisasi lama, parametrisasi baru potensial berhasil meningkatkan ketelitian untuk tingkat-tingkat tenaga partikel untuk neutron dan proton, namun tidak berhasil meningkatkan ketelitian untuk tingkat-tingkat tenaga lubang (Tabel 4). SIMPULAN Dibandingkan parametrisasi lama yang dikaji di sini, parametrisasi baru potensial berhasil meningkatkan ketelitian deviasi rerata akar kuadrat tenaga terhadap eksperimen untuk keadaan partikeltunggal saja, namun tidak berhasil meningkatkan ketelitian untuk keadaan lubang-tunggal. Untuk kajian selanjutnya dapat diperhitungkan adanya koreksi pusat massa untuk penggunaan di daerah kontinu. Tabel 3. Hasil perhitungan tingkat-tingkat tenaga partikel-tunggal dan lubang-tunggal proton, dinyatakan E dalam satuan Me Eksp. 1g 7/ 11,8 1,17 1,35 11,5 d 5/ 9,84 7,89 11,7 9,71 1h 11/ 8,787 6,75 1,65 9,38 d 3/ 8,47 6,44 8,6 8,39 3s 1/ 7,691 5,68 8,83 8,3 1h 9/ 3,799,65 3,1 3,77* f 7/ 3,144 1,1 5,58,86* 1i 13/,5, 7,18,16* f 5/ 1,5,,8,96* 3p 3/,35,,99,66* Gambar. Spektrum tenaga partikel-tunggal dan lubangtunggal proton dalam inti Pb 8 Tabel 4. Deviasi rerata akar kuadrat tenaga hasil perhitungan terhadap nilai eksperimental dalam satuan Me n partikel,47 1,9 1,97 p partikel,34 1,46 1,3 n lubang,393 1,168 1,4 p lubang,165 1,3 1,993 n (partikel+lubang),58,3 1,657 p (partikel+lubang),86 1,789,343 DAFTAR PUSTAKA Baghwat A, Gambhir YK & Patil SH,. Nuclear Densities in the Neutron-Halo Region. Eur. Phys. J., A8(4): 511 5. Bernardos P, Fomenko N, an Giai N, López-Quelle M, Marcos S, Niembro R, & Savushkin L N, 1993. Relativistic Hartree-Fock Approximation in a Nonlinear Model for Nuclear Matter and Finite Nuclei. Phys. Rev. C48: 665 67. Bertsch G, 1991. The Random Phase Aproximation for collective excitations. pp 75-87 in Langanke K, Maruhn JA & Koonin SE (eds). Computational Nuclear Physics 1: Nuclear Structure, Chapter 4, New York: Springer erlag. Brown BA, 1. Neutron Radii in Nuclei and the Neutron Equation of State. Prog. Part. Nucl. Phys. 47: 517. Fayans S A,Trykov E L, Zawischa D, 1994. Influence of effective spin-orbit interaction on the collective states of nuclei. Nucl Phys. A568: 53 543. Hamzavi M & Ikhdair SM, 1. Any J-state Solution of the DKP Equation for a ector Deformed Potential, Few- Body Systems 53 (3-4): 461-471. López-Quelle M, an Giai N, Marcos S, & Savushkin L,. Spin-Orbit Splitting in Non-Relativistic and Relativistic Self- Consistent Models. Phys. Rev. C 61: 6431. Martin MJ, 1991. Nucl. Data Sheeets for A=9, Nucl. Data Sheeets 63: 73. Mo YJ, Feng SQ & Shi YF, 13. Effect of the Wood-Saxon nuclear distribution on the chiral magnetic field in Relativistic Heavy- Ion Collisions. Phys. Rev. C88: 491. Oktova R, 1, Perhitungan Aras-Aras Tenaga Partikel-Tunggal Inti Pb 8 Potensial. Prosiding Seminar Nasional Sains & Pendidikan Sains, FSM UKSW Salatiga, 1 Juni 1, p. 34. Oktova R, 7. Perhitungan aras-aras tenaga partikel-tunggal inti bola dalam ruang koordinat, Jurnal Forum MIPA 5(1): 1. Oktova R, Muslim & Prayoto, 1997. Application of the Best Oscillator Parameter Set to the Calculation of Moments of Inertia of Even-Even Nuclei. Proceedings Indonesian Students Scientific Meeting 1997, Wiesbaden, Germany, p. 49. Ring P & Schuck P,. The Nuclear Many-Body Problem. Berlin: Springer. Rotival & Duguet T, 9. New analysis method of the halo phenomenon in finite many-fermion systems. First applications to medium-mass atomic nuclei, Phys. Rev. C 79: 5438. Schmorak MR, 1984. Nucl. Data Sheeets for A=7, Nucl. Data Sheeets 43: 383. Schwierz N, Wiedenhöver I & olya A, 7. Parameterization of the Potential for Shell-Model Calculations, arxiv:79.355 [nucl-th] 1 Sept. 7. Thijssen JM, 1999. Computational Physics. Cambridge University Press.